• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI. 10 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. LANDASAN TEORI. 10 Universitas Kristen Petra"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANDASAN TEORI

2.1. Perencanaan Keuangan (Financial Planning) 2.1.1. Definisi Financial Planning

Financial planning bertujuan untuk membantu mencapai tujuan klien dengan mengelola asset yang dimilikinya. Berikut adalah beberapa definisi financial planning dari beberapa buku personal finance:

“Financial Planning is the process of managing your money to achieve personal economic satisfaction.” (Kapoor,Dlabay, & Hughes, 2004, p. 4) “Financial Planning is the careful preparation and coordination of plans

necessary to prepare for future financial needs and goals.” (Bertisch,1994, p.

15)

Financial Planning merupakan tindakan untuk memegang kendali atas hal-hal yang menyangkut kebutuhan dan penggunaan uang, tujuannya adalah hidup yang bebas dari masalah keuangan, bukan hidup yang dikendalikan atau oleh uang. (Hartopo, 2004, p.1)

2.1.2. Jenis - Jenis Personal Financial Goal

Kapoor, Dlabay, & Hughes (2004) mengatakan pada umumnya ada dua faktor yang mempengaruhi financial goals seseorang. Yang pertama adalah jangka waktu pencapaiannya (timing of goals), kemudian yang kedua adalah tipe kebutuhan yang menggerakkan goals.

a. Timing of Goals

1. Short term goals yaitu tujuan yang ingin dicapai di tahun depan atau kurang dari 1 tahun. Misalnya liburan, melunasi cicilan hutang.

2. Intermediate goals yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu 2 – 5 tahun ke depan. Contoh: biaya pendidikan anak, biaya DP (down payment) untuk pembelian rumah baru.

3. Long term goals yaitu tujuan yang jangka waktu pencapaiannya lebih dari 5 tahun. Misalnya: biaya pensiun. Long term goals harus dikoordinasikan dengan short term dan intermediate goals, karena pencapaian short term

(2)

dan intermediate goals merupakan basic untuk mencapai long term goals.

Misalnya down payment rumah (intermediate goals) yang merupakan fondasi untuk long term goals, yaitu memiliki rumah baru.

b. Goals for Different Financial Needs

1. Consumable-product goals, terjadi secara berkala (sering) meliputi barang yang dikonsumsi dalam jangka pendek (cepat habis). Misalnya: makanan, pakaian, dan hiburan. Jika pembelian produk-produk ini tidak dilakukan dengan bijaksana, maka akan memberikan efek negatif bagi kondisi keuangan seseorang.

2. Durable-product goals, yaitu pembelian yang jarang dilakukan. Misalnya:

produk-produk mahal, mobil, dan peralatan olah raga. Ini merupakan barang-barang yang tangible, namun ada juga intangible purchase goals, yaitu goals yang berhubungan dengan personal relationships, kesehatan, pendidikan, dan kesenangan. Perencanaan tujuan-tujuan ini sangat penting untuk kesejahteraan hidup seseorang.

2.1.3. Komponen Personal Financial Planning

Ada 8 komponen (gambar 2.1) dalam personal financial planning yang harus dikoordinasikan dalam menyusun perencanaan dan membuat keputusan yang bijaksana untuk menghasilkan kondisi keuangan yang sukses, yaitu:

1. Obtaining. Mendapatkan sumber-sumber financial dari pekerjaan, investasi, atau usaha.

2. Planning. Perencanaan pengeluaran melalui budgeting adalah kunci untuk mencapai tujuan dan financial dimasa depan.

3. Saving. Financial security jangka panjang dimulai dengan perencanaan saving secara regular untuk dana darurat, tagihan tak terduga, biaya cadangan, dan pembelian barang-barang tertentu yang sifatnya darurat atau tak terduga.

4. Borrowing. Memantain kontrol terhadap penggunaan kartu kredit agar tidak over limit.

5. Spending. Mengontrol pengeluaran agar jangan terlalu boros khususnya pengeluaran yang bersifat konsumtif, apalagi jika melebihi jumlah pendapatan.

(3)

6. Managing Risk. Memilih produk asuransi yang tepat sesuai dengan kebutuhan untuk memberikan proteksi terhadap diri Anda.

7. Investing. Memilih produk investasi dengan mempertimbangkan tipe investor Anda, tujuan yang ingin dicapai, kinerja perusahaan reksadana, return serta resikonya.

8. Retirement and Estate Planning. Perencanaan pensiun juga meliputi financial security, tempat tinggal, hiburan, dan mungkin pekerjaan volunteer, serta perencanaan atas usaha atau property Anda untuk mengurangi beban pajaknya.

Gambar 2.1. Components of Personal Financial Planning

Sumber : Jack R. Kapoor, Les R. Dlabay, & Robert J. Hughes, Personal Finance, (McGraw Hill, 2004), p. 22

Part 1 Planning Your Personal Finance

Part 2

Managing Your Personal Finance Part 4

Insuring Your Resources Part 5 Investing Your Financial Resources

Part 3 Making Your Purchasing Decisions

Part 6

Controlling Your Financial Future

Obtaining

Investing

Managing Risk

Spending Borrowing

Saving Planning Retirement &

Estate planning

(4)

2.2. Balance Sheet Statement (Laporan Neraca) 2.2.1. Definisi Personal Balance Sheet

Dalam buku Personal Finance karangan Keown (2004) mendefinisikan

“Personal balance Sheet is a statement of your financial position on a given date.

It includes the assets you own, the debts or liabilities you have incurred, and your level of wealth, which is reffered to as net worth” (p. 30). Jadi neraca menggambarkan posisi keuangan pada waktu tertentu yang menunjukkan total asset dan liability yang dimiliki seseorang serta tingkat kekayaan seseorang.

2.2.2. Elemen Personal Balance Sheet 1) Aktiva (Asset)

“Assets are items that are owned and are measured by their fair market value.” (Winger & Frasca, 1986, p. 71). Jadi asset adalah semua yang anda miliki yang nilainya dicatat berdasarkan harga wajarnya saat ini, bukan harga perolehannya. Asset dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Liquid Assets

“A liquid asset is cash or any other asset that can be converted to cash with minimum amount of inconvenience and with no loss in market value.” (Winger &

Frasca, 1986, p. 71). Jadi liquid asset adalah asset yang berbentuk tunai, atau asset lain yang dapat ditukar menjadi kas dengan resiko yang minimum dan tidak menimbulkan kerugian akibat harga pasar. Liquid assets dilaporkan dalam neraca berdasarkan tingkat likuiditasnya, yaitu:

Kas Tabungan Deposito

Piutang Jangka Pendek Reksadana Pasar Uang b. Life-Style Assets

“Life-Style Assets, things that help us achieve the quality of life we want”

(Winger & Frasca, 1986, p. 71). Jadi asset ini menunjukkan tingkat kualitas hidup seseorang. Kebanyakan keluarga memiliki jenis asset ini dengan persentase terbesar dari total asset keseluruhannya. Yang termasuk life-style assets adalah:

(5)

Rumah tinggal Rumah untuk liburan Furniture

Kendaraan Perhiasan

Peralatan Olah Raga Barang koleksi c. Investment assets

“Investment assets are purchased for purpose of providing additional income or increasing your net worth over time.” (Winger & Frasca, 1986, p. 74).

Jadi investment asset bertujuan mendapatkan penghasilan tambahan atau meningkatkan net worth. Yang termasuk investment assets adalah:

Saham Obligasi Reksadana

Nilai tunai asuransi Logam berharga Asuransi Unit Link

Property untuk investasi

(Rumah dikontrakkan, ruko, dll) Jamsostek / Dana Pensiun

2) Kewajiban (Liabilities)

“Liabilities are amounts owed to others but do not include items not yet due.” (Kapoor, Dlabay, & Hughes, 2004, p.75). Jadi liabilities adalah kewajiban kepada pihak lain yang terjadi akibat transaksi masa lalu.

a. Hutang Lancar (Current Liabilities)

“A Current Liabilities are any debts that must be paid within one year.”

(Winger & Frasca, 1986, p. 75). Jadi yang termasuk dalam jenis hutang ini hanya hutang yang pelunasannya berjangka kurang dari setahun. Jenis-jenis hutang lancar:

Hutang kartu kredit Hutang pajak

b. Hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilites)

“Long term liabilities are debts that are not required to be paid in full until more than a year from now.” (Kapoor, Dlabay, Hughes, 2004, p. 75). Biasanya long term debt merupakan kewajiban atas asset yang lebih mahal, sehingga waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Jenis-jenis hutang jangka panjang adalah:

(6)

Hutang cicilan rumah (KPR, KPA) Hutang cicilan kendaraan (KPM, KKB).

Hutang lainnya (pinjaman serba guna, kredit tanda jaminan / anggunan pinjaman renovasi, dll.

3) Kekayaan Bersih (Net Worth)

“Net worth is the difference between what you own and what you owe, your assets minus your liabilities.” (Bertisch, 1994, p. 9). Net Worth memiliki peran yang sangat penting dalam mengestimasi kemampuan finansial seseorang. Net Worth dapat bertambah dengan cara meningkatkan net income atau mengurangi jumlah hutang. Sebaliknya, Net Worth dapat berkurang jika terjadi net loss atau peningkatakan hutang.

2.3. Cash Flow Statement

“Cash flow is a statement that tells you where your money has come from and where it has gone over some period of time” (Keown, 2004, p.37). Jadi cash flow statement menunjukkan berapa jumlah pendapatan dan pengeluaran Anda selama periode tertentu. Dalam cash flow statement, ada 3 proses penting, yaitu mencatat pendapatan, mencatat pengeluaran, dan menghitung net cash flow.

Namun dalam pencatatan nilai pendapatan, nilai yang dicatat adalah nilai take home paynya, yaitu pendapatan yang telah dikurangi dengan pajak. Secara ideal, net cash flow haruslah positif, yang disebut Discretionary Income atau Disposable Income.

Net cash flow adalah selisih antara pendapatan dengan pengeluaran, nilainya bisa positif (surplus) atau negatif (deficit). Jika surplus, maka akan menambah net worth (digunakan untuk saving, investing, atau melunasi hutang) dan sebaliknya, jika defisit, maka akan mengurangi net worth, karena ada pengorbanan asset yang dilakukan untuk mengcover deficit tersebut, atau dengan menambah hutang (liabilities).

(7)

2.4. Pajak Penghasilan

2.4.1. Obyek Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU PPh N0 17 tahun 2000 pasal 4 ayat 1, objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak, dengan nama dan dalam bentuk apapun

2.4.2. Bukan Obyek Pajak Penghasilan

Berdasarkan UU PPh No 17 tahun 2000, yang tidak termasuk sebagai obyek PPh adalah (berikut ini adalah hanya beberapa yang bukan obyek PPh 21 sehubungan dengan orang pribadi):

a. 1). Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan penerima zakat yang berhak.

2). Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial, atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Men Keu

sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

b. Warisan yang belum terbagi c. Natura atau kenikmatan

d. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi, sehubungan dengan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan beasiswa

2.4.3. PPh Final

Berdasarkan UU PPh No 17 tahun 2000 pasal 4 (2), PPh Final dikenakan atas penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan, penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan, dan penghasilan tertentu lainnya.

(8)

2.4.4. PTKP

Penghasilan Tidak Kena Pajak merupakan pengurang PKP sebelum dikalikan tarif pajaknya: untuk diri sendiri: Rp 13.200.000, tambahan wajib pajak kawin: Rp 1.200.000, tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami: Rp 13.200.000, dan tambahan untuk setiap anggota keluarga (maksimal 3 orang): Rp 1.200.000 per orang

2.4.5. Tarif Pajak Umum wajib pajak orang pribadi (PPh pasal 17):

Tabel 2.1 tarif PPh Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (dalam Rupiah) Tarif PPh

Sampai dengan 25.000.000 5%

25.000.000 – 50.000.000 10%

50.000.000 – 100.000.000 15%

100.000.000 – 200.000.000 25%

Di atas 200.000.000 35%

2.4.6. Jenis PPh Orang Pribadi Yang Dapat Dikreditkan 1. PPh pasal 21

PPh pasal 21 dikenakan atas penghasilan baik dari pekerjaan atau usaha dan penghasilan jenis lainnya yang diterima oleh orang pribadi.

2. PPh pasal 22

PPh pasal 22 dikenakan terhadap pembayaran atas penyerahan barang yang dilakukan oleh bendaharawan pemerintah, kegiatan di bidang impor yang dilakukan wajib pajak atau kegiatan usaha di bidang lain.

3. PPh pasal 23

PPh pasal 23 dikenakan atas penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, atau perwalian perusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak dalam negeri atau BUT.

4. PPh pasal 24

Yaitu pajak atas penghasilan orang pribadi yang berasal dari luar negeri.

(9)

5. PPh pasal 25

Yaitu angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut SPT pajak penghasilan tahun lalu setelah dikurangi kredit pajak, kemudian dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

2.5. Investasi

Dalam bukunya Personal Finance, Winger & Frasca (1986) mengklasifikasikan jenis investasi menjadi 2, yaitu tangible investment dan intangible investment. Tangible investment juga disebut hard assets, adalah semua yang dapat digunakan atau dinikmati ketika kita memilikinya. Misalnya, rumah, barang antik, logam berharga, tanah, serta jenis mobil tertentu. Sedangkan Intangible investment juga disebut financial atau paper assets, adalah klaim atas tangible assets atau earning yang dihasilkan dari tangible asset. Contoh, selembar saham biasa merupakan klaim atas penerbitan atau munculnya asset perusahaan yang biasanya disebut sebagai deviden atau pembagian jenis lainnya yang diterbitkan perusahaan. Setiap investasi yang dilakukan seseorang, pasti memiliki tujuan, namun tidak semua tujuannya adalah untuk mendapatkan return, namun juga untuk mendapatkan kesenangan dalam menggunakannya, misalnya rumah tinggal, atau mengoleksi barang-barang antik.

2.5.1 Resiko

Risk is the possibility of losing some or all of your investment (Winger &

Frasca, 1986). Jadi resiko adalah kemungkinan kerugian yang terjadi dalam investasi. Ada 4 tehnik dalam memanage risk, yaitu:

1) Risk Avoidance, misalnya kita dapat menghindari kecelakaan mobil dengan tidak mengendarai mobil.

2) Risk Reduction, misalnya kita dapat mengurangi resiko kecelakaan mobil dengan menggunakan sabuk pengaman.

3) Risk Assumption berarti menanggung kerugian yang diakibatkan oleh resiko tersebut. Misalnya asuransi jiwa, karena asuransi ini tidak dapat

(10)

menghilangkan resiko, tapi hanya menyediakan dana untuk mengcover kerugian.

4) Risk Shifting, yaitu mentransfer resiko tersebut. misalnya pembayaran perusahaan asuransi atas klaim asuransi merupakan hasil dari penjualan polis asuransinya.

Untuk menentukan berapa besar resiko dari sebuah produk investasi, maka digunakan standar deviasi. Semakin besar standar deviasinya (dalam persentase), maka semakin banyak terjadi varian dalam suatu periode tertentu, sehingga semakin beresiko produk instrument tersebut. sebaliknya, jika semakin kecil standar deviasinya, berarti semakin kecil varians dalam periode tersebut, sehingga resikonya semakin kecil.

2.5.2. Return

Dalam investasi, ada 2 jenis return, yaitu Capital gain dan yield. Capital gain is the change in the value of investment, and Yield is what the investment pays (e.g.., interests or dividens) on a regular basis (Lum, 2003, p. 33).

Rumus menghitung capital gain adalah:

……….…..( 2.1) Sedangkan Yield dibayarkan secara regular dan biasanya sudah ditetapkan pada awal investasi, karena inilah yang menjadi pertimbangan investor dalam membuat keputusan investasinya. Walaupun yield tidak memberikan return yang tinggi, namun dengan adanya yield memberikan jaminan akan adanya return yang pasti akan diterima oleh investor. Rumus menghitung Yield adalah:

………….( 2.2) Namun return yang kita hitung diatas adalah Nominal Return, yaitu return sebelum inflasi. Jadi Nominal Return tidak dapat menggambarkan return yang benar-benar kita terima. Oleh karenanya, kita perlu memperhitungkan Real Returnnya, yaitu return setelah inflasi. Rumus menghitung Real Return adalah : - 1 …….….(2.3)

Sell Price – Buy Price Buy Price

= Capital Gain (Loss)

Interest or Dividend Buy Price

= Yield

(1+Nominal Rate) (1+Inflation Rate)

= Real Return

(11)

2.5.3. Jenis – Jenis Tujuan Investasi 1) Dana Darurat (Emergency Fund)

Emergency fund is the portion of asset in liquid form in case of emergency needs.” (Winger & Frasca, 1986). Contoh kebutuhan darurat adalah biaya rumah sakit, kehilangan pekerjaan, dan musibah lainnya yang tak terduga. Kriteria investasi dana darurat adalah: kemudahan akses dana tersebut, kecepatan pengambilan dana, dan keamanan atas instrument investasi tersebut. Kebutuhan dana darurat pada umumnya berkisar 3- 6 bulan dari pendapatan atau pengeluaran perbulan. Instrument investasi yang cocok untuk dana ini adalah tabungan, deposito, atau reksadana pasar uang.

2) Asuransi

“Insurance is the protection against possible financial loss” (Kapoor, Dlabay, Hughes, 2004, p. 316). Pada umumnya, ada 4 jenis asuransi yang ada di Indonesia, yaitu:

a. Life Insurance protects against financial losses resulting from death ((Garman, Eckert, & Forgue, 1985, p. 298). Untuk menentukan berapa nilai atau uang pertanggungan, maka ada 3 konsep perhitungan yang dapat digunakan, yaitu:

Human Life Value, Konsep ini didasari dengan memperhitungkan nilai kehidupan dari seseorang dimana ada orang lain yang bergantung kehidupannya dari penghasilan yang didapatkan oleh orang tersebut.

Income Based Value, memperhitungkan nilai kebutuhan bulanan dari seseorang yang bergantung terhadap penghasilan orang lain, yang apabila nilai tersebut diinvestasikan ke dalam investasi bebas / minim resiko akan memberikan besar pendapatan yang sama besar.

Survival Based Value, memperhitungkan berapa besar kewajiban yang harus dilindungi beserta berapa besar income yang harus dicover sampai survival dapat kembali bekerja secara penuh.

Jenis-Jenis Asuransi Jiwa:

Term Life Insurance, asuransi ini menawarkan perlindungan dengan jangka waktu spesifik, dan tidak memberikan pertanggungan apabila masa perlindungan berakhir atau si pemegang polis berhenti membayar premi.

(12)

Contoh: Superior term (Sequis Life Insurance), dan ProActive (Manulife Insurance)

Whole Life Insurance, asuransi ini memberikan pertanggungan seumur hidup dengan sistem pembayaran premi yang tetap (tidak bertambah sesuai dengan kenaikan usia). Jika polis tidak diperpanjang sampai si tertanggung meninggal, maka pihak asuransi akan membayar sejumlah nilai tunainya (cash value). Apabila si tertanggung masih tetap hidup sampai usia tertentu, maka ia hanya akan menerima sebesar nilai tunai, bukan nilai pertanggungan. Nilai pertanggungan akan diterima jika si tertanggung meninggal sebelum mencapai usia tersebut Contoh: Life Plan Plus (Sequis Life Insurance)

Endowment Insurance, asuransi ini memberikan benefit sebesar nilai pertanggungan ditambah dengan nilai tunainya apabila tertanggung dapat hidup sampai akhir masa kontrak atau usia tertentu. Atau sebesar nilai pertanggungan jika si tertanggung meninggal sebelum mencapai usia tersebut. Contoh: Super Fund plan (Sequis Life Ins), dan rezeki regular (PT AIG Life).

Universal Life Insurance (Unit Link), seperti halnya Whole Life Insurance, tetapi Universal Life Insurance mempunyai nilai pertanggungan tetap, dan nilai tunai yang dapat berubah sesuai dengan hasil investasi dari asuransi tersebut, yang diinvestasikan dalam account yang berbeda. Contoh : PRUlink assurance account plus (Prudential Life Insurrance), dan Privacy link regular (AIG Life).

b. Home and Property Insurance is coverage for your place or residence and its associated financial risks, such as damage to personal property and injuries to others (Kapoor, Dlabay, Hughes, 2004). Resiko yang berkaitan dengan property adalah kerusakan atau kerugian atas property Anda pribadi dan kerusakan yang Anda lakukan terhadap property pihak lain. Besarnya premi asuransi rumah ditentukan oleh faktor-faktor: lokasi rumah, jenis dan material bangunan, nilai pertanggungannya dan jenis polisnya.

c. Automobile Insurance is meant to protect you against these risks: bodily harm and property damage to others from negligent operation of the vehicle,

(13)

personal injury to you, and damage or loss of your car due to fire, theft, or collision (Winger & Frasca, 1986). Besarnya premi asuransi kendaraan dihitung dengan mempertimbangkan faktor: jumlah nilai pertanggungannya, jenis kendaraan, rating territory (apakah daerah tempat anda tinggal sering terjadi kecelakaan atau tidak), Driver Classification (jenis kelamin, umur, driving record, sudah menikah atau belum, dsb).

d. Health Insurance protects against financial losses resulting from illness, injury, and disability (Kapoor, Dlabay, & Hughes, 1986). Faktor yang mempengaruhi besarnya premi adalah faktor usia, dan jenis benefit yang diberikan.

3) Dana Pendidikan

Dana pendidikan adalah suatu dana yang dialokasikan secara terpisah, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak kita di masa yang akan datang.

Semakin hari, biaya pendidikan semakin mahal, sehingga perencanaan dana pendidikan dalam suatu keluarga juga sangat penting. Adapun jenjang pendidikan saat ini, yaitu:

Pra-sekolah

Taman kanak-kanak (TK) Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sekolah Menengah Umum (SMU) Akademi Diploma 3 (D3) Sarjana Strata 1 (S1) Sarjana Strata 2 (S2) Sarjana Strata 3 (S3)

4) Dana Pensiun

Sekarang ini, para pensiunan lebih sehat, hidup lebih lama, lebih berpendidikan, dan memiliki ekspektasi yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Oleh karena itu perencanaan dana pensiun sangat penting, bahkan semakin dini anda saving dan investasi untuk dana pensiun, semakin baik buat Anda. Dalam menentukan biaya pensiun, harus mempertimbangkan biaya hidup sekarang, pola pengeluaran saat ini, serta dimana dan bagaimana Anda hidup saat pensiun. Selain itu, perencanaan terhadap jenis pekerjaan yang akan dilakukan ketika masa pensiun juga sangat penting, apakah Anda ingin bekerja part time atau full time.

(14)

Di Indonesia ada 2 jenis dana pensiun (UU No 11 tahun 1992 tentang dana pensiun), yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK). DPPK adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti (PPIP), bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Contoh: Dana Pensiun Bank Mandiri, Dana Pensiun Aneka Tambang, Dana Pensiun PT PLN, dll. Sedangkan DPLK adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan, baik karyawan perusahaan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Contoh SIMPONI (simpanan Pensiun BNI), DPLK BRInginLife, DPLK Allianz Indonesia, dll.

5) Dana Pernikahan

Tuhan menciptakan manusia dalam bentuk laki-laki dan perempuan.

Tujuannya adalah agar manusia dapat saling melengkapi dan menghasilkan keturunan. Namun, sebelumnya, antara laki-laki dan perempuan tersebut harus memiliki ikatan hubungan yang sah, yang kita kenal dengan “pernikahan”. Sejak jaman dahulu, pernikahan selalu diadakan dalam bentuk pesta atau acara besar.

Oleh karena itu biaya yang dikeluarkan untuk acara pernikahan akan selalu meningkat dari tahun ke tahun karena adanya inflasi. Sehingga sangat diperlukan perencanaan investasi untuk dana ini sedini mungkin agar tersedia cukup dana pada saat kita membutuhkannya. Besar kecilnya dana yang harus disediakan bergantung pada keinginan klien dalam merencanakan pesta pernikahannya, apakah secara besar-besaran atau sederhana.

6) Dana Pembelian Mobil dan Liburan

Hidup dalam kota besar yang penuh dengan kesibukan dan jarak yang jauh antara satu tempat ke tempat lain, tentu saja membutuhkan alat transportasi untuk membantu kita dalam melakukan aktivitas bisnis maupun kegiatan lainnya. Jika kita ingin mendapatkan kenyamanan, privasi dan prestise, maka memiliki mobil pribadi akan menjadi tujuan financial kita.

(15)

Namun tidak hanya itu yang menjadi kebutuhan kita ketika kita hidup di kota besar yang penuh dengan keramaian, kesibukan, dan kejenuhan karena aktivitas yang begitu padat. Sehingga kita juga membutuhkan refreshing berupa perjalanan liburan ke tempat lain. Akan tetapi kita juga membutuhkan dana untuk melakukan perjalanan tersebut, bahkan cukup mahal jika tempat liburan yang dituju adalah luar negeri.

Karena keduan kebutuhan diatas termasuk dalam durable product goals, maka harganya pasti mahal dan akan terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu untuk kedua tujuan tersebut juga membutuhkan perencanaan investasi sejak dini.

2.5.4. Produk Investasi 1) Investasi Saham

Saham ada 2 yaitu Common Stock dan Preferred Stock. Saham Biasa (Common Stock)- Seperti namanya, saham ini bentuk yang paling umum diperdagangkan, setiap orang boleh memilikinya tanpa batasan. Saham biasa mewakili proporsi kepemilikan tertentu pada suatu perusahaan. Pemilik saham juga berhak atas sebagian aset dan keuntungan yang diperoleh. Selain itu setiap saham mewakili satu suara dalam voting Rapat Umum Pemegang Saham yang biasa memutuskan pembagian deviden, pemilihan jajaran direksi, komisaris dan kebijakan perusahaan lainnya. Sedangkan preferred stock tidak memiliki hak voting dan tidak diperdagangkan di bursa efek, namun memiliki return berupa deviden yang diterima setiap tahun.

2) Investasi Obligasi

Obligasi adalah instrumen (surat) utang yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan obligasi untuk membayar pemegang obligasi sejumlah nilai pinjaman beserta bunga pada saat jatuh tempo yang telah ditetapkan. Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi Korporasi dan Obligasi Negara.

3) Reksadana (Mutual Fund)

Reksadana adalah pola pengelolaan dana investasi di mana investor dapat menanamkan modal dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini

(16)

kemudian dikelola oleh manajer investasi ke dalam pasar modal, baik berupa saham, obligasi maupun pasar uang.

Jenis – Jenis Reksadana:

a. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund), yaitu reksadana yang berinvestasi pada pasar uang seperti Deposito, SBI dan obligasi jangka pendek. Biasanya tingkat pengembalian reksadana pasar uang lebih tinggi dari jasa giro tapi lebih rendah dari Deposito, akan tetapi bisa dicairkan setiap saat. Contoh : Seruni Pasar Uang dan Trim Kas

b. Reksadana Pendapatan Tetap ( Fixed Income Fund). Investasi utama reksadana ini ada pada obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan pemerintah. Seperti halnya reksadana pasar uang, jenis ini selalu memperoleh pendapatan dari pembayaran kupon (bunga), dan memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari suku bunga.

Akan tetapi nilai reksadana ini seperti halnya obligasi bisa berfluktuasi sejalan dengan perubahan bunga. Jika bunga naik harga obligasi akan turun dan sebaliknya. Contoh: Nikko Bond Nusantara, Phinisi Dana Tetap Pemerintah.

c. Reksadana Saham (Equity Fund). Jenis ini menginvestasikan danannya pada saham yang terdaftar di bursa saham. Walaupun dalam jangka pendek reksadana saham bisa berfluktuasi secara signifikan, akan tetapi dalam jangka 3-5 tahun tingkat pengembaliannya diharapkan bisa mengalahkan reksadana lainnya. Contoh: Schroder Dana Prestasi Plus, dan Fortis Ekuitas.

d. Reksadana Campuran (Balanced Fund). Reksadana ini mencampurkan saham dan obligasi, komposisi saham biasa berkisar antara 50-65%, sisanya pada obligasi. ekstra. Contoh: Schroder Dana Prestasi, Manulife Dana Campuran, dan Bahana Kombinasi Arjuna.

4) Investasi dalam Real Estate atau Property

Investasi dalam real estate, diklasifikasikan menjadi 2, yaitu Direct investment dan Indirect investment. Direct Investment, yaitu investasi dimana investor menjadi pemilik dari property tersebut. Contoh rumah tinggal, rumah untuk liburan, tanah atau rumah yang disewakan. Sedangkan Indirect investment,

(17)

investasi dimana sebuah perusahaan yang memiliki property tersebut dengan menjalankan kepentingan investor-investornya.

5) Investasi Logam Berharga, dan Barang-Barang Koleksi

Untuk investasi logam berharga, misalnya emas, berlian, perak, platinium, Palladium, dan Rhodium, sedangkan barang koleksi, misalnya koin langka, karya seni, barang-barang antik, perangko, buku langka, dan barang-barang lainnya yang menarik bagi investor dan kolektor. Namun di Indonesia, investasi pada logam berharga pada umumnya adalah emas. Harga emas dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perang, stabilitas politik, dan inflasi. Sebaliknya, jika terjadi penurunan inflasi, maka harga emas akan cenderung untuk menurun.

Tingkat suku bunga yang tinggi juga dapat menekan harga emas. Bentuk emas yang baik untuk investasi adalah emas batangan atau koin, karena kandungan emas murninya yang sangat besar yaitu 99%.

2.6. Time Value of Money (TVM)

Uang memiliki NILAI berbeda dengan berlalunya waktu, walaupun secara NOMINAL sama. Nilai 1 rupiah saat ini lebih berarti dari nilai 1 Rupiah yang akan didapat di masa yang akan datang, hal ini terjadi karena adanya inflasi.

Sehingga untuk tetap mempertahankan nilai uang Anda, maka harus diinvestasikan agar mendapatkan return atau bunga (interest).

2.6.1. Tipe suku bunga

Ada 2 tipe suku bunga yang dipakai dalam dunia keuangan, yaitu:

1. Simple Interest (suku bunga flat), ciri-cirinya:

Memberikan bunga hanya pada pokok simpanan.

Membebankan bunga hanya pada pokok pinjaman awal.

Rumusnya: FV = PV (1+ i . t) …….………....( 2.4) Keterangan: FV = nilai simpanan selama t, PV = simpanan pokok, i = suku bunga, t = lama simpanan

2. Compound Interest (suku bunga majemuk), cirri-cirinya:

Memberikan bunga pada pokok simpanan dan bunga yang tidak diambil.

Membebankan bunga pada sisa pokok pinjaman.

(18)

Apabila kita ingin menghitung Future Value, maka kita menggunakan rumus compounding, dan sebaliknya jika kita ingin mengetahui berapa Present value apabila future valuenya sudah diketahui adalah dengan menggunakan rumus discounting. Ada beberapa rumus yang digunakan dalam compounding interest ini, yaitu sebagai berikut:

a. Future Value of a single amount:

……….( 2.5) Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa nilai uang di masa depan dengan sekali simpanan.

b. Present Value of a single amount:

………..( 2.6) Rumus ini digunakan untuk menentukan berapa nilai uang hari ini atas uang yang anda terima atau bayar di masa depan.

c. Future Value of Annuity (ordinary annuity):

………( 2.7) Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa nilai uang dimasa depan atas jumlah angsuran yang sama setiap akhir periode dalam periode waktu tertentu.

d. Present Value of Annuity (ordinary annuity):

………( 2.8) Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa nilai uang saat ini atas jumlah tertentu di masa depan, dengan angsuran yang sama setiap akhir periode selama periode waktu tertentu.

e. Future Value of Annuity (annuity due):

FV = PV (1+k)n

PV = FVn X (1+k)-n FVn = jumlah uang pada masa depan tertentu

FVA = PMT

(1+k)k n – 1

PVA = PMT

1 - (1+k)

-n k

FVA = PMT

(1+k)n – 1

(19)

…………....……( 2.9) Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa nilai uang dimasa depan atas jumlah angsuran yang sama setiap awal periode dalam periode waktu tertentu.

f. Present Value of Annuity (annuity due):

………( 2.10) Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa nilai uang saat ini atas jumlah tertentu di masa depan, dengan angsuran yang sama setiap awal periode selama periode waktu tertentu.

2.7. Personal Financial Ratio

Nilai-nilai yang tercantum dalam laporan keuangan memang sangat membantu dan memberikan informasi, namun itu semua tidak dapat menginformasikan bagaimana kesehatan kondisi keuangan kita. Kita membutuhkan alat untuk membantu kita memahami jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, yaitu Rasio.

Rasio keuangan membantu dalam menganalisa data dalam laporan neraca dan cash flow dan untuk membandingkannya tujuan saat ini atau kinerja sebelumnya. Pada umumnya, tujuan dari ratio ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik bagaimana memanage sumber-sumber keuangan kita (asset).

Tabel 2.2. Personal Financial Ratio

Ratio Calculation Interpretation

Debt Ratio Liabilities / Net Worth Menunjukkan proporsi debt dalam net worth.

Current Ratio Liquid Asset / Current

Liabilities Menunjukkan kemampuan liquidity asset untuk melunasi current liabilities

Liquidity ratio Liquid asset / monthly expenses

Menunjukkan berapa lama (bulan) seseorang dapat membiayai semua pengeluarannya tanpa ada penghasilan sama sekali

Saving ratio Saving per month /

gross income Menunjukkan proporsi saving dari total

pendapatan. Sebaiknya saving ratio melebihi 10%

(1+k)

PVA = PMT

1 - (1+k)

-n

k (1+k)

(20)

Liquid Aset to

Net Worth Ratio Liquid asset / net worth

Mengindikasikan kekayaan bersih dari klien yang berbentuk kas / setara kas.

Basic Guideline: Minimal 15% dari total kekayaan bersih adalah tunai.

Solvency Ratio Net Worth / Assets Menunjukkan tingkat eksposur atau seberapa rentan klien kepada resiko kebangkrutan. Basic Gudeline: Rasio lebih besar dari 35%.

Debt to Asset

Ratio Liabilities / assets Digunakan untuk menghitung tingkat likuiditas, dan solvency atau kemampuan membayar hutang.

Basic Guideline: Ratio lebih kecil dari 50%

Debt to Service

Ratio Payment of debt per month / Income per mounth

Mengindikasikan apakah klien dapat memantain kewajiban utangnya. Basic Guideline: Rasio maksimal 35%.

Net Investment Asset to Net

Worth Ratio Aset investment / Net Worth

Menunjukkan seberapa besar proporsi asset investasi dari total kekayaan bersih. Basic Guideline: Rasio sekitar 50%, dan meningkat seiring dengan usia memasuki usia pensiun.

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa bentuk pola hubungan antara arsitektur dan struktur, Macdonald membagi pola hubungan tersebut dalam dua ekstrim, yaitu perancangan bangunan yang sama

Sehingga teori-teori ini dapat digunakan sebagai dasar pedoman untuk membuktikan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap competitive advantage melalui

Ditambah dengan penelitian yang dilakukan oleh Muksin dan Sunarti (2018) dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap Keputusan Berkunjung wisatawan di Ekowisata Mangrove

Oleh karena itu, semakin besar kepemilikan institusional dalam sebuah perusahaan maka semakin besar tujuan investor institusional ini untuk memperoleh laba

Memperhitungkan nilai kebutuhan bulanan dari seseorang yang bergantung terhadap penghasilan dari orang lain, yang apabila nilai tersebut diinvestasikan ke dalam

Sedangkan dikatakan opportunistic apabila insentif manajer dan pemegang saham yang tidak terarah memicu manajer untuk menggunakan fleksibilitas yang diberikan oleh

Yang dimaksud dengan subjek pajak bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia

Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi objek dimana stimulus yang akan dipersepsikan adalah pajak, dengan hal ini yang ingin diketahui adalah Pengaruh