• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 03/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016 1

BPS PROVINSI JAWA TIMUR

No. 03/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016

NILAI

TUKAR

PETANI

JAWA

TIMUR

BULAN

DESEMBER

2015

1. Nilai Tukar Petani Jawa Timur

Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Nilai Tukar Petani Jawa Timur pada bulan Desember 2015 turun 0,41 persen dibandingkan dengan bulan November dari 106,56 menjadi 106,13. Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih tinggi dari pada kenaikan indeks harga yang diterima petani (It). Indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen sedangkan indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,76 persen. Jika dibandingkan dengan bulan Desember 2014, perkembangan NTP Bulan Desember 2015 (year-on-year) sekaligus kumulatifnya (Januari-Desember) mengalami kenaikan sebesar 1,65 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Desember 2015 turun 0,41 persen.

 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur bulan Desember 2015 turun 0,41 persen dari 106,56 menjadi 106,13. Penurunan NTP ini disebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih tinggi dari pada kenaikan indeks harga yang diterima petani (It).

 Pada bulan Desember 2015, dua sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub sektor Hortikultura sebesar 0,55 persen dari 103,36 menjadi 103,92 dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,46 persen dari 100,32 menjadi 100,78. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP terbesar yaitu sub sektor Peternakan sebesar 1,27 persen dari 112,78 menjadi 111,35 diikuti sub sektor Perikanan sebesar 1,17 persen dari 106,38 menjadi 105,14, dan sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,49 dari 150,77 menjadi 105,26.

 Indeks harga yang diterima petani naik 0,76 persen dibanding bulan November 2015 yaitu dari 129,55 menjadi 130,53. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani pada empat sub sektor pertanian dan sisanya mengalami penurunan. Sub sektor Hortikultura mengalami kenaikan terbesar yaitu 1,65 persen, diikuti sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,53 persen, sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,81 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar 0,16 persen. Sedangkan sub sektor Peternakan mengalami penurunan indeks yang di terima petani sebesar 0,17 persen.

 Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani pada bulan Desember 2015 adalah tebu, jagung, bawang merah, buah jeruk, ikan nila, tembakau, kapuk, cabai rawit, tomat, dan lele. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah tongkol, sapi potong, petai, ikan kuniran, ikan cakalang, ikan layang, ikan swanggi, kakao, petsai/sawi, dan wortel.

 Indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen dari 121,57 pada bulan November menjadi 122,99 pada bulan Desember 2015. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) sebesar 1,54 persen, dan kenaikan indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM) sebesar 0,38 persen.

 Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani bulan Desember 2015 adalah cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, cabai merah, bawang putih, benih nila, telur ayam ras, rokok kretek filter, beras, dan bibit ayam ras pedaging. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang dibayar petani benih gurame, ikan cakalang, terung, sawi, bayam, salak, sewa lahan ladang, sawi hijau, es batu, dan bibit kedelai.

 Dari lima Provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Desember 2015, Tiga Provinsi mengalami penurunan NTP dan sisanya mengalami kenaikan. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,41 persen, diikuti Provinsi Banten sebesar 0,07 persen, dan Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,04 persen. Sedangkan Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,32 persen, dan Provinsi Jawa Barat sebesar 0,04 persen.

 Rata-rata NTP Jawa Timur tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dibanding tahun 2014 yaitu dari 104,74 menjadi 104,83. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (6,88 persen) lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (6,79 persen).

(2)

Jika dilihat perkembangan masing-masing sub sektor pada bulan Desember 2015 terhadap bulan sebelumnya, dua sub sektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan sisanya mengalami penurunan. Kenaikan NTP terbesar terjadi pada sub sektor Hortikultura sebesar 0,55 persen dari 103,36 menjadi 103,92 dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,46 persen dari 100,32 menjadi 100,78. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan NTP terbesar yaitu sub sektor Peternakan sebesar 1,27 persen dari 112,78 menjadi 111,35 diikuti sub sektor Perikanan sebesar 1,17 persen dari 106,38 menjadi 105,14, dan sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,49 dari 150,77 menjadi 105,26.

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Desember Tahun 2015 (2012=100)

Subsektor

Bulan Persentase

Des’14 Nov’15 Des’15

Des’15 thd Des’14 Nov’15 thd Des’15 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 121.19 131.33 132.40 9.25 0.81

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120.26 124.16 125.78 4.59 1.30

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 100.77 105.77 105.26 4.46 -0.49

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 123.60 126.55 128.65 4.09 1.65

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118.58 122.45 123.80 4.40 1.10

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 104.23 103.36 103.92 -0.30 0.55

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 121.46 122.62 124.50 2.50 1.53

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118.60 122.22 123.54 4.16 1.07

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 102.42 100.32 100.78 -1.60 0.46

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 126.22 132.64 132.41 4.90 -0.17

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 115.05 117.61 118.91 3.36 1.11

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 109.72 112.78 111.35 1.48 -1.27

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 127.36 133.10 133.32 4.68 0.16

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122.86 125.12 126.81 3.22 1.35

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 103.67 106.38 105.14 1.42 -1.17

Gabungan/Jawa Timur

a. Indeks yang Diterima (It) 123.35 129.55 130.53 5.82 0.76

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118.15 121.57 122.99 4.10 1.17

c. Nilai Tukar Petani (NTP-JT) 104.41 106.56 106.13 1.65 -0.41

Perkembangan NTP masing-masing sub sektor bulan Desember 2015 terhadap bulan Desember 2014 ( year-on-year), tiga sub sektor mengalami kenaikan NTP yaitu sub sektor Tanaman Pangan sebesar 4,46 persen diikuti sub sektor Peternakan sebesar 1, 48 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar 1,42 persen. Sementara NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,60 persen, dan sub sektor Hortikultura sebesar 0,30 persen.

2.

Indeks Harga yang Diterima Petani

Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Pada bulan Desember 2015, Indeks harga yang diterima petani naik 0,76 persen dibanding bulan November 2015 yaitu dari 129,55 menjadi 130,53. Kenaikan indeks ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani pada empat sub sektor pertanian dan sisanya mengalami penurunan. Sub sektor Hortikultura mengalami kenaikan terbesar yaitu 1,65 persen, diikuti sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,53 persen, sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,81 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar 0,16 persen. Sedangkan sub sektor Peternakan mengalami penurunan indeks yang di terima petani sebesar 0,17 persen.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 03/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016 3

-1 1 2 3

Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Pertanian

0,81 1,65 1,53 -0,17 0,16 0,76 Grafik 1.

Perubahan Indeks Harga Diterima Petani (It) Jawa Timur Bulan November 2015 - Desember 2015 (2012 = 100)

Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani pada bulan Desember 2015 adalah tebu, jagung, bawang merah, buah jeruk, ikan nila, tembakau, kapuk, cabai rawit, tomat, dan lele. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah tongkol, sapi potong, petai, ikan kuniran, ikan cakalang, ikan layang, ikan swanggi, kakao, petsai/sawi, dan wortel.

Tabel 2.

Sepuluh Komoditas Indeks Harga Diterima Petani (It) yang Mengalami Perubahan Harga Bulan November 2015 – Desember 2015 (2012 = 100)

Komoditas yang mengalami kenaikan harga Komoditas yang mengalami penurunan harga

No. Komoditas RH (%) Andil No. Komoditas RH (%) Andil

1 Tebu 7,69 0,1273 1 Tongkol -4,34 -0,0754

2 Jagung 4,07 0,1267 2 Sapi potong -0,50 -0,0599

3 Bawang merah 7,39 0,0889 3 Petai -11,69 -0,0473

4 Buah jeruk 3,03 0,0764 4 Ikan kuniran -5,24 -0,0459

5 Ikan Nila 4,21 0,0652 5 Ikan Cakalang -6,15 -0,0383

6 Tembakau 0,81 0,0614 6 Ikan layang -2,12 -0,0318

7 Kapuk 8,08 0,0555 7 Ikan swanggi -9,14 -0,0316

8 Cabai rawit 7,96 0,0484 8 Kakao -2,57 -0,0137

9 Tomat 5,35 0,0462 9 Petsai/sawi -7,18 -0,0125

10 Lele 2,57 0,0398 10 Wortel -2,25 -0,0108

3.

Indeks Harga yang Dibayar Petani

Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu golongan konsumsi rumah tangga dan golongan biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM). Golongan konsumsi rumah tangga dibagi menjadi kelompok makanan dan kelompok non makanan. Pada bulan Desember 2015, indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 1,17 persen dibanding bulan November 2015 yaitu dari 121,57 menjadi 122,99. Kenaikan indeks ini disebabkan karena indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) mengalami kenaikan dan indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM) juga mengalami kenaikan.

Indeks harga konsumsi rumah tangga (inflasi pedesaan) bulan Desember 2015 naik sebesar 1,54 persen dari 125,88 pada bulan November 2015 menjadi 127,82, sementara Indeks harga biaya produksi dan pembentukan barang modal (BPPBM) bulan Desember 2015 naik sebesar 0,38 persen dari 114,73 menjadi 115,16.

Grafik 2.

Perubahan Indeks Dibayar Petani (Ib) Jawa Timur Bulan November 2015 - Desember 2015 (2012 = 100) 1,30 1,10 1,07 1,11 1,35 1,17 1,67 1,42 1,45 1,50 2,01 1,54 0,32 0,27 0,05 0,71 0,18 0,38 -0,2 0,3 0,8 1,3 1,8 2,3

Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Pertanian

(4)

Sepuluh komoditas utama yang menyebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani bulan Desember 2015 adalah cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, cabai merah, bawang putih, benih nila, telur ayam ras, rokok kretek filter, beras, dan bibit ayam ras pedaging. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang menghambat kenaikan indeks harga yang dibayar petani benih gurame, ikan cakalang, terung, sawi, bayam, salak, sewa lahan ladang, sawi hijau, es batu, dan bibit kedelai.

Tabel 3.

Sepuluh Komoditas Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) yang Mengalami Perubahan Harga Bulan November 2015 - Desember 2015 (2012 = 100)

Komoditas yang mengalami kenaikan harga Komoditas yang mengalami penurunan harga

No. Komoditas RH (%) Andil No. Komoditas RH (%) Andil

1 Cabai rawit 37,76 0,0854 1 Benih gurami -6,10 -0,0276 2 Bawang merah 28,13 0,0632 2 Ikan cakalang -2,51 -0,0033

3 Tomat sayur 13,67 0,0311 3 Terung -4,83 -0,0023

4 Cabai merah 32,14 0,0195 4 Sawi -4,48 -0,0022

5 Bawang putih 8,63 0,0179 5 Bayam -3,46 -0,0021

6 Benih nila 7,09 0,0151 6 Salak -2,70 -0,0018

7 Telur ayam ras 6,57 0,0142 7 Sewa lahan ladang -0,46 -0,0017 8 Rokok kretek filter 1,87 0,0135 8 Sawi hijau -4,48 -0,0017

9 Beras 0,94 0,0133 9 Es batu -0,21 -0,0016

10 Bibit ayam ras pedaging 1,29 0,0132 10 Bibit kedelai -0,50 -0,0014

4.

Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Jawa

Dari lima Provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Desember 2015, Tiga Provinsi mengalami penurunan NTP dan sisanya mengalami kenaikan. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 0,41 persen, diikuti Provinsi Banten sebesar 0,07 persen, dan Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,04 persen. Sedangkan Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,32 persen, dan Provinsi Jawa Barat sebesar 0,04 persen.

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani 5 Provinsi di Pulau Jawa Bulan November 2015 - Desember 2015 (2012 = 100)

No. Provinsi Bulan Perubahan

November 2015 Desember 2015 Nov 2015-Des 2015

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Jawa Barat 107,20 107,24 0,04 2 Jawa Tengah 102,07 102,03 -0,04 3 D.I. Yogyakarta 103,01 103,34 0,32 4 Jawa Timur 106,56 106,13 -0,41 5 Banten 107,53 107,45 -0,07

Pada bulan Desember 2015, NTP Provinsi Jawa Tengah sebesar 102,03 merupakan yang terkecil dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa. Sementara NTP Provinsi Banten sebesar 107,45 merupakan yang terbesar.

5. Rata-rata NTP Jawa Timur Tahun 2015

Rata-rata NTP Jawa Timur tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dibanding tahun 2014 yaitu dari 104,74 menjadi 104,83. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (6,88 persen) lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (6,79 persen). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai tukar produk pertanian terhadap barang konsumsi rumah tangga petani dan biaya produksi tahun 2015, secara umum masih lebih tinggi dibanding kondisi tahun 2014.

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 03/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016 5

Grafik 3

Nilai Tukar Petani Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2015 (2012=100)

Grafik 3. menunjukkan bahwa selama tahun 2015, NTP Jawa Timur secara umum lebih tinggi dibanding dengan bulan yang sama tahun 2014, kecuali untuk bulan April mengalami penurunan sebesar 1,32 persen, Mei sebesar 1,75 persen, Juni sebesar 1,20 persen, Jjuli sebesar 0,43 persen, dan Oktober ada sedikit penurunan sebesar 0,30 persen. Jika dilihat besarnya perubahan di tahun 2015, kenaikan NTP terbesar terjadi pada bulan Agustus sebesar 1,22 persen karena indeks harga yang diterima petani pada bulan yang sama mengalami kenaikan sebesar 1,70 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani hanya naik sebesar 0,47 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi pada bulan Maret sebesar 1,75 persen karena indeks yang diterima petani turun sebesar 1,11 persen sedangkan indek yang dibayar petani naik 0,65 persen.

104,84 104,67 104,07 104,19 104,32 104,29 104,32 104,58 105,30 106,08 105,88 104,41 105,23 106,18 104,32 102,82 102,50 103,05 103,87 105,14 106,42 105,76 106,56 106,13 102 103 104 105 106 107 108

2014

2015

Gambar

Grafik  3.  menunjukkan  bahwa  selama  tahun  2015,  NTP  Jawa  Timur  secara  umum  lebih  tinggi  dibanding  dengan  bulan  yang  sama  tahun  2014,  kecuali  untuk  bulan  April  mengalami  penurunan  sebesar  1,32  persen,  Mei  sebesar 1,75 persen, J

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat besarnya perubahan di tahun 2016, kenaikan NTN tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 1,85 persen karena indeks harga yang diterima nelayan pada bulan yang sama

Jika dilihat komoditasnya, lima komoditas konsumsi rumahtangga petani yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar adalah mangga yang mengalami kenaikan harga 26,19 persen, jengkol

Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,38 persen , jauh ebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani

Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan yang lebih kecil dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami

Kenaikan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang naik sebesar 1,85 persen dibandingkan laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani yang naik

Pada Bulan April 2016 NTP-R sebesar 101,54 atau mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena indeks harga yang diterima

NTN pada bulan Februari 2015 mengalami kenaikan indeks sebesar 1,48 persen yang disebabkan karena indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar

Pada bulan Mei 2016 NTP-T mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen yang disebabkan karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,13 persen lebih