• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 4 DAFTAR GAMBAR... 5 DAFTAR SINGKATAN... 6 BAB I PENDAHULUAN... 9 BAB II KEGIATAN INTERNAL..."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR... 5

DAFTAR SINGKATAN ... 6

BAB I PENDAHULUAN ... 9

BAB II KEGIATAN INTERNAL ... 10

2.1. Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang ... 10

2.1.1 Koordinasi Perencanaan ... 10

2.1.2 Selaku Anggota Pokja I BKPRN ... 12

2.1.3 Selaku Anggota Pokja III BKPRN ... 13

2.1.4 Selaku Anggota Pokja IV BKPRN ... 13

2.1.5 Pembahasan Nomenklatur Kegiatan Kementerian ATR/BPN ... 15

2.1.6 Rapat Pembahasan Hasil Kajian Penyusunan Matek Pedoman Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan ... 15

2.1.7 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah ... 15

2.2. Kegiatan Utama Subdit Pertanahan ... 15

2.2.1 Penyusunan Profil Pertanahan ... 15

2.2.2 Penyusunan Lampiran Pidato 2015 ... 15

2.2.3 Sosialisasi Peraturan Tanah Adat/Ulayat ... 15

2.2.4 Koordinasi Penyepakatan Nomenklatur Kementerian ATR/BPN ... 16

2.2.5 Pemantauan dan Evaluasi Bidang Pertanahan ... 16

2.2.6 Koordinasi Reforma Agraria ... 16

2.3. Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 16

2.3.1 Himpunan Regulasi TRP ... 16

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP ... 17

2.3.3 Buletin TRP Edisi I dan II 2015 ... 19

2.3.4 Newsletter TRP ... 19

2.3.5 Pembangunan Manajemen Pengetahuan TRP ... 19

2.3.6 Rapat Koordinasi Buletin Tata Ruang (BUTARU) ... 20

2.4. Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional ... 20

2.4.1 Kajian Singkat : Pembelajaran Implementasi UU 41/1999 dan Kaitannya dengan UU 26/2007 ... 20

(3)

2 2.4.2 Fasilitasi dan Mediasi : Integrasi Rperpres Kawasan Perbatasan dengan

RPJMN ... 20

2.4.3 Fasilitasi dan Mediasi : Konsinyasi Tingkat Eselon III ... 20

2.4.4 Fasilitasi dan Mediasi : Rakor BKPRN Tingkat Eselon I dan Eselon II ... 21

2.4.5 Penyusunan Laporan: Kegiatan BKPRN Semester 1/2015 ... 21

2.4.6 Penyusunan Laporan: Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN Semester 1/2015 ... 21

2.4.7 Monitoring dan Evaluasi BKPRN : Kawasan Perbatasan ... 21

2.4.8 Pengembangan Media Komunikasi Bidang Penataan Ruang ... 21

2.5. Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN) ... 22

2.5.1 Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform ... 22

2.5.2 Publikasi dan Sosialisasi Reforma Agraria Nasional ... 22

2.5.3 Kebijakan Sumber Daya Manusia Bidang Pertanahan... 22

2.5.4 Sertipikasi Tanah Transmigrasi... 22

2.5.5 Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif... 22

2.5.6 Program Agraria Daerah Provinsi Kalimantan Timur ... 23

2.6. Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bulan Mei 2015 ... 23

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL ... 25

3.1 Impact Evaluation Training IRSA ... 25

3.2 Big Data Workshop IRSA ... 25

3.3 Pembangunan Pembangkit 35.000 MW “Menguak Mimpi Menjadi Realita” ... 26

3.4 Pembahasan Usulan Struktur Organisasi Kedeputian Bidang Pengembangan Regional ... 26

3.5 Rapat Klarifikasi Kelembagaan BKPRN ... 27

3.6 Workshop Ekonomi Energi, Sumbedaya Alam dan Lingkungan ... 28

3.7 Peran Hidrografi dalam Mendukung Kebijakan Pemerintah Menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia ... 28

3.5 Seminar Prakarsa Strategis Tahun 2015 ... 29

3.6 Diskusi Perumusan Penyusunan SNI Pemetaan Rawa ... 30

3.7 Rapat Pembahasan Indeks Pembangunan Desa (IPD) Tahun 2014 ... 30

3.8 Rencana Pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning ... 31

3.9 Pembahasan Laporan Pendahuluan Kegiatan Penyusunan Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah (RPI2JM) Kawasan Strategis Nasional/Pulau ... 31

3.10 Pembahasan Realisasi Kegiatan/Anggaran dan Rencana Penyerapan Anggaran 201532 3.11 Review Kemajuan Laporan Monev Bidag Tata Ruang ... 32

(4)

3

3.12 Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri RPI2JM ... 33

3.13 Penyusunan Grand Design Pemnagunan Kota Baru Publik di Indonesia ... 33

3.14 Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Koordinasi Internal di Lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ... 34

3.15 Rapat Pimpinan : Perkenalan Menteri PPN/Kepala Bappenas ... 34

3.16 Konsinyasi Rakernas BKPRN 2015 ... 34

3.17 Rapat Persiapan Pelaksanaan Karnaval Khatulistiwa di Pontianak ... 35

3.18 Telaah Indikator Ketertinggalan di Daerah Tertinggal ... 35

3.19 Diskusi Media dan Publik Kebijakan Fiskal Bagi Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 35

3.20 FGD Koordinasi Strategis Perencanaan dan Penguatan Pemerintah Daerah dalam Penerapan SPM ... 36

3.21 Rapat kajian Penyusunan Skenario Pembangunan Kota Maritim Internasional dengan Pola Public-Private-People Partnership ... 36

3.22 Sosialisasi SE Menko Ekonomini S-163/07/2015 ... 37

3.23 Seminar Hari Perumahan Nasional “Sejuta Rumah untuk Rakyat” ... 38

3.24 Workshop Penyusunan Arsitektur dan Infromasi Kinerja (ADIK) Level Eselon I dan Eselon II Ditjen Tata Ruang... 38

3.25 Pengembangan Kawasan MBTK Kalimantan Timur ... 38

3.26 How To Develop Quick Policy Response ... 39

3.27 FGD Harmonisasi UU terkait Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup ... 40

3.28 Quick Share, Quick Learn ... 40

3.29 Rapat Penyempurnaan Data Pertanian ... 40

BAB IV RENCANA KEGIATAN ... 42

BAB V PENUTUP ... 48

(5)

4

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Statistik Pengunjung Situs TRP (trp.or.id) ... 17

Tabel 2. Statistik Pengunjung Portall TRP (tataruangpertanahan.com) ... 17

Tabel 3. Usulan Struktur dalam Kedeputian Pengembangan Regional ... 26

Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang ... 42

Tabel 5. Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan ... 43

Tabel 6. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi... 43

Tabel 7. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN ... 44

(6)

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Statistik Pengunjung Situs TRP (trp.go.id) ... 18 Gambar 2. Statistik Pengunjung Portal TRP (tataruangpertanahan.com) ... 18 Gambar 3. Rencana dan Realisasi Anggaran TRP Bulan Agustus 2015 ... 24

(7)

6

DAFTAR SINGKATAN

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BIG : Badan Informasi Geospasial

BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BPN : BadanPertanahanNasional

DIRJEN : Direktorat Jenderal FGD : Focus Group Discussion INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi K/L : Kementerian/Lembaga KEMHUT : Kementerian Kehutanan

KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KSN : Kawasan Strategis Nasional

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LH : Lingkungan Hidup

PERPRES : PeraturanPresiden POKJA : Kelompok Kerja PP : Peraturan Pemerintah PU : Pekerjaan Umum

PUSDATIN : Pusat Data dan Informasi RAN : Reforma Agraria Nasional RDTR : Rencana Detail Tata Ruang

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RTR : Rencana Tata Ruang

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

RZWP3K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil SCDRR : Safer Community through Disaster Risk Reduction SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia SK : Surat Keputusan

TRP : Tata Ruang dan Pertanahan ADB : Asian Development Bank AKG : Angka Kecukupan Gizi

ALKI : Alur Laut Kepulauan Indonesia

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan APIP : Aparatur Pengawa Internal Pemerintah ARG : Anggaran Responsif Gender

BANGDA : Pembangunan Daerah

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BIG : Badan Informasi Geospasial

(8)

7 BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional BLU : Badan Layanan Umum

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana BP : Badan Pengembangan

BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPHN : Badan Pembinaan Hukum Nasional BPN : Badan Pertanahan Nasional

BPS : Badan Pusat Statistik BTOR : Back to Office Report BUMN : Badan Usaha Milik Negara BUTARU : Buletin Tata Ruang CBA : Cost Benefit Analysis DAS : Daerah Aliran Sungai DIRJEN : Direktur Jenderal DISTANBEN : Dinas Tanggap Bencana DIT : Direktorat

DITJEN : Direktorat Jenderal

DJBM : Direktorat Jenderal Bina Marga DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya DJPR : Direktorat Jenderal Penataan Ruang

DPCLS : Dampak Penting dan Cakupan Luas serta Bernilai Strategis DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah EAT : Evaluasi Akhir Tahun

EKPS : Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral FIR : Flight Information Region

FGD : Focus Group Discussion

FPRLH : Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup GGGI : Global Green Growth Institute

GUP : Ganti Uang Persediaan

ICLEI : International Council for Local Environmental Initiatives IKK : Indikator Kinerja Kegiatan

IKU : Indikator Kinerja Utama IO : Input Output

INPRES : Instruksi Presiden INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi IRIO : Inter Regional Input Output IRTAMA : Inspektur Utama

JICA : Japan International Cooperation Agency K/L : Kementerian/Lembaga

KAK : Kerangka Acuan Kerja KANTAH : Kantor Pertanahan KANWIL : Kantor Wilayah

KAPET : Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KDB : Koefisien Dasar Bangunan

(9)

8 KEK : Kawasan Ekonomi Khusus

KEMHUT : Kementerian Kehutanan KEMDAGRI : Kementerian Dalam Negeri KEMENHUB : Kementerian Perhubungan KEMENKO : Kementerian Koordinator KEMEN PU : Kementerian Pekerjaan Umum KEP : Kawasan Ekonomi Potensial KH : Kesatuan Hidrologi

KKDT : Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan KLB : Koefisien Lantai Bangunan

KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KORPRI : KORPS Pegawai Republik Indonesia

KPBPB : Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas KPH : Kesatuan Pengelolaan Hutan

KPJM : Kinerja Pengeluaran Jangka Menengah

KP3EI : Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia KSN : Kawasan Strategis Nasional

KSPPN : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional KSST : Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular

KTB : Koefisien Tinggi Bangunan KWH : Koefisien Wilayah Hijau KWT : Koefisien Wilayah Terbangun KZB : Koefisien Zona Terbangun KZH : Koefisien Zona Hijau

LFA : Logical Framework Analysis

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAMPID : Lampiran Pidato Presiden

LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan LH : Lingkungan Hidup

(10)

9

BAB I

PENDAHULUAN

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1) kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun 2015. Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan. Sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor.

Pada laporan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Bulan Agustus 2015 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan tanggung jawab pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan bidang Tata Ruang dan Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN).

(11)

10

BAB II

KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan.

Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja. Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

2.1. Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang

2.1.1 Koordinasi Perencanaan

Sebagai bagian dari koordinasi perencanaan tata ruang, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam beberapa rapat, diataranya:

1. FGD dan Survei Lapangan Perancangan Kota Baru di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan

Lokasi Perancangan Kotabaru di Kabupaten Kotabaru adalah di Kecamatan Pamukan Selatan dan Pamukan Utara berupa pengembangan kota baru sebagai Kota Bisnis dan Finansial dari awal. Kondisi eksisting saat ini adalah didominasi oleh perkebunan sawit. Jajaran Pemda Kabupaten Kotabaru mendukung penuh terhadap rencana pengembangan kota baru yang telah dipaparkan. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan sinkronisasi terhadap rencana tata ruang wilayah seperti dalam hal akses dan transportasi. Selain itu, Pemda mengharapkan output berupa program jangka tahunan yang dapat digunakan sebagai guideline terhadap pengembangan kawasan secara keseluruhan. Kendala utama kawasan perencanaan adalah tidak tersedianya sumber air bersih, listrik dan akses transportasi jalur darat yang layak dan mencukupi. Selain itu, mayoritas guna lahan yang dimanfaatkan sebagai perkebunan sawit juga menjadi kendala utama bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi perkebunan yang mengarah kepada ketahanan pangan. Terdapat potensi-potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, namun belum termanfaatkan dengan baik. Selanjutnya, penyelesaian konsep perencanaan Kotabaru di Kabupaten Kotabaru berupa konsep pengembangan Kota Bisnis dan Finansial dari awal berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan hasil pengumpulan data hingga akhir November 2015.

2. FGD dan Survei Lapangan Perancangan Kota Baru di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat

FGD terkait perancangan kota baru di Kabupaten Sintang diselenggrakan pada tanggal 19 Agustus 2015 di Kantor Bappeda Kabupaten Sintang. FGD tersebut dihadiri oleh perwakilan dari KSPD Kabupaten Sintang, Ketua Sekretariat Kota Baru Bappenas, perwakilan dari Tim dan Konsultan Kota Baru Bappenas. Pemerintah daerah Kabupaten Sintang sangat mendukung terhadap rencana pengembangan Water Front City Kota Sintang yang telah dipaparkan. Pemda mengharapkan output berupa aksi nyata dalam pembangunan di Kota Sintang. Dalam pengembangan konsep Water Front

(12)

11 City ini, diperlukan sinkronisasi dengan RTRW. Penyelesaian konsep perancangan Kota Baru di Kabupaten Sintang berupa konsep pengembangan water front city berdasarkan hasil kunjungan lapangan dan hasil pengumpulan data hingga akhir Bulan November 2015.

3. FGD Regional Pembangunan Poros Maritim

FGD ini diselenggarakan pada tanggal 6 Agustus 2015 di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Sulawesi Utara bertujuan untuk menggali konsep poros maritim dan bagaimana poros maritim akan diisi. Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan pertemuan pembahasan untuk memperkaya materi tentang industri maritim, integrasi tata ruang kepulauan (darat-laut), jati diri maritim dan pengembangan budaya maritim. Untuk memperkaya materi, direncanakan akan dilaksanakan FGD Regional di Timur (Manado, sekarang) dan Barat (Banda Aceh). Diskusi selanjutnya terkait industri perikanan laut, pengelolaan offshore termasuk untuk mineral, energi laut, pemanfaatan dan penataan ruang laut untuk sarana dan prasarana. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, masih akan dilakukannya pendalaman diskusi oleh TIM SDALH, dikarenakan masih belum terumuskannya konsep pembangunan poros maritim.

4. FGD Kajian Penyiapan Rencana Investasi Kawasan Strategis di Mandalika

FGD ini diselenggarakan di Ruang Rapat Kantor Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 20 Agustus 2015, dengan tujuan untuk membahas Laporan Kajian Rencana Investasi Kawasan Strategis di Mandalika. Penyusunan rencana Investasi Kawasan Strategis di Mandalika dilakukan dalam rangka percepatan pembangunan daerah untuk mendukung perwujudan Nawacita yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019. Kawasan Strategis Mandalika dalam RTRW Provinsi NTB ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten Lombok Tengah dan juga ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), PP No. 52 Tahun 2014 tentang KEK Mandalika. Pengembangan Kawasan Strategis Mandalika akan dikelola oleh ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation). Rencana pengembangan baik di dalam maupun di luar kawasan yang sudah disusun oleh ITDC, Pemerintah Daerah, dan Dewan KEK sebaiknya disinkronisasikan dan segera menyusun kesepakatan rencana pengembangan ke depan yang akan dijalankan bersama dan dilakukan kerjasama serta komunikasi secara terbuka. Dalam hal tersebut, Bappenas juga akan melakukan kerjasama dengan Bappeda untuk mengkoordinasikan kesepakatan rencana pengembangan Kawasan mandalika.

5. Kick-Off Meeting Prakarsa Startegis Penyiapan Perundang-undangan Perkotaan Diselenggarakan di Ruang Rapat Utama II Bappenas pada tanggal 5 Agustus 2015. Rapat ini merupakan kick-off meeting prakarsa strategis penyiapan undangan perkotaan. Beberapa tantangan di dalam proses penyiapan perundang-undangan bidang perkotaan yaitu 1) urgensi penyusunan perundang-perundang-undangan bidang perkotaan masih dipertanyakan oleh berbagai pihak, 2) adanya kekhawatiran adanya tumpang tindih antara peraturan yang akan dibuat dengan peraturan yang eksisting, dan 3) tidak disarankannya pembentukan dalam bentuk UU namun dalam bentuk PP, sehingga dipertanyakan kedudukannya dengan peraturan perundang-undangan bidang perkotaan lainnya. Selanjutnya, akan dilakukan perumusan urgensi RUU Perkotaan terkait masalah apa yang hendak dijawab atau diantisipasi melalui kehadiran RUU ini. Sehingga pemetaan peraturan perundangan terkait akan lebih terarah serta akan dilakukan pendalaman saran dan kemungkinan PP 34/2009 dilebur dalam RUU Perkotaan ini, untuk menghindari tumpang tindih atau ketidakselarasan.

(13)

12 6. Percepatan Penyelesaian Proyek Infrastruktur

Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 14 Agustus 2015 di Ruang Rapat Setkab, Gedung III Lt. 2, Kantor Setkab. Pertemuan ditujukan untuk identifikasi program infrastruktur yang telah ditetapkan di dalam RPJMN dan RKP yang belum dialokasikan ruangnya di dalam RTR manapun. Masalah utama yang dihadapi adalah (1) rendahnya pelaksanaan kegiatan yang memerlukan ruang karena belum terakomodasi di dalam RTR; (2) maraknya gugatan masyarakat terhadap izin pembangunan infrastruktur yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah. Saat ini, masih perlu identifikasi program infrastruktur yang telah ditetapkan di dalam RPJMN dan RKP yang belum dialokasikan ruangnya di dalam RTR. Selanjutnya, akan diagendakan pertemuan lanjutan pada akhir Agustus 2015 dalam rangka pengecekan kemajuan sebelum Ratas. Percepatan penyelesaian proyek infrastruktur ini perlu dibahas dalam forum regional, Rakernas BKPRN dan Rapat Koordinasi BKPRD.

7. FGD Tahap I Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah

FGD ini diselenggarakan pada 20 Agustus 2015 di Hotel Grand Kemang, dengan tujuan untuk untuk 1) memperoleh informasi mengenai rencana strategis (Renstra 2015-2019) dari berbagai sektor yang terkait dalam pembangunan; 2) mengkonfirmasi arah kebijakan dan rencana strategis dan mendapatkan informasi yang lebih detail terkait muatan draft RPI2JM; dan 3) merumuskan isu strategis dalam mendukung implementasi sesuai arahan RTR KSN dan Pulau/Kepulauan terkait. Beberapa hal penting dalam penyusunan rencana terpadu dan program investasi jangka menengah yaitu: 1) Rencana terpadu dan program investasi jangka menengah harus menjadi komitmen bersama antar stakeholder terkait; 2) Harus dilakukan proses review RTRW terkait rencana pembangunan infrastruktur yang akan disepakati dan 3) Proses sinkronisasi antara rencana pembangunan infrastruktur dengan rencana tata ruang dapat memanfaatkan proses Peninjauan Kembali RTRWN untuk rencana pembangunan infrastruktur nasional dan momentum Pilkada serentak untuk rencana pembangunan infrastruktur skala daerah. Selanjutnya, akan dilakukan kegiatan Pelaksanaan koordinasi dengan Bappenas, yaitu di Kedeputian Sarana dan Prasarana yang juga menyusun Permen RPI2JM.

8. Diskusi Pemanfaatan Tata Ruang di Kawasan Perbatasan Negara di NTT dan Papua

Diskusi ini diselenggarakan pada tanggal 25 Agustus 2015 di Ruang Rapat Balitbang Kementerian Pertanahan. Rapat ini bertujuan untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan dan rencana penataan ruang bidang pertanahan di kawasan perbatasan khususnya di NTT dan Papua. Beberapa hal yang masih harus didiskusikan lebih lanjut terkait pengembangan kawasan perbatasan adalah terkait penyusunan roadmap (target, agenda, waktu, penanggung jawab dan pendanaan) dan rencana aksi yang merupakan kesepakatan dari berbagai pihak yang terkait pengembangan kawasan perbatasan baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, perlu dilakukan percepatan penyusunan RDTR kawasan perbatasan sebagai acuan pemanfaatan ruang dan alat perizinan di kawasan perbatasan.

2.1.2 Selaku Anggota Pokja I BKPRN

Selaku anggota Pokja I BKPRN, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan pada 3 (tiga) kegiatan yang diselenggarakan pada Bulan Juni 2015, yaitu:

(14)

13 1. Persetujuan Substansi Teknis RTRW Kabupaten

Dalam Rapat Koordinasi Teknis BKPRN dalam Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Mamuju Tengah yang diselenggarakan pada 11 Agustus 2015 di Hotel Falatehahan, Subdit Tata Ruang dan seluruh K/L yg hadir dalam rapat tersebut telah memberikan masukan terkait penyempurnaan Raperda Mamuju Tengah. Perbaikan dan Konsultasi pada pihak terkait akan diselesaikan oleh Pemerintah Daerah dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan.

2. Penyusunan NSPK Bidang Tata Ruang

Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan Kegiatan Kontraktual Direktorat Penataan Kawasan TA 2015 diselenggarakan pada 19 Agustus 2015 di Kementerian ATR dengan tujuan untuk membahas 6 (enam) laporan pendahuluan kajian yang dilaksanakan oleh Direktorat Penataan Kawasan Kemenetrian ATR pada tahun 2015. Keenam kegiatan tersebut yaitu 1) Kajian Pengembangan Konsep Resillient City di Indonesia, 2) Kajian Potensi Kawasan Rawan Bencana untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional, 3) Penataan Kawasan Rawan Bencana di Banjarnegara, 4) Arahan Penataan Kawasan Koridor Lintas Timur Pulau Sumatera, 5) Penataan Kawasan Rawan Bencana Pantai Selatan di Jawa Bagian Timur dan 6) Penataan Kawasan Rawan Bencana Pantai Selatan di Jawa Bagian Barat. Beberapa hal penting yang dibahas di dalam rapat yaitu terkait penjelasan lingkup kegiatan, penyeragaman dasar pemrioritasan jenis bencana yang akan dikaji, penyepakatan output per tahapan kegiatan, arahan terkait peta keluaran kajian, dan penjelasan urgensi pelaksanaan kajian-kajian tersebut terhadap penataan ruang. Selanjutnya, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan akan menyampaikan masukan secara tertulis.

2.1.3 Selaku Anggota Pokja III BKPRN

Dalam perannya sebagai anggota Pokja III BKPRN, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam Konsinyasi ke-3 Penyusunan Pedoman Penataan Ruang Berbasis Pengurangan Risiko Bencana. Saat ini, draft pedoman penataan ruang berbasis pengurangan risiko bencana telah tersusun, namun masih perlu penyempurnaan pada beberapa bab yang belum sempat dibahas. Akan dilakukan diskusi per kelompok untuk penyempurnaan bab-bab yang masih terkendala tersebut.

2.1.4 Selaku Anggota Pokja IV BKPRN

Selaku anggota dalam Pokja IV BKPRN, Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam beberapa kegiatan, yaitu:

1. Rapat Koordinasi Penerbitan Inpres Moratorium Alih Fungsi Lahan Sawah

Rapat tersebut diselenggarakan pada 12 Agustus 2015 di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian dengan tujuan untuk membahas rancangan Inpres tentang Penundaan Alih Fungsi Lahan Sawah dalam rangka implementasi UU No. 41/2009 beserta peraturan perundang-undangan yang terkait guna mencapai ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan nasional. Inpres ini dikhususkan pada Kab/Kota yang belum menetapkan perda RTRW dan perda LP2Bnya. Beberapa hal yang masih menjadi permasalahan di dalam penetapan kawasan pertanian adalah 1) ketidaksinkronan data lahan pertanian antara BPS, Kementerian Pertanian, Kementerian ATR/BPN; 2) mekanisme insentif yang menguntungkan petani; 3) penegakan sanksi dan 4) masih banyaknya kab/kota yang belum menyusun perda LP2B atau perda RTRW yang sudah

(15)

14 mengintegrasikan kawasan pertanian didalamnya. Untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut, akan dibentuk tim kecil untuk melakukan review terhadap Inpres yang akan disusun, dan akan diselenggarakan pertemuan lanjutan yang akan membahas hasil review Inpres dari masing-masing perwakilan K/L terkait.

2. Peninjauan Kembali RTRW

Dalam mendukung kegiatan tersebut, Subdit Tata Ruang telah hadir dalam Rapat Sosialisasi Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota, di Banda Aceh. Rapat ini bertujuan untuk mensosialisasikan surat Menko Perekomian pada tanggal 14 Juli 2014 tentang Peninjauan Kembali dan Revisi RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Daerah Provinsi se-Sumatera dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Aceh. Pak Menko Ekonomi juga mengamanatkan perlunya mengawal RTRW Riau agar dapat selesai dalam waktu 3 bulan. Dalam proses Timdu Provinsi Riau, usulan perubahan oleh Gubernur adalah sebesar 3,5 juta Ha, hasil rekomendasi Timdu adalah sebesar 2,7 juta Ha, dan dalam SK Menhut yang diterbitkan adalah sebesar 1,6 juta Ha. SK tersebut dirasa oleh Pemprov tidak mengakomodir banyak hal. Pemprov Riau mengharapkan agar sesuai dengan rekomendasi Timdu yaitu sebesar 2,7 juta. Menteri LHK telah menyanggupi untuk penyelesaian dalam waktu 3 bulan, dan akan membuka studio Kementerian LHK di Pekanbaru untuk penyelesaiannya. Untuk menindaklanjut kegiatan tersebut, perlu dilakukan sosialisasi terkait Surat Menko Ekonomi dengan jelas kepada seluruh provinsi, kabupaten dan kota.

3. Rapat Kesesuaian Tata Ruang Pembangunan PLTU-3 Kendari

Rapat yang bertujuan sebagai tindak lanjut dari permintaan fatwa BKPRN terkait pembangunan PLTI Kendari-3 di Sulawesi Selatan yang akan dibangun di Kabupaten Konawe Selatan, diselenggarakan pada 6 Agustus 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Permasalahan ketidaksesuaian rencana pembangunan PLTU Kendari-3 yang akan dibangun di Kab. Konawe Selatan ditindaklanjuti dengan menerbitkan surat fatwa BKPRN ke BKPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan demikian, Gubernur dapat memberikan rekomendasi untuk kemudian proses pelaksanaan AMDAL dapat dilanjutkan.

4. Percepatan Penetapan RTRW Provinsi Kepulauan Riau

Rapat yang dipimpin oleh Bapak Abdul Kamarzuki selaku Asdep Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi Kemenko Perekonimian, diselenggarakan pada 18 Agustus 2015 di Ruang Rapat Embung Fatimah, Kantor Walikota Batam. Provinsi Kepulauan Riau hingga saat ini belum dapat menetapkan Perda RTRWnya karena terkendala isu kehutanan yaitu adanya perbedaan penetapan kawasan hutan yang ada di dalam SK Menhut dengan hasil Timdu. Namun setelah ditetapkannya SK No.76/MenLHK-II/2015 proses penyusunan Ranperda Provinsi Kepulauan Riau dapat dilanjutkan dengan melakukan integrasi dan sinkronisasi baik peta maupun pola ruang yang disesuaikan dengan SK Menhut tersebut. Menurut Perpres 87/2011 tentang RTR Kawasan Batam-Bintan-Karimun harus diperbaiki karena terdapat perbedaan antara SK No.76/MenLHK-II/2015 dengan Perpres RTR BBK dan juga terdapat perbedaan antara pola ruang dan pasal batang tubuh pada Perpres itu sendiri. RTRW Provinsi Kepulauan Riau diharapkan dapat segera diperdakan sehingga dapat menjadi acuan rekomendasi kabupaten/kota dalam penetapan maupun revisi RTRWnya. Penyusunan Ranperda Provinsi Kepulauan Riau dapat dilanjutkan dengan melakukan integrasi dan

(16)

15 sinkronisasi baik peta maupun pola ruang yang disesuaikan dengan SK Menhut: SK No.76/MenLHK-II/2015.

2.1.5 Pembahasan Nomenklatur Kegiatan Kementerian ATR/BPN

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang diwakili oleh Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam Koordinasi Penetapan Nomenklatur ATR. Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menetapkan Nomenklatur STR/BPN. Namun hingga saat ini belum disepakatinya masukan untuk penetapan nomenklatur oleh ATR/BPN. Selanjutnya, akan dilakukan pengawalan untuk penetapan nomenklatur Kementerian ATR/BPN.

2.1.6 Rapat Pembahasan Hasil Kajian Penyusunan Matek Pedoman

Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan

Subdit Tata Ruang telah hadir dan memberikan masukan dalam Rapat Pembahasan Hasil Kajian Penyusunan Materi Teknis Pedoman Sinkronisasi RTR dan Rencana Pembangunan. Dalam rapat disampaikan bahwa telah disusunnya inventarisasi masukan penyempurnaan laporan hasil kajian oleh TPRK. Agar dapat menghasilkan rekomendasi perbaikan RTRW dan menjadi latar belakang mengenai pentingya upaya sinkronisasi, perlu dilakukan perumusan kondisi kualitas RTRW di tiga provinsi FGD. Selanjutnya, akan dilakukan finalisasi Laporan Akhir Matek Pedoman Sinkronisasi Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan berdasarkan masukan dari kegiatan rapat pembahasan. Draft laporan akhir Matek Pedoman akan dibahas lebih lanjut di tingkat BKPRN (Loka Karya) untuk kemudian dirumuskan menjadi pedoman sesuai dengan kaidah hukum.

2.1.7 Penyusunan Profil Tata Ruang Daerah

Dalam penyelesaian penulisan Buku Profil Tata Ruang, Subdit Tata Ruang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah melakukan konfirmasi hasil pengisian kuesioner dari daerah dan inventarisasi Hasil Pengisian Kuesioner. Hingga saat ini telah tersusun 8 Provinsi Profil Tata Ruang, namun masih belum seluruh data terkumpul dari Daerah. Subdit Tata Ruang masih akan melakukan konfirmasi Daerah untuk mengisi kuesioner yang telah dikirimkan.

2.2. Kegiatan Utama Subdit Pertanahan

2.2.1 Penyusunan Profil Pertanahan

Subdit Pertanahan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah mengumpulkan data dan informasi serta menyusun draf laporan Profil Pertanahan. Saat ini, ada 9 (senbilan) Provinsi yang mengumpulkan data dan informasi. Selanjutnya, akan dilakukan konfirmasi dengan Kanwil BPN terkait pengumpulan data dan informasi pertanahan.

2.2.2 Penyusunan Lampiran Pidato 2015

Dalam penyusunan Lampid 2015, Subdit Pertanahan telah melakukan finalisasi Naskah Lampid 2015 Bidang Pertanahan. Penyusunan perbaikan draf Lampid 2015 Bidang pertanahan. Draf perbaikan Lampid 2015 telah diserahkan kepada Subdit Infosos Dit. TRP untuk disusun menjadi Lampiran Pidato sesuai format.

2.2.3 Sosialisasi Peraturan Tanah Adat/Ulayat

Pada Bulan Agustus 2015, Subdit Pertanahan Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah memberikan masukan sebagai bahan pelaksanaan Sosialisasi Tanah Adat/Ulayat yang

(17)

16 diagendakan dapat terselenggara pada Minggu ke-3 September 2015. Persiapan terkait Seminar telah dilakukan dan diadakan rapat internal Subdit Pertanahan

2.2.4 Koordinasi Penyepakatan Nomenklatur Kementerian ATR/BPN

Setelah melakukan pembahasan dilingkup Subdit pada bulan lalu, Subdit Pertanahan menindaklanjuti dengan menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pembahasan Nomenklatur Kementerian ATR/BPN pada Minggu ke-2 September 2015. Saat ini, masih belum ada kesepakatan final karena masukan yang disampaikan oleh Bappenas masih dibahas oleh Kementerian ATR/BPN.

2.2.5 Pemantauan dan Evaluasi Bidang Pertanahan

Dalam kegiatan penyusunan laporan monev yang diagendakan pada Minggu ke-3 September 2015, Subdit Pertanahan telah melakukan persiapan dengan mengumpulkan data dan informasi untuk mendukung terselenggaranya monev bidang pertanahan, serta melakukan identifikasi isu pertanahan di daerah. Saat ini, laporan akhir monev Bidang Pertanahan masih dalam tahap penyusunan.

2.2.6 Koordinasi Reforma Agraria

Pada tanggal 12 Agustus 2015 di Ruang Rapat 203 Bappenas, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi Pembentukan Sekretariat Reforma Agraria Nasional di Kemenetrian ATR/BPN. Rapat ini merupakan salah satu koordinasi tim Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN) yang ada di Bappenas dengan tim Sekretariat Reforma Agraria Nasional yang ada di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk membahas substansi kegiatan yang ada pada masing-masing sekretariat.

Saat ini Kementerian ATR/BPN sedang menyusun tim sekretariat dengan melibatkan K/L terkait. Pelaksanaan kegiatan tim sekretariat akan dilakukan secara swadaya dan tidak melibatkan konsultan (outsourcing). Beberapa kendala yang masih dihadapi oleh tim sekretariat di BPN antara lain anggaran kegiatan baru ada karena terkait dengan SOTK dan tim koordinasi sekretariat RAN berada di Direktorat Penatagunaan Tanah, namun secara tupoksi, kegiatan tersebut merupakan kewenangan Dit.Landreform. Selanjutnya, akan dilakukan rapat koordinasi lebih lanjut untuk memastikan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik.

2.3. Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi

2.3.1 Himpunan Regulasi TRP

Dalam perannya menghimpun regulasi terkait tata ruang dan pertanahan, Subdit Infosos sudah menyiapkan produk tata ruang pertanahan dalam bentuk CD Himpunan Regulasi. CD tersebut akan didistribusikan pada setiap pertemuan koordinasi terkait tata ruang dan pertanahan. Subdit Infosos akan selalu mengupdate materi regulasi dan menerbitkan CD himpunan regulasi terbaru.

Pada Bulan Juli 2015, Subdit Infosos sedang dalam tahap finalisasi buku panduan stratkom TRP. Hingga saat ini telah tersusun draft outline Buku Panduan Stratkom TRP. Untuk tahap finalisasi buku panduan masih dalam tahap koreksi untuk perbaikan.

(18)

17

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP

Dit. TRP memiliki 4 media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu : 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id). Berita dalam situs TRP diperbaharui setiap hari; 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP.

Tabel 1. Statistik Pengunjung Situs TRP (trp.or.id) Month Unique visitors Number of visits Pages Jan-15 282 354 511 Feb-15 234 293 525 Mar-15 674 844 1.312 Apr-15 731 925 1.694 Mei-15 1.301 1.459 1.975 Juni-15 984 1.153 1.572 Juli-15 1.012 1.124 1.536 Agust-15 1.154 1.334 1.817

Tabel 2. Statistik Pengunjung Portall TRP (tataruangpertanahan.com)

Month Unique visitors Number of visits Pages Jan-15 1.848 2.195 6.332 Feb-15 1.742 2.110 6.220 Mar-15 2.430 2.864 7.752 Apr-15 2.521 2.887 7.951 Mei-15 3.000 3.340 7.528 Juni-15 3.747 4.140 8.539 Juli-15 2.993 3.246 6.519 Agust-15 3.306 3.631 6.053

(19)

18 Gambar 1. Statistik Pengunjung Situs TRP (trp.go.id)

Gambar 2. Statistik Pengunjung Portal TRP (tataruangpertanahan.com)

Berdasarkan data statistik diatas, pada Bulan Agustus 2015, jumlah pengunjung Situs TRP mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya. Pada Bulan Juli 2015, jumlah pengunjung situs TRP adalah 1.124 Pengunjung, dan pada Bulan Agustus 2015 jumlah pengunjung naik menjadi 1.334 Pengunjung. Begitu pula untuk keadaan Portal TRP mengalami kenaikan, pada Bulan Juli 2015 pengunjung sekitar 3.246 Pengunjung dan mengalami kenaikan pada Bulan Agustus 2015 menjadi 3.631 Pengunjung. Untuk menghadapi kenaikan dan penurunan yang terjadi pada situs dan portal TRP, Subdit Infosos TRP telah melakukan pengelolaan dan updating seluruh media informasi TRP dan untuk penginformasian berita di situs sudah menggunakan hyperlink ke bahan-bahan terkait.

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Unique visitors 282 234 674 731 1.301 984 1.012 1.154 Number of visits 354 293 844 925 1.459 1.153 1.124 1.334 Pages 511 525 1.312 1.694 1.975 1.572 1.536 1.817 0 500 1000 1500 2000 2500

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Unique visitors 1.848 1.742 2.430 2.521 3.000 3.747 2.993 3.306 Number of visits 2.195 2.110 2.864 2.887 3.340 4.140 3.246 3.631 Pages 6.332 6.220 7.752 7.951 7.528 8.539 6.519 6.053 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000

(20)

19

2.3.3 Buletin TRP Edisi I dan II 2015

Pada Bulan Agustus 2015, Buletin TRP Edisi I 2015 sudah dilakukan tahap pencetakan. Setelah Buletin tercetak, akan segera diterbitkan dan didistribusikan ke lingkungan internal Bappenas, perpustakaan universitas, NGO, serta stakeholder lainnya, sedangkan untuk Buletin TRP Edisi II 2015, sudah memasuki tahap pembagian tugas penulisan artikel Buletin Edisi II, dan akan segera dilakukan penyusunan kisi-kisi pertanyaan dan menghubungi narasumber.

2.3.4 Newsletter TRP

Newsletter TRP Bulan Juli 2015 saat ini sudah terbit dan dipublikasikan di media infromasi TRP, sedangkan untuk Newsletter Agustus sedang dalam tahap penyusunan kerangka Newsletter. Diagendakan pengumpulan dan penyusunan materi untuk newsletter Agustus dapat selesai akhir Agustus 2015.

2.3.5 Pembangunan Manajemen Pengetahuan TRP

Dalam memajukan Manajemen Pengetahuan Bidang TRP, Subdit Infosos akan melakukan kegiatan evaluasi Knowledge Management. Dari evaluasi yang terselenggara, sudah ditetapkannya masukan dari para PIC direktorat untuk perbaikan sistem KM. Hasil Evaluasi KM tersebut sudah masuk dalam sosialisasi KM TRP di Kedeputian Regional. Selain KM Kedeputian, Subdit Infosos juga melakukan sharing Knowledge Management dengan Bappeda Muara Enim dan Yayasan BaKTI Makasar.

1. Bappeda Muara Enim

Dalam koordinasi dengan Bappeda Muara Enim, Subdit Infosos akan menyusun jadwal untuk melakukan kunjungan TRP dengan Staf Ahli KM ke Bappeda Muara Enim. Rencana kerja Penyusunan KM Bappeda Muara Enim saat in sudah mulai didiskusikan. 2. Yayasan BaKTI Makasar

Untuk Best Practice Yayasan BaKTI Makasar, Subdit Infosos telah melakukan kunjungan ke Makasar pada 28 Agustus 2015. Tujuan kunjungan ini adalah untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara utuh mengenai Knowledge Management KM yang dilakukan oleh Yayasan BaKTI dalam pengumpulan, penyimpanan dan pendistribusian data, informasi dan program pembangunan yang selama ini telah dilakukan di wilayah Indonesia bagian Timur. Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) merupakan suatu bagian dari Kantor Pendukung Bank Dunia untuk Indonesia bagian Timur (SOfEI) yang bertugas melakukan pengumpulan dan pendistribusian informasi tentang program pembangunan dan bantuan yang tersedia untuk pembangunan kawasan timur Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, Yayasan BaKTI memaparkan kegiatan Knowledge Sharing apa saja yg mereka lakukan, diantaranya i) Forum Kepala Bappeda Provinsi. Diagendakan pertemuan Kepala Bappeda setahun 2 kali iuntuk mendiskusikan apa saja yg sudah dilaksanakan masing-masing daerah; 2) JiKTI (Jaringan Peneliiti Kawasan Timur Indonesia (Tujuan dari pertemuan penelitin dan ilmuwan ini untuk mensinkronisasikan penelitian baru; 3) Batukarinfo.com merupakan salah satu media online BaKTI. Selain itu, pada bagian opportunity ada semacam lowongan kerja bagi yang mencari tenaga profesional dari kawasan Indonesia timur, dll.

(21)

20

2.3.6 Rapat Koordinasi Buletin Tata Ruang (BUTARU)

Pada 3 Agustus 2015 di Hotel Grand Kemang, Subdit Infosos telah hadir dalam pertemuan yang membahas terkait pembaharuan keanggotaan Dewan Redaksi Butaru 2015 dan Usulan tema dan Narasumber Butaru Edisi I 2015. Butaru Tahun 2015 akan disajikan dalam 3 (tiga) edisi. Hal ini dikarenakan terkendalanya proses restrukturisasi kabinet yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan anggaran 2015 pada Kementerian ATR/BPN. Wacana perubahan kelembagaan koordinasi penataan ruang tingkat nasional akan berdampak pada struktur dewan redaksi buletin.

Dalam perubahan susunan dewan redaksi tersebut, Direktorat TRP Bappenas masih pada posisi tetap, yaitu Direktur TRP sebagai penasihat redaksi dengan 2 (dua) orang staf dari Dit. TRP sebagai Staf Redaksi (Subdit TR dan Subdit Infosos). Dari hasil rapat, disepakati Tema Buletin “Peran Tata Ruang dalam Perwujudan Nawacita”. Direktorat TRP dan Sekretariat BKPRN diminta sebagai Narasumber untuk memberikan bahan-bahan terkait dengan pengisian rubrik pada profil utama (Dit. TRP), dan rubrik wacana, agenda BKPRN, liputan kegiatan (sekretariat BKPRN). Surat permintaan sebagai narasumber akan dikirimkan oleh sekretariat redaksi dalam waktu dekat. Deadline pengiriman tulisan diharapkan dalam 1 minggu kedepan.

2.4. Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang

Nasional

2.4.1 Kajian Singkat : Pembelajaran Implementasi UU 41/1999 dan

Kaitannya dengan UU 26/2007

Dalam rangka pembelajaran Implementasi UU 41/1999 dan kaitannya dengan UU 26/2007, Sekretariat BKPRN melakukan brainstorming internal untuk penyusunan draft TOR kajian singkat terkait pembelajaran tersebut pada19 Agustus 2015. Selanjutnya, akan dilakukan pendalaman terhadap isu-isu terkait implementasi UU 41/1999 dan penyiapan TOR kegiatan FGD.

2.4.2 Fasilitasi dan Mediasi : Integrasi Rperpres Kawasan Perbatasan dengan

RPJMN

Penyampaian data peta infrastruktur di kawasan perbatasan Negara kepada Kementerian ATR untuk masukan RPerpres Kawasan Perbatasan di Aceh-Sumut, Riau-Kepri, dan Sulut-Gorontalo-Sulteng-Kaltim-Kaltara telah tersampaikan kepada Kementerian ATR melalui surat tanggal 11 Agustus 2015.

2.4.3 Fasilitasi dan Mediasi : Konsinyasi Tingkat Eselon III

Sekretariat BKPRN telah melakukan persiapan pelaksanaan Rakernas BKPRN 2015, dalam pertemuan tersebut telah disepakati rincian dan format acara Rakernas BKPRN 2015, Usulan Tema Rakernas BKPRN 2015, Kisi-Kisi Menteri, dan Kisi-Kisi Sidang Komisi. Pelaporan rincian acara penyelenggaraan Rakernas BKPRN 2015 dan penyelenggaraannya dengan kegiatan hari Tarunas dalam Rapat Koordinasi BKPRN tingkat Es. I dan Es. II pada minggu ke- IV Agustus 2015.

(22)

21

2.4.4 Fasilitasi dan Mediasi : Rakor BKPRN Tingkat Eselon I dan Eselon II

Dalam rangka pembahasan usulan kelembagaan koordinasi penataan ruang dan pendetailan persiapan penyelenggaraan Rakernas BKPRN 2015, Sekretariat BKPRN telah menyelenggarakan Kick-Off Persiapan Rakernas dan Penyampaian usulan penyesuaian format kelembagaan koordinasi penyelenggaraan penataan ruang nasional. Kesepakatan terkait penyelenggaraan Rakernas dan Hari Tarunas 2015, yaitu i) disepakatinya usulan tema dan waktu pelaksanaan Rakernas 2015; ii) Hari Tarunas diselenggarakan bersamaan dengan Hari Agraria. Sedangkan arahan terkait kelembagaan BKPR, yaitu i) Terminologi “Badan” diusulkan diubah menjadi “Forum”. Tugas Forum tidak mengambil alih tusi dan kewenangan Kementerian ATR/BPN; ii) dalam hal menyangkut kebijakan penataan ruang, Menteri ATR/Kepala BPN dapat memohon Menko terkait untuk mengoordinasikan penyelesaian permasalahan tersebut. Untuk menindaklanjuti hasil rapat tersebut, akan dilakukan koninyasi tingkat Eselon III untuk pembahasan lebih lanjut terkait pelaksanaan Rakernas 2015 dan Kelembagaan BKPRN pada minggu ke-I September 2015.

2.4.5 Penyusunan Laporan: Kegiatan BKPRN Semester 1/2015

Pada kegiatan ini BKPRN telah melakukan pengumpulan bahan dan data kemajuan pelaksanaan Agenda Kerja BKPRN 2014-2015, namun saat ini masih banyak K/L yang belum mengirimkan kemajuan kegiatan. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjadi beberapa K/L yang saat ini sudah memberikan konfirmasi. Setelah data kemajuan kegiatan terkumpul, direncanakan pada Minggu ke I-II September 2015 sudah dilakukan penyusunan draft awal laporan kegiatan BKPRN Semester 1 Tahun 2015.

2.4.6 Penyusunan Laporan: Koordinasi Strategis Sekretariat BKPRN

Semester 1/2015

Sampai Bulan Agustus 2015, draf laporan koordinasi strategis Sekretariat BKPRN Semester I/2015 telah tersusun. Namun lampiran yang berisi kemajuan agenda kerja BKPRN belum dapat terselesaikan dikarenakan banyaknya K/L anggota BKPRN belum memberikan konfirmasi. Ditargetkan finalisasi laporan koordinasi strategis Sekretariat BKPRN Semester I/2015 dapat diselesaikan pada Minggu ke-5 September 2015.

2.4.7 Monitoring dan Evaluasi BKPRN : Kawasan Perbatasan

Dalam Rapat Pembahasan Persiapan Monev Terpadu dengan Dit. KKDT, Kementerian ATR, dan BNPP ke kawasan perbatasan Provinsi NTT terselenggara pada tanggal 20 Agustus 2015. Dalam rapat tersebut telah disepakatinya waktu pelaksanaan Monev tanggal 21-23 September 2015 dan pembagian tugas terkait kebutuhan pelaksanaan Monev terpadu. Akan dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai substansi monev (daftar pertanyaan kuisioner) dengan Subdit Tata Ruang pada Minggu ke-1 September, dan pembahasan persiapan Monev terpadu ke kawasan perbatasan Provinsi NTT dengan Dit. KKDT, Bappenas, Kementerian ATR, dan BNPP diagendakan pada Minggu ke-2 September.

2.4.8 Pengembangan Media Komunikasi Bidang Penataan Ruang

Sekretariat BKPRN telah melakukan pengembangan sistem informasi melalui web dan milis BKPRN. Penambahan regulasi terkait tata ruang dalam web dan milis BKPRN saat ini sudah sebanyak 147 regulasi, dari sebelumnya sebanyak 133 regulasi. Status penyelesaian RTR

(23)

22 belum terupdate karena terkendala persoalan SOTK di Kementerian ATR. Selanjutnya, Sekretariat BKPRN akan melanjutkan pemutakhiran data informasi melalui web dan milis BKPRN setiap bulannya.

2.5. Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN)

2.5.1 Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform

Sekretariat RAN telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi TOR dan Rencana Kerja Sekretariat RAN di Kementerian ATR/BPN. Rapat koordinasi telah terlaksana, namun TOR dan Rencana Kerja belum tersusun. Adanya ketidaksesuaian skema yang direncanakan oleh SDM Sekretariat RAN di Kementerian ATR/BPN, sehingga perlu dilakukan rapat koordinasi lanjutan.

2.5.2 Publikasi dan Sosialisasi Reforma Agraria Nasional

Dalam pembuatan Majalah Agraria Indonesia Edisi II, Sekretariat RAN telah melakukan penyusunan sebesar 80 persen. Layout Majalah Agraria telah disepakati, Namun, rubrik dan fokus masih dalam tahap pengerjaan. Finalisasi Artikel, Layout dan Pencetakan majalah akan dilakukan pada Bulan September 2015.

2.5.3 Kebijakan Sumber Daya Manusia Bidang Pertanahan

Pada tanggal 28 Agustus 2015, Sekretariat RAN menyelenggarakan Rapat Koordinasi Penyepakatan Mekanisme Penerimaan SDM Juru Ukur Bidang Pertanahan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang urgensi dari kebutuhan penambahan juru ukur BPN dan mempersiapkan bahan yang akan disampaikan pada rapat koordinasi dengan Kementerian PAN-RB. Pihak biro organisasi dan kepegawaian perlu mengidentifikasi perguruan tinggi lain yang meluluskan jenjang D1 untuk juru ukur, hal ini agar skema target penerimaan SDM juru ukur setiap tahunnya dapat tercapai sesuai rencana. Akan diagendakan rapat lanjutan dengan Kementerian PAN-RB pada Bulan September 2015.

2.5.4 Sertipikasi Tanah Transmigrasi

Kegiatan yang dilakukan untuk Sertipikasi Tanah Transmigrasi adalah klarifikasi tipologi permasalahan dan analisis kesesuaian dengan mekanisme SKB 4 Menteri. Target untuk dapat terpetakannya masalah tanah transmigrasi dan analisa kesesuaian SKB 4 Menteri, saat ini masih belum dapat terlaksana karena terbatasnya waktu berhubungan dengan pembahasan nomenklatur Kementerian ATR/BPN. Selanjutnya, akan dilakukan koordinasi terkait masalah tanah transmigrasi dan analisis kesesuaian SKB Menteri pada Bulan September 2015.

2.5.5 Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif

Dalam Kebijakan Pendaftaran Tanah Stelsel Positif, Sekretariat RAN telah melakukan beberapa kegiatan untuk mendukung Kebijakan tersebut, yaitu:

1. Pembaruan Cakupan Peta Dasar

Data terbaru peta dasar pertanahan hingga saat ini masih belum ada, sehingga perlu dilakukan koordinasi dengan Dit. Pemetaan Dasar untuk update status terakhir.

2. Pembaruan Wilayah Sertipikat

Saat ini, pembaruan wilayah sertipikat masih dalam proses pengolahan data. Selanjutnya, Sekretariat RAN akan melakukan verifikasi data ke Pusdatin ATR/BPN setelah data selesai diolah.

(24)

23 3. Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan

Pada 18 Agustus 2015 di Ruang Rapat 2 Wisma Bakrie 2, Sekretariat RAN menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pemetaan untuk Publikasi Tata Batas Kawasan Hutan dengan pimpinan rapat Kasubdit Pertanahan Bappenas. Rapat ini merupakan lanjutan kegiatan publikasi tata batas kawasan hutan yang sudah direncanakan sejak tahun 2012 namun belum bisa berjalan karena keterbatasan anggaran dan sumberdaya oleh Kementerian Kehutanan. Saat ini, sudah tercapai kesepakatan publikasi tata batas kawasan hutan dan sedang dilakukan pengecekan kualitas data peta planimetris Kementerian ATR/BPN oleh BIG.

2.5.6 Program Agraria Daerah Provinsi Kalimantan Timur

Dalam rangka melakukan Seminar Lesson Learned Program Agraria Daerah yang diagendakan pada Bulan Minggu ke-1 September 2015, Sekretariat RAN melakukan rapat pembahasan persiapan seminar PRODA Provinsi Kalimantan Timur pada 26 Agustus 2015 di Ruang Rapat Kantor Bappeda Provinsi Kalimantan Timur. Terkait rencana pelaksanaan seminar PRODA Provinsi Kalimantan Timur, telah disampaikan surat undangan kepada Bappeda Provinsi Kalimantan Timur. Disampaikan bahwa Kepala Bappeda akan hadir dan menjadi narasumber dalam seminar tersebut. Namun, bahan paparan belum dapat disampaikan karena menunggu persetujuan Kepala Bappeda.

2.6.

Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bulan Mei

2015

Pada Bulan Agustus 2015, beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan antara lain adalah: (a) rapat koordinasi penyepakatan nomenklatur Kementerian ATR/BPN; (b) rapat koordinasi persiapan Rakernas BKPRN 2015, Hari Tarunas 2015, dan kelembagaan BKPRN; (c) rapat persiapan monev ke kawasan perbatasan Provinsi NTT; (d) Penyusunan Profil Tata Ruang dan Pertanahan; dan (e) Kegiatan rutin update media informasi dan media sosialisasi TRP; dan (f) penerbitan e-Newsletter Juli 2015 dan penyusunan e-Newsletter Agustus 2015.

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan hingga akhir Bulan Agustus 2015 adalah 52% (persen) atau sebesar Rp.2,346,637,019,-. Rincian realisasi angka tersebut adalah dari pelaksanaan kegiatan: (i) Perencanaan sebesar 51%, (ii) Pemantauan dan Evaluasi sebesar 43%, (iii) Kajian sebesar 58%, (iv) Koordinasi Strategis BKPRN sebesar 59%, (v) Koordinasi Strategis RAN sebesar 39%, (vi) Knowledge Management (KM) sebesar 46%, dan (vii) Penelaahan Renstra K/L sebesar 100%.

Realisasi ini dilakukan melalui TUP, UP, dan LS antara lain untuk Belanja Perjalanan Dinas; Belanja Bahan untuk rapat koordinasi; Honorarium Bulanan, Belanja Jasa Konsultan dan Belanja Jasa Lainnya untuk Bulan Agustus 2015.

Berikut merupakan diagram rencana dan realisasi penyerapan anggaran Direktorat TRP sampai dengan akhir Bulan Agustus 2015.

(25)

24 Gambar 3. Rencana dan Realisasi Anggaran TRP Bulan Agustus 2015

5 10

22

28

40

53

61

69

82

88

92

100

0 2,25

9,32

22,9428,09

35

43

52

0 20 40 60 80 100

% Rencana

% Realisasi

(26)

25

BAB III

KEGIATAN EKSTERNAL

Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Agustus 2015. Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf.

3.1 Impact Evaluation Training IRSA

Rapat yang dipimpin oleh Presiden IRSA diselenggarakan pada 1 Agustus 2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana Bali. Trainer IRSA adalah Dr. Robert Sparrow dari Australia National University.

Metode yang digunakan untuk impact evaluation adalah:

a. Random assignment, evaluasi dilakukan dengan menggunakan sample secara random.

b. Unconfounded assignment, dilaksanakan dengan menganalisis karakteristik penerima manfaat. Analisis dilakukan dengan OLS ataupun dengan propensity score matching (PSM). PSM ini dilakukan dengan membandingkan seluruh sampel dengan kontrol. Matching process yang dilakukan adalah antarindividu di dalam sampel dengan kontrol.

c. Parallel trends (difference-in-difference) dengan membandingkan kondisi kontrol sebelum dan sesudah perlakuan dengan kondisi sampel dengan perlakuan.

d. Exclusion restriction (regression discontinuity design), dilakukan dengan membandingkan gap antar trend sampel dengan kontrol.

Hasil training ini dapat digunakan oleh Dit.TRP untuk memperkaya metode dalam kajian outcome based evaluation. Dari empat metode yang telah disampaikan, ada dua metode yang mungkin dapat diterapkan. Selain itu, dalam training ini diberikan pula dua referensi utama yang dapat digunakan sebagai acuan untuk analisis data survei dengan menggunakan STATA. Selanjutnya, TRP akan mengkomunikasikan hasil training dengan tenaga ahli pemantauan dan evaluasi serta TPRK.

3.2 Big Data Workshop IRSA

Pada tanggal 2 Agustus 2015, Dit. TRP yang diwakili oleh Kasubdit Tata Ruang masih mengikuti rangkaian dari IRSA. Big Data Workshop termasuk salah satu rangkaian IRSA yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana. Peserta yang hadir dalam workshop adalah dari SurveyMeter penghasil data IFLS, BPS penghasil data survey tahunan, TNP2K yang bekerjasama dengan BPS menghasilkan data orang/keluarga miskin, Bappenas sebagai penanggung jawab Global Pulse di Jakarta, the Worldbank yang mengorganisir Dapoer Data dan perwakilan universitas yang menggunakan data untuk riset dan pengabdian pada masyarakat.

Untuk Bidang Tata Ruang dan Pertanahan, Big Data ini dapat dimanfaatkan untuk memantau konflik pertanahan dan juga untuk memantau indikator-indikator yang dibutuhkan untuk melihat kemajuan penataan ruang daerah. Kesimpulan Workshop adalah

(27)

26 inisiasi penggunaan hasil analisis Big Data untuk mengkonfirmasi hasil analisis yang menggunakan data konvensional ataupun mendukung penelitian kualitatif.

3.3

Pembangunan Pembangkit 35.000 MW “Menguak Mimpi Menjadi Realita” Pada tanggal 3 Agustus 2015 di Aula Barat-ITB, Bapak Nana Apriyana sebagai wakil dari Dit. TRP hadir dalam Rapat Mewujudkan Kebijakan 35.000 MW sebagai Upaya Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sebesar 6 persen per tahun.

Pembangunan tersebut dilatarbelakangi oleh Kebijakan Presiden Joko Widodo dalam bidang energi adalah mewujudkan 35.000 MGW dalam 5 tahun sebagai salah satu prasyarat terwujudnya pertumbuhan ekonomi 6-7 persen per tahun. Diharapkan dengan penyediaan listrik ini dapat mendorong munculnya investasi melalui pembukaan kawasan-kawasan industri baru. Di sisi lain, berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada program 10.000 MW ditemukenali banyak sekali permasalahan dalam perwujudannya yang mengarah kepada .ketidakefiensinya penggunaan anggaran dan sebagian dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. Untuk itu, BPK menyelenggarakan seminar ini agar peralahan yang muncul pada masa lalu dalam program Fast Track Program (FTP) tidak terulang di dalam program perwujudan 35.000 MW.

Secara nasional, perlu dikembangkan pusat pendidikan kelistrikan nasional di seluruh wilayah Indonesia untuk pemenuhan tenaga ahli kelistrikan terutama pembangkit skala besar yang masih sangat terbatas. Peran Bappenas dalah hal ini adalah dapat menginisiasi untuk mendorong dan membangun koordinasi yang kuat, baik di tingkat pusat maupun daerah dari aspek perencanaan dan pembiayaan pembangunan pembangkit skala besar.

3.4 Pembahasan

Usulan

Struktur

Organisasi

Kedeputian

Bidang

Pengembangan Regional

Pada tanggal 4 Agustus 2015 di Ruang Rapat Sesmen PPN/Sestama Bappenas, telah diselenggarakan Rapat Usulan Organisasi UKE II dan III di lingkup Kedeputian Regional. 1. Berikut beberapa hal penting yang disampaikan dalam rapat tersebut.

a. Masing-masing unit kerja di Deputi Pengembangan Regional ditambahkan fungsi sebagai koordinator wilayah dengan struktur Subdit tersendiri dengan tugas melakukan kajian ekonomi regional di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. b. Setiap UKE II akan terdiri dari 4 (empat) UKE III dengan rancangan sebagai

berikut.

Tabel 3. Usulan Struktur dalam Kedeputian Pengembangan Regional

Direktorat Sub Direktorat

Direktorat Tata Ruang dan

Pertanahan  Subdit Pemetaan dan Kebencanaan Subdit Tata Ruang

 Subdit Pertanahan

 Subdit Regional 1 Direktorat Pengembangan

Wilayah  Data, Informasi, dan Analisa Wilayah Kawasan Strategis

 Keuangan Daerah

 Subdit Regional 5 Direktorat Perkotaan dan  Perkotaan

(28)

27

Direktorat Sub Direktorat

Perdesaan  Perdesaan dan Transmigrasi

 Daerah Tertinggal

 Subdit Regional 2 Direktorat Transportasi  Darat dan ASDP

 Laut

 Udara

 Subdit Regional 3 Direktorat Perumahan dan

Permukiman  Perumahan Air minum dan air limbah

 Sanitasi

 Subdit Regional 4

c. Usulan struktur organisasi akan disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB untuk mendapatkan persetujuan.

d. Beberapa hal yang menjadi isu dalam pembahasan adalah terkait dengan isu keuangan daerah dan DAK.

Selanjutnya, akan dilakukan perubahan struktur dan nomenklatur UKE II dan UKE III di lingkup Kedeputian Pengembangan Regional. Saat ini, telah disusun draft struktur organisasi oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas.

3.5

Rapat Klarifikasi Kelembagaan BKPRN

Dalam rangka mengklarifikasi kelembagaan BKPRN sebagai tindaklanjut terhadap surat Menteri PPN/Kepala Bappenas kepada Menteri Sekretariat Negara, pada 4 Agustus 2015 di Ruang Rapat Gedung Utama Lt. 3, Kementerian Sekeratriat Negara diselenggarakan Rapat Klarifikasi Kelembagaan BKPRN.

Beberapa poin pembahasan dalam rapat:

1. Secara umum, peserta rapat memandang bahwa BKPRN masih diperlukan dikarenakan masih dibutuhkannya wadah koordinasi penataan ruang lintas sektor, terutama untuk menyelesaikan konflik-konflik pemanfaatan ruang.

2. Meskipun sudah dibentuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Ketua BKPRN dipandang lebih tepat dijabat oleh Menko Perekonomian dengan pertimbangan: - Isu penataan ruang lebih sering bertitik berat kepada bidang perekonomian. - K/L teknis tidak dapat mengoordinasikan K/L teknis lain yang setingkat,

terutama dalam konteks penyelesaian konflik pemanfaatan ruang yang semakin marak, contohnya yang berkenaan dengan persoalan kehutanan (antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

3. Disepakati Sekretaris BKPRN akan dijabat oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

- Tugas BKPRN tidak mengambil alih tugas dan fungsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN;

- Penyelesaian isu penataan ruang sedapat mungkin diselesaikan di tingkat sekretariat BKPRN;

(29)

28 - Dalam hal ada isu yang tidak dapat diselesaikan di tingkat sekretariat, akan

diangkat ke Menko Perekonomian; dan

- Apabila berkaitan erat dengan isu-isu lain di luar bidang perekonomian, Menko Perekonomian dapat didampingi oleh Menko lainnya. Seperti misalnya terkait isu pertahanan, Menko Perekonomian dapat mengundang Menko Polhukam. Hasil rapat tersebut akan dilaporkan Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian Sekretariat Negara kepada Menteri Sekretariat Negara sebagai bahan pertimbangan untuk menjawab surat Menteri PPN/Kapala Bappenas..

3.6

Workshop Ekonomi Energi, Sumbedaya Alam dan Lingkungan

Pada 5 Agustus 2015 di Ruang Rapat Program Studi MPKP, diselenggarakan Workshop Ekonomi Energi, Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Tujuan terselenggaranya adalah untuk mendapatkan masukan dari para pihak untuk perbaikan mata kuliah yang akan disusun. Workshop dihadiri oleh Prof. Sulastri, Dr. Mubariq Ahmad, Kepala Biro Perencanaan ESDM, Perwakilan BKF, Ibu Mia Amalia selaku perwakilan Bappenas, Para Dosen MPKP UI dengan kekhususan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup.

Tanggapan yang disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Target mahasiswa dan asumsi dasar perlu diperluas, bukan hanya PNS dari ESDM dan KLHK, tetapi juga PNS pemda yang mendapatkan beasiswa dari Bappenas, serta di masa depan perlu diperbanyak/dipasarkan kepada DPR, DPRD dan juga asisten teknis para anggota DPR dan DPRD.

b. Bahasan ekonomi ruang dan lahan sebagai sumberdaya terbatas masih kurang materinya, padahal sangat penting bagi para pengambil kebijakan di pusat dan daerah. Alokasi lahan yang efisien sangat penting, terutama karena ruang dan lahan adalah penyangga bagi aktivitas produksi pangan, penyangga kehidupan (penghasil air dan udara bersih), serta pendukung produksi bagi berbagai kegiatan ekonomi.

c. Bahasan ekonomi perikanan perlu diperluas dari yang tercantum dalam Tietenberg et al., 2006. Di dalam Tietenberg yang menjadi fokus adalah perikanan tangkap, sementara di Indonesia, selain perikanan tangkap, perikanan budidaya juga sangat penting untuk ketahanan pangan. Perikanan budidaya laut/payau akan banyak bersinggungan dengan marine protected area, sementara perikanan budidaya tawar berkompetisi lahan dengan sektor pertanian, industri dan kehutanan. Selain itu, pembahasan perlu sedikit diperluas ke arah pesisir dan pulau-pulau kecil yang unik untuk Indonesia dan sebagian kecil negara di dunia.

d. Materi analisis kebijakan ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan perlu diperbanyak, termasuk di dalamnya cara analisis dan resolusi berbagai konflik tersebut di level kabupaten/kota. Contohnya konflik antara kebijakan turunan UU 41/1999 dengan UU 4/2006 serta dengan UU 41/2009 yang pada akhirnya berdampak pada penggunaan ruang di dalam dan di luar kawasan hutan yang tidak efisien.

3.7

Peran Hidrografi dalam Mendukung Kebijakan Pemerintah Menjadikan

Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Pada 5 Agustus 2015 di Hotel Discovery Ancol, Dit. TRP hadir dalam Pertemuan dalam rangka menemukenali tantangan dan permasalahan hidrografi dalam mendukung perwujudan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

(30)

29 Sebagai ‘enabling sector‘ bagi sektor-sektor industri maritim lainnya, hidrografi harus dijalankan dengan skema profesi nasional yang secara kewenangan difasilitasi oleh lembaga hidrografi nasional.

Permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan peran Hidrografi dan Dishidros adalah:

 Kurangnya komitmen dari semua dari pemerintah pusat maupun daerah tentang pentingnya peran data dam informasi kelautan dalam mendukung Indonesia sebagai poros maritime dunia yang ditandai dengan “hanya” membesarkan BIG yang lebih fokus pada pemetaan darat dan alokasi anggaran yang terbatas untuk pemetaan laut padahal sangat berkaitan dengan keselamatan pelayaran dan pelabuhan nasional.

 Diperlukan tambahan dana sebesar 20 % dan 36 KRI dan 16 unit kapal survei pesisir untuk dapat memenuhi kebutuhan akan peta tempur dan umum agar bisa menjaga kedaulatan di wilayah laut nusantara.

 Masih mudahnya izin yang diberikan bagi kapal-kapal asing dalam melakukan penelitian di wilayah perairan Indonesia.

 Belum adanya rencana zonasi pesisir dan rencana tata ruang laut nasional yang salah satumya disebabkan karena belum adanya peta-peta kelautan sebagai basis data penyusunan rencana tata ruang laut.

Belum dimasukan sebagai salah satu komponen dari one map policy. Dan belum adanya road map atau masterplan pengembangan hidrografi nasional serta menjadi kewenangan siapa dalam penyusunannya.

Sebaiknya, Dishidros disetarakan seperti BIG yang menjadi satu-satunya wadah yang mempunyai peran dan wewenang dalam penyediaan peta-peta perairan dan kelautan nasional.

3.5 Seminar Prakarsa Strategis Tahun 2015

Pada tanggal 5 Agustus 2015 di Hotel Aryaduta telah diselenggarakan Seminar Prakarsa Strategis dengan Tema “Agama sebagai Sumber Perumusan Nilai-Nilai Esensial Revolusi Mental dan Reorientasi Pembangunan Ekonomi, dengan Narasumber Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA; Prof Ahmad Erani Yustika, M.Sc, Ph.D; dan Harry Waluyo, M.Hum.

Tema Revolusi Mental yang sebelumnya diusung Bapak Presideng Joko Widodo ditujukan untuk membangkitkan kesadaran bahwa bangsa indonesia memiliki kekuatan untuk mencapai prestasi tinggi karena revolusi mental mengandung nilai-nilai esensial seperti etos kemajuan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan aturan, berpandangan optimistis, produktif, inovatif, adaptif, kerjasama dan gotong royong.

Transformasi ajaran agama sebagai nilai esensial Revolusi Mental perlu dilakukan melalui “pemaknaan kerja sebagai ibadah, jujur dan dapat dipercaya (amanah), kreatif, menghargai perbedaan dan hidup rukun, mandiri dan bangga dengan hasil kerja sendiri, serta berbuat adil. Perlunya peran agama dalam mendukung pembangunan ekonomi sebagai penerjemah dalam internalisai nilai-nilai agama kepada umat; aktor sosial dalam memberikan pemahaman kepada umat terkait kebijakan dan program pemerintah; dan panutan masyarakat melalui sikap keteladanan dan melakukan trandformasi nilai-nilai ajaran agama agar memiliki kontribusi positif bagi pembangunan. Transformasi ajaran agama sebagai nilai esensial Revolusi Mental perlu ditanamkan disetiap individu warga negara indonesia, dimulai dari para pemimpin-pemimpin tinggi Indonesia.

Gambar

Tabel 1. Statistik Pengunjung Situs TRP (trp.or.id)  Month  Unique  visitors  Number of visits  Pages  Jan-15  282  354  511  Feb-15  234  293  525  Mar-15  674  844  1.312  Apr-15  731  925  1.694  Mei-15  1.301  1.459  1.975  Juni-15  984  1.153  1.572
Gambar 2. Statistik Pengunjung Portal TRP (tataruangpertanahan.com)
Tabel 3. Usulan Struktur dalam Kedeputian Pengembangan Regional
Tabel 4. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Data Hasil Survei Volume Lalu Lintas Simpang Tinjauan pada Kondisi Eksisting ( saat ini ) dengan interval waktu 15 menit di Kawasan Dakota Mataram. Data Hasil

Rapat yang dipimpin oleh Kasubdit Informasi dan Sosialisasi Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas, diselenggarakan di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Gorontalo pada tanggal 4 Juni

Dalam proses penyusunan rancangan akhir telah mengakomodasi masukan dan perbaikan yang telah diinventarisasi dan yang diperoleh dari pelaksanaan Musrenbang Regional di 5

Tabel 4.12 Tanggapan Responden mengenai item pernyataan “Kotak saran dikelola humas sebagai penampung aspirasi staf pengajar disampaikan dengan baik kepada ketua”

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2022 mengacu pada lima misi RPJMD Kabupaten Batang Hari Periode 2021-2026 yaitu (1)

Sistematika penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Riau Tahun 2019-2024 disusun

Tindak lanjut tersebut di representasikan oleh SS04 “Tersedianya kebijakan yang Relevan dengan Kebutuhan Penyelenggaraan Informasi Geospasial.” Sasaran strategis

Analisa Lahan terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, RDTR Kawasan Pendukung Pelabuhan Tanjung Api Api, Feasibility Study Kawasan Ekonomi Khusus