• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawetan Dengan Suhu Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengawetan Dengan Suhu Tinggi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengawetan dengan Suhu Tinggi Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Pe

Pengngawawetaetan n dedengngan an susuhu hu titingnggi gi adadalaalah h salsalah ah sasatu tu dadari ri seksekiaian n babanynyak ak memetotodede  pengawetan

 pengawetan makanan makanan yang yang sering sering digunakan. digunakan. Metode Metode ini ini sebenarnya sebenarnya sudah sudah sangat sangat familier familier  dalam aktivitas kita sehari-hari. Pemasakan dengan sistem penggorengan, pemanggangan, dalam aktivitas kita sehari-hari. Pemasakan dengan sistem penggorengan, pemanggangan,  pembakaran,

 pembakaran, dan dan rebus rebus adalah adalah metode-metode metode-metode sederhana sederhana yang yang digunakan digunakan untuk untuk mengolahmengolah  bahan pangan. Pengolahan

 bahan pangan. Pengolahan dengan penggunaan suhu tinggi dengan penggunaan suhu tinggi ini sebenarnya ini sebenarnya tidak hanya tidak hanya untuk untuk  memperoleh cita rasa yang diinginkan, tetapi juga memiliki fungsi untuk memperpanjang memperoleh cita rasa yang diinginkan, tetapi juga memiliki fungsi untuk memperpanjang umur simpan.

umur simpan.

Umur simpan menjadi lebih panjang karena aktivitas mikroba dan aktivitas biokimia Umur simpan menjadi lebih panjang karena aktivitas mikroba dan aktivitas biokimia  benar-benar

 benar-benar terhenti terhenti pada pada proses proses dengan dengan suhu suhu tinggi, tinggi, apabila apabila digunakan digunakan suhu suhu yang yang tepat,tepat, sehingga pangan menjadi lebih awet.

sehingga pangan menjadi lebih awet. Suhu yang digunakan tergantung dengan kebutuhan danSuhu yang digunakan tergantung dengan kebutuhan dan kar

karaktakteriseristik tik bahbahan an panpangangan. . MakMakin in tintinggi ggi suhsuhu u yanyang g digdigunaunakankan, , makmakin in singsingkat kat wakwaktutu  pemanasan yang digunakan untu

 pemanasan yang digunakan untuk mematikan mikroba.k mematikan mikroba. Pengolahan dengan suhu tinggi

Pengolahan dengan suhu tinggi harus tetap memperhatikan tujuan utama dari bahan harus tetap memperhatikan tujuan utama dari bahan  pangan

 pangan itu itu sendiri, sendiri, yaitu yaitu sumber sumber energi, energi, fungsi fungsi kesehatan, kesehatan, serta serta kenikmatan kenikmatan visual visual dandan citarasa

citarasa. al . al ini tentu harus menjadi pertimini tentu harus menjadi pertimbangan karenbangan karena a pengpenggunaagunaan suhu tinggi dapatn suhu tinggi dapat mer

merusausak k bahbahan an panpangan gan apaapabilbila a penpengguggunaanaannynnya a berberleblebihaihan. n. !le!leh h karkarena ena itu itu suhsuhu u yanyangg digunakanpun harus disesuaikan dengan tujuan pengolahan dan karakteristik pangan yang digunakanpun harus disesuaikan dengan tujuan pengolahan dan karakteristik pangan yang diolah.

diolah.

"alam pengawetan, metode yang digunakan biasanya berbeda dengan pengolahan "alam pengawetan, metode yang digunakan biasanya berbeda dengan pengolahan yang

yang digundigunakan akan sehari-hsehari-hari ari seperti penggorenseperti penggorengan gan dan dan pemangpemanggangagangan. n. PengaPengawetan suhuwetan suhu tinggi yang sering digunakan adalah blansing, pasteurisasi dan sterilisasi.

(2)

 Blansing 

#lansing dilakukan dengan pemanasan menggunakan air atau uap pada kisaran suhu dibawah $%%o& selama '-( menit. )ujuan blansing adalah inaktivasi en*im-en*im yang masih

terkandung dalam bahan pangan, diantaranya en*im peroksidase dan katalase, walaupun sebagian dari mikroba yang ada dalam bahan juga turut mati. +edua jenis en*im ini paling tahan terhadap panas. #lansing juga bertujuan membersihkan bahan dari kotoran dan untuk  mengurangi jumlah mikroba dalam bahan dan digunakan untuk menghilangkan bau, flavor, dan lendir yang tidak dikehendaki. #lansing biasanya digunakan sebagai perlakuan  pendahuluan sebelum perlakuan pengolahan berikutnya. "engan perlakuan ini, tekstur 

sayuran atau buah yang diblansing biasanya akan menjadi lunak.

#lansing biasanya dilakukan terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan yang akan dikalengkan atau dikeringkan. "i dalam pengalengan sayur-sayuran dan buah-buahan, selain untuk menginaktifkan en*im, tujuan blansing yaitu membersihkan bahan dari kotoran dan mengurangi jumlah mikroba dalam bahan, mengeluarkan atau menghilangkan gas-gas dari dalam jaringan tanaman sehingga mengurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memperoleh keadaan vakum yang baik dalam headspace kaleng, melayukan atau melunakkan jaringan tanaman agar memudahkan pengisian bahan ke dalam wadah, menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki, menghilangkan lendir pada beberapa  jenis sayuran, memperbaiki warna produk, dan memantapkan warna hijau

sayur-sayuran.

&ontoh sederhana blansing adalah ketika kita memasukkan sayuran atau buah kedalam air mendidih selama '-( menit.

"alam kondisi ini en*im-en*im menjadi tidak aktif dan kehilangan nutrisi dapat diminimalisir meskipun beberapa mineral, vitamin larut air, dan komponen-komponen lain yang larut air akan hilang.

&ara melakukan blansing ialah dengan merendam dalam air panas merebus/ atau dengan uap air mengukus atau dinamakan juga steam blanching/. Merebus yaitu memasukkan bahan ke dalam panci yang berisi air mendidih.Sayur-sayuran atau buahbuahan yang akan diblansing dimasukkan ke dalam keranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalam panci dengan suhu blansing biasanya mncapai 01 2 0' o& selama ' 2 ( menit. Setelah  blansing cukup walktunya, kemudian keranjang kawat diangkat dari panci dan cepat-cepat

(3)

Pengukusan tidak dianjurkan untuk sayur-sayuran hijau, karena warna bahan akan menjadi kusam. &aranya ialah dengan mengisikan bahan ke dalam keranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalam dandang yang berisi air mendidih. "andang ditutup dan langkah selanjutnya sama dengan cara perebusan.

 Pasteurisasi 

Pasteurisasi adalah perlakuan panas guna membunuh sebagian dari mikroorganisme  patogen yang ada dalam suatu bahan pangan. Pasteurisasi biasanya diikuti dengan metode  pengawetan lain seperti pendinginan , atau dengan penamb a han bahan kimia agar tercipta lingkungan yang tidak nyaman bagi pertumbuhan m i kroorganisme, misalnya penambahan gula pada produk susu kental manis, penambahan asam pada acar dan jus buah-buahan,  pengemasan , seperti pada produk minuman bir kemasan botol untuk menjaga kondisi ana e

rob didalam botol dan fermentasi menggunakan mikroba tertentu.

+ombinasi suhu dan waktu yang dipakai pada proses paste u risasi bergantung pada

 a/ ketahanan terhadap panas mikroba yang diincar untuk dimusnahkan dan

 b/ kepekaan atribut mutu produk pangan terhadap panas.

 Metoda High-Temperature and Short-Time )S)/ menggunakan suhu tinggi dalam waktu yang singkat. &ontohnya pada pasteurisasi )S) susu menggunakan suhu 3%oc selama

$( detik. Sebaliknya 4ow-)emperature 4ong-)ime menggunakan suhu rendah dengan waktu yang lebih lama, untuk susu pada 5(oc dibutuhkan '% menit. Umumnya )S) menghasilkan

(4)

Pasteurisasi dilakukan dengan suhu pemanasan 5(o& selama '% menit. Pada suhu dan

waktu proses ini sebagian besar mikroba pathogen dan mikroba penyebab kebusukan telah musnah, namun jenis mikroba lainnya tetap hidup.

 Pasteurisasi biasanya digunakan untuk susu, sari buah, anggur, makanan asam, serta makanan lain yang tidak tahan suhu tinggi. Proses ini tidak terlalu merusak gi*i serta mengubah aroma dan cita rasa. )etapi karena tidak semua jenis mikroba mati dengan proses ini, pengawetan dengan pasteurisasi biasanya tidak memiliki umur simpan yang lama.

 Misalkan susu yang dipasteurisasi tanpa pengemasan, biasanya hanya tahan $-1 hari dalam suhu kamar, sedangkan dalam suhu pendingin hanya dapat berta han hingga seminggu.

6gar memperoleh hasil yang optimal, pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara lain misalnya penyimpanan suhu rendah dan modifikasi kemasan. Uniknya, pada beberapa  bahan pasteurisasi justru dapat memperbaiki cita rasa produk.

Metode pasteurisasi yang umum digunakan yaitu

$. )S)7igh )emperature Short )ime, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi sekitar 3(o

& dalam waktu $( detik, menggunakan alat yang disebut eat Plate 89changer.

1. 4)4)74ow )emperature 4ong )ime, yaitu pemanasan dengan suhu rendah sekitar  5%o& dalam waktu '% menit.

'. U)7Ultra igh )emperature, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi $'%o& selama hanya %,( detik saja, dan pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi. "alam proses ini semua M:+;!#6 mati , sehingga susunya biasanya disebut susu steril.

 Sterilisasi 

Sterilisasi adalah proses termal untuk mematikan semua mikroba beserta spora-sporanya hingga menadi steril. Pada proses ini, bahan yang disterilkan akan memiliki daya tahan hingga lebih dari 5 bulan pada suhu ruang. Spora-spora mikroba bersifat tahan panas, maka umumnya diperlukan pemanasan selama $( menit pada suhu $1$ o&. Penggunaan panas

lembab dengan uap bertekanan sangat efektif untuk sterilisasi karena menggunakan suhu jauh diatas titik didih. Proses ini dapat menyebabkan sel mikroba hancur dengan cepat.

&ontoh dari sterilisasi adalah produk-produk olahan dalam kaleng seperti sarden, kornet, buah dalam kaleng, dan lainnya.

(5)

Proses sterilisasi didalam pengawetan produk pangan adalah perlakuan panas yang menyebabkan mikroorganisme dan sporanya tidak mampu tumbuh pada kondisi  penyimpanan normal. 6rtinya, hanya menghasi l kan produk yang steril komersil, tidak 

seratus persen steril, kemungkinan masih ada spora mikroba dorman berada didalam produk, dan akan segera tumbuh bila berada pada lingkungan yang cocok untuk pertumb u hannya.

Perlakuan panas yang bisa mewujudkan tujuan tersebut bergantung pada beberapa hal<

$/ Sifat bahan pangan yang diperlakukan, misalnya tingkat keasamannya p/.

1/ +ondisi penyimpanan pasca proses.

 '/ +etah a nan mikroorganisme dan sporanya terhadap panas.

=/ +arakteristik pindah panas yang terjadi, hal ini dipe n garuhi oleh jenis kemasan dan media  pemanasan.

(/ #eban jumlah mikroorganisme awal yang ada pada produk yang akan disterilkan. Sehingga desain proses pemanasan bahan pangan dibagi menjadi<

$. Produk pangan dengan kandungan asam tinggi, p ',3 bakteri pembentuk spora tidak  tumbuh pada range p ini. +riteria proses pemanasan ditujukan untuk inaktifasi Yeast dan >amur  mold /, dengan suhu proses pemanasan $%%oc

1. Produk pangan dengan kandungan asam sedang, ',3 ? p ?=,( <

'. Produk pangan dengan kandungan asam rendah, p ? =,( < kriteria proses pemanasan didesain untuk membunuh mikroorganisme patogen anaerob pembentuk spora paling tahan terhadap panas dan mengelu a rkan toksin yaitu Clostridium botulinum. )oksin ini sangat  berbahaya, hanya dalam jumlah berat seperjuta miligram sudah mematikan memanusia. )api toksin ini rusak dengan pemanasan kondisi basah selama $% menit suhu $%%oc . Produk 

 pangan dengan keasaman rendah memerlukan proses pemanasan dengan suhu $1$,$oc dalam

waktu sesuai dengan @ % bahan tersebut. @ % adalah waktu yang diperlukan untuk proses sterilisasi pada $1$,$oc . Ailai @ % tergantung kepada tipe dan ukuran produk pangan yang

(6)

1. Penurunan Suhu )erkendali

Penurunan suhu akan menurunkan aktifitas mikroorganisme dan aktifitas sistem ensim dalam bahan. :ni berarti mencegah membusuknya produk pangan, dengan kata lain usaha mengawetkan produk pangan bisa dilakukan dengan menerapkan penurunan suhu terkendali

Referensi

Dokumen terkait

Pengawetan jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya penanganan aseptis, penggunaan suhu rendah (&lt;20°C), pengeluaran sebagian air bahan,

Pengertian ini menunjukkan bahwa bahan pangan yang telah mengalami proses sterilisasi mungkin masih mengandung spora bakteri (terutama bakteri non-patogen), namun

• Tujuan utama dari proses pengolahan dengan suhu tinggi ini Tujuan utama dari proses pengolahan dengan suhu tinggi ini adalah untuk memperpanjang daya awet produk pangan yang

Perlakuan dengan menggunakan bahan pengawet lilin yang disimpan selama 12 dan 15 hari, sebagian stek sudah mulai tumbuh tunas sebelum ditanam, hal ini disebabkan karena

Desinfeksi merupakan suatu cara membunuh mikroorganisme penyebab patogen yang dapat menyerang ikan sebelum wadah dan media digunakan untuk budidaya.. Bahan yang umum

Apabila panas digunakan untuk mengolah suatu bahan pangan, maka kemampuan tahan panas mikroorganisme mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat mikroorganisme

fermentasi.Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat menyebabkan kematian mikroba sehingga bila bahan pangan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan dibiarkan

3 Pada proses panas, bila tidak hati – hati kayu bisa terbakar 4 Kayu basah agak sulit diawetkan - METODE PENCELUPAN Kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan