1. Definisi, tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kelemahan,
2. Observer, proses observasi, dan objektivitas data observasi 3. Observasi sehari-hari dan observasi ilmiah, dan observasi sebagai alat psikodiagnotik
4. observasi sistematik-non sistematik, Partisipan-non partisipan, Eksperimental-natural
5. Pencatatan hasil observasi dan praktek 6. Strategi observasi jenis naratif
7. Strategi observasi Event sampling dan time sampling 8. Strategi observasi Check lists dan rating scales
9. Pengolahan dan interpretasi data observasi
10. Penutup : penyajian data observasi dan review MATERI KULIAH
OBSERVASI dalam PSIKODIAGNOSTIKA
Berkaitan
dengan
proses
penyelidikan
untuk
mengidentifikasi
dan
memahami
variabel
psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis.
Ada proses pengukuran dan penggunaan berbagai
teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis
variabel psikologis.
Psikodiagnostik bukan hanya milik psikologi klinis,
walapun istilah diagnosis didominasi di psikologi
klinis.
Mengapa Perlu Observasi?
Memungkinkan mengukur perilaku yang
tidak dapat dengan alat ukur psikologis lain
(banyak pada anak)
Prosedur formal ditanggapi tidak serius
(tidak dapat dilakukan)
Lebih tidak mengancam (pada anak lebih
akurat)
Kegunaan observasi dalam
psikodiagnostik
Keperluan asesmen awal
Menentukan kekuatan observee dan menggunakannya untuk meningkatkan hal-hal yang masih lemah
Dasar merancang rencana individual
Dasar dari titik awal kemajuan klien
Mengetahui perkembangan anak pada area tertentu
Untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan anak
Bahan untuk memberi laporan kepada orang tua, guru, dokter, dan profesi lain
Informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan BK
TUGAS
Carilah objek observasi :
Fisik
Manusia (individu)
Kelompok
Catatlah hasil amatan Anda
Apa makna amatan tersebut?
PRO DAN KONTRA
Patton (1990) persepsi selektif manusia menyebabkan
munculnya keragu-raguan terhadap validitas dan reliabilitas observasi sebagai suatu metode pengumpulan data ilmiah.
Dia menjelaskan pengaruh persepsi selektif yang diwarnai bias dan minat pribadi terjadi pada kebanyak orang awam yang tidak terlatih untuk dapat disebut sebagai peneliti terlatih
Agar dapat menjadi metode yang akurat maka harus dilakukan oleh peneliti yang melewati latihan-latihan yang memadai dan telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
Observasi
Definisi dan deskripsi umum
- Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
- Sebagai metode yang paling dasar dan paling tua, dasar karena dalam
setiap aktivitas psikologi ada aspek observasi
- Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung aspek
obsevasi
- Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperimental)
PENGERTIAN
Observasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan
pencatatan terhadap gejala objek yang diteliti
Pengertian sempit
Pengamatan secara langsung terhadap gejala
yang diselidiki baik dalam situasi alamiah maupun
situasi buatan
Pengertian luas
Termasuk pengamatan yang dilakukan secara tidak
langsung dengan menggunakan alat-alat bantu
yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun
yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.
TUJUAN OBSERVASI
mendeskripsikan seting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas,
dan makna kejadian yang dilihat dari
perspektif mereka yang terlibat dalam
kejadian yang diamati.
PENTINGNYA OBSERVASI
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks 2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientsai pada penemuan daripada
pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh konseptualisasi (yang ada sebelumnya) ttg topik yang diamati berkurang
3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu
4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawancara
5. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat bergerak lebih jauh
6. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi & perasaan pengamat menjadi
Hal-hal yg diobservasi
Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi
target
Ekspresi verbal, non verbal, respons
verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus,
atau kemunculan indikator khusus
Level observasi dapat aspek khusus dari
perilaku, individu, kelompok, dan situasi/proses
Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi
(tempat), penampakan eksterior (cara jalan,
berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan
kata)
Yang diobservasi :
Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut,
sepatu, tato, rumah, perhiasan dll
Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh
seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan,
senyum, kerutan dahi dll
Physical location : perhatikan personal space dan
lingkungan fisik
Language behaviour : menyilangkan kaki dll
Time duration
Diterapkan pada kelas sosial, status, jender, dan
sikap sosial
Reliabilitas & Validitas
Reliabilitas : Metode yang reliabel, metode yang digunakan
orang lain dalam kondisi yang sama akan menunjukkan hasil yang sama atau serupa. Perlunya reliabilitas antar rater.
Validitas : keakuratan/keterpercayaan seberapa tepat metode
mengukur apa yang diukur. Validitas tidak intrinsik ada pada metode karena dapat lebih dihubungkan dengan problem yang diteliti. Contoh Untuk meneliti tentang kelas sosial lebih valid dengan wawancara daripada observasi mobil yang dipakai
ETIKA OBSERVASI
Privacy subjek
Keamanan subjek
Persetujuan subjek
Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan
Proses diseminasi informasi kepada para profesional dan komunitas ilmuwan
Pencegahan kecuragan dan penipuan terhadap subjek, kelompok atau masyarakat
Penggunaan oleh dirinya dan pihak lain dengan maksud negatif
Pertimbangan diatas diterapkan pada 3 tahap penelitian yaitu rencangan penelitian, proses di lapangan, dan
Observasi Sistematik/ terstruktur Observasi Partisipan Observasi laboratory/ eksperimental Observasi unobstrusif Observasi tidak sistematik Observasi natural Observasi Non partisipan Observasi obstrusif
OBSERVASI SISTEMATIK
Disbt juga observasi terstruktur; ada kerangka yang memuat faktor-faktor dan ciri-ciri khusus dari setiap faktor yang diamati
Sistematik : lebihmenekankan pada segi frekuensi dan interval waktu tertentu (misalnya setiap 10 menit)
Hal perlu diperhatikan :
Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus
Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti, dan mungkin dikuantifikasikan
OBSERVASI EKSPERIMENTAL
Dilakukan dengan cara mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi sedemikian rupa sehingga
situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat dikendalikan untuk mengurangi atau
menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi situasi
Ciri penting :
Observee dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seragam atau berbeda
Situasi dibuat sedemikian rupa untuk memunculkan variasi perilaku
Situasi dibuat sedemikian rupa sehingga observee tidak mengetahui maksud observasi
OBSERVASI PARTISIPAN
Orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi
Umumnya untuk penelitian yang bersifat eksploratif.
Menyelidiki perilaku individu dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam pabrik-penjara dll
Perlu diperhatikan :
Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi
Waktu dan Bentuk pencatatan : segera setelah kejadian dg kata kunci. Kronologis – sistematis
HUbungan : mencegah kecurigaan, pendekatan yang baik dan menjaga situasi tetap wajar
TINGKAT PARTISIPASI
Partisipasi lengkap (penuh)
Anggota penuh
Partisipasi fungsional
Aktivitas tertentu bergabung
Obtrusive dan unobtrusive
Unobstrusive measures - unobstrusive methods – non reactive
methods
Metode tidak mengganggu lingkungan sosial, tidak terlibat dengan penduduk, tanpa berinteraksi dengan subjek melalui pertanyaan atau perlakuan lainnya.
Termasuk un obtrusive methods: tulisan dan rekaman audio visual, materi budaya (objek fisik), jejak-jejak perilaku, arsip
pekerjaan, pakaian atau benda lain di musium, isi dari buku-buku di perpustakaan, observasi sederhana, hardware techniques;
kamera, video dll, rekaman politik dan demografi
Obtrusive : wawancara, kuesioner, eksperimen manipulatif, tes
“Contrived“ observation
Menggunakan perangkat keras seperti kamera, tape recorders, one way mirrors dll.
Experimental manipulation dipandang sebagai non reactive jika tidak disadari oleh subjek (Bochner, 1979) vs sisi etika
OBSERVASI FORMAL DAN INFORMAL
Observasi formal mempunyai sifat tersruktur yang tinggi, terkontrol dan biasanya untuk penelitian
Observasi formal perlu mengidentifikasi definisi secara
hati-hati, menyusun data, melatih obsrerver dan menjaga reliabilitas antar rater, pencatatan-analisis-interpretasi menggunakan
prosedur yang sophisticated.
Observasi in formal mempunyai sifat yang lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan biasanya untuk
perencanaan pengajaran dan pelaksanaan program harian. Lebih mudah dan lebih berpeluang untuk digunakan pada berbagai keadaan.
Observasi Partisipan & Observasi
Unobstrusif
Observasi partisipan : peneliti berinteraksi
dengan subjek yang dipelajari dan melakukan
observasi dalam interaksi tersebut, dan
biasanya sebagai bagian dari proses
wawancara dan menggunakan informan
Observasi dengan observer yang tidak
menampakkan diri (penyembunyian diri) dan
memisahkan diri dari yang diobservasi
Keuntungan dan kelemahan
Data “nyata“ bukan perilaku
yang dilaporkan
Aman
Mungkin untuk diulang
Tanpa mengganggu
Mudah diakses dan dilakukan
Mudah
Baik sebagai sumber data longitudinal
Distorsi dari data asli, terutama sumber berupa arsip
Decontextualising (emic-ingroup/etic-outsider)
Peran Intervening variable
Bias dari metode tunggal
Keterbatasan wilayah terapan
Observasi Dipandang Ilmiah, Jika : (Jehoda)
Mengabdi pada tujuan penelitian yang telah
ditetapkan
Direncanakan secara sistematik, bukan kebetulan
dan tidak beraturan
Dicatat secara sistematik dan dihubungkan
dengan proposisi yang lebih umum, tidak sekedar
memenuhi rasa ingin tahu
Dapat dicek dan dikontrol validitas dan
reliabilitasnya
Narrative types
•Diary descriptions •Specimen descriptionsChecklist notations
•Time sampling •Event sampling •Field unit analysisRating scales
STRATEGI OBSERVASI Wright (1960) Brandt (1972) Narrative types
pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya
sesuai (sama) dengan kejadian dan urutan kejadiannya
sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata.
Checklist notations
Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek
Rating scales
Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai refleksi dari
Diary descriptions :
Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada
perkembangan perilaku secara umum atau perilaku spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan waktu yang panjang dan frekuensi kontak yang banyak
Specimen descriptions (descriptive narative, running records)
Pengamatan yang detail dan lengkap, intensif dan kontinyu dengan pencatatan naratif sekuensial terhadap episode
tunggal dari perilaku dan keadaan lingkungannya.
Time sampling
Pengamatan seperti specimen descriptions terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu
tertentu yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku)
Event sampling
Pengamatan yang berfokus pada pencatatan
kejadian
perilaku-perilaku penting
yang
diamati pada situasi tertentu
Field unit analysis
Ada
kesamaannya
dengan
specimen
records,
tapi
metode
ini
mengkaitkan
perilaku-perilaku
yang
terjadi
pada
pengamatan ke dalam unit-unit perilaku yang
sudah disusun dan menyediakan fasilitas on
Checklist
Observer menyusun struktur observasi dengan
memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum
observasi dilaksanakan sehingga ketika
observasi tinggal memberi tanda cek
Melihat kehadiran perilaku yang dianggap
penting
Tidak memberikan informasi tentang frekuensi,
durasi, dan kualitas perilaku
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
Keunggulan
Strategi yang sederhana dan relatif mudah
Merekam dengan cepat dan efisien, kebutuhan energi observer minimum
Ketrampilan yang dibutuhkan dari observer relatif lebih sederhana
Seteleh dilakukan check terhadap perilaku dapat
ditambahkan catatan tertentu
Mudah diolah dalam lembar komputasi (dan proses
kuantifikasi)
Kelemahan
Informasi terlalu sedikit
Informasi kurang mendalam
Tidak ada informasi tentang bagaimana (kualitas, durasi, frekwensi)
PANDUAN CHECKLIST
Tentukan tujuan observasi
Tentukan definisi operasional perilaku
Tentukan content perilaku yang akan diobservasi Susun checklist berdasarkan content perilaku
sebelum observasi dilakukan
Identifikasi secara detail content perilaku
Organisasi detail content perilaku harus logis
Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan kronologis (munculnya ketrampilan tertentu)
Gunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku
Dua tipe checklist
Static descriptor
Seperangkat aitem yang mendeskripsikan
karakteristik subjek atau setting yang relatif
stabil : umur, jenis kelamin, ras, status ekonomi,
karakteristik lingkungan, dan waktu
Action
Seperangkat aitem yang mendeskripsikan
perilaku/tindakan spesifik observee
Rating scales
Observer membuat interpretasi terhadap
apa yang diamati dan informasi direkam
dalam bentuk nilai tertentu (angka) sebagai
refleksi dari penilaian observer
DESKRIPSI
RATING SCALES
Didesain untuk mengukur kuantifikasi impresi
dari pengamatan
Penilaian kuantitatif tentang tingkat terjadinya
perilaku atau bagaimana perilaku ditampakan
Menjadi mudah dan cepat untuk memaknakan
kesimpulan dari impresi yang didapatkan
Dapat mengukur ciri sifat dan perilaku yang
tidak dapat diungkap oleh strategi lain
Metode asesment > metode deskriptif
Dapat sebagai perekaman on the spot, ada
TIPE RATING SCALES
Numerical : angka tertentu dikaitkan dengan nilai tertentu dari perilaku 1 = Perilaku mengganggu, meninggalkan kelompok
2 = Perilaku mengganggu tidak tampak
3 = Mengikuti guru, tatapan mengarah ke guru
4 = Mengikuti guru, ekspresi menunjukkan ketertarikan 5 = Mengikuti guru, melaksanakan instruksi
Graphic : Kemunculan perilaku tertentu dinilai berdasarkan rentang penilaian yang bersifat meningkat (bentuk garis lurus)
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah kadang
Semantic differential (termasuk grafik) dengan tujuh unit penilaian pada perilaku yang bipolar
1 2 3 4 5 6 7
Aktif Pasif
Standart
Penilai dihadapkan pada satu set standar untuk menilai
yang lain
Cumulated points
Penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian
unit-unit perilaku tertentu
Forced-choice
Rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas
tertentu dan memilih satu yang sesuai dengan hasil
pengamatan
6 FAKTOR POTENSIAL RATER ERRORS
Error of leniency
Error of central tendency
Hallo effect
Error of logic
Error of contrast
KEUNTUNGAN
Efisiensi waktu
Lebih menarik bagi observer
Lebih mudah diskor dan dikuantifikasi (statistik)
Dapat mengukur perilaku lebih luas termasuk trait
Dapat membandingkan antar individu dan
intraindividu
Membutuhkan minimum training
Memfasilitasi melihat hubungan realita dan persepsi individu (rating guru dan DO)
KELEMAHAN
Peluang error dan bias cukup besar
Ambiguitas aitem
Pengaruh penerimaan sosial
Kurang bercerita tentang penyebab perilaku
Pernyataan pendek, simple, dan tidak ambigu
Berhubungan dengan trait yang akan diungkap
Pilih kata yang berhubungan dengan skala (tidak
overlap dengan deskripsi)
Hindari penggunaan pernyataan seperti average,
excellent, dan very
Hindari pernyataan yang mengandung unsur
baik-buruk
Nilai semua individu pada satu trait sebelum ke
trait lainnya
Lebih baik jika kita tidak kenal
Time sampling
Pengamatan
terhadap
perilaku
tertentu
(sesuai tujuan observasi) pada interval
waktu
yang
telah
ditentukan
(biasanya
kemunculan perilaku, frekuensi, dan durasi)
Deskripsi Time Sampling
Subjek diobservasi pada periode waktu tertentu yang relatif pendek, dan perilaku yang diperoleh dipandang sebagai sampel dari perilaku yang biasa terjadi (Goodenough).
Efektif pada perilaku yang cukup sering muncul karena perilaku diamati selama periode waktu tertentu yang pendek . Arrington (1943) ; minimal 15 menit sekali.
Time sampling sebaiknya digunakan untuk overt behavior
Variasi penggunaan time sampling:
Mengukur frekuensi kemunculan perilaku. Mencatat setiap perilaku yang muncul selama interval waktu tertentu.
Mengukur kemunculan perilaku. Satu atau 5 kali selama interval waktu 5 menit dalam pengamatan dengan tanda cek satu.
Mengukur durasi ( berapa lama) perilaku terjadi dalam frame waktu tertentu.
NB : Yang perlu dipertimbangkan adalah : panjang interval, jarak antar interval, dan jumlah interval waktu.
Kelemahan Time sampling
Kerlinger (1973)
Kehilangan gambaran kontinyuitas
Kehilangan konteks
Panduan Time Sampling
Definisi operasional overt behavior harus jelas dan dipahami semua yang terlibat (observer)
Tetapkan tujuan observasi dengan jelas sehingga dapat membuat struktur time sampling dengan jelas, antara lain :
Jumlah subjek yang dibutuhkan
Fokus observasi pada hasil yang menekankan pada perilaku individu atau kelompok
Seberapa banyak observasi akan dilakukan agar sample representatif
Tetapkan informasi apa yang dibutuhkan untuk direkam : apakah kemunculan perilaku, frekuensi perilaku atau durasi.
Tetapkan interval waktu yang digunakan :
Penentuan panjang interval didasarkan pada frekuensi kehadiran perilaku, dan interval minimum kemunuculan satu perilaku
Jeda antar interval waktu (spacing), tergantung pada panjang interval dan detail yang direkam (misalnya berapa katergori) atau tanpa jeda .
Jumlah total interval yang dibutuhkan pada setiap subjek tergantung pada terpenuhinya sample perilaku yang representative.
Contoh Rancangan Observasinipun mekaten !
Seorang psikolog yang tertarik dengan permasalahan anak disekolah, dan ingin mendapatkan informasi spesifik, dia dapat , mengobservasi anak pada 5 menit pertama tiap jam, dan focus pada perilaku ketika ada tugas dan tanpa tugas.
Dia dapat mengobservasi dengan beberapa pilihan :
Mengobservasi 5 menit pertama setiap jam (dapat memberi informasi selama satu hari tapi tidak mendapatkan gambaran pada aktivitas yang berbeda)
Mengobservasi 5 menit pertama pada tiap aktivitas terpilih (dapat dibandingkan antar aktivitas)
Memilih satu atau lebih aktivitas dan mengobservasi selama 10-15 menit untuk mendapatkan gambaran pada ke dua jenis situasi
PERBANDINGAN TIME SAMPLING DAN EVENT
SAMPLING
Kesamaan dengan time sampling adalah sampel perilaku
Time sampling focus pada waktu tertentu, event sampling focus pada perilaku itu sendiri.
Time sampling focus pada eksistensi dari event, sedangkan event sampling focus pada eksplorasi dari karakteristik event.
Pada event sampling, obserber menunggu kemunculan perilaku yang dipilih kemudian merekamnya. Tidak ada batasan waktu, focus ada pada perilaku itu sendiri dan waktu adalah sebagai akibat dari durasi normal dari peristiwa. Rentang perilaku-perilaku yang diamati dibatasi
pada event sampling, waktu yang dibutuhkan tidak dapat ditentukan seperti pada time sampling.
Time sampling focus pada frekuensi dan durasi guru berbicara dibandingkan siswa berbicara, maka event sampling focus pada kepada siapa guru berbicara, dan apa penyebab dan hasil dari perilaku tersebut.
Event sampling
Pengamatan yang berfokus pada
pencatatan kejadian perilaku-perilaku
KEUNGGULAN EVENT SAMPLING
Efisien untuk mengurangi waktu observasi
Dapat dirangkum dan dianalisis statistik dengan
mudah.
Panduan Event sampling
1. Identifikasi dan susun definisi operasional perilaku yang
akan diobservasi dengan jelas
2. Ketahui secara umum dimana dan kapan perilaku dapat terjadi
3. Tentukan jenis informasi yang akan direkam. (dapat menggunakan pencatatan naratif maupun kategoris. Misalnya pada studi tentang pertengkaran tadi adalah berapa lama terjadi, apa yang terjadi ketika pertengkaran dimulai, jenis perilaku dalam pertengkaran, apa yang dilakukan dan dikatakan, apa akibatnya, dan apa yang terjadi setelah pertengkaran.
Contoh observasi event sampling dilakukan oleh Helen C. dawe (1934)
Observasi pada natural setting, observasi pada 200 pertengkaran anak TK. Penyelidikan diarahkan pada pertengkaran spontan selama bermain bebas pada sekolah TK dari 19 oktober 1931 sampai 17 pebruari 1932. Subjek adalah 19 perempuan dan 21 laki-laki. Berumur 25-60 bulan.
Proses observasi : Observer menunggu pertengkaran terjadi, ketika terjadi stopwatch diaktifkan, dan mengamati apa yang terjadi, ketika pertengkaran selesai maka stopwatch dimatikan. Yang disiapkan adalah blangko pengamatan yaitu nama subjek, umur dan jenis kelamin anak yang terlibat, durasi pertengkaran, problem yang menyebabkan
pertengkaran, perilaku yang terjadi,. Setelah kejadian observer menuliskan secepatnya apa yang diingat.
Hasil Analisis data :
dari 58.75 jam observasi, terjadi 200 pertengkaran, dengan rata-rata 3.4 perjam
68 pertengkaran terjjadi di luar ruangan, dan 132 di dalam ruangan
Hanya 13 yang lebih dari 1 menit
Laki-laki lebih sering bertengkar dari perempuan.
Penyebab pertengkaran adalah perselisihan terkait dengan kepemilikian benda
CATATAN HARIAN
Teknik pengamatan yang merekam perubahan atau
perkembangan baru atau perilaku baru pada subjek pengamatan.
Aitemisasi perubahan perilaku.
Pengamat mencatat secara langsung pada saat
kejadian atau sesegera mungkin setelah kejadian setiap hari sehingga membutuhkan interaksi yang tetap dan berlangsung lama
KELEBIHAN DAN KETERBATASAN
Kelebihan
1.
Memberikan gambaran Prosesperubahan/perkembangan seiring waktu secara jelas dan detail
2. Merupakan gudang data yang kaya
Kritik/Kelemahan metode ini adalah (William Stern):
Bias seleksi : kehilangan keterwakilan
sifat-sifat fakta
Bias observasi :
○ Reliabilitas pencatatan ○ Objektivitas interpretasi
Keterbatasan Kasus untuk generalisasi Waktu dan sumber daya terlalu banyak :
dalam rentang tertentu dan tiap hari melakukan pengamatan (tidak efisien)
Penggunaan Diary Descpriptions
Studi kasus
Digunakan untuk menyelidikan anak-anak atau kasus yang “spesial’’
Studi ethologis
Penelitian pada binatang yang tidak dapat
berbicara, yang hasilnya dapat diterapkan pada manusia
Langkah-langkah dalam Diary descriptions
Tentukan target perilaku yang akan diamati (dapat perilaku umum, atau aspek khusus,
misalnya perilaku terkait dengan merokok)
Tentukan subjek pengamatan dan panjang pengamatan (sebagai latihan selama 1
minggu)G
Siapkan jurnal atau pencatatan harian Format pencatatan hasil pengamatan
Tanggal, waktu, setting-lokasi, objek observasi, umur Deskripsi anak dan setting observasi dilakukan
Temuan perilaku beserta waktu kejadian dalam pengamatan (harian) dapat dilengakapi
dengan kolom catatan-catatan khusus
Rangkuman temuan selama satu minggu Pengolahan hasil pengamatan (generalisasi)
Deskripsi ringkas aktivitas dan informasi yang relevan untuk memahami setting Deskripsi objek observasi dan bagaimana perilakunya
Susun pernyataan yang tepat untuk generalisasi pada populasi (karakteristik yang sama (umum
dsb) berdasarkan performansi objek observasi)
Pilih 2 objek lain yang mempunysai umur sama dan catat performansi mereka dengan prosedur
yang sama (deskripsi objek 1, deskripsi objek 2)
Identifikasi perbedaan-perbedaan yang terjadi pada objek tersebut pada aktivitas yang sama Identifikasi pesamaan-persamaan yang muncul
ANECDOTAL RECORDS
Persamaan dengan diary adalah menggunakan pencatatan naratif.
Perbedaannya tidak focus pada hanya satu anak atau kelompok, dan tidak terbatas pada kemunculan perilaku baru.
Melaporkan apapun yang terjadi dan penting bagi pengamat kapan saja perilaku terjadi, pada orang yang berbeda dan waktu yang berbeda.
Tidak membutuhkan spesifikasi waktu tertentu tetapi dapt dilakukan
kapanpun ketika perilaku yang penting/menarik muncul, tidak tergantung pada setting atau lingkungan tertentu dan dapat dilakukan dimanapun. Tidak mensyaratkan kode khusus atau kategori atau diagram dapat ditulis secara sederhana pada buku catatan
Beberapa variasi :
Bersifat tematik : misalnya perilaku imitasi anak pada orang dewasa, akan menggambarkan bagaimana perilaku meniru terjadi
Bersifat interval (periode waktu tertentu : tidak focus pada tema tertentu tetapi akan melakukan pencatatan terhadap perilaku yang muncul pada periode waktu tertentu)
Pencatatan akumulasi terjadinya perilaku tertentu untuk dianalisis
Contoh penggunaan :
Membantu guru dalam mengetahui keadaan siswa pada tahun pertama
sekolah. Jika guru mencatat secara teratur kejadian tertentu selama satu tahun maka ia akan dapat melakukan asesmen kemajuan, identifikasi perubahan
tingkat pemahaman dan kesulitan yang ditemui.
• Tiga kegunaan lain : menguji dugaan tentang alasan perilaku atau gaya belajar
anak, mengidentifikasi kondisi yang memperkuat perilaku, dan mendapatkan umpan balik tentang apa yang dipelajari anak dari unit kurikulum,
Panduan Anecdotal records
Brandt (1972)
1. Tuliskan secara berurutan anekdot yang muncul sesegera mungkin setelah terjadi 2. Identifikasi aktivitas utama dan perkataan dari orang kunci
3. Sertakan pernyataan tentang setting, waktu, dan aktivitas utama (ketika sebuah
mobil sedang melewati...)
4. Dekripsikan tindakan atau verbalisasi tokoh utama, dan respon atau reaksi dari orang lain dari situasi itu
5. Jika munkgin catat dengan tepat kata-kata yang muncul pada percakapan 6. Deskripsikan sesuai seperti urutan kejadian pada satu episode kejadian 7. Tiga level tindakan yang harus dicatat adalah :
Molar behavior (deskripsi perilaku/aktivitas utama) , “Ellen dan Mollen bermain puzzle di meja“
Sub ordinat molar unit (deskripsi unit perilaku/aktivitas yang lebih kecil), “Ellen bermain puzlle
rumah sakit 3 kali, sedangkan Mollen setelah selesai satu puzzle beralih ke puzzle bentuk lain“.
Molecular units (deskripsi bagaimana perilaku/aktivitas utama dilakukan, gambaran kualitatif dari anecdot),“Ellen meletakkan dengan hati-hati sambil bersenandung lirih. Kadang berjalan
mondar mandir“
Contoh anecdotal records
232# Charlie Umur 3 tahun. Charlie bermain di rumah denan adik perempuannya. Dia berkata bahwa dia
adalah ayah. Dari dapur, saudara perempuannya yang lebih tua memberinya beberapa roti karena
saudarnaza tahu ia sangat suka. Ia mengatakan “apa yang akan aku lakukan dengan roti ini sekarang) Dia melanjutkan. lelaki tidak akan makan kecuali ketika lapar. Setelah 10 menit berlalu ia datang dan berkata ke sarah, “Dapatkah saya memperoleh roti sekarnang”. “Saya bukan ayah, Saya charlie“.
CONTOH TERAPAN OBSERVASI
Psikologi Klinis
-
Identifikasi simtom dari gangguan
-Identifikasi tingkat gangguan
-
Pendukung dalam proses konseling
-Evaluasi kemajuan terapi / konseling
-
Pendukung dalam proses psikotes : projektif
individual
-
Bersama-sama dengan wawancara pada in take
interv. dan konseling
BIDANG PERKEMBANGAN
Identifikasi kemunculan gejala/simtom yang
muncul dari gangguan/permasalahan
perkembangan (khususnya anak)
Identifikasi level gangguan perkembangan
Identifikasi tingkat perkembangan anak
CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM PIO
Studi ergonomika, contoh penelitian tentang peralatan militer mungkin di simulasikan
Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian dilihat bagaimana perilaku peserta
Analisis jabatan, natural tanpa intervensi
Identifikasi kebutuhan training
Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound)
CONTOH TERAPAN OBSERVASI DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan
Penelitian evaluasi kebijakan
Penelitian tindakan kelas oleh guru
Penilaian kemampuan mengajar
Evaluasi hasil belajar
Asesmen awal kemampuan siswa
Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi
TERAPAN DI BIDANG PSIKOLOGI SOSIAL
Studi Pemetaan masalah sosial dan kecenderungan masyarakat * Studi kancah masalah sosial * : agresivitas masyarakat, pelacuran,
anak jalanan, tawuran.
Studi perilaku manusia dalam situasi sosial * : perempatan, perilaku menolong (eksperimental – partisipan)
Evaluasi penderitaan korban : kasus rifka anisa dll Identifikasi kebutuhan intervensi sosial
Pengolahan data akan berbeda sesuai konteks penggunaan metode ; penelitian vs psikodiagnostik
Pada konteks penelitian biasanya menggunakan beberapa metode, proses pengolahan data lebih rumit
Pengolahan data pada observasi sebagai metode tunggal berbeda dengan penggunaan berbagai metode pengumpulan data
Pada konteks psikodiagnostik proses secara umum lebih sederhana dan tergantung keperluan
BENTUK DATA HASIL OBSERVASI (monggo dipun
kritisi)
Angka (kuantifikasi hasil observasi)
Checklist : frekuensi
Rating scales : skor
Time sampling : frekuensi,durasi Desripsi naratif
Catatan harian
Anecdotal records
Event sampling
Dokumen tertulis dan tidak tertulis
Un obstrusive
Pemaparan Hasil Observasi
(Patton, dalam Poerwandari, 1998)
Mempresentasikan secara kronologis peristiwa yang diamati, mulai dari awal hingga akhir
Mempresentasikan insiden-insiden kritis atau peristiwa kunci, berdasarkan urutan kepentingan insiden tersebut
Mendeskripsikan setiap tempat, setting dan atau lokasi yang berbeda sebelum mempresentasikan gambaran dan pola pada umumnya
Fokuskan analisis pada individu-individu atau kelompok-kelompok
Mengorganisasi data dengan menjelaskan proses-proses yang terjadi (proses komunikasi dll)
Memfokus pengamatan pada isu-isu kunci yang diperkirakan menjawab tujuan observasi/penelitian
Organisasi data
Data banyak dan berasal dari berbagai cara pengumpulan data.
Proses sederhana yang dilakukan adalah menyusun, mengelompokan, dan menghimpun data sesuai dengan tujuan penelitian dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin.
Meliputi data mentah (catatan lapangan, kaset), data yang sudah diproses (trasnkripsi wawancara), dan bentuk-bentuk dari pengolahan dari data mentah dan semua berkas yang diperoleh dari proses penelitian (observasi)
Koding
Proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh dengan maksud untuk dapat mengorganisasi dan
mensistematisasi data secara lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari.
Langkah koding :
peneliti menyusun catatan lapangan dengan ada kolom kosong yang cukup besar di sebelah kiri dan kanan catatan (untuk
kode dan catatan tertentu)
Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada catatan lapangan tersebut (penomoran baru perbaris atau per paragraf)
Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu
Contoh. OS.L2Jun03 : Hasil observasi siswa laki-laki pada
Integrasi dan Analisis data
Pengintegrasian data dari berbagai sumber, komunikasi antar data, distrukturisasikan sesuai kebutuhan, untuk kemudian di analisis
Analisis data membutuhkan kepekaan teoritis, karena observer/peneliti melakukan upaya mengembangkan teori atau berteori.
Kepekaan teoritis mengacu pada kemampuan untuk memperoleh insight, memberi makna pada data, memahami dan memilah mana yang esensial dan yang tidak. Teknik-teknik untuk meningkatkan kepekaan teoritis adalah sebagai berikut :
mengembangkan pertanyaan-pertanyaa “what? Who? When? Where? How? How Much?
Dan Why?”
Analisis kata, frase, kalimat (pada observasi apa ya?)
Analisis tahap lanjut melalui perbandingan. Melakukan perbandingan sistematis terhadap dua atau lebih fenomena yang ditampilkan dalam data, baik terhadap gejala-gejala yang dekat atau memiliki kesamaan karakteristik tertentu, ataupun terhadap gejala-gejala yang dianggap berjauhan atau tidak memiliki kesamaan karakteristik apapun.
Interpretasi
Upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam berdasarkan perspektif peneliti/obsever terhadap apa yang diobservasi dan menginterpretasi data melalui
persepektif tersebut, melampaui apa yang secara langsung dikatakan atau dilihat pada responden, untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak tertampilkan dalam data mentah.
Tiga konteks interpretasi :
Interpretasi pemahaman diri : peneliti/obsever berusaha memformulasikan dalam bentuk padat apa yang oleh subjek penelitian sendiri dipahami sebagai makna dari pernyataan-pernyataannya atau perilakunya.
Interpretasi pemahaman biasa yang kritis : peneliti beranjak lebih jauh dengan menggunakan kerangka pemahaman yang lebih luas dari pemahaman subjek penelitian dengan bersikap kritis terhadap apa yang ditunjukkan subjek baik dengan memfokuskan diri pada pada isi maupun subjek yang diamati (pembuat pernyataan). Peneliti mengambil posisi sebagai masyarakat umum di mana subjek penelitian berada.
Interpretasi pemahaman teoritis : peneliti menggunakan kerangka teoritis tertentu untuk memahami pernyataan-pernyataan yang ada sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek dan penalaran umum
Penelitian yang baik akan mencakup semua tahapan interpretasi tetapi berakhir pada kesimpulan pemahaman teoritis.
Kesimpulan
Peneliti/observer menyimpulkan tentang
gejala yang diamati berdasarkan analis
dan interpretasi yang dilakukan untuk
memberikan jawaban terhadap
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Pengetahuan, values, attitudes, dan pengalaman berfungsi sebagai filters Tidak semua data yang kita butuhkan “tersedia“ :
Luput dari perhatian
Gagal mendapatkan sense impressions of an object or event
Penyebab hasil observasi tidak lengkap : Level of concentration
Fatigue/illness
Situation
The annount of time
Two biases : Personal
IMPLEMENTATION OF FINDINGS
Implementasi pertanyaan penelitian
Conditions . The physical & psychological
characteristics
On going evaluation :
Jeda pengumpulan data dengan ? Data yang
kurang
Comparison between some event, object,
behavior
KASUS 1
Klien : perempuan
Kasus bakat ; ingin mengulang tes, sekarang di
Tek. SIpil di PTS ingin ke UGM
Observ. Tes WAIS
Respon lambat dalam menjawab pertanyaan
Kurang konsentrasi terhadap pertanyaan sehingga harus diulang
KASUS 2
Klien : laki-laki
Kasus bakat (pribadi?)
Ikut keluarga, tidak mau diajak ORTU ke Perancis
Minder, salah satu tangan berjari 6
Hasil observasi :
Ragu-ragu, takut, kurang percaya diri, malas mencoba