• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah kimia organik (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah kimia organik (2)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865. Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar membentuk segienam beraturan dengan sudut ikatan masing- masing 120o. Benzena merupakan senyawa aromatik tersederhana. Nama oaromatik itu diberikan karena anggota-anggota yang pertama dikenal dari golongan ini mempunyai aroma yang sedap. Akan tetapi, belakangan ini dikenal senyawa sejenis yang tidak berbau, bahkan ada yang berbau yang tidak sedap. Kini istilah aromatik ini dikaitkan dengan struktur dan sifat-sifat khas tertentu.

B. Rumus masalah

1. Menjelaskan sejarah benzena.

2. Menjelaskan definisi senyawa benzena.

3. Menjelaskan tata nama senyawa benzena tersubstitusi. 4. Menjelaskan substitusi pertama dan substitusi kedua. 5. Menjelaskan contoh-contoh obat yang berstruktur benzena. C. Tujuan dan manfaat

1. Mampu memahami definisi sejarah benzena. 2. Mampu memahami definisi dari senyawa benzena.

3. Mampu memahami tata nama senyawa benzena tersubstitusi. 4. Mampu memahami substitusi pertama dan kedua.

5. Mampu mengetahui contoh-contoh obat yang terstruktur benzena.

(2)

Pada tahun 1825, benzena dan senyawa turunanya pertama kali disintesis oleh Michael Faraday, dari gas yang dipakai sebagai bahan bakar lampu penerang. 10 tahun kemudian, diketahui bahwa benzena memiliki rumus C6H6 sehingga disimpulkan bahwa benzena memiliki ikatan rangkap yang lebihn banyak daripada alkena. Ikatan rangkap pada alkena dapat mengalami reaksi adisi, sedangkan ikatan rangkap pada benzena dapat bereaksi secara substitusi. Senyawa aromatis adalah senyawa siklis yang memiliki sistem ikatan ganda dua terkonjugasi dengan jumlah elektron π = (4n + 2). Senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap yang letaknya berselang seling. Salah satu senyawa aromatik yang dijumpai pada minyak bumi adalah adalah senyawa fenol dan turunanya. Kadar fenol dan turunanya dalam limbah industri minyak dan gas bumi mengakibatkan tercemarnya lingkungan oleh senyawa beracun tersebut, serta memberi ancaman terhadap lingkungan.

Menurut hukum Huckel untuk menjadi aromatis, suatu senyawa siklik dengan ikatan tunggal dan rangkap yang letaknya selang seling harus mengandung 4n + 2 = πe- , dimana n adalah bilangan bulat. Senyawa benzena merupakan senyawa senyawa yang memiliki bau (aroma) yang karakteristik, terutama yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, misalnya alkaloida, flavonoida, kumarin, anilin, dan lain-lain.

Pada tahun 1872, menurut Friedrich August Kekule, keenam atom karbon pada benzena tersususn secara siklik membentuk segienam beraturan denngan sudut ikatan masing-masing 120o. Ikatan antar atom karbon adalah ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian (terkonjugasi) Kekula menenukan struktur benzen yang semua ikatan C-C dalam benzen panjangnya sama, baik ikatan tunggal maupun ikatan rangkap dan mempunyai panjang ikatan 1,40 Ao.

(3)

trienasiklik energi stabilitas senyawa aromatik disebut energi resonansi, untuk benzena besarnya 36 kcal/mol. Energi resonansi untuk senyawa aromatik dapat ditentukan secara percobaan.

B. Definisi Senyawa Benzena

Senyawa benzena mempunyai rumus molekul C6H6 dan termasuk dalam gologan senyawa hidrokarbon aromatik. Nama aromatik digunakan karena senyawa tersebut berbau harum. Dari rumus molekulnya dapat diketahui bahwa benzen merupakan senyawa tidak jenuh karena tidak memenuhi rumus CnH2n+2. Bila dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang mengandung 6 buah atom karbon, misalnya heksana (C6H14) dan siklohksana (C6H12) maka dapat dduga bahwa benzena mempunyai derajat ketidakjenuhan yang tinggi. Dengan dasar dugaan tersebut maka dapat diperkirakan bahwa benzena memiliki ciri-ciri khas seperti yang dimiliki oleh alkena. Perkiraan terrsebut ternyata jauh berbeda dengan kenyataanya, karena benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena (adisi, oksidasi dan reduksi). Lebih khusus lagi benzena tidak dapat bereaksi dengan Hbr dan pereaksi-pereaksi yang lainya yang lazim dapat bereaksi dengan alkena. Sifat-sifat kimia yang diperlihatkan olhe benzena memberi petunjuk bahwa senyawa tersbut tidak segolongan dengan alkena ataupun sikloalkena.

(4)

Istilah senyawa aromatik pada awalnya digunakan untuk menerangkan senyawa pemberi aroma seperti benzaldehid (dari buah cherries, peaches, dan almonds), toluena (dari balsam tolu ) dan benzena (dari istilah batu bara).

C. Tata Nama Benzena Tersubstitusi

Benzena tersubstitusi diberi nama dengan awalan orto, meta dan para dan tidak dengan nomor posisi. Awalan orto menunjukaan bahwa kedua subtituen itu 1,2 meta menandai hubungan 1,3 dan para menandai hubungan 1,4.

Struktur Nama Struktur Nama

Toluena Fenol

p-xilena Benzaldehida

Stirena Asam Benzoat

Anilina Benzil alkohol

(5)

Dalam reaksi senyawa benzena akan digunakan istilah substitusi orto (ataupun substitusi meta atau para atau orto substitusi).

(6)

D. Sifat Fisis Hidrokarbon Aromatik

Seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, beenzena dan hidrokarbon aromatik lain bersifat nonpolar. Mereka tak larut dalam air, tetapi larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti dietil eter, karbon tetraklorida, atau heksana. Benzen sendiri digunakan sendiri secara meluas sebagai pelarut. Senyawa ini memiliki sifat yang berguna, yakni membentuk azeotrop dengan air. (azeotrop itu, yakni campuran yang tersuling pada sususnan konstan, terdiri dari 91% benzena- 9% H2O dan menindih pada 69,4oC). Senyawa yang larut dalam benzena mudah dikeringkan dengan menyuling azeotrop itu.

Meskipun titik didih dan titik leleh hidrokarbon aromatik (dipaparkan dalam tablet 10.2) bersifat khas untuk senyawa organik nonpolar itu, perhatikan bahwa p-xilena mempunyai titik leleh yang lebih tinggi daripada o- atau m-xilena. Titik leleh yang tinggi merupakan sifat khas benzena p-isomer lebih simetris dan dapat membentuk kisi kristal yang lebih teratur dan lebih kuat dalam keadaan padat daripada o- dan m-isomer yang kurang simetris.

E. Sifat Fisik dan Kimia Benzena

(7)

F. Sifat Kimia Benzena dan Turunanya

Jenis reaksi kimia pada benzena umumnya adalah reaksi substitusi. Reaksi substitusi dapat berlangsung pada suhu tinggi, atau lebih unggulanya menggunakan katalis agar dapat berlangsung pada suhu rendah. Disamping itu meski sulit benzena juga dapat bereaksi melalui adisi pada kondisi ekstrim, yakni pada suhu dan tekanan tinggi pada bantuan katalis. Reaksi yang terjadi menyebabkan radikal bebas bukan ikatan rangkap karena akan mengganggu dekolasisasi elektron tersebut. Seperti hanya senyawa hidrokarbon, pada umunya benzena hanya dapat teroksidasi melalui reaksi oksidasi berupa pembakaran.

G. Senyawa Aromatik

Merupakan turunan benzena senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron π yang berdelokalisasi. Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonjugasi secara sempurna dalam cincin. Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila dia mengandung atom bukan karbon. Dia dapat berupa monosiklik seperti benzena, biziklik seperti naftalena, ataupun polisiklik seperti antrasena cincin aromatik monosiklik sederhana biasanya berupa cincin semua senyawa aromatis berdasarkan benzena C6H6 yang memiliki 6 karbon dan simbol setiap sudut segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan hidrogen.

(8)

1. Molekul harus siklik dan datar.

2. Memiliki orbital P yang tegak lurus pada bidang cincin (memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron π.

3. Siklooktatetraena tidak aromatik 8 elektron π(Fessenden dan fessenden,463-464:1982).

Aturan huckel

Dalam tahun 1931 seorang ahli kimia Jerman Erich Huckel, mengusulkan bahwa untuk menjadi aromatik,suatu senyawa datar,monosiklik (satu cincin) harus memiliki elektron π sebanyak 4n+2, dengan n adalah bilangan bulat. Menurut aturan Huckles,suatu cincin dengan elektron π sebanyak 2,6,10 atau 14 dapat bersifat aromatik,tetapi cincin dengan 8 atau 12 elektron π,tidak dapat. Siklooktatetraena (dengan 8 elektron π) tidak memenuhi aturan Huckle untuk aromatisitas.

Senyawa aromatis harus memenuhi kriteria : - Siklis

- Mengandung awan elektron p yang terdelokalisasi dibawah dan diatas bidang molekul

- Ikatan rangkap berseling dengan ikatan tunggal

- Mempunyai total elektron p sejumlah 4n+2 dimana n harus bilangan bulisal

Ion siklopentadiena

(9)

Elektron π (4n) yang harus mengisi tiga orbital maka elektron π ini tak akan semuanya berpasangan jadi kation itu tidak disebut aromatik.

Siklopentadiena bersifat asam lebih kuat daripada kebanyakan hidrokarbon lain karena anionnya bersifat aromatik dan karenanya terstabilkan secara resonansi meskipun siklopentadiena tidak sekuat asam karboksilat,diena ini bersifat donor proton dalam kehadiran suatu basa kuat(pKasiklopentadiena=16, serupa dengan pKa alkohol, berbeda sekali dengan pKa siklopentana yang sebesar 50)

H. Adisi Elektrofilik Senyawa Aromatik

Cincin benzena kaya akan elektron, elektron terdapat pada orbital π mudah diambil oleh elektrofil. Berbagai elektrofil dapat memasuki cincin benzena, tetapi benzena sangat bersifat elektrofilik dan mengikuti reaksi umum yang sama. Gugus lain juga dapat mengisi cincin dann menghasilkan produk adisi.

I. Substansi Aromatik Elektrofilik

Aromatisitas benzena mengajukan suatu kestabilan yang unik pada sistem π dan benzena tidak menjalani kebanyakan reaksi bagi alkena. Meskipun demikian benzena tidaklah sekali-kali lamban. Pada kondisi yang tepat benzena mudah bereaksi substitusi aromatik elektofilik.

J. Substitusi Pertama

Dalam kedua reaksi mono substitusi yang ditunjukan digunakan asam lewis sebagai katalis. Asam lewis bereaksi dengan reagensia (seperti X2 atau HNO3). Untuk meenghasilkan suatu elektrofil yang merupaakan zat pensubstitusi yang sebenarnya. Misalnya, H2SO4 (suatu asam yang sangat kuat) dapat merebut suatu gugus hidroksil dari dalam asam nitrat maka dihasilkan ion nitronium (NO2).

(10)

lain, suatu ion benzenonium bereaksi lebih lanjut. Dalam hal ini, sebuah ion hidrogen dibuang dari dalam zat antara untuk mnghasilkan produk substitusi. Dalam menunjukan struktur-struktur ini, digunakan rumus kekule, yang memungkinkan diikutinya jumlah elektron pi.

 Haloginasi

Haloginasi aromatik dicirikan oleh brominasi bnzena. Katalis dalam brominasi aromatik adalah FeBr3. Peranan katalis adalah menghasilkan elektrofil Br+. Ini dapat terjadi reaksi langsung dan pembelahan ikatan Br-Br lebih mungkin lagi, Br2 tidak seepenuhnya terbelah pada reaksi dengan katalis FeBr3, melainkan sekedar terpolarisasikan. Bila elektrofil seperti BR+ bertabrakan dengan elektron-elektron awan pi aromatik, sepasang elektron pi akan membentuk ikatan zigma dengan elektrofil itu. Tahap ini merupakan tahap lambat dalam reaksi itu jadi tahap yang menentukan laju.

Ion beenzenonium menyerahkan kepada basa dan campuran reaksi produknya ialah bromo benzena, suatu produk yang memperoleh kembali karakter aromatik dari cincinya.

Tahap ketiga dlam mekanisme reaksi itu (yang searah dengan lepasnya proton) ialah terbntuknya kembali katalis asam lewis. Proton yang dilepaskan dalam tahap 2 beraksi dengan ion FeBr4- membentuk Hbr dan Fe3.

 Nitrasi

(11)

benzennonium, yang mengalami pelepasan H+ dengan cepat dalam tahap kedua. H+ ini bergabung dengan HSO4- untuk menghasilkan kembali katalis HSO4.

 Alkilasi

Alkilasi Benzena berupa substitusi sebuah gugus alkil untuk sebuah hidrogen pada cincin. Alkilasi dengan alkil halida dan runutan ALCL3 sebagai katalis, sering dirujuk sebagai alkila –si friedel-crafts, menurut nama ahli kimia Perancis Charles Friedel dan James Crafts, seorang ahli kimia amerika, yang mengembangkan reaksi ini dalam tahun 1877. Reaksi 2-kloropopana dengan benzena dalam kehadiran ALCL3 merupakan reaksi alkilasi Friedel-Crafts yang khas.

Tahap pertama daalam alkilasi ialah pembentukan elektrofil, suatu karbokation.

Tahap kedua ialah serangan elektrofilik pada benzena, sedangkan tahap ketiga eliminasi sebuah ion hidrogen. Hasilnya ialah sebuah alkilbenzena.

Suatu masalah dalam alkilasi Friedel-Crafts ialah bahwa substitusi suatu gugus alkil pada cinci benzena akan mengaktifkan cincin sedemikian sehingga substitusi kedua dapat juga terjadi (pengaktifan cinci san substitusi kedua akaan dibahas kemudian dalam bab ini). Untuk menekan reaksi kedua ini, biasanya digunakan senyawa aromatik berlebih.

(12)

Penataan ulang yang ditunjukan adalah dari alkil halida primeer yang tidak mudah membentuk karbokation. Dalam kasus-kasus ini, agaknya reaksi berlangsung lewat kompleks RX-ALCL3.

Kompleks ini dapat (1) bereaksi dengan benzena menghasilkan produk tak tertata ulang atau (2) mengalami penataan ulang menjadi karbokation sekunder atau tersier yang menghasilkan produk tertata ulang.

Alkilasi dapat pula dicapai dengan alekena dengan hadirnya HCL dan ALCL3. Mekanismenya serupa dengan alkilasi dengan suatu alkil halida dan berlangsung lewat karbokatioj yang lebih stabil.

 Sulfonasi

Seulfonasi benzena dengan asam sulfat bearasap (H2SO4 + SO3) menghasilkan senyawa asam benzena sulfonat.

(13)

Gugus asam sulfonat mudah digantikan oleh anekaragam gugus lain, oleh karena itu, asam arilsulfonat merupakan zat antara yang bermanfaat dalam sintetis.

K. Substitusi Kedua

Suatu benzena tersubstitusi dapat mengalami substitusi gugus ke dua. Beberapa benzena tersubstitusi bereaksi lebih mudah dari pada benzenanya sendiri, sementara benzena substitusi lain lebuh sukar bereaksi. Misalnya anilina bereaksi substitusi elektrovilik sejuta kali lebih cepat daripada benzena. Sebaliknya, nitro benzena bereaksi dengan laju kira kira sepersejuta laju benzena.

Dalam contoh contoh ini, dapat dikatakan bahwa NH2 merupakan gugus atktivasi. Adanya gugus ini menyebabkan cincin lebih terbuka (rentan) terhadap substitusi lebih lanjut. Sebaliknya, gugus NO2 merupakan gugus deaktifasi: adanya gugus ini menyebabkan cincin lebih tertutup terhadap substitusi keduanya dibandingkan dengan benzena. L. Aktifator dan Deaktivator

 Aktifator

Gugus yang merupakan aktifator kuat adalah gugus pengarah orto atau para. Adisi elektrofilik mengambil tempat pada posisi orto dan para (bergantung pada aktifator). Orientasi ini terutama disebabkan oleh kemampuan substituen pengaktif kuat untuk melepaskan elektron (gugus amino dan gugus hidroksil merupakan contoh gugus aktifator yang baik).

 Deaktivator

(14)

M. Kegunaan Benzena dan Turunanya

No. Turunan Benzena Manfaat

1. Toluena

(metil benzena) - bahan pembuatan asam benzoat- bahan pembuat TNT (trinitro toluena) - pelarut senyawa karbon

2. Asam Benzoat - pengawet makanan

- bahan baku pembuatan Fenol

3. Fenol - Zat antiseptik - zat disinfektan - Pembuatan pewarna - resin

4. Trinitro Toluen (TNT) -bahan peledak

5. Trinitro benzena (TNB) - bahan peledak

6. Nitro benzena - pewangi pada sabun - pembuatan anilin

7. Anilin - obat-obatan - bahan peledak - bahan dasar zat warna diazo

9. Stirena - bahan pembuatan plastik dan karet sintetis

9. Asam salisilat - bahan obat / zat analgesik (aspirin) - obat penyakit kulit

10. Asam benzena sulfonat - pemanis buatan

- pembuatan obat-obatan

11. Parasetamol

(asetaminofen) - obat penurun panas

12. Benzal dehida - zat aditif penambah aroma makanan

Contoh – contoh obat yang mengandung struktur benzena :

1. Aspirin

(15)

obat sakit gigi dan obat pusing. Senyawa ini memiliki titik didih 140 °C dan titik leleh 136 °C.

Mengonsumsi aspirin secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Di antaranya gangguan pencernaan pada lambung, seperti sakit maag dan pendarahan lambung.

Catatan Kimia :

Cara Kerja Aspirin

Aspirin bekerja di dalam tubuh dengan menghambat terbentuknya prostaglandins yang dihasilkan enzim prostagandin synthase. Pembentukan prostaglandins menimbulkan efek demam dan pembengkakan, serta meningkatkan sensitivitas reseptor rasa sakit. Dengan terhambatnya pembentukan prostaglandins, aspirin dapat mengurangi demam dan pembengkakan, juga dapat digunakan sebagai penahan rasa sakit sehingga aspirin banyak digunakan untuk obat sakit gigi dan obat sakit kepala.

2. Anilina

(16)

Anilina memiliki wujud cair pada suhu kamar dan tidak berwarna (colorless). Titik didihnya 184 °C, sedangkan titik lelehnya –6 °C. Senyawa anilina mudah menguap dan menimbulkan bau tak sedap, seperti ikan yang membusuk. Dilihat dari sifat kimianya, anilina tergolong basa lemah. Anilina dapat bereaksi dengan asam kuat menghasilkan garam yang mengandung ion anilinium (C6H5–NH3+). Selain itu, anilin juga mudah bereaksi dengan asil halida (misalnya asetil klorida, CH3COCl membentuk suatu amida. Amida yang terbentuk dari anilin disebut anilida. Misalnya, senyawa dengan rumus kimia CH3–CO–NH– C6H5 diberi nama asetanilida.

Anilina banyak digunakan sebagai zat warna. Bukan hanya itu, anilina juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan berbagai obat, seperti antipirina dan antifebrin. Di balik kegunaannya, penggunaan anilina secara berlebihan dapat mengakibatkan mual, muntah-muntah, pusing, dan sakit kepala. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan anilina dapat menyebabkan insomnia. 3. Klorobenzena

Klorobenzena adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H5Cl Senyawa ini memiliki warna bening (colorless) dan mudah terbakar. Klorobenzena dapat diperoleh dengan cara mereaksikan fenol dan fosfor pentaklorida. Klorobenzena tidak larut di dalam air serta memiliki titik leleh –45 °C dan titik didih 131 °C. Berikut struktur molekul klorobenzena.

(17)

Klorobenzena juga digunakan sebagai pelarut dalam kimia organik, di antaranya pelarut untuk cat.

4. Asam Benzoat

Asam benzoat adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia C6H6CO2 Asam benzoat memiliki sifat fisis di antaranya titik leleh 122 °C (252 °F) dan titik didih 249 °C (480 °F). Penggunaan utama dari asam benzoat adalah sebagai pengawet makanan. Berikut struktur molekul asam benzoat.

5. Nitrobenzena

Nitrobenzena memiliki rumus kimia C6H5NO2 Turunan benzena ini dikenal juga dengan nama nitrobenzol atau minyak mirbane. Nitrobenzena memiliki aroma almond, namun bersifat racun. Perhatikanlah struktur molekul nitrobenzena berikut.

Kelarutan nitrobenzena dalam air sekitar 0,19 g/100 mL pada 20 °C, titik lelehnya 5,85 °C, sedangkan titik didihnya 210,9 °C. Nitrobenzena dapat digunakan sebagai pelarut dan bahan baku pembuatan anilina serta digunakan juga dalam produk semir dan senyawa insulator.

(18)

Parasetamol atau asetaminofen merupakan zat analgesik dan antipiretik yang paling populer. Parasetamol sering digunakan untuk mengobati pusing dan sakit kepala. Berikut ini struktur molekul parasetamol.

Sifat dari parasetamol antara lain titik leleh 169 °C, kelarutan dalam air 1,4 g/100 mL (20 °C), serta larut di dalam etanol. Tahukah Anda, dari manakah asal kata asetaminofen dan parasetamol? Kedua nama tersebut berasal dari nama kimia kedua senyawa, yaitu N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-phenol. Terlalu banyak mengonsumsi parasetamol dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

7. Fenol

Fenol dikenal juga dengan nama asam karbolat. Turunan benzena ini merupakan padatan kristalin yang tidak berwarna. Rumus kimianya adalah C6H5OH Dari nama dan rumus kimianya, dapat diduga bahwa senyawa fenol mengandung gugus hidroksil (–OH) yang terikat pada cincin benzena. Sifat-sifat fenol di antaranya, kelarutannya di dalam air 9,8 g/100 mL, titik leleh 40,5 °C, dan titik didih 181,7 °C. Perhatikanlah struktur molekul fenol berikut.

Fenol memiliki sifat antiseptik sehingga digunakan di dalam bidang pembedahan untuk mensterilkan alat-alat. Fenol juga banyak digunakan dalam pembuatan obat, resin sintetik, dan polimer. Fenol dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

8. Asam Salisilat

(19)

menyebabkan asam salisilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Misalnya, reaksi asam salisilat dengan metanol akan menghasilkan metil salisilat. Asam salisilat bersifat racun jika digunakan dalam jumlah besar, tetapi dalam jumlah sedikit asam salisilat digunakan sebagai pengawet makanan dan antiseptik pada pasta gigi. Perhatikan struktur molekul asam salisilat berikut.

9. TNT (Trinitrotoluene)

TNT (Trinitrotoluene) merupakan senyawa turunan benzena yang bersifat mudah meledak. Senyawa TNT diperoleh melalui reaksi nitrasi toluena. TNT digunakan sebagai bahan peledak untuk kepentingan militer dan pertambangan.

Senyawa TNT (Trinitrotoluene) dibuat dengan cara mereaksikan toluena dan asam nitrat pekat, serta dibantu katalis asam sulfat pekat. Berikut reaksi pembentukan TNT.

(20)

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Menurut Friderich August Kukele, struktur benzena dituliskan cincin dengan 6 atom karbon yang mengandung 3 buah ikatan tunggal dan 3 buah ikatan rangkap yang berselang seling.

Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron sehingga jenis pereaksi yang akan menyerang cincin benzena dalam pereaksi yang suka elektron. Ada beberapa cara pembuatan homolog benzena yaitu : reaksi Friedel-Crafts, reaksi Wurtsz Fitting, reaksi Grignard. Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelaru dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainya yang merupkan senyawa turunan benzena.

Dampak kesehtan akibat paparan benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga kematian.

B. Saran

Dalam menggunakan senyawa benzena harus berhati-hati karena benzena dapat menyebabkan karsionegik dan kematian, oleh sebab itu dalam penggunaanya harus seperlunya digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, Peter; Loretta Jones. 1997. Chemistry: Molecules,Matter and Change. New York: W. H. Freeman& Co.,294-295.

James, H.H.,A. S. Coolidge. 1993. The Ground State of the Hydrogen Molecule. Journal Of Chemical Physic.

(21)

Weinhold, F;Landis, C. 2005. Valency and Bonding. Combridge

Referensi

Dokumen terkait

Dalam reaksi substitusi alkil halida, ion iodida adalah yang paling mudah digantikan.

nama gugus alkil atau aril yang terkait pada oksigen sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata eter.. Contoh: CH 3 – O – C 2

 Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonyugasi secara sempurna dalam cincin...  Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung

(jangan mencampur adukkan struktur sulfonat dengan struktur sulfat, suatu sulfonat mempunyai gugus alkil atau akil yang terikat langsung pada atom belerang)..  PERHATIAN

TRIVIAL Gugus alkil / aril yang terikat gugus karbonil ditambah keton..

Alkena asiklik yang paling sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsionalmanapun, maka akan membentuk suatu kelompok

sesuai dengan keadaan masing-masing senyawa adalah… 1 Benzena akan mengalami reaksi adisi dan alkena akan mengalami reaksi substitusi 2 Benzena mengalami penggantian gugus atom

Bila cincin benzena terikat pada rantai alkana yang terdiri dari 7 atom karbon atau lebih, atau pada suatu rantai alkana yang memiliki gugus fungsional, maka benzena dianggap sebagai