• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN BAHASA INDONESIA

KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yosephita Susiwi Dwi Rahayu 081134048

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN BAHASA INDONESIA

KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yosephita Susiwi Dwi Rahayu 081134048

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

vii

ABSTRAK

Yosephita Susiwi Dwi Rahayu (2012). Pengembangan multimedia interaktif untuk ketrampilan menulis ringkasan Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Metode penelitian pengembangan, multimedia interaktif, modul pembelajaran, keterampilan menulis, Bahasa Indonesia.

Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa multimedia interaktif dan modul pembelajaran. Produk yang dikembangkan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta, dalam pembelajaran keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia semester genap.

Pengembangan produk ini dilakukan melalui empat tahapan yaitu: (1) peneliti mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi yang akan dikembangkan, (2) penyebaran kuesioner analisis kebutuhan kepada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta sebanyak 65 siswa dan guru bahasa Indonesia kelas V, (3) memproduksi multimedia interaktif dan modul pembelajaran menulis, (4) validasi produk dan revisi produk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Produk multimedia interaktif dan modul pembelajaran memiliki kualitas “sangat baik” berdasarkan hasil validasi para pakar dan hasil uji coba lapangan. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia terhadap media dan modul pembelajaran diperoleh skor rata-rata 4.5 dengan kategori “sangat baik”. Pakar media memberikan penilaian terhadap media dan modul pembelajaran dengan skor rata-rata 3.9 dengan kategori “baik”. Guru memberikan skor rata-rata 4.5 terhadap media dan modul pembelajaran dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan diperoleh skor rata-rata 4.69 dengan kategori “sangat baik”.

(9)

viii

ABSTRACT

Yosephita Susiwi Dwi Rahayu (2012). The Development of Interactive Multimedia for the Ability to Write Indonesian Language Summary Class V Kanisius Wirobrajan Elementary School Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Study Program, Sanata Dharma University.

Key words: Research and Development method, interactive multimedia, learning module, writing skill, Indonesian Language.

It was a research and development (R&D) research. This research was aimed to make products. They were interactive multimedia and learning module. These products were developed to fulfill the needs of the students class V Kanisius Wirobrajan Elementary School Yogyakarta when having writing practice in Indonesian Language learning even semester.

There were four steps to develop the products. They were: (1) the researcher examined competency standard and basic competency, and the material to be developed, (2) the researcher distributed questionnaires on the needs analysis of the 65 students class V Kanisius Wirobrajan Elementary School Yogyakarta and Indonesian language teachers for class V, (3) the researcher made interactive multimedia and writing practice module, (4) the researcher examined the products validity and revision. The instrument used in this research was questionnaires.

The quality of the interactive multimedia and the learning module was “very good” based on the results of experts’ validity and on field trial results. The validity gained from the experts of Indonesian language learning to the media and learning module was 4.5 at the average. It meant that it was “very good”. According to the media experts, the average score for the media and learning module was 3.9, in the category of “good”. According to the teachers, the average score for the media and learning module was 4.5, in the category of “very good”. Based on the field validity, the average score was 4.69, in the category of “very good”.

(10)

ix

PRAKATA

Syukur atas Rahmat dan karunia Tuhan, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Ketrampilan Menulis Ringkasan Bahasa Indonesia Kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna meraih gelar Sarjana Pendidikan.

Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D. selaku Dekan FKIP USD yang telah memberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan sekaligus dosen pembimbing I yang telah mendampingi selama skripsi.

3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Hr. Klidiatmoko, selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

6. Ag. Wahyu Utami selaku guru kelas VA SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan selaku pakar bahasa Indonesia.

7. F. Chosa Kastuhandani, S.Pd., M.Hum. selaku pakar media pembelajar yang telah memberikan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Drs. J. Prapta Diharja, SJ, M.Hum. selaku pakar pembelajar bahasa

Indonesia yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

9. Seluruh siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 yang telah berkenan untuk membantu peneliti selama melakukan penelitian.

(11)
(12)

xi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v

ABSTRAK ... vi

1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 4

1.6 Definisi Operasional ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 6

(13)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 23

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Siswa ... 23

4.1.2 Data Analisis Kebutuhan Guru ... 24

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 25

4.3 Data Validasi dan Revisi Produk ... 28

4.3.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ... 30

4.3.2 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ... 31

4.3.3 Deskripsi Data Validasi Pakar Media ... 32

4.3.4 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Pakar Media ... 33

4.3.5 Deskripsi Data Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 33

4.3.6 Revisi Produk ... 34

4.3.7 Deskripsi Data Validasi Lapangan ... 34

4.3.8 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Lapangan ... 35

4.4 Kajian Produk Akhir ... 35

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 40

5.3 Saran ... 40

DAFTAR REFERENSI ... 41

LAMPIRAN ... 43

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut

Sukardjo ... 22

Tabel 2. Konversi Nilai Skala Lima ... 28

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima ... 29

Tabel 4. Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa dan Revisi ... 31

Tabel 5. Komentar Pakar Media dan Revisi ... 33

Tabel 6. Komentar Guru Bahasa Indonesia dan Revisi ... 34

Tabel 7.Rekapitulasi Hasil Validasi tahap I ... 38

Tabel 8.Rekapitulasi Hasil Validasi tahap II ... 38

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambaran Pembinaan Siswa melalui PPR ... 44

Lampiran 2. Literature Map Penelitian-penelitian Terdahulu ... 45

Lampiran 3. Indikator Penilaian Produk untuk Pakar Pembelajaran Bahasa dan Guru ... 46

Lampiran 4. Indikator Penilaian Produk untuk Pakar Media ... 47

Lampiran 5. Indikator Penilaian Produk untuk Siswa ... 48

Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 49

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ... 51

Lampiran 8. Lembaran Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 52

Lampiran 9. Lembaran Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 58

Lampiran 10. Lembaran Kuesioner Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa .. 65

Lampiran 11. Lembaran Kuesioner Validasi Pakar Media ... 71

Lampiran 12. Lembaran Kuesioner Validasi Guru ... 77

Lampiran 13. Lembaran Kuesioner Validasi Lapangan ... 83

Lampiran 14. Silabus ... 89

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 91

Lampiran 16. Storyboard ... 96

Lampiran 17. Modul ... 118

Lampiran 18. Surat Ijin Penelitian ... 121

Lampiran 19. Surat Keterangan Selesai Penellitian ... 122

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai (1) latar belakang masalah yang akan diteliti, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk, dan (6) definisi operasional.

1.1Latar Belakang

Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang diberikan sejak Sekolah Dasar. Mata pelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Semua aspek itu dikembangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar siswa semakin tahu dan paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik serta sebagai sarana untuk mengenal bahasanya sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada keterampilan menulis. Keterampilan menulis adalah salah satu aspek yang sangat penting dan merupakan keterampilan yang sangat sulit. Keterampilan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak mudah dipahami tanpa kegiatan pembelajaran yang menarik. Meringkas merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengembang aspek keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa Indonesia. Meringkas dapat berupa kegiatan menulis secara singkat tentang isi suatu cerita atau isi buku dengan bahasanya sendiri. Selain itu, meringkas merupakan suatu hal yang tidak asing lagi untuk dilakukan oleh siswa kelas V SD karena meringkas terdapat dalam kurikulum yang terbaru untuk siswa kelas V SD.

Kenyataannya, siswa masih kesulitan dalam meringkas dan minat siswa dalam meringkas masih kurang. Pada saat meringkas, siswa sering kali tidak menuliskan hal-hal yang penting dalam suatu cerita atau isi buku, melainkan siswa hanya menjiplak semua isi cerita atau isi buku.

(18)

2 Kanisius Wirobrajan Yogyakarta, siswa masih merasa kesulitan dalam meringkas pemahaman. Keterampilan meringkas belumlah sepenuhnya dimiliki oleh siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Hal ini terbuktikan dengan pengamatan peneliti pada saat siswa diminta menuliskan suatu cerita yang dibacakan oleh guru, sebagian siswa sama sekali tidak menuliskan apa-apa. Hal tersebut dikarenakan gaya mengajar guru yang masih menggunakan media tradisional seperti papan tulis, gambar, serta buku. Guru juga masih sering menggunakan metode ceramah yang menjadikan materi tersebut kurang menarik bagi siswa.

Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran dengan menerapkan prinsip Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan mengemas pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif untuk pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek keterampilan menulis. Peneliti menerapkan prinsip PPR karena PPR merupakan model pembelajaran yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu adanya unsur-unsur pokok antara lain konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. PPR juga mengemas pembelajaran menjadi tiga, yaitu adanya competence (kemampuan akademik), conscience (kemampuan kognitif), compassion (kemampuan psikomotorik). Sedangkan materi yang dikembangkan peneliti adalah keterampilan menulis ringkasan buku untuk siswa SD kelas V semester genap tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dilakukan untuk merangsang siswa dalam meringkas dan sebagai sarana untuk mempermudah siswa dalam meringkas. Peneliti juga akan menggunakan modul pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

(19)

3 1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan multimedia interaktif untuk keterampilan menulis bahasa Indonesia khususnya meringkas isi buku kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta semester genap?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Mengetahui prosedur pengembangan multimedia interaktif berupa CD dan modul pelajaran bahasa Indonesia untuk ketrampilan menulis khususnya meringkas isi buku kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta semester genap.

1.3.2 Mengetahui kualitas pengembangan multimedia interaktif berupa CD dan modul pelajaran bahasa Indonesia Indonesia untuk ketrampilan menulis khususnya meringkas isi buku kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta semester genap.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Bagi peneliti, produk ini dapat dijadikan acuan pengembangan perangkat pembelajaran, materi ajar dan multimedia pembelajaran materi meringkas buku pelajaran bahasa Indonesia di kelas lain atau jenjang sekolah lanjutan.

1.4.2 Bagi guru, pengembangan ini dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia oleh guru. Selain itu, media yang dihasilkan dapat digunakan salah satu media pembelajaran di kelas.

1.4.3 Bagi sekolah, pengembangan ini diharapkan dapat memberikan masukan bahwa penggunaan media dan modul pembelajaran dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran membaca sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

(20)

4 1.4.5 Bagi Prodi, produk ini dapat digunakan sebagai acuan untuk

mengembangkan produk lain.

1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan dalam penilitian ini adalah multimedia interaktif dan modul pembelajaran.

1.5.1 Multimedia Interaktif yang terdiri dari: 1.5.1.1 Komponen pada CD Interaktif

Multimedia interaktifyang dikembangkan dikemas dalam bentuk CD. Di dalam media terdiri dari komponen: menu utama yang meliputi petunjuk, kegiatan pembelajaran, penyusun, referensi, dan sebagainya. Petunjuk berisi tentang cara penggunaan CD Interaktif, kegiatan pembelajaran terdiri dari pertemuan I dan pertemuan II. Dalam setiap pertemuan memuat komponen yaitu indicator, permainan, materi, evaluasi, dan lagu.

1.5.1.2 Pengoperasian multimedia pembelajaran

Multimedia interaktif yang dikembangkan menggunakan perangkat lunak (software) Microsoft PowerPoint 2007 dengan mengaplikasikan gambar, suara, teks, animasi, dan hiperlink yang dikemas dalam bentuk CD berisi tentang materi meringkas isi buku. Selain itu, multimedia yang dikembangkan menggunakan perangkat keras (hardware) yang meliputi: (1) perangkat komputer yang memiliki spesifikasi prosesor minimal Pentium IV, RAM minimal 1GB, Sistem operasi Windows 7/XP/Vista, (2) LCD proyektor, dan (3) Speaker aktif.

1.5.2 Modul

(21)

5

1.6 Definisi Operasional

Berikut ini berbagai definisi operasional yang digunakan agar terdapat kesatuan pemahaman yang mempermudah memahami penelitian ini.

1.6.1 Siswa SD adalah siswa kelas V semester genap yang sedang menempuh pendidikan di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.

1.6.2 Multimedia Interaktif adalah multimedia yang berupa CD pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada siswa sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa melalui pengalaman langsung dengan melibatkan siswa secara aktif.

1.6.3 Modul adalah media yang berbentuk buku yang digunakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan yang telah tersedia.

1.6.4 Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pola pikir yang menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang kristiani/kemanusiaan.

1.6.5 Keterampilan menulis adalah keterampilan siswa kelas V semester genap SD Kanisius Wirobrajan dalam meringkasan isi buku. khususnya kemampuan siswa dalam meringkas isi buku adalah ringkasan dari suatu karangan asli yang mempertahankan isi dari buku aslinya.

(22)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas (1) kajian pustaka, (2) penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, (4) hipotesis, (5) pertanyaan penelitian. Hal-hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1Multimedia Interaktif

Berikut akan diuraikan satu persatu tentang pengertian multimedia, multimedia interaktif, dan manfaat multimedia interaktif.

2.1.1.1Pengertian Multimedia

Teknologi yang berkembang pada zaman sekarang sangat mendukung untuk dunia pendidikan. Sekolah-sekolah yang sudah mempunyai sarana dan prasarana yang maju dalam hal teknologi, dalam pembelajaran dapat menggunakan multimedia sebagai alat belajar dalam kegiatan pembelajaran. Dalam KBBI (2008:937), multimedia adalah penyediaan informasi pada komputer yang menggunakan suara, grafika, animasi, dan teks.

Munadi (2010:148) mengartikan multimedia pembelajaran sebagai media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. Pendapat tersebut diperkuat oleh Daryanto (2011:49) yang mengatakan bahwa “multimedia pembelajaran berguna untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat merangsang pilihan, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan, dan terkendali”.

Daryanto (2010:53) menyebutkan beberapa karakteristik multimedia pembelajaran sebagai berikut.

1. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.

2. Bersifat interaktif, berarti kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

(23)

7 Dari beberapa pengertian multimedia menurut ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan alat pembelajaran yang berupa kombinasi antara animasi, teks, grafik, suara dan video yang dioperasikan menggunakan komputer dan berguna untuk menyampaikan pesan kepada siswa. 2.1.1.2Multimedia interaktif

Berikut ini beberapa pengertian multimedia interaktif menurut beberapa ahli. Kata “interaktif” pada multimedia interaktif menurut KBBI (2008:542) adalah sesuatu yang bersifat saling melakukan aksi, antar hubungan, dan saling aktif.

Daryanto (2010:51) mengungkapkan “multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Mu lt ime d ia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya”. Sementara munadi (2010:152) berpendapat bahwa “multimedia interaktif dalam konteks pembelajaran adalah salah satu media yang dapat menjalankan fungsi guru sebagai sumber belajar dan cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa”.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif merupakan suatu alat pembelajaran yang menggunakan multimedia dan dalam penggunaannya melibatkan siswa secara aktif menggunakan multimedia tersebut.

2.1.1.3Manfaat multimedia interaktif

Multimedia interaktif dalam pembelajaran memberikan banyak manfaat positif baik bagi guru maupun siswa. Daryanto (2011:50) menyebutkan manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran lebih menarik dan lebih interaktif. 2. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi.

3. Kualitas belajar siwa dapat ditingkatkan.

(24)

8

2.1.1.4Kelebihan dan kelemahan multimedia interaktif

Multimedia interaktif mempunyai banyak kelebihan dan kelemahan. Berikut ini akan dijabarkan kelebihan dan kelemahan multimedia interaktif menurut Munadi (2010: 152). Pertama, kelebihan multimedia interaktif adalah sebagai berikut.

1. Interaktif, artinya saat siswa mengaplikasikan program, ia diajak untuk terlibat secara audit, visual, dan kinetik, sehingga dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti.

2. memberikan iklim yang bersifat afektif secara individual, baik bagi yang cepat maupun lamban dalam menerima pembelajaran.

3. meningkatkan motivasi belajar. 4. memberikan umpan balik (respon).

Kelemahan multimedia interaktif ada dua, yaitu (1) pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional dan (2) pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.

2.1.2 Modul pembelajaran

Berikut akan diuraikan satu persatu pengertian modul dan fungsi modul pembelajaran.

2.1.2.1Pengertian Modul

Modul merupakan salah satu alat pembelajaran yang digunakan oleh siswa untuk belajar di Sekolah Dasar. Dalam KBBI (2008:924), modul adalah unit kecil dari kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk menilai, pengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran.

(25)

9 Dari beberapa pengertian modul tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran merupakan media pembelajaran yang memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran siswa. Dengan menggunakan modul, guru tidak lagi sebagai penyampai pesan atau materi namun guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.

2.1.2.2Fungsi modul

Menurut Prastowo (2011:107-108), modul mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. modul diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran guru.

2. modul mampu menggantikan fungsi atau peran guru/fasilitator.

3. modul dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengukur dan menilai tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. 4. modul sebagai bahan rujukan yang harus dipelajari siswa.

2.1.2.3Tujuan modul

Menurut Prastowo (2011:108-109), pengembangan modul mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) agar siswa dapat belajar secara mandiri, (2) agar peran guru tidak terlalu dominan dalam kegiatan pembelajaran, (3) melatih kejujuran siswa, (4) mengakomodasikan berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa, baik yang cepat belajar maupun yang lamban dalam belajar, (5) agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajarinya.

2.1.3 Keterampilan Menulis 2.1.3.1Pengertian Menulis

Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Kemampuan ini berpengaruh terhadap pembentukan kemampuan berbahasa. Di samping kemampuan menyimak, membaca, dan berbicara, menulis merupakan komponen penting dan paling sulit dalam pengembangan kemampuan berbahasa. Menulis merupakan keterampilan paling akhir yang harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa.

(26)

10 yang produkif dan ekspresif. Menurut Iskandarwassid & Sunendar (2011:292), menulis adalah: (1) proses mengabdikan bahasa dengan tanda-tanda grafis, (2) representasi dari kegiatan-kegiatan ekspresi bahasa, (3) kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan, (4) to put down the graphic symbols that represent a language one understands, so that other can read these graphic representation. Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan menggunakan bahasa tulis.

2.1.3.2Fungsi dan Tujuan Menulis

Tarigan (2011:22) mengatakan bahwa “fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung”. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir. Menulis juga dapat menjadikan para pelajar untuk berpikir secara kritis serta memperdalam daya tanggap dalam memecahkan masalah karena tulisan dapat membantu memperjelas pemikiran.

2.1.3.3Pengembangan Materi Keterampilan Menulis Ringkasan Isi Buku 1. Pengertian Meringkas

Ringkasan diartikan sebagai penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli. Dengan kata lain, ringkasan adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Harianto (2000:227) mengatakan bahwa ringkasan memberikan uraian yang sesingkat-singkatnya tentang segala pokok yang dibahas.

2. Tujuan meringkas

(27)

11 gagasannya dalam bahasa dan susunan yang baik, cara pemecahan suatu masalah, dan lain sebagainya.

2.1.3.4Paradigma Pedagogi Reflektif

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

Menurut Subagya, dkk (2008:39), paradigma pedagogik reflektif (PPR) merupakan pola [pikir] (paradigma = pola [pikir]) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani/kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kristiani/kemanusiaan). Pola [pikir]nya: dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut.

2. Implementasi Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR)

Menurut Pusat Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran /P3MP (2012:10), penerapan model pembelajaran dengan pendekatan atau paradigma. Rumusan unsur-unsur pokoknya yaitu.

a. Konteks (Context)

Pengenalan terhadap konteks akan membantu dalam menentukan bentuk dan cara pemberian pengalaman melalui pembelajaran agar dapat menarik makna dari pengalaman secara utuh selama belajar.

b.Pengalaman (Experience)

Melakukan setiap kegiatan yang memuat pemahaman kognitif bahan pelajaran yang disimak yang didalamnya juga memuat unsure psikomotorik dan afektif yang dihayati. Melalui pengalaman dalam proses belajar mengajar, pelajar mengalami suatu tantangan terhadap pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan fakta, ide, dan masukan baru baik dari pengajar maupun sesame teman pelajar lain.

c.Evaluasi (Evaluation)

(28)

12 keefektifan strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat serta cara belajar. Evaluasi hasil pembelajaran menggunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap pelajar

d.Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan suatu proses menuju perubahan pribadi yang dapat mempengaruhi perubahan lingkup sekitarnya. Refleksi berarti mengadakan pertimbangan sesama dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, dan perasaan menyangkut bidang ilmu, pengalaman, ide, tujuan yang diinginkan atau reaksi spontan untuk menangkap makna dan nilai hakiki yang dipelajari.

e.Tindakan/Aksi (Action)

Memaknai hasil pembelajaran dengan pikiran dan hati untuk mewujudkan pengetahuannya dalam praktik kehidupan nyata. Dengan demikian pembelajaran di sini sudah mencapai tahap pengambilan sikap, posisi batin, atau niat untuk berbuat sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya. Pengetahuan menjadi sesuatu yang tidak hanya teoritis, melainkan terarah ke kehidupan kongkret.

Berdasarkan unsur-unsur pokok tersebut, seorang pengajar dapat mendampingi para pelajar untuk memudahkan proses belajar dan berkembang dengan cara menatap kebenaran dan menggali arti manusiawinya. Bagan penjelasan tentang lima unsur PPR dapat dilihat pada lampiran 1 (halaman 44).

3. Competence, Conscience, dan Compassion (3C)

(29)

13 kemampuan sepanjang hidup disertai dengan motivasi untuk menggunakannya demi sesame (P3MP-LPM, 2012:46).

4. Kelebihan PPR

Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR) mempunyai beberapa kelebihan sekaligus keuntungan. Kelebihan PPR menurut (Kanisius 2008:57) sebagai berikut:

a. Murah meriah karena tidak memerlukan sarana dan prasarana khusus, kecuali yang dibutuhkan oleh bidang studi yang bersangkutan.

b. PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum, baik kurikulum terbaru maupun kurikulum lama. PPR tidak hanya dapat diterapkan pada bidang studi akademik, tetapi juga bisa pada ranah nonakademik, seperti kegiatan ekstrakurikuler.

c. Cepat kelihatan hasilnya, tanda-tanda para siswa mulai berkembang ke arah kedewasaan dan manusiawi cepat kelihatan. Jika suatu sekolah sepakat dan semua guru menerapkan PPR, dalam waktu satu tahun sudah terlihat jelas betapa siswa akrab satu sama lain, mau solider dan saling membantu dalam belajar, mau saling menghargai satu sama lain. 2.2 Kajian penelitian yang relevan

Berikut akan dijabarkan satu persatu penelitian tentang pengembangan multimedia interaktif dan penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia aspek menulis.

2.2.1 Penelitian tentang pengembangan multimedia interaktif

(30)

14 Penelitian kedua oleh Hestiningsih (2003) penelitian ini bertujuan menghasilkan produk berupa model silabus dan materi bahasa Indonesia dengan media gambar untuk siswa kelas I Sekolah Dasar Kanisius Kotabaru. Pengembangan produk diawali dengan analisis kebutuhan. Pengembangan silabus dan materi pembelajaran bahasa Indonesia dengan media gambar dilakukan dengan menggunakan model Dick dan Carey dan model Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI).

Penelitian ketiga oleh Mardika (2008) meneliti tentang pembelajaran kosakata bahasa Inggris kelas V SD dengan menggunakan multimedia. Validator penelitian ini terdiri dari satu orang ahli bidang studi bahasa Inggris dan satu orang ahli multimedia pembelajaran. Subjek uji coba penelitian terdiri dari tiga siswa untuk uji coba satu-satu dan dua puluh siswa untuk uji coba kelompok besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas multimedia yang dikembangkan ditinjau dari aspek isi, pembelajaran, tampilan, dan pemrogaman adalah baik. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, aspek isi menunjukkan skor rata-rata 3,75, aspek pembelajaran 3,71, dan aspek tampilan 3,75.

2.2.2 Penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia aspek menulis

Terdapat tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang pertama oleh Dwi (2006). Tujuan penelitiannya adalah: (1) menentukan kriteria pembelajaran menulis narasi dengan media gambar untuk siswa kelas V SDN Kotabatu 03 kecamatan Ciomas kabupaten Bogor, (2) penyusunan silabus, (3) penyusunan materi pembelajaran menulis narasi dengan media gambar untuk siswa kelas V SDN Kotabatu 03. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengembangan silabus dan materi pembelajaran.

(31)

15 Ketiga, penelitian Setyawati (2005) bertujuan untuk mengembangkan produk menggunakan model pengembangan berdasarkan satu atau lebih indikator dalam satu kompetensi dasar. Langkah pengembangan silabus meliputi: (1) mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) mengidentifikasi materi pokok pembelajaran, (3) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (4) merumuskan indikator pembelajaran, (5) menentukan jenis penilaian, (6) menyertakan aspek materi yang harus dipelajari siswa, dan (7) menyertakan beberapa kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa beraktivitas.

2.3 Kerangka berpikir

Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa SD, yang terdiri dari empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Khususnya dalam aspek menulis, siswa dituntut untuk menulis ringkasan dengan memperhatikan ejaan yang benar.

Multimedia pembelajaran interaktif menjadi produk pengembangan dalam penelitian ini, dengan media yang dikembangkan akan membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa. Pengembangan multimedia interaktif dimungkinkan dapat membantu proses belajar mengajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi meringkas buku dengan menggunakan model pembelajaran Pedagogi Reflektif. Pengembangan multimedia interaktif dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran.

2.4Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

2.4.1 Multimedia interaktif untuk keterampilan menulis bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester genap dikembangkan dengan prosedur penelitian pengembangan yang melalui empat tahap, yakni (1) kajian Standar Kompetensi dan materi pembelajaran yang akan dikembangkan, (2) pengembangan program pembelajaran, (3) memproduksi media dan modul pembelajaran menulis, (4) validasi dan revisi produk.

(32)

16 pakar materi pembelajaran bahasa, pakar media pembelajaran, guru dan siswa.

2.5Pertanyaan penelitian

Adapun pertanyaan penelitian yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

2.5.1 Bagaimana prosedur penelitian pengembangan multimedia interaktif dalam keterampilan menulis khususnya meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan?

2.5.2 Bagaimana kualitas multimedia interaktif dalam keterampilan menulis khususnya meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan menurut pakar media pembelajaran?

2.5.3 Bagaimana kualitas multimedia interaktif dalam keterampilan menulis khususnya meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan menurut pakar materi pembelajaran bahasa?

2.5.4 Bagaimana kualitas multimedia interaktif dalam keterampilan menulis khususnya meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan menurut guru bahasa Indonesia SD Kanisius Wirobrajan semester genap?

(33)

17

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). R&D merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009:494). Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan berupa multimedia interaktif dan modul yang efektif untuk pembelajaran menulis khususnya meringkas isi buku bagi siswa kelas V SD.

Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural dengan alasan bahwa model ini paling sesuai untuk diterapkan dalam pengembangan produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini. Dalam hal ini produk multimedia interaktif dan modul dihasilkan melalui langkah-langkah tertentu sehingga produk tersebut valid dan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa.

3.2.2 Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta yang beralamatkan di jalan HOS Cokroaminoto no. 8 Yogyakarta.

3.2.3. Waktu Penelitian

(34)

18 memberikan produk awal kepada guru untuk dinilai. Terakhir, pada bulan April, produk yang telah direvisi akan diujicobakan kepada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penelitian mangarah pada dua produk, yaitu media dan modul pembelajaran. Prosedur pengembangan ini melalui empat tahap. Keempat tahapan itu meliputi (1) kajian Standar Kompetensi dan materi pembelajaran, (2) analisis kebutuhan dan pengembangan program pembelajaran, (3) memproduksi media dan modul pembelajaran menulis, (4) validasi dan revisi produk, hingga menghasilkan prototype produk media pembelajaran berbasis komputer dan modul mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester genap. Berikut penjabaran dari masing-masing tahapan.

Tahap pertama adalah peneliti mengkaji standar kompetensi dan materi pembelajaran yang akan dikembangkan. Peneliti mengambil materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas V semester genap aspek menulis.

Tahap kedua adalah analisis kebutuhan dan pengembangan program pembelajaran. Langkah ini diawali dengan analisis kebutuhan kepada 65 siswa SD Kanisius Wirobrajan. Analisis kebutuhan siswa dilakukan dengan cara mengedarkan angket kepada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan dan dua orang guru bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Analisis kebutuhan ini bertujuan agar peneliti mengetahui karakteristik dan kebutuhan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran bahasa Indonesia semester genap aspek menulis. Setelah dilakukan analisis kebutuhan, dilanjutkan pengembangan program pembelajaran.Langkah ini merupakan langkah awal yang dapat memberikan informasi pada peneliti untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan langkah selanjutnya.

(35)

19 direncanakan. Tahap keempat adalah validasi dan revisi produk. Produk pengembangan multimedia interaktif divalidasi sebanyak dua kali oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar media, dan guru Bahasa Indonesia. Produk pengembangan multimedia interaktif direvisi sesuai komentar atau saran dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar media, dan guru Bahasa Indonesia. Selanjutnya, dianalisis kembali dan dilanjutkan dengan uji coba lapangan. Kemudian, hasil validasi akan dianalisis dan direvisi lagi oleh peneliti hingga akhirnya akan diperoleh prototipe.Berikut adalah bagan pengembangan produk.

(36)

20

3.4 Uji Coba Produk

Uji coba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data untuk mengetahui kualitasmultimedia dan modul dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Data yang diperoleh dari uji coba digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan multimedia yang merupakan produk penelitian ini. Dengan uji coba ini kualitas multimedia dan modul yang dikembangkan benar-benar telah teruji secara empiris. Uji coba dilakukan setelah produk divalidasi oleh: (a) pakar pembelajaran bahasa, (b) pakar media pembelajaran, dan (c) guru. Kegiatan uji coba lapangan dilakukan kepada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan.

3.4.1 Desain Uji Coba

Desain uji coba merupakan bagian yang terpenting agar media dan modul yang dihasilkan layak untuk digunakan. Pada tahap uji coba ini, media dan modul akan dievaluasi melalui beberapa tahap agar benar-benar valid untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan kegiatan evaluasi tersebut digunakan instrumen evaluasi berupa kuesioner yang berisi item-item yang mencakup berbagai komponen dan indikator evaluasi multimedia.

Tahap-tahap yang akan digunakan untuk mengevaluasi produk multimedia dalam penelitian ini diuraikan seacara singkat sebagai berikut: (1) validasi pakar pembelajaran bahasa, pakar media pembelajaran, dan guru dilanjutkan analisi data, (2) revisi produk tahap 1 sesuai dengan masukan dari pakar pembelajaran bahasa, pakar media pembelajaran, dan guru, (3) uji coba lapangan kepada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan untuk mengetahui kelayakan produk dan analisis data, dan (4) revisi akhir berdasarkan masukan dari uji coba lapangan.

3.4.2 Subjek Uji Coba

(37)

21

3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Jenis Data Uji Coba

Data yang diperoleh melalui kegiatan uji coba diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh pakar pembelajaran bahasa, pakar media pembelajaran, guru, dan siswa dihimpun dan disarikan untuk memperbaiki produk multimedia pembelajaran ini. Proses revisi produk disajikan secara rinci dengan menyajikan tahap-tahap revisi yang dilakukan berdasarkan hasil dari tahap uji coba sedangkan data kuantitatif berupa informasi yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pada penelitian pengembangan ini berupa kuesioner. Kuesioner digunakan sebagai alat untuk menilai produk pengembangan multimedia interaktif yang ditujukan kepada para pakar dan siswa kelas VA SD Kanisius Wirobrajan. Selain itu, kuesioner digunakan juga untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran bahasa Indonesia aspek menulis khususnya meringkas isi buku. Lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3 sampai lampiran 5 (halaman 46-48). Nilai akhir pada penilaian kuesioner dari pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru, dan siswa akan digunakan sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan CD interaktif dan modul pembelajaran yang dikembangkan. 3.6 Teknik Pengumpulan Data

(38)

22 dan modul yang telah melalui tahap validasi dan revisi kepada siswa kelas VA SD Kanisius Wirobrajan untuk divalidasi dengan mengisi

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas produk pengembangan multimedia interaktif dan modul. Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian pada saat uji coba dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh melalui angket penilaian akan disanalisis dengan statistik deskriptif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima. Konversi yang dilakukan terhadap data kualitatif menggunakan acuan konversi pada pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP), seperti pada tabel berikut ini (Sukardjo 2008:101)

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima menurut Sukardjo (2008:101)

Keterangan:

: Rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Sbi : Simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal. X : Skor aktual

Skala penilaian diberikan lima pilihan untuk menilai multimedia dan modul pembelajaran yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1).

(39)

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas (1) analisis kebutuhan, (2) deskripsi produk awal, (3) data uji coba dan revisi produk, (4) data validasi lapangan, (5) kajian produk akhir.

4.1Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dalam dua cara, yaitu mengedarkan kuesioner untuk siswa dan guru. Kuesioner dibagikan kepada seluruh siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan dengan jumlah siswa 65. Kuesioner untuk analisis kebutuhan dibagikan kepada siswa guna mengetahui kondisi sebenarnya dari para siswa, dan mengetahui kebutuhan yang diperlukan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan kuesioner untuk guru diberikan kepada dua orang guru kelas V SD. Kuesioner tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan materi dan media pembelajaran. Pengisian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 22 November 2012. Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti lebih lanjut digunakan untuk membuat suatu produk yang berupa silabus, RPP, multimedia interaktif, dan modul pembelajaran.

4.1.1 Data analisis kebutuhan siswa

(40)

24 yang akan dikembangkan digunakan untuk mempelajari keempat keterampilan bahasa.

Berdasarkan kuesioner analisis kebutuhan yang sudah diisi siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta membutuhkan media pembelajaran berupa multimedia interaktif yang di dalamnya menampilkan unsur gambar, suara, animasi, musik, dan tampilan warna-warna yang sesuai dengan karakteristik siswa SD saat ini. Rekapitulasi hasil analisis kebutuhan siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6 (halaman 49)

4.1.2 Data analisis kebutuhan guru

Berdasarkan data analisis kebutuhan terhadap dua orang guru kelas VA dan VB, diperoleh hasil bahwa media pembelajaran bahasa Indonesia untuk kelas V SD Kanisius Wirobrajan untuk semester genap sudah dimiliki, yaitu berupa papan tulis dan buku/LKS. Guru kelas VB pernah menggunakan media pembelajaran yang memadukan LKS dan multimedia untuk kelas V SD semester genap. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru kelas VA, guru belum pernah menggunakan media pembelajaran yang menggabungkan LKS dan multimedia dalam pembelajarnya. Pihak sekolah sudah menyediakan media yang memadukan penggunaan LKS dan multimedia untuk mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD semester genap tetapi dalam jumlah terbatas dan penggunaannya belum maksimal. Menurut guru, media yang memadukan LKS dan multimedia untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD memang sangat diperlukan karena dapat membantu memperjelas pemahaman siswa. Tema yang diharapkan oleh guru sendiri adalah tema tentang alam, pendidikan karakter, dan IPTEK. Hal-hal tersebut bertujuan agar pengembangan multimedia sesuai dengan karakteristik siswa SD kelas V sehingga dapat menarik dan mudah diterima.

(41)

25

4.2Deskripsi Produk Awal

Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan mata pelajaran dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan, yaitu Bahasa Indonesia aspek menulis kelas V semester genap, dengan kompetensi dasar 8.1 meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Selanjutnya, dilakukan proses desain silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengkaji tujuan dan materi mata pelajaran tersebut. Setelah desain silabus dan RPP selesai, dilanjutkan dengan menyusun storyboard, kemudian mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan dalam menyusun media dan modul pembelajaran. Setelah semua bahan siap, langkah selanjutnya adalah membuat media yang sesuai dengan silabus, RPP, dan storyboard dengan menggunakan bahan materi yang telah diperoleh. Di samping membuat media, peneliti juga membuat modul pembelajaran yang keduanya saling berkaitan.

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Silabus ini digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang dituangkan ke dalam produk yang dikembangkan. Pendekatan yang digunakan dalam silabus ini adalah pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Silabus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar 8.1 yaitu meringkas isi buku dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Komponen yang terdapat dalam silabus ini adalah (1) identitas yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) materi pokok, (4) indikator, (5) pengalaman belajar, (6) penilaian, meliputi jenis, bentuk instrumen, dan contoh soal penilaian, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber bahan atau alat. Silabus terdapat pada lampiran 14 (halaman 89-90)

(42)

26 pendekatan dan metode pengajaran, (8) nilai kemanusiaan, (9) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10) kecakapan hidup, (11) sumber belajar, dan (12) penilaian hasil belajar.

RPP yang dikembangkan dengan pola PPR ini memiliki kelebihan yaitu siswa mampu menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan seperti kerja sama, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesame berdasarkan pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP dapat dilihat pada lampiran 15 (halaman 91).

Tahap selanjutnya adalah pengembangan media ini terlebih dahulu dilakukan dengan pembuatan storyboard. Storyboard merupakan pedoman untuk membuat multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Storyboard berupa rancangan tampilan per slide yang dikembangkan dalam media. Storyboard dapat dilihat pada lampiran 16 (halaman 96 ).

Bahan materi yang dikumpulkan meliputi materi pembelajaran, gambar, lagu, suara, dan animasi. Materi dan gambar diperoleh dari beberapa buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD dan dari internet. Untuk suara narasi, peneliti merekam suara sendiri dengan menggunakan program Audacity 1.3 Beta. Program Audacity 1.3 Beta merupakan alat perekam yang nantinya digunakan untuk menjabarkan materi dalam media pembelajaran secara audio.

Pengembangan multimedia ini menggunakan program Microsoft Office PowerPoint 2007. Aplikasi program Microsoft Office PowerPoint 2007 memiliki kelebihan mampu mengintegrasikan teks, gambar, suara, animasi, grafis, dan video, sehingga akan diperoleh tampilan yang baik dan menarik. Karakter font yang digunakan Comic Sans yang mudah dibaca siswa dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan baca siswa.

Garis besar pembuatan produk multimedia interaktif (PPT) terdiri dari, menu utama yang berisi petunjuk, kegiatan pembelajaran, referensi, penyusun, dan keluar. Berikut ini penjelasan dari komponen-komponen tersebut.

1. Menu utama

(43)

27 SD semester genap. Di slide inilah terdapat menu yang merupakan hiperlink menuju komponen petunjuk, kegiatan pembelajaran, penyusun, dan referensi.

2. Petunjuk

Komponen petunjuk berisi uraian keterangan simbol-simbol yang akan ditemui ketika menggunakan multimedia interaktif, dan contoh demo dalam pengoperasian multimedia ini.

3. Kegiatan pembelajaran

Di dalam komponen kegiatan pembelajaran terdapat menu untuk memilih pertemuan pertama, atau ketiga. Dalam setiap pertemuan terdapat komponen (1) indikator yang menjabarkan indikator yang harus dicapai di akhir kegiatan pembelajaran, (2) materi yang berisi uraian materi yang akan dipelajari, (3) evaluasi yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengetahui kompetensi siswa, (4) permainan yang berisi beberapa pertanyaan dalam bentuk menarik untuk menumbuhkan minat belajar pada siswa, dan (5) lagu yang sesuai dengan tema untuk membangkitkan semangat belajar siswa.

4. Penyusun

Komponen penyusun berisi foto dan uraian biodata peneliti 5. Referensi

Komponen referensi berisi uraian referensi apa saja yang digunakan dalam multimedia interaktif tersebut.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan modul pembelajaran yang berpedoman pada pembuatan multimedia. Pengembangan modul pembelajaran menggunakan program Microsoft Office Publiser 2007. Karakter font yang digunakan Comic Sans yang mudah dibaca siswa dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan baca siswa. Komponen pada modul pembelajaran yaitu pendahuluan yang meliputi standar kompentensi, kompetensi dasar, dan indikator, materi pembelajaran, evaluasi, refleksi, dan aksi.

(44)

28 hasilnya diberikan kepada pakar pembelajaran bahasa, pakar media, dan guru kelas V SD Kanisius Wirobrajan untuk divalidasi yang nantinya akan dijadikan bahan untuk memperbaiki produk sebelum dilakukan validasi lapangan.

4.3Data Validasi dan Revisi Produk

Produk awal yang telah dikemas kemudian diberikan kepada pakar pembelajaran bahasa, pakar media, dan guru Bahasa Indonesia SD Kanisius Wirobrajan untuk divalidasi. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik produk yang dikembangkan. Validasi ini menggunakan pedoman penyekoran skala lima menurut Sukardjo (2008:101) seperti dalam tabel berikut.

Tabel 2. Konversi Nilai Skala Lima

Keterangan:

Rerata ideal ( ) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : 1/6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

(45)

29

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik 3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik

(46)

30

4.3.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa

Validasi materi dilakukan oleh seorang ahli pembelajaran bahasa yaitu Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M. Hum. selaku dosen program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Validasi pakar pembelajaran bahasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak multimedia diperlukan evalusai materi meliputi aspek pembelajaran, kebenaran isi, komentar/saran umum, dan kesimpulan oleh pakar pembelajaran bahasa.

Validasi produk dilakukan sebanyak dua kali oleh pakar pembelajaran bahasa pada bulan Februari 2012. Validasi pertama dilakukan pada tanggal 17 Februari 2012. Aspek yang dinilai dari media dan modul pembelajaran adalah (1) kelengkapan komponen, (2) pemilihan materi, (3) ketepatan bahasa, dan (4) keterkaitan materi dengan kompetensi dasar. Validasi pakar pembelajaran bahasa tahap I diperoleh penilaian pada kualitas media pembelajaran dengan rata-rata nilai 4, maka termasuk dalam kategori “baik” karena komponen media sudah lengkap, pemilihan materi sudah sesuai dengan kompetensi dasar, dan bahasa yang digunakan juga mudah dipahami siswa. Kualitas modul pembelajaran divalidasi pakar dan memperoleh rata-rata nilai 4, maka termasuk dalam kategori “baik” karena komponen dan materi dalam modul pembelajaran sudah lengkap dan sesuai. Meskipus kualitas media dan modul sudah lengkap dan sesuai akan tetapi pakar pembelajaran memberikan beberapa komentar yaitu (1) bahan yang diringkas perlu disajikan supaya orang tahu bacaan aslinya seperti apa, dan ringkasannya seperti apa. (2) dalam indikator, bagian Compassion, perlu ditambah lagi. (3) pertanyaan refleksi yang perlu ditambahkan: nilai-nilai maupun hikmah apa yang bisa diambil dari bacaan tersebut.

(47)

31 pembelajaran. Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang dilakukan kepada pakar pembelajaran bahasa dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan sedikit revisi.

4.3.2 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Produk yang telah divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari pakar pembelajaran bahasa. Revisi validasi dilakukan pada tangga 2 Maret 2012. Berikut adalah tabel 3 penjabaran dari komentar dan saran pakar pembelajaran bahasa serta revisinya.

Tabel 4. Komentar pakar pembelajaran bahasa dan revisi

No Tahapan Komentar pakar

pembelajaran bahasa

Revisi

Media

1.

Tahap I

Media kurang bervariasi Mengubah media menjadi lebih variasi

2. Perlu adanya tambahan

pertanyaan refleksi

Adanya tambahan pertanyaan dalam refleksi

3. Indikator bagian compassion

perlu ditambah

Adanya tambahan bagian compassion dalam indikator.

Modul Pembelajaran

1.

Tahap I

Bahan yang diringkas perlu disajikan agar tahu bacaan aslinya yang di ringkas

Menambah bahan bacaan yang diringkas ke dalam modul pembelajaran

2. Indikator bagian compassion

perlu ditambah

Adanya tambahan bagian compassion dalam indikator.

3. Perlu adanya tambahan

pertanyaan dalam refleksi

Adanya tambahan pertanyaan dalam refleksi.

4. Perlu dilampirkan kunci

jawaban

Ditambah kunci jawaban untuk soal-soal evaluasi dalam modul.

Media

1.

Tahap II

Suara kurang terdengar jelas. Mengulang kembali rekaman suara agar jelas.

2 Ada hyperlink yang tidak jalan Memperbaiki hyperlink yang

tidak jalan

Modul Pembelajaran

1.

Tahap II

Pada soal evaluasi nomer 2 terdapat dua jawaban.

Memperbaiki jawaban pada soal evaluasi.

(48)

32 pada media pembelajaran, penambahan bahan ringkasan yang disajikan, compassion dalam indikator, refleksi, dan jawaban pada soal evaluasi. Peneliti melakukan revisi sesuai saran dan komentar agar kualitas produk yang dikembangkangkan menjadi lebih baik.

4.3.3 Deskripsi data validasi pakar media

Validasi mediadilakukan oleh seorang pakar media pembelajaran yaitu F. Chosa Kastuhandani, S.Pd., M.Hum. Validasi pakar media dilakukan untuk mendapatkan komentar atau saran, baik secara tertulis maupun lisan dengan cara penyerahan produk untuk ditinjau dan dievaluasi dengan acuan instrumen evaluasi media. Tujuan dari validasi ini adalah sebagai dasar pengambilan keputusan untuk meningkatkan kualitas media yang terdiri dari aspek tampilan pemrograman dalam menyusun multimedia pembelajaran serta isi dari multimedia yang telah disusun.

Validasi pakar media pembelajaran dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada tanggal 17 Februari 2012. Aspek yang dinilai dari media adalah (1) ketepatan pemilihan audio dan visual; (2) kemudahan dalam penggunaan; (3) penyajian materi; dan (4) desain media, sedangkan aspek yang dinilai dari modul pembelajaran adalah (1) kelengkapan komponen; (2) ketepatan petunjuk; (3) kesesuaian tampilan; dan (4) penyajian materi. Skor rata-rata dari hasil validasi tahap I kepada pakar media pembelajaran adalah 3.6 dengan kategori “baik” karena sudah memenuhi komponen naming perlu perbaikan dalam alur PowerPoint.

(49)

33

4.3.4 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Pakar Media

Produk yang telah divalidasi oleh pakar media pembelajaran kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari pakar pembelajaran bahasa. Revisi validasi dilakukan pada tanggal 2 Maret 2012. Revisi Berikut adalah tabel 4 penjabaran dari komentar dan saran pakar media pembelajaran serta revisinya.

Tabel 5. Komentar pakar media pembelajaran dan revisi

No Tahapan Komentar pakar

pembelajaran bahasa

Revisi

Media

1. Tahap I Alur PowerPoint kurang jelas. Memperbaiki alur PowerPoint

Berdasarkan data di atas peneliti pada tahap I melakukan revisi sesuai saran dan komentar dari pakar media pembelajaran dengan memperbaiki alut PowerPoint. Pada tahap II tidak ada saran dan komentar dari pakar media pembelajaran akan tetapi, peneliti melakukan revisi kecil di antaranya memperbaiki penempatan tombol dalam PowerPoint serta memperbaiki tampilan warna agar terlihat lebih menarik.

4.3.5 Deskripsi Data Validasi Guru Bahasa Indonesia

(50)

34 sedangkan kualitas modul pembelajaran mendapat skor 4,7 juga masuk dalam kategori “sangat baik” dengan alasan komponen dalam modul sudah lengkap. Tahap II dilakukan pada tanggal 3 Maret 2012. Pada tahap II skor yang diperoleh mengalami penurunan, baik dari kualitas media ataupun kualitas modul pembelajaran. Kualitas media pembelajaran pada tahap II memperoleh skor 4,1 dengan kategori “baik”. Dalam tahap ini penilaian mengalami penurunan tetapi menurut beliau komponen media sudang lengkap dan menarik dan kualitas modul pembelajaran mendapat skor 4,1 masuk dalam kategori “baik”, dengan alasan komponen dan materi dalam modul sudah lengkap dan sesuai.

4.3.6 Revisi Produk

Revisi produk dilakukan pada tanggal 3 Maret 2012. Revisi ini dilakukan sesuai dengan saran yang diberikan pada tahap sebelumnya. Komentar serta saran dari guru dan revisinya akan dijabarkan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 6. Komentar guru Bahasa Indonesia dan revisinya

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti merevisi produk agar lebih baik dan menarik sesuai dengan saran dan komentar dari guru. Selain merevisi produk sesuai komentar guru, peneliti juga melakukan revisi di antaranya memperbaiki huruf dan memilih kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa agar siswa tidak bingung saat pembelajaran.

4.3.7 Data Validasi Lapangan

Validasi lapangan dilakukan pada tanggal 17 April 2012, di kelas VA SD Kanisius Wirobrajan dengan jumlah anak 30 siswa. Pembelajaran dilakukan dengan meminta bantuan kepada guru untuk mengajar para siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang telah dikembangkan. Validasi lapangan hanya dilakukan satu kali dengan waktu dua jam pelajaran. Di akhir kegiatan pembelajaran, peneliti mendistribusikan kuesioner kepada siswa untuk

No Tahapan Komentar pakar

pembelajaran bahasa

Revisi

Media

1.

Tahap I

Materi dalam modul perlu ditambah tentang cara-cara meringkas.

Menambah materi dalam modul.

2 Perlu ditambah pertanyaan

yang dapat merangsang siswa dalam berpikir.

(51)

35 mengetahui penilaian siswa terhadap media dan modul pembelajaran yang telah digunakan dalam pembelajaran. Aspek yang dinilai di antaranya (1) warna tampilan; (2) gambar/foto dan video; (3) bahasa yang digunakan; (4) materi yang dipaparkan; dan sebagainya

Hasil skor rata-rata yang diperoleh saat uji lapangan adalah 4,69 dengan kategori “sangat baik” dengan alasan bahwa materi dalam media dan modul mudah dipahami, tampilannya menarik, serta bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Skor tertinggi yang didapat pada uji coba lapangan adalah 5, skor sedang 4,5 dengan kategori “sangat baik” dan skor terendah adalah 4 dengan kategori “baik”. Komentar yang diberikan para siswa menunjukkan bahwa mereka merasa senang dengan adanya modul dan multimedia interaktif. Dengan adanya alat pembelajaran tersebut mereka lebih paham tentang materi meringkas dan minat belajar mereka meningkat. Kesimpulan yang diperoleh pada uji lapangan bahwa modul dan media pembelajaran layak untuk digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi. Rekapitulasi hasil validasi lapangan dapat dilihat pada lampiran 7 (halaman 51)

4.3.8 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Lapangan

Setelah dilakukan validasi lapangan, tidak banyak diperlukan revisi, karena secara umum produk yang dikembangkan sudah menarik dan sesuai dengan karakteristik siswa.

4.4 Kajian Produk Akhir

Produk akhir diperoleh berdasarkan masukan, saran, dan komentar yang diberikan pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Wirobrajan dan 30 siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Ada beberapa bagian dari produk awal yang direvisi oleh peneliti untuk menghasilkan produk akhir yang lebih baik dari produk awal, dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Produk akhir dikemas dalam bentuk CD untuk multimedia, dan untuk modul pembelajaran dicetak menggunakan kertas HVS 80gr.

(52)

36 dibaca siswa. Di dalam multimedia interaktif ini, terdapat beberapa komponen yang terdiri dari petunjuk, kegiatan pembelajaran, penyusun, dan referensi. Komponen-komponen ini tidak berbeda dengan produk awal. Berikut ini penjelasan dari komponen-komponen tersebut.

4.4.1 Intro

Di dalam slide intro ini terdapat keterangan mata pelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan yang ditekankan, tema yang digunakan, dan sasaran yang dituju yakni kelas V SD semester genap. Di slideintro inilah terdapat menu yang

merupakan hyperlink menuju komponen petunjuk, kegiatan pembelajaran, penyusun, dan referensi.

4.4.2 Petunjuk

Komponen petunjuk berisi uraian keterangan simbol-simbol yang akan ditemui ketika menggunakan multimedia interaktif, dan contoh demo dalam pengoperasian multimedia ini.

4.4.3 Kegiatan pembelajaran

Di dalam komponen kegiatan pembelajaran terdapat menu untuk memilih pertemuan pertama, kedua, atau ketiga. Dalam setiap pertemuan terdapat komponen (1) indikator yang menjabarkan indikator yang harus dicapai di akhir kegiatan pembelajaran, (2) materi yang berisi uraian materi yang akan dipelajari, (3) evaluasi yang berisi beberapa pertanyaan untuk mengetahui kompetensi siswa, (4) permainan yang berisi beberapa pertanyaan dalam bentuk menarik untuk menumbuhkan minat belajar pada siswa, dan (5) lagu yang sesuai dengan tema untuk membangkitkan semangat belajar siswa.

4.4.4 Penyusun

Komponen penyusun berisi foto dan uraian biodata peneliti 4.4.5 Referensi

Komponen referensi berisi uraian referensi apa saja yang digunakan dalam multimedia interaktif tersebut.

(53)

37 ukuran 11. Berikut ini uraian penjelasan komponen-komponen yang terdapat dalam modul pembelajaran.

1.Sampul halaman depan

Dalam sampul halaman depan modul pembelajaran, terdapat keterangan mata pelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan yang ditekankan, tema yang digunakan, sasaran yang dituju yakni kelas V SD semester genap, dan nama peneliti. Selain itu, gambar yang digunakan adalah gambar peristiwa upacara bendera di SD, agar sesuai dengan tema yang diambil, dan juga sesuai dengan tampilan dalam CD Interaktif.

2.Isi

Bagian isi terdiri dari 23 halaman. Bagian isi terbagi menjadi tiga pokok bahasan, yakni pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Pada lembar awal setiap pertemuan ada penjabaran standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Kemudian dilanjutkan dengan penjabaran materi, evaluasi, refleksi, dan aksi. Pada bagian evaluasi, refleksi dan aksi, terdapat ruang untuk jawaban siswa agar siswa praktis menggunakannya.

3.Daftar referensi

Komponen daftar referensi berisi uraian referensi apa saja yang digunakan dalam multimedia interaktif tersebut.

Berdasarkan kajian produk multimedia dan modul pembelajaran yang telah direvisi sesuai dengan hasil validasi pakar pembelajaran bahasa, pakar media, guru Bahasa Indonesia kelas V SD Kanisius Wirobrajan, dan 30 siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan, dapat disimpulkan bahwa produk multimedia dan modul pembelajaran dinilai sudah memenuhi kriteria kelayakan yang baik digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran menulis Bahasa Indonesia.

4.4.6 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Gambar

Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima ..............................................................
Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif  Skala Lima  menurut
Tabel 2.  Konversi Nilai Skala Lima
Tabel 3. Kriteria Skor Skala Lima
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, dari keempat kelas yang diteliti, yang mempunyai minat paling tinggi pada mata pelajaran IPA adalah kelas VA SD Kanisius Wirobrajan, dan yang mempunyai minat

Prosedur dalam penelitian ini terdapat lima tahapan, (1) kajian standar kompetensi dan materi, (2) pengembangan program pembelajaran, (3) mendesain dan memproduksi

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V dan VI SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010 adalah cukup.. Hasil penelitian ini

(2) Meningkatkan kemampuan menyimak isi pengumuman menggunakan media audio visual siswa kelas IV SD Kanisius Kotabaru 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran

Sahabat dan teman-teman yang terkasih.. Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Mengaplikasikan dan Mencipta pada Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan.

Prosedur dalam penelitian ini terdapat lima tahapan, (1) kajian standar kompetensi dan materi, (2) pengembangan program pembelajaran, (3) mendesain dan memproduksi

Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia interaktif berupa media dan modul pembelajaran Bahasa Indonesia mengidentifikasi unsur- unsur

Dari sedikit uraian diatas bisa ditarik benang merah bahwa multimedia interaktif berbasis 3D Aurora Presentation untuk keterampilan menulis adalah suatu media