• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upacara Kematian Ncayur Tua Pada Etnik Pakpak: Kajian Semiotik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upacara Kematian Ncayur Tua Pada Etnik Pakpak: Kajian Semiotik"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

Suriadi Sinamo, 2016. Judul Skripsi : Upacara Kematian Ncayur Ntua Pada Etnik Pakpak :Kajian Semiotik.

Yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana tahap-tahap pelaksanaan upacara Mate Ncayur Ntua pada Etnik Pakpak, apa saja simbol yang digunakan dalam pelaksanaan Upacara Mate Ncayur Ntua pada etnik Pakpak dan apa saja fungsi dan makna dari simbol yang digunakan dalam upacara Mate Ncayur Ntua pada etnik Pakpak.

Penelitian ini menggunakan teori Peierce (dalam Hoed,2011:46) yang menyebutkan bahwa tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain, sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain yang dapat melingkupi kehidupan disekitar kita.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif mulai dari proses pengumpulan data, sampai tahap analisa dengan mengaplikasikan pada pokok permasalahan untuk mendapatkan suatu hasil yang baik. Dari hasil penelitian penulis dapat menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan upacara kematian Ncayur Ntua, Simbol apa saja yang digunakan dalam Upacara kematian Ncayur Ntua serta Fungsi dan makna dari simbol yang digunakan dalam upacara kematian Ncayur Ntua dalam masyarakat Pakpak.

Kata Kunci : Mate Ncayur Ntua

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat berbagai makna simbolik (tanda) pada “Parjambaron” Upacara Adat Kematian “Saur Matua” Batak Toba diantaranya

fungsi tiap jenis simbol yang di pakai oleh masyarakat Tionghoa dalam upacara kematian.. 2.2.2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan makna simbol budaya, yang dikaji dengan ilmu semiotik yang terkandung dalam tradisi menerbeb etnik Pakpak dan

dan makna simbol yang terdapat dalam upacara mengket rumah

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa setiap simbol yang digunakan dalam upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun memiliki sumbangsih makna yang

untuk mendeskripsikan makna tanda pada upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun dan teori Konotasi Bartes akan digunakan sebagai alat untuk mendeskripsika simbol yang

(Atur Pandapotan Solin) hanya kisaran persen 60 persen masyarakat Pakpak yang masih menggunakan kegiatan upacara ini sesuai dengan aturan yang lahir dari budaya tersebut. Kebanyakan

Pertama, wujud spiritualitas upacara gendang kematian etnik Karo pada era globalisasi meliputi (a) upacara kematian masyarakat Karo, yang mengungkapkan kematian