• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INTRACAWOOD MANUFACTURING TARAKAN KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. INTRACAWOOD MANUFACTURING TARAKAN KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT. INTRACAWOOD MANUFACTURING

TARAKAN KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

SAHARUDDIN

NIM. 090 500 047

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul laporan PKL : Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Intracawood

Manufacturing Tarakan Kalimantan Timur

Nama : Saharuddin

Nim : 090500047

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan

Jurusan : Teknologi Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Politeknik pertanian negeri samarinda

Ir. Syafi’i. MP

NIP. 196806101995121001

Lulu sujian pada tanggal: Pembimbing, Ir. Sarbin,M.Si NIP. 196004061993031002 Penguji, Ir. H. Saini. MP NIP.196006261987031003

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapang (PKL) sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil dari pengalaman mahasiswa praktek kerja lapang yang telah di laksanakan di PT. Intracawood Manufacturing.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan bantuan baik berupa materil maupun moril dalam menyelesaikan studi dan penyusunan laporan PKL serta seluruh keluarga yang selalu mendo’akan dan mendorong penulis dalam menyelesaikan studi.

2. Bapak Ir. Sarbin,M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang (PKL).

3. Bapak Ir. H. Saini, MP.Selaku Dosen Penguji Praktek Kerja Lapang (PKL).

4. PT. Intracawood Manufacturing, para Staf dan Karyawan yang telah memberikan bimbingan sejak awal sampai akhir pelaksanaan Praktek Kerja Lapang di perusahaan ini.

5. Bapak Ir. Wartomo MP. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

6. Kepala Jurusan Pengolahan Hasil Hutan beserta dosen-dosen dan para teknisi yang juga memberikan bimbingan dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapang.

(4)

7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2009 khususnya satu tempat praktek dan rekan-rekan lainnya yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapang ini.

Samarinda, Mei 2012

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ...

iii

DAFTAR TABEL...

vi

DAFTAR GAMBAR ...

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...

vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

...

1

B. Tujuan

...

4

C. Hasil yang Diharapkan

...

4

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

...

6

B. Manajemen Perusahaan

... 10

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

... 11

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Persiapan Bahan Baku 1. Tujuan ... 13

2. Dasar Teori ... 13

3. Alat dan Bahan ... 13

4. Prosedur Kerja... 14

5. Hasil Yang Dicapai ... 26

6. Pembahasan... 26

B. Proses Pembutan Plywood A. Central Log Pon Section 1. Tujuan... 27

2. Dasar Teori... 27

3. Alat dan Bahan ... 29

4. Prosedur Kerja ... 30

5. Hasil Yang Dicapai ... 30

6. Pembahasa ... 30

B. Log Preparation 1. Tujuan... 31

2. Dasar Teori... 31

3. Alat dan Bahan ... 33

4. Prosedur Kerja ... 33

5. Hasil Yang Dicapai ... 33

6. Pembahasan ... 34

C. Peeling Section 1. Tujuan... 34

2. Dasar teori ... 34

3. Alat dan Bahan ... 34

4. Prosedur Kerja ... 35

5. Hasil Yang Dicapai ... 35

(6)

D. Drying Section

1. Tujuan... 36

2. Dasar Teori... 36

3. Alat dan Bahan ... 38

4. Prosedur Kerja ... 39

5. Hasil Yang Dicapai ... 39

6. Pembahasan ... 39

E. Veneer Preparation 1. Tujuan... 39

2. Dasar Teori... 40

3. Alat dan Bahan ... 40

4. Prosedur kerja ... 41

5. Hasil Yang Dicapai ... 41

6. Pembahasan ... 41

F. Assembly Section 1. Tujuan... 41

2. Dasar Teori... 42

3. Alat dan Bahan ... 46

4. Prosedur Kerja ... 46

5. Hasil Yang Dicapai ... 47

6. Pembahasan ... 47

G. Finishing Section 1. Tujuan... 47

2. Dasar Teori... 48

3. Alat dan Bahan ... 50

4. Prosedur Kerja ... 50

5. Hasil Yang Dicapai ... 51

6. Pembahasan ... 51

H. Inspection Section 1. Tujuan... 51

2. Dasar Teori... 51

3. Alat dan Bahan ... 52

4. Prosedur Kerja ... 53

5. Hasil Yang Dicapai ... 53

6. Pembahasan ... 53

I. Packing and FGWH (pengemasan dan penggudangan) 1. Tujuan... 54

2. Dasar Teori... 54

3. Alat dan Bahan ... 54

4. Prosedur Kerja ... 55

5. Hasil Yang Dicapai ... 55

6. Pembahasan ... 55

J. Pengujian Laboratorium 1. Tujuan... 56

2. Dasar Teori... 56

3. Alat dan Bahan ... 60

4. Prosedur Kerja ... 61

5. Hasil Yang Dicapai ... 61

(7)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTER TABEL

No Tubuh Utama Halaman 1. Tabel Kegiatan... 12 2. Koefisien Bonding Strength... 58

LAMPIRAN

3. Susunan Manajemen PT Intracawood Manufacturing... 65 4. Struktur Organisasi Forestry Division... 66 5. Plywood and Blockboard Procssing Flowchart... 71

(9)

DAFTAR GAMBAR

No Tubuh Utama Halaman 1. Pembuatan jalur pengamatan dan jalur pembatas ... 17 2. Pembuatan takik rebah ... 22 3. Pembuatan takik balas ... 23

LAMPIRAN

(10)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hutan merupakan sumber daya alam yang cukup luas salah satu penghasil devisa terbesar di negara kita yang merupakan modal besar dalam menuju kesejahteraan rakyat melalui usaha pemanfaatan hutan secara maksimal dan lestari. Kayu merupakan salah satu hasil hutan perlu di manfaatkan sebaik-baiknya dan seefisien mungkin agar dapat dipertahankan kelangsungan dan keberadaannya bagi industri yang memerlukan.

Perkembangan industri pengolahan kayu di Indonesia sangat pesat. Di Kalimantan Timur khususnya, terdapat berbagai macam industri pengolahan kayu baik secara terpadu maupun terpisah terutama pengolahan kayu untuk di jadikan industri kayu lapis yang perkembangannya berpengaruh di sektor kehutanan maupun sektor terkait lainnya. Perkembangan kayu lapis ini berjalan dengan produksi kayu yang di olah di di dalam negeri sebagai usaha pemerintah didalam memperluas dan menambah lapangan kerja.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan industri perkayuan yang akan mengakibatkan dampak bahwa kebutuhan akan kayu semakin bertambah, sehingga menimbulkan persaingan untuk memperoleh bahan baku dan pemasaran produk baik didalam negeri maupun diluar negeri.

Meninjau sejarah kayu lapis di Indonesia yang berkembang dengan dikarenakan ada beberapa faktor yang menunjang yaitu tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup besar, selain itupermintaan akan kayu lapis itu sendiri baik didalam maupun diluar negeri cukup banyak.

(11)

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan PKL ini adalah agar mahasiswa lebih memahami prinsip kerja kegiatan industri pengolahan kayu padat dan industri pengolahan kayu lainnya, memiliki pengetahuan teknis dan keterampilan praktis tertentu, pengetahuan untuk menambah kepercayaan diri, melatih menggunakan daya nalar terhadap kegiatan di lapangan, disamping itu juga memahami penggunaan alat sarana yang lainnya dalam tahapan industri pengolahan kayu. Dan dengan dilaksanakannya pengalaman praktek kerja lapang (PKL) ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa tentang proses pembuatan kayu lapis dari log hingga menjadi produk kayu lapis yang memiliki banyak kegunaan. Mahasiswa juga dapat melihat secara langsung di lapangan dan lebih memahami kegiatan-kegiatan yang di lakukan dalam proses pembuatan kayu lapis. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa.

C. Hasil Yang Diharapkan

Diharapakan setelah mahasiswa selesai melaksanakan praktek kerja lapang (PKL) ini dapat menambah pengalaman dan memperluas ilmu pengetahuan, juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat langsung kegiatan di lapangan, sehingga dapat membandingkan antara teori yang diterima dari bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.

Dengan adanya pelaksanaan pengalaman praktek kerja lapang (PKL), di harapakan mahasiswa dapat memahami proses pembuatan kayu lapis yang dapat dijadikan sebagai pengalaman kerja dan dapat menambah wawasan mahasiswa. Selain itu dengan adanya pelaksanaan PKL ini

(12)

diharapkan mahasiswa nantinya akan menjadi tenaga kerja yang terampil dan memiliki skill yang dapat bekerja untuk mengolah bahan baku dengan sebaik mungkin dengan menghasilkan kualitas yang baik dan dapat menghemat bahan baku yang ada.

(13)

II.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tujuan Umum Perusahaan

PT. Intracawood Manufacturing merupakan perusahaan yang didirikan atas anjuran pemerintah yang di sampaikan oleh Bapak Menteri Ekuin Radius Prawiro kepada pendiri CCM Group Bapak Murdaya Widyaminarto Poo, hal ini bertujuan agar pihak swasta ikut serta berperan dalam usaha pemerataan pembangunan Nasional di indonesia bagian timur terutama daerah terpencil seperti kota Tarakan. Maka dengan maksud menciptakan dampak positif bagi lingkungan setempat, serta membuka lapangan kerja ke Negara tetangga serta meningkatkan ketahanan nasional dan pemerataan pembangunan daerah-daerah terpencil, didirikanlah perseroan yang idenya direalisasikan pada tahun 1988 dengan nama PT. INTRACAWOOD MANUFACTURING. Perusahaan ini merupakan joint venture dari tiga perusahaan yaitu :

1. PT. INHUTANI I 2. PT. ALTRAK 78

3. PT. BERCA INDONESIA

Perjanjian kerjasama dalam perseroan PT. Intracawood

manufacturing ini tercantum dalam :

1. Akte No. 43 Tanggal 10 Maret 1988 2. Akte No. 43 Tanggal 21 Juli 1988

3. Akte No. 43 Tanggal 13 September 1988

(14)

Pada perjanjian tersebut masing-masing perusahaan tersebut memasukkan saham PT. INHUTANI I mempunyai kepemilikan saham sebesar 25%, PT. ALTRAK 78 mempunyai kepemilikan saham sebesar 50% dan untuk PT. BERCA INDONESIA kepemilikan sahamnya adalah 25%. Pada tanggal 29 Desember 1983 No. 524 dan pada tanggal 3 Desember 1987 izin penawaran modal dalam negeri diterbitkan. Pada 21 Januari 1991 kayu lapis komersial pertama dilakukanpenandatangananprasasti oleh Presiden Ibu Siti Hartati Mardaya dan pada 10 April 1991 ekspor perdana yang menghasilkan devisa bagi negara cukup besar. Industri PT. Intracawood Manufacturing sebagai pabrik kayu lapis terakhir di Indonesia sadar bahwa keberadaannya dicatat pada daftar yang paling bawah. Kemudian management bersama dengan karyawan-karyawan bekerja keras untuk mencapai hasil yang maksimal. Karena itu dalam waktu yang relatif singkat PT. Intracawood Manufacturing masuk peringkat lima besar yakni sebagai pabrik penghasil kayu lapis tipis yaitu 2,4 mm x 3 feet x 6 feet dan 2,4 feet x 4 feet x 8 feet diantara 118 pabrik di Indonesia.

B. Manajemen Perusahaan

Manajemen PT. Intaracawood Manufacturing memiliki struktur organisasi sebagai berikut : Manager Devision Bapak Ir. Adeng Hendra Sumpena, Advisor Ibu Ir. Elica E, Cuemon, Program dan Evaluasi Departement Manager Bapak Teguh Dwi Subagyo, S.Hut, Camp Coordinator Bapak Antoni, Produksi Departement Manager Bapak Sultriano Haris dan Seksi-seksi lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur organisasi PT. Intracawood Manufacturing pada halaman lampiran.

(15)

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PT. Intracawood Manufacturing berpusat di Desa Juata Permai yang berjarak sekitar 14 km dari pusat kota Tarakan dapat di capai dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu 30 menit. Luas areal industri seluruhnya adalah sekitar 74,9 Ha yang terdiri dari areal-areal sebagai berikut :

1. Luas pabrik 42.80 Ha (57,21%)

2. Luas areal Perumahan Karyawan /ti (Mees) 7.12 Ha (9,51%) 3. Luas Areal Karyawan Berkeluarga Perumahan 15.00 Ha(20,05%) 4. Luas Jalur Hijau 9.90 Ha(13,23%)

Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan dari tanggal 2 April 2012 dan berakhir pada tanggal 31 Mei 2012.

(16)

III.

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu kegiatan awal sebelum dilakukan pemanenan pada Rencana Kerja Tahunan (RKT).

1. Tujuan

Untuk mempermudah operasional kerja dan untuk menghindari kesalahan-kesalahan pada proses produksi.

2. Dasar Teori

Perencanaan adalah kegiatan yang bertujuan mempermudah operasianal kerja.

Ada beberapa faktor yang terbagi dalam kegiatan perencanaan sebagai berikut :

a) Penataan Areal Kerja (PAK)

Adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatur blok kerja tahunan dan petak kerja guna perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan kegiatan unit pengelolaan hutan. b) Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)

Adalah kegiatan pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon serta pengukuran topografi dalam areal blok kerja tahunan.

(17)

c) Perencanaan pembukaan wilayah hutan (PPWH)

Adalah merupakan kegiatan persiapan pelaksanaan PWH untuk menentukan alternatif terbaik pembuatan jaringan jalan.

3. Alat dan Bahan

a) Clinometer b) Kompas c) Meteran d) GPS e) Parang f) Bujang / Label g) Buku tulis h) Spidol i) Pulpen j) Stik 4. Prosedur Kerja

a) Melakukan pengukuran PAK dimulai dengan titik awal atau titik ikat dengan menggunakan kompas, clinometer, meteran, GPS. Sebagai pencatat titik awal dan titik akhir.

b) Melakukan kegiatan ITSP dimulai dari pencatatan, pengukuran, dan penandaan pohon serta pengukuran topografi dan arel blok tahunan.

(18)

c) Melakukan kegiatan PPWH yaitu untuk menentukan jalan utama, jalan cabang, dan jalan sarad. Juga menentukan alternatif terbaik pembuatan jalan.

5. Hasil Yang Dicapai

Menentukan titik awal dan titik akhir pada suatu blok kerja tahunan, dan menentukan batas petak, nomor petak, dan ukuran petak.

6. Pembahasan

Dalam kegiatan pengukuran ITSP dan PPWH dilakukan berdasarkan peta garis bentuk skala 1 : 25000 yang telah dibuat pada proses PAK.

B. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)

1. Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembukaan wilayah hutan (PWH) ini adalah untuk merencanakan pembuatan jalan angkutan dan prasarana lainnya yang berkaitan erat dengan kegiatan pengusahaan hutan. Serta bertujuan untuk menyiapkan jalan angkutan dan prasarana lainnya (jembatan, gorong-gorong, dll) dalam upaya untuk kelancaran angkutan produksi hasil hutan dari masing-masing blok tebangan.

(19)

2. Dasar Teori

Pembukaan wilayah hutan adalah kegiatan penyediaan prasarana wilayah bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, perlindungan hutan, inspeksi kerja, transportasi sarana kerja dan komunikasi antara pusat kegiatan.

3. Alat dan Bahan

a) Clinometer b) Kompas c) Meteran d) GPS e) Parang f) Buku tulis g) Pulpen h) Peta kerja i) Cat 4. Prosedur Kerja

Menentukan areal yang akan di jadikan jalan utama, kemudian menentukan jalan cabang dan jalan sarat. Dan juga membiri tanda pada pohon-pohon yang berada dipinggir jalan yang akan dibuat agar dapat mempermudah dalam pembutan jalan.

(20)

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil dari kegiatan PWH terdapat 1 jalan utama, 1 jalan sarad dan 2 jalan cabang sehingga mempermudah dalam proses pengangkutan dari dalam hutan.

6. Pembahasan

Dalam pembukaan wilayah hutan harus memilih wilayah yang tingkat kerusakannya sedikit agar dapat mengurangi kerusakan hutan.

C. Silvikultur Intensuf (Silint)

1. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan penanaman kembali pada petak yang telah selesai dilakukan penebangan, memperbaiki tanda-tanda petak yang telah rusak atau hilang dan juga untuk mendapatkan benih yang berkualitas baik.

2. Dasar Teori

Silint adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas dengan jumlah yang memadai sesuai keperluan penanaman dan jenis yang di inginkan.

3. Alat dan Bahan

a) Top soil + sekam b) Sekop

c) Saringan d) Parang

(21)

e) Gunting f) Wmber g) Arko h) Natural sad i) Sarlon j) Poliback k) Selang 4. Prosedur Kerja a) Persemaian

Yaitu mengembangkan bibit pohon yang akan ditanam agar menghasilkan bibit yang unggul.

b) Penanaman

Jarak tanam 2,5 m, kenudian buat lubang tanam 40×40 cm dengan kedalaman 30 cm dan diberi pupuk dan top soil.

c) Pemeliharaan

Tahap kegiatan 4 bulan yaitu penyiangan tanaman, pendangiran, dan penyulaman.

5. Hasil Yang Dicapai

Bibit yang dihasilkan sebagian besar berkualitas baik dan bibit memadai berdasarkan kebutuhan penanaman.

6. Pembahasan

Penanaman dilakukan setelah lahan untuk penanaman sudah siap dan bibit sudah siap untuk ditanam. Bibit pohon diambil dari persemaian yang sudah diseleksi.

(22)

D. Tata Usaha Kayu (TUK)

1. Tujuan

Bertujuan untuk memberikan identitas pada log dan membuatkan dokumen agar kayu dapat dikirim atau dibawah ke pabrik .

2. Dasar Teori

Tata usaha kayu adalah suatu tatanan atau tata usaha dalam bentuk pencatatan, penerbitan dolumen dan pelaporan yang meliputi kegiatan perencanaan produksi, pemanenan, pengolahan dan peredaran kayu.

3. Alat dan Bahan

a) Pulpen b) Buku catatan

c) Data pohon dari lapangan d) Dokumen log

4. Prosedur Kerja

Setelah log masuk TUK di simpan data-data log tersebut dan dibuat LHP (Laporan Hasil Produksi), kemudian ke dinas kabupaten setempat dicek untuk diambil sempel 10 % sebagai bahan pemeriksaan dan diukur kembali.

5. Hasil Yang Dicapai

Log-log yang akan dikirim mempunyai dokumen yang sah dan mempunyai identitas dari mana log tersebut berasal.

(23)

6. Pembahasan

Apabila semua persyaratan telah dilaksanakan barulah log bisa dikirim kepabrik untuk d proses lebih lanjut.

E. Central Log Pond Section

1. Tujuan

Pada proses kegiatan di Log Pond section ini yang dilakukan yaitu bertujuan menyediakan bahan baku log sesuai dengan rencana produksi.

2. Dasar Teori

Pada Central Log Pond ini pembongkaran log dari ponton menggunakan crain, dan juga pembongkaran tersebut dikerjakan berdasarkan alam yaitu tergantung pada pasang surutnya air laut.

3. Alat dan Bahan

a) Log berbeda diamter dan jenis b) Kapal TB.Rumba

c) Ponton victor.08 d) Crain

e) Kepiting (loader 966F) f) Logging truck

g) Palu besi dan paku h) Plat aluminium 4×4 cm i) Meteran

(24)

k) Buku ukur

l) Cat berwarna biru

4. Prosedur Kerja

a) Ponton tiba di log pond, lakukan pengecekan log berdasarkan intruksi dari GM.

b) Turunkan log dari ponton menggunakan crain apabila sudah ada instruksi dan dokumen log sudah diperiksa.

c) Melakukan pengukuran kembali diameter log dan panjang log, kemudian penumpukan log berdasarkan jenis log.

d) Pasang plat aluminium pada kedua ujung log yang memuat tahun kedatangan, nomor partai, dan nomor urut log.

e) Penandaan pada log dengan cat berwarna biru. f) Hasil pengecekan dilaporkan kepada GM.

5. Hasil Yang Dicapai

Pembongkaran memakan waktu 2 hari dan log-log tersebut mempunyai dokumen yang lengkap sehingga dapat diproses lebih lanjut.

6. Pembahasan

Pada proses bongkar muat log dilakukan oleh tim TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) yaitu merupakan agen resmi.

(25)

F. Log Preparation

1. Tujuan

Kegiatan ini ber tujuan untuk memotong log berdasarkan ukuran yang telah ditentukan dan juga untuk pengupasan log yang telah di potong menjadi lembaran veneer.

2. Dasar Teori

Log preparation ini adalah persiapan log untuk di potong dan dikupas menjadi lembaran veneer.

3. Alat dan Bahan

a) Chain saw hidrolik b) Hoist c) Barker d) Kepiting (loader 966F) e) Konfeyor f) Log g) Rotari lathe h) Spindle i) Reeling j) Gerinda hidrolik 4. Prosedur Kerja

a) Lakukan pengukuran pada log kemuadian lakukan pemotongan. b) Masukkan log yg telah dipotong ke dalah barker untuk dilakukan

(26)

c) Masukkan log yang tenggelang kedalam kolam dan yang tidak tenggelam langsung diangkat kemesin Rotary.

d) Masukkan log kedalam mesin rotary lathe dan tancapkan cak dikedua ujung log.

e) Lakukan pengupasan log sehingga menjadi veneer dan kupasan pertama bagian gubal kayu dijadikan core dan bagian teras dan gubal yang bagus dijadikan face dan back.

f) Kemudian veneer face dan back digulung di reeling dan diletakkan dialat reeling agar veneer tidak terlalu basah dan memudahkan pada proses pembuatan dan pengukuran.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai pada proses pengupasan veneer face dan back yang dihasilkan berkualitas baik dan core masih banyak yang berkualitas tidak baek atau cacat.

6. Pembahasan

Pisau pada rotary lathe harus diganti apabila hasil kupasan kasar atau tidak baik walaupun belum mencapai target jumlah block atau volume.

G. Drying Section

1. Tujuan

Drying section ini untuk mengeringkan veneer yang bertujuan untuk mengurangi kadar air pada veneer, menstabilkan ukuran,

(27)

menambah kekuatan veneer, dan mempermudah dalam proses pengeleman.

2. Dasar Teori

Proses pengeringan pada mesin dryer berjalan dengan temperatur 1500 – 1800 C. Kemudian lakukan seleksi pada veneer setelah kluar dari mesin dryer.

3. Alat dan Bahan

a) Dryer b) Reller c) Clipper d) Forklift e) Papan alas f) Kerata dorong g) Gear h) Veneer 4. Prosedur Kerja

a) Masukkan veneer lewat input dryer secara continuous dryer atau dengan bantuan forklift.

b) Setelah veneer melewati proses pengeringan lalu keluar melalui output dryer dan lakukan pemotongan veneer dengan alat clipper berdasarkan urkuran tertentu.

c) Lakukan seleksi pada veneer dengan memisahkan face dan back kemudian disusun rapi sesuai penandaan serta catat hasil pengeringan.

(28)

5. Hasil Yang Dicapai

Dalam proses ini veneer yang dihasilkan dapat mencapai kadar air yang telah ditentukan dalam kurun waktu yang singkat.

6. Pembahasan

Apabila dalam pengeringan terdapat veneer yang belum kering maka dilakukan pengeringan dengan kecepat dryer dibawah speed normal.

H. Veneer Preparation

1. Tujuan

Proses ini bertujuan untuk menyambung veneer yang mempunyai cacat seperti mata kayu jabuk, robek dan pecah.

2. Dasar Teori

Proses penyambungan dilakukan menggunakan mesin meinan dan minami yang bertujuan menyambung veneer dengan cara di lem dan di jahit.

3. Alat dan Bahan

a) Meinan b) Minami c) Relling tape d) Glue thread e) Gume tape f) Hot meld g) Cater

(29)

h) Veneer

4. Prosedur Kerja

Penyambungan pada veneer menggunakan 2 mesin yang berbeda tapi mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menyambung veneer, dan setelah penyambungan selesai veneer disusun atau setting.

5. Hasil Yang Dicpai

Hasil yang dicapai pada proses ini adalah veneer yang cacat bisa diperbaiki sehingga menjadi veneer yang sempurna, dan penyusunan atau setting dapat mempermudah dalam proses assembly.

6. Pembahasan

Mesin meinan digunakan untuk veneer ketebalan 0,60 – 170 mm untuk face dan back, sedangkan untuk mesin minami digunakan untuk veneer 2,25 – 4 mm untuk core.

I. Assembly Section

1. Tujuan

Proses ini bertujuan untuk merakit veneer-veneer menjadi kayu lapis atau plywood dengan ukuran yang telah ditentukan.

2. Dasar Teori

Pada proses assembly ini adalah dimana awal terbentuknya kayu lapis atau plywood dengan disatukannya antara veneer face, back, dan core dengan cara di lem.

(30)

3. Alat dan Bahan a) Mixer b) Glue sprider c) Cold press d) Hot press e) Forklift f) MC (Moisture Control) g) Visco meter h) Timbangan i) Lem pita j) Perekat k) Veneer l) Meteran m) Cutter 4. Prosedur Kerja

a) Siapkan bahan perekat yaitu tepung, fenol, melamine, HU 310 atau HU 101, kemudian dicampur menggunakan mixer.

b) Alirkan perekat ke glue sprider dan masukkan veneer core melalui silinder yang berputar pada glue sprider sebagai pelaburan perekat pada veneer dan lakukan penyusunan.

c) Masukkan susunan veneer kedalam cold press sesuai tekanan dan waktu yang ditentukan.

d) Kemudian dilakukan repair pada veneer untuk dilakukan perbaikan dari cacat-cacat.

(31)

e) Masukkan susunan veneer kedalam hot pressdengan tekanan, suhu, dan waktu yang telah ditentukan.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai pada proses ini adalah veneer yang dirakit menjadi satu sehingga terbentuknya plywood dengan ukuran tertentu.

6. Pembahasan

Dalam proses assembly ini mempunyai 2 proses yaitu 1 kali proses dan 2 kali proses. Untuk 1 kali proses yaitu glue sprider, cold press, seleksi, kemudian hot press. Sedangkat 2 kali proses yaitu glue sprider, cold press, repair, glue sprider, cold press, seleksi, dan kemudian hot press.

J. Finishing Section

1. Tujuan

Adapun tujuan dari proses ini adalah pemotongan untuk mendapatkan plywood dengan ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan atau diinginkan, dengan mesin double sizer

2. Dasar Teori

Setelah kegiatan assembly barulah dilakukan kegiatan finishing yang meliputi pemotongan, pendempulan, dan pengamplasan.

3. Alat dan Bahan

a) Double saw b) Sander c) Meteran

(32)

d) Forklift e) Dempul f) Mesin pembalik g) Kertas amplas h) Plywood i) Scrap 4. Prosedur Kerja

a) Pemotongan (Sizing) dilakukan dengan memotong sisi panjang dan sisi lebar pada plywood sebelum dilakukan pengukuran untuk memastikan ukuran yang tepat menurut standar.

b) Pendempulan (Putty) dilakukan pada plywood yang terdapat cacat dipermukaannya seperti lubanag, goresan, dan sobek kecil.

c) Pengamplasan (Sanding) dilakukan pada permukaan face dan back pada plywood.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai pada proses ini adalah permukaan plywood menjadi lebih halus sehingga meningkatkan kualitas pada plywood dan mempunyai nilai jual yang tinggi.

6. Pembahasan

Pada proses pengamplasan plywood yang dimasukkan kedalam roll conveyor tidak boleh miring agar dapat menghindari pengamplasan yang tidak rata.

(33)

K. Inspection Section

1. Tujuan

Proses ini bertujuan untuk penyeleksian plywood sekaligus penyusunan sebelum dilakukan pengemasan.

2. Dasar Teori

Lakukan penyeleksian plywood dan identifikasi cacat-cacat pada permukaan plywood dengan memeriksa secara pelembar.

3. Alat dan Bahan

a) Kapur tulis b) Lampu penerangan c) Forklift d) Plywood e) Amplas manual f) Formulir plywood 4. Prosedur Kerja

a) Siapkan tumpukan plywood yang akan diseleksi pada tempat yang mempunyai penerangan yang cukup baik.

b) Penyeleksian dilakukan dengan cara diamati permukaan plywood secara perlembar.

c) Susun plywood yang telah diseleksi pada tempat yang telah disediakan.

(34)

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai pada proses ini yaitu mendapatkan tumpukan plywood atau tidak memiliki cacat sehingga proses pengemasan dapat dilakukan.

6. Pembahasan

Apabila ditemukan cacat pada plywood maka plywood tersebut diberi tanda dengan kapur dan segera dilakukan perbaikan pada proses sebelumnya.

L. Pengemasan dan Pergudangan

1. Tujuan

Proses ini bertujuan untuk pengepakan plywood yang siap dipasarkan dan juga bertujuan untuk melindungi plywood dari cacat dan kerusakan.

2. Dasar Teori

Pengemasan plywood dilakukan agar siap dipasarkan dan disimpan di gudang sesuai ketentuan.

3. Alat dan Bahan

a) Tracking b) Bandeser c) Cat

d) Alat stamp forklift e) Plastik

(35)

4. Prosedur Kerja

a) Siapkan plywood yang akan dipacking dengan cara diampar. b) Lakukan pembuatan palet dan pasang bandeser

c) Pengecekan nomor urut packing lalu slip dipisah dan masukkan size.

d) Lakukan pengemasan dan penyeteman pada kotak packing . e) Buat laporan hasil kerja dan lakukan penyimpanan di gudang.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai yaitu pengemasan yang dilakukan dapat melindungi plywood dari kerusakan atau cacat, dan plywood siap untuk dipasarkan.

6. Pembahasan

Pengiriman plywood baru akan dilakukan jiaka sudah ada permintaan buyer, barulah proses pengapalan dilakukan.

M. Pengujian Di Laboratorium

1. Tujuan

Pengujian ini bertujuan uantuk mengetahui seberapa besar kekuatan lem.

2. Dasar Teori

Sebelum proses pengemasan dilakukan, plywood yang akan dikemas diambil 10 % untuk dijadikan sebagai bahan pengujian di laboratorium.

(36)

3. Alat dan Bahan

a) Water bahd b) Tensil strength c) Desikator

d) Alat tulis menulis e) Kalkulator

f) Timbangan digital g) Oven

4. Prosedur Kerja

a) Membuat ukuran sembel 8,2 × 2,5 cm.

b) Buat taktik pada sampel sebanyak 2 sampai 3 kali.

c) Uji sampel menggunakan mesin tensil strength setelah sampel direbus di water bahd selama 10 – 15 menit.

5. Hasil Yang Dicapai

Hasil yang dicapai dari pengujian ini adalah sampel yang diuji memenuhi standar sehingga dapat dilakukannya pengemasan dan dikirim menurut permintaan buyer.

6. Pembahasan

Jika dalam pengujian sampel tidak memenuhi standar maka pengiriman bisa dibatalkan dan digantikan dengan plywood yang memenuhi standar.

(37)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktekkerjalapang (PKL), maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Target produksi yang direncanakan dapat tercapai apabila ketersediaan dan suplai bahan baku mencukupi, kondisi mesin prima dan sumber daya manusianya.

2. Ketersediaan bahan baku dapat diperoleh tidak hanya dari HPH yang ada di camp sekatak, melainkan dapat diperoleh dari HPH lain.

3. Pada proses produksi, bahan baku yang ada harus dapat dimaksimalkan sehingga limbah yang terbuang dapat dikurangi sedikit mungkin.

4. Dalam kegiatan produksi kayu lapis PT. Intracawood Manufacturing terbagi dalam beberapa seksi, yaitu : log pond section, log section, drying section,veneer preparation section, assembly section, finishing and inspection section, packing and FGWH section.

5. Dalam analisa plywood terdapat 4 pengujian yang dilakukan yaitu : Uji tarik (bonding strenght), Uji delaminasi (soaking), Uji kadar air (moisture content) dan LFE (Low Formaldehyde emisi).

(38)

B. Saran

Dari hasil kegiatan praktek ini ada beberapa saran yang penulis

akan sampaikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Para karyawan seharusnya tidak menganggap remeh dalam menggunakan masker penutup mulut dan hidung saat bekerja demi keselamatan para karyawan tersebut

2. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan, perlu adanya koordinasi langsung antar seksi dan menjalankan peraturan dengan sebaik mungkin.

3. Perlunya dukungan dari perusahaan dalam melakukan penelitian untuk memperlancar proses produksi dan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Petunjuk Teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).

Departemen Kehutanan Dirjen Pengusahaan Hutan, Jakarta.

Anonim, 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan

dan Perkebunan RI, Jakarta

Sutisna, M, 1998, Silvikultur Hutan Alam Indonesia. Fakultas

Kehutanan, Universitas Mulawarman. Samarinda.

(40)
(41)

Susunan Manajemen PT Intracawood Manufacturing

DEWAN KOMISARIS

Presiden Komisaris

Ir. Dadang Sumbada Supardi, MM

Wakil Presiden Komisaris

Tn. MurdayaWidyawimarta

Komisaris

Karuna Murdaya, B.S, M.C.P

Komisaris

Ir. F. X. Budi Santoso

DEWAN DIREKSI

Presiden Direktur

Ny. Dra. Siti Hartati Murdaya

Wakil Presiden Direktur

Kirana Wijaja, S.E Akt

Direktur

Ir. Totok Lestiyo

Direktur

Ir. Didik Arjo Gunawan, MM

GENERAL MANAJER

General Manajer

Ir. Handono Gunawan

DIVISION MANAJER

Manajer Division

Ir. Adang Hendra Sumpena

DEPARTEMEN MANAJER

Forest Planning & External Relation

Pracoyo Sugiarto

Forest Improvement & Production

Ir. J a m a

Production Area 1

Sutrisno Haris

Production Area 2

Abd. Kazadi, S.Hut

Forest Planning & Rehabilitation

Suryono

(42)
(43)

Gambar 1. Log cutting

(44)

Gambar 3. Roll Dryer

(45)

Gambar 5. Assembly

(46)

Gambar 7. Inspection

(47)

Plywood and Blockboard Procssing Flowchart

PT Intracawood Manufacturing

Forestry

CENTRAL LOG POND

Block For Plywood Block for Sawmill

Hard Species Boiling Veneer Drying Veneer Preparation Veneer Assembly Plywood/Blockboard LOG CUTTING FINISHING INSPECTION PACKING/STORAGE Log center Core

Peeling Veneer DRYING VENEER PREPARATION VENEER ASSEMBLY Plywood/Blockboard PEELING SEASONING KILN DRYING

LUMBER CORE PROCESSING

Lumber core SAWMILLING

Material For secondary Processsing

SEND TO PAPER OVERLAY / WOOD WORKING MILL Double Saw Trimming

Trimply/Laminated Core WASTE UTILIZATION 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar

Gambar 1. Log cutting
Gambar 3. Roll Dryer
Gambar 5. Assembly
Gambar 7. Inspection

Referensi

Dokumen terkait

a) Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Timur Nomor 12 Tahun 1993 tentang RT/RW Propinsi Kalimantan Timur, digunakan sebagai acuan karena kegiatan yang dilakukan oleh

Jenis bibit jagung yang digunakan adalah hirbisida super jumbo, bibit jenis ini dapat menghasilkan panen yang maxsimal, tugal digunakan untuk melubangi lahan sedangkan

Disamping pemanfaatan hutan produksi alam yang masih produktif, kegiatan pengusahaan hutan ini juga diarahkan untuk mendapat merehabilisasi areal hutan yang tidak produktif dengan

Pada areal petak ukur permanen yang telah dilakukan penataan kemudian dilakukan pembuatan plot – plot sebagai berikut dibawa ini : 1) Menentukan titik ikat setar point menuju

manual lalu masukkan tinggi alat. 6) Untuk backsight tekan F2, lakukan backsight ke arah titik Azimut yang dan nilai koordinatnya dapat di input dari alat total

Setelah kayu bulat (log) berada di penumpukan kayu di sungai (log pound) selanjutnya di pilih sesuai jenis nya jenis flooter masuk ke kolam internal perusahaan (log poll) dan

Penyulaman (Blanking) adalah kegiatan penanaman kembali bagian-bagian yang kosong bekas tanaman yang mati /diduga akan mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanam normal dalam

Kemudian minyak yang telah terpisah dari sebagian besar sludge dipisahkan dengan cara sludge yang berada di bagian bawah langsung di alirkan ke sludge tank melalui skremer