• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 Semester II SD N Tempursari Tahun Pelajaran 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 Semester II SD N Tempursari Tahun Pelajaran 2014/2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

5

sangat membantu dalam proses penelitian. Dimana toeri ini digunakan peneliti sebagai acuan dalam pembahasan penelitian ini.

2.1.1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

Banyak cara atau model yang dipakai untuk mengajar. Kali ini peneliti akan mengulas pembelajaran yang dipakai selama eksperimen.

2.1.1.1 Pembelajaran Kooperatif

Menurut Lie (2002: 12) Pembelajaran Kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. (Trianto, 2007: 41) Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruktivis. Pembelajaran Kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati dalam Rusman, 2010: 203). Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri. Sedangkan menurut Tom V. Savage dalam Rusman (2010: 204) mengemukakan bahwa cooperatif learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.

(2)

“Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu:

(1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka,

(4) komunikasi antar anggota, dan (5) evaluasi proses kelompok. (1) Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Kegagalan satu anggota kelompok saja berarti kegagalan kelompok. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian individu dan penilaian kelompok. Dengan demikian setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai pada kelompoknya.

(2) Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik, sehingga masing–masing anggota kelompok akan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok dapat dilaksanakan.

(3) Tatap muka

Setiap anggota kelompok diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing–masing.

(4) Komunikasi antar anggota

(3)

proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

(5) Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih baik.

2.1.1.2 Picture and Picture

Picture and Picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat

bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa. Picture and Picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau

diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2010: 89)

Menurut Agus Suprijono dalam Zainur Rofi’ah (2009: 110) picture and picture adalah model belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan

menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai pengantar.

Menurut Johnson dalam (Lie, 2002: 48 ), prinsip dasar dalam Picture and Picture adalah sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

(4)

5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

1. Langkah-langkah Picture and Picture

Langkah-langkah dalam Picture and Picture menurut (Agus,2009: 125) adalah sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kopetensi yang ingin dicapai di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kopentensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

2. Menyajiakan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasiyang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi yang menarik. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan

(5)

sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.

7. Kesimpulan/rangkuman di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.

2. Kelebihan Dan Kelemahan Picture and Picture

(6)

3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, 4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

5) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas. Kelemahan Picture and picture:

1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

4) Tidak tersedia dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

2.1.2 Hakikat Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana: 2011). Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Menurut Oemar Hamalik (2003: 23). Hasil belajar adalah “ bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut”. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai individu atau siswa setelah siswa tersebut mengalami atau melakukan suatu proses aktifitas belajar dalam jangka waktu tertentu.

(7)

guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

2.1.3 Pembelajaran IPA

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Winaputra, 1992: 122).

Cara penyelidikan IPA meliputi observasi (observation), eksperimen (experimentation), dan matematika (mathematics). Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, Usman Samatowa (2006: 150). Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA dapat dimasukkan dalam klasifikasi ilmu pendidikan karena dimensi pendidikan IPA sangat luas dan sekurang-kurangnya meliputi unsur-unsur (nilai-nilai) sosial budaya, etika, moral dan agama. Oleh sebab itu, belajar IPA bukan hanya sekedar memahami konsep ilmiah dan aplikasi dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai yang terkandung dalam dimensi Pendidikan IPA.

Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan (Agus. S, 2003: 11).

(8)

terkandung atau gejala yang terdapat di alam. IPA merupakan pengetahuan mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah baik secara induktif ataupun deduktif, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture sudah banyak sekali dilakukan oleh peneliti lain. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyo Nugroho dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pkn Siswa”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 2 Singaraja melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Penelitian ini dilakukan dengan PTK. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 1 SMA Negeri 2 Singaraja pada semester II tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 orang yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Objeknya meliputi aktivitas belajar dan hasil belajar PKn melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, pemberian tes, dan kuisioner.

(9)

hasil penelitian diperoleh rata-rata dan simpangan baku untuk kelas eksperimen I dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture adalah 8,75 dan 1,17, sedangkan untuk kelas eksperimen II 7,96 dan 1,22. Dari uji hipotesis diperoleh thitung > ttabel (2,39 > 1,684) atau H0 ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitin ini menunjukkan terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran picture and picture terhadap hasil belajar perubahan lingkungan fisik pada siswa kelas IV SDN 80/1 Muara Bulian.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Arry Nugraheni dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai siswa pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal terdapat 14 siswa yang tuntas dalam KKM (62,50) atau sebesar 41,1% dan yang belum tuntas terdapat 20 siswa atau sebesar 58,9%. Pada siklus I terdapat 25 siswa yang tuntas atau sebesar 73,6%, dan yang belum tuntas terdapat 9 siswa atau sebesar 26,4%, sedangkan pada siklus II terdapat 34 siswa yang tuntas atau sebesar 100%, dan yang belum tuntas dalam belajar terdapat 0 siswa atau sebesar 0 %. Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V

2.3 Kerangka Pikir

(10)

Salah satu tipe pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA adalah melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Picture And Picture, dimana model ini dedefinisikan sebagai yang lebih menekankan pada siswa

dalam kelompok dengan melakukan diskusi. Diharapkan dengan memanfaatkan pembelajaran Kooperatif tipe Picture And Picture dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan model ini siswa dilatih untuk selalu berpikir kritis karena membiasakan siswa memecahkan masalah sendiri sampai siswa dapat menemukan jawaban dari masalah itu.

(11)

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

2.4 Hipotesis Tindakan

Dari uraian dalam kajian pustaka dan hasil penelitian-penelitian yang relevan, maka hipotesis penelitian yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture. Adapun hipotesis sebagai berikut.

1. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada pembelajaran Kooperatif tipe Picture And picture terhadap hasil belajar IPA.

2. Hi : Ada pengaruh signifikan pada pembelajaran Kooperatif tipe Picture And Picture terhadap hasil belajar IPA.

Kondisi siswa awal sama

Kelas Kontrol

Pembelajaran Ceramah

Hasil Belajar

Kelas Eksperimen

Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

Gambar

gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat
gambar yang diinginkan.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Gambar yang disajikan dalam bahan ajar VCD Pembelajaran sesuai dengan karakteristik

Menurut saya media ini sangat bagus, materi dan soal sudah ada, jd sangat membantu untuk penyampaian materi pelajaran di kelas, dan juga dapat mefisiensi waktu belajar siswa?.

Dengan lembar kerja yang sangat banyak dan soal yang banyak, akan sulit untuk guru menemukan kelemahan siswa karena setiap siswa memiliki daya pemahaman terhadap materi

Dengan lembar kerja yang sangat banyak dan soal yang banyak, akan sulit untuk guru menemukan kelemahan siswa karena setiap siswa memiliki daya pemahaman terhadap materi

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture And Picture terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SD Tempursari pada

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas 5 SD N Tempursari yaitu kelas 5A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 21 siswa yang menggunakan

 Guru membagikan beberapa gambar kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi kepada masing – masing kelompok..  Siswa diminta untuk mengelompokkan

1) Peserta didik mengamati contoh gambar. 2) Guru menunjukan gambar yang berkaitan dengan materi. 4) Guru menanyakan kembali ke peserta didik mengenai. materi yang sudah dijelaskan..