• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Spasial Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemodelan Spasial Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Provinsi Di Sumatera Utara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah titik panas (hotspot) di Indonesia dan provinsi paling rawan kebakaran hutan dan lahan periode 2000-2010 (Sumber: Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan,2011)
Gambar 1.1 Kerangka konsep penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan daerah dengan tingkat kerawanan konversi lahan hutan tinggi mempunyai luasan 662,13 Ha atau 11,42 % yang menyebar pada semua kecamatan di DAS Deli,

5 Faktor manusia Kebakaran Hutan Data Spasial Cara pencegahan/ peringatan dinin Kerugian ekonomi, kerusakan lingkungan Prediksi kebakaran/ pemodelan Faktor paling

Pada daerah tersebut, faktor yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yaitu tutupan lahan, curah hujan, suhu udara dan kecepatan angin sehingga menyebabkan luas

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara kepadatan hotspot dan faktor pemicu kebakaran hutan serta mendapatkan model spasial sebaran tingkat kerawanan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara kepadatan hotspot dan faktor pemicu kebakaran hutan serta mendapatkan model spasial sebaran tingkat kerawanan

Klasifikasi Tingkat Rawan Kebakaran Hutan Berdasarkan Bahan Bakar Hasil penelitian Saharjo dan Watanabe (1997), menunjukkan bahwa pakis dan alang-alang merupakan bahan bakaran

1) Skenario bencana kebakaran lahan dan hutan disebabkan terjadinya penyebaran dari titik panas (hot spot) yang mulai muncul dari Juni di provinsi Sumatera

Kegiatan Patroli Terpadu Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan dengan target sasaran 731 desa di Indonesia di enam provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan yaitu di provinsi