• Tidak ada hasil yang ditemukan

S EKOL EKOL AH ME AH M NENG ENEN AH AT GAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S EKOL EKOL AH ME AH M NENG ENEN AH AT GAH"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SE

B

KEM

EKOLA

Bah

MENTERIAN RE Kemen Republi 2016

AH MEN

LUAR

Buku

asa

Tuna

N PENDIDIK EPUBLIK IN 201 terian Pendidi ik Indonesia

NENGA

BIASA

Guru

Ing

netra

KAN DAN KE NDONESIA 6

ikan dan Kebu

K

AH ATA

A

ggris

a

EBUDAYAA udayaan

KELAS X

AS

s

AN

X

S

KE

SEKOL

Bah

EMENTER Kem Repu 2016

LAH M

LUA

Buk

has

Tun

RIAN PEND REPUBL menterian Pe ublik Indone 6

MENEN

AR BIA

ku Sis

sa In

nagrah

DIDIKAN D LIK INDON 2016 endidikan d esia

NGAH

ASA

swa

ngg

hita

DAN KEBU NESIA dan Kebuday

ATAS

gris

UDAYAAN yaan

KELA

S

AS XI

Buku Guru

(3)

Buku Siswa

Bahasa Inggris

SMALB - Tunagrahita

Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup”

yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai

dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

(4)

Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang

Penulis : Nur Wulanasri

Penyunting Materi : Ella Wulandari, M.A

Ilustrator Isi : Melinda Nur Aisyah dan Ersa Mauliza Ilustrator Cover : Mario Al Pacitani

Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud

Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

Cetakan ke-1, 2016

Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12 Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Inggris SMALB ~Tunarungu : Buku Siswa/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. –Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

ix, 200 hl.

Untuk SMALB Kelas XI

ISBN 978-602-358-490-1 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-492-5 (jilid 2)

I. Bahasa Inggris – Studi dan Pengajaran I. Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

(5)

Kata Pengantar

Kurikulum 2013 di SMALB mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2016/ 2017. Sehubungan dengan hal tersebut, Dit. Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (Dit. PPKLK) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah sudah menyiapkan seperangkat standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar kurikulum SMALB 2013, dan seperangkat bahan ajar peserta didik dan buku guru untuk 5 mata pelajaran (Matematika, PPKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya) dengan 3 jenis ketunaan: tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa serta 3 tema untuk 4 jenis ketunaan: tunadaksa sedang, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan Autis.

Keberhasilan peningkatan kompetensi ini sangat bergantung pada keyakinan, kemauan, dan kerja keras peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan mempelajari bahan ajar yang tersedia ini.

Kegiatan pembelajaran dalam buku ini menerapkan pendekatan saintifik yang memungkinkan peserta didik tidak hanya mengembangkan ranah kognitif (pengetahuan) tetapi juga mengembangkan ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotor (keterampilan) sehingga peserta didik dapat mengembangkan diri secara utuh menjadi individu kreatif, inovatif, produktif dan berkarakter. Selain itu, penilaian dalam buku ini diarahkan pada penilaian otentik untuk mengetahui sejauh mana ketiga ranah itu dapat dikembangkan peserta didik dan penilaian dapat dilakukan kapan saja sesuai

(6)

Kata Pengantar

Kurikulum 2013 di SMALB mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2016/ 2017. Sehubungan dengan hal tersebut, Dit. Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (Dit. PPKLK) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah sudah menyiapkan seperangkat standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar kurikulum SMALB 2013, dan seperangkat bahan ajar peserta didik dan buku guru untuk 5 mata pelajaran (Matematika, PPKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya) dengan 3 jenis ketunaan: tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa serta 3 tema untuk 4 jenis ketunaan: tunadaksa sedang, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan Autis.

Keberhasilan peningkatan kompetensi ini sangat bergantung pada keyakinan, kemauan, dan kerja keras peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan mempelajari bahan ajar yang tersedia ini.

Kegiatan pembelajaran dalam buku ini menerapkan pendekatan saintifik yang memungkinkan peserta didik tidak hanya mengembangkan ranah kognitif (pengetahuan) tetapi juga mengembangkan ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotor (keterampilan) sehingga peserta didik dapat mengembangkan diri secara utuh menjadi individu kreatif, inovatif, produktif dan berkarakter. Selain itu, penilaian dalam buku ini diarahkan pada penilaian otentik untuk mengetahui sejauh mana ketiga ranah itu dapat dikembangkan peserta didik dan penilaian dapat dilakukan kapan saja sesuai

keperluan. Penilaiannya dapat dilakukan baik oleh guru atau peserta didik sendiri melalui program penilaian diri.

Semua ahli pendidikan sepakat bahwa semua peserta didik termasuk peserta didik SMALB punya potensi. Artinya, tidak ada satupun peserta didik yang tidak mampu mencapai kompetensi dasar yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Ketika peserta didik belum mencapai kompetensi biasanya lebih banyak disebabkan karena ketidakyakinan peserta didik dengan potensi dirinya selain karena kekurangan waktu belajar dan kekurang-seriusan peserta didik membaca/menekuni bahan ajar yang tersedia. Bahkan, dari data faktual diketahui bahwa beberapa individu berprestasi ternyata berasal dari kelompok peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.

Melalui kurikulum SMALB 2013 ini, semua peserta didik bisa menjadi orang hebat asalkan peserta didik itu memiliki kemauan keras dan selalu berupaya untuk belajar terus dan menghasilkan karya terbaik. Buku ini memuat banyak kegiatan pembelajaran variatif yang mendorong peserta didik melakukan kegiatan kreatif dan inovatif. Karena itu, bacalah buku ini secara teliti dan penuh semangat. Lakukanlah semua kegiatan yang disarankan dalam buku ini. Peserta didik tidak perlu merasa takut salah dan gagal selama melakukannya, karena pada dasarnya kesalahan dan kegagalan itu sebagai awal keberhasilan.

(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….iv

Daftar Isi……….vi

Tentang Buku Panduan Guru ………...viii

Bagaimana Cara Menggunakan Buku Panduan Guru ………….xii

Bagian I Petunjuk Umum A . Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas XI Tunagrahita………… 1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ………..4

2. Tujuan Pembelajaran………..6

3. Materi Pembelajaran ………..7

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris………..7

B. Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas XI Tunagrahita...8

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Inggris…..8

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris…….8

3. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris………..8

4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan……….18

C. Remedial………...18 1. Prinsip-prinsip Remedial………..18 2. Pembelajaran Remedial………..19 D. Pengayaan……….19 1. Prinsip-prinsip pengayaan………..19 2. Pembelajaran pengayaan ………...19

(8)

E. Interaksi dengan orang tua ………20 1. Interaksi secara Langsung……….20 2. Interaksi secara Tidak Langsung……….20

Bagian II Petunjuk Khusus

Peta Konsep/Materi……… A. Pembelajaran

1. Kompetensi Dasar (KD)………... 2. Indikator………... 3. Pengalaman Belajar……….. 4. Media dan Sumber Belajar……….... 5. Langkah-langkah Pembelajar………...

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ………..

1. Penilaian ………. 2. Tindak lanjut ………. C. Interaksi dengan Orang Tua ………...

CHAPTER ONE HELLO, THIS IS MY CLASSMATE, FAJAR

CHAPTER TWO LET’S COME TO MY PARTY

CHAPTER THREE DO YOU WANT A GLASS OF JUICE?

CHAPTER FOUR MAY I COME IN?

CHAPTER FIVE CLEAN THE BOARD, PLEASE!

(9)

Tentang Buku Panduan Guru

Buku Panduan bagi Guru ini dibuat untuk memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

Bagian-bagian buku ini terdiri dari : a. Tentang Buku Panduan Guru:

Bagian ini berisi mengenai penjelasan tentang struktur Buku Panduan Guru serta uraian mengenai isi dari struktur buku panduan guru tersebut.

b. Bagaimana Menggunakan Buku Panduan Guru:

Bagian ini berisi penjelasan atau petunjuk bagaimana agar guru dapat menggunakan Buku Panduan Guru dengan benar dan efektif.

c. Panduan Penilaian

Bagian ini berisi contoh-contoh rubrik penilaian untuk kerja dan pengamatan sikap selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas. Dan dijelaskan juga bagaimana teknis penentuan nilai berdasarkan rubric yang sudah dibuat.

d. Classroom Speaking

Bagian ini berupa daftar kalimat-kalimat sederhana yang dapat digunakan oleh guru sebagai bahasa komunikasi didalam kelas. Sedapat mungkin dapat disajikannya Classroom Speaking agar guru secara aktif menggunakan kalimat bahasa Inggris sederhana selama proses belajar mengajar agar dapat menciptakan suasana yang aktif.

e. Jaringan Kompetensi Dasar

Bagian ini terdapat disetiap bab, dan menjelaskan Kompetensi dasar apa saja yang akan dipelajari, di kembangkan dan dicapai dalam proses belajar.

f. Ruang Lingkup Pembelajaran

Bagian ini terdapat disetiap bab dan bertujuan untuk memberikan gambaran alur kegiatan yang akan dilakukan dalam satu bab, sehingga guru sejak awal telah memiliki pandangan yang jelas mengenai proses pembelajaran yang akan disampaikan.

g. Vocabulary and Expression

Bagian ini berisi mengenai kosakata yang terdapat pada seluruh bab yang bertujuan untuk menambah perbendaharaan kata para siswa. Selain itu bagian ini juga memberikan contoh-contoh expression (ungkapan) yang dapat digunakan sesuai fungsinya.

h. Uraian kegiatan Pembelajaran h.1. Pre reading Activity

h.2. Reading Activity h.3. Building Blocks h.4. let’s Practice h.5. Writing Activity h.6. Let’s Create

Agar siswa dapat bekerjasama, guru harus memperhatikan 5 hal :

(10)

e. Jaringan Kompetensi Dasar

Bagian ini terdapat disetiap bab, dan menjelaskan Kompetensi dasar apa saja yang akan dipelajari, di kembangkan dan dicapai dalam proses belajar.

f. Ruang Lingkup Pembelajaran

Bagian ini terdapat disetiap bab dan bertujuan untuk memberikan gambaran alur kegiatan yang akan dilakukan dalam satu bab, sehingga guru sejak awal telah memiliki pandangan yang jelas mengenai proses pembelajaran yang akan disampaikan.

g. Vocabulary and Expression

Bagian ini berisi mengenai kosakata yang terdapat pada seluruh bab yang bertujuan untuk menambah perbendaharaan kata para siswa. Selain itu bagian ini juga memberikan contoh-contoh expression (ungkapan) yang dapat digunakan sesuai fungsinya.

h. Uraian kegiatan Pembelajaran h.1. Pre reading Activity

h.2. Reading Activity h.3. Building Blocks h.4. let’s Practice h.5. Writing Activity h.6. Let’s Create

Agar siswa dapat bekerjasama, guru harus memperhatikan 5 hal :

(11)

- Kelompok yang dibuat berupa kelompok kecil (apabila dalam satu kelas mampu dibuat menjadi min. 2 kelompok, dengan 1 kelompok terdiri dari 2 orang)

- Tugas yang diberikan ahurlah dapat dimengerti dan dipahami siswa.

Dalam kerja kelompok siswa harus: - Saling menghargai pendapat temannya - Berpartisipasi aktif

- Terlibat aktif dalam kegiatan

- Berbagi pengalaman dan pengetahuannya

- Guru menjadi fasilitator dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan informasi kepada teman-temannya yang belum tahu.

i. Parent and student Connection

Bagian ini bertujuan agar terjalin interaksi yang baik antara siswa dengan orang tuanya dirumah. Dengan ini diharapkan orang tua juga ikut berperan aktif dalam mendidik dan mengetahui apa yang dipelajari putera-puterinya di sekolah, dan dapat berpartisipasi dalam memberikan pengajaran yang baik dirumah (diluar sekolah)

j. Evaluation

Bagian ini menjelaskan macam-macam evaluasi yang akan dilakukan terhadap proses belajar dan hasil belajar.

k. Enrichment

Bagian ini menjelaskan cara lain dalam berkegiatan yang dapat dilakukan sebagai pengayaan bagi siswa yang

membutuhkan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dapat di sesuaikan berdasarkan kreatifitas guru.

l. Remedial

Remedial merupakan kegiatan yang harus menjadi perhatian guru untuk melaksanakan pengulangan atau pendalaman materi bagi siswa yang belum mampu mencapai Kompetensi. Kegiatan remedial dapat berupa pengulangan konsep, penambahan latihan, pengulangan tes, pemberian pekerjaan rumah (tugas) tergantung kepada kondisi, kebutuhan dan kemampuan siswa.

(12)

membutuhkan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dapat di sesuaikan berdasarkan kreatifitas guru.

l. Remedial

Remedial merupakan kegiatan yang harus menjadi perhatian guru untuk melaksanakan pengulangan atau pendalaman materi bagi siswa yang belum mampu mencapai Kompetensi. Kegiatan remedial dapat berupa pengulangan konsep, penambahan latihan, pengulangan tes, pemberian pekerjaan rumah (tugas) tergantung kepada kondisi, kebutuhan dan kemampuan siswa.

(13)

Bagaimana Cara Menggunakan Buku Panduan Guru? ™ Buku Panduan Guru ini memiliki dua fungsi:

1. Sebagai petunjuk penggunaan Buku Siswa, dan 2. Sebagai acuan kegiatan pembelajaran kelas.

™ Guru disaran untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Baca isi dari Buku Panduan Guru ini dengan seksama. 2. Pahamilah setiap Kompetensi dasar dan indikator yang akan

dicapai disetiap bab nya.

3. Upayakan untuk mencakup kompetensi inti (KI 1) dan (KI 2) dalam disemua kegiatan pembelajaran.

4. Guru di harapkan untuk melakukan penguatan untuk mendukung keterampilan, pengetahuan dan dikap yang baik.

5. Cocokkanlah setiap langkah dalam Uraian Kegiatan Pembelajaran yang berhubungan dengan buku siswa dengan halaman yang sedang di[elajari.

6. Mulailah disetiap kegiatan dengan memberikan pengantar yang menarik dan nyaman bagi siswa. Lebih baik lagi apabila dilengkapi dengankegiatan pembukaan yang menyenangkan dan menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya, bercerita, menyanyikan lagu, menceritakan hal-hal yang lucu atau menanrik perhatian siswa, menceritakan hal-hal yang sedang up to date dan lain sebagainya. Demikian juga pada saat mengakhiri pelajaran.

7. Gunakanlah metode pembelajaran yang variatif (beragam) agar siswa tidak jenuh dan metode dapat disesuikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa.

8. Buatlah catatan refleksi disetiap satu bab pembahasan, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada proses selanjutnya.

9. Diperlukan komitmen guru untuk mendidik dengan sepenuh hati demi pencapaian tujuan pembelajaran.

10. Menjalin kerjasama dengan orang tua dengan adanya buku penghubung antara guru dan orang tua, untuk memantau perkembangan siswa diluar sekolah.

(14)

7. Gunakanlah metode pembelajaran yang variatif (beragam) agar siswa tidak jenuh dan metode dapat disesuikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa.

8. Buatlah catatan refleksi disetiap satu bab pembahasan, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada proses selanjutnya.

9. Diperlukan komitmen guru untuk mendidik dengan sepenuh hati demi pencapaian tujuan pembelajaran.

10. Menjalin kerjasama dengan orang tua dengan adanya buku penghubung antara guru dan orang tua, untuk memantau perkembangan siswa diluar sekolah.

(15)
(16)

PART ONE

(17)

A. Pendahuluan

Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Kurikulum 2013 untuk sekolah menengah sewajarnya mempersiapkan siswa untuk mencapai kompetensi tertentu sehingga siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan memahami keragaman nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi dan sosial.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa tersebut. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau isyarat maupun tulis.

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) bahasa Inggris untuk SMALB-C dirancang agar siswa dapat mencapai tingkat fungsional karena mereka disiapkan agar dapat menggunakan bahasa guna memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan Siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, Siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap Siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam berbagai bentuk kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

(18)

sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan Siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, Siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap Siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam berbagai bentuk kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Sebagai edisi pertama, buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

(19)

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, Prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah

keilmuan

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1. Menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memperkenalkan 4.1. Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan

orang lain secara sederhana sesuai dengan konteks penggunaannya.

memberi dan meminta informasi terkait jati diri orang

lain, dengan memperhatikan

fungsi sosial, struktur teks, dan

unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

3.2. Menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi

interpersonal lisan dan tulis yang melibatkan

tindakan menawarkan

sesuatu atau jasa, serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya. 4.2. Menyusun teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sederhana yang melibatkan tindakan

menawarkan

sesuatu dan jasa,

dan responnya dengan

memperhatikan

fungsi sosial, struktur teks, dan

unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

3.3. Menerapkan

struktur teks dan unsur kebahasaan untuk

melaksanakan

fungsi sosial dari ungkapan memberi instruksi,

mengajak,

melarang, meminta ijin, serta cara responnya, sesuai dengan konteks

4.3. Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk menyatakan, menanyakan dan merespon ungkapan memberi instruksi, mengajak, melarang, dan meminta ijin, dengan

memperhatikan

fungsi sosial, struktur teks, dan

(20)

orang lain secara sederhana sesuai dengan konteks penggunaannya. memberi dan meminta informasi terkait jati diri orang lain, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

3.2. Menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi

interpersonal lisan dan tulis yang melibatkan

tindakan menawarkan

sesuatu atau jasa, serta responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya. 4.2. Menyusun teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sederhana yang melibatkan tindakan

menawarkan

sesuatu dan jasa, dan responnya dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

3.3. Menerapkan

struktur teks dan unsur kebahasaan untuk

melaksanakan

fungsi sosial dari ungkapan memberi instruksi,

mengajak,

melarang, meminta ijin, serta cara responnya, sesuai dengan konteks

4.3. Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk menyatakan, menanyakan dan merespon ungkapan memberi instruksi, mengajak, melarang, dan meminta ijin, dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan

(21)

2. Tujuan Pembelajaran

Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMALB-C bertujuan agar siswa memiliki kemampuan;

a. Meningkatkan harga diri;

b. Mendukung program pembelajaran keterampilan (komputer, tata busana, tata boga, otomotif, sablon, dan lain-lain) untuk kemandirian;

c. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan untuk mencapai tingkat literasi functional;

penggunaannya. yang benar dan

sesuai konteks. 3.4. Menerapkan fungsi

sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi

transaksional lisan dan tulis tentang kebiasaan sehari-hari, sesuai dengan konteks penggunaannya. 4.4. Menyusun teks interaksi interpersonal lisan dan tulis sederhana tentang kebiasaan sehari-hari dengan memperhatikan

fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.

3.5. Menafsirkan fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lirik lagu.

4.5. Mengungkapkan

makna secara kontekstual terkait dengan fungsi sosial

dan unsur

kebahasaan lirik lagu.

d. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing sebagai bagian masyarakat global; dan

e. Mengembangkan pemahaman tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.

3. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris SMALB untuk Tunagrahita meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Mendengarkan (Listening) 2. Berbicara (Speaking) 3. Membaca (Reading) 4. Menulis (Writing)

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Chapter ini adalah agar siswa mampu memahami:

a. Bagaimana cara memperkenalkan jati diri orang lain (keluarga, teman, saudara) dengan menggunakan kalimat yang benar dan sesuai dengan konteks.

b. Menawarkan suatu jasa kepada orang lain dengan benar.

c. Meminta jasa kepada orang lain dan dapat memberi respon dengan baik.

d. Memberi instruksi sesuai dengan kalimat yang tepat. e. Menentukan instruksi yang dibutuhkan dan tesuai

(22)

d. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing sebagai bagian masyarakat global; dan

e. Mengembangkan pemahaman tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya.

3. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris SMALB untuk Tunagrahita meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Mendengarkan (Listening) 2. Berbicara (Speaking) 3. Membaca (Reading) 4. Menulis (Writing)

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pengalaman belajar yang ingin dicapai pada Chapter ini adalah agar siswa mampu memahami:

a. Bagaimana cara memperkenalkan jati diri orang lain (keluarga, teman, saudara) dengan menggunakan kalimat yang benar dan sesuai dengan konteks.

b. Menawarkan suatu jasa kepada orang lain dengan benar.

c. Meminta jasa kepada orang lain dan dapat memberi respon dengan baik.

d. Memberi instruksi sesuai dengan kalimat yang tepat. e. Menentukan instruksi yang dibutuhkan dan tesuai

(23)

f. Memberi larangan dengan menggunakan kalimat larangan bahasa Inggris yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

g. Memahami lambang dari larangan yang biasa dilihat dilingkungan sekitar.

B. Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris Tunagrahita kelas XI 1. Konsep Penilaian dalam pembelajaran Bahasa Inggris

Penilaian pembelajaran bahasa Inggris dilihat dari aktifnya siswa dalam berkomunikasi dan dapat menggunakan bahasa Inggris dengan baik.

2. Karakteristik penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang adanya proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistimatis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Pada proses penilaian yang bebasis aktivitas, maka penilaiannya akan lebih menekankan pada penilaian proses yang berkaitan dengan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

3. Teknik dan Instrument Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris

1. Teknik dan instrumen Penilaian

Berdasarkan kurikulum 2013 kompetensi yang dinilai meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan teknik dan instrumen seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.4 Teknik dan instrumen penilaian sikap

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Sikap

Observasi (langsung atau tidak langsung)

Pedoman observasi,

daftar cek dan skala penilaian disertai rubrik

Penilaian diri Lembar penilaian diri Penilaian antar

siswa

Lembar Penilaian antar siswa

Jurnal Lembar jurnal

Tabel 1.5 Teknik dan instrumen penilaian Pengetahuan Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Pengetahuan

Tes tulis PG, isian, jawaban singkat,

menjodohkan, benar-salah, uraian

Tes Lisan Daftar pertanyaan

Penugasan Lembar penugasan (PR,

kliping)

Tabel 1.6 Teknik dan instrumen penilaian Keterampilan Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Keterampilan

Tes praktik Daftar cek, skala penilaian

Projek Daftar cek, skala penilaian

Portofolio Daftar cek, skala penilaian Instrumen unjuk kerja berupa rubrik penilaian. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.

(24)

Tabel 1.4 Teknik dan instrumen penilaian sikap

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Sikap

Observasi (langsung atau tidak langsung)

Pedoman observasi,

daftar cek dan skala penilaian disertai rubrik

Penilaian diri Lembar penilaian diri Penilaian antar

siswa

Lembar Penilaian antar siswa

Jurnal Lembar jurnal

Tabel 1.5 Teknik dan instrumen penilaian Pengetahuan Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Pengetahuan

Tes tulis PG, isian, jawaban singkat,

menjodohkan, benar-salah, uraian

Tes Lisan Daftar pertanyaan

Penugasan Lembar penugasan (PR,

kliping)

Tabel 1.6 Teknik dan instrumen penilaian Keterampilan Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Keterampilan

Tes praktik Daftar cek, skala penilaian

Projek Daftar cek, skala penilaian

Portofolio Daftar cek, skala penilaian Instrumen unjuk kerja berupa rubrik penilaian. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.

(25)

Di bawah ini adalah contoh rubrik penilaian yang dapat digunakan oleh guru untuk melakukan penilaian unjuk kerja siswa dan teknik penghitungan nilainya.

Tabel 1.7 Rubrik Penilaian Percakapan

Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 Pelafalan (Pronoun-cation) Tidak ada kesalahan sama sekali. Ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna. Ada kesalahan dan mengganggu makna. Banyak kesalahan dan menganggu makna. Kosa kata

(Vocabulary) Tidak ada kesalahan sama sekali. Ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna. Ada kesalahan dan mengganggu makna. Banyak kesalahan dan menganggu makna. Tata Bahasa

(Grammar) Tidak ada kesalahan sama sekali. Ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna. Ada kesalahan dan mengganggu makna. Banyak kesalahan dan menganggu makna. Intonasi

(Intonation) Tidak ada kesalahan sama sekali. Ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna. Ada kesalahan dan mengganggu makna. Banyak kesalahan dan menganggu makna. Kelancaran

(Fluency) Sangat lancar Lancar Cukup lancar Kurang lancar

Tabel 1.8 Cara Penilaian Percakapan No. Nama Siswa

Perolehan Skor Jumlah Perolehan skor Krite-ria Ke-1 Krite-ria Ke-2 Krite-ria Ke-3 Krite-ria Ke-4 Krite-ria Ke-5 1. Ifansyah 3 3 2 3 3 14 2. Nabila Ayunda 3 2 3 4 3 15 Petunjuk Penskoran :

9 Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 9 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Keterangan:

1) Jumlah perolehan skor siswa adalah jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa dari kriteria ke-1 sampai dengan kriteria ke-5.

2) Skor maksimal adalah skor tertinggi yaitu 4 dikalikan dengan jumlah kriteria yang ditetapkan yaitu 5. Jadi skor maksimal adalah 4 x 5 = 20.

Perhitungan nilai akhir siswa: 1. Ifansyah : 14 x 4 = 2,8 20

Jumlah perolehan skor siswa

_____________________________________

x 4

Skor maksimal

(26)

Tabel 1.8 Cara Penilaian Percakapan No. Nama Siswa

Perolehan Skor Jumlah Perolehan skor Krite-ria Ke-1 Krite-ria Ke-2 Krite-ria Ke-3 Krite-ria Ke-4 Krite-ria Ke-5 1. Ifansyah 3 3 2 3 3 14 2. Nabila Ayunda 3 2 3 4 3 15 Petunjuk Penskoran :

9 Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 9 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

Keterangan:

1) Jumlah perolehan skor siswa adalah jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa dari kriteria ke-1 sampai dengan kriteria ke-5.

2) Skor maksimal adalah skor tertinggi yaitu 4 dikalikan dengan jumlah kriteria yang ditetapkan yaitu 5. Jadi skor maksimal adalah 4 x 5 = 20.

Perhitungan nilai akhir siswa: 1. Ifansyah : 14 x 4 = 2,8

20

Jumlah perolehan skor siswa

_____________________________________

x 4

Skor maksimal

(27)

2. Nabila Ayunda : 15 x 4 = 3 20

Tabel 1.9 Rubrik Penilaian Menulis

Kriteria Baik sekali Baik Cukup

Perlu Bimbingan Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

Kesesuaian isi dengan judul atau tema Seluruh isi tulisan sesuai degan judul atau tema Sebagian besar isi tulisan sesuai degan judul atau tema Sebagian kecil isi tulisan sesuai degan judul atau tema Seluruh isi tulisan belum sesuai Struktur Teks dan isi Teks sesuai dengan genre yang dipilih, ketentuan dan ciri-ciri genre yang dipilih diikuti dengan baik, ide penulisan dan informasi yang disajikan sangat relevan, isi teks sangat mudah dipahami. Hanya memenuhi 3 dari 4 ketentuan yang ditetapkan. Hanya memenuhi 2 dari 4 ketentuan yang ditetapkan Hanya memenuhi 1 atau bahkan tidak memenuhi sama sekali 4 ketentuan yang telah ditetapkan. Tata

Bahasa Tidak ada kesalahan tata bahasa yang signifikan, makna dan isi teks dapat dipahami dengan jelas Ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna kalimat dan isi teks. Ada kesalahan tetapi makna kalimat dan isi teks masih dapat dipahami. Banyak kesalahan dan menganggu makna kalimat dan isi teks sulit dipahami. Pengguna-an tulisPengguna-an tegak Seluruh isi menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih Sebagian besar isi menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih Sebagian kecil isi menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih Tidak menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih

Tabel 1.10 Cara Penilaian Menulis

No. Nama Siswa Perolehan Skor Perolehan Jumlah skor

Kriteria

Ke-1 KriteriaKe-2 KriteriaKe-3 Kriteria Ke-4

1. Ifansyah 4 3 3 3 13 2. Nabila

Ayunda

4 3 2 3 12

Rumus perhitungan nilai siswa:

Jumlah perolehan skor siswa

_____________________________________

x 4

Skor maksimal

(28)

Tata

Bahasa Tidak ada kesalahan tata bahasa yang signifikan, makna dan isi teks dapat dipahami dengan jelas Ada kesalahan tapi tidak mengganggu makna kalimat dan isi teks. Ada kesalahan tetapi makna kalimat dan isi teks masih dapat dipahami. Banyak kesalahan dan menganggu makna kalimat dan isi teks sulit dipahami. Pengguna-an tulisPengguna-an tegak Seluruh isi menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih Sebagian besar isi menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih Sebagian kecil isi menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih Tidak menggunak an tulisan tegak yang jelas, rapi dan bersih

Tabel 1.10 Cara Penilaian Menulis

No. NamaSiswa Perolehan Skor Perolehan Jumlah skor

Kriteria

Ke-1 KriteriaKe-2 KriteriaKe-3 Kriteria Ke-4

1. Ifansyah 4 3 3 3 13

2. Nabila

Ayunda

4 3 2 3 12

Rumus perhitungan nilai siswa:

Jumlah perolehan skor siswa

_____________________________________

x 4

Skor maksimal

(29)

Keterangan:

1) Jumlah perolehan skor siswa adalah jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa dari kriteria ke-1 sampai dengan kriteria ke-4.

2) Skor maksimal adalah skor tertinggi yaitu 4 dikalikan dengan jumlah kriteria yang ditetapkan yaitu 4. Jadi skor maksimal adalah 4 x 4 = 16.

Perhitungan nilai akhir siswa:

1. Ifansyah : 13 x 4 = 3,25 16

2. Nabila Ayunda : 12 x 4 = 3 16

Tabel 1.11 Rubrik Penilaian Proyek

Kriteria Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

Keaslian ide Ide ditentukan sendiri dengan mandiri. . Ide dirumuskan dengan adanya masukan dari guru atau pihak lain. Ide dirumuskan dengan bantuan guru atau pihak lain Ide diberikan oleh guru atau pihak lain Kreativitas Kreatifitas dalam membuat proyek Kreatifitas cukup dengan adanya Kreatifitas kurang sehingga tampilan Baik kreatifitas maupun isi dan sangat menonjol dengan adanya komposisi warna, garis, bentuk, dan ornamen-ornamen yang menarik dan variatif, tanpa mengganggu isi dan tujuan pembuatan proyek variasi warna, garis, dan bentuk, namun tampilan kurang menarik, sedangkan isi dan tujuan proyek sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan kurang menarik, isi dan tujuan proyek masih sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan tujuan proyek tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan Waktu penyelesai an Proyek diselesaikan sesuai dengan target waktu yang diberikan Proyek diselesaikan dengan sedikit tambahan waktu, namun tidak melebihi hari yang ditetapkan Proyek diselesaikan dengan tambahan waktu maksimum 1 hari Proyek tidak selesai meskipun sudah diberikan tambahan waktu 1 hari Kesesuai-an proyek dengan tugas Proyek memenuhi semua ketentuan yang Ada sebagian kecil ketentuan tidak Sebagian besar ketentuan tidak terpenuhi Proyek tidak sesuai dengan ketentuan

(30)

sangat menonjol dengan adanya komposisi warna, garis, bentuk, dan ornamen-ornamen yang menarik dan variatif, tanpa mengganggu isi dan tujuan pembuatan proyek variasi warna, garis, dan bentuk, namun tampilan kurang menarik, sedangkan isi dan tujuan proyek sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan kurang menarik, isi dan tujuan proyek masih sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan tujuan proyek tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan Waktu penyelesai an Proyek diselesaikan sesuai dengan target waktu yang diberikan Proyek diselesaikan dengan sedikit tambahan waktu, namun tidak melebihi hari yang ditetapkan Proyek diselesaikan dengan tambahan waktu maksimum 1 hari Proyek tidak selesai meskipun sudah diberikan tambahan waktu 1 hari Kesesuai-an proyek dengan tugas Proyek memenuhi semua ketentuan yang Ada sebagian kecil ketentuan tidak Sebagian besar ketentuan tidak terpenuhi Proyek tidak sesuai dengan ketentuan

(31)

ditetapkan terpenuhi sama sekali

Tabel 1.12 Cara Penilaian Proyek

No. Nama Siswa Perolehan Skor Perolehan Jumlah skor

Kriteria

Ke-1 KriteriaKe-2 KriteriaKe-3 Kriteria Ke-4

1. Kelompok 1 3 3 3 4 13

2. Kelompok 2 3 3 4 4 14

Rumus perhitungan nilai siswa:

Keterangan:

1) Jumlah perolehan skor kelompok adalah jumlah skor yang diperoleh masing-masing kelompok dari kriteria ke-1 sampai dengan kriteria ke-4.

2) Skor maksimal adalah skor tertinggi yaitu 4 dikalikan dengan jumlah kriteria yang ditetapkan yaitu 4. Jadi skor maksimal adalah 4 x 4 = 16.

Perhitungan nilai akhir kelompok: 1) Kelompok 1 : 13 x 4 = 3,25

16

Jumlah perolehan skor siswa

_____________________________________

x 4

Skor maksimal

(32)

2) Kelompok 2 : 14 x 4 = 3,5 16

Siswa memperoleh nilai :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3.33 < skor < 4.00 Baik : apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33 Cukup : apabila memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33 Kurang : apabila memperoleh skor : skor < 1.3

Di bawah ini adalah contoh instrumen pengamatan (observasi) untuk penilaian sikap

Tabel 1.13 Lembar Pengamatan Sikap pada Kegiatan Kerja

Kelompok

No Sikap yang diamati Terlihat (V) Tidak Terlihat (V)

1. Kerja sama 2. Tanggung jawab 3. Kepedulian

Tabel 1.14 Lembar Pengamatan Sikap pada Kegiatan Diskusi No Sikap yang diamati Terlihat (V) Tidak Terlihat (V)

1. Partisipasi saat diskusi

2. Saling menghargai 3. Rasa percaya diri

Tabel 1.15 Lembar Pengamatan Sikap pada Kegiatan Membaca No Sikap yang diamati Terlihat (V) Tidak Terlihat (V)

1. Keseriusan pada saat kegiatan

(33)

mengerjakan tugas 3. Ketertiban pada

saat kegiatan

Tabel 1.16 Format Hasil Pengamatan Kegiatan Diskusi

No. NamaSiswa TerliSikap ke-1 Sikap ke-2 Sikap ke-3 hat Terlihat Tidak Terlihat TerlihatTidak Terlihat TerlihatTidak

1. Ifansyah v - V - v -

2. Nabila Ayunda

v - V - - v

Format-format di atas sebagai contoh, guru dapat membuat format penilaian dan pengamatan sesuai komponen yang diperlukan.

4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan

Setelah hasil penilaian telah diperoleh, maka kasil yang didapatkan dapat dibuat pelaporannya, sehingga siswa dan orang tua mengetahui proses siswa dalam belajar.

C. Remedial

1. Prinsip-Prinsip Remedial

Remidi dapat dilakukan oleh guru apabila nilai yang didapat oleh siswa belum mencapai Kompetensi yang dicapai.

Program remedial adalah program pembelajaran yang diberikan kepada siswa yang belum mencapai kompetensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar tertentu.

(34)

2. Pembelajaran Remedial

Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami siswa dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik.

(www.membumikanpendidikan.com)

www.membumikanpendidikan.com D. Pengayaan

1. Prinsip-Prinsip Pengayaan a. Inovasi

Guru perlu menyesuaikan program yang diterapkannya dengan kekhasan siswa, karakteristik kelas serta

lingkungan hidup dan budaya siswa. b. Kegiatan yang memperkaya

Note for teachers:

Remedial bukan mengulang tes (ulangan harian) dengan menggunakan materi dan bahan yang sama, melainkan, guru dapat memberikan perbaikan

pembelajaran pada Kompetensi Dasar (KD) yang belum dapat dikuasai oleh siswa dengan melakukan upaya tertentu.

Setelah adanya perbaikan dalam pembelajaran, guru melakukan tes untuk mengetahui apakah siswa telah memenuhi KKM dari KD yang diremedialkan.

(35)

Dalam menyusun materi dan merancang pembelajaran pengayaan, buatlah dengan kegiatan yang

menyenangkan, yang dapat membangkitkan minat, menstimulasi adanya pertanyaan dan sumber-sumber yang dapat memperkaya wawasan dan ilmu serta bervariasi.

c. Merencanakan metodologi yang luas dan bervariasi seperti memberikan projek, pengembangan minat dan banyak aktivitas. (Khatena, 1992).

www.membumikanpendidikan.com 2. Pembelajaran Pengayaan

Pengalaman yang diberikan kepada siswa yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum (tidak semua siswa dapat mencapainya). Sedangkan kegiatan pengayaan adalah aktivitas yang diberikan kepada siswa dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga mereka dapat memiliki pengetahuan yang lebih dan keterampilan yang lebih baik.

Kemendikbud 65 tentang standar Proses

E. Interaksi dengan Orang Tua 1. Interaksi Secara Langsung 2. Interaksi Secara Tidak langsung

Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment) atau pelayanan konseling.

(36)

Salah satu Salah satu pendekatan yang dapat digunakan pada Pembelajaran bahasa Inggris adalah pendekatan scientific melalui lima langkah yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kelima langkah tersebut pada proses pembelajaran tidak selalu berurutan dan tidak selalu menggunakan kelimanya, tetapi disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Kelima langkah tersebut dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan

Kegiatan Belajar dan Kompetensi yang dikembangkan .

LANGKAH

PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN Mengamati Melihat, membaca,

memperhatikan gambar, tulisan atau ucapan dengan seksama Melatih ke sungguhan, ketelitian, mencari informasi

Menanya Mengajukan per tanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau

pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan ten tang apa yang diamati. Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar se panjang hayat.

(37)

Mengeksplorasi - melakukan eksperimen

- membaca sumber lain selain buku teks - mengamati objek/ kejadian/ - aktivitas - wawancara dengan nara sumber Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

Mengasosiasi - mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksp erimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan .

(38)

yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang

berbeda sampai kepada yang bertentangan

Mengomunikasik

an Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan

berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembangkan kemampuan

berbahasa yang baik dan benar.

a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah (Problem based instruction) adalah salah satu model pembelajaran yang akan membawa siswa untuk mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud agar siswa dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri sehingga dapat mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri. Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah menurut Richard (2008) di dalam Arfiyadi Ahsan (2012) ditampilkan dalam tabel sebagai berikut.

(39)

Tabel 1.3 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah

(Problem Based Instruction)

Fase Kegiatan Perilaku Guru

1 Memberikan

orientasi tentang permasalahan kepada siswa.

1. Guru membahas tujuan pelajaran.

2. Guru mendeskripsikan berbagai kebutuhan logistik.

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pemecahan masalah.

2 Mengorganisasi

siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya.

3 Membantu

investigasi mandiri dan kelompok.

Guru memotivasi siswa mendapat informasi yang tepat, melaksanakan ekperimen dan memberi penjelasan dan solusi.

4 Mengembangkan

dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artifak dan exhibit yang tepat seperti laporan, rekaman video dan model-model.

Guru membantu siswa

menyampaikan/mempresentasikan kepada orang lain.

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses yang mereka gunakan.

(40)

PART TWO

(41)

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

Penilaian hasil belajar merupakan proses pengumpulan informasi tentang pencapaian pembelajaran siswa dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.

Bentuk dari hasil belajar adalah penilaian dalam bentuk autentik dan non-autentik.

Penilaian autentik menghendaki siswa menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Bentuk penilaian autentik, mencakup penilaian yang berdasarkan pengalaman, tugas lapangan, portopolio, projek, produk, jurnal dan unjuk kerja serta penilaian diri.

Penilaian non-autentik mencakup tes, ulangan, dan ujian (kemendikbud, 2015).

2. Indikator

Indikator yang ingin dicapai pada setiap Chapter adalah:

Chapter One

(42)

a. Mengamati kalimat-kalimat yang dapat digunakan untuk memperkenalkan orang lain. Seperti ; name, place and date of birth, address, job, favorite place, ect.

b. Memahami ekspresi sapaan untuk memperkenalkan orang lain dalam bahasa Inggris yang tepat. Seperti ; Jack, plese meet Nicholas, have you meet Fajar?, I’d like to meet Liza, ect.

c. Menggunakan kalimat respon atau greeting yang benar, seperti ; nice to meet you, pleased to meet you, how do you do?, ect.

Chapter Two

LET’S COME TO MY PARTY

a. Mengamati berbagai jenis teks dari kartu undangan berbahasa Inggris.

b. Memahami kalimat bahasa Inggris dalam kegiatan mengundang sesorang.

c. Membaca jenis-jenis teks yang berkaitan dengan undangan dalam bahasa Inggris.

d. Menanyakan jenis-jenis teks yang dapat digunakan untuk mengundang seseorang.

e. Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam membuat kartu undangan

f. Menuliskan atau membuat kartu undangan yang sesuai dengan tema.

(43)

g. Mempresentasikan dan mengkomunikasikan hasil dari pengumpulan informasi tentang mengundang seseorang atau undangan.

Chapter Three

DO YOU WANT A GLASS OF JUICE?

a. Mengamati kalimat-kalimat yang dapat digunakan untuk menawarkan bantuan, meminta bantuan dalam bahasa Inggris.

b. Mengucapkan kalimat-kalimat yang dapat digunakan untuk menawarkan bantuan, meminta bantuan dalam bahasa Inggris.

c. Mengumpulkan informasi mengenai bagaimana untuk menawarkan bantuan, meminta bantuan dalam bahasa Inggris dengan benar.

d. Mempraktikkan bagaimana cara untuk menawarkan bantuan, meminta bantuan dalam bahasa Inggris.

e. Mengidentifikasi ungkapan untuk menawarkan bantuan, meminta bantuan dalam bahasa Inggris.

f. Mempresentasikan hasil yang telah dikumpulkan sebagai bahan untuk berdiskusi tentang menawarkan bantuan, meminta bantuan.

Chapter Four

MAY I COME IN?

a. Mengamati macam-macam kalimat yang dapat digunakan untuk meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin serta bagaimana cara meresponnya dengan baik.

b. Membaca kalimat yang dapat digunakan untuk meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin serta bagaimana cara meresponnya dengan baik.

c. Menanyakan kalimat apa saja yang dapat digunakan untuk meminta ijin yang sesuai dengan konyeks.

d. Mengidentifikasi ungkapan untuk meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin serta bagaimana cara meresponnya dengan baik.

e. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin.

f. Mempresentasikan hasil yang telah dikumpulkan sebagai bahan untuk berdiskusi tentang menawarkan bantuan, meminta bantuan.

Chapter Five

CLEAN THE BOARD, PLEASE!

a. Mengamati kalimat untuk memberi instruksi dan larangan dalam bahasa Inggris dengan baik.

b. Menayakan ungkapan yang dapat digunakan untuk memberi instruksi dan larangan dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan konteks.

(44)

Chapter Four

MAY I COME IN?

a. Mengamati macam-macam kalimat yang dapat digunakan untuk meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin serta bagaimana cara meresponnya dengan baik.

b. Membaca kalimat yang dapat digunakan untuk meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin serta bagaimana cara meresponnya dengan baik.

c. Menanyakan kalimat apa saja yang dapat digunakan untuk meminta ijin yang sesuai dengan konyeks.

d. Mengidentifikasi ungkapan untuk meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin serta bagaimana cara meresponnya dengan baik.

e. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan meminta ijin, memberikan ijin dan menolak ijin.

f. Mempresentasikan hasil yang telah dikumpulkan sebagai bahan untuk berdiskusi tentang menawarkan bantuan, meminta bantuan.

Chapter Five

CLEAN THE BOARD, PLEASE!

a. Mengamati kalimat untuk memberi instruksi dan larangan dalam bahasa Inggris dengan baik.

b. Menayakan ungkapan yang dapat digunakan untuk memberi instruksi dan larangan dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan konteks.

(45)

c. Menentukan kalimat yang sesuai dengan memberi instruksi dan larangan dalam bahasa Inggris.

d. Mencari informasi tentang kalimat memberi instruksi dan larangan dengan benar dan sesuai.

e. Mempresentasikan hasil yang telah didapat dan mengkomunikasikannya.

Chapter Six

WE GO TO SCHOOL AT 7 A.M.

a. Mengamati teks wacana bahasa Inggris tentang kegiatan sehari-hari atau menggunakan Simple Present Tense. b. Membaca dengan menirukan ucapan teks wacana bahasa

Inggris tentang kegiatan sehari-hari atau menggunakan Simple Present Tense.

c. Mengidentifikasi kata yang dapat digunakan tentang kegiatan sehari-hari atau menggunakan Simple Present Tense.

d. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari atau menggunakan Simple Present Tense.

e. Mempresentasikan hasil yang telah didapat dan mengkomunikasikannya.

3. Pengalaman Belajar

Salah satu ciri khas dari Kurikulum 2013 mengutamakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan), didukung oleh beberapa pendekatan inovatif lainnya, seperti problem-based learning, discovery learning, explorative learning, project-based learning, dan sebagainya, yang semuanya kurang lebih mengacu pada makna ‘alami, sesuai fitrah manusia’: terpusat pada siswa, autentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari.

Pendekatan-pendekatan tersebut selaras dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris berbasis genre atau teks, yang menjadi dasar dari silabus ini, yang berdasarkan pada serangkaian konsep tentang bahasa, fungsi, serta penggunaannya seperti yang diuraikan sebelumnya. Pembelajaran diperlukan untuk mendorong siswa bersikap mandiri, aktif terlibat dalam proses pembelajaran, bekerjasama dengan teman, berpikir eksploratif dan kritis, dan secara proaktif memperoleh bimbingan dan arahan dari guru.

Berdasarkan berbagai pendekatan tersebut di atas, pembelajaran Bahasa Inggris perlu mencakup beberapa bentuk kegiatan berikut ini.

• Tujuan untuk melaksanakan fungsi sosial. Teks-teks yang diucapkan, disimak, dibaca, dan ditulis siswa diarahkan untuk melaksanakan fungsi sosial secara autentik atau mendekati autentik dalam hal sumber maupun

(46)

informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan), didukung oleh beberapa pendekatan inovatif lainnya, seperti problem-based learning, discovery learning, explorative learning, project-based learning, dan sebagainya, yang semuanya kurang lebih mengacu pada makna ‘alami, sesuai fitrah manusia’: terpusat pada siswa, autentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan siswa sehari-hari.

Pendekatan-pendekatan tersebut selaras dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris berbasis genre atau teks, yang menjadi dasar dari silabus ini, yang berdasarkan pada serangkaian konsep tentang bahasa, fungsi, serta penggunaannya seperti yang diuraikan sebelumnya. Pembelajaran diperlukan untuk mendorong siswa bersikap mandiri, aktif terlibat dalam proses pembelajaran, bekerjasama dengan teman, berpikir eksploratif dan kritis, dan secara proaktif memperoleh bimbingan dan arahan dari guru.

Berdasarkan berbagai pendekatan tersebut di atas, pembelajaran Bahasa Inggris perlu mencakup beberapa bentuk kegiatan berikut ini.

• Tujuan untuk melaksanakan fungsi sosial. Teks-teks yang diucapkan, disimak, dibaca, dan ditulis siswa diarahkan untuk melaksanakan fungsi sosial secara autentik atau mendekati autentik dalam hal sumber maupun

(47)

penggunannya. Melalui kegiatan inilah siswa akan menemui masalah atau kesulitan yang autentik juga.

• Proses pembelajaran mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dalam melaksanakan setiap kegiatan tidak menutup kemungkinan dilakukannya langkah-langkah lainnya. Misalnya, kegiatan menanya dapat langsung dilakukan pada tahap pengamatan, bahkan sampai pada kegiatan mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Ketika mengumpulkan informasi, bisa saja muncul hal-hal yang mengharuskan siswa untuk memperbaiki pengamatannya.

• Proses pembelajaran dilakukan melalui proses pembiasaan dan pembudayaan, dengan menggunakan banyak contoh dan keteladanan dalam ketepatan dan keberterimaan isi makna maupun struktur teks dan unsur kebahasaan dari teks yang diucapkan, disimak, dibaca, ditulis, termasuk perilaku dalam konteks penggunaannya.

• Proses pembelajaran memadukan inisiatif dan keaktifan diri, kerja sama dalam kelompok, dan bimbingan profesional dari guru

• Pembelajaran juga mencakup pengembangan kemampuan menyusun langkah kerja dalam melaksanakan setiap tugas, termasuk dalam menggunakan alat-alat seperti tabel, bagan, power point, peralatan audio/visual, dsb.

• Pembelajaran juga mencakup pengembangan kemampuan menanya, termasuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui, mempertanyakan hal-hal yang sudah mapan, dsb.

Pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa model pembelajaran yang membangun sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.Berikut ini beberapa model pembelajaran yang disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni budaya, antara lain : a. Model Discovery Learning

Model Discovery Learning merupakan teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa dalam mencaritemukan berbagai informasi sendiri. Materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan guru, tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Pada mata pelajaran Seni Budaya, misalnya: sebelum siswa membuat karya seni kolase, diawali dengan langkah mengamati berbagai informasi tentang

(48)

• Pembelajaran juga mencakup pengembangan kemampuan menanya, termasuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui, mempertanyakan hal-hal yang sudah mapan, dsb.

Pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa model pembelajaran yang membangun sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.Berikut ini beberapa model pembelajaran yang disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni budaya, antara lain : a. Model Discovery Learning

Model Discovery Learning merupakan teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa dalam mencaritemukan berbagai informasi sendiri. Materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan guru, tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Pada mata pelajaran Seni Budaya, misalnya: sebelum siswa membuat karya seni kolase, diawali dengan langkah mengamati berbagai informasi tentang

(49)

karya seni kolase tersebut. Informasi tentang karya seni kolase yang meliputi apa, bagaimana, untuk apa, di

mana, dll dengan bimbingan guru siswa tunagrahita

dapat mengamatinya dari majalah, internet, buku-buku di perpustakaan, informasi dari guru lain, contoh karya seni kolase, dll. Melalui aktivitas pengamatan, siswa mempertanyakan pada dirinya sendiri atau menanyakan pada guru tentang bahannya, alatnya, cara membuatnya, kegunaannya, dll. Pada akhirnya siswa dapat mengaplikasikannya menjadi sebuah karya yang dapat dipergelarkan.

Perlu menjadi catatan penting bahwa tujuan dalam metode Discovery Learning adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver. Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

b. Model Pembelajaran Kolaboratif

Pada model pembelajaran kolaboratif, siswa dan guru berinteraksi secara empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkinkan siswa menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Berikut ini beberapa sifat pembelajaran kolaboratif.

1) Guru dan siswa saling berbagi informasi.

Pembelajaran kolaboratif, memberikan kesempatan kepada siswa memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Sumber informasi tidak hanya dari guru, melainkan secara kontekstual dapat berasal dari siswa, atau dari situasi dan kondisi lingkungan pada saat itu.

Pada kelas kolaboratif siswa juga dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi informasi serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari siswa lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam “keberagaman” siswa. Hal ini dapat dilakukan pada saat kegiatan diskusi, apresiasi dan berkarya seni.

2) Guru dan siswa saling berbagi tugas dan kewenangan

Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan siswa, khususnya untuk hal-hal tertentu.Misalnya pada saat siswa merencanakan pergelaran dan pameran karya seni.

(50)

1) Guru dan siswa saling berbagi informasi.

Pembelajaran kolaboratif, memberikan kesempatan kepada siswa memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Sumber informasi tidak hanya dari guru, melainkan secara kontekstual dapat berasal dari siswa, atau dari situasi dan kondisi lingkungan pada saat itu.

Pada kelas kolaboratif siswa juga dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi informasi serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari siswa lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam “keberagaman” siswa. Hal ini dapat dilakukan pada saat kegiatan diskusi, apresiasi dan berkarya seni.

2) Guru dan siswa saling berbagi tugas dan kewenangan

Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan siswa, khususnya untuk hal-hal tertentu.Misalnya pada saat siswa merencanakan pergelaran dan pameran karya seni.

(51)

Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai mediator atau perantara.Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada. Misalnya guru menginformasikan sumber belajar seperti taman budaya, museum, sanggar, galery, sentra industri seni kerajinan, sekaligus membimbing dalam memanfaatkan sumber belajar tersebut.

c. Model Pembelajaran Berbasis Berbasis Project Based Learning

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran

yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, sebagai contoh dalam mempersiapkan pergelaran tari atau musik, sesama guru Seni Budaya dapat bekerja sama sesuai dengan perannya masing-masing. Misalnya guru Seni Rupa merancang dekorasi panggung, guru Seni Teater membuat naskah pertunjukan dan seterusnya.

(52)

4. Media dan Sumber Belajar

a. Audio.

b. Koran/majalah. c. Gambar.

d. LCD Proyektor, dll

Enam kategori dasar media menurut Smaldinoetal. (2012:7) yaitu:

1. Teks, merupakan media pembelajaran yang paling umum digunakan dan paling mudah ditampilkan dalam bentuk apapun, misalnya dalam bentuk tulisan di papan tulis, majalah dinding, majalah, koran, buku, poster, layar komputer, dan sebagainya.

2. Audio, yaitu apa saja yang bisa didengar antara lain adalah suara orang, suara alam (air mengalir, berbagai macam binatang, geledek/guntur dan lain-lain), musik (gong, seruling, angklung, drum, irama lagu, dan sebagainya), suara mekanik ( suara deru mesin mobil, suara kereta api, dan sebagainya), suara berisik dan lain-lain. Pada pembelajaran untuk anak tunarungu media audio diperlukan untuk merangsang pendengaran agar anak tunarungu lebih peka terhadap bunyi.

3. Visual, media visual digunakan untuk memicu belajar. Media visual berupa diagram atau gambar pada sebuah poster, kartun, gambar pada sebuah buku, foto, dan sebagainya. Porter (2000:67) sebuah gambar

(53)

lebih berarti dari seribu kata. Hal ini tepat apabila diterapkan untuk anak tunarungu, bagi anak tunarungu terlalu banyak kata-kata akan dapat membuat siswa tunarungu sulit memahami materi pembelajaran dan media visual lebih bermakna.

4. Video, merupakan jenis media yang menampilkan gerakan. Video umumnya merupakan gabungan antara visual, audio, dan gerakan, ada juga yang dilengkapi dengan teks. Jenis video dapat digunakan pada pembelajaran anak tunarungu, apabila audio pada video tersebut kurang membantu ada media lain yang dapat membantu menjelaskan materi yaitu visual dan gerakan.

5. Perekayasa (manipulative) (benda-benda), yaitu media yang bersifat 3 dimensi sehinga dapat disentuh dan dipegang oleh siswa.

6. Orang-orang, yang dimaksud adalah guru, siswa atau ahli pada bidang yang dibutuhkan pada pembelajaran. Orang-orang sangat penting sebagai media, karena siswa belajar dari guru, siswa lainnya dan orang dewasa.

5. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Observing (Mengamati)

Siswa dapat melakukan aktivitas menyimak,mendengar, meraba, mengecap, menonton, membaca, menyalin,menirukanobjek yang sedang diteliti atau dipelajari.

(54)

b. Questioning (Menanyakan)

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya berkaitan dengan materi yangsedang dipelajarinya.Bentuk pertanyaan dari yang konkret sampai yang abstrak berkenaan dengan struktur teks, unsur kebahasaan, format penulisan dan fungsi sosial.

c. Collecting Information (Mengumpulkan Informasi)

Siswa dapat mencari dan mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan dengan cara bertanya kepada guru, teman, buku, kamus, internet dan lain sebagainya. d. Assosiating (Mengasosiasikan)

Siswa dapat melakukan berbagai kegiatan seperti berdiskusi, membandingkan dengan melihat persamaan dan perbedaannya, mengelompokkan, menganalisis data, menyimpulkan dan merangkum.

e. Communicating (Berkomunikasi)

Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan pada pembelajaran ini antara lain dengan menulis atau menyusun laporan, membacakan, membuat sketsa, membuat grafik dan memajang hasilkaryanya di kelas, majalah dinding, koran,on line dan lain-lain.

(55)

A. Penilaian dan Tindak Lanjut 1. Penilaian

Penilaian dilaksanakan oleh guru setelah selesainya proses belajar yang dilakukan oleh siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerti dan menyerap materi pelajaran yang telah dipelajarinya. 2. Tindak Lanjut

Tindak lanjut dilaksanakan setelah kegiatan reflection. Hasil reflection siswa diidentifikasi dan dianalisi oleh guru untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang akan ditindaklanjuti dengan perbaikan (remedial) atau pengayaan (enrichment)

B. Interaksi dengan Orang Tua

Adanya komunikasi antara orang tua dengan guru yang baik yang dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa yang melakukan pembelajaran.

(56)

CHAPTER ONE

HELLO, THIS IS MY

CLASSMATE, FAJAR !

Gambar

Tabel 1.4  Teknik dan instrumen penilaian sikap
Tabel 1.7  Rubrik Penilaian Percakapan
Tabel 1.8  Cara Penilaian Percakapan
Tabel 1.9  Rubrik Penilaian Menulis
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister. Pendidikan (M. Pd) pada Program Studi

coverage area sebuah jaringan Wi-Fi, yaitu dengan membuat sebuah pemodelan yang akan memprediksi / memperkirakan sampai sejauh mana sinyal Wi-Fi masih dapat digunakan..

...(..., ..., hal...) (kutipan referensi kedua dari “hasil/kesimpulan penelitian terdahulu/jurnal”, yang bisa menggambarkan bahwa variabel bebas I Anda

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Sumber Dana : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DPA) Satuan Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hati

After many trips through the rumor mill, Mark Prior accepted the Chicago Cubs´ offer on January 27 to a one-year, $3.65 million contract.. That is $900,000 more than the salary he

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi anggota Badan Perwakilan Desa di Kabupaten Sleman tentang kesetaraan gender dan organisasi peka gender.. Populasi