SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh
Iis Kholisoh Tusadiyah
11140340000145
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh
IIS KHOLISOH TUSADIYAH
NIM. 11140340000145
Di bawah Bimbingan:
ALA’I NADJIB, MA
NIP. 197112052005012004
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULLUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH
Skripsi yang berjudul PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA ZIKIR RĀTIB (Rātib Haddād, Rātib Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) TERHADAP SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Jakarta, 19 Agustus 2020 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. Eva Nugraha, M.Ag Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Moh. Anwar Syarifuddin, M.A. Drs. Ahmad Rifqi Mukhtar MA NIP. 19720518 199803 1 010 NIP. 19690822 199703 1 002
Pembimbing,
Ala'i Nadjib, MA NIP. 19711205 20050010000
i
Pengaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro Islami. Program Studi Ilmu
al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2020.
Skripsi ini membahas tentang pengaruh tradisi pembacaan tiga zikir rātib (rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās , dan rātib al-ʿAydrūs) terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
Kajian ini mencoba menjawab rumusan masalah bagaimana kegiatan santri membaca zikir Rātib dan apakah ada pengaruh terhadap santri-satri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami setelah membaca zikir rātib.
Penelitian skripsi ini termasuk penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu santri-santri kelas VIII sampai kelas XII Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penulis melakukan beberapa hal dalam penelitian ini: Pertama, mendeskripsikan penelitian dari hasil field research untuk observasi dan wawancara. Kedua, data yang telah terkumpul kemudian dikelompokan dalam beberapa analisa.
Hasil penelitian ini menunjukan tradisi pembacaan zikir Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs dan pengaruhnya terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
Kata Kunci: Zikir, Rātib Haddād, Rātib Aṭṭās , Rātib
ii
ِميِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِهَّللا ِمْسِب
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, pertolongan dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapat syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat nanti. Alhamdulillah dengan izin Allah SWT tulisan penelitian ini bisa diselesaikan dengan judul “Pegaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dan bahkan jauh pada kata sempurna. Untuk itu penulis sangat membuka dan menerima segala saran, kritik dan masukan dari semua pihak agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan banyak pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan tulisan ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, baik secara moril maupun secara materil. Oleh karenanya dengan segala hormat, ketulusan, kerendahan hati dan keikhlasan penulis ucapkan ribuan ungkapan terima kasih kepada:
iii
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah beserta jajarannya. 2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., sekalu Dekan Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku Ketua Prodi Ilmu
al-Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH, sebegai Sekretaris Prodi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir.
5. Ibu Ala‟i Nadjib, MA., selaku Pembimbing yang selalu meluangkan waktu, memberi banyak arahan dan motivasi kepada penulis sampai terwujudnya skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin beserta staf tata usaha dan karyawan yang tak kenal lelah memberikan ilmu yang bermanfaat dan pengalaman selama kuliah.
7. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakutas Ushuluddin dan Filsafat yang telah membantu penulis mendapatkan referensi dalam penelitian ini. 8. Pimpinan KH. Abdul Mubin, Lc., seluruh staf guru karyawan dan
siswa siswi Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami yang telah menerima kedatangan penulis, memberi dukungan dan partisipasi dalam membantu tercapainya penelitian ini.
9. Kedua orang tua penulis yang tercinta, bapak A. Jaenudin dan ibu Enjoh Hodijah, yang tidak pernah lelah berdoa dan memberikan dukungan, bimbingan, arahan, motivasi, serta kasih sayang untuk kesuksesan penulis.
iv
sayangnya. M. Habibi F.S dan Izmi Nurfadilah adik-adik, M. Kainan Altara keponakan penulis yang selalu memberikan semangat dan keceriaan. Dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat.
11. N. C. Puspito yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
12. Jajaran sahabat penulis, Fadhila, Rizka Fatihanah, S.Sos., Sarah Fauziah, S.IP., Andini Yulistia, S.Ag., Nurul Aeni, S.Pd., Nurhidayati Fauziah, S.Sos., Maria Ulfah, dan Alm. alifah Dhiafah yang selalu memberikan semangat, dukungan, bertukar pikiran dan membantu penulis saat senang maupun susah.
13. IKAPMI AMANAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kawan satu perjuangan penulis yang selalu memberikan dukungan dan menghadirkan kebahagian pada masa-masa perkuliahan.
14. Nurfirtiati Anggraini, Eva Muzdalifah, S.Ag., Firahmatillah, Seluruh teman-teman satu perjuangan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, terutama Kelas TH D 2014 yang menemani dari awal hingga akhir perkuliahan dan tidak pernah lelah memberi semangat dan dukungan.
15. Teman KKN “AKSARA” yang memberikan semangat dan dukungannya.
16. Qori Rizki Aulia, Zakia Mutia, S.Pd., Devi Masrifah, S.Pd., Siti Fatonah, Maulida Gita Cahyani S.Pd., sahabat yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis.
v
penelitian ini. Adapun kelebihan dalam penelitian ini semata-mata datangnya dari Allah SWT dan kekurangannya adalah milik penulis. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya. Amiin.
Ciputat, 16 Mei 2020
Iis Kholisoh Tusadiyah
vi
Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
1. Konsonan
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:
Huruf
Arab Nama Huruf Latin
Nama
ا
Alif Tidak dilambangkanTidak dilambangkan
ب
Ba B Beت
Ta T Teث
Ṡa ṡ Es (dengan titik di atas)ج
Jim J Jeح
Ḥa ḥ Ha (dengan titik di bawah)خ
Kha Kh ka dan haد
Dal D Deذ
Żal Ż Zet (dengan titik di atas)ر
Ra R Ervii
ش
Syin Sy es dan yeص
Ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)ض
Ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)ط
Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)ظ
Ẓa ẓ zet dengan titik di bawah)ع
„ain „ koma terbalik (di atas)غ
Gain G Geؼ
Fa F Efؽ
Qaf Q Kiؾ
Kaf K Kaؿ
Lam L Elـ
Mim M Emف
Nun N Enو
Wau W Weهػ
Ha H Haء
Hamza h ' Apostrofي
Ya Y Yeviii
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ََ
Fathah A Aَِ
Kasrah I Iَُ
Dhammah U UAdapun untuk vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ْي ََ
Fathah dan ya Ai a dan iْو ََ
Fathah dan wau Au a dan uContoh:
َفْيَك
-kaifaََل ْوَه
-haulaix
dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Harakat
dan Huruf Nama
Huruf dan
Tanda Nama
ا...ي ََ
Fathah dan alifatau ya Ā
a dan garis di atas
ْيِى
Kasrah dan ya Ī I dan garis diatas
ْوُػى
Dhammah dan wau Ū u dan garis di atas Contoh:َؿاَق
-qālaىَمَر
-ramāَلْيِق
-qīla 4. Ta’ MarbūṭahTransliterasi untuk Ta’ Marbūṭah ada dua: a. Ta‟ Marbūṭah hidup
Ta‟ Marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan ḍommah, transliterasinya adalah “t”.
x transliterasinya adalah “h”.
kalau pada kata terkahir dengan Ta’ Marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka Ta’ Marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
No Kata Arab Alih Aksara
1
ِؿاَفْطَلأا ُةَضْوَر
rauḍah al-aṭfāl 2ُةَلِضاَفلا ُةَنيِدَلما
al-madīnah al-fāḍilah3
ُةَمْكِلحا
al-ḥikmah5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam system tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda (
َّ
) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.Contoh:
اَنَّػبَر
-rabbanāَؿَّزَػن
-nazzalaرِبلا
-al-birrxi
didahului oleh huruf kasrah (
ّىػػػػػػػػػػػػػػػػ
), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (ī).Contoh:
ىِلع
: „Alī (bukan „Aliyy atau „Aly)ِبَرَع
: „Arabī (bukan „Arabiyy atau „Araby) 6. Kata SandangKata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا. Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika dia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-), Contohnya:
ُلُجَّرلا
-al-rajuluُدِّيَّسلا
-al-sayyiduُشْمَّشلا
-al-syamsuُمَلَقلا
-al-qalamuُعْيِدَبْلأ
-al-badĭ‟uُؿَلاَْلْا
-al-jalāluxii
hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif. Contohnya:
َفْوُرُمْأَت
: ta'murūnaُءْوَّػنلا
: al-nau'ٌئْيَش
: syai'unُتْرِمُأ
: umirtu8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur‟an (dari al-Qur'ān), sunnah, khusus, dan umum. Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh. contoh:
xiii
فآْرُقلا ؿَلاِظ ِْفِ
Fī Ẓilāl al-Qur'ānنْيِوْدَتلا َلْبَػق ةَّنُسلا
Al-Sunnah qabl al-tadwīnِصْوُصُِبِ َلا ظْفَللا ِـْوُمُعِب ةَرَابِعلا
بَبَّسلا
Al-‘ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā bi khuṣūṣ al-sabab
9. Lafẓ al-jalālah
(للها)
Kata “Allah SWT” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudāf ilaih (frasa nominal), transliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:
ِللها ُنْيِد
: dīnullāhِللها اِب
: billāhAdapun ta marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf (t). Contoh :
للها ِةَْحَْر ِْفِ ْمُه
: hum fī rahmatillāh 10. Huruf KapitalWalau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital
(All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai
ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menulis huruf awal nama dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan
xiv
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK,DP,CDK, dan DR). Contoh:
Kata Arab Alih aksara
ٌؿْوُسَر َّلاِإ ٌدَّمَُمُ اَمَو
-Wa mā Muḥammadun illārasūl
َةَّكَبِب ْيِذَّلَل ِساَّنلِل َعِضُو ٍتْيَػب َؿَّوَأ َّفِإ
ًاكَرَابُم
-Inna awwala baitin wuḍi’a linnāsi bi Bakkata mubārakan
َؿِزْنُأ ْيَّذلا َفاَضَمَر ُرْهَش
ُفآْرُقلا ِهْيِف
-Syahru Ramaḍān al-lażīunzila fīh al-Qur'an
ْيِسْورطلا نْيِّدلا ُرْػيِصَن
-Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsīِْباَرَفلا رْصَن ْوُػبَأ
-Abū Naṣr al-Farābīِْلاَزَغلا
-Al-Gazālīxv ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi DAFTAR ISI ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1
B. IDENTIFIKASI MASALAH ... 4
C. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH ... 4
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 5
E. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU ... 6
F. METODOLOGI PENELITIAN ... 12
G. SISTEMATIKA PENULISAN ... 15
BAB II KAJIAN ARTI DAN MAKNA ZIKIR RĀTIB ... 17
A. ZIKIR ... 17
1. Pengertian Zikir ... 17
2. Cara Berzikir... 19
3. Adab Melaksanakan Zikir ... 20
B. RĀTIB ... 23
1. Rātib al-Haddād ... 23
2. Rātib al-Aṭṭās ... 24
3. Rātib al-ʿAydrūs ... 25
4. Persamaan Ayat dan Zikir Dalam Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs ... 25
xvi
BAB III PROFIL PESANTREN MODERN UMMUL QURO
AL-ISLAMI ... 35
A. GAMBARAN UMUM PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI ... 35
1. Sejarah Berdiri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ... 35
2. Visi dan Misi Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ... 37
3. Struktur Organisasi Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ... 38
4. Keadaan Guru dan Siswa Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ... 39
5. Data Sarana Prasana Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ... 41
B. KEGIATAN SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI ... 42
BAB IV ANALISIS PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA RĀTIB TERHADAP SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI ... 45
A. SEJARAH PEMBACAAN ZIKIR RĀTIB DI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI ... 45
B. PELAKSANAAN ZIKIR RĀTIB ... 46
1. Pembacaan zikir Rātib al- Haddad ... 46
2. Pembacaan zikir Rātib al-Aththaas ... 47
3. Pembacaan zikir Rātib al-ʿAydrūs ... 47
C. PEMAHAMAN DAN PENGARUH PEMBACAAN ZIKIR RĀTIB TERHADAP SANTRI ... 49
xvii BAB V PENUTUP ... 57 A. KESIMPULAN ... 57 B. SARAN ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari al-Qur‟an dan hadis menempati kedudukan yang sangat penting bagi kaum muslimin, pentingnya al-Qur‟an dan hadis berkaitan dengan keberadaan dan fungsinya sebagai sumber utama ajaran Islam.1
Segala sesuatu dari kemudahan maupun kesulitan, ketentraman atau kegelisahan yang dialami manusia semuanya terjadi atas kehendak Allah SWT. Karenanya tidak ada jalan lain selain mengharapkan pertolongan dan petunjuk Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Banyak sekali cara mendekatkan diri kepada Allah SWT yaitu dengan mendirikan shalat, membaca al-Qur‟an, selalu bersyukur, ingat kematian, tidak tergiur dengan dunia, berzikir dan mengerjakan ibadah sunah. Seperti firman Allah SWT yang memerintahkan makhluknya untuk berzikir dalam QS. al-Ahzab [33]: 41-43 yang berbunyi:
اًيرِثَك اًرْكِذ َوَّللا اوُرُكْذا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي
( ١٤ )لايِصَأَو ًةَرْكُب ُهوُحِّبَسَو
( ١٤ )َوُى
َينِنِمْؤُمْلاِب َناَكَو ِروُّنلا َلَِإ ِتاَمُلُّظلا َنِم ْمُكَجِرْخُيِل ُوُتَكِئلاَمَو ْمُكْيَلَع يِّلَصُي يِذَّلا
اًميِحَر
( ١٤ )“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi
1 Imam Muhsin. Tafsir al-Qur’an dan Budaya Lokal (Jakarta: Badan Litbang dan
rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang), dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. al-Ahzab [33]: 41-43)
pada ayat ini dijelaskan Allah SWT menganjurkan kepada semua orang beriman kepada Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintah bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah SWT dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya. Allah menjelaskan bahwa Dialah yang memberikan rahmat kepada orang-orang yang beriman dan menguji mereka di hadapan malaikat yang berada di langit, para malaikat pun memohonkan ampun untuk mereka supaya Allah SWT mengeluarkan mereka dengan taufik, hidayah dan rahmat-Nya dari kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan.
Ada banyak zikir yang dapat kita amalkan dan sebagian besar menggunakan ayat-ayat dalam al-Qur‟an. Seperti zikir yang sudah berbentuk rātib, pada umumnya yang disusun menjadi zikir rātib terdiri dari ayat al-Qur‟an pilihan yang mengesakan Allah SWT, mensucikan Allah SWT, memohon ampun dan doa pilihan. Salah satu dari macam zikir rātib tersebut adalah rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs dan masih banyak lagi.
Fungsi zikir ini mendapat ridha Allah SWT, dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, melancarkan rezeki, menghilangkan perasaan gundah, menjauhkan diri dari godaan jin, menghilangkan kesedihan, hidup akan dilimpahkan banyak
kebaikan, dapat mengontrol emosi dalam diri, diampuni dosa-dosanya dan masih banyak lagi.
Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami mengamalkan sebuah praktik pembacaan zikir rātib al-Hadad, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs. Pembacaan zikir Rātib tersebut rutin dipraktikan setiap hari. Pembacaan rātib al-Haddād yang dibacakan setelah shalat tahajud berjemaah, rātib al-Aṭṭās yang dibacakan setelah shalat ashar berjemaah dan rātib al-ʿAydrūs yang dibacakan menjelang magrib. Praktik pembacaan rātib ini telah menjadi kebiasaan atau rutinitas santri karena membaca rātib diwajibkan bagi para santri.2 KH. Helmi selaku pimpinan Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami telah mewajibkan santri membaca zikir rātib sejak terbentuknya pesantren.
Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa praktik pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami adalah penomena yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan pengaruh zikir rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs, maka akan dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tradisi Pembacaan
Tiga Zikir Rātib (Rātib Haddād, Rātib Al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
2 Qonita (Guru Sekaligus Pembimbing Bagian Ibadah Pesantren Modern Ummul
Quro al-Islami), diwawancarai oleh Iis Kholisoh Tusadiyah. Bogor, 29 juni 2019, Jawa Barat.
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Sejarah pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
2. Kegiatan santri membacakan zikir rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs.
3. Pengaruh pembacaan zikir rātib terhadap santri-santri.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Sebagaimana yang sudah penulis paparkan di latar belakang, untuk memperjelas dan menghindari pembahasan yang nantinya akan melebar sehingga tidak sampai pada maksud dan tujuan skripsi ini, untuk itu dalam penelitian ini penulis memberikan batasan pembahasan masalah dalam penelitian ini yaitu, terbatas pada pengaruh tradisi pembacaan tiga zikir rātib (zikir rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs) terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan penelitian ini, adanya perumusan masalah yang menjadi tema pokok dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pembacaan zikir rātib Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs dan pengaruhnya di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat, serta diarahkan pada upaya memahami dan menganalisis kangdungan ayat. Maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini, ialah:
1. Untuk mengetahui kegiatan pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembacaan zikir rātib terhadap santri-santri.
3. Untuk memperkaya khazanah keilmuan tentang berzikir. 4. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) program strata satu (S1) pada jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin.
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat. secara teoritis, penelitian membaca zikir rātib diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat, sekaligus bisa menjadi sumbangan sederhana dalam pengembangan studi ilmu al-Quran dan tafsir. Dan juga secara praktis, penelitian ini bisa memberi pemahaman membaca zikir rātib kepada seluruh pembaca khususnya para santri, sehingga penulis khususnya dan pembaca umumnya dapat mengambil hikmah dari kajian living Qur‟an.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu (Riview)
Adapun sebagai bahan perbandingan bagi penulis dan untuk mendukung kevalidan dalam skripsi ini, maka setelah penulis teliti di berbagai skripsi, tesis dan juga jurnal mengenai judul yang penulis bahas tentang Pengaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib Haddād, Rātib Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami, maka penulis sampaikan beberapa karya yang mungkin terkait dengan skripsi yang penulis bahas, antara lain:
Pertama, sebuah skripsi karya Abdul Hadi dengan judul
“Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap Psychological Well Being Pada Jama‟ah Majelis al-Awwabien Palembang Darussalam”.3
Penelitian ini bertujuan mencari isi dari zikir rātib al-Haddād di majelis al-Awwabien Palembang Darussalam, dan tentang Psychologicall Well Being jemaah majelis. Hasil penelitiannya memaparkan isi kandungan zikir rātib al-Haddād dan jemaah majelis sebagian diantara jemaahnya dahulu ada yang menjadi preman, minim pengetahuan agama, keberadaanya dalam lingkungan masyarakat yang ekstrem, mengalami kesulitan ekonomi, mengalami gangguan kejiwaan, dan kurangnya pengendalian jiwa, setelah rutin mengikuti kegiatan berzikir rātib Haddād dan kegiatan yang lain yang ada dalam majelis al-Awwabien, ada perubahan perilaku yang signifikan dalam Psychologicall Well Being pada jemaah majelis dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
3 Abdul Hadi_13520001. Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap
Psychological Well Being Pada Jama’ah Majelis al-Awwabien Palembang Darussalam.
Skripsi S1 Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2018.
Kedua, sebuah skripsi karya Ali Sodirin dengan judul
“Praktik Pembacaan Ratib al-Hadad di Jam‟iyah Eling Nurul Huda Pondok Pesantren Darul Hikam Desa Gandasuli Kec. Brebes (Studi Living Hadis)”.4
Penelitian ini bertujuan meneliti bagaimana praktik zikir rātib al- Haddād tersebut dilaksanakan, bagaimana pendapat para pengamal dengan adanya praktik tersebut serta apa makna yang ada didalamnya. Dari hasil penelitian pelaksanaan zikir rātib al- Haddād diawali dengan membaca syahadatain, istigfar dan shalawat Nabi. Kemudian sang kiyai bertawasul dengan harapan mengharap barakah kepada auliya Allah SWT, selanjutnya para jemaah membaca zikir yang telah disusun dalam kitab rātib al- Haddād. Menurut para jemaah yang mengikuti praktek tersebut adanya bacaan zikir rātib al- Haddād ini bertujuan mencari sebuah keberkahan tersendiri karena dengan adanya pembacaan zikir rātib ini didalamnya memiliki unsur-unsur penting dalam berkehidupan masyarakat.
Ketiga, sebuah jurnal karya Annisa Maenumah dengan
judul “Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama”.5
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh program pelatihan relaksasi dengan zikir untuk mengurangi kecemasan ibu hamil. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kehamilan selain merupakan sumber kebahagian juga merupakan sumber kecemasan seorang ibu. Padahal kecemasan yang berlebihan mempengaruhi kondisi
4 Ali Sodirin_134211064. Praktik Pembacaan Ratib al-Hadad di Jam’iyah Eling
Nurul Huda Pondok Pesantren Darul Hikam Desa Gandasuli Kec. Brebes (Studi Living Hadis). Skripsi S1 Prodi Tafsir dan Hadits, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018.
5 Annisa Maimunah. Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk
Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama. Yogyakarta: Psikoislamika, Jurnal Psikologi
kesehatan fisik dan psikis ibu serta bayi yang dikandung. Hasil penelitian ini menunjukan Kelompok ibu hamil yang mengikuti pelatihan relaksasi dengan zikir mengalami penurunan kecemasan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok ibu hamil biasa. Palatihan relaksasi dengan zikir dibuktikan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan ibu hamil.
Keempat, sebuah skripsi karya Heri Sunarto dengan judul
“Urgensi Kegiatan Ratib al-Haddad Dalam Meningkatkan Keimanan Santri Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo”.6
Penelitian ini bertujuan mengetahui latar belakang diadakannya kegiatan rātib al-Haddād di Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Duriwaso Ponorogo, untuk mengetahui kegiatan rātib Haddād disana dan untuk mengetahui urgensi kegiatan rātib al-Haddād dalam meningkatkan keimanan santri. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa latar belakang kegiatan rātib al-Haddād di Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo untuk mengatasi penurunan akhlak dan moral para santrinya seiring perkembangan zaman yang semakin rusak ini, dan proses kegiatan zikir rātib al-Haddād dilaksanakan ba‟da magrib secara istiqomah dan di pimpin langsung oleh para santri yang bertugas. Kegiatan ini dilaksanakan berjemaah kecuali ada acara-acara tertentu atau saat liburan sekolah, tetapi para santri tetap diperintahkan untuk mengamalkan zikir rātib al-Haddād ini sendirian setelah acara-acara tersebut atau di rumah ketika liburan sekolah.
6 Heri Sunarto. Urgensi Kegiatan Ratib al-Haddad Dalam Meningkatkan
Keimanan Santri Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo. Skripsi S1
Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo, 2015.
Kelima, sebuah skripsi karya Mamay Maesaroh dengan
judul “Pengaruh Intensitas Zikir Ratib al-Haddad Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (Penelitian di Pondok Pesantren Mathla‟unnajah Ujung Jaya Sumedang)”.7
Penelitian ini bertujuan mengetahui intensitas zikir rātib al-Haddād santri Pondok Pesantren Mathla‟unnajah Ujung Jaya Sumedang, untuk mengetahui kecerdasan spiritual santri dan pengaruh intensitas zikir rātib al-Haddād terhadap kecerdasan spiritual santri.
Keenam, sebuah skripsi karya Muhammad Fahrudin
Febryansyah dengan judul “Upaya Peningkatan Kecerdasan Spiritual Santri Melalui Kegiatan Ratib al-Haddad (Studi Kasus di Pondok Pesantren Hudatul Muna 1 Jenes Brotonegara Ponorogo)”.8
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi kegiatan rātib al-Haddād dalam peningkatan kecerdasan spiritual santri, dan kontribusi kegiatan rātib al-Haddād dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri. Adapun hasil penelitiannya adalah kegiatan rātib al-Haddād di Pondok Pesantren Hudatul Muna 1 Jenes mempunyai fungsi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual santri melalui pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an dan memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Kegiatan ini bermula dari inisiatif seorang ustad yang telah lama mengamalkan rātib ini dan mengajak santri untuk mengamalkan guna mengatasi masalah merosotnya moral dan akhlak santri serta untuk mengisi
7 Mamay Maesaroh_1144010100. Pengaruh Intensitas Dzikir Ratib al-Haddad
Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (Penelitian di Pondok Pesantren Mathla’unnajah Ujung Jaya Sumedang). Skripsi S1 Prodi Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2018.
8 Muhammad Fahrudin Febryansyah_210314098. Upaya Peningkatan Kecerdasan
Spiritual Santri Melalui Kegiatan Ratib al-Haddad (Studi Kasus di Pondok Pesantren Hudatul Muna 1 Jenes Brotonegara Ponorogo). Skripsi S1 Prodi Pendidikan Agama
kekosongan jiwa para santri. Kegiatan rātib al-Haddād mampu memberikan dampak positif dan perubahan yang luar biasa, dalam kegiatan tersebut mampu meningkatkan kecerdasan spiritual para santri sehingga mereka merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan merasakan hati yang lebih tentram.
Ketujuh, sebuah skripsi karya Muhammad Naufal dengan
judul “Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Perspektif Hadis (Studi Kasus Pengaruh Zikir Raatib al-Atthas di Majlis Ta‟lim wal-Aurad al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, Kab. Bekasi”.9 Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa jama‟ah majlis ta‟lim wal Aurad al-Husaini dapat merasakan dampak yang positif dalam membaca zikir rātib al-Aṭṭās, dan dari segi kesehatan mental dan pandangan hidup, para jemaah majlis ta‟lim dapat merasakan dampak yang positif yaitu adanya peningkatan pada kualitas keimanan, ketuhanan juga pandangan hidup yang cenderung lebih menerima takdir yang Allah SWT tentukan.
Kedelapan, sebuah skripsi karya Mulyadi dengan judul
“Pembacaan Ayat-Ayat al-Qur‟an Dalam Rutinan Ratib al-Attas (Studi Living Qur‟an di Lembaga Pendidikan Thariq al-Jannah Kel. Muja-Muju, Kec. Umbul Harjo, Kotamadya Yogyakarta, D.I.Y)”.10
penelitian ini fokus pada bagaimana praktik dan pelaksanaan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an pada rātib al-Aṭṭās yang diwujudkan melalui prilaku jemaah didalamnya baik santri
9
Muhammad Naufal_105034001249. Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan
Perspektif Hadis (Studi Kasus Pengaruh Zikir Raatib al-Atthas di Majlis Ta’lim wal-Aurad al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, Kab. Bekasi. Skripsi S1 Prodi Tafsir
Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
10
Mulyadi_13530085. Pembacaan Ayat-Ayat Qur’an Dalam Rutinan Rātib
al-Attas (Studi Living Qur’an di Lembaga Pendidikan Thariq al-Jannah Kel. Muja-Muju, Kec. Umbul Harjo, Kotamadya Yogyakarta, D.I.Y). Skripsi S1 Prodi Ilmu al-Qur‟an dan
Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2017.
maupun pengasuh lembaga pendidikan MDT Thariq al-Jannah. Hasil penelitian ini menunjukan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an dalam rātib al-Aṭṭās merupakan praktik sosial keagamaan yang berkembang di lembaga pendidikan MDT Trariq al-Jannah yang dilakukan secara rutin setiap malam Jum‟at setelah shalat Isya dikediaman Kyai Faizin. Bacaan yang terkandung dalam rātib al-Aṭṭās adalah susunan bacaan yang disusun Habib Umar bin Abdurrahman al-Aṭṭās dengan ayat-ayat al-Qur‟an pilihan, selawat Nabi dan doa pilihan. Selain bacaan rātib al-Aṭṭās ada juga bacaan tambahan yang dibaca sebelum doa dipanjatkan yaitu pembacaan selawat al-Fatih sebanyak 1000 kali.
Kesembilan, sebuah skripsi karya Sri Utami dengan judul
“Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Korban Gempa (Studi Kasus Majlis Dzikir al-Ghifary Bengkulu)”.11
Dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang bagaimana pengaruh zikir rātib al-Haddād terhadap kesehatan masyarakat yang terkena musibah gempa. Zikir menyimpan sesuatu yang istimewa tetang kesehatan mental para jemaahnya, terutama paska terjadinya gempa pada kesehatan masyarakat sehingga mereka bisa tegar menghadapi bencana atau cobaan Allah SWT berupa gempa bumi. Berzikir ternyata mempunyai fungsi yang laur biasa, baik secara vertikal atau horizontal bisa menyelesaikan problematika manusia dengan Tuhannya dan problematika dengan manusia lain, serta kepada seluruh makhluk diseluruh alam.
11 Sri Utami_H000050009. Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap
Kesehatan Mental Masyarakat Korban Gempa (Studi Kasus Majlis Dzikir al-Ghifary Bengkulu). Skripsi S1 Prodi Ushuluddin, Fakultas Agama Islam, Universitas
Kesepuluh, sebuah jurnal karya Zulkifli dengan judul
“Kritik Sayyid Usman Tentang Ratib Samman: Kajian Atas Naskah Tanbih al-Ghusman”.12 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kritik Sayyid Uthman pada praktik rātib Samman (ritual orde sammaniyyah) sebagaimana ditulis dalam naskahnya. Ulama yang kontriversual itu adalah teman dekat Snouck Hurgronje dan memiliki sikap akomodatif terhadap pemerintah kolonial Belanda dan mayoritas pemikiran agamanya cenderung sesuai dengan kebijakan kolonial Dutch. Sikap kritisnya terhadap praktik tarekat dapat dilihat dengan jelas dalam kritikannya terhadap praktik rātib Samman yang menurutnya mengandung beberapa kesalahan besar.
Setelah mengumpulkan referensi dari berbagai referensi, skripsi, jurnal, tesis, peneliti tidak menemukan masalah atau judul yang sedang peneliti teliti. Adapun pembahasan yang penulis sajikan dalam skripsi ini adalah lebih fokus terhadap pegaruh zikir, dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian lapangan (field
research) di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami Desa Leuwi
Mekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Untuk melihat pelaksanaan zikir rātib dan pengaruh yang santri rasakan.
F. Metodologi Penelitian
Pendekatan dalam penelitin ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari responden yang penulis rasa cocok untuk di jadikan sumber
12 Zulkifli. Kritik Sayyid Usman Tentang Ratib Samman: Kajian Atas Naskah
Tanbih al-Ghusman. Dialog: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Jakarta,
penelitian. Karena dalam metode penelitian kualitatif ini, peneliti berbaur mejadi satu dengan yang diteliti.13
1. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
Observasi yaitu pengamatan langsung yang dilakukan penulis untuk memperoleh data melalui kejadian-kejadian dan perilaku para santri yang dilihat atau diteliti.14
Wawancara yaitu teknik memperoleh informasi langsung melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang dipandang pertanyaan yang diajukan. Mereka yang dilakukan melalui wawancara ini disebut responden. Datanya berupa jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk memperoleh informasi itu biasanya diajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tersusun dalam daftar.15
Kajian Dokumen yaitu mengumpulkan data atau informasi melalui surat-surat, film dan photo.16 2. Analisis Data
Menerut Boldan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
13 Jhonatan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta:
Gara Ilmu, 2006), 194.
14 Jhonatan Sarwono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif , 224.
15 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2009), 101.
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.17 Proses analisis data kualitatif menurut sieddel sebagai berikut:
Mencatat dan menghasilkan lapangan dengan hal itu diberi agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
Mengumpulkan, memilah-milah, meng-klarifikasikan, mengsistensikan, membuat ringkasan dan membuat indeksnya.
Berfikir dengan jalan agar membuat katagori data itu makna, dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.18
3. Tehnik Penulisan
Adapun tehnik penulisan dan penyusunan skripsi ini di bawah panduan buku Pedoman Penulisan Skripsi.19
17
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007), 155.
18 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, 199.
19 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
G. Sistematika Penulisan
Setelah melakukan tahap-tahap pemikiran dan pertimbangan secukupnya, sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, setiap bab masing-masing memiliki sub bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I dimulai dengan pendahuluan, dalam bab ini tujuannya untuk menggambarkan secara umum atau sebagai landasan dari skripsi ini, adapun sub dari bab ini adalah membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah yang dimaksud untuk mempertegas masalah yang akan diteliti agar lebih terfokus, tujuan dan manfaat penelitian untuk menjelaskan pentingnya penelitian ini, tinjauan kajian terdahulu (riview), metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II membahas tentang kajian arti dan makna zikir Rātib, tinjauan umum didalamnya terdapat zikir yaitu pengertian zikir, cara berzikir, dan abad berzikir, kemudian rātib didalamnya terdapat pengertian zikir rātib al-Haddād, zikir rātib al-Attas, zikir rātib al-ʿAydrūs, persamaan ayat dan zikir dalam rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs dan hikmah melaksanakan zikir.
BAB III membahas tentang, profil Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami, adapun sub dari bab ini adalah yang terdiri dari: sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, data sarana prasarana, dan kegiatan satri.
BAB IV membahas tentang analisis pengaruh pembacaan tiga zikir rātib terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, adapun sub dari bab ini adalah yang terdiri dari:
sejarah pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami, pelaksannan zikir rātib, pemahaman dan pengaruh pembacaan zikir rātib terhadap Santri.
BAB V merupakan bab terakhir atau sebuah penutup dari penelitian skripsi ini, yang berisi kesimpulan dengan tujuan untuk memberikan jawaban dari hasil penelitian, kemudian saran-saran dari peneliti untuk para peneliti selanjutnya.
17
BAB II
KAJIAN ARTI DAN MAKNA ZIKIR RĀTIB A. Zikir
1. Pengertian Zikir
Zikir dari segi bahasa berasal dari kata bahasa Arab yaitu “Żakara” yang berarti menyebut, mengingat, menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari. Sedangkan secara istilah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah SWT.20 Oleh karena itu zikir berarti mensucikan dan mengagungkan nama Allah SWT atau menjaga dalam ingatan.
Zikir juga dipandang (mengingat Allah SWT dan menyebut-Nya), dengan mengerjakan segala macam perbuatan taat. Zikir adalah suatu jalinan komunikasi dengan Allah SWT, menyambungkan hati dengan Allah SWT dan ingat kepadanya. Dalam hal shalat misalnya, seseorang dikatakan khusyuk jika hatinya selalu ingat kepada Allah SWT di sepanjang shalatnya. Dalam hal berpuasa juga seseorang akan bisa mencapai kualitas takwa lewat puasanya jika selama berpuasa ia menyandarkan ibadahnya karena Allah SWT. Dalam berhaji pun demikian, jika seseorang selalu ingat Allah SWT selama berhaji, maka ia akan memperoleh banyak hikmah di tanah suci.21
20 Ismail Nawawi. Risalah Pembersih Jiwa: Terapi Prilaku lahir & Batin Dalam
Perspektif Tasawuf (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008), 244.
Zikir adalah menyebut nama Allah SWT dengan membaca tasbih (subhanallah), membaca tahlil (la ilaha
illallah), membaca tahmid (alhamdulillah), membaca taqdis (quddusun), membaca takbir (Allahuakbar), membaca hauqalah (la haula waala quwwata illa billahi), membaca hasballah (hasbiyallah) dan membaca doa-doa yang ma’tsur (yaitu doa-doa yang diterima dari Nabi SAW).22
Al-Hafizh berkata dalam Fath al-Bari, zikir adalah segala lafal (ucapan) yang disukai Allah SWT dan kita banyak membacanya untuk mengingat dan mengenang Allah SWT seperti lafal-lafal al-baqiyat ash-shalihat, yaitu:
ُرَ بْكَأ للهاَو للهاِّلاِا َوَلِاَلاَو لله ُدْمَْلْاَو للها َناَحْبُس
“Saya akui kesucian Allah SWT. Segala puji dansanjungan kepunyaan-Nya. Tidak ada Tuhan yang sebenarnya berhak disembah selain Allah SWT dan Allah SWT itu Maha Besar.”
Dan dikaitkan dengan lafal ini:
Hauqalah
ِللهاِب َّلاِإ َةَّوُ ق َلاَو َلْوَح َلا
“Tidak ada daya upaya untuk menolak sesuatukemudaratan dan mendatangkan sesuatu kemanfaatan melainkan dengan Allah SWT jua (tidak ada tempat berlindung selain kepada Allah SWT sendiri”.
Basmallah (tasmiyah)
ِميِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِوَّللا ِمْسِب
22 Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, cet. I (Semarang:
“Aku memulai segala usahaku, segala pekerjaan
dan perbuatanku dengan nama Allah SWT sendiri-Nya (bukan dengan atau atas namaku), yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih”.
Hasballah
ْلا َمْعِنَو ُللها َِبِْسَح
ُلْيِكَو
“Allah SWT, Tuhan semesta alam cukup bagiku,
aku tidak perlu kepada yang selain-Nya dan Dialah sebaik-baik penjaga yang menjaga kemaslahatan dan kemanfaatanku”.
Istigfar
َمْيِظَعْلا ُللها ُرِفْغَ تْسَا
“Saya memohon ampun kepada Allah SWT yangMaha Besar”.
Doa-doa yang ma‟tsur yaitu doa-doa yang diterima dari Nabi SAW.23
2. Cara Berzikir
Zikir itu boleh dilakukan dengan hati saja. Dan yang sangat utama, apabila kita melaksanakan zikir dengan lidah dan hati. Yakin lidah menyebut, hati mengingat apa yang disebutkan lidah.
Oleh karena itu harus pula dimaklumi, bahwa layak kita meninggalkan sebutan dengan lidah lantaran khawatir menjadi riya’. Maka sebaiknya kita melakukan zikir dengan hati dan lidah dan hendaklah kita memelihara diri dari riya’.24
23 Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 3. 24 Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 19.
Tegasnya, kita diperbolehkan berzikir dengan salah satu cara, yakni cara mengingat dengan hati saja, tidak kedengaran bunyi sebutan lidah dan cara menyebut terang-terangan ucapan-ucapan zikir dengan lidah serta menghayati makna yang disebut itu dengan hati. Ini lebih utama jika terpelihara dari riya’ dan sum’ah.
Adapun membunyikan zikir, yaitu sebutan-sebutan zikir dengan lidah, dan tidaklah berguna ketika menyebut itu hati kita menerawang ke udara tinggi, tidak menghayati dan tidak memahami apa yang diucapkan lidah itu. Cara inilah yang banyak dilakukan oleh masyarakat umum.25
3. Adab Melaksanakan Zikir
Hendaklah seseorang yang melakukan amalan zikir, memelihara adab-adab zikir yang batin dan adab-adab zikir yang zhahir. Dengan sempurnanya adab-adab itu, sempurnalah zikir seseorang. Adapun adab-adab tersebut antara lain:
Adab-adab zikir yang batin
Apabila seseorang hendak berzikir, hendaklah ia menghadirkan hatinya, yakni hendaklah hatinya mengingngat makna zikir itu ketika lidah mengucapkannya. Karena itu, perlulah seseorang yang berzikir memahamkan maksud dan lafal-lafal yang disebutnya, agar dapat memahami maknanya. Para ulama telah menegaskan, bahwa orang-orang yang berzikir dituntut untuk mengerti makna yang
disebut. Orang yang berzikir sama dengan orang yang membaca (tilawah) al-Qur‟an. Orang yang membaca al-Qur‟an dituntut pula memahamkan makna bacaannya.
Para ulama menegaskan pula, bahwa syarat mutlak untuk memperoleh pahala zikir adalah mengetahui makna dan memahamkannya.26
Perhatikan apa yang telah ditegaskan oleh as-Sanusi dalam syarah Aqidah Ummil Barahin:
ِةَلْ يِلْهَّ تلا َنَْعَم ِمْهَ ف ْنِم َّدُب َلا ُوَّنَا ىَلَع ُءاَمَلُعْلا َّصَن ْدَقَو
˓
ُوُلْ ثِمَو
ٍوْجَوِب ْوَلَو ِوِتَفِرْعَم ْنِم ِوِباَوَ ث ِلْوُصُح ِفِ َّدُب َلا ِرَكْذَْلْا ىِقاَب
“Seluruh ulama telah menetapkan kemestian memahami makna tahlil (apabila seseorang membacanya) dan seperti itu juga makna segala zikir yang diucapkan. Untuk memperoleh pahala ucapan, perlu mengetahui makna yang disebutkan, sekurang-kurangnya mengetahui keringkasan maksudnya”.Al-Asnawi berkata: “barang siapa berzikir tetapi lalai dari memperhatikan makna yang ia ketahui, maka dia tidak mendapatkan pahala dari zikirnya”.
Adab-adab zikir yang zhahir
Seseorang yang berzikir itu bersikap tertib. Jika ia duduk, hendaklah ia menghadap ke arah kiblat dengan sikap khusyuk, menghinakan diri kepada Allah SWT, tenang dan menundukkan kepala. Tempat berzikir itu suci bersih, terlepas dari segala yang meragukan.
Seseorang yang berzikir itu terlebih dahulu membersihkan mulutnya sebelum ia mulai berzikir. Akan tetapi diperbolehkan juga orang yang berzikir itu tidak bersikap demikian, yaitu membaca zikir bukan sambil duduk dan tidak menghadap ke arah kiblat. Allah SWT SWT berfirman:
اَذِإَف ْمُكِبوُنُج ىَلَعَو اًدوُعُ قَو اًماَيِق َوَّللا اوُرُكْذاَف َةلاَّصلا ُمُتْيَضَق اَذِإَف
اًباَتِك َينِنِمْؤُمْلا ىَلَع ْتَناَك َةلاَّصلا َّنِإ َةلاَّصلا اوُميِقَأَف ْمُتْنَ نْأَمْطا
اًتوُقْوَم
“Maka apabila kamu telah menyelesaikanshalat(mu), ingatlah Allah SWT di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. an-Nisa‟ [4]:
103)
Dari ayat tersebut dapatlah dimengerti bahwa kita dibolehkan berzikir dalam segala bentuk keadaan, baik ketika sedang berdiri dan sedang berjalan. Hanya dalam beberapa hal saja yang tidak disukai kita berzikir, yaitu ketika sedang melepaskan hajat, sedang berjima‟, sedang mendengarkan khutbah dan sedang dalam keadaan sangat mengantuk.27
B. RĀTIB
Kata rātib secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rottaba yang artinya mengatur, menyusun, menguatkan.28 Dalam kamus besar bahasa Indonesia rātib adalah puji-pujian atau doa kepada Tuhan yang diucapkan berulang-ulang, seperti zikir.29
Adapun macam-macam rātib, diantaraya:
1. Rātib al-Haddād
Rātib al-Haddād merupakan sebuah kumpulan doa, wirid dan zikir yang disusun oleh Sayyid Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddād, beliau lahir di Syubair di salah satu ujung kota Tarim di Povinsi Hadramaut pada malam kamis tanggal 5 Safar tahun 1044 H. Beliau dibesarkan di kota Tarim dan mengalami kebutaan sejak masa kecilnya lantaran penyakit cacar, tetapi diganti oleh Allah SWT dengan penglihatan lain. Ia begitu sungguh-sungguh dalam mencari ilmu pengetahuan.30 Beliau meninggal pada malam selasa 7 Dzulqa‟dah tahun 1132 H, dan di makamkan di pemakaman Zabal di kota Tarim.31
Rātib ini disusun karena permintaan salah seorang murid beliau, tujuannya membuat permintaan tersebut ialah untuk mengadakan suatu zikir di kampungnya agar mereka dapat mempertahankan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat yang melanda pada waktu itu.
28 Mahmud Yunus. Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa
Dzurriyyah, 2010), 137.
29
Kamus Bahasa Indonesia https://kbbi.kemdikbud.go.id
30 Ahmad Zacky el-Syafa. Buku Pegangan Doa dan Zikir keselamatan Ratibul
Haddad, cet. I (Yogyakarta: Mutiara Media, 2013), 9.
31 Ahmad A. Alaydrus. Menyingkap Rahasia Dzikir & Do’a dalam Rātib
Habib Muhammad Zain al-Habsyi pernah mengatakan siapa yang membaca rātib ini dengan penuh keyakinan dan iman ia mungkin dikaruniakan dengan pengalaman yang diluar dugaannya.32
2. Rātib al-Aṭṭās
Rātib al-Aṭṭās merupakan sebuah kumpulan doa, wirid dan zikir yang disusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman al-Attas yang lahir di Masyad, Hadramaut, Yaman pada 992 H/1572 M dan wafat pada 23 Rabiul akhir 1072 H/1652 M. Diberi nama Azizul Manal wa Fathu Babil Wishal yang berarti anugerah nan agung dan pembuka pintu tujuan.33
Assayyid al-Imam Isaa bin Muhammad Alhabsyi telah mendapat keterangan dari Sayyidina Umar, beliau berkata: “telah datang segerombongan jama‟ah kepada Sayyidina Umar dengan keluhan bahwa mereka sedang mengalami kekeringan dan kesempitan hidup. Lalu beliau memerintahkan mereka membaca rātib al-Aṭṭās, kemudian setelah mereka membaca rātib itu maka diangkatlah oleh Allah SWT kesulitan mereka. Semua itu karena keberkahan rātib tersebut”.34
Syaikh Ali bin Abdillah Baaroos mengatakan bahwa Rātib ini jika dibaca disuatu kampung maka ia akan memperoleh keamanan bagi penduduknya dari segala bahaya,
32 Untung Suropati. “Ratib Haddad Ratib Al” Diakses, 16, Oktober 2019,
https://www.academia.edu/7485575/Rātib_Haddad_Rātib_Al
33
Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, Jilid 1, cet. 2 (Daruk Ulum Press, 2009), 3.
34 Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas
dan rātib ini seimbang dengan penjagaan 70 pasukan berkuda yang tidak disangsikan lagi keampuhannya.35
3. Rātib al-ʿAydrūs
Rātib al-ʿAydrūs merupakan sebuah kumpulan doa, wirid dan zikir yang disusun oleh al-Habib al-Imam Abdullah bin Abu Bakar al-Aydrus al-Akbar yang lahir di Tarim, Hadramaut, Yaman pada 10 Dzulhijah 811-865 H/1391-1445 M. Beliau adalah imam para wali dan orang-orang salèh, sandaran utama para qutub, maha guru tempat pertolongan para wali besar, julukan beliau adalah Abu Muhammad. Gelar alaydrus sendiri bermakna ketua orang-orang tasawuf.36
Adapun keutamaan zikir Rātib ini ialah barang siapa yang membaca setiap selesai shalat subuh dan magrib maka segala niat dan hajatnya akan segera dikabulkan oleh Allah SWT, serta akan diberikan ketenangan dalam jiwanya, diberikan kemudahan dalam mencari ilmu dan diluaskan rezekinya, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.37
4. Persamaan Ayat dan Zikir dalam Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs
Setelah penulis analisis ternyata ada persamaan terhadap ayat dan zikir yang terdapat dalam Rātib Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs, sebagai berikut:
35 Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas
Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, 12.
36 Zaid Husin Hamid. Menyingkap Rahasia Dzikir dan Doa Dalam Ratib
al-Aydrus (Cahaya Ilmu, 2018), 11.
37 Zaid Husin Hamid. Menyingkap Rahasia Dzikir dan Doa Dalam Rātib
Tabel 2.1
Persamaan ayat dan zikir yang terdapat dalam Rātib Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs
Ayat dan Zikir Artinya
Rātib al-Haddād Rātib al-Aṭṭās Rātib al-ʿAydrūs QS. Al-Fatihah [1]: 1-7 QS. Al-Fatihah [1]: 1-7 QS. Al-Baqarah [2]: 1-5 QS. Al-Baqarah [2]: 1-5 - - QS. Al-Baqarah [2]: 255 QS. Al-Baqarah [2]: 255 - - QS. Al-Baqarah [2]: 284-286 QS. Al-Baqarah [2]: 284-286 38 QS. Al-Hasyr [59]: 21-24 QS. Al-Hasyr [59]: 21-24 - - QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4 QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4 - - QS. Al-Falaq [113]: 1-5 QS. Al-Falaq [113]: 1-5 - - QS. An-Naas [114]: 1-6 QS. An-Nas [114]: 1-6. - -
َكْيِرَشَلا ُهَدْحَو للهاَّلاِا َوَلِاَلا
ُوَل˓
ُدْمَْلْا ُوَلَو ُكْلُمْلا ُوَل
ِّلُك ىَلَع َوُىَو ُتْيُِيَُو ِيُْيُ
ٌرْ يِدَق ٍئْيَش
“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Zat Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia-lah Zat Yang Menghidupkan dan mematikan. Dia selamanya akan hidup dan tidak akan mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
- -
لله ُدْمَْلْاَو للها َناَحْبُس
“Maha Suci Allah SWT,segala puji hanyalah
38 Zikir Rātib al-Aṭṭās di mulai dari kata ََكَناَرْفُغ dan zikir al-ʿAydur di mulai dari
ُرَ بْكَأ للهاَو للهاِّلاِا َوَلِاَلاَو
untuk-Nya. Tiada Tuhan selain Allah SWT dan Allah SWT Maha Besar”.َناَحْبُس ِهِدْمَِبَِو للها َناَحْبُس
ِمْيِظَعْلا للها
“Maha Suci Allah SWT dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah SWT yang Maha Agung”
ْبُتَو اَنَلْرِفْغا اَنَّ بَر
َكَّنِا اَنْ يَلَع
ُمْيِحَّرلا ُباَّوَّ تلا َتْنَأ
“Duhai Tuhan kami... Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Menerima tobat lagi Maha Kasih Sayang” - -
ِتاَّماَّتلا ِللها ِتاَمِلَكِب ُذْوُعَأ
ِّرَش ْنِم
َقَلَخاَم
“Aku berlindung dengan kalimat Allah SWT yang sempurna dari segala kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya”. (HR. Muslim) -َعَم ُّرُضَيَلا ىِذَّلا ِللها ِمْسِب
ِفِ َلاَو ِضْرَلاا ِفِ ٌئْيَش ِوِْسْا
ُمْيِلَعْلا ُعْيِمَّسلا َوُىَو ِءاَمَّسلا
“Dengan nama Allah SWT yang dengan menyebut nama-Nya tidak ada sesuatu apapun baik dibumi maupun di langit yang dapat membahayakan. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
-
اِّبَر ِللهاِب اَنْ يِضَر
˓
ِم َلاْسِلاْاِبَو
ِد
اًنْ ي
˓
للها ىَلَص ٍدَّمَحُِبَِو
اِّيِبَن َمَّلَسَو ِوْيَلَع
“Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad SAW sebagai Nabi” (HR. Tirmidzi) - -
ُرْ يَْلْاَو للها ُدْمَْلْاَو للها ِمْسِب
ِللها ِةَئْيِشَِبِ ُّرَّشلاَو
“Dengan nama Allah, dan segala puji hanyalah untuk Allah, kebaikan dan keburukan semua datangnya dari Allah”
- -
اَنْ بُ ت ِرِخلآا ِمْوَ يلاَو ِللهاِب اَّنَما
“Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, kami juga bertobatاًرِىاَظَو اًنِطاَب ِللها َلَِا
kepada Allah zahir dan batin”.ُحْماَو اَّنَع ُفْعَو اَنَّ بَر اَي
اَّنِم َناَك ْيِذَّلا
“Wahai Tuhan kami, maafkanlah kami dan hapuskanlah
kesalahan-kesalahan yang dahulu pernah kami lakukan”.
- -
اَنْ تِمَأ ِماَرْكِلإاَو ِل َلاَْلْا اَذاَي
ِم َلاسلإا ِنْيِد ىَلَع
“Wahai Zat Yang memiliki Keagungan, matikanlah kami dalam agama Islam”.
- -
َّرَش ِفْكِا َْينِتَماَي ُّيِوَقاَي
َْينِمِلاَّظلا
“Wahai Zat Yang Maha Kuat, wahai Zat Yang Maha Kokoh, hentikanlah segala kejahatan orang-orang yang zalim”. - -
ُمُا ُللها َحَلْصَأ
َْينِمِلْسُمْلا َرْو
َنْيِذْؤُمْلا َّرَش ُللها َفَرَص
“Semoga Allah memperbaiki urusan kaum muslimin, dan memalingkan kejahatan orang-orang yang mengganggu”. - -ُرْ يِبَكاَي ُّىِلَعاَي
˓
ُمْيِلَعاَي
ُْيِدَقاَي
˓
ُرْ يِصَباَي ُعْيَِسْاَي
˓
َخاَي ُفْيِطَلاَي
ُرْ يِب
“Wahai Zat Yang Maha Tinggi, wahai Zat Yang Maha Besar, wahai Zat Yang Maha Mengetahui, wahai Zat Yang Maha Dahulu, wahai Zat Yang Maha Mendengar, wahai Zat Yang Maha Melihat, wahai Zat Yang Maha Halus, wahai Zat Yang Maha Menyaksikan”.
- -
َفاَي
ِّمَغْلا َفِشاَكاَي ِّمَْلْا َجِرا
ُمَحْرَ ي َو ُرِفْغَ ي ِهِدْبَعِل ْنَماَي
“Wahai Zat yang menghilangkan
kesedihan, wahai Zat yang menghapus segala kesusahan, wahai Zat yang memberi ampun dan mengasihi hamba-Nya”. - -
َياَرَ بْلا َّبَر َللها ُرِفْغَ تْسَأ
ا
اَياَطَْلْا َنِم َللها ُرِفْغَ تْسَأ
“Aku memohon ampunan kepada Allah, Tuhan seluruh makhluk. Aku memohon ampunan kepada Allah dari segalakesalahan”.
ُللها َّلاِا َوَلِا َلا
39ُللها َّلاِا َوَلِا َلا
ُلْوُسَر ٌدَّمَُمُ ُللها َّلاِا َوَلِا َلا
ِللها
40َص
اَو ِوْيَلَع ُللها ىَّل
ِوِل
َدََّمََو َمَّرَكَو َفَّرَشَو ْمَّلَسَو
ِنَع َلَاَعَ ت للها َىِضَرَو َمَّظَعَو
َْينِعَْجَْأ ِةَباَحَّصلا
“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT”
“Muhammad Rasullullah SAW, semoga Allah SWT mencurahkan selawat dan kesejahteraan atasnya dan keluarganya. Semoga Allah SWT juga muliakan, mengagungkan dan menjunjung kebesarannya. Serta Allah SWT meridhai sekalian keluarga dan sahabat Rasulullah”.
ِمْيِلَعْلا ِعْيِمَّسلا ِللهاِب ُذْوُعَأ
ِمْي ِجَّرلا ِناَطْيَّشلا َنِم
“Aku berlindung kepada Allah SWT Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar, dari bisikan-bisikan setan yang terkutu.” -
ِمْيِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِللها ِمْسِب
ِللهاِب َّلاِإ َةَّوُ قَلاَو َلْوَحَلاَو
ِمْيِظَعْلا ِّىِلَعْلا
“Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah SWT Yang Maha Luhur lagi Maha Agung.”- -
ِميِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِوَّللا ِمْسِب
“Dengan nama Allah SWT yang menyebut Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”- -
ِمْسِب ِللهاِب اَنَّصََتَ ِللها ِمْسِب
ِللها ىَلَع اَنْلَّكَوَ ت ِللها
“Dengan menyebut nama Allah SWT kami meminta perlindungan kepada Allah SWT, Dengan menyebut nama Allah SWT kami berserah diri ke pada Allah SWT.”
- -
39 Zikir Rātib al-Haddād dan al-Aṭṭās dibacakan dengan satu kata َُالل الَِاََهَلِا َلَ saja. 40 Zikir Rātib al-Aṭṭās dan al-ʿydrūs sampai َِاللَُل ْوُسَرٌَدامَحُم.