• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PENGARUH CULTURE SHOCK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA BARU LUAR PULAU JAWA

BIDANG KEGIATAN: PKM-ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh :

Dini Cahyani NIM : 201310230311375 Angkatan 2013 Wildan Aminatus S NIM : 201310230311413 Angkatan 2013 Nadya Amar Rizkika NIM : 201310230311357 Angkatan 2013 Nur Laily Maulidya NIM : 201310230311372 Angkatan 2013 Intan Puspitasari NIM : 201310230311386 Angkatan 2013 Age Feritania NIM : 201310230311400 Angkatan 2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG

(2)

PENGESAHAN PKM ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan : Pengaruh Culture Shock terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Baru Luar Pulau Jawa

2. Bidang Kegiatan : PKM-AI

3. Ketua Pelaksana :

a. Nama lengkap : Dini Cahyani

b. NIM : 201310230311375

c. Jurusan : Psikologi

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Malang e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. Trans Sulawesi, Palu / 082393953749

f. Alamat Email : dinichyani@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 Orang

5. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ari Firmanto S,Psi. M,Si.

b. NIDN :

c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP :

Malang, 27 November 2014 Menyetujui

Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana Kegiatan Ketua Jurusan/Departemen/Program Studi/

Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

(________________________) (Dini Cahyani)

NIP/NIK. NIM. 201310230311375

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/ Dosen Pendamping Direktur Politeknik/Ketua Sekolah Tinggi,

(3)

NIP/NIK. NIDN.

PENGARUH CULTURE SHOCK TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA BARU LUAR PULAU JAWA

Mahasiswa baru yang berasal dari luar pulau Jawa seperti Bali, Kalimantan, Sulawesi, dll ingin melanjutkan pendidikannya, mereka memilih untuk melanjutkan kuliahnya di pulau Jawa dengan alasan bahwa kualitas perguruan tinggi di pulau Jawa di nilai lebih baik di banding dengan perguruan tinggi di luar pulau Jawa. Ketika mereka telah berkuliah di salah satu universitas di pulau Jawa masalah yang mereka alami yaitu culture shock. Pada kasus ini, di semester awal perkuliahan mereka merasa bersemangat dengan mendapat suatu keadaan dan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan mereka sebelumnya, misalnya harga barang yang murah di pulau Jawa berbeda jauh dengan harga barang yang mahal di daerah mereka. Ini memicu munculnya perilaku konsumtif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh culture shock terhadap perilaku konsumtif mahasiswa baru luar pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel sebanyak 60 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner culture shock dan perilaku konsumtif. Kemudian data diolah dengan menggunakan analisa regresi untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ditemukan pengaruh culture shock terhadap perilaku konsumtif.

Kata kunci : Mahasiswa Baru Luar Pulau Jawa, Culture Shock, Perilaku Konsumtif

(4)

analysis to determine whether or not the influence. The results showed that there were no culture shock effect on consumer behavior.

Key words : Freshman outside Java, Culture Shock, Consumer Behaviour PENDAHULUAN

Biasanya pelajar SMA yang berasal dari luar pulau Jawa seperti Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dll ingin melanjutkan pendidikannya, mereka memilih untuk melanjutkan kuliahnya di pulau Jawa dengan alasan bahwa mutu dan kualitas perguruan tinggi di pulau Jawa di nilai lebih baik di banding dengan perguruan tinggi di luar pulau Jawa. Ketika mereka telah berkuliah di salah satu universitas di pulau Jawa masalah yang muncul dan mereka alami yaitu culture shock. Menurut Gudykunst dan Kim (2003) Culture shock adalah reaksi-reaksi yang muncul terhadap situasi dimana individu mengalami keterkejutan dan tekanan karena berada dalam lingkungan yang berbeda. J.P. Spradley dan M.Philips (1972 dalam ward, dkk., 2001) mengemukakan bahwa hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya culture shock yaitu : tipe makanan, perilaku pria dan wanita, sikap terhadap kebersihan, pengaturan keuangan, cara berbahasa, penggunaan waktu, relasi interpersonal, sikap terhadap agama, cara berpakaian, maupun transportasi umum.

Culture Shock atau ketidakbiasaan budaya setempat adalah masalah yang sering kali menimpa seseorang yang berada di daerah asing. Memang masalah ini tidak secara langsung mengancam nyawa, tetapi apabila tidak segera ditangani dengan baik bisa mengakibatkan hal yang serius dikemudian hari. Menurut Oberg (1945) ada 4 tahap dalam culture shock, yaitu :

1. “Honeymoon Stage”

Terjadi selama berminggu-minggu pertama dan dapat berlangsung sampai 6 bulan. Mahasiswa terpesona oleh hal-hal dan situasi baru yang baru pertama kali dialaminya.

2. “Chrisis Stage”

Terjadi pada saat mereka harus menghadapi kehidupan yang sebenarnya, dan kemudia mereka menyadari akan perbedaan-perbedaan dalam bahasa, tidak kuat, frustrasi, dan marah.

3. “Recovery Stage”

Menggunakan beberapa metode untuk memecahkan permasalahan mereka dalam tahap krisis. Misalnya, dengan mengembangkan suatu sikap tertentu. 4. “Adjusment Stage”

(5)

Pada kasus ini, di semester awal perkuliahan mereka merasa bersemangat dengan mendapat suatu keadaan dan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan mereka sebelumnya, sebagai contoh harga barang yang murah di pulau Jawa berbeda jauh dengan harga barang yang mahal di daerah mereka. Ini memicu munculnya perilaku konsumtif. Lubis (dalam Sumartono, 2002) mengatakan Perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi.. Perilaku konsumen dalam membeli barang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan demografi. Adapun faktor internal antara lain meliputi motivasi, harga diri, gaya hidup, dan konsep diri (Engel, dkk., 2010)

Perilaku konsumtif mahasiswa baru luar pulau Jawa berangsur-angsur muncul ketika mereka mendapatkan barang branded dengan harga yang murah sehingga menimbulkan rasa untuk terus menerus berbelanja hanya untuk memuaskan keinginannya bukan untuk memenuhi kebutuhannya. Seperti penjelasan diatas, Sembiring (dalam budaya Konsumerisme, 2008) memperjelas bahwa orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang melainkan mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh culture shock terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa baru luar pulau Jawa. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Riset Kuantitatif. Penelitian ini diharapkan akan membawa dua manfaat. Yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

 Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dalam pengetahuan ilmu psikologi.

2. Manfaat Praktis

 Memberikan informasi dalam memahami pengaruh culture shock terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa baru luar pulau Jawa.

(6)

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh culture shock terhadap perilaku konsumtif mahasiswa baru luar pulau Jawa.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini mengambil subjek mahasiswa angkata 2014 yang berasal dari luar jawa yang kuliah di Malang. Subjek sebanyak 60 orang dengan kategori perempuan sebanyak 48 orang dan laki-laki sebanyak 12 orang. Pengambilan sampel dalam populasi dilakukan secara acak dengan mempertibangkan mahasiswa luar jawa angkatan 2014. Pengambilan sampel disebar pada area kampus Universitas Muhammadyah Malang dan pada area kost-kostan di sekitar wilayah Universitas Muhammadyah Malang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisa regresi, dimana digunakan untuk melihat adanya pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah culture shock dan variabel dependen adalah perilaku konsumtif.Metode penelitian sangat menentukan karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian, definisi opera sional, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan metode penelitian (Hadi, 2000)

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur baik tanggapan positif maupun tanggapan negatif dalam suatu pernyataan. Pengumpulan data tersebut terdiri dari dua skala yaitu skala culture shock dan skala perilaku konsumtif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(7)

jenis kelamin; 80% perempuan ; 20%

Chart Title

Deskripsi data nilai culture shock menunjukan nilai rata-rata (mean) = 136,62 nilai tengah (median) = 137,00 nilai modus = 143 simpangan baku (std. Deviasi) = 19,791 tingkat penyebaran culture shock (variance) = 391,698 , rentang (range) = 104, skor minimum = 85, skor tertinggi = 189 dan jumlah skor keseluruhan adalah sebesar 8197.

Deskripsi data nilai perilaku konsuntif menunjukan nilai menunjukan nilai rata-rata (mean) = 109,00 nilai tengah (median) = 98,50 nilai modus = 115 simpangan baku (std. Deviasi) = 107,275 tingkat penyebaran perilaku konsumtif (variance) = 11507,864, rentang (range) = 856 skor minimum = 58, skor tertinggi = 914 dan jumlah skor keseluruhan adalah sebesar 6540.

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Perilakukonsumtif 109,00 107,275 60

Cultureshock 136,62 19,791 60

- Variabel X (independen) : Culture Shock - Variabel Y (dependen) : Perilaku Konsumtif

(8)

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil dari

Nilai koefisien determinasi menunjukan besarnya persentase pengarug variabel X (dalam penelitian ini adalah variabel culture shock) terhadap variabel Y (variabel perilaku konsumtif). Koefisien determinasi ditunjukan dengan besarnya nilai R Sguare (R2) dalam

tabel model sumary pada output SPSS. Nilai signifikasi anova menunjukan apakah ada pengaruh atau tidak antara variabel X dengan variabel Y.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,059a ,003 -,014 108,008

a. Predictors: (Constant), Cultureshock Gambar tabel Model Summary

Dari tabel model summary dalam yang dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,003. Hal ini berarti bahwa 0,3% variabel dependen (perilaku konsumtif) dijelaskan oleh variabel independennya (variabel culture shock). Sedangkan terdapat 99,7% variabel dependen (perilaku konsumtif) dipengaruhi oleh variabel lain (faktor lainnya). Koefisien determinasi( R2) ini menerangkan sejauh mana kemampuan model analisis regresi ini dalam menerangkan variasi model variabel dependen.

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2348,432 1 2348,432 ,201 ,655b

Residual 676615,568 58 11665,786

(9)

a. Dependent Variable: perilakukonsumtif b. Predictors: (Constant), Cultureshock Gambar tabel Anova

Tabel anova pada output SPSS menunjukan nilai F hitung (F) adalah 0,201 dengan nilai signifikasi anova (sig.) sebesar 0,655. Syarat analisa model regresi dapat diterima atau tidak adalah bila nilai P(nilai sig.) > 0,050 maka Ho diterima dan bila P (sig.) < maka Ho ditolak. Karena dalam tabel anova menunjukan nilai P (sig.)nya adalah 0,655 maka P > 0,050 sehingga memenuhi syarat yang kedua yaitu Ho diterima. Diterimanya Ho ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara variabel dependen X (variabel culture shock) dengan variabel independen Y (variabel perilaku konsumtif). Sehingga model analisis regresi ini tidak dapat digunakan karena tidak signifikan.

Coefficientsa

1 (Constant) 65,450 98,061 ,667 ,507

Cultureshock ,319 ,710 ,059 ,449 ,655

a. Dependent Variable: perilakukonsumtif Gambar Coefficients

Tabel coefficien dalam output SPSS menunjukan nilai uji T, dimana uji T dalam analisi regresi digunakan untuk menguji signifikasi koefisien-koefisien dari variabel independen dan dependen. Persamaan regresi sederhana ditunjukan dengan persamaan Y= BX + C, dengan Y adalah nilai variabel dependen, BX adalah nilai variabel independen dan C adalah Constan. Dari tabel output SPSS diperoleh persamaan regresi sederhananya adalah Y=0,319X+65,450.

(10)

SPSS nilai t pada model cultureshock) dan T tabel= 2,000 (perhitungan input SPSS dengan rumus IDF.T(0,975:48)). Karena nilai T hitung berada diantara ± T tabel maka Ho diterima sehingga koefisien regresi tidak signifikan. Sedangkan berdasarkan probabilitas, dihasilkan nilai probabilitas T sebesar 0,655. Karena nilai probabilitas 0,0655 > 0,050 maka maka Ho diterima sehingga koefisien regresi tidak signifikan.

Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya pengaruh antara variabel dependen (perilaku konsuntif) dan variabel independen (culture shock). Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap variabel dependen (perilaku konsumtif). Faktor-faktor perilaku konsumtif menurut sumartono, 2002 (dalam ) adalah faktor internal seperti motivasi, harga diri, proses belajar dan konsep diri. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga.

KESIMPULAN

Berdasar hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada pengaruh antara culture shock (variabel independen) terhadap perilaku konsumtif (variabel dependen). Hal ini ditunjukan dengan analisa regesinya, yaitu untuk uji anova mendapatkan nilai signifikansi sebesar 0,655 , dimana nilanya P>0,050 sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan (tidak signifikan). Sedangkan besar pengaruh culture shock (variabel independen) terhadap perilaku konsumtif (variabel dependen) adalah sebesar 0,3%, dan sisanya 99,7% perilaku konsumtif (variabel dependen) dipengaruhi oleh variabel/faktor lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

(11)

DAFTAR PUSTAKA

S, Hotpascaman. (2008). Hubungan Antara Perilaku Konsumtif dengan Konformitas pada Remaja. Skripsi. (Tidak di terbitkan). Medan: pada Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Universitas Padjajaran. (2004). Rancangan Kuasi Eksperimental dalam Penelitian Psikologi. Bandung: Unpad.

Frandawati. (2010). Gambaran Culture Shock pada Mahasiswa Asing. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Medan: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Kholivah, Ana. (2009). Pengaruh Culture Shock terhadap Hasil Belajar Mahasiswa PPKN Angkatan 2007 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Malang: Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Niam, E.K. (2009). Koping terhadap Stres pada Mahasiswa Luar Jawa yang Mengalami Culture Shock di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 1, 69-77.

Agustia, R.S (2012). Gambaran Perilaku Konsumtif Siswa-I Sekolah Menengah Atas International Islamic Boarding School Republic Of Indonesia (SMA IIBS RI). Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Jakarta : Universitas Bina Nusantara.

Gambar

tabel model sumary pada output SPSS. Nilai signifikasi anova menunjukan apakah ada

Referensi

Dokumen terkait

Pada business architecture phase artefak dari hasil analisis yang dilakukan adalah perancangan proses flow diagram yang terdapat pada fungsi teknik Perum DAMRI Bandung. Pada

Kebangkitan yang dipahami sebagai peristiwa yang benar-benar terwujud dan akan dinyatakan pada masa yang akan datang, maka kebangkitan yang diwartakan oleh Paulus itu

DAFTAR ABSENSI PESERTA FESTIVAL KOMUNITAS MASYARAKAT BEROLAHRAGA 2017 KEMENTRIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK

Apabila dilihat diatas diantara cabang-cabang psikologi maka psikologi pendidikan termasuk kedalam psikologi khusus ini berarti psikologi pendidikan adalah ilmu yang

Variabel terikat penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien rawat inap yang menjalani perawatan bedah. di RS PKU

Dari hasil ini ini maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial masing-masing variabel tersebut yaitu Service Quality (X 1 ), Food Quality (X 2 ) dan Price (X 3 ) memiliki

Dari dua vasiabel ini menjadi akan terlihat pengaruh dari komunikasi orang tua terhadap prestasi siswa MTsN 1 Bandung, dilihat dari intensitas belajar,

CAMEL approach is used to evaluate the financial performance of the regional development banks in Indonesia over the period 1994 to 2004 to attain the first stated