• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

73 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Munggung 1 Surakarta kelas V tahun pelajaran 2018/2019. SDN Munggung 1 Surakarta terletak di jalan Rejosari RT 3 RW 15 Gilingan Banjarsari Surakarta. Kelas V SDN Munggung 1 Surakarta terdiri dari 21 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 9 dan jumlah siswa perempuan 12.

Penelitian ini dilakukan pada SD yang tergolong menengah di Kecamatan Banjarsari berdasarkan hasil UN tahun 2017/2018.

SDN Munggung 1 merupakan Sekolah Dasar Negeri dengan fasilitas yang cukup memadai meliputi perpustakaan sekolah, koperasi, serta meja dan kursi.

Adapun sekolah tersebut sudah memiliki LCD 2 unit yang digunakan secara bergantian sesuai kebutuhan. Adapun kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013. Tahun pelajaran 2017/2018 hanya kelas 1 dan 4 yang menggunakan kurikulum 2013. Tahun pelajaran 2018/2019 sudah bertambah kelas 2 dan 5 yang menggunakan kurikulum 2013. Sesuai dengan rencana penelitian, peneliti melakukan penelitian di semester genap materi volume bangun ruang pada tanggal 4-5 Februari 2019.

2. Hasil Pengembangan Instrumen

Penelitian ini menggunakan angket self-efficacy yang digunakan untuk mengkategorikan self-efficacy kedalam tingkatan tinggi, sedang atau rendah.

Kemudian instrumen yang lain adalah tes kemampuan berpikir kritis, rubrik tingkatan kemampuan berpikir kritis, dan pedoman wawancara.

a. Angket Self-efficacy

Instrumen gaya belajar disusun berdasarkan teori Bandura yang digunakan untuk mengkategorikan self-efficacy (tinggi,sedang, dan rendah) siswa yang kemudian digunakan untuk menentukan subjek penelitian. Angket yang disusun terdiri dari 30 soal kemudian diujicobakan kepada siswa kelas V SDN Munggung 1, SDN Bibis Kalang, dan SDN Munggung 2 Surakarta

(2)

dengan jumlah total siswa 110. Pemilihan kelas ke-tiga sekolah tersebut dengan alasan kelas tersebut memiliki kondisi belajar yang hampir sama dengan kelas V SDN Munggung 1 Surakarta sebagai tempat pemilihan subjek penelitian.

Kondisi belajar yang hampir sama disini adalah suasana belajar, tingkat kecerdasan siswa, prestasi kelas dan kesamaan gugus sekolah. Uji coba dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Februari 2019 pukul 07.30 – 12.00 WIB.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis factor dan reliabilitas butir soal (lampiran), diperoleh hasil sebagai berikut.

Langkah pertama sebelum dilakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) adalah dengan menguji nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) terlebih dahulu. Hasil analisis faktor tentang kecukupan sampel menunjukkan nilai chi-kuadrat pada uji Bartlet sebesar 242,625 dengan derajat kebebasan 45 dan nilai-p kurang dari 0, 01. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran sampel sebesar 110 yang digunakan pada analisis faktor ini telah cukup, dan juga dikuatkan dengan Kaiser-Meyer-Olkin measure of sampling adequacy (KMO) sebesar 0,781 yang lebih besar dari 0,5. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .781 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 242.625

df 45

Sig. .000

Gambar 4.1 Tabel KMO dan Bartlett”s Test Angket Self-Efficacy

Langkah selanjutnya adalah dengan dengan melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan program lisrel. Analisis ini memerlukan input berupa variabel-variabel yang akan dibuktikan menjadi indikator suatu instrumen penelitian. Peneliti akan membuktikan validitas konstruk instrumen untuk mengukur Self-efficacy (SE) siswa kelas V SDN Munggung 1 Surakarta.

Berdasarkan teori, Self-efficacy (SE) ditentukan oleh Streght (S), Generality (G), dan magnitude (M). Masing-masing indikator tersebut diukur oleh sub indikator yang sudah ada pada lampiran. Untuk Streght (S) diukur oleh 2 sub indikator yaitu disimbolkan S1 dan S2. Kemudian untuk indikator Generality

(3)

(G) diukur oleh 3 sub indikator dengan simbo G1, G2, dan G3. Terakhir, untuk indikator magnitude (M) diukur oleh 5 sub indikator dengan symbol M1, M2, M3, M4, dan M5. Konstruk self-efficacy tersebut disajikan pada gambar berikut.

Gambar 4.2 Model Konstruk Self-efficacy

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis faktor dengan variabel laten dua tingkat, yang disebut dengan second order confirmatory factor analysis. Setelah ditentukan modelnya, peneliti melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan 110 responden menggunakan program lisrel. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Output Confirmatory Factor Analysis (CFA) Angket Self-efficacy

(4)

Untuk output hasil analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan Hasil analisis model tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Uji Kecocokan Model Angket Self-Efficacy Ukuran Uji

Kecocokkan Model secara Keseluruhan (Brown, T.A., 2015)

Nilai Patokan untuk Kecocokkan Model (Brown, T.A., 2015)

Hasil Model Penelitian

Kecocokkan Model terhadap

Data Probabilitas dari

𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 0.00

≥ 0,05 0.349 Ya

RMSEA ≤ 0,08 0.027 Ya

NNFI ≥ 0,9 0.98 Ya

CFI ≥ 0,90 0.99 Ya

IFI ≥ 0,9 0.99 Ya

RMR ≤ 0,50 0.46 Ya

SRMR ≤ 0,05 0.061 Ya

GFI ≥ 0,9 0.94 Ya

AGFI 0,8 ≤ 𝐴𝐺𝐹𝐼 < 0,9 0.90 Ya

Berdasarkan hasil output Confirmatory Factor Analysis (CFA), Semua ukuran uji kecocokan terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan sudah fit atau bagus. Hal tersebut terlihat dari terpenuhnya uji kecocokan model secara keseluruhan dimana semua observeb variabel dapat menjelaskan laten variabel. Dengan demikian model yang terbentuk dapat digunakan untuk penelitian.

Selanjutnya perhitungan reliabilitas faktor dihitung menggunakan rumus yang dipaparkan pada bab 3. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut:

CR = (∑ 𝜆𝑖)

𝑖 𝑖=1

2

(∑𝑖𝑖=1𝜆𝑖)2+(∑𝑖𝑖=1𝛿)

= (0,55 + 0.70 + 0.63 + 0.39 + 0.67 + 0.56 + 0.46 + 0.43 + 0.38 + 0.47)2 (0,55 + 0.70 + 0.63 + 0.39 + 0.67 + 0.56 + 0.46 + 0.43 + 0.38 + 0.47)2+ 7.13

= 5.242 5.242+ 7.13 = 27.4576

27.4576+7.13

= 0.793857

(5)

Karena reliabilitas factor sebesar 0, 793857> 0.7 maka angket self- efficacy dikatakan reliabel.

Angket self-efficacy yang terdiri dari 30 butir soal tersebut peneliti ujikan kepada siswa kelas V SDN munggung 1 Surakarta dengan jumlah responden 21 siswa yang dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Februari 2019 pukul 08.30 WIB. Hasil tes angket self-efficacy diperoleh 11 siswa memiliki self-efficacy tinggi, 5 siswa self-efficacy sedang, dan 5 siswa memiliki self-efficacy rendah.

Adapun hasil rekapitulasi penggolongan self-efficacy dapat dilihat pada lampiran atau tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil Angket Self-efficacy

b. Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes kemampuan berpikir kritis terdiri dari dua bagian yaitu soal kategori C4 (analyze) dan C5 (evaluate) dengan masing – masing tiap bagian terdapat 5 sub-soal. Sebelum soal tes kemampuan berpikir kritis diberikan kepada subjek penelitian, maka akan divalidasi terlebih dahulu oleh validator No

Total Skor

Rata-

Rata Kriteria No

Total Skor

Rata-

Rata Kriteria 1 2410 80,33 Tinggi 12 820 27,33 Rendah

2 900 30 Rendah 13 1760 58,67 Sedang

3 1620 54 Sedang 14 2010 67 Tinggi

4 1710 57 Sedang 15 880 29,33 Rendah

5 2080 69,33 Tinggi 16 1650 55 Sedang

6 870 29 Rendah 17 1770 59 Sedang

7 780 26 Rendah 18 1990 66,33 Tinggi

8 2130 71 Tinggi 19 2510 83,67 Tinggi

9 2540 84,67 Tinggi 20 2040 68 Tinggi

10 1940 64,67 Tinggi 21 1920 64 Tinggi

11 2100 70 Tinggi

(6)

yang telah disebutkan pada bab III. Hasil dari ketiga validator menyetujui segi isi dan konstruksi soal yang digunakan. Akan tetapi dari segi bahasa terdapat beberapa revisi. Validator beranggapan bahwa tata bahasa (tanda baca, PUEBI, dll) yang digunakan masih kurang tepat.

Tes tertulis kemampuan berpikir kritis terdiri dari 5 sub-butir pertanyaan. Soal pada butir a menunjukkan indikator 1 tahapan focus.

Kemudian untuk butir soal b menunjukkan indikator 2 tahapan focus. Butir c menunjukkan tahapan reason, inference, dan situation. Selanjutnya untuk butir soal d menunjukkan tahapan overview, dan yang terakhir butir e menunjukkan tahapan clarity. Uji coba dilaksanakan pada hari Senin, 4 Februari 2019 pukul 07.30 – 12.00 WIB. Uji coba dilakukan dilakukan kepada 40 siswa sekolah dasar. Setelah dilakukan ujicoba instrumen, soal kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari soal kategori C4 (analyze) dan C5 (evaluate) akan dihitung masing-masing validitas dan reliabilitas konstruknya sebagai berikut.

1) Validitas dan Reliabilitas Konstruk Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C4 (analyze)

Langkah pertama sebelum dilakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) adalah dengan menguji nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) menggunakan aplikasi SPSS. Adapun Hasilnya sebagai berikut.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .808 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 77.968

df 10

Sig. .000

Gambar 4.4 Tabel KMO dan Bartlett”s Test Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C4 (Analyze)

Hasil analisis faktor soal kategori C4 (analyze) tentang kecukupan sampel menunjukkan nilai chi-kuadrat pada uji Bartlet sebesar 77,968 dengan derajat kebebasan 10 dan nilai-p kurang dari 0, 01. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran sampel sebesar 40 yang digunakan pada analisis faktor ini telah cukup, dan juga dikuatkan dengan Kaiser-Meyer-

(7)

Olkin measure of sampling adequacy (KMO) sebesar 0,808 yang lebih besar dari 0,5.

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan program lisrel. Analisis ini memerlukan input berupa variabel-variabel yang akan dibuktikan menjadi indikator suatu instrumen penelitian. Peneliti akan membuktikan validitas konstruk instrumen untuk mengukur kevalidan soal kategori C4 (analyze).

Soal tersebut diukur oleh sub indikator yang sudah ada pada lampiran.

Untuk soal kategori C4 (analyze) diukur oleh 5 sub soal yang disimbolkan C4_a, C4_b, C4_c, C4_d, dan C4_e. Konstruk soal tes kemampuan berpikir kritis tersebut disajikan pada gambar berikut.

Gambar 4.5 Model Konstruk Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C4 (Analyze)

Setelah ditentukan modelnya, peneliti melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) soal kategori C4 (analyze) menggunakan program lisrel. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6 Output Confirmatory Factor Analysis (CFA) Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C4 (Analyze)

(8)

Untuk output hasil analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan Hasil analisis model tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Uji Kecocokan Model Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C4 (Analyze)

Ukuran Uji Kecocokkan Model secara

Keseluruhan (Brown, T.A., 2015)

Nilai Patokan untuk Kecocokkan Model (Brown, T.A., 2015)

Hasil Model Penelitian

Kecocokkan Model terhadap

Data Probabilitas dari

𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 0.00

≥ 0,05 0.37 Ya

RMSEA ≤ 0,08 0.046 Ya

NNFI ≥ 0,9 0.98 Ya

CFI ≥ 0,90 0.99 Ya

IFI ≥ 0,9 0.99 Ya

RMR ≤ 0,50 0.045 Ya

SRMR ≤ 0,05 0.045 Ya

GFI ≥ 0,9 0.95 Ya

AGFI 0,8 ≤ 𝐴𝐺𝐹𝐼 < 0,9 0.84 Ya

Karena semua ukuran uji kecocokan terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan untuk soal kategori C4 (analyze) sudah fit atau bagus. Hal tersebut terlihat dari terpenuhnya uji kecocokan model secara keseluruhan dimana semua observeb variabel dapat menjelaskan laten variabel. Dengan demikian model yang terbentuk dapat digunakan untuk penelitian.

Selanjutnya perhitungan reliabilitas faktor dihitung menggunakan rumus yang dipaparkan pada bab 3. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut:

CR = (∑ 𝜆𝑖)

𝑖 𝑖=1

2

(∑𝑖𝑖=1𝜆𝑖)2+(∑𝑖𝑖=1𝛿)

= (0,76 + 0.74 + 0.72 + 0.7 + 0.76)2 (0,42 + 0.46 + 0.47 + 0.51 + 0.42)2+ 2.28

= 3.682 3.682+ 2.28

(9)

= 13.5424

13.5424+2.28

= 0.8559

Karena reliabilitas factor sebesar 0, 8559 > 0.7 maka soal tes kemampuan berpikir kritis kategori C4 (analyze) dikatakan reliabel. Dengan demikian, instrumen soal tes kemampuan berpikir kritis kategori C4 (analyze) sudah valid dan reliabel. Selanjutnya akan dipaparkan hasil validitas dan reliabilitas konstruk untuk soal kategori C5 (evaluate).

2) Validitas dan Reliabilitas Konstruk Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C5 (evaluate)

Langkah pertama sebelum dilakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) adalah dengan menguji nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) terlebih dahulu. Adapun hasil perhitungan menggunakan SPSS sebagai berikut.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .806 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 91.356

df 10

Sig. .000

Gambar 4.7 Tabel KMO dan Bartlett”s Test Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C5 (evaluate)

Hasil analisis faktor soal kategori C5 (evaluate) tentang kecukupan sampel menunjukkan nilai chi-kuadrat pada uji Bartlet sebesar 91,356 dengan derajat kebebasan 10 dan nilai-p kurang dari 0, 01. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran sampel sebesar 40 yang digunakan pada analisis faktor ini telah cukup, dan juga dikuatkan dengan Kaiser-Meyer- Olkin measure of sampling adequacy (KMO) sebesar 0,806 yang lebih besar dari 0,5.

Langkah selanjutnya adalah dengan dengan melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan program lisrel. Soal tersebut diukur oleh sub indikator yang sudah ada pada lampiran. Untuk soal kategori kategori C5 (evaluate) diukur oleh 5 sub soal yang disimbolkan

(10)

C5_a, C5_b, C5_c, C5_d, dan C5_e. Konstruk soal tes kemampuan berpikir kritis tersebut disajikan pada gambar berikut.

Gambar 4.8 Model Konstruk Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C5 (evaluate)

Setelah ditentukan modelnya, peneliti melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) soal kategori C5 (evaluate) menggunakan program lisrel. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Gambar 4.9 Output Confirmatory Factor Analysis (CFA) Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C5 (evaluate)

(11)

Untuk output hasil analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan Hasil analisis model tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Uji Kecocokan Model Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C5 (evaluate)

Ukuran Uji Kecocokkan Model secara Keseluruhan (Brown, T.A., 2015)

Nilai Patokan untuk Kecocokkan Model (Brown, T.A., 2015)

Hasil Model Penelitian

Kecocokkan Model terhadap

Data Probabilitas dari

𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 0.00

≥ 0,05 0.41 Ya

RMSEA ≤ 0,08 0.020 Ya

NNFI ≥ 0,9 0.99 Ya

CFI ≥ 0,90 0.99 Ya

IFI ≥ 0,9 0.99 Ya

RMR ≤ 0,50 0.037 Ya

SRMR ≤ 0,05 0.039 Ya

GFI ≥ 0,9 0.95 Ya

AGFI 0,8 ≤ 𝐴𝐺𝐹𝐼 < 0,9 0.85 Ya

Karena semua ukuran uji kecocokan terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan untuk soal kategori C5 (evaluate) sudah fit atau bagus. Dengan demikian model yang terbentuk dapat digunakan untuk penelitian. Selanjutnya perhitungan reliabilitas faktor dihitung menggunakan rumus yang dipaparkan pada bab 3. Adapun hasil perhitungannya sebagai berikut:

CR = (∑ 𝜆𝑖)

𝑖𝑖=1 2

(∑𝑖𝑖=1𝜆𝑖)2+(∑𝑖𝑖=1𝛿)

= (0,78 + 0.85 + 0.5 + 0.75 + 0.85)2 (0,40 + 0.29 + 0.75 + 0.44 + 0.28)2+ 2.16

= 3.732 3.732+ 2.16 = 13.9129

13.9129+2.16

= 0.8656

Karena reliabilitas factor sebesar 0, 8656 > 0.7 maka soal tes kemampuan berpikir kritis kategori C5 (evaluate) dikatakan reliabel.

(12)

Dengan demikian, instrument soal tes kemampuan berpikir kritis kategori C5 (evaluate) sudah valid dan reliabel. Selanjutnya akan dipaparkan hasil analisis butir sebagai berikut.

3) Tingkat Kesukaran

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal kategori C4 (analyze) menggunakan aplikasi Anates sebagai berikut.

Gambar 4.10 Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C4 (analyze)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan aplikasi anates, diperoleh bahwa tingkat kesukaran untuk ke-lima butir soal berada pada kategori sedang. Aplikasi anates menunjukkan bahwa semua butir soal berada pada kriteria 0.30 ≤ P ≤ 0.70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal kemampuan berpikir kritis kategori C4 (analyze) berada pada tingkat kesukaran yang baik.

Selanjutnya akan dipaparkan hasil analisis butir soal kemampuan berpikir kritis kategori C5 (evaluate) sebagai berikut.

Gambar 4.11 Tingkat Kesukaran Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C5 (evaluate)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan aplikasi anates, soal kategori C5 (evaluate) tidak berbeda dengan kategori C4 (analyze). Tingkat kesukaran untuk ke-lima butir soal berada pada kategori sedang. Aplikasi

(13)

anates menunjukkan bahwa semua butir soal berada pada kriteria 0.30 ≤ P

≤ 0.70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal kemampuan berpikir kritis kategori C5 (evaluate) berada pada tingkat kesukaran yang baik.

4) Daya Pembeda

Hasil perhitungan daya pembeda soal kemampuan berpikir kritis kategori soal C4 (analyze) menggunakan aplikasi anates dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.12 Daya Pembeda Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C4 (analyze)

Berdasarkan output anates tersebut terlihat bahwa ke-lima soal dengan kategori soal C4 (analyze) memiliki daya beda lebih dari 0,30. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua butir soal memenuhi kriteria D ≥ 0,30.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal kemampuan berpikir kritis kategori C4 (analyze) dapat membedakan siswa yang pandai dan siswa yang tidak pandai.

Selanjutnya untuk analisis output aplikasi anates untuk soal kemampuan berpikir kritis kategori C5 (evaluate) dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.13 Daya Pembeda Soal Kemampuan Berpikir Kritis Kategori C5 (evaluate)

(14)

Berdasarkan output anates tersebut terlihat bahwa ke-lima soal dengan kategori soal C5 (evaluate) memiliki daya beda lebih dari 0,30. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua butir soal memenuhi kriteria D ≥ 0,30.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal kemampuan berpikir kritis kategori C5 (evaluate) dapat membedakan siswa yang pandai dan siswa yang tidak pandai.

c. Rubrik Tingkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Rubrik ini terdiri dari 6 tingkatan kemampuan berpikir kritis siswa.

Tingkatan tersebut adalah The Unreflective Thinker, The Challenged Thinker, The Beginning Thinker, The Practicing Thinker, The Advanced Thinker, dan The Accomplished Thinker. Adapun masing – masing kategori memiliki kriteria yang akan di gunakan untuk mengkategorikan kemampuan berpikir kritis siswa.

Sebelum rubrik tersebut digunakan, sebelumnya telah di validasi oleh validator yang sebelumnya telah di sebutkan pada bab III. Hasil dari kedua validator menyatakan bahwa beberapa kriteria dalam butir rubrik harus diperbaiki karena memiliki makna yang tidak jelas sehingga akan sulit digunakan untuk mengkategorikan kemampuan berpikir kritis siswa.

d. Pedoman Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk menggali kemampuan berpikir kritis siswa siswa. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk membandingkan hasil tes tertulis kemampuan berpikir kritis siswa.

Validator dalam pedoman wawancara penelitian ini ada 3 dan telah disebutkan pada bab III. Adapun dalam proses validasi dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan pendapat validator, pedoman wawancara penelitian ini kurang dapat menggali informasi kemampuan berpikir kritis siswa dikarenakan pertanyaan yang dibuat kuat mendalam. Validator menyarankan agar pertanyaan disesuaikan dengan hasil pekerjaan siswa. Setelah melalui proses revisi, pedoman wawancara layak digunakan. Adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran.

(15)

3. Hasil Pemilihan Subjek Penelitian

Pada Penelitian ini, peneliti menggunakan pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling). Peneliti mengambil masing – masing 2 subjek untuk tiap tingkatan self-efficacy. Peneliti mengambil 2 siswa dengan nilai tertinggi dimasing- masing tingkatan self-efficacy sebagai sampel penelitian sehingga, jumlah total subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 6 siswa. Dasar pemilihan subjek penelitian juga atas rekomendasi dari guru yang beranggapan bahwa siswa-siswa yang direkomendasikan tersebut dapat diajak berkomunikasi dengan baik serta memiliki tingkat kemampuan awal yang sama berdasarkan nilai UAS Semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Berikut siswa yang memenuhi kriteria subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1. Untuk mempermudah penulisan, maka di berikan inisial sebagai berikut.

Tabel 4.5 Siswa yang memenuhi Kriteria Subjek Penelitian No. Nama Inisial Tingkat Self-

Efficacy L/P

1 BPS ST-1 Tinggi P

2 IF ST-2 Tinggi P

3 MNP SR-1 Sedang P

4 FB SS-2 Sedang P

5 AZZ SR-1 Rendah P

6 JPW SR-2 Rendah P

B. Temuan Penelitian

Data kemampuan komunikasi matematis tertulis didapatkan melalui wawancara berbasis tugas yang dilakukan kepada keenam subjek penelitian.

Kemudian hasil wawancara berbasis tugas tersebut akan di riangulasi dan dianalisis.

Berikut adalah tabel 4.2 dan 4.3 jadwal pelaksanaan wawancara berbasis tugas I dan II.

Tabel 4.6 Pelaksanaan Wawancara Berbasis Tugas

No Subjek Wawancara Berbasis Tugas

Hari / Tanggal Waktu Tempat

1. ST-1 Selasa, 5-2-2019 08.00 Ruang Kelas 1 SDN Munggung 1

(16)

2. ST-2 Selasa, 5-2-2019 08.30 Ruang Kelas 1 SDN Munggung 1 3. SR-1 Selasa, 5-2-2019 09.30 Ruang Kelas 1 SDN

Munggung 1 4. SS-2 Selasa, 5-2-2019 10.00 Ruang Kelas 1 SDN

Munggung 1 5. SR-1 Selasa, 5-2-2019 10.30 Ruang Kelas 1 SDN

Munggung 1 6. SR-2 Selasa, 5-2-2019 11.30 Ruang Kelas 1 SDN

Munggung 1

Untuk mempermudah dalam menganalisis data, peneliti memberikan inisial pada bagian analisis data dan transkrip wawancara sebagai berikut:

1. Pewawancara, disimbolkan dengan Px,y dimana a. x : nomor soal

{1,2}

b. y : urutan dialog wawancara {1,2,3, …}

2. Subjek pertama dengan self-efficacy tinggi (ST-1), disimbolkan dengan ST-1r,s

yaitu:

a. r : nomor soal {1,2}

b. s : urutan dialog wawancara {1,2,3, …}

3. Subjek kedua dengan self-efficacy tinggil (ST-2), disimbolkan dengan ST -2r,s

yaitu:

a. r : nomor soal {1,2}

b. s : urutan dialog wawancara {1,2,3, …}

4. Subjek pertama dengan self-efficacy sedang (SR-1), disimbolkan dengan SR-1r,s

yaitu:

a. r : nomor soal {1,2}

(17)

b. s : urutan dialog wawancara {1,2,3, …}

5. Subjek kedua dengan self-efficacy sedang (SS -2), disimbolkan dengan SS -2r,s

yaitu

a. r : nomor soal {1,2}

b. s : urutan dialog wawancara {1,2,3, …}

6. Subjek pertama dengan self-efficacy rendah (SR-1), disimbolkan dengan SR-1r,s

yaitu:

a. r : nomor soal {1,2}

b. s : urutan dialog wawancara {1,2,3, …}

7. Subjek kedua dengan self-efficacy rendah (SR-2), disimbolkan dengan SR-2r,s

yaitu:

a) r : nomor soal {1,2}

b) s : urutan dialog wawancara {1,2,3, …}

Analisis data dilakukan terhadap 6 subjek. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh simpulan mengenai deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari self-efficacy. Data yang dianalisis yaitu data yang diperoleh melalui hasil tes tertulis dan hasil wawancara. Dengan memperhatikan indikator pada BAB II, berikut merupakan hasil analisis data berdasarkan kategori self-efficacy siswa.

1. Paparan Data, Triangulasi, dan Analisis Data Subjek I Kategori Self- efficacy Tinggi

a. Data Hasil Tes dan Wawancara Soal Pertama Kategori C4 (Analyze) Subjek 1 Self-efficacy Tinggi (ST-1) beserta Analisisnya

1) Tahapan Fokus/ Focus

(18)

a) Indikator 1 (Subjek mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal)

Hasil pekerjaan ST-1 dalam menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan oleh soal ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4.14 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Indikator 1 Tahapan Focus Soal C4 Nomor 1a

Hasil tes tertulis tersebut menunjukkan bahwa subjek tidak mengalami kesulitan dalam menentukan informasi yang ada disoal.

Hal tersebut terlihat dari hasil pekerjaan subjek yang mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan oleh soal. Sejalan dengan hasil tes tertulis, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa Subjek ST-1 mampu menyampaikan informasi dengan tepat, relevan, dan jelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kutipan wawancara P1,4 - ST-11,5 berikut.

P1,4 : “Nah, kamu kan sudah membaca soal ini, jadi yang diketahui dari soal nomor 1 apa?”

ST-11,4 : “Pak Adi sedang menguras bak mandi yang memiliki panjang 60cm, lebar 50cm, dan tinggi 40cm. Lalu setelah menguras bak mandi, dia akan diisi kembali dengan wadah berukuran panjang 2dm, lebar 3dm, dan tinggi 3dm.”

P1,5 : “Nah, kamu sudah tau apa yang diketahui, berarti yang ditanyakan dari soal itu apa?”

ST-11,5 : “Pada takaran keberapakah air dalam bak mandi akan tumpah”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator 1 pada tahapan focus. Tahapan tersebut berupa pemaparan informasi yang diketahui dan ditanyakan didalam soal

(19)

dengan tepat. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Data yang valid tersebut menunjukkan bahwa subjek ST-1 mampu memberikan informasi dengan bahasanya sendiri. ST-1 menyatakan bahwa Pak Adi sedang menguras bak mandinya berukuran balok, kemudian akan mengisinya dengan wadah yang berbentuk balok juga. Sesuai dengan informasi yang ada disoal, ST-1 juga menjelaskan bahwa ukuran bak mandi yaitu panjangnya 60cm, lebar 50cm, dan tingginya 40cm. Kemudian untuk ukuran wadah kecil panjangnya 2dm, lebar 3dm, dan tingginya 3dm.

Selanjutnya ST-1 juga menjelaskan mengenai apa yang ditanyakan yaitu pada takaran keberapakah air dalam bak mandi akan tumpah.

Informasi yang dipaparkan tersebut sudah tepat dan sesuai dengan konteks permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi indikator 1 pada tahapan focus

b) Indikator 2 (Subjek mampu memutuskan strategi penyelesaian sesuai dengan masalah)

Berkaitan dengan indikator 1, kemampuan subjek ST-1 tentunya akan berhubungan erat dalam menentukan strategi penyelesaian yang tepat. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.15 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Indikator 2 Tahapan Focus Soal C4 Nomor 1b

Hasil tes tertulis menunjukkan bahwa subjek ST-1 mampu menentukan strategi penyelesaian dengan runtut dan jelas. Selain hasil tes tertulis, hasil wawancara subjek ST-1 juga menunjukkan bahwa subjek mampu menentukan strategi dengan tepat. Strategi tersebut dipaparkan dalam beberapa langkah. Cuplikan wawancara dapat dilihat pada P1,6 - ST-11,14 berikut.

(20)

P1,6 :“Cara atau strategi kamu untuk menyelesaikan itu bagaimana?”

ST-11,6: “Pertama-tama, satuan ukuran bak mandi diubah menjadi sama dengan satuan ukuran wadah kecil, atau sebaliknya”

P1,7 :“Kenapa satuannya harus dibuat sama?”

ST-11,7 :“Untuk dicari volumenya, dan dicari isi dalam bak mandi”

P1,8 :“Karena ini satuanya beda ya, jadi harus dibuat sama.

Kemudian yang kamu ubah itu satuan ukuran yang mana dan menjadi apa?

ST-11,8 :“Ukuran wadah kecil yaitu dm menjadi cm.”

P1,9 :“Ini berdasarkan hasil pekerjaan kamu apa engga kebalik?”

ST-11,9 : “Eh iya kebalik”

P1,10 : “Jadi yang mana ini?”

ST-11,10: “Ukuran bak mandi dari cm diubah menjadi dm “ P1,11 : “He’em… jadi ini kamu ubah sama menjadi dm ya”

ST-11,11: “Iya”

P1,12 : “Terus udah kamu buat sama satuannya, langkah kedua apa?”

ST-11,12: “Mencari volume dari wadah kecil dan volume dari bak mandi”

P1,13 : “Kalau sudah mencari volumenya terus kamu apakan?”

ST-11,13: “Dibagi”

P1,14 : “Dibagi untuk mendapatkan apa”

ST-11,14: “Untuk mencari pada takaran keberapa air akan tumpah”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator 2 pada tahapan focus. Tahapan tersebut berupa pemaparan strategi penyelesaian yang sesuai dengan permasalahan. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Subjek ST-1 menyatakan ada tiga langkah untuk meenyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah pertama adalah menyamakan satuan dan mencari volume bak mandi. Langkah kedua, subjek mencari volume wadah kecil. Terakhir, ST-1 menyatakan membagi volume bak mandi dengan volume wadah kecil untuk mengetahui kapasitas penuh bak mandi. Berdasarkan hasil wawancara, strategi ST-1 dikatakan sudah tepat karena

(21)

dengan membagi volume dapat menentukan banyak takaran untuk memenuhi bak mandi. Sehingga, ST-1 akan tahu pada takaran keberapa air dalam bak mandi akan tumpah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi indikator 2 tahapan reason.

Secara garis besar, subjek ST-1 mampu memenuhi indikator 1 dan 2. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa subjek ST-1 mampu melaksanakan tahap focus dari proses berpikir kritis berdasarkan indikator Ennis.

2) Tahapan Alasan/ Reason (Subjek mampu memberikan bukti yang logis, relevan, dan akurat berdasarkan strategi yang digunakan)

Tahap alasan/ reason ini berhubungan dengan tahap focus dikarenakan subjek ST-1 diharuskan mampu memberikan bukti yang logis, relevan dan akurat berdasarkan stategi yang sudah dipilihnya.

Kemampuan ST-1 pada tahapan ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.16 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Reason Soal C4 Nomor 1c

Hasil tes tertulis tersebut menunjukkan bahwa subjek ST-1 menyajikan jawaban sesuai dengan tiga langkah strategi yang sebelumnya sudah diutarakan. Hasil wawancara berbasis tugas pada tahap reason oleh subjek ST-1 juga didapatkan hasil yang tepat. Sesuai dengan strategi yang disampaikan, ST-1 mampu menyamakan satuan ukuran bak mandi dan wadah kecil ke bentuk dm. Adapun cuplikan wawancara dapat dilihat pada P1,15 - ST-11,16

P1,15 : “Okay, ini kan kamu udah menyelesaikan penyelesaiannya ya. Sudah ibu guru lihat sesuai. Yang pertama kamu membuat satuannya menjadi sama. Ini cm ke dm kalau menurut tangga satuan naik apa turun sih?”

ST-11,15 : “Naik. kan mm, cm, dm, m”

P1,16 : “Iya, naik berapa”

ST-11,16 :”Naik 1 tangga berarti dibagi 10”

(22)

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator reason Tahapan tersebut berupa pemaparan informasi yang diketahui dan ditanyakan didalam soal dengan tepat. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Sesuai dengan strategi yang diberikan, ST-1 mengubah satuan ukuran bak mandi. Satuan ukuran awal bak mandi diketahui cm, sedangkan satuan wadah kecil adalah dm. Hal tersebut diklarifikasi melalui hasil wawancara yang menyatakan bahwa ST-1 mengubah satuan dari cm ke dm. Hasil tes tertulis menunjukkan ukuran bak mandi yang panjangnya 6dm, lebarnya 5dm, dan tinggi 4dm. Jawaban tersebut sudah tepat dan relevan dengan permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan reason.

3) Tahapan Simpulan/ Inference (Subjek mampu menarik sebuah simpulan baru berdasarkan argumen dan alasan yang telah disampaikan)

Tahapan simpulan/ Inference ini berhubungan dengan tahap reason. Tahap ini akan menilai kemampuan subjek dalam menarik suatu simpulan baru berdasarkan strategi yang diberikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.17 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Inference Soal C4 Nomor 1c

Hasil tes tertulis tersebut menunjukkan bahwa ST-1 mampu menarik simpulan baru. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa subjek ST-1 mampu menarik simpulan baru yaitu berupa volume bak mandi dan volume wadah kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada cuplikan wawancara P1,17 - ST-11,19

(23)

P1,17 : “Okay, ini menjadi 6x5x4 = 120 dm (sambil menunjuk hasil pekerjaan siswa). Hayo teliti lagi ini satuannya kurang ya”

ST-11,17 : “dm3

P1,18 : “Iya benar. Dibetulkan dulu”

ST-11,18 : “Sudah”

P1,19 : “Ini lalu kamu bagi ya, 120 dm3 dengan 18 dm3 hasilnya berapa”

ST-11,19 : “6.7”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator inference. Tahapan tersebut berupa pemaparan simpulan baru berdasarkan argumen dan alasan yang telah disampaikan. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa, didapatkan bahwa simpulan yang diperolehnya adalah volume bak mandi sebesar 6x5x4 = 120 dm3 dan volume wadah kecil sebesar 2x3x3 = 18 dm3. Setelah diklarifikasi melalui hasil wawancara, ST-1 memperoleh kesimpulan bahwa banyak takaran untuk memenuhi bak mandi sebesar 6.7 takaran. Jawaban yang diberikan ST-1 ini sudah tepat dan sesuai dengan konteks permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan inference.

4) Tahapan Situasi/ Situation (Simpulan yang diperoleh dapat menjawab permasalahan awal)

Tahapan situation merupakan tahapan yang berkaitan dengan kemampuan subjek dalam menjawab permasalahan awal. Adapun hasil tes tertulis ST-1 dalam memenuhi tahapan situation dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.18 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Situation Soal C4 Nomor 1c

(24)

Hasil tes tertulis ST-1 sudah menunjukkan kemampuan subjek dalam menentukan langkah/ strategi untuk menentukan takaran air.

Hasil wawancara dengan ST-1 juga menunjukkan bahwa subjek mampu memberikan jawaban dari permasalahan awal berdasarkan simpulan awal yang sudah didapat pada tahap Inference. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat cuplikan wawancara pada P1,20 - ST-11,21

P1,20 : “Berarti 6.7 itu menunjukkan apa?”

ST-11,20 : “Air penuh saat takaran ke 6.7”

P1,21 : “Nah, padahal yang ditanyakan pada takaran keberapakah air dalam bak mandi tumpah? Jadi takaran keberapa?”

ST-11,21 : “Air akan tumpah pada takaran ke 7

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator situation. Tahapan tersebut berupa pemaparan jawaban permasalahan awal. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Hasil pekerjaan subjek menunjukkan bahwa subjek ST-1 membagi volume bak mandi dengan volume wadah kecil. Hasil yang diperoleh adalah 120 dm3 ÷ 18 dm3 = 6.7. ST-1 dalam hasil wawancaranya menyatakan bahwa 6.7 merupakan takaran ketika air penuh. ST-1 juga menyimpulkan bahwa jika 6.7 merupakan kapasitas penuh bak mandi. Dengan demikian air dalam bak mandi akan tumpah pada takaran ke-7. Jawaban tersebut sudah tepat dan sesuai dengan konteks permasalahan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan situation.

5) Tahapan Kejelasan/ Clarity (Permasalahan lain yang masih terkait dengan permasalahan awal mampu diselesaikan subjek secara tepat)

Tahapan selanjutnya yaitu kejelasan/ Clarity yang berhubungan dengan kemampuan subjek dalam menyelesaikan masalah lain yang masih terikat dengan permasalahan awal. Untuk lebih jelasnya, Hasil pekerjaan ST-1 dapat dilihat pada gambar berikut.

(25)

Gambar 4.19 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Clarity Soal C4 Nomor 1e

Hasil tes tertulis tersebut menunjukkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan clarity. Selain hasil tes tertulis, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa subjek ST-1 mampu menyelesaikan permasalahan lain yang masih terkait dengan permasalahan awal.

Adapun cuplikan wawancara dapat dilihat pada P1,22 - ST-11,31.

P1,22 : “Okay benar ya, sekarang kita kesoal selanjutnya. Jika, wadah kecil tadi ukuran tingginya dikurangi 1 dm, setelah takaran keberapakah air dalam bak mandi akan tumpah? Nah ini kamu caranya gimana untuk menyelesaikannya”

ST-11,22 : “Pertama, tinggi ukuran dalam bak mandi dikurangi I dm, lalu di cari volumenya lagi ”

P1,23 : “Tinggi wadah kecilnya ini kamu, bukan bak mandinya”

ST-11,23 : “Iya”

P1,24 : “Awalnya tingginya berapa?”

ST-11,24 : “3 dm”

P1,25 : “Berarti kalau dikurangi 1dm jadi berapa?”

ST-11,25 : “2 dm”

P1,26 : “Trus tadi kamu bilang cari volumenya, ini uda benar hasilnya ( sambil menunjuk pekerjaan siswa). Oh ya kalau nulis volume jangan ndadak gini ya, ditulis dulu V= pxlxt lalu masukkan angkanya ya. Ayo dibenerin dulu”

ST-11,26 : “Iya”

P1,27 : “Okay, setelah menentukan volume wadah kecil ini. Langkah kamu selanjutnya apa?”

ST-11,27 : “Dibagi dengan volume bak mandi”

P1,28 : “Hasilnya berapa?”

ST-11,28 : “10”

P1,29 : “Jadi, setelah takaran keberapa air dalam bak mandi tumpah pada takarn keberapa?”

ST-11,29 : “Mmm....”

P1,30 : “10 itu menunjukkan apa? Air bak mandi penuh kan?”

ST-11,30 : “Iya”

P1,31 : “Jadi air dalam bak mandi tumpah pada takaran keberapa?”

ST-11,31 : “ke 11 ya bu. Iyaaa”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator

(26)

clarity. Tahapan tersebut berupa pemaparan jawaban permasalahan lain yang masih terkait dengan permasalahan awal. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Soal menyatakan bahwa tinggi wadah kecil dikurangi 1 dm, sehingga ST-1 menentukan ulang ukuran wadah kecil yaitu panjangnya 2dm, lebarnya 3dm, dan tingginya 2dm. Selanjutnya ST-1 memperoleh volume bak mandi sebesar 2dm x 3dm x 2dm =12dm3. Pertanyaan masih sama mengenai takaran keberapa air dalam mandi tumpah. ST-1 menuliskan bahwa takaran air penuh yaitu 120:12=10. Kemudian pada hasil wawancara juga menunjukan bahwa ST-1 mampu mengambil kesimpulan bahwa air dalam bak mandi akan penuh pada takaran ke 10.

Dengan demikian ST-1 memperoleh jawaban bahwa pada takaran ke- 11 air dalam bak mandi akan tumpah. Jawaban yang diberikan tersebut sudah benar dan tepat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator Clarity

6) Tahapan Tinjauan Ulang/ Overview (Subjek mampu untuk meninjau ulang apa yang telah disampaikan terkait dengan hubungannya pada argumen, alasan, dan juga bukti.)

Tahap Overview berkaitan dengan kemampuan subjek meninjau ulang dan memberi argumen apakah jawaban yang diberikan sudah tepat atau tidak. Hasil pekerjaan ST-1 dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.20 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Overview Soal C4 Nomor 1d

Hasil tes tertulis tersebut menunjukkan bahwa ST-1 memberikan argumen yang tepat dan logis untuk jawabannya tersebut.

Selaras dengan hasil tes tertulis, Hasil wawancara juga menunjukkan kemampuan ST-1 dalam memenuhi tahapan overview. Adapun cuplikan wawancara dapat dilihat pada P1,33 - ST-11,33

(27)

P1,33 : “Oke, sekarang soal selanjutnya. Tunjukan bahwa jawaban pada butir c benar. Jelaskan. Mmm maksudnya gini, kamu tunjukkan dan jelaskan mengapa kamu yakin bahwa jawaban itu benar”

ST-11,33 : “Karena jika tumpah pada takaran ke 6, nanti 6 x 18 = 108 dm3. Jadi masih kurang. Kalau 7 x 18 = 126 dm3 sudah melebihi. Jadi pasti benar takaran ke 7 air dalam bak mandi akan tumpah

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator overview. Tahapan tersebut berupa kemampuan ST-1 untuk meninjau ulang apa yang telah disampaikan terkait dengan hubungannya pada argumen, alasan, dan juga bukti. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Selaras dengan hasil tes dan wawancara, ST-1 menyampaikan bahwa jawaban yang diberikan sudah benar dikarenakan kapasitas bak mandi sebesar 120 dm3. Jika air tumpah pada takaran ke-6 artinya 6 𝑥 18 = 108 dm3. Maka, tidak mungkin air tumpah pada volume 108. Jadi benar air tumpah pada takaran ke -7 karena 7 𝑥 18 = 126 dm3 sudah melebihi kapasitas bak mandi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan overview

Data hasil tes tertulis dan wawancara yang sudah ditriangulasi pada soal kategori C4 (analyze) diperoleh poin-poin kemampuan ST-1 dalam menyelesaikan soal kategori C4 (analyze). Soal yang dibuat sudah sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis Ennis yaitu FRISCO. Adapun kemampuan Subjek ST-1 kategori soal C4 (analyze) dapat dilihat pada tabel berikut.

(28)

Tabel 4.7 Kemampuan Subjek ST-1 kategori soal C4 (analyze)

b. Data Hasil Tes dan Wawancara Soal Kedua Kategori C5 (Evaluate) Subjek 1 Self-efficacy Tinggi (ST-1) beserta Analisisnya

1) Tahapan Fokus/ Focus

a) Indikator 1 (Subjek mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal)

Soal kedua yang dikerjakan oleh subjek ST-1 merupakan soal kategori C5 (evaluate) dengan kategori evaluasi. Adapun hasil pekerjaan subjek dalam memenuhi indikator 1 tahapan focus dapat dilihat sebagai berikut.

Indikator Kemampuan

Berpikir Kritis

Deskripsi Kemampuan Subjek Kategori Soal C4 (analyze)

Focus

1) ST-1 mampu menuliskan informasi yang diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan tepat. Informasi yang dipaparkan relevan dengan permasalahan.

2) ST-1 mampu memberikan strategi penyelesaian yang sesuai dengan permasalahan. Strategi disajikan dengan runtut dan jelas sesuai dengan konteks permasalahan.

Meskipun begitu ST-1 belum menuliskan langkah menentukan takaran air ketika tumpah.

Reason

ST-1 mampu memberikan bukti yang logis, relevan, dan akurat berdasarkan strategi yang digunakan. Sesuai dengan langkah yang dipaparkan, ST-1 mampu memberikan bukti dengan mengubah satuan ukuran bak mandi dan menentukan volumenya.

Inference

ST-1 mampu menarik simpulan baru berdasarkan argumen dan alasan yang disampaikan. Simpulan yang didapat adalah volume bak mandi dan volume wadah kecil.

Situation

ST-1 mampu menggunakan simpulan awal untuk menjawab permasalahan awal. Meskipun pada tahapan focus ST-1 tidak menuliskan langkah menentukan takaran air tumpah, pada tahap ini ST-1 mampu menentukan takaran air tumpah dengan membagi volume bak mandi dan wadah kecil.

Clarity

ST-1 mampu menyelesaikan permasalahan lain yang masih terkait dengan permasalahan awal dengan langkah-langkah yang jelas, runtut, dan tepat.

Overview

ST-1 mampu meninjau ulang jawabannya dengan menggunakan argumen yang tepat, alasan dan juga bukti yang sesuai dengan konteks permasalahan.

(29)

Gambar 4.21 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Indikator 1 Tahapan Focus Soal C5 Nomor 2a

Berdasarkan hasil tes tertulis tersebut dapat dilihat bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator 1 tahapan focus. Hasil tes tertulis tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara yang menunjukkan kemampuan ST-1 dalam memaparkan informasi yang diketahui dan ditanyakan. Adapun cuplikan wawancara dapat dilihat pada P2,2 -ST-12,3 berikut.

P2,2 :“Sudah di baca kan ya tadi soalnya. Menurut kamu, apa yang diketahui dari soal ini?

ST-12,2 :“Diketahui beberapa kubus satuan di taruh didalam balok transparan”

P2,3 :“Terus, apa yang ditanyakan?”

ST-12,3 :“Berapa banyak kubus satuan yang diperlukan untuk memenuhi balok transparan?”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator 1 pada tahapan focus. Tahapan tersebut berupa pemaparan informasi yang diketahui dan ditanyakan didalam soal dengan tepat. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Hasil tes tertulis maupun wawancara menunjukkan bahwa informasi yang ada pada soal yaitu terdapat beberapa kubus satuan yang ditata rapi dalam balok transparan. Kemudian ST-1 juga memaparkan apa yang ditanyakan soal dengan tepat yaitu berapa banyak kubus satuan yang masih diperlukan untuk memenuhi balok transparan. Informasi yang dipaparkan tersebut sesuai dengan konteks permasalahan. Dengan demikian dapat

(30)

disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi indikator 1 tahapan focus.

b) Indikator 2 (Subjek mampu memutuskan strategi penyelesaian sesuai dengan masalah)

Setelah memenuhi indikator 1, ST-1 menuliskan langkah penyelesaian soal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.22 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Indikator 2 Tahapan Focus Soal C5 Nomor 2b

Sebagaimana hasil tes tertulis, hasil wawancara menunjukkan bahwa subjek subjek ST-1 mampu memutuskan strategi yang tepat berdasarkan informasi yang sudah disebutkan pada indikator 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada cuplikan wawancara P2,4- ST-12,4

P2,4 :“Langkah kamu supaya tahu banyak kubus satuan untuk memenuhi balok transparan bagaimana?”

ST-12,4 :“Pertama cari panjang, lebar dan tinggi pada balok transparan secara satuan kubus. Lalu kemudian mencari volumenya balok transparan dalam satuan kubus. Ketiga hitung satuan kubus yang sudah ada dibalok. Keempat kurangi volume balok transparan dengan satuan kubus dengan jumlah kubus satuan yang ada di balok transparan”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator 2 pada tahapan focus. Tahapan tersebut berupa pemaparan strategi penyelesaian yang sesuai dengan

(31)

permasalahan. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

ST-1 menyatakan bahwa langkah pertama yang dipilihnya adalah menentukan panjang, lebar dan tinggi balok transparan berdasarkan informasi yang implisit. Langkah kedua yaitu menentukan volume balok transparan ke dalam bentuk kubus satuan. Ketiga, ST-1 menentukan banyak kubus satuan yang ditumpuk didalam balok transparan. Terakhir, ST-1 mengurangkan volume balok transparan dengan kubus satuan yang diketahui.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi indikator 2.

Paparan data menunjukkan bahwa ST-1 mampu memenuhi indikator 1 dan indikator 2. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan focus.

2) Tahapan Alasan/ Reason (Subjek mampu memberikan bukti yang logis, relevan, dan akurat berdasarkan strategi yang digunakan)

Tahapan reason merupakan langkah lanjutan dari indikator 2 pada tahapan focus. Tahapan ini digunakan untuk menguji kemampuan subjek dalam memberikan bukti yang logis, relevan, dan akurat berdasarkan strategi yang digunakan. Adapun hasil pekerjaan subjek dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.23 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Reason Soal C5 Nomor 2c

Berdasarkan hasil tes tertulis tersebut, dapat dilihat bahwa ST-1 mampu memberikan bukti yang logis, relevan, dan akurat. Selaras dengan hasil tes tertulis, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa ST- 1 mampu memberikan bukti berdasarkan strategi yang digunakan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada cuplikan wawancara P2,5 - ST- 12,5 berikut ini.

(32)

P2,5 :“Langkah pertama kamu menentukan panjang, lebar dan tinggi balok transparan. Berapakah panjang, lebar, dan tingginya?”

ST-12,5 :“Panjang 6 kubus satuan, lebar 5 kubus satuan, tinggi 4 kubus satuan”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator 2 pada tahapan focus. Tahapan tersebut berupa pemaparan bukti yang logis, relevan, dan akurat berdasarkan strategi yang digunakan. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

ST-1 mampu menentukan ukuran balok transparan dengan informasi yang terbatas. Hal tersebut terlihat dari kemampuan ST-1 menentukan ukuran balok transparan yaitu panjangnya 6 kubus satuan, lebar 5 kubus satuan, dan tinggi sebesar 4 kubus satuan. Ukuran yang ditentukan ST-1 sangat tepat sekali, meskipun informasi yang ada disajikan ke dalam bentuk implisit. ST-1 mampu menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya, kemudian mensistesisnya membentuk informasi baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan reason.

3) Tahapan Simpulan/ Inference (Subjek mampu menarik sebuah simpulan baru berdasarkan argumen dan alasan yang telah disampaikan)

Tahap inference merupakan implikasi dari tahap reason yang digunakan untuk menilai apakah ST-1 mampu menarik simpulan baru berdasarkan argumen yang telah diberikan pada tahap reason. Hasil pekerjaan subjek ST-1 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.24 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Inference Soal C5 Nomor 2c

(33)

Hasil tes tertulis tersebut menunjukkan bahwa ST-1 mampu menarik simpulan baru dengan tepat. Adapun hasil wawancara juga menunjukkan hal yang tidak jauh berbeda. ST-1 mampu menentukan volume balok transparan dan banyak kubus satuan yang sudah ada.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada cuplikan wawancara P2,6 - ST-12,9

P2,6 :“Okay, Langkah kedua mencari volumnya. Volumenya berapa?”

ST-12,6 : “120”

P2,7 : “120 apa satuannya?”

ST-12,7 : “120 satuan kubus”

P2,8 : “Kubus satuan”

ST-12,8 : “(memperbaiki pekerjaaan)”

P2,9 : “Langkah ketiga kamu mencari banyak kubus yang sudah ada.

Setelah kamu hitung ada berapa?”

ST-12,9 : “22 kubus satuan”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator inference. Tahapan tersebut berupa pemaparan simpulan baru berdasarkan argumen dan alasan yang telah disampaikan. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Berdasarkan hasil pekerjaan, ST-1 menyimpulkan informasi baru yaitu volume balok transparan sebesar 6x5x4=120 kubus satuan dan banyak kubus satuan sebesar 22 kubus satuan. Meskipun hasil wawancara ST-1 salah dalam menyebutkan satuan, akan tetapi setelah dikoreksi jawaban yang diberikan ST-1 sudah tepat dan sesuai dengan konteks permasalahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST- 1 mampu memenuhi tahapan inference.

4) Tahapan Situasi/ Situation (Simpulan yang diperoleh dapat menjawab permasalahan awal)

Tahap situation merupakan tahap dimana siswa harus mampu menjawab permasalahan awal. Permasalahan awal yang diperoleh adalah berupa simpulan dari tahapan-tahapan yang sudah dilakukan

(34)

sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada cuplikan pekerjaan siswa berikut.

Gambar 4.25 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Situation Soal C5 Nomor 2c

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa ST-1 mampu membuat simpulan awal berdasarkan ke-empat strategi yang sudah disampaikan. Adapun cuplikan wawancara dapat dilihat pada P2,10 - ST- 12,10.

P2,10 : “Jadi, hasil penyelesaiaanya berapa?”

ST-12,10 : “120 kubus satuan yaitu volume balok transparan dikurangi dengan 22 kubus satuan yaitu kubus yang sudah ada di balok transparan. Jadi jumlah kubus yang kurang adalah 98”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator situation.

Tahapan tersebut berupa pemaparan jawaban permasalahan awal.

Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

Strategi yang dipaparkan yaitu mengurangkan banyak kubus satuan dengan volume balok transparan. Subjek ST-1 dalam hasil tes tertulis dan wawancara menyatakan bahwa banyak kubus satuan yang diperlukan adalah 120-22 = 98. Jawaban ST-1 tersebut tepat dan relevan dengan permasalahan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan situation.

5) Tahapan Kejelasan/ Clarity (Permasalahan lain yang masih terkait dengan permasalahan awal mampu diselesaikan subjek secara tepat)

Tidak berbeda dengan soal kategori C4 sebelumnya, tahapan clarity digunakan untuk melihat kemampuan ST-1 dalam menyelesaikan permasalahan lain yang masih terkait dengan permasalahan awal. Untuk lebih jelasnya hasil pekerjaan ST-1 dapat dilihat pada gambar berikut.

(35)

Gambar 4.26 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Situation Soal C5 Nomor 2e

Berdasarkan hasil tes tertulis tersebut, terlihat bahwa ST-1 mampu menyelesaikan permasalahan lain yang masih terkait dengan masalah awal. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan situation. Sejalan dengan permasalahan awal, ST-1 menentukan strategi penyelesaian terlebih dahulu sebelum menyelesaikan soal. Adapun cuplikan wawancara dapat dilihat pada P2,13- ST-12,18 berikut ini.

P2,13 : “Terus, soal yang terakhir apa yang ditanyakan?”

ST-12,13 : “Jika tinggi balok transparan ditambah 1 satuan kubus, berapa kubus satuan untuk memenuhi balok transparan?”

P2,14 : “Nah, berarti yang ditambah tinggi balok transparan ya”

ST-12,14 : “Iya”

P2,15 : “Tadi tinggi balok transparan berapa?”

ST-12,15 : “4 kubus satuan”

P2,16 : “Kalau ditambah 1 kubus satuan menjadi berapa?”

ST-12,16 : “5”

P2,17 : “Baik, berdasarkan hasil pekerjaan kamu ini ibu lihat kamu menentukan volumenya dulu ya. Volumenya berapa?”

ST-12,17 : “Jadi 150 kubus satuan”

P2,18 :“Yang ditanyakan banyak kubus satuan yang kurang ya, berapa hasilnya?”

ST-12,18 :“Jadi, volume balok transparan yang sudah ditambah tingginya tadi dikurangi kubus satuan yang sudah ada. 150 – 22 = 128. Jadi banyak kubus satuan untuk memenuhi balok adalah 128”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator clarity. Tahapan tersebut berupa pemaparan jawaban permasalahan lain yang masih terkait dengan permasalahan awal. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

(36)

Tahap clarity merupakan tahap untuk menilai apakah subjek mampu menyelesaikan permasalahan yang masih terkait dengan permasalahan awal atau tidak. Mengacu pada wawancara berbasis tugas yang dilakukan, ST-1 mampu menyelesaikan permasalahan dengan tepat. Langkah yang dilakukan oleh ST-1 yaitu menentukan ukuran baru balok transparan, menentukan volumenya, dan mengurangkan volume yang baru dengan kubus satuan yang telah diketahui. Langkah yang disampaikan tersebut tidak berbeda dengan langkah yang ada pada pertanyaan sebelumnya. Berdasarkan soal yang diberikan, ukuran tinggi balok transparan ditambah 1 kubus satuan sehingga yang awalnya 4 kubus satuan menjadi 5 kubus satuan. Kemudian ST-1 menentukan volume balok transparan dengan ukuran yang baru yaitu 6x5x5=150 kubus satuan. Langkah selanjutnya ST-1 mengurangkan volume balok transparan dengan kubus satuan yang ada. Dengan demikian diperoleh banyak kubus satuan yang masih diperlukan adlah 150-22 = 128 kubus satuan. Jawaban yang diberikan ST-1 sudah tepat dan sesuai dengan konteks permasalahan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan clarity.

6) Tahapan Tinjauan Ulang/ Overview (Subjek mampu untuk meninjau ulang apa yang telah disampaikan terkait dengan hubungannya pada argumen, alasan, dan juga bukti)

Hasil tes tertulis ST-1 dalam meninjau ulang apa yang telah disampaikan terkait argumen, alasan, dan bukti dapat dilihat pada cuplikan gambar berikut.

Gambar 4.27 Jawaban Tes Tertulis ST-1 Tahapan Overview Soal C5 Nomor 2d

(37)

Hasil tes tertulis tersebut menunjukkan bahwa ST-1 mampu meninjau ulang apa yang telah disampaikan dengan tepat. Sejalan dengan hasil tes tertulis, hasil wawancara menunjukkan bahwa subjek ST-1 juga mampu meninjau ulang dan memberikan alasan yang tepat mengenai jawaban yang diberikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada cuplikan wawancara P2,11- ST-12,11.

P2,11 :“Okay betul. Menurut kamu, mengapa jawaban 98 itu benar”

ST-12,11 : “Karena 98+22 = 120. Jika kubus lebih dari 98 maka akan kelebihan, kalau kurang dari 98 maka akan kurang dari balok”

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa subjek ST-1 mampu memenuhi indikator overview. Tahapan tersebut berupa kemampuan ST-1 untuk meninjau ulang apa yang telah disampaikan terkait dengan hubungannya pada argumen, alasan, dan juga bukti. Karena kedua data menunjukkan data yang sama, maka hasil tes tertulis dan wawancara memberikan data yang valid.

ST-1 menguraikan argumentasinya mengenai hasil pekerjaannya dengan tepat. ST-1 menyatakan bahwa tidak mungkin balok dibutuhkan lebih dari 98 buah, karena akan berlebih dari kapasitas balok transparan. Begitu juga apabila kurang dari 98 buah maka tidak akan memenuhi kapasitas balok transparan sebesar 120 kubus satuan. ST-1 juga meninjau ulang bahwa jawabannya tepat dikarenakan 120 = 22+ 98. Artinya untuk memenuhi balok transparan dibutuhkan 98 kubus satuan. Jawaban yang diberikan ST-1 tersebut logis dan tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ST-1 mampu memenuhi tahapan overview.

Data hasil tes tertulis dan wawancara yang sudah ditriangulasi pada soal kategori C5 (evaluate) diperoleh beberapa poin kemampuan ST-1. Soal yang dibuat sudah disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kritis Ennis yaitu FRISCO. Adapun poin-poin kemampuan Subjek ST-1 kategori soal C5 (evaluate) dapat dilihat pada tabel berikut.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rancangan dan meningkatkan akurasi pengklasifikasian spam email dengan menggunakan metode POS tagger dan klasifikasi Naïve

Hasil analisis validasi media buku saku yang dilakukan oleh tujuh orang validator menyatakan bahwa buku saku hasil inventarisasi tumbuhan berpotensi tanaman hias

Sebagai wujud pertanggung jawaban sosial kepada Allah yaitu diantaranya dalam menjalankan usaha atau bekerja tidak lupa melakukan kegiatan amal sosial juga

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dari

Dalam pada itu Pemerintah Netherland menginginkan adanya hukum dagang sendiri; dalam usul KUHD Belanda dari Tahun 1819 direncanakan sebuah KUHD yang terdiri atas

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

diharapkan menjadi acuan dengan beberapa hal yang menjadi kabijakan sbb.: 9 Buku murah 9 Perbaikan infrastruktur 9 Kelaanjutan pelaksanan BOS dengan perluasan sasaran 9

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa karya dengan judul tersebut merupakan karya original (hasil karya sendiri) dan belum pernah dipublikasikan atau