• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI PANEMBAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI PANEMBAHAN"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI PANEMBAHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Dionisia Venda Maudyna NIM : 141134103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan St. Dionisia.

2. Semangat dan doa yang selalu di berikan oleh papa dan mama, Vincentius Dirgahayu Irianto dan Angela Merici Sri Rahayuningsih. 3. Nenek saya tercinta yang selalu mendoakan.

4. Adik saya tercinta Imelda Reghina Putri.

5. Kekasihku Felix Haryo Kusumanto yang selalu memberikan semangat dan mendampingi.

6. Sahabat yang selalu memberikanku semngat Juita, Nicen, Ayun, Orent, Agnes, Ana, dan Rika.

7. Dosen pembimbing saya bu Maya dan bu Agnes yang bersedia meluangkan waktu.

(5)

v MOTTO

“Diberkati orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan (Yeremia 17:7)”

“Jangan pernah menyerah karena pasti ada harapan bagi orang percaya kuasaNya”

“Jika Tuhan belum menjawab doamu tandanya Dia sedang merindukanmu”

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Juli 2018 Peneliti

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dionisia Venda Maudyna

Nomor Mahasiswa : 141134103

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI PANEMBAHAN” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Juli 2018 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI PANEMBAHAN

Dionisia Venda Maudyna Universitas Sanata Dharma

2018

Latar belakang penelitian ini ingin mengetahui kemampuan membaca dan menulis permulaan yang dihasilkan melalui kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran Montessori terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas 1 SD N Panembahan.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode eksperimen non equivalent group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas I SD N Panembahan. Sampel penelitian adalah 19 siswa kelas 1A sebagai kelas eksperimen dan 23 siswa sebagai kelas kontrol. Intrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan non tes. Istrumen tes terdiri dari 13 item soal pretest dan 13 item postest yang telah diuji validitas isi dan konstruk dengan r hitung > 0,361. Dan telah diuji reliabilitas 0,763.

Hasil dari penelitian menunjukan penggunaan media pembelajaran materi membaca dan menulis permulaan terhadap hasil belajar dengan metode Montessori berpengaruh terhadap kemampuan membaca dan terhadap kemampuan menulis siswa SD N Panembahan. Terbukti dengan hasil uji selisih skor pada pada kemampuan membaca siswa sig (2-tailed) = 0,000 dan kemampuan menulis siswa 0,000 < 0,05 yang berarti ada signifikansi di antara kelas eksperimen dan kontrol. Besar pengaruh perlakuan untuk kemampuan membaca yaitu r = -0,6333, r2 = 0,4011, dan presentase = 40,1% dengan kategori besar. Kemampuan menulis besar pengaruh perlakuan pada kemampuan membaca yaitu r = -8,793, r2 = 1,3, dan presentase = 13% dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpilkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas I SD N Panembahan. Kata kunci : membaca, menulis, berbasis metode Montessori

(9)

ix

ABSTRACT

EFFECT OF USING LEARNING MEDIA METHOD BASED ON MONTESSORI ABILITY TO READ AND WRITE THE STUDY OF CLASS I SD

NEGERI PANEMBAHAN

Dionisia Venda Maudyna

University of Sanata Dharma 2018

The background of this study wants to know the ability to read and write the beginning produced through learning activities using learning media based on the Montessori method. The purpose of this study was to determine the effect of the use of Montessori learning media on the ability to read and write the beginning of grade 1 students at SD N Panembahan.

This research is a quantitative research using non equivalent group design experimental method. The study population was class I students of SD N Panembahan. The research sample was 19 students in grade 1A as the experimental class and 23 students as the control class. The research instrument used in the form of tests and non-tests. The test instrument consists of 13 items of pretest and 13 items of posttest which have been tested for content and construct validity with r count> 0.361. And reliability has been tested 0.763.

The results of the study showed that the use of learning media in reading and writing material on the learning outcomes with the Montessori method had an effect on the reading ability and on the writing ability of the students of SD N Panembahan. Evidenced by the results of the difference test scores on the reading ability of students sig (2-tailed) = 0,000 and student writing ability 0,000 <0,05, which means there is significance between the experimental and control classes. The effect of treatment for reading ability is r = -0,6333, r2 = 0,4011, and percentage = 40,1% with large categories. The ability to write a large effect of treatment on reading ability is r = -8,793, r2 = 1,3, and percentage = 13% with the medium category. Based on these results it can be concluded that the use of learning media based on the Montessori method has a positive influence on the ability to read and write the beginning of class I students of SD N Panembahan.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat berlimpahNya, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS METODE MONTESSORI TERHADAP KEAMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS 1 SD N PANEMBAHAN”. Skripsi ini adalah salah satu syarat dalam memperoleh gelar sebagai Sarjana Pendidikan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti dibantu oleh berbagai pihak. Maka Dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dan mengabulkan doa-doa agar penelitian dan proses penyusunan skripsi dapat berjalan dengan lancar.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan .

3. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd. selaku Kaprodi PGSD. 4. Kintan Limiansih S.Pd., M, Pd., selaku Wakaprodi PGSD.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Dosen pembimbing yang memberikan bimbingan, dukungan, dan selalu memotivasi selama proses penelitian dan penyususnan skripsi ini.

6. Theresia Tri Wulandari yang bersedia memperbolehkan duplikasi produk.

7. Siswa-siswi kelas 1 SD Negeri Panembahan atas kerjasamanya pada pengambilan data.

8. Siswa-siswi kelas 2 SD Negeri Panembahan atas kerjasamanya pada saat uji coba soal.

9. Kedua orang tuaku Vincentius Dirgahayu Irianto dan Angela Merici Sri Rahayuningsih yang selalu mendoakan serta memberikan semangat. 10. Adikku Imelda Reghina Putri yang selalu menghibur dan memberikan

(11)

xi

11. Kekasihku Felix Haryo Kusumanto yang selalu menemani dan memotivasiku.

12. Sahabatku Juita, Nicen, Ayun, Orent, Ana, Agnes, dan Rika yang selalu membantu dan memberikan dorongan kepadaku.

13. Teman-teman kelas C dan PGSD Angkatan 2014

14. Bapak Muhibat yang telah membatu duplikasi alat yang akan digunakan pada saat penelitian.

15. Segenap pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengalami banyak kendala. Namun, atas dorongan dan bantuan pihak-pihak yang terkait peneliti terus berusaha dan semangat dalam menyelesaikan tanggung jawab untuk memenuhi syarat sebagai sarjana pendidikan.

Akhir kata, peneliti meminta maaf atas segala kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pengembangan ilmu pendidikan mendatang.

Yogyakarta, 30 Juli 2018 Peneliti

(12)

xii

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Batasan Masalah ... 5 1.3 Rumusan Masalah ... 5 1.4 Tujuan Penelitian ... 5 1.5 Manfaat Penelitian... 5 1.6 Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka . ... 7

2.1.1 Teori Perkembangan... 7

2.1.2 Media Pembelajaran... 9

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran... 9

2.1.2.2 Fungsi Media Pembelajaran... 10

2.1.3 Metode Montessori... 11

2.1.3.1 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 12

2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 13

2.1.4.1 Pembelajaran ... 13

2.1.4.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar... 14

2.1.4.3 Membaca Menulis Permulaan... 15

(13)

xiii

2.1.4.3.2 Menulis Permulaan... 17

2.1.4.3.3 Menulis Membaca Permulaan... 18

2.1.5 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Materi Membaca dan Menulis Permulaan... 19

2.2 Penelitian yang Relevan... 20

2.2.1 Literatur Map... 23

2.3 Kerangka Berpikir ... 23

2.4 Hipotesis Penelitian... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Desain Penelitian ... 25

3.3 Setting Penelitian ... 26

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 26

3.3.2 Waktu Penelitian ... 26

3.4 Populasi dan Sample... 28

3.4.1 Populasi... 28

3.4.2 Sample... 28

3.5 Variabel Penelitian... 29

3.5.1 Variabel Independen... 29

3.5.2 Variabel Dependen... 29

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 29

3.6.1 Tes... 29 3.6.2 Non Tes... 30 3.6.2.1 Observasi... 30 3.6.2.2 Wawancara... 31 3.7 Instrumen Penelitian... 31 3.7.1 Instrumen Tes... 31 3.7.2 Instrumen Nontes... 34 3.7.2.1 Instrumen Observasi... 34 3.7.2.2 Instrumen Wawancara... 34 3.7.3 Uji Validitas... 36

3.7.3.1 Uji Validitas Isi... 36

3.7.3.2 Uji Validitas Konstruk... 39

3.7.4 Uji Reliabilitas... 40

3.8 Teknik Analisis Data... 40

3.8.1 Uji Normalitas... 40

3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan... 41

3.8.2.1 Uji Homogenitas... 41

3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I... 41

3.8.3 Analisis Lebih Lanjut... 42

3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I... 42

3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan... 42

3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ... 43

(14)

xiv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Hasil Penelitian... 44

4.1.1 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 44

4.1.2 Uji Normalitas Data... 44

4.1.3 Besar Pengaruh Perlakuan ... 46

4.1.3.1 Uji Homogenitas... 46

4.1.3.2 Uji Selisih Skor... 47

4.1.3.3 Uji Peningkatan Skor ... 48

4.1.4 Analisis Lebih Lanjut... 50

4.1.4.1 Uji Besar Pengaruh Perlakuan... 50

4.1.4.2 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan... 51

4.2 Pembahasan... 53

4.2.1 Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan Siswa Kelas 1 SD N Panembahan... 53

4.2. Dampak Pengaruh Penelitian... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

5.1 Kesimpulan... 59 5.2 Keterbatasan Penelitian... 59 5.3 Saran... 60 DAFTAR PUSTAKA... 61 LAMPIRAN ... 64 RIWAYAT HIDUP... 166

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kotak Huruf... 19

Gambar 2.2 Kartu Gambar (Pengendali Kesalahan)... 19

Gambar 2.3 Papan Tulis... 20

Gambar 2.4 Papan Petunjuk Penulisan Huruf (Kiri) Dan Papan Tulis (Kanan)... 20

Gambar 3.1 Desain Penelitian... 25

Gambar 3.2 Variabel Penelitian... 29

Gambar 3.3 Rumus Uji Besar Pengaruh Data Normal... 42

Gambar3.4 Rumus Uji Besar Pengaruh Data Tidak Normal... 43

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Selisih Skor Pretest-Postest 1 Pada Kelas Kontrol Dan Eksperimen... 48

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Rata-Rata Pretest-Postest 1 Untuk Kemampuan Membaca... 49

Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Rata-Rata Pretest-Postest 1 Untuk Kemampuan Menulis... 49

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kelompok Eksperimen... 27

Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kelompok Kontrol... 28

Tabel 3.3 Skema Dalam Melakuakn Pengambilan Data... 30

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Tes... 31

Tabel 3.5 Penilaian Validitas Isi Dan Validitas Konstruk Instrumen Tes... 32 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Item Soal Tes... 33

Tabel 3.7 Instrumen Observasi... 34

Tabel 3.8 Instrumen Wawancara Dengan Kepala Sekolah... 34

Tabel 3.9 Instrumen Wawancara Dengan Guru Kelas 1... 35

Tabel 3.10 Instrumen Wawancara Dengan Siswa Kelas 1... 36

Tabel 3.11 Kriteria Penilaian RPP... 37

Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Instrumen... 37

Tabel 3.13 Penilaian Instumen Soal... 38

Tabel 3.14 Penilaian RPP... 38

Tabel 3.15 Hasil Validitas Instrumen... 39

Tabel 3.16 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 40

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Membaca... 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menulis... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal... 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi... 47

Tabel 4.5 Uji Peningkatan Skor Membaca... 49

Tabel 4.6 Uji Peningkatan Skor Menulis... 49

Tabel 4.7 Uji Besar Perlakuan Kemampuan Membaca... 51

Tabel 4.8 Uji Besar Perlakuan Kemampuan Menulis... 51

Tabel 4.9 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Membaca... 51 Tabel 4.10 Perbandingan Rerata Posttest Kemampuan Membaca... 52

Tabel 4.11 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menulis... 52 Tabel 4.12 Perbandingan Rerata Postetst Kemampuan Menulis... 52

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 66

Lampiran 2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitia Dari Sekolah... 67 Lampiran 3 RPP Eksperimen... 68 Lampiran 4 RPP Kontrol ... 86 Lampiran 5 Validasi RPP... 101 Lampiran 6 Soal... 108

Lampiran 7 Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca... 113

Lampiran 8 Lembar Validasi Instrumen Soal... 115

Lampiran 9 Hasil Validasi SPSS... 121

Lampiran 10 Reliabilitas Instrumen... 123

Lampiran 11 Hasil Observasi Kelas... 124

Lampiran 12 Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah... 126

Lampiran 13 Hasil Wawancara Dengan Guru Kelas 1... 127

Lampiran 14 Hasil Wawancara Dengan Siswa... 128

Lampiran 15 Analisis Data Kemampuan Membaca... 129

Lampiran 16 Analisis Data Kemampuan Menulis... 134

Lampiran 17 Nilai Pretest Kelas Eksperimen Kemampuan Membaca... 139 Lampiran 18 Nilai Posttest 1 Kelas Eksperimen Kemampuan Membaca... 140 Lampiran 19 Nilai Posttest 2 Kelas Eksperimen Kemampuan Membaca... 141 Lampiran 20 Nilai Pretest Kelas Eksperimen Kemampuan Menulis... 142 Lampiran 21 Nilai Posttest 1 Kelas Eksperimen Kemampuan Menulis... 143 Lampiran 22 Nilai Posttest 2 Kelas Eksperimen Kemampuan Menulis... 144 Lampiran 23 Nilai Pretest Kelas Kontrol Kemampuan Membaca... 145 Lampiran 24 Nilai Posttest 1 Kelas Kontrol Kemampuan Membaca... 146 Lampiran 25 Nilai Posttest 2 Kelas Kontrol Kemampuan Membaca... 147 Lampiran 26 Nilai Pretest Kelas Kontrol Kemampuan Menulis... 148 Lampiran 27 Nilai Posttest 1 Kelas Kontrol Kemampuan Menulis... 149 Lampiran 28 Nilai Posttest 2 Kelas Kontrol Kemampuan Menulis... 150 Lampiran 29 Foto-Foto Saat Pengambilan Data... 151

(18)
(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting bagi manusia, melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui lingkungan formal dan informal. Lingkungan pendidikan formal diperoleh seperti di sekolah. Pendidikan formal yang ada di negara Indonesia masih sangat memperihatinkan. Terutama mengenai fasilitas pendidikan di daerah-daerah terpencil, baik sarana dan prasarana yang belum memadai. Bahkan kondisi ruang kelas tidak layak untuk dipakai untuk kegiatan proses belajar mengajar selain itu masih banyak kekurangan tenaga guru untuk mengajar. Guru sangat dibutuhkan dalam membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan melalui proses belajar.

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sehingga belajar dapat menjadikan manusia tahu, memahami, mengerti, dan dapat melaksanakan (Baharrudin dan Wahyuni, 2015: 15). Dalam belajar seorang manusia mendapatkan banyak ilmu pengetahuan melalui kegiatan sehari-hari seperti di sekolah. Dalam kegiatan belajar di sekolah khususnya SD ada banyak materi yang sulit mereka pahami. Salah satunya materi membaca dan menulis permulaan. Materi membaca dan menulis permulaan diajarkan pada siswa SD kelas 1 dengan rentan usia yang berada diantara 7-11 tahun yang disebut tahap operasional konkret. Pada tahap ini ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa saja yang mereka lihat. Mereka menerapkan logika berpikir melalui barang-barang konkret (Suparno, 2001: 69-70). Siswa pada tahap perkembangan operasional konkret membutuhkan bantuan sesuatu yang nyata dalam memahami materi yang sulit. Salah satu cara yang dapat membantu siswa memahami materi yaitu dengan menggunakan media pembelajaran.

(20)

2

Media berasal dari bahasa latin medius secara harafiah berarti “tengah”, “pertama” atau “pengantar”. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mempu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. (Arsyad, 2014:3). Karena posisinya yang berada di tengah diantara dua sisi disebut pengantara. Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2010: 6). Marshall McLuhan (dalam Dananjaya, 2010: 18) media proses pembelajaran bukan hanya berupa aktivitas bekerja (pengalaman) dan bukan hanya pengetahuan tetapi juga kompetensi kepribadian dan kecerdasan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori dipilih karena dalam menyampaikan sebuah materi menggunakan media pembelajaran yang nyata. Media pembelajaran sangat dibutuhkan karena menurut pendidikan Montessori, media pembelajaran dapat membatu pemahaman siswa berawal dari hal yang nyata/rill terlebih dahulu. Pendidikan Montessori diciptakan oleh dokter Maria Montessori (1870-1952). Karakteristik media pembelajaran yang digunakan dalam pendididkan Montessori adalah 1) menarik, 2) bergradasi, 3)

auto-corection, 4) auto-education, 5) kontekstual (Montessori, 2002: 170-176). Dengan

ciri-ciri tersebut diharapkan media pebelajaran berbasis metode Montessori dapat membantu siswa untuk mencapai kemampuan yang diinginkan.

Peneliti melakukan wawancara bersama dengan kepala sekolah dan guru kelas 1 pada Senin, 21 Agustus 2017. Pada saat wawancara peneliti menanyakan hal yang terkait dengan indikator kemampuan membaca dan menulis permulaan. Hasil wawancara menunjukan bahwa masih banyak siswa kelas 1A dan 1B yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis permulaan. Kesulitan tersebut berdasarkan indikator menulis dan membaca permulaan.Indikator kemampuan membaca terdiri dari 1) membaca suku kata yang berbentuk mirip, 2) membaca suku kata yang artikulasi bunyinya sama, 3) membaca kata dengan dua suku kata yang sama, 4) membaca kata dengan dua suku kata yang berbeda, 5) membaca

(21)

3

kalimat pendek yang terdiri dari 2-3 kata. Sedangkan pada kemampuan menulis terdiri dari indikator 1) menebalkan huruf a-z dengan arah menulis yang benar, 2) menulis kata dengan suku kata sama melalui dikte, 3) menulis kata dengan suku kata berebeda melalui dikte 4) menulis kata dengan tiga suku kata melalui dikte, 5) menulis kata yang terdapat huruf mati melalui dikte, 6) menulis kembali sesuai garis kalimat pendek yang terdiri 2-3 kata. Berdasarkan indikator tersebut peneliti juga memperoleh data di kelas 1A dengan jumlah siswah 10 orang yang memiliki nilai rata-rata kemampuan membaca sebesar 65 dan kemampuan menulis sebesar 66. Sedangkan kelas 1B dengan jumlah siswa 13 orang memiliki nilai rata-rata kemampuan membaca 65 dan kemampuan menulis 61. Penelitian ini menggunakan kelas IA sebagai kelas eksperimen. Sedangkan kelas IB sebagai kelas kontrol karena pihak sekolah menyarankan untuk tidak menggunakan kelas ini yang terdapat anak berkebutuhan. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa nilai kemampuan membaca dan menulis tersebut masih di bawah KKM yaitu 75. Nilai kemampuan membaca dan menulis yang masih dibawah KKM disebabkan karena kurangnya bantuan media pembelajaran yang dapat mendukung dan membantu siswa dalam memahami materi. Dalam menyampaikan meteri membaca dan menulis permulaan yang abstrak guru menyampaikan dengan metode ceramah tanpa bantuan media.

Menulis dan membaca adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap orang. Pada pembelajaran awal di SD siswa akan diajarkan dasar-dasar membaca dan menulis. Stahl (dalam Tung, 2015: 269) meyakini bahwa membaca memiliki tujuan pengajaran yang seharusnya dapat membantu murid mengenali kita secara otomatis, memahami teks, secara motivasi untuk membaca dan mengapresiasi bacaan. Sedangkan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seorang anak sejak usia bayi, tetapi menulis juga memiliki tujuan dan memerlukan latihan dengan waktu yang cukup lama. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis harus dimulai dari latihan, praktek terus-menerus, dan teratur (Tarigan, 1984: 3-4). Keterampilan membaca dan menulis akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang-bidang ilmu lainnya di sekolah (Mulyati, dalam Slochan, 2008: 6.5). Tujuan dari

(22)

4

keterampilan membaca dan menulis permulaan adalah untuk membinakan dasar membaca, seperti kemampuan dalam menggabungkan huruf dengan bunyi bahasa yang diwakilinya, melatih gerakan mata dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana (Solchan, 2008: 8.5). Menulis permulaan memiliki tujuan yaitu (a) mampu menulis garis putus-putus, garis lurus, garis lengkung, lingkaran, garis pembentuk huruf, (b) menjiplak dan menebalkan (gambar, lingkaran, bentuk lurus), (c) menyalin (huruf, kata, kalimat angka arab, atau beberapa kalimat), (d) menulis huruf, kata dan kalimat sederhana dengan huruf lepas, (e) menulis beberapa kalimat sederhana (terdiri atas 3-5 kata) dengan huruf sambung, (f) menulis kalimat yang didiktekan guru menggunakan huruf sambung dan menuliskan dengan benar, dan (g) menulis rapi kalimat dengan huruf sambung. Berdasarkan uraian tersebut dibutuhkan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dengan berbasis metode Montessori. Media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca dan menulis permulaan dikembangkan dari Large Movable Alphabes (LMA) yang merupakan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk pembelajaran bahasa (Wulandari, 2014: 4).

Media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca dan menulis permulaan terdiri dari empat bagian, yaitu kotak huruf, kotak garis, papan petunjuk penulisan huruf, dan papan tulis. Bagian pertama adalah kotak huruf. Di dalam kotak huruf terdapat beberapa komponen berupa huruf-huruf abjad, kartu kata, kartu suku kata, kartu diftong, dan kartu gambar. Huruf konsonan berwarna merah sedangkan huruf vokal berwarna biru. Pengendali kesalahan terdapat pada kartu gambar. Sisi depan berupa gambar sedangkan sisi belakang dari kartu gambar terdapat nama dari objek tersebut. Bagian kedua adalah kotak garis. Pada kotak garis ini terdapat dua set kotak garis yang masing-masing terdiri dari tiga baris garis kalimat. Kotak garis ini digunakan untuk meletakkan kartu gambar dan untuk menyusun huruf-huruf. Bagian ketiga adalah papan petunjuk penulisan huruf. Papan ini memuat seluruh abjad (a sampai z) yang disertai dengan arah penulaisan yang benar. Melalui papan petunjuk penulisan ini, siswa diharapkan mampu melihat dan mempraktikkan cara menulis huruf dengan benar.Bagian

(23)

5

keempat adalah papan tulis. Papan ini disertai dengan spidol untuk menulis. Huruf-huruf yang telah disusun pada kotak huruf akan ditulis di papan ini. Ukuran kotak garis pada papan tulis sama dengan ukuran pada kotak garis.

Berdasarkan permasalahan yang dikaji di atas mengenai materi membaca dan menulis permulaan, peneliti menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca menulis permulaan kelas I SD N Panembahan. Hal ini karena di SD N Panembahan belum memiliki media pembelajaran membaca dan menulis permulaan, sehingga peneliti menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca dan menulis permulaan untuk diujicobakan kepada siswa kelas I SD Panembahan. Media Pembelajaran berbasis metode Montessori ini telah dikembangkan oleh Wulandari (2016) melalui penelitian Riset dan Pengembangan. Media ini belum pernah diujicobakan kepada siswa untuk melihat pengaruh media terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Maka pada penelitian ini peneliti akan melihat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas 1 SD N Panembahan.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh media pembelajaran berbasis metode Montessori tehadap kemampuan membaca dan menulis permulaan untuk kelas 1 SD. Lingkup penelitian ini pada siswa kelas 1 SD N Panembahan semester 1. 1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori terhadap kemampuan membaca permulaan untuk kelas 1 di SD N Panembahan?

1.3.2 Bagaimana pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori terhadap kemampuan menulis permulaan untuk kelas 1 di SD N Panembahan?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca permulaan untuk kelas 1 SD N Panembahan.

(24)

6

1.4.2 Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori materi menulispermulaan untuk kelas 1 SD N Panembahan. 1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran membaca dan menulis. Selain itu kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa akan meningkat dengan bantuan media pembelajaran.

2. Bagi guru

Guru mendapatkan pengalaman dan informasi mengenai media pembelajaran yang cocok dalam mengatasi permasalahan membaca dan menulis. Selanjutnya guru dapat menerapkan media lain dalam mengatasi kesulitan belajar yang lain.

3. Bagi sekolah

Sekolah mendapat wawasan baru mengenai media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar di sekolah.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan yang terkait dalam menyelesaikan persoalan membaca dan menulis permulaan. Selain itu peneliti dapat menambah keterampilan dengan mengetahui media pembelajaran yang dapat membatu menyampaikan materi.

1.6 Definisi Operasional

a. Media pembelajaran adalah sebuat alat atau penyalur pesan yang dapat membantu proses belajar dan mengajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.

b. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction,

auto- education, dan kontekstual.

c. Membaca dan menulis permulaan merupakan kemampuan membaca dan menulis yang diorientasikan pada kemampuan membaca dan menulis tingkat dasar. Membaca dan menulis merupakan dua hal yang penting dan

(25)

7

sangat diperlukan untuk memperluas pengetahuan, mempertinggi daya pikir, dan mempertajam penalaran.

d. Media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca dan menulis permulaan terdiri dari empat bagian, yaitu kotak huruf, kotak garis, papan petunjuk penulisan huruf, dan papan tulis.

(26)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti membahas beberapa hal di antaranya adalah Pembelajaran Bahasa Indonesia, Membaca Menulis Permulaan, Metode Montessori, media pembelajaran, Perkembangan anak, dan media pembelajaran berbasis metode Montessori.

2.1.1 Teori Perkembangan

Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar (Desmita, 2009: 9). Perkembangan menurut Piaget merupakan proses spontan dimana organisme memainkan peran aktif. Proses perkembangan terdiri atas empat faktor: maturasi, pengalaman transmisi sosial, dan faktor ekuilibrasi yang bersifat menyatukan semuanya (Salkind, 2009: 313). Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tingkatan, yakni sensori-motor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasi formal (lebih dari 11 tahun) (Dahar, 2011: 136).

1. Tahap Sensori-Motor (0-2tahun)

Pada tahap ini, bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengoordinasian pengalaman-pengalaman sensor tindakan fisik (Desmita, 2009: 101). Bayi memahami dunia seperti yang terlihat oleh mereka dan apa saja yang terangkap indera mereka yang lain (Nuryanti, 2008: 20). Intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. Anak belum dapat berbicara dengan bahasa. Anak belum memiliki bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di

(27)

9 dekatnya (Suparno, 2011: 27).

2. Tahap Pra-Operasional (2-7)

Anak mulai mampu membuat penilaian sederhana terhadap objek dan kejadian di sekitarnya. Mereka mampu menggunakan simbol (kata-kata, bahasa tubuh) untuk mewakili objek dan kejadian yang mereka maksudkan. Pada periode ini anak belum mampu mengembangkan konsep tentang aturan dalam bermain, namun hanya melakukan apa yang boleh dan tidak boleh seperti dikatakan orang dewasa di sekitar mereka (Nuryanti, 2008: 20-21). Pada tahap ini dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu berada di dekatnya (Suparno, 2011: 49). Menurut Piaget (dalam Dahlan 2016: 6) anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasikan dunia secara kognitif.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

Pada tahap ini anak akan dapat berpikir logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk yang berbeda (Desmita, 2009: 101). Apabila anak dihadapkan dengan suatu masalah secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkrit, maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik (Haditono, 2006: 223). Menurut Piaget (dalam Dahlan 2016: 6) Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi ental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi, dan mengubah. Operasi ini memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah secara logis. Pada tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak telah mampu mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2011: 69). 4. Tahap Operasi Formal (lebih dari 11 tahun)

Dalam tahap ini, anak berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik (Desmita, 2009: 101). Anak bisa menggunakan pertimbangan masa lalu dan masa yang akan datang ketika dihadapkan pada situasi-situasi yang baru. anak bisa menangani masalah-masalah yang ada dalam semua bingkai waktu (Salkind, 2009:346-347). Pada tahap ini seseorang sudah dapat berpikir

(28)

10

logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis (Suparno, 2011: 88).

Menurut Piaget terdapat 4 tahap teori perkembangan pada manusia yaitu (1) tahap sensorimotor itelegensi anak lebih berdasarkan pada tindakan inderawi terhadap lingkungan di sekitarnya, (2) tahap pra-operasional anak menggunakan simbol atau tanda menjelaskan sesuatu objek yang ada di sekitarnya, (3) tahap operasional konkret pemikiran anak yang berdasarkan aturan-aturan tertentu yang logis, dan (4) tahap operasi formal anak sudah dapat berpikir sesuai dengan pemikiran teoritis dan dapat mengambil kesimpulan. Siswa kelas 1 di SD N Panemabahan berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret, belum bersifat abstrak apalagi hipotesis. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menyampaikan materi yang abstrak dengan bantuan benda-benda yang konkret agar dapat membatu mempermudah siswa dalam memahami.

2.1.2 Media Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin medius secara harafiah berarti “tengah”, “pertama” atau “pengantar. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Arsyad, 2014:3). Media adalah sebagai alat informasi dan komunikasi, sarana prasarana, fasilitas, penunjang, penghubung, dan penyalur. Media memiliki posisi berada di antara dua sisi yaitu guru dan murid. Posisinya yang berada ditengah disebut sebgai penghubung atau pengantar, yakni mengantarkan atau menyalurkan pesan dari guru kepada siswa (Munadi, 2010: 6). Pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tjuan yang diharapkan (Al-Tabani, 2014: 19). Anderson (dalam sukiman, 2014: 28) media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seorang pengembang mata pelajaran dengan siswa. Media pembelajaran memiliki arti sebagai alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna yang disampaikan, sehingga dapat mencapai ujuan pembelajaran (Kustandi, 2011: 9).

(29)

11

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat atau penyalur pesan yang dapat membantu proses belajar dan mengajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Yang dimaksudkan pesan dalam proses pembelajaran adalah materi yang tersirat dalam media tersebut, agar dalam memaknainya siswa lebih mudah. Di dalam penelitian ini penggunaan media berbasis metode Montessori materi membaca dan menulis permualaan. 2.1.2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk membantu guru dalam menyampaikan materi (Arsyad, 2007: 19). Media pembelajaran adalah salah satu sumber belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil dari pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai dalam menyampaikan pesan atau efek yang ditimbulkannya. Pada umumnya media pembelajaran memiliki kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan merekontruksi, dan mentransportasikan suatu peristiwa atau objek. Media pembelajaran juga memiliki tujuan utama yaitu mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. (Munadi, 2010: 36-48) Fungsi media pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1. Media pembelajaran sebagai sumber belajar. Sumber belajar yang dimaksudkan adalah untuk menyampaikan pesan.

2. Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata simbol verbal yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik.

3. Fungsi manipulatif

a. Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas runag dan waktu.

b. Kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia.

4. fungsi psikologis

a. fungsi antensi : media pembelajran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar.

b. Fungsi afektif : media pembelajaran dapat menggugah perasaan, emosi, tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

(30)

12

c. Fungsi kognitif : media pembelajaran dapat membangun presepsi, mengingat, dan berpikir.

d. Fungsi imajinatif : media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa.

e. Funsi motivasi : media pembelajaran dapat mendorong siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 5. fungsi sosio kultural : media pembelajaran dapat mengatasi hambatan

komunikasi antar peserta.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar, sebagai simbol yang membantu anak dalam memahami materi, membantu menupulasi keterbatasan yang tidak dapat disampaikan melalui indera-indera manusia, dari segi psikologis dapat meningkatkan (motivasi, imajinatif, atensi, kognitif, afektif anak), dan sebagai sarana komunikasi. Pada penelitian ini menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori meteri membaca dan menulis permulaan.

2.1.3 Metode Montessori

Montessori mendefinisikan pendidikan sebagai sebuah proses dinamisdimana anak-anak berkembang menurut “ketentuan-ketentuan dalam” dari kehidupan mereka, dengan “kerja sukarela” mereka ketika ditempatkandalam sebuah lingkungan yang disiapkan untuk memberi mereka kebebasan dalam ekspresi diri. Anak-anak, menurut Montessori, secara alamiah dan secara enerjik berusaha untuk mencapai kemandirian fungsional yang merangsang anak menuju aktivitas diri untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjutdan kemandirian yang lebih besar. Kemandirian berarti mampu melakukannya sepenuhnya oleh dirinya sendiri (Gutex, 2013 : 75). Sekolah dalam pendidikan Montessori merupakan sebuah lingkungan yang dipersiapkan dimana anak mampu untuk berkembang secara bebasdalam kecepatan mereka sendiri, memungkinkan anak-anak, melalui kegiatan dengan bahan pembelajaran yang bersifat mengoreksi diri, melatih dan mengembangkan indra-indra dan pemikiran mereka dengan menggunakan prinsip-prinsipdalam Montessori tentang “kebebasan dari para murid dalam manifestasi spontan mereka dan kebebasan dalam beraktivitas. Aktivitas anak dipandu oleh seorang direktris,

(31)

13

dimana direktris tersebut memiliki peran sebagai pemandu proses pembelajarananak tanpa melakukan campur tangan (Gutex, 2013: 75).Terdapat delapan prinsip dalam pendidikan Montessori yang diungkapkan oleh Lillard (2005: 29-33), kedelapan prinsip tersebut adalah 1) Pergerakan dan pemikiran yang berkaitan erat, dan pergerakan dapat meningkatkan pemikiran dan pembelajaran, 2) Kebebasan dalam memilih dan memberikan kontrol diri, 3) Ketertarikan belajar. Anak dapat belajar dengan lebih baik apabila mereka tertarik pada apa yang mereka pelajari, 4) Menghindari penghargaan ekstrinsik, 5) Pembelajaran kolaboratif antar teman sebaya, 6) Pembelajaran dalam konteks akan lebih mendalam dan lebih memperkaya daripada pembelajaran abstrak, 7) Pentingnya bentuk-bentuk interaksi guru terhadap anak, dan 8) Keteraturan lingkungan dan pikiran yan bermanfaat bagi anak.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Montessori merupakan metode yang menekankan pada kebebasan, kemandirian, yang melatih dan mengembangkan indra-indra dan pemikiran anak dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam Montessori.

2.1.3.1 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi di dalam kelas Montessori. Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri yaitu menarik, bergradasi,

auto-correction, auto-education, dan kontekstual.

a. Ciri yang pertama adalah menarik. Media pembelajaran Montessori dibuat agar dapat menarik perhatian dari anak. Jika anak mulai tertarik dengan media pembelajaran tersebut, maka mereka dapat belajar dengan lebih mendalam. mediapembelajaran tersebut dapat digunakan dalam berbagai bentuk permainan yang membuat suasana belajar menjadi lebih berkesan dan menyenangkan (Gutek, 2013: 235-239).

b. Ciri yang kedua adalah bergradasi. Dilihat dari segi fisik media pembelajaran Montessori, gradasi yang dimaksud ialah gradasi warna, kekerasan, berat, dan rangsangan-rangsangan yang akan dimunculkan oleh anak. Media pembelajaran bergradasi ini melibatkan panca indera anak sehingga memungkinkan berbagai macam rangsangan yang muncul dari

(32)

14

anak. Oleh karena itu, media pembelajaran dibuat agar dapat melatih indera, dapat digunakan untuk berbagai macam usia dan berbagai macam konsep (Gutek, 2013: 234-240).

c. Ciri yang ketiga adalah auto-correction. Media pembelajaran Montessori memiliki ciri khas dimana dalam penggunaannya siswa dapat mengontrol setiap kesalahan. Anak berproses untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan ini dengan berbagai cara. Dalam mengalami proses tersebut, anak dibantu dengan adanya control of error (pengendali kesalahan) yang ada pada setiap alat peraga (Montessori, 2002: 171). d. Ciri yang keempat adalah auto-education. Tujuan dari penggunaan media

pembelajaran Montessori adalah untuk memunculkan pembelajaran sendiri. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang memungkinkan anak belajar mandiri. Direktris (sebutan untuk guru di sekolah Montessori) tidak perlu ikut campur, cukup mengamati dan memberikan kebebasan untuk anak bekerja (Montessori, 2002: 172-173). e. Ciri yang kelima adalah kontekstual. Sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Lillard (2005: 29-33), pembelajaran dalam Montessori disesuaikan dengan konteks. Hal itu dikemukakan karena pembelajaran dalam konteks akan lebih mendalam dan memperkaya pemahaman siswa daripada belajar dengan pembelajaran yang abstrak. Oleh karena itu, kontekstual yang dimaksud adalah sesuai dengan lingkungan, dekat dengan anak, dan terdapat di lingkungan sekitar.

Berdasarkan uraian di atas,media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media pembelajaran yang memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto- education, dan kontekstual. Dalam penelitian ini media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca dan menulis permulaan.

2.1.4 Pembelajaran Bahasa Indonesia 2.1.4.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan ilmu-ilmu kepada siswanya untuk mencapai tujuan (Al-Tabany, 2014: 19). Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan

(33)

15

sumber belajar dalam sebuah lingkungan belajar. Pembelajaran memilki ciri-ciri dan prinsip pembelajaran menurut Siregar & Nara (2010: 13) menjelaskan ada empat ciri dalam pembelajaran yaitu (1) pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan disengaja, (2) pembelajaran dilakukan agar pengetahuan siswa bertambah, (3) sebelum melakukan pembelajaran harus menetapkan tujuan, dan (4) pelaksanaan pembelajaran harus terawasi agar tujuan dapat tercapai. Gagne (dalam Siregar & Nara, 2010: 16) menyampaikan sembilan prinsip dalam pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik , terdiri dari (1) mampu memusatkan perhatian siswa, (2) menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) mengkaitkan konsep yang telah dipelajari, (4) menyampaikan materi pembelajaran, (5) melakukan bimbingan belajar, (6) memperoleh kinerja siswa, (7) memberikan tanggapan untuk pekerjaan siswa, (8) melakukan penilaian hasil belajar, dan (9) melakukan transfer belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran merupakan kegiatan berinteraksi antara guru dengan siswa dan sumber belajar di dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar yang berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran.

2.1.4.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran bahasa merupakan dari pendekatan pembelajaran. Pendekatan adalah dasar teoritis dari suatu metode. Terdiri dari empat pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu pendekatan tujuan, pendekatan struktural, pendekatan komunikatif, dan pendekatan terpadu. Pendekatan tujuan didasarkan pada pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seprangkat kaidah bahasa atau tata bahasa. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Penggunaan bahasa di dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam situasi formal maupun non formal, tiap-tiap aspek tidak berdiri sendiri melainkan bersama-sama dalam penggunaannya. Dengan kata lain, penggunaan bahasa dalam praktik

(34)

16

komunikasi akan tampil secara terpadu (Slamet, 2014: 19- 22).Dalam praktik pembelajaran di SD, untuk kelas 1 dan 2 (kelas rendah), pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan untuk kelas 3-6 (kelas tinggi) menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum. Pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan secara terpadu antara empat aspek keterampilan berbahasa (kompetensi dasar), kebahasaan (kompetensi kebahasaan), dan sastra. Dari keempat aspek keterampilan tersebut, dapat difokuskan pada salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang lain sebagai variasi kegiatan belajar siswa. Tujuannya agar keempat aspek tersebut dikuasai secara seimbang dan pembelajaran tidak monoton (Solchan, 2008: 11.6-11.7).

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran Bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran dengan pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan komunikasi lisan dan tulis yang melibatkan aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra.

2.1.4.3 Membaca Menulis Permulaan 2.1.4.3.1 Membaca Permulaan

Pengajaran membaca yang paling baik yaitu tentang pengajaran membaca yang dilandasi pada kebutuhan anak dan mempertimbangkan apa yang telah dikuasai anak. Rubin (dalam Slamet, 2014: 107) mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengajaran membaca yakni sebagai berikut, (1) peningkatan ucapan, (2) kesadaran fonemik (bunyi bahasa), (3) hubungan antara huruf-huruf merupakan prasyarat untuk dapat membaca, (4) membedakan bunyi-bunyi merupakan hal penting dalam pemerolehan bahasa, khususnya membaca, (5) kemampuan mengingat, (6) membedakan huruf, (7) orientasi ke kiri dan ke kanan,(8) keterampilan pemahaman, dan (9) penguasaan kosakata.

A. Materi Pembelajaran Membaca Permulaan

Materi membaca permulaan di SD terdapat di kurikulum dan silabus kelas I dan II. Dalam penelitian ini peneliti membatasi pada kelas I saja. Materi membaca permulaan untuk kelas I semester pertama dan kedua diuraikan oleh Slamet (2014: 24-27) sebagai berikut:

(35)

17 1. Kelas I Semester Pertama

a. Persiapan (pramembaca)

Pada tahap persiapan anak mulai dikenalkan tentang sikap duduk yang baik, cara meletakkan atau menempatkan buku di meja, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, dan memperhatikan gambar atau tulisan.

b. Membaca Permulaan

Pada tahapan selanjutnya anak mulai dikenalkan tentang lafal atau ucapan kata (menirukan guru), intonasi kata dan intonasi kalimat (lagu kalimat sederhana), huruf-huruf yang sudah dikenal anak, dan kata-kata baru yang bermakna. Tahap pertama, anak dikenalkan secara bertahap dengan keempat belas huruf yaitu: 1) a, i,m, dan n, 2) u, b, dan l,3) e, t, dan p, 4) o dan d, 5) k dan s. 2. Kelas I Semester Kedua

Pada materi pembelajaran membaca permulaan berikutnya adalah bacaan yang berisi kurang lebih 10 kalimat (dibaca dengan lafal dan intonasi yang wajar), kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya), dan huruf kapital pada awal kata nama orang, Tuhan, agama, kitab suci.

B. Metode Pembelajaran Membaca Permulaan

Selain materi pembelajaran, Solchan (2008: 6.16-6.22) menguraikan enam metode dalam pembelajaran membaca permulaan. Keenam metode tersebut adalah metode eja, metode bunyi, metode suku kata, metode kata, metode global, dan metode SAS. Peneliti menggunakan metode eja, metode suku kata, dan metode kata. Berikut uraian dari ketiga metode tersebut.

1. Metode Eja

Metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Setelah tahapan ini, siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenal.Misalnya:

b, a, d, umenjadi b-a ba (dibaca ataudieja/be-a ⦋ba⦌) 2. Metode Suku Kata

Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti /ba, bi, bu, be, bo/. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaian menjadi kata-kata bermakna.

(36)

18 Misalnya: cu-ci

Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan perangkaian kata menjadi kelompok kata sederhana. Contoh: ka-kiku-da

3. Metode Kata

Metode ini disebut juga metode kata lembaga. Dalam pembelajarannya, diawali dengan pengenalan kata tertentu kemudian diuraikan menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan dikembalikan ke bentuk asal sebagai kata lembaga (kata semula).Contoh:

kaki ---- ka-ki ---- k-a-k-i ---- ka-ki ---kaki

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan adalah pembelajaran membaca tahap awal di kelas I dan II dengan menggunakan metode-metode membaca yang disesuaikan dengan kemampuan membaca yang akan dicapai.

2.1.4.3.2 Menulis Permulaan

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang (Tarigan, 1982: 21). Menurut Solchan (2008: 9.4) menjelaskan bahwa siswa SD yang baru masuk sekolah diperkenalkan dengan bentuk huruf-huruf. Pada hakikatnya, huruf-huruf itu dibentuk oleh garis-garis maka siswa diperkenalkan dan dilatih untuk membuat garis putus-putus, garis lurus, garis lengkung, dan garis bulat yang merupakan dasar untuk menulis sebuah huruf. Di samping itu, siswa dibiasakan untuk menulis dengan sikap yang benar. Oleh karena itu, keterampilan menulis bukan merupakan kemampuan otomatis yang dibawa sejak lahir. Keterampilan menulis yang handal hanya diperoleh dengan banyak latihanmenulis.

A. Materi Menulis Permulaan

Materi menulis permulaan untuk kelas I semester pertama dan kedua diuraikan oleh Slamet (2014: 45-47) sebagai berikut:

1. Kelas I Semester Pertama

Tahap ini disebut sebagai persiapan pramenulis permulaan. Hal-hal yang perlu dibiasakan anak meliputi duduk wajar dan baik, meletakkan buku tangan dengan jarak ke mata yang cukup dengan sudut tegak lurus, memegang buku

(37)

19

dengan baik, membuka buku dari kanan ke kiri, melihat tulisan dari kiri ke kanan, melemaskan lengan tangan dengan gerakan menulis di udara, memegang pensil dengan benar, melemaskan jari (dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, meniru, melatih dasar menulis), dan melemaskan jari dengan cara menuliskan huruf dengan menggunakan jari.

2. Kelas I Semester Kedua

Siswa mulai melakukan penulisan kata-kata dan kalimat sederhana yang sudah dikenal atau yang baru dengan huruf balok. Materi lainnya yang harus dikuasai siswa berikutnya adalah menyalin kata-kata yang cocok dengan gambar yang ditunjukkan guru, menulis jelas dan rapi, menulis kata yang didiktekan guru, menulis kalimat sederhana yang dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri tanda titik, penggunaan huruf kapital untuk nama orang, nama Tuhan, dan nama agama/kitab suci.

B. Metode Pembelajaran Menulis Permulaan

Dalam pengenalan menulis permulaan, metode yang digunakan tidak berbeda jauh dengan metode pengenalan membaca permulaan. Metode mana yang paling sesuai dengan perkembangan anak itulah yang dipilih. Membaca dan menulis saling terkait, sehingga metode dalam menulis permulaan mengikuti metode membaca yang digunakan (Slamet, 2014: 49).Dengan demikian, menulis permulaan adalah pembelajaran menulis tahap awal di kelas I dan II dengan penguasaan kegiatan pramenulis yang berkembang menjadi kegiatan menulis yang lebih kompleks dan bertahap. Penguasaan keterampilan menulis didukung dengan keragaman materi yang diberikan secara bertahap untuk melatih kemampuan siswa.

2.1.4.3.3 Membaca Menulis Permulaan

Membaca Menulis Permulaan (MMP) merupakan pembelajaran tahap awal di kelas rendah. Disebut permulaan karena hal pertama yang diajarkan kepada anak pada awal-awal masa persekolahan itu adalah kemampuan membaca dan menulis yang lebih diorientasikan pada kemampuan membaca dan menulis tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf dan kemampuan menulis mekanik. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang- bidang ilmu lainnya di sekolah (Solchan, 2008:6.12).Kemampuan melek huruf ini

(38)

20

selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni kemampuan melek wacanayang merupakan kemampuan membaca yang sesungguhnya. Kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut (Solchan, 2008: 6.12)Pada dasarnya, tujuan dari membaca dan menulis permulaan ialah memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mengenalkan tentang teknik-teknik membaca dan menulis permulaan dan mengenalkan teknik menangkap isi bacaan dan dapat menuliskannya (Slamet, 2014:49).

Berdasarkan paparan di atas, membaca dan menulis permulaan merupakan kemampuan membaca dan menulis yang diorientasikan pada kemampuan membaca dan menulis tingkat dasar. Membaca dan menulis merupakan dua hal yang penting dan sangat diperlukan untuk memperluas pengetahuan, mempertinggi daya pikir, dan mempertajam penalaran. Oleh karena itu, peneliti menggunakanmedia pembelajaran berbasis metode Montessori untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulispermulaan.

2.1.5 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Materi Membaca dan Menulis Permulaan

Media pembelajaran berbasis Montessori materi membaca dan menulis permulaan terdiri dari empat bagian, yaitu kotak huruf, kotak garis, papan petunjuk penulisan huruf, dan papan tulis. Bagian pertama adalah kotak huruf. Di dalam kotak huruf terdapat beberapa komponen berupa huruf-huruf abjad, kartu kata, kartu suku kata, kartu diftong, dan kartu gambar. Huruf konsonan berwarna merah sedangkan huruf vokal berwarna biru.

(39)

21

Pengendali kesalahan terdapat pada kartu gambar. Sisi depan berupa gambar sedangkan sisi belakang dari kartu gambar terdapat nama dari objek tersebut.

Gambar 2.2 Kartu gambar (pengendali kesalahan)

Bagian kedua adalah kotak garis. Pada kotak garis ini terdapat dua set kotak garis yang masing-masing terdiri dari tiga baris garis kalimat. Kotak garis ini digunakan untuk meletakkan kartu gambar dan untuk menyusun huruf-huruf.

Gambar 2.3Papan tulis

Bagian ketiga adalah papan petunjuk penulisan huruf. Papan ini memuat seluruh abjad (a sampai z) yang disertai dengan arah penulaisan yang benar. Melalui papan petunjuk penulisan ini, siswa diharapkan mampu melihat dan mempraktikkan cara menulis huruf dengan benar.

Gambar 2.4 Papan Petunjuk Penulisan Huruf (Kiri)Dan Papan Tulis (Kanan) Bagian keempat adalah papan tulis. Papan ini disertai dengan spidol untuk menulis. Huruf-huruf yang telah disusun pada kotak huruf akan ditulis di papan ini. Ukuran kotak garis pada papan tulis sama dengan ukuran pada kotak garis. 2.2 Penelitian yang Relevan

(40)

22

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan. Peneliti membahas penelitian tentang penggunaan media pembelajran pada kemampuan membaca dan menulis. Penelitian yang dilakukan oleh Yusantika, Suyitno, dan Furaidah (2018) berjudul “Pengaruh Media Audio dan Audio Visual terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas IV”. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui pengaruh media audio dan audio visual terhadap kemampuan menyimak. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan jenis eksperimen. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh penggunaan media audio dalam pembelajaran terhadap kemampuan menyimak cerita rakyat pada siswa kelas IV di SDN Buring Malang. Hal tersebut didapatkan melalui hasil perhitungan pretest dan posttest pada kelas audio. Perbedaan perolehan skor yang didapat pada saat pretest rata-rata nilai 58,87dengan standar deviasi 6, 105, sedangkan pada posttest rata-rata-rata-rata nilai 74,51 dengan standar deviasi 4,54.

Penelitian yang dilakukan oleh Ruhaena (2008) yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap baca-tulis permulaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada anak prasekolah”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap kemampuan literasu yang bahasa Indonesia dan Inggris anak-anak yang berstandar dalam metode Jolly Phonics. Populasi pada penelitian ini adalah 60 anak, yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelomok kontrol dan eksperimen. Masing-masing terdiri dari 30 anak. Pengukuran dilaukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran melek aksara. Kemudian skor yang dianalisis dengan t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa t-2,511 dengan p-0,015. Temuan tersebut membuktikan bahwa kemampuan literasi bahasa Indonesia dan Inggris kelompok kontrol dan eksperimen berbeda secara signifikan. Anak-anak yang belajar denga metode Jolly Phonics memiliki kemampuan yang lebih besar daripada mereka yang menggunakan metode biasa.

Penelitian tentang pengauh benda konkret yang dilakukan oleh Erowati (2015) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar siswa kelas IV di SDN Sumberejo 01” bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran benda konkret terhadap motivasi belajar seluruh siswa kelas IV di SDN Sumberejo 01. Jenis penelitian yang digunakan adalah

(41)

23

asosiatif pendekatan kuantitatif. Dengan subjek penelitian adalah 20 siswa. Metode pengumpulan data dengan angket tertutup dengan skala likert dan dokumen hasil belajar IPA. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikansi antara penggunaan media benda konkret terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV. Hal ini ditunjukan dari tabel (9,01>1,658) atau sig (0,000<0,05) dan dengan nilai kontribusi 41,6%. Hal ini ditujukan dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,416.

Penelitian Kawuryan (2012) dengan judul “Pengaruh Stimulasi Visual Untuk Meninkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Disleksia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rangsangan visual terhadap kemampuan anak disleksia membaca di sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan di SD 2 dan SD 3 Distrik Suci Bae. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa dalam kategori anak-anak disleksia (gangguan membaca). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental dengan membarikan perawatan kepada siswa memalui stimulasi visual menggunakan desain pretest-posttest hasil penelitian ini menunjukan t 1.2 koefisien yang berbeda dari 3, 141 dengan p 0,005. Hal ini ditunjukan oleh perbedaan rata-rata baik rata-rata kemampuan membaca data posttest siswa SD yang mengalami retorika retikulum 170, 910 lebih tinggi dari pretest data kemampuan membaca siswa SD yang disleksia sebesar 90,17. Hasil ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikansi anatara pretest-posttest kemampuan membac siswa SD disleksia sebelum dan sesudah pengobatan dengan stimulasi visual.berdasarkan hasil analisis data menunjukan tidak ada perbedaa kemampuan membaca sebelum dan sesudah perlakuan stimulasi visual disleksia. Anak-anak disleksia dimana keterampilan membaca siswa sekolah dasar bahwa disleksia diberikan lebih tinggi setelah pengobatan daripada sebelum diberikan pengobatan.

(42)

24 2.2.1 Literatur Map

Bagan 2.1 Bagan Penelitian Relevan

2.3 Kerangka berpikir

Penelitian ini tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas 1 SD N Panembahan. Media pembelajaran berbasis metode Montessori yang digunakan ini memiliki prinsip dasar yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,

auto-education, dan kontekstual. Pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran bertujuan agar siswa lebih mudah memahami materi dan pembelajaran lebih menyenangkan. Selain itu usia perkembangan siswa kelas I berada pada tahap operasional konkret. Ditahap ini siswa dapat melakukan operasi dan berpikir logis apabila dihadapkan pada situasi konkret. Maka media pembelajaran berbasis metode Montessori ini dapat membantu siswa untuk memahami secara konkret. Media pembelajaran berbasis metode Montessori

Yusantika, Suyitno, dan Furaidah (2018) “Pengaruh Media Audio dan Audio Visual terhadap Kemampuan Menyimak Siswa Kelas IV”

Ruhaena (2008) “Pengaruh Metode Pembelajaran Jolly Phonics tergadap Kemampuan Baca-Tulis Permulaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Pada anak

Prasekolah” Erowati (2015) “Pengaruh Penggunaan Media Benda Konkret Terhadap Hasil Belajar siswa kelas IV di SDN Sumberejo 01” Kawuryan (2012) “Pengaruh Stimulasi Visual Untuk Meninkatkan Kemampuan Membaca Pada Anak Disleksia”

Penelitian ini Tentang “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Terhadap Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan kelas I SD N

(43)

25

materi membaca dan menulis permulaan terdiri dari empat bagian yaitu kotak huruf, kotak garis, papan petunujuk penulisan huruf, dan papan tulis. Di dalam kotak huruf terdapat beberapa komponen berpa huruf-huruf abjad, katu kata, kartu suku kata, kartu diftong, dan katu gambar. Huruf konsonan berwarna merah sedangkan huruf vokal berwarna biu. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran berbasis metode Montessori terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan. Penelitian ini dibatasi pada pembelajaran membaca dan menulis permulaan untuk mengenal dan merangkai suku kata, kata, dan kalimat sederhana yang terdiri dari 3-5 kata. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori yang sudah ada yaitu Large Movable Alphabets (LMA). Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas IA dan IB di SD N Panembahan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Media pembelajaran berbasis metode Montessori materi membaca dan menulis permulaan berpengaruh terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 1 SD Negeri Panembahan.

(44)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, subyek penelitian, jadwal pengambilan data, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik analisisdata, serta jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah quasi eksperimental.

Quasi eksperimental adalah gabungan dari dua metode yaitu kuantitatif dan

eksperimen. Metode kuantitaif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan menggunakan instrumen penelitian yang bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang akan diterapkan. Sedangkan penelitian eksperimen adalah sebuah metode penelitian yang biasa digunakan untuk mencari pengaruh dari sebuah perlakuan tertentu di dalam kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2010:107). Menurut pendapat Arikunto (2006:3) metode eksperimen adalah cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara faktor yang digunakan oleh peneliti dengan menyeleksi faktor yang mengganggu.

3.2 Desain Penelitian

Metode eksperimen adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel yang diterapkan dalam peneltian. Di dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen non equivalent control

group design (Sugiyono, 2015: 79). Pengaruh treatmen/perlakuan (O2-O1)-(O4 -O3). Didalam penelitian ini memiliki kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok akan sama sama diberikan pretest untuk melihat kondisi awal kedua kelompok. Selanjutnya salah satu kelompok dipilih untuk diterapkan sebuah metode. Kemudian dilakukan posttest untuk melihat pengaruh metode yang terapka disalah satu kelompok.

Gambar

Gambar 2.1 Kotak Huruf
Gambar 2.2 Kartu gambar (pengendali kesalahan)
Tabel 3.1 Waktu penelitian kelompok eksperimen
Gambar 3.2 Varibel penelitian  3.6 Teknik Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bagian- bagian tubuh katak berbasis metode Montessori yang telah dikembangkan, memiliki kualitas sangat

Hasil wawancara menunjukkan bahwa 50% siswa (jumlah keseluruhan 11 siswa) mengalami kesulitan membaca dan menulis. Maka siswa belum mengenal huruf apalagi membaca

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran organ pencernaan manusia berbasis metode Montessori untuk siswa kelas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD

Media pembelajaran rangka kepala manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA dan

Alasan yang mendasari penggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dampitari 2018 menyimpulkan bahwa

Pengenalan Media Pembelajaran Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran sistem pencernaan hewan ruminansia terdiri dari empat komponen yaitu

Beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa dengan metode Montessori (Paramita, 2020) yaitu mengenalkan