Bab IV
Bab IV
Profil Kabupaten Bireuen
Profil Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 23 kabupaten/kota yang berada di bawah wilayah administrasi Provinsi Aceh. Posisi geografis Bireuen sangat strategis dibanding kabupaten lain, karena berada di bagian Timur Provinsi Aceh yang menghubungkan bagian tengah sampai bagian barat dengan berbatasan langsung laut lepas (Selat Malaka). Kabupaten Bireuen menjadi hilir dari sungai-sungai besar yang mengalir perairan lepas serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari datar (pantai) sampai begelombang (gunung dan perbukitan). Nilai strategis Kabupaten Bireuen adalah sebagian wilayah selatan merupakan perbukitan dan wilayah utara didominasi oleh kawasan pesisir pantai.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Dalam kebijakan penataan ruang nasional (Peraturan Pemerintah Nomor26 Tahun 2008 tentang RTRWN), Kota Juang yang menjadi ibukota Kabupaten Bireuen ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKWp) dan satu pusat permukiman lainnya yaitu Kecamatan Peusangan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) serta ditetapkan jaringan jalan nasional disepanjang sisi pantai timur sebagai Trans Lintas Timur Sumatera.
Selain jalan sisi Pantai Timur Kabupaten Bireuen terdapat jalur jalan lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah juga telah ditetapkan sebagai jalan nasional.Jumlah penduduk Kabupaten Bireuen pada tahun 2014 berjumlah 413.817 jiwa, sebagian besar adalah Pegawai Negeri Sipil dan swasta. Dari sisi struktur ekonomi juga
bersesuaian dengan komposisi mata pencaharian dimana 18,4% PDRB kabupaten ini berasal dari sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,7%. Gambaran umum Kabupaten Bireuen secara lengkap dapat dilhat pada paparan di bawah ini.
4.1 KONDISI FISIK 4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Aceh yang letaknya sangat strategis dan dilintasi oleh jalan nasional serta diapit oleh beberapa kabupaten dan merupakan pusat perdagangan di wilayahnya. Secara geografis, Kabupaten Bireuen terletak pada posisi N 4053’20,3” - N 5016’25,8” Lintang Utara (LU) dan E 96055’30,1” - E 096019’45,9” Bujur Timur (BT) dengan luas wilayahnya 1,796.31 Km2 atau (179.631 Ha) dan berada pada ketinggian 0 sampai 2.637 meter Dari Permukaan Laut (DPL). Batas-batas administratif Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatas dengan Selat Malaka;
Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Aceh Utara;
Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Bener Meriah dan Aceh
Tengah;
Sebelah Barat : berbatas dengan Kabupaten Pidie Jaya dan Pidie.
Secara geografis wilayah Kabupaten Bireuen memiliki posisi strategis, karena terletak sebagai berikut:
1. Kawasan Pantai Timur Pulau Sumatera yang merupakan kawasan cepat berkembang di Pulau Sumatera, dibandingkan dengan kawasan tengah dan kawasan Pantai Barat Sumatera.
2. Berdekatan dengan kota pusat pertumbuhan Kota Lhokseumawe dan Medan yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Disamping itu, di Kota Medan juga terdapat Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional.
3. Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif dan jalur pelayaran perdagangan internasional yang padat.
4. Dilintasi oleh Jalan Trans Sumatera, yang merupakan jalur perdagangan yang padat di Pulau Sumatera. Di masa mendatang, Jalan Trans Sumatera pada ruas antara Medan sampai Bandar Lampung direncanakan untuk dikembangkan sebagai jalan internasional Trans Asia dan Trans Asean.
Wilayah Kabupaten Bireuen berkembang menjadi kabupaten merupakan hasil dari pemekaran Kabupaten Aceh Utara menjadi kabupaten baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000 (berikut dapat diperhatikan pada Peta 4.1)
Sejak berdirinya Kabupaten Bireuen berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 1999 telah terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam bidang pemerintahan, dimana pada awalnya terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan. Tahun 2001 dimekarkan menjadi 10 kecamatan, tahun 2004 dimekarkan kembali menjadi 17 kecamatan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Peudada, dengan wilayah seluas 31.283,90 Ha atau 17,42 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen. Urutan berikutnya adalah Kecamatan Juli dengan wilayah seluas 23.11,358 Ha atau 12,87 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen keseluruhan. Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil di daerah ini adalah Kecamatan Kota Juang (1.690,87 Ha) dan Kecamatan Kuala (1.724,56 Ha), dengan proporsi luas wilayah masing-masing sebesar 0,94 dan 0,96 persen dari total luas wilayah Kabupaten Bireuen secara keseluruhan. Nama kecamatan dan luas wilayah dapat diperhatikan dalam Tabel 4.1 dan Peta 4.2.
TABEL 4.1 : Nama dan Luas Kecamatan di Kabupaten Bireuen
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)
1 2 3 4 1 Samalanga 14.087,19 7,84 2 Simpang Mamplam 15.772,05 8,78 3 Pandrah 11.396,78 6,34 4 Jeunieb 11.237,49 6,26 5 Peulimbang 12.774,66 7,11 6 Peudada 31.283,90 17,42 7 Jeumpa 10.886,02 6,06 8 Kota Juang 1.690,87 0,94 9 Juli 23.118,35 12,87 10 Kuala 1.724,56 0,96 11 Peusangan 5.907,63 3,29 12 Jangka 3.748,92 2,09 13 Peusangan Selatan 9.414,70 5,24
14 Peusangan Siblah Krueng 11.205,35 6,24
15 Kuta Blang 3.870,13 2,15
16 Makmur 6.857,36 3,82
17 Gandapura 4.655,82 2,59
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen
Topografi wilayah Kabupaten Bireuen secara umum terdiri dari wilayah datar, landai, bergelombang dan berbukit. Kelerengan bervariasi antara 0-2%, 2-5%, 5-15%, 15-40%, > 40%. Wilayah dengan kelerengan 0-2% terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kota Juang, Kuala, Kuta Blang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Simpang Mamplam. Wilayah dengan kelerengan 2-5% terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kuta Blang, Kota Juang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Samalanga, Simpang Mamplam. Wilayah dengan kemiringan lereng 5-15% terdapat di Kecamatan Gandapura, Jangka, Jeumpa, Jeunieb, Juli, Kota Juang, Kuala, Kuta Blang, Makmur, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Simpang Mamplam. Wilayah yang memiliki kemiringan 15-40% berada di Kecamatan Jeumpa, Jeunieb, Juli, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Peusangan, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Samalangan, Simpang Mamplam. Wilayah dengan tingkat kemiringan > 40% terdapat di Kecamatan Jeumpa, Jeunieb, Juli, Pandrah, Peudada, Peulimbang, Samalanga, Simpang Mamplam.
Dari sisi topografi lahan, secara umum wilayah Kabupaten Bireuen terdiri dari wilayah yang datar, landai, bergelombang dan berbukit. Kelerengan yang bervariasi antara 0-2 persen dan yang paling tinggi tingkat kelerengannya adalah dengan kemiringan di atas 40% yang tersebar di beberapa kecamatan. Penjabaran kelerengan pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Kemiringan
Lereng Kecamatan Luas (ha)
0 - 2 % Gandapura 1.487,52 0 - 2 % Jangka 1.089,59 0 - 2 % Jeumpa 1.742,88 0 - 2 % Jeunieb 2.334,71 0 - 2 % Juli 491,78 0 - 2 % Kota Juang 840,23 0 - 2 % Kuala 1.122,25 0 - 2 % Kuta Blang 1.516,48 0 - 2 % Makmur 131,38 0 - 2 % Pandrah 999,15 0 - 2 % Peudada 2.872,79 0 - 2 % Peulimbang 1.067,17 0 - 2 % Peusangan 2.259,19 0 - 2 % Peusangan Selatan 596,09
0 - 2 % Peusangan Siblah Krueng 37,23
0 - 2 % Samalanga 1.972,52 0 - 2 % Simpang Mamplam 3.154,17 0 - 2 % Simpang Mamplam 0,00 2 - 5 % Gandapura 2.117,23 2 - 5 % Jangka 1.303,24 2 - 5 % Jeumpa 466,26 2 - 5 % Jeunieb 638,87 2 - 5 % Juli 883,31 2 - 5 % Kota Juang 776,34 2 - 5 % Kuta Blang 691,84 2 - 5 % Makmur 682,87 2 - 5 % Pandrah 680,90 2 - 5 % Peudada 256,08 2 - 5 % Peulimbang 745,28 2 - 5 % Peusangan 1.680,10 2 - 5 % Peusangan Selatan 1.135,87
2 - 5 % Peusangan Siblah Krueng 270,16
2 - 5 % Samalanga 453,71 2 - 5 % Simpang Mamplam 1.193,87 5 - 15 % Gandapura 1.051,06 5 - 15 % Jangka 1.356,09 5 - 15 % Jeumpa 3.546,04 5 - 15 % Jeunieb 1.477,06
Kemiringan
Lereng Kecamatan Luas (ha)
5 - 15 % Juli 10.510,60 5 - 15 % Kota Juang 74,31 5 - 15 % Kuala 602,31 5 - 15 % Kuta Blang 1.661,81 5 - 15 % Makmur 6.043,10 5 - 15 % Pandrah 1.093,50 5 - 15 % Peudada 9.516,78 5 - 15 % Peulimbang 1.912,49 5 - 15 % Peusangan 1.650,48 5 - 15 % Peusangan Selatan 2.679,14
5 - 15 % Peusangan Siblah Krueng 7.744,42
5 - 15 % Samalanga 1.570,47 5 - 15 % Simpang Mamplam 2.570,56 5 - 15 % Simpang Mamplam 0,00 15 - 40 % Jeumpa 4.627,17 15 - 40 % Jeunieb 4.669,19 15 - 40 % Juli 11.193,43 15 - 40 % Pandrah 5.682,51 15 - 40 % Peudada 16.815,23 15 - 40 % Peulimbang 6.219,20 15 - 40 % Peusangan 317,86 15 - 40 % Peusangan Selatan 5.003,60
15 - 40 % Peusangan Siblah Krueng 3.153,54
15 - 40 % Samalanga 5.332,35 15 - 40 % Simpang Mamplam 6.575,80 > 40 % Jeumpa 503,67 > 40 % Jeunieb 2.117,66 > 40 % Juli 39,24 > 40 % Pandrah 2.940,72 > 40 % Peudada 1.823,02 > 40 % Peulimbang 2.830,52 > 40 % Samalanga 4.758,13 > 40 % Simpang Mamplam 2.277,64 KABUPATEN BIREUEN 179.631,77
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen 4.1.3 Geologi
Geologi wilayah Kabupaten Bireuen terbagimenjadi beberapa jenis bebatuan yang menjadi tumpukan dan penampang pembentukan permukaan lahan. Penampang geologi permukaan merupakan sebaran bebatuan lateral, vertikal sampai pada kedalaman batuan dasar. Sebaran geologi meliputi Aluvium, Batuan Sendimen, Batuan Gunung Api, dan Batuan Sendimen-meta Sendimen.
Sebaran geologi wilayah Kabupaten Bireuen terdiri atas aluvial/alluvial group, aneka bentuk/miscellaneous goup, dataran/plain group, marine/marine group, pegunungan & plato/mountain &plateau group, perbukitan/hilly group, teras marin/marine terrace group, volkan/volcanic group.
Geologi suatu wilayah perlu diketahui secara mendetail dalam melakukan perencanaan agar upaya memanfaatkan sumber daya alam dan energi dapat dilakukan secara efisien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan perikehidupan manusia pada masa kini dan masa mendatang dengan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya semaksimal mungkin.
Geologi wilayah Kabupaten Bireuen dapat di bagi atas beberapa jenis bebatuan yang menjadi tumpukan dan penampang pembentukan permukaan lahan. Hal ini didukung juga oleh penampang geologi permukaan sebagai sebaran bebatuan baik lateral maupun vertikal hingga sampai pada kedalaman batuan dasar. Sebaran geologi diantaranya adalah Aluvium, Batuan Sendimen, Batuan Gunung Api, dan Batuan Sendimen-meta Sendimen (lihat Tabel 4.3 dan Peta 4.3).
GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha) Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Gandapura 37,24
GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha) Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Gandapura 902,68 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Gandapura 129,58 Marin/Marine Group Halaquents, Sulfaquepts, Fluvaquents, Tropaquents Gandapura 291,66 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Gandapura 695,47 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Gandapura 637,40
Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts, Kanhaplustults Gandapura 403,55 Teras Marin/Marine Terrace
Group
Ustropepts, Tropaquepts,
Tropofluvents Gandapura 1.558,25 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Jangka 891,96 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Jangka 1.440,56 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Jangka 1.416,41 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Jeumpa 974,01 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents,
Tropofluvents Jeumpa 785,81 Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Jeumpa 224,95 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,
Psammaquents Jeumpa 95,09
Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults Jeumpa 3.862,55 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Kandiudults, Tropaquepts Jeumpa 1.755,72 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Tropaquepts Jeumpa 358,90 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents Jeumpa 10,08 Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Jeumpa 1.249,47 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Jeumpa 299,15
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Jeumpa 1.270,30 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Jeunib 956,36 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents,
Tropofluvents Jeunib 896,29 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group Jeunib 5.201,27
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Jeunib 572,08 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Jeunib 821,78 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults Jeunib 1.265,40
GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha) Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Jeunib 1.065,09 Perbukitan/Hilly Group Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults Jeunib 341,87 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts Juli 1.173,00 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Juli 372,68 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group Juli 2,16
Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults Juli 91,08 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Kandiudults, Tropaquepts Juli 1.872,97 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Tropaquepts Juli 1.161,34 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Juli 5.617,68 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents Juli 1.723,64 Perbukitan/Hilly Group Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults Juli 1.688,68 Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Juli 1.500,07 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Juli 202,51
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Juli 5.359,32 Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox Juli 2.353,22 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Kota Juang 223,05 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Kota Juang 578,84 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents,
Ustropepts Kota Juang 62,35 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group Kota Juang 269,69
Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Kota Juang 33,35 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Kota Juang 523,60
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Kuala 645,60 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Kuala 527,06 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Kuala 551,89 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Kuta Blang 455,56 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Kuta Blang 1.511,57 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts Kuta Blang 42,83 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Kuta Blang 324,79 Dataran/Plain Group Haplustults, Haplustox Kuta Blang 408,10
GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha) Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Kuta Blang 138,54 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts Kuta Blang 353,01 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts, Kanhaplustults Kuta Blang 635,73 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Makmur 475,11 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Kanhapludults,
Tropaquepts Makmur 3.988,60 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Makmur 1.854,11 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts, Kanhaplustults Makmur 112,62
Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts, Tropaquepts, Tropofluvents Makmur 424,96 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Pandrah 147,78 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Pandrah 849,31 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group Pandrah 6.841,19
Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Pandrah 321,98 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Pandrah 70,64 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults Pandrah 2.207,00 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs Pandrah 170,36 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Pandrah 83,21 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents Pandrah 36,76 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Pandrah 450,06
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Pandrah 218,48 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Peudada 1.356,03 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Peudada 1.058,55 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Peudada 675,92 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group Peudada 2.363,56
Dataran/Plain Group Kandiudults, Ustropepts, Tropaquepts Peudada 750,88 Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Peudada 1.716,66 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Peudada 475,31 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults Peudada 15.287,31 Pegunungan dan Plato/Mountain
GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha) Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Tropaquepts Peudada 4.741,99 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Tropaquepts, Kandihumults Peudada 602,85 Perbukitan/Hilly Group Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults Peudada 1.530,45 Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Peudada 105,98 Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults, Dystropepts, Tropaquepts Peudada 222,67 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Peudada 334,19
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults Peudada 59,40 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Peulimbang 423,39 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents,
Tropofluvents Peulimbang 422,20 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Ustropepts Peulimbang 151,24 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group Peulimbang 6.264,18
Dataran/Plain Group Kandiudults, Ustropepts, Tropaquepts Peulimbang 876,30 Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox Peulimbang 612,80 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Peulimbang 643,25 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults Peulimbang 2.426,51 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Peulimbang 100,44 Perbukitan/Hilly Group Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults Peulimbang 510,02 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Peulimbang 344,33
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Peusangan 1.002,16 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Peusangan 1.853,28 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts Peusangan 89,18 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents Peusangan 473,05 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Kanhapludults,
Tropaquepts Peusangan 1.072,99 Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults Peusangan 765,62 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts Peusangan 651,36
Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts PeusanganSelatan 2.422,97 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts PeusanganSelatan 306,61 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts Peusangan 427,85
GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha) Selatan
Perbukitan/Hilly Group Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults PeusanganSelatan 3.456,28 Perbukitan/Hilly Group Kanhapludults PeusanganSelatan 434,50 Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults PeusanganSelatan 1.429,78 Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox Peusangan
Selatan 936,71 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Ustropepts PeusanganSiblah
Krueng 916,29 Dataran/Plain Group Haplustults, Haplustox PeusanganSiblah
Krueng 10,77 Perbukitan/Hilly Group Dystropepts, Kanhapludults, Tropaquepts PeusanganSiblah
Krueng 2.282,46 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts PeusanganSiblah
Krueng 2.435,49 Perbukitan/Hilly Group Kandiudults, Tropaquents, Kandihumults
Peusangan Siblah
Krueng 26,43 Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults
Peusangan Siblah
Krueng 1.306,40 Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox
Peusangan Siblah
Krueng 2.095,10 Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox,
Tropaquepts
Peusangan Siblah Krueng
2.134,38 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents Samalanga 1.158,88 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents Samalanga 604,10 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group Samalanga 1.723,39
Marin/Marine Group Halaquents, Sulfaquepts, Fluvaquents, Tropaquents Samalanga 12,31 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,
Psammaquents Samalanga 344,34 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults Samalanga 4.527,44 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents Samalanga 1.046,99 Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Hydrandrepts Samalanga 327,74
GROUP USDA Kecamatan LUAS (Ha) Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox, Tropaquepts Samalanga 2.782,18 Volkan/Volcanic Group Ustropepts,Kandiudults, Tropaquepts Samalanga 1.559,80 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents MamplamSimpang 896,52 Aluvial/Alluvial Group Tropaquepts, Fluvaquents, Tropofluvents MamplamSimpang 194,51 Aneka Bentuk/Miscellaneous
Group
Simpang
Mamplam 4.526,26 Dataran/Plain Group Ustropepts, Haplustox MamplamSimpang 406,07 Marin/Marine Group Halaquents, Sulfaquepts, Fluvaquents, Tropaquents MamplamSimpang 189,25 Marin/Marine Group Halaquents, Tropopsamments,Psammaquents MamplamSimpang 1.433,33 Pegunungan dan Plato/Mountain
dan Plateau Group Dystropepts, Kanhapludults MamplamSimpang 2.562,47 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs Simpang
Mamplam 6,19 Perbukitan/Hilly Group Hapludalfs, Tropaquepts, Troporthents MamplamSimpang 1.833,35 Teras Marin/Marine Terrace
Group Ustropepts MamplamSimpang 1.573,35
Volkan/Volcanic Group Dystropepts, Kandiudults MamplamSimpang 496,56 Volkan/Volcanic Group Kandiudults, Haplustox, Tropaquepts MamplamSimpang 4,20 Volkan/Volcanic Group Ustropepts,Kandiudults,
Tropaquepts
Simpang
Mamplam 1.649,98
KABUPATEN BIREUEN 179.631,77
4.1.4 Jenis Tanah
Jenis Tanah di Kabupaten Bireuen terdiri dari tanah Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning, Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek Renzina dan Litosol. Di bagian utara wilayah ini di dominasi oleh jenis tanah Aluvial dan Hidromorf Kelabu, sedangkan pada bagian selatan wilayah ini di dominasi oleh jenis tanah Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek Renzina dan Litosol. Jenis tanah ini mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kesesuaian tanaman yang dapat dikembangkan. Jenis tanah Aluvial dan Latosol umumnya relatif subur dan pada tanah tersebut sesuai untuk pengembangan pertanian, jenis tanah Podsolik Merah Kuning sesuai untuk tanaman perkebunan atau tahunan. Sedangkan jenis tanah Litosol mempunyai sifat yang mudah tererosi dan mempunyai kedalaman efektif yang dangkal sehingga mempunyai resiko erosi yang tinggi (lihat Tabel 4.4 dan Peta 4.4).
TABEL 4.4 : Kecamatan dan Jenis Tanah di Kabupaten Bireuen
No. Kecamatan Jenis Tanah
1. Samalanga Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
2. Simpang Mamplam Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
3. Pandrah Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
4. Jeunieb Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
5. Peulimbang Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
7. Juli Podsolik Merah Kuning, Latosol
8. Jeumpa Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
9. Kota Juang Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning,
Latosol
10. Kuala Aluvial
11. Jangka Aluvial, Hidromorf Kelabu
12. Peusangan Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
13. Peusangan Selatan Podsolik Merah Kuning, LatosolAluvial, Hidromorf
Kelabu
14. Peusangan Siblah Krueng Podsolik Merah Kuning, Latosol
15. Makmur Hidromorf Kelabu, Podsolik Merah Kuning
16. Kuta Blang Aluvial, Hidromorf Kelabu
17 Gandapura Aluvial, Hidromorf Kelabu
A.Kedalaman Efekif
Kedalaman efektif tanah merupakan tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai batuan induk atau sampai pada suatu lapisan yang perakaran tanaman atau mungkin menembusnya. Permukaan tanah dengan tingkat kedalaman tinggi, semakin baik untuk media pertumbuhan tanaman. Kedalaman tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, selain itu juga menentukan jumlah unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman. Kedalaman efektif tanah adalah suatu kedalaman yang diukur dari permukaan tanah sampai pada lapisan kedap air, yakni; lapisan pasir, kerikil, batu lignit. Ini sangat ditentukan dari tingkat pelapukan humus yang ada dipermukaan dan jenis batuan induk yang melapuk menjadi soil.
Kabupaten Bireuen mempunyaik kedalaman tanah bervariasi dari 60 sampai 90 centi meter dan di atas 90 centi meter. Kedalaman tanah efektif lebih dari 90 cm merupakan yang lebih dominan ditemukan dengan luas sekitar 103.175,00 Hektar atau 54,27 % dari luas keseluruhan Kabupaten Bireuen.Sedangkan kedalaman 60 - 90 cm merupakan yang terkecil dijumpai yaitu sekitar 4,98 % dari luas keseluruhan Kabupaten Bireuen yaitu seluas 9,475,00 Hektar.
B. Tekstur Tanah
Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman, ketegasan tanah, perambatan panas, perkembangan akar tanaman dan pengolahan tanah. Berdasarkan perbandingan tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu halus, sedang dan kasar. Apabila tingkat kasar atau halus tekstur tanah yang tinggi maka kualitasnya semakin menurun, karena kemampuan meresap air kurang baik.Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Bireuen sebagian besar mempunyai tekstur sedang yaitu seluas 137.855,05 Ha atau 72,51 % dan tekstur halus 39.319,81 Ha (20,68 %). Sedangkan tekstur kasar hanya sebagian kecil yang terdapat dibagian utara dan selatan wilayah ini dengan luas sekitar 12.946,14 Ha (6,81 %).
4.1.5 Geomorfologi
Geomorfologi daerah di Kabupaten Bireuen dapat di bagi tiga, yaitu:
1. Daerah Pesisir (Utara)dengan struktur tanah berupa pasir,banyak di tumbuhi pohon kelapa, tambak – tambak rakyat, pemukiman penduduk desa pantai, desa tambak, tempat pembenihan, daerah muara (umumnya dipakai tempat TPI dan PPI) dan beberapa kota – kota kecamatan berada di wilayah ini;
2. Daerah tengah didominasi persawahan, kebun- kebun penduduk, pemukiman penduduk dan ibu kota kabupaten; dan
3. Daerah Selatan adalah daerah berbukit atau dataran tinggi yang umumnya merupakan kawasan hutan, meliputi hutan lindung, dan kawasan budidaya.
4.1.6 Klimatologi
Kondisi iklim di Kabupaten Bireuen sebagaimana umumnya di Indonesia. Kabupaten Bireuen merupakan daerah tropis dengan tipe iklim muson, dengan klasifikasi menurut sistem mohr,schimidt dan ferguson termasuk dalam tipe C. Kondisi iklim di wilayah kabupaten Bireuen relatif lebih kering di banding dengan bagian lain di Provinsi Aceh. Hal ini di pengaruhi oleh adanya Pegunungan Bukit Barisan, yang mana secara umum wilayah Timur dan Utara merupakan wilayah yang lebih kering di bandingkan dengan wilayah bagian Barat dan Selatan.Keadaan iklim secara umum di wilayah Kabupaten Bireuen dengan suhu rata-rata 300C dan kelembaban udara berkisar 84 – 89 %, bila di rata – rata dalam sepuluh tahun berkisar 86,6 %.
Curah hujan rata–rata tahunan di wilayah Kabupaten Bireuen berdasarkan pantauan dari 4 (empat) BPP adalah berkisar 1.447 mm pertahun, dengan rata-rata hari hujan adalah sebesar 92 hari pertahun. Pada bulan Agustus sampai Desember, curah hujan bulanan mencapai maksimal dengan rata-rata berkisar antara 10 – 13 hari dalam satu bulan. Pada bulan Juni curah hujan paling rendah dengan rata-rata curah hujan berkisar 4 mm dengan hari hujan sebanyak empat hari (Peta 4.5).
4.1.7 Hidrologi
Dalam menunjang berbagai kegiatan seperti pertanian, industri, rumah tangga dan kegiatan lain, sumber daya air yang dapat dimanfaatkan di wilayah Kabupaten Bireuen yaitu :
A.Perairan Terbuka
Perairan terbuka dapat dimanfaatkan di wilayah Kabupaten Bireuen adalah sungai yang berhulu di dataran tinggi bukit barisan dan bermuara ke Selat Malaka. Terdapat beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup besar yaitu DAS Krueng Peusangan, sub das lainnya, diantaranya Krueng Peudada, Krueng Pandrah, dan Krueng Jeunieb. Jika dilihat bentuk pola alirannya,sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini berbentuk sub paralel di bagian hulu. Penyebabnya adalah kondisi wilayah yang berbukit sehingga pola aliran yang terbentuk mengikuti lereng dari jalur pegunungan, pada bagian hilir berbentuk linier. Sungai-sungai yang melewati wilayah Kabupaten Bireuen sebagian terkena erosi yang mengakibatkan lingkungan rusak dan rawan bahaya banjir. Bencana banjir disebabkan adanya penggundulan hutan di daerah aliran dan di hulu sungai.
Potensi sumber daya air lain yang dapat dimanfaatkan yaitu berupa waduk dan irigasi yang terdapat di wilayah Kabupaten Bireuen. Terdapat 5 waduk yang berfungsi sebagai penyatu dari 43Daerah Irigasi diwilayah ini untuk kebutuhan irigasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
TABEL 4.5 : Nama Lokasi Daerah Irigasi Kabupaten Bireuen
No Luas (Ha) Daerah Irigasi (DI) Kewenangan
1 221,37 Paya Geulungku Kabupaten
2 44,25 Glee Meundong Kabupaten
3 96,90 Alue Rayek Mamplam Kabupaten
4 112,19 Kolam sapi Kabupaten
5 5,87 Peuneulet tunong Kabupaten
6 63,62 Alue udeng Kabupaten
7 135,74 Uteun bunta Kabupaten
8 28,86 Lhok Batee Kabupaten
9 28,74 Payaru Kabupaten
10 235,76 Paku Kabupaten
11 94,64 Mata ie Kabupaten
12 24,50 Alue Panyang Kabupaten
13 41,49 Jaba Kabupaten
14 215,71 Me rayeuk Kabupaten
15 35,39 Krueng Meusagob Kabupaten
16 18,28 Paya crot Kabupaten
17 9,57 Garab Kabupaten
18 97,52 Alue tokben Kabupaten
19 308,05 Simpang jaya Kabupaten
20 8,59 Tanjung beuridi Kabupaten
No Luas (Ha) Daerah Irigasi (DI) Kewenangan
22 63,86 Darussalam Kabupaten
23 49,04 Leubok setui Kabupaten
24 271,67 Batee Cut Lem Kabupaten
25 26,45 Tanjungan Kabupaten
26 51,37 Paya Jaloh Kabupaten
27 237,10 Payah Praden Kabupaten
28 159,34 Bintahsa Kabupaten
29 210,65 Paya Laot Kabupaten
30 26,56 Paya sikameh Kabupaten
31 764,79 Tadah Hujan Kabupaten
32 3.053,28 Paya Ni Nasional
33 4.960,88 Pante Lhong Nasional
34 1.952,44 Samalanga Propinsi
35 1.007,71 Pandrah Propinsi
36 1.503,79 Nalan Propinsi
37 1.010,40 Peudada Propinsi
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen
C. Daerah Resapan Air
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui sungai.DAS di Kabupaten Bireuen meliputi DAS Peusangan dan DAS Meuredu yang berhulu di dataran tinggi bagian selatan yang merupakan lembah-lembah atau punggung bukit dengan fungsi menangkap air hujan (Cachtment Area). Terdapat 16 (enam belas) sungai yang mengaliri wilayah ini dengan luas 1.842 ha dan Krueng Peusangan merupakan sungai terbesar di Kabupaten Bireuen.
D.Daerah Rawa
Di Kabupaten Bireuen daerah berawa tersebar di 5 kecamatan, merupakan daerah sumber daya air dan resapan, perlu dijaga kelestariannya. Luas daerah rawa (Paya)di Kabupaten Bireuensecara keseluruhan adalah 437,93 ha.Paya Nie merupakan daerah rawa terbesar dengan luas 304,19 ha yang berada di Kecamatan Kutablang. Adapun rawa– rawa tersebut, yaitu di :
1. Kecamatan Simpang Mamplam : Rawa Paku (8,47 ha) dan Kolam Sapi (16,11 ha);
2. Kecamatan Jeumpa : Rawa Paya Jagat (21,57 ha), Paya Geudebang (20,57 ha) dan Paya Cut (5,82 ha) ;
3. Kecamatan Kota Juang : Rawa Paya Kareueng (27,79 ha);
4. Kecamatan Kutablang :Rawa Paya Nie (304,19 ha);dan
5. Kecamatan Makmur : Rawa Paya Meuseujid (17,82 ha) dan Paya Gub (6,39 ha);
4.1.8 Kawasan Rawan Bencana A.Daerah Rawan Gempa
Lempeng adalah berbagai luasan area yang terbentuk dari pecahan kerak bumi yang masing-masing memiliki gerakan ke arah tertentu akibat konveksi di dalam bumi (astenosfer). Lempeng berada dalam keadaan bergerak kontinu, baik relative terhadap yang lain maupun terhadap sumbu rotasi bumi. Lempeng bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng bumi. Arus konvensi merupakan sumber kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng, getaran pergerakan lempeng ini disebut gempa.
Potensi gempa untuk wilayah Aceh sangat besar, hingga saat ini belum ditemukan teknologi yang dapat memperkirakan kapan akan terjadinya gempa. Wilayah Kabupaten Bireuen meskipun tidak berada pada jalur sesar secara langsung, namun tetap mengalami getaran gempa, karena berada dalam satu kesatuan wilayah Aceh yang merupakan jalur yang dilewati sesar semangko, apalagi jika gempa yang terjadi berada pada kedalaman yang sangat dangkal. Apabila terjadi gempa di sekitar Kabupaten Bireuen dengan
kekuatan yang sangat besar dapat memberikan dampak pada kerusakan bangunan, mengubah topografi atau bentuk muka bumi, keretakan permukaan bumi, perubahan tata air, dan mengakibatkan trauma pisik, psikis atau mental.
Secara umum Wilayah Aceh merupakan wilayah yang berada pada patahan sesar sumatera, masyarakat harus bisa hidup dan bersahabat dengan alam. Hal ini dapat direalisasikan dengan membangun rumah tahan gempa atau tidak bermukim di lereng-lereng terjal yang bias mendatangkan longsor. Dengan mengupayakan beberapa hal tersebut akan meminimalisir dampak terjadinya gempa bagi kehidupan masyarakat.
B. Daerah Rawan Abrasi dan Tsunami
abrasi merupakan proses terjadinya pengikisan daratan oleh gelombang ekstri m sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan berkurangnya luas daratan. Terjadinya perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi pada daerah sekitar pantai, dimana pantai selalu beradaptasi dengan berbagai kondisi yang terjadi. Salah satu kawasan pesisir yang rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat abrasi adalah kawasan pesisir Kabupaten Bireuen.
Selain faktor-faktor alam, proses abrasi dapat terjadi akibat faktor antropogenik, seperti aktivitas manusia di sekitar pantai. Meningkatnya usaha pengembangan daerah pantai untuk daerah pemukiman, wisata, perikanan, industri, wisata dan sebagianya telah mengakibatkan berbagai tekanan terhadap kualitas lingkungan pantai. Berbagai upaya manusia dalam modifikasi daerah pantai untuk keperluan tersebut di atas sering tidak diimbangi dengan pemahaman yang benar terhadap perilaku dinamika pantai, sehingga menimbulkan dampak yang cenderung merusak lingkungan pantai.
Tsunami selalu diawali suatu pergerakan dahsyat yang lazim kita sebut gempa. Meski diketahui bahwa gempa ini ada beragam jenis, namun tsunami
disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya berada wilayah sesar. Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertikal sehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut, wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya. Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan tinggi. Ia bisa mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam. Meski berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan yang parah bagi manusia.
Wilayah Kabupaten Bireuen merupak sebagian besar adalah wilayah pesisir sangat rentan terhadap dampak tsunami. Faktor lain yang memperparah kerusakan adalah tidak adanya kawasan penyangga alamiah (Buffer Zone) yang dapat menahan laju gelombang tsunami ke arah darat. Sebagian besar wilayah pesisir Samalanga sampai Gandapura terkena dampak dari gelombang tsunami dengan ketinggian 2 meter. Sebaran terkena gelombang tsunami yang tersebar di 11 kecamatan, khususnya dibagian pesisir.
C. Daerah Potensi Banjir
Kabupaten Bireuen berpotensi banjir ringan atau rendah. Hal ini disebabkan topografi Kabupaten Bireuen dengan kelerengan yang bervariasi. Tinggi genangan < 0.50 m dengan luas wilayah genangan 18.227,72 ha, tinggi genangan 0.50-1.00 m seluas 5.046,37 ha, tinggi genangan 1.00-1.50 m seluas 403,32 ha, tinggi genangan 1.30-1.50 m seluas 16.584,51 ha, dan
tinggi genangan 1.50-2.00 m mencakup 13.648,64 ha. Sebagian kecil pada wilayah pesisir yang memiliki potensibanjir. Faktor terjadinya banjir sangat memungkinkan dikarenakan kondisi curah hujan yang anomali. Untuk lebih jelas mengenai potensi banjir di Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada tabel berikut.
Table 4.6 : Potensi Banjir Kabupaten Bireuen Tinggi Genangan Keterangan Luas (Ha)
< 0.50 m Potensi rendah 18.227,72 0.50 - 1.00 m Potensi rendah 5.046,37 1.00 - 1.50 m Potensi rendah 403,32 1.30 - 1.50 m Potensi rendah 16.584,51 1.50 - 2.00 m Potensi rendah 13.648,64 Total Luas 53.910,55
Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen
D.Daerah Rawan Longsor dan Gerak Tanah
Kawasan rawan gerakan tanah dan/atau longsor di Kabupaten Bireuen seluas 8.379,23 ha, meliputi Kecamatan Samalanga seluas 48,57 ha, Peulimbang seluas 1.047,75 ha dan Juli seluas 8.330,66 ha. Kawasan gerak tanah yang berpotensi rawan secara menyatu terdapat pada jalan nasional Bireuen – Aceh Tengah sekitar km 11 sampai km 30.
Dampak dari gerakan tanah tersebut mengakibatkan hancurnya kawasan permukiman penduduk, rusaknya perkebunan masyarakat, infrastruktur, jaringan listrik dan komunikasi. Kerusakan infrastruktur mengakibatkan putusnya akses dari Kabupaten Bireuen ke Kabupaten Bener
Meriah dan Aceh Tengah, sehingga pergerakan orang dan barang antar kabupaten terhambat.Secara keseluruhan bagian rawan bencana ini dapat diperhatikan pada Peta 4.7.
4.1.9 Penggunaan Lahan Kabupaten Bireuen
Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen berdasarkan sebarannya terbagi atas tiga wilayah yaitu wilayah pantai, wilayah tengah dan wilayah pedalaman. Wilayah pantai di dominasi kegiatan tambak dan sawah, wilayah tengah kegiatan perdagangan dan jasa serta sawah dan wilayah pedalaman kegiatan dominan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan.
Penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen terbagi dalam 12 jenis penggunaan lahan, dengan luas terbesar 59.525,16 Ha yaitu pertanian lahan kering campur, dan luas terkecil dengan peruntukan rawa seluas 101,56 Ha. Gambaran lebih rinci terkait rencana penggunaan lahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.Untuk lebih lengkap peruntukan lahan di Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada TABEL 4.7 dan PETA 4.8
TABEL 4.7 : Luas dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Bireuen
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase %
1 Pertanian Lahan Kering 1.717,75 0,96
2 Hutan Lahan Kering Sekunder 55.034,42 30,64
3 Semak/Belukar 22.313,63 12,42
4 Hutan Primer 18.694,49 10,41
5 Sawah 13.990,00 7,79
6 Tambak 4.814,43 2,68
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase %
8 Tanah Terbuka/kosong 742,03 0,41
9 Air 418,18 0,23
10 Rawa 310,00 0,17
11 Pertanian Lahan Kering Campur 59.525,16 33,14
12 Sungai 925,06 0,51
Total Penggunaan Lahan 179.631,77 100
4.2 PRASARANA DAN SARANA WILAYAH KABUPATEN 4.2.1 Fasilitas Pendidikan
Kabupaten Bireuen memiliki 1 universitas, 3 Sekolah Tinggi dan 1 Akademik yang masing-masing terletak di Kecamatan peusangan, yaitu Universitas Al-Muslim, STAI (Sekolah Tinggi Agama Islam) berlokasi di Kecamatan Peusangan Gampong Paya Leupah, STIES terdapat di Kecamatan Jeumpa gampong Blang Bladeh dan PTAI berada di Kecamatan Samalanga serta Akademik Kebidanan Munawarah di kecamatan Jeumpa Gampong Meunasah Blang. Jumlah dan sebaran sarana pendidikan di Kabupaten Bireuen yang terdiri dari tingkat TK, SD, SLTP dan SLTA sudah tersebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen. Untuk masing-masing kecamatan sarana pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
TABEL 4.8 : JUMLAH TAMAN KANAK-KANAK DALAM KABUPATEN BIREUEN
Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015
TABEL 4.9 : JUMLAH SEKOLAH DASAR DALAM KABUPATEN BIREUEN
Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015
TABEL 4.10 : JUMLAH SLTP DALAM KABUPATEN BIREUEN
TABEL 4.11 : JUMLAH SMA DALAM KABUPATEN BIREUEN
4.2.2 Fasilitas Kesehatan
Peningkatan kualitas kesehatan perlu didukung oleh sarana kesehatan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Bireuen. Masih kurangnya kebutuhan sarana kesehatan dalam menangani pelayanan maka sarana kesehatan sangat penting dalam memperbaiki kesehatan di wilayah ini. Peningkatan pelayanan kesehatan untuk wilayah Kabupaten Bireuen dan umumnya Wilayah Aceh yang paling penting ditingkatkan adalah kualitas pelayanan oleh pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Bireuen terdiri dari Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Poliklinik, Balai Pengobatan, Posyandu/Polindes, dan Apotik/Toko Obat, dan Praktek Dokter. Jumlah sarana kesehatan pada pada tahun 2012-2032 yang terdiri dari Rumah Sakit hanya berjumlah 1 unit dan secara keseluruhan jumlah sarana kesehatan diKabupaten Bireuen dari hasil proyeksi tahun 2016 antaralain Pukesmas sebanyak 13 unit, Pustu 79 unit, Rumah Sakit Bersalin berjumlah 40 unit, serta kelanjutan masing-masing kecamatan dari hasil proyeksi sarana kesehatan dapat di lihat pada Tabel 4.12.
TABEL 4.12 : Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Bireuen
Kecamatan Puskesmas Pustu Poskesdes Posyandu
(1) (2) (3) (4) (5) 1 Samalanga 1 4 4 46 2 Simpang Mamplam 1 4 3 2 43 3 Pandrah 1 2 4 20 4 Jeunieb 1 3 4 43 5 Peulimbang 1 2 8 22 6 Peudada 1 3 3 52 7 Juli 2 2 8 41 8 Jeumpa 1 2 5 42 9 Kota Juang 1 1 2 28 10 Kuala 1 1 6 20 11 Jangka 1 3 7 51 12 Peusangan 1 3 6 71 13 Peusangan Selatan 1 3 5 23
14 Peusangan Siblah Krueng 1 3 2 21
15 Makmur 1 4 4 27 16 Gandapura 1 3 8 40 17 Kuta Blang 1 3 15 41 Jumlah/Total 18 46 94 631 Tahun 2013 18 46 240 633 Tahun 2012 18 46 216 633 Tahun 2011 18 47 617 Tahun 2010 18 40 625
4.2.3 Fasilitas Peribadatan
Guna mengarahkan kehidupan beragama untuk umat dan kepentingan bersama telah tersedia tempat-tempat ibadah baik yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Data yang dikumpulkan dari Departemen Agama Kabupaten Bireuen menunjukkan bahwa pada tahun 2014, terdapat 178 unit Mesjid, 629 unit Meunasah dan 620 unit TKQ/TPQ (lihat Tabel 4.13).
Mayoritas penduduk di Kabupaten Bireuen memeluk agama Islam, yaitu sebanyak 422.460 jiwa, sedangkan sisanya memeluk agama lain dengan rincian Protestan 327 jiwa, Katolik 19 jiwa, Hindu 37 jiwa dan Budha 554 jiwa (lihat Tabel 4.14).
TABEL 4.13 : Jumlah Mesjid, Meunasah dan TKQ/TPQ Di Kabupaten Bireuen
TABEL 4.14 : Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut Di Kabupaten Bireuen
4.2.4 Air Bersih dan Air Kotor (Air Buangan)
Umumnya penduduk setempat memanfaatkan sumber daya air tanah untuk memenuhi keperluan sehari – hari melalui sumur gali / bor (dalam) dan sumur pantek (dangkal).Kebutuhan akan air selama ini cukup memadai baik pada air tanah dangkal dan dalam. Potensi air tanah tinggi (Debit Pompa > 10 liter per detik), Sedang (5-10 liter per detik) dan Kecil (< 5 liter per detik ). Potensi air sumur dangkal diperkirakan lebih besar dari air sumur dalam, umunya air tanah dangkal bersifat tawar, dan di saat musim penghujan kedalaman air tanah mencapai 2 hingga 5 meter dari permukaan tanah. Prasarana air bersih di Kabupaten Bireuen dilayani oleh PDAM Tirta Krueng Peusangan. PDAM ini memiliki 5 lokasi pengolahan air bersih, sebagai berikut :
Bate Iliek dengan kapasitas 10 l/detik;
Jeunieb dengan kapasitas 20 l/detik;
Peudada dengan kapasitas 10 l/detik;
Teupin Mane, Juli dengan kapasitas 40 l/detik;
Peusangan, dengan kapasitas 10 l/detik;dan
Kuta Blang, dengan kapasitas 10 l/detik.
Adapun jumlah pelanggan yang ada saat ini adalah sekitar 71.806 KK, dengan tingkat pemenuhan terhadap permintaan sebesar 13 %. Untuk masa mendatang, tingkat pemenuhan terhadap permintaan ini akan ditingkatkan menjadi 30 %.
Disamping itu sistem jaringan air bersih antara wilayah Barat, Tengah dan Timur akan dikoneksikan, serta perlunya pembangunan sistem pengolahan dan distribusi air bersih untuk mendukung rencana
pengembangan kawasan industri Batee Geulungku dan Pelabuhan Internasional Teupin Jalo. Adapun permasalahan yang ada dalam pengembangan sistem jaringan air bersih ini adalah banyaknya sistem jaringan pipa air bersih yang terletak di tengah jalan, sehingga sulit dalam pelaksanaan ”maintenance” jaringan pipa yang ada.
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah. Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja. Bila pengelolaan limbah hanya diarahkan pada kegiatan pengolahan limbah maka beban kegiatan di Instalasi Pengolahan Air Limbah akan sangat berat, membutuhkan lahan yang lebih luas, peralatan lebih banyak, teknologi dan biaya yang tinggi. Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah (pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat membantu mengurangi beban pengolahan limbah di IPAL.
Permasalahan dalam pengolahan air limbah eksisting di Kabupaten Bireuen adalah belum adanya sistem pengolahan air limbah dari rumah sakit yang ada, serta adanya rencana pembangunan IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Terpusat) di Cot Buke Kecamatan Peusangan dekat lokasi TPAS dan Blang Beururu Kecamatan Peudada. Disamping itu, untuk mendukung rencana pengembangan Kawasan Industri Batee Geulungku perlu dibangun sistem pengolahan air limbah terpadu di kawasan ini sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah proyeksi kebutuhan air kotor untuk Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada Tabel 4.15.
TABEL 4.15 : Jumlah Proyeksi Volume Air Limbah Kabupaten Bireuen Tahun 2012-2032
No Kecamatan Proyeksi Volume Air Limbah
2017 2022 2027 2032 1 Samalanga 1,237 1,343 1,458 1,583 2 Simpang Mamplam 1,090 1,175 1,280 1,390 3 Pandrah 410 420 456 495 4 Jeunib 973 1,048 1,138 1,236 5 Peulimbang 503 521 566 615 6 Peudada 1,134 1,238 1,344 1,459 7 Juli 1,306 1,420 1,542 1,674 8 Jeumpa 1,455 1,587 1,723 1,870 9 Kota Juang 2,175 2,391 2,596 2,819 10 Kuala 790 844 916 995 11 Jangka 1,300 1,414 1,535 1,667 12 Peusangan 2,243 2,467 2,679 2,908 13 Peusangan Selatan 633 669 726 789
14 Peusangan Siblah Krueng 501 521 565 614
15 Makmur 700 743 807 876
16 Gandapura 1,078 1,165 1,265 1,374
17 Kuta Blang 1,014 1,094 1,188 1,289
KABUPATEN BIREUEN 18,551 20,064 21,784 23,652 Sumber : RTRW Kabupaten Bireuen
4.2.5 Jaringan Listrik
Pada saat ini sistem prasarana jaringan listrik telah menjangkau seluruh desa yang ada di Kabupaten Bireuen dengan cakupan 90 % terlayani, dengan jumlah pelanggan sebanyak 71.806 KK. Dalam perencanaannya, prasarana jaringan listrik di Kabupaten Bireuen akan diperluas dan terdapat rencana relokasi jaringan SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) menjadi kabel tanah, di sepanjang Jalan Nasional Banda Aceh-Medan, yang
melintasi Kecamatan Samalanga, Simpang Mamplam, Pandrah, Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Jeumpa, Kota Juang, Peusangan, Kuta Blang, dan Gandapura.Kebutuhan listrik dipergunakan untuk keperluan-keperluan seperti berikut.
- Kebutuhan rumah tangga dengan asumsi: Perkotaan 1.300 VA dan pedesaan 950 VA
- Kebutuhan fasilitas perdagangan: 40% dari kebutuhan perumahan
- Kebutuhan fasilitas umum : 30% dari kebutuhan perumahan
- Kebutuhan penerangan: 1 % dari kebutuhan perumahan
- Dan kebutuhan umum: 0 % dari kebutuhan perumahan
4.2.6 Telekomunkasi
Sarana komunikasi (jaringan telepon) merupakan faktor pendukung yang vital dalam bidang usaha. Sarana komunikasi yang memadai akan mempermudah pertukaran informasi antar satu pihak dengan pihak yang lain dalam waktu singkat dan biaya yang tidak mahal. Di Kabupaten Bireuen telah tersedia Telepon (fixed phone), Telepon Seluler, Telegram, ORARI, Televisi, Radio dan Kantor Pos. Sejalan dengan meningkatnya penggunaan telepon seluler (ponsel) oleh berbagai kalangan, di Kabupaten Bireuen juga telah dibangun menara-menara BTS yang dimiliki oleh Telkomsel, Indosat dan Exelcomindo. Maraknya penggunaan ponsel yang didukung oleh tersedianya menara-menara BTS yang memadai semakin mempermudah pertukaran informasi antar masyarakat dan/atau pelaku usaha baik di dalam Kabupaten Bireuen maupun dengan berbagai pihak yang berada di luar daerah.
Kebutuhan jaringan telekomunikasi pada wilayah Kabupaten Bireuen pada tahun 2012 sebanyak 16.269 sambungan unit per kepala keluarga, sedangkan pada akhir perencanaan di tahun 2032 diperkirakan membutuhkan 20.288 unit sambungan per kepala keluarga. Perencanaan pemenuhan dan peningkatan pelayanan sarana infotel ini adalah pada pos pembantu, gedung serba guna. Sebagian besar masyarakat Bireuen menggunakan telepon seluler yang dipancarkan melalui BTS yang terdapat di setiap ibukota kecamatan.
4.2.7 Persampahan
Permasalahan pengolahan sampah yang ada saat ini di Kabupaten Bireuen adalah lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah yang terletak di Cot Bukit telah melampaui daya tampung, sehingga lokasi TPA ini perlu dipindahkan ke lokasi lain dengan kebutuhan lahan seluas +/- 10 Ha. Pembangunan TPA baru direncanakan terletak di Blang Beururu , lokasi TPA lama direncanakan dijadikan sebagai lokasi pengolahan “composting” untuk pupuk. Kebutuhan lain untuk peningkatan pelayanan sampah adalah pengadaan landasan container sebagai TPS sebanyak 10 unit yang akan ditempatkan pada pusat-pusat permukiman di sepanjang jalan Nasional Banda Aceh-Medan. Jumlah sampah per hari menurut kecamatan dapat di lihat pada Tabel 4.16.
TABEL 4.16 : Jumlah Sampah Per Hari Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bireuen
Sampah Per Hari
Kecamatan (m3) / Volume (1) (2) 1 Samalanga 9 2 Simpang Mamplam 3 3 Pandrah 1 4 Jeunieb 7 5 Peulimbang 2 6 Peudada 3 7 Juli 1 8 Jeumpa 5 9 Kota Juang 83,5 10 Kuala 1,5 11 Jangka 1,5 12 Peusangan 14,5 13 Peusangan Selatan 1
14 Peusangan Siblah Krueng 1
15 Makmur 1 16 Gandapura 4,5 17 Kuta Blang 5,5 Jumlah/Total 145 Tahun 2013 130,5 Tahun 2012 129 Tahun 2011 113 Tahun 2010 120
Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015
4.2.8 Sumber Daya Air
Kabupaten Bireuen dilintasi oleh Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang cukup kritis, yakni SWS Pase-Peusangan, dan dialiri oleh Daerah Aliran Sungai ( DAS ) meliputi :
DAS Peusangan terbagi dalam Sub DAS Krueng Meueh, Peusangan Hilir, Krueng Simpo, Teupin Mane, Ulee Gle, Wih Brukah, dan Wih Genengan; DAS Meureudu Baro dengan Sub DAS Krueng Seuku;
DAS Samalanga, terbagi dalam Sub DAS Alue Samalanga, Krueng Samalanga Hulu, dan Krueng Samalanga Hilir;
DAS Pandrah dengan Sub DAS Krueng Pandrah;
DAS Nalan terbagi dalam Sub DAS Krueng Nalan dan Krueng Bugeng ; DAS Peudada terbagi dalam Sub DAS Alue Kumbang, Krueng Peudada Hilir,
Krueng Uneuen dan Krueng Wie;
DAS Mane dengan Sub DAS Krueng Mane; DAS Ulim dengan Sub DAS Krueng Kiran;dan DAS Woyla dengan Sub DAS Wih Tungkeum
Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan merupakan Daerah Aliran Sungai yang memiliki lahan kritis luas, tingkat erosi tinggi, dan terdapat tekanan penduduk yang besar, serta melintasi 2 (dua) kecamatan yang ada di
Kabupaten Bireuen, yakni : Kecamatan Peusangan, dan Kecamatan Peusangan Selatan. DAS Peusangan merupakan satu kesatuan rangkaian yang terkait dengan Sub DAS, yaitu Sub DAS Krueng Peudada, Krueng Jeunieb, Krueng Juli. DAS Krueng Peusangan berhulu di dataran tinggi Bukit Barisan dan bermuara di Selat Malaka berikut juga sub DAS nya yang berfungsi menampung air hujan, sumber-sumber air dan menyimpannya di daerah dataran tinggi (punggung bukit) yang merupakan tempat sumber air yang berada di wilayah Selatan Kabupaten Bireuen dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan air laut.
Pada umumnya DAS pada daerah pesisir juga merupakan daerah rawan banjir akibat terjadinya pendangkalan di daerah hilir (muara) sungai, serta berkurangnya daerah tangkapan air akibat dari penggundulan hutan di daerah hulu (bagian selatan Kabupaten Bireuen). Jika di lihat dari bentuk pola alirannya, maka sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini berbentuk sub pararel dai bagian hulu, hal ini dikarenakan wilayah yang bergunung sehingga pola aliran yang terbentuk mengikuti lereng dari jalur pegunungan, sedangkan pada bagian hilir berbentuk linier. (dapat dilihat pada Tabel 4.17).
TABEL 4.17: Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Bireuen
NO. SUNGAI CATHMENTAREA
(Km²) DEBIT MIN MAX (I/det) (I/det) 1 Krueng Samalanga 33.00 1.52 300.00 2 Krueng Peudada 33.00 5.90 14.70 3 Krueng Pandrah 38.00 4.80 16.30 4 Krueng Nalan 21.00 0.94 49.69 5 Krueng Peusangan 75.00 24.17 381.90 6 Krueng Jeunieb 20.00 0.46 24.17 7 Krueng Bugeng 8.40 0.53 53.43 8 Krueng Meuh 23.00 0.05 4.93 9 Krueng Wie 11.00 0.10 9.62
NO. SUNGAI CATHMENT AREA (Km²) DEBIT MIN MAX (I/det) (I/det) 10 Krueng Peusangan 75.00 24.50 381.90 11 Krueng Leubu 15.00 0.64 33.92 12 Krueng Mane 20.00 5.49 206.16 13 Krueng Simpo 28.00 2.80 15.07
14 Krueng Kuala Raja 7.00 0.04 4.49
Sumber: RTRW Kabupaten Bireuen
4.3 PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI
4.3.1 Jaringan Jalan
Prasarana jaringan jalan di Kabupaten Bireuen terdiri dari Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten, dengan total panjang 985,46 Km, terdiri dari jalan Nasional sepanjang 72,8 Km, jalan Provinsi sepanjang 35,8 Km, dan Jalan Kabupaten sepanjang 876,9 Km. Jenis permukaan jalan untuk jalan Nasional dan Provinsi seluruhnya telah aspal, sementara ruas jalan Kabupaten, terdiri dari jalan aspal, kerikil dan tanah. Untuk lebih jelasnya pada Tabel 4.18 disajikan data panjang jalan menurut status, jenis permukaan, dan kondisi jalan yang ada di Kabupaten Bireuen.
Dalam sistem IRMS, ruas jalan Nasional yang melintasi Kabupaten Bireuen, meliputi: ruas Bts. Cabdin Pidie-Bireuen (No. 01.003.2) dan ruas Bireuen-Lhokseumawe (No. 01.004), dimana berdasarkan data yang ada memiliki volume LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata) cukup besar (+/- 3.500 kendaraan/hari). Adapun ruas jalan Provinsi yang ada di Kabupaten Bireuen adalah jalan yang menghubungkan antara kota Bireuen-Teupin Mane-menuju Takengon dengan fungsi Kolektor Primer, dan memiliki volume LHR sedang (+/- 1.500 kendaraan/hari), yakni ruas Bireuen-Bts. Aceh Tengah (No.
01.011.1), serta jalan provinsi ruas Sp.Samalanga-Salamalanga (No ruas 01.040).
TABEL 4.18 Jenis, Kondisi, Kelas dan Panjang Jalan di Kabupaten Bireuen
Jenis/Kondisi/Kelas Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten 2013 2014 2013 2014 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Je n is P e r m uk aan a. Aspal 105,80 105,80 2,80 2,80 485,69 497,13 b. Kerikil - - - - 190,61 228,99 c. Tanah - - - - 199,30 149,58 d. Tidak Terinci - - - - - 2,30 Jumlah/Total 105,80 105,80 2,80 2,80 875,60 878,00 K on d i s i Jalan a. Baik 98,8 100,8 2,8 2,8 291,54 288,65 b. Sedang 4,5 3 - - 280,92 268,22 c. Rusak - - - - 123,07 135,78 d Rusak Berat 2,5 2 - - 180,08 185,35 Jumlah/Total 105,8 105,8 2,8 2,8 875,61 878,00 K elas Jalan
a. Kelas I - - - -b. KelasII - - - -c. Kelas III - - - -d. Kelas IIIA 105,8 105,8 - - - -e. Kelas IIIB - - 2,8 2,8 - -f. Kelas IIIC - - - - 875,6 878 g. Tidak Diperinci - - - -Jumlah/Total 105,8 105,8 2,8 2,8 875,6 878
Sumber : Bireuen Dalam Angka 2015
4.3.2 Prasaran Transportasi
Kabupaten Bireuen memiliki 1 Terminal Bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) yang terletak di kota Bireuen, serta 6 Terminal lokal yang melayani angkutan antar perdesaan, yang terletak di Kecamatan Samalanga, Jeumpa/ Peusangan, Gandapura, Krueng Simpo, Peudada, dan Matang GlumpangDua. Di Kota Bireuen terdapat 1 unit terminal angkutan penumpang tipe B terdapat di Kecamatan Kota Juang dan terminal tipe C terdapat di Kecamatan Jeunieb dan Kecamatan Peusangan.
4.3.3 Moda Angkutan dan Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah hak atas akses yang merupakan layanan kebutuhan melakukan perjalanan yang mendasar. Dalam hal ini aksesibilitas harus disediakan oleh pemerintah terlepas dari digunakannya moda transportasi yang disediakan tersebut oleh masyarakat. Aksessibilitas merupakan suatu ukuran potensial atau kemudahan orang untuk mencapai tujuan dalam suatu perjalanan. Karekteristik sistem transportasi ditentukan oleh aksesibilitas. Aksesibilitas memberikan pengaruh pada beberapa lokasi
kegiatan atau tata guna lahan. Lokasi kegiatan juga memberikan pengaruh pada pola perjalanan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Pola perjalanan ini kemudian mempengaruhi jaringan transportasi dan akan pula memberikan pengaruh pada sistem transportasi secara keseluruhan. Moda dan jumlah transportasi yang tersedia dalam suatu wilayah merupakan hal yang penting untuk menerangkan aksesibilitas.
Trayek angkutan umum di Kabupaten Bireuen belum menjangkau seluruh kecamatan. Adapun kecamatan yang belum terjangkau oleh angkutan umum, yakni Kecamatan Samalanga, Peusangan Selatan, Peusangan Siblah Krueng, Jangka dan Kecamatan Makmur. Jumlah armada angkutan umum menurut trayek yang ada di Kabupaten Bireuen berjumlah 56 unit armada angkutan. Dengan rincian angkutan AKAP 92 unit/hari, AKDP 75 unit/hari, angkutan Kota 173 unit/hari dan Angkutan Perdesaan 61 unit/hari.
4.4 PRODUKTIVITAS DAN POTENSI WILAYAH
4.4.1 Produktivitas Pertanian
Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bireuen diprioritaskan pada bagian barat dan timur yang rencananya akan dijadikan sebagai sentra pengembangan komoditi tanaman pangan, meliputi padi sawah, palawija, dan sayur-sayuran. Hal ini didukung oleh agroklimat, tingkat kesuburan tanah dan tingkat aksesibiltasnya. Kabupaten Bireuen mempunyai luas lahan sawah secara keseluruhan sebesar 22.601 Ha yang penyebarannya relatif merata di tiap-tiap kecamatan. Hasil produksinya sebesar 185.557 ton dengan produktivitas 53.38 kwintal/ha.
Tanaman padi merupakan jenis tanaman yang dihasilkan oleh setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Bireuen. Produksi padi pada tahun 2014 dihasilkan oleh Kecamatan Peusangan yaitu sebesar 25.341 ton. Sedangkan untuk jenis sayur-sayuran, Bireuen menghasilkan produksi panen beberapa jenis sayuran, antara lain : Bawang Merah 24,7 ton , Sawi 250 ton, Kacang
Panjang 1.126 ton, Cabe Besar 678 ton, Cabe Rawit 61 ton, Tomat 474,6 ton, Terong 866,70 ton, Ketimun 2.374 ton, Kangkung 2.295 ton, Bayam 591 ton, dan Semangka 2.031,50 ton dalam tahun 2014 menurut data Bireuen Dalam Angka 2015.
4.4.2 Produktivitas Perkebunan
Areal perkebunan di Kabupaten Bireuen cenderung berada di wilayah pengembangan pedalaman/pegunungan. Perkebunan terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan swasta. Jenis tanaman perkebunan yang menjadi komoditi andalan Kabupaten Bireuen adalah kakao, pinang, kelapa, kelapa sawit, kemiri, pala, sagu, kapuk, kopi, cengkeh dan karet. Dari kesemuanya itu, kelapa, pinang dan kelapa sawit merupakan tanaman yang paling dominan diusahakan oleh rakyat dan yang paling sedikit perolehan produksi hasil tanam adalah tanaman kopi (Kecamatan Jeunieb; 2 ton dan Kecamatan Peusangan Selatan; 3 ton), cengkeh (Kecamatan Jeunieb; 2 ton). Budidaya tanaman buah-buahan di Kabupaten Bireuen secara umum tersebar di wilayah bagian tengah dan selatan Wilayah Kabupaten Bireuen dengan jenis Durian 1.090 ton, Giri Matang 9.829 ton, Mangga 8.262 ton, Cempedak/Nangka 543 ton, Pepaya 3.577,7 ton, Pisang 4.785 ton, Rambutan 3.586 ton, Sawo 1.069 ton, Melinjo 100,50 ton, Jambu Biji 84 ton, Manggis 101,70 ton, Sukun 44,70 ton, Jambu Air 62 ton, dan Jeruk Keprok/Siam 1.423 ton, kondisi ini telah disesuaikan oleh Badan statistik Bireuen dalam tahun 2014.
4.4.3 Produktivitas Peternakan dan Perikanan 1. Peternakan
Kegiatan peternakan yang berkembang masih bersifat perorangan dengan jenis hewan ternaknya sapi, kerbau, kambing, dan jenis ternak unggas petelur dan pedaging. Pada Tahun 2014 jumlah populasi sapi sebesar 56.422 ekor, kerbau sebanyak 4.124 ekor, kambing sebanyak 39.926 ekor, domba sebanyak 21.492 ekor, ayam sebanyak 740.948 ekor dan itik sebanyak 190.028 ekor. Pusat Peternakan Kabupaten Bireuen terlatak di kawasan timur kabupaten, tepatnya di Mukim Geurugok Kecamatan Gandapura. Pemerintah kabupaten berencana telah membangun Pusat Kesehatan Hewan Terpadu dengan tujuan untuk memeriksa kesehatan setiap ternak yang akan diekspor ke luar daerah agar menjamin kelayakan konsumsi bagi konsumen. Perkiraan produksi padang pengembalaan tahun 2014 3.517 ton/tahun sedangkan areal padang pengembalaan ditahun yang sama memiliki luasan lebih kurang 2.373 Ha. Rumah pemotongan hewan berada di Kecamatan Kota Juang dan Kecamatan Peusangan.
2. Perikanan
Kabupaten Bireuen memiliki panjang garis pantai 70,74 Km, dan luas perairan laut teritorial diperkirakan mencapai 441 Km2 dan Luas ZEE seluas 25.187 Km2 yang membentang dari arah timur sampai arah barat dengan posisi laut berada dalam kawasan perairan Selat Malaka. Dari data yang tersedia diketahui bahwa produksi ikan tangkap (laut) pada tahun 2014 dengan jenis ikan yang barada di perairan teritorial Bireuen antara lain: Tongkol 5.034,48 ton, Cakalang 459,43 ton, Kerapu 38,44 ton, Gembung 732,54 ton , Teri 1.171,52 ton, Tuna 646,22 ton, Tenggiri 211,24 ton, Tenggiri Papan 124,79 ton, Pari, Kerong, Beronong , Seriding, Kuro/Senangin, Kerusi Biji, Nangka Belanak, Lencam, Peperak, Ikan Pedang, Julung-Julung, Ikan Terbang, Ikan Lidah, Golok/Parang2, Talang/Daun Bambu, Tetengkek, Layang, Kuwe Selar, Ikan Sebelah, Manyung, Udang (Dogol, Putih/Jerbung, Windu, Barong), Rajungan, Cumi-cumi dan Sotong. Tambak yang tersebar di