Monica Tita Candra Gerhana. 2015. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi.
Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran
project based learning ditinjau dari minat belajar siswa dan mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penugasan proyek, tes lisan, dan kuesioner minat belajar siswa. Data hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik diperoleh dari perhitungan 70% nilai proyek dan 30% nilai tes lisan, sedangkan data hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh dari perhitungan nilai proyek dan pengamatan. Perhitungan hasil belajar aspek kognitif tersebut kemudian dianalisis besarnya persentase siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, persentase siswa yang belum mencapai KKM, dan rata-rata hasil belajar siswa. Pada perhitungan hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dianalisis dengan menghitung besar persentase skala nilai dan rata-rata hasil belajar siswa. Sedangkan, analisis minat belajar siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata skor minat belajar.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Siswa dikatakan berminat pada pembelajaran matematika yang menggunakan metode project based learning dengan skor rata-rata minat belajar semua indikator sebesar 2,75 dari skala 4. (2) Hasil belajar siswa dengan metode project based learning adalah baik. Hasil belajar siswa aspek kognitif memberikan rata-rata 78,77 dengan persentase 76,67% telah mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 23,33% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hasil belajar aspek psikomotorik memberikan rata-rata 3,26 dengan keterangan A, persentase 80% mendapat nilai A dan persentase 20% mendapat nilai B, serta hasil belajar aspek afektif memberikan rata-rata 3,11 dengan keterangan A, persentase 63,33% mendapat nilai A dan persentase 36,67% mendapat nilai B.
Kata kunci : Metode Pembelajaran, Metode Project Based Learning, Penyajian
Monica Tita Candra Gerhana. 2015. The Effectiveness of Project Based Learning Method Observed from Interest and Learning Outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the Statistics Education Sub Section Presenting Data in The Form of Tables and Diagrams, Academic Year 2014/2015. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Science and Mathematics Education, Teachers Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research aimed to explore the effectiveness of project based learning method observed from interest and to explore the effectiveness of project based learning method observed from learning outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the statistic education sub section presenting data in the form of tables and diagrams.
The subjects of this research were grade XI IPS 1 students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, academic year 2014/2015. This research employed quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted on April 2015. The research instruments used were project assignments, oral tests, and questionnaires on
students’s learning interest. The data analysis of students’s learning outcomes on cognitive aspect and psychomotor aspect were done by calculating 70% from the value percentage of the project assignments and 30% the value percentage of the oral test, whereas the data analysis of student learning outcomes on affective aspect was done by calculating the value percentage of the project assignments and observation. From the calculation results of the cognitive aspect of learning, it was then analyzed the percentage of students who had achieved KKM (minimum mastery criteria), a percentage of students who had not achieved KKM, and the average students’s learning outcomes. In the calculation of learning outcomes psychomotor aspect and affective aspect were analyzed by calculating the percentage of scale and the average value of student learning outcomes. Meanwhile, analysis of students’s learning interest were done by calculating the average score of interests in learning.
The result of the research showed that: (1) student were interested on the study of mathematics which used project based learning method with the average score of learning interest showed the indicators of 2.75 out of 4 scale. (2) The results of students’s learning with project based learning method was good. Cognitive aspect of students’s learning outcomes achieved an average of 78.77 with a percentage of 76.67% had reached the minimum mastery criteria (KKM) and 23.33% had not reached the minimum mastery criteria (KKM), psychomotor aspect of learning outcomes achieved an average of 3.26 with a description A, the percentage of 80% got A, and the percentage of 20% got B, and affective aspect of learning outcomes achieved an average of 3.11 with a description A, the percentage of 63.33% got A, and the percentage of 36.67% got B.
DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA SUB BAB MENYAJIKAN DATA
DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM KELAS XI IPS
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Monica Tita Candra Gerhana NIM : 111414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA SUB BAB MENYAJIKAN DATA
DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM KELAS XI IPS
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Monica Tita Candra Gerhana NIM : 111414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
things which God hath prepared for them that love him”
(1 Corinthians 2:9)
Ketika aku berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintai aku”.
Namun, Tuhan berkata,
“Aku mencintaimu”
(Yohanes 3:16 – Yohanes 13:34)
“Apabila orang tidak percaya bahwa matematika itu sederhana, hal ini semata
-mata terjadi karena mereka
tidak menyadari betapa rumitnya kehidupan ini”
Johnny von Neumann (1903 – 1957)
vii
Monica Tita Candra Gerhana. 2015. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi.
Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran
project based learning ditinjau dari minat belajar siswa dan mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penugasan proyek, tes lisan, dan kuesioner minat belajar siswa. Data hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik diperoleh dari perhitungan 70% nilai proyek dan 30% nilai tes lisan, sedangkan data hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh dari perhitungan nilai proyek dan pengamatan. Perhitungan hasil belajar aspek kognitif tersebut kemudian dianalisis besarnya persentase siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, persentase siswa yang belum mencapai KKM, dan rata-rata hasil belajar siswa. Pada perhitungan hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dianalisis dengan menghitung besar persentase skala nilai dan rata-rata hasil belajar siswa. Sedangkan, analisis minat belajar siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata skor minat belajar.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Siswa dikatakan berminat pada pembelajaran matematika yang menggunakan metode project based learning dengan skor rata-rata minat belajar semua indikator sebesar 2,75 dari skala 4. (2) Hasil belajar siswa dengan metode project based learning adalah baik. Hasil belajar siswa aspek kognitif memberikan rata-rata 78,77 dengan persentase 76,67% telah mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 23,33% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hasil belajar aspek psikomotorik memberikan rata-rata 3,26 dengan keterangan A, persentase 80% mendapat nilai A dan persentase 20% mendapat nilai B, serta hasil belajar aspek afektif memberikan rata-rata 3,11 dengan keterangan A, persentase 63,33% mendapat nilai A dan persentase 36,67% mendapat nilai B.
Kata kunci : Metode Pembelajaran, Metode Project Based Learning, Penyajian
viii
Monica Tita Candra Gerhana. 2015. The Effectiveness of Project Based Learning Method Observed from Interest and Learning Outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the Statistics Education Sub Section Presenting Data in The Form of Tables and Diagrams, Academic Year 2014/2015. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Science and Mathematics Education, Teachers Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research aimed to explore the effectiveness of project based learning method observed from interest and to explore the effectiveness of project based learning method observed from learning outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the statistic education sub section presenting data in the form of tables and diagrams.
The subjects of this research were grade XI IPS 1 students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, academic year 2014/2015. This research employed quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted on April 2015. The research instruments used were project assignments, oral tests, and questionnaires on
students’s learning interest. The data analysis of students’s learning outcomes on cognitive aspect and psychomotor aspect were done by calculating 70% from the value percentage of the project assignments and 30% the value percentage of the oral test, whereas the data analysis of student learning outcomes on affective aspect was done by calculating the value percentage of the project assignments and observation. From the calculation results of the cognitive aspect of learning, it was then analyzed the percentage of students who had achieved KKM (minimum mastery criteria), a percentage of students who had not achieved KKM, and the average students’s learning outcomes. In the calculation of learning outcomes psychomotor aspect and affective aspect were analyzed by calculating the percentage of scale and the average value of student learning outcomes. Meanwhile, analysis of students’s learning interest were done by calculating the average score of interests in learning.
The result of the research showed that: (1) student were interested on the study of mathematics which used project based learning method with the average score of learning interest showed the indicators of 2.75 out of 4 scale. (2) The results of students’s learning with project based learning method was good. Cognitive aspect of students’s learning outcomes achieved an average of 78.77 with a percentage of 76.67% had reached the minimum mastery criteria (KKM) and 23.33% had not reached the minimum mastery criteria (KKM), psychomotor aspect of learning outcomes achieved an average of 3.26 with a description A, the percentage of 80% got A, and the percentage of 20% got B, and affective aspect of learning outcomes achieved an average of 3.11 with a description A, the percentage of 63.33% got A, and the percentage of 36.67% got B.
ix
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas
Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
dan Diagram kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan, motivasi,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang selalu memberi berkat dan cinta kasih yang
tak pernah henti.
2. Drs. Th. Sugiarto, M. T. selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran
membimbing, memberi dorongan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis
hingga terselesainya skripsi ini.
3. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
4. Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis menempuh masa studi.
5. Veronika Fitri Rianasari, M. Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas segala
perhatian, motivasi, dukungan, dan bantuannya.
6. Beni Utomo, M. Sc., C. Novella Krisnamurti, M. Sc, dan Drs. Th. Sugiarto, M. T.
selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun
xi
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Pembatasan Masalah ... 7
F. Penjelasan Istilah ... 7
xii
A. Pengertian Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based
Learning ... 10
B. Hakikat Belajar ... 21
C. Minat Belajar ... 23
D. Pengertian Hasil Belajar ... 29
E. Materi Ajar Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram ... 36
F. Kerangka Berpikir ... 57
BAB III METODE PENELITIAN ... 60
A. Jenis Penelitian ... 60
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 61
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 61
D. Variabel Penelitian ... 61
E. Bentuk Data ... 62
F. Metode Pengumpulan Data ... 62
G. Instrumen Pengumpulan Data ... 63
H. Teknik Analisis Data ... 69
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 83
xiii
TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN ... 85
A. Persiapan Penelitian, Observasi Kelas, dan Ujicoba Metode Project Based Learning dan Instrumen Penugasan Proyek ... 85
B. Pelaksanaan Penelitian ... 91
C. Tabulasi Data ... 100
D. Analisis Data Penelitian ... 111
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 133
F. Kelemahan Penelitian ... 142
BAB V PENUTUP ... 144
A. Kesimpulan ... 144
B. Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA ... 148
xiv
Tabel 2.1 Pedoman Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
Minat Belajar Siswa ... 28
Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Merk HP Siswa Kelas XI IPS 1 ... 37
Tabel 2.3 Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal ... 38
Tabel 2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok ... 39
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari ... 44
Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari ... 45
Tabel 2.7 Diagram Batang Tegak dan Diagram Batang Mendatar ... 47
Tabel 2.8 Diagram Batang Majemuk dan Diagram Batang Bertingkat ... 48
Tabel 2.9 Diagram Garis ... 51
Tabel 2.10 Histogram ... 55
Tabel 2.11 Poligon ... 55
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pembelajaran ... 65
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Penugasan Proyek ... 67
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Lisan ... 68
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 69
Tabel 3.5 Persiapan Analisis Kesesuaian Log Book Siswa ... 71
Tabel 3.6 Skor Pilihan Jawaban Angket menurut Skala Likert ... 72
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Minat Belajar Siswa pada Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ... 73
xv
Minat Belajar Siswa ... 76
Tabel 3.10 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Kognitif ... 77
Tabel 3.11 Persiapan Tabulasi Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Kognitif ... 78
Tabel 3.12 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 79
Tabel 3.13 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Psikomotorik ... 80
Tabel 3.14 Persiapan Tabulasi Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Psikomotorik ... 81
Tabel 3.15 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik ... 81
Tabel 3.16 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Afektif ... 82
Tabel 3.17 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif ... 83
Tabel 3.18 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 84
Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Ujicoba di Kelas XI IPS 3 ... 86
Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Penelitian ... 92
Tabel 4.3 Data Angket Minat Belajar Siswa ... 100
xvi
Tabel 4.6 Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Psikomotorik ... 107
Tabel 4.7 Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Psikomotorik ... 108
Tabel 4.8 Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Afektif ... 110
Tabel 4.9 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ... 112
Tabel 4.10 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Proses Pembelajaran ... 115
Tabel 4.11 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Senang terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 117
Tabel 4.12 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Ingin Tahu terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 118
Tabel 4.13 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Puas terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 120
Tabel 4.14 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Internal ... 122
Tabel 4.15 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Eksternal ... 123
Tabel 4.16 Hasil Analisis Data Minat Belajar Siswa pada Semua Indikator ... 125
Tabel 4.17 Analisis Kesesuaian Log Book ... 126
Tabel 4.18 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 128
Tabel 4.19 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik ... 130
xvii
Gambar 2.1 Diagram Batang Tegak ... 47
Gambar 2.2 Diagram Batang Mendatar ... 48
Gambar 2.3 Diagram Batang Majemuk ... 49
Gambar 2.4 Diagram Batang Bertingkat ... 49
Gambar 2.5 Diagram Garis ... 51
Gambar 2.6 Diagram Lingkaran ... 54
Gambar 2.7 Histogram ... 55
Gambar 2.8 Poligon ... 56
xviii
Lampiran 1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ... 150
Lampiran 2 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian ... 151
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 152
Lampiran 4 Penugasan Proyek ... 165
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Proyek ... 172
Lampiran 6 Instrumen Tes Lisan ... 178
Lampiran 7 Pedoman Jawaban Tes Lisan ... 179
Lampiran 8 Rubrik Penilaian Tes Lisan ... 183
Lampiran 9 Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 185
Lampiran 10 Pekerjaan Siswa pada Penugasan Proyek ... 189
Lampiran 11 Log Book Siswa ... 203
Lampiran 12 Penilaian Tes Lisan Siswa ... 206
Lampiran 13 Jawaban Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 212
Lampiran 14 Foto Kegiatan Siswa ... 216
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Pengertian pendidikan itu sendiri (Dri Atmaka, 2004:3) merupakan bantuan yang
sengaja kepada anak dengan bimbingan atau latihan, sehingga persiapan
dikemudian hari dapat bertindak atau bertingkah laku, dapat hidup, dan
menyesuaikan diri dalam masyarakat menjadi manusia dewasa dan bertanggung
jawab. Aktivitas untuk mendapatkan pendidikan disebut aktivitas belajar.
Aktivitas belajar tersebut dapat dilakukan di mana saja seperti di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Anak akan belajar beberapa ilmu pengetahuan di sekolah. Pengetahuan
tersebut salah satunya adalah matematika. Menurut Ismail, dkk (dalam H.M. Ali
Hamzah & Muhlisrarini, 2014:48), matematika merupakan ilmu yang membahas
angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik,
mengenai kuantitatif dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan
struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Matematika
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai
aspek pekerjaan merupakan aplikasi dari matematika, sehingga anak dituntut
2
Berdasarkan pengamatan saat menjalankan PPL (Program Pengalaman
Lapangan) di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, siswa di kelas IPS cenderung
kurang bisa mengikuti proses pembelajaran matematika dengan baik. Hal ini
dikarenakan siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang abstrak
dan sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam mengajar pelajaran yang dianggap
sebagai pelajaran abstrak dan tidak mudah ini tentunya diperlukan metode
pembelajaran tepat yang harus dipilih oleh guru. Metode pembelajaran yang tepat
akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain
berdampak pada pemahaman materi atau hasil belajar siswa, metode
pembelajaran yang dipilih juga harus membangun minat siswa untuk belajar
matematika. Apabila siswa merasa senang untuk belajar matematika, maka siswa
akan mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi pada hasil belajarnya.
Metode pembelajaran yang biasa dipilih oleh guru matematika SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta adalah metode konvensional atau metode yang
berpusat pada guru. Ketika di kelas, guru aktif berbicara dan memberikan
informasi kepada siswa sehingga siswa hanya sebagai pendengar saja. Menurut
Mike Ollerton (2010:56), jika guru terlalu lama dan terlalu banyak berbicara
maka siswa akan menjadi penerima pasif. Mereka akan kurang bisa menalar dan
mencari solusi atas persoalan yang diberikan. Kecenderungan guru memilih
metode pembelajaran yang kurang bervariasi atau hanya memilih metode
memberikan makna terhadap pembelajaran yang dicapai dan cenderung
menghafal rumus-rumus atau langkah-langkah penyelesaian suatu masalah yang
diberikan oleh guru. Misalnya pada materi statistika dalam menyajikan data
dalam bentuk tabel dan diagram, seringkali guru hanya memberikan suatu data
kemudian meminta siswa untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dan
diagram. Padahal di kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang dapat
dijadikan sebuah data untuk disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Pada
pembelajaran materi statistika tersebut dapat dikatakan siswa jarang sekali diberi
ruang dan waktu untuk memperdalam ilmu pengetahuannya dengan praktik
langsung di lapangan atau kehidupan sekitar siswa.
Ketika peneliti mengajar di kelas IPS saat melaksanakan PPL (Program
Pelaksanaan Lapangan) dan menggunakan metode konvensional, siswa terlihat
sangat bosan dan cenderung pasif. Sebagian siswa asyik mengobrol dengan teman
sebangkunya, sebagian hanya diam dan tidak mengerti apa yang peneliti
sampaikan, sehingga hanya 5-8 siswa dari 35 siswa yang mau mendengarkan
penjelasan dari peneliti. Namun, ketika peneliti menggunakan metode diskusi
kelompok dan memberikan video tentang penerapan materi yang diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari, siswa terlihat sangat aktif dan mau mengikuti dengan baik
setiap proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti. Selain itu pada hasil
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta membutuhkan metode pembelajaran yang tepat
pada pelajaran matematika.
Metode pembelajaran untuk mengajarkan matematika khususnya pada
materi statistika bermacam-macam, salah satunya metode pembelajaran project based learning. Metode project based learning merupakan suatu metode yang menuntut keaktifan siswa di dalam kelompoknya dan siswa dapat mengalami
sendiri penerapan materi statistika dalam kehidupan sehari-hari. Metode
pembelajaran project based learning memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan suatu proyek yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.
Proyek tersebut dapat dikerjakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada
metode pembelajaran ini siswa dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya saat beraktivitas secara nyata.
Pada materi statistika, siswa bisa menemukan dan menyajikan suatu data di
lapangan yang berkaitan dengan materi statistika sehingga siswa dapat mengalami
sendiri proses menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Ketika siswa
mengalami sendiri pembelajaran tersebut maka pemahaman materi tersebut akan
bertahan lebih lama pada diri siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan, peneliti akan
Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI
IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu
1. Kebiasaan guru yang kurang bervariasi dalam memilih metode pembelajaran
membuat siswa cepat bosan dalam mengikuti pelajaran matematika, sehingga
metode tersebut dirasa kurang efektif dalam meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa.
2. Pada pembelajaran matematika seringkali siswa kurang diberi ruang dan
waktu untuk praktik langsung di kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sering
merasa bosan dengan pelajaran matematika dan kurang mengerti makna dan
manfaat dari materi yang mereka pelajari, bahkan siswa cepat lupa terhadap
materi yang diajarkan karena ketika belajar siswa hanya menghafal
langkah-langkah penyelesaian.
3. Kebiasaan guru matematika yang memilih metode pembelajaran konvensional
dan jarang sekali menggunakan metode project based learning, sehingga peneliti berharap positif dari penelitian ini dapat diterapkan dalam pengajaran
matematika khususnya pada materi statistika dalam rangka meningkatkan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada
pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram?
2. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada
pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada
pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram.
pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram.
E. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu
1. Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada
pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram.
2. Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada
pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan
diagram.
F. Penjelasan Istilah
Agar diperoleh gambaran dan keseragaman pemahaman terhadap pokok
permasalahan maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul
sebagai berikut:
1. Efektivitas
Metode pembelajaran yang dipakai dapat dikatakan efektif apabila metode
oleh peneliti, baik secara kualitatif (minat belajar siswa) maupun kuantitatif
(hasil belajar siswa).
2. Metode Pembelajaran Project Based Learning
Metode pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah metode
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa
diajak untuk mencari dan menemukan suatu data dari kehidupan sehari-hari
yang relevan dengan materi statistika untuk dapat disajikan bentuk diagram
dan tabel.
3. Minat Belajar
Minat belajar yang dimaksud adalah keinginan yang tinggi dari siswa dan
usaha-usaha yang dilakukan siswa dalam memahami materi yang dibahas.
Minat belajar ini diketahui dari kuesioner minat belajar siswa.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud adalah keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan sesuai dengan indikator yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil belajar
aspek kognitif dinyatakan dengan nilai berupa angka, sedangkan hasil belajar
aspek psikomotorik dan afektif dinyatakan dengan skala atau huruf.
Penelitian metode pembelajaran project based learning pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram di kelas XI
IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah upaya untuk
mengalami aktivitas belajar. Efektivitas pembelajaran tersebut dilihat dari minat
dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran project based learning.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru Mata Pelajaran Matematika
a. Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode pengajaran dalam
pelajaran matematika.
b. Dapat menambah pengetahuan dalam melakukan proses belajar mengajar
bidang matematika.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti di bidang
pendidikan.
3. Bagi Bidang Penelitian
Sebagai pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning
1. Pengertian Efektivitas
Ridwan (1998:40-41) menyatakan bahwa pelayanan efektif adalah
suatu layanan yang dapat memberikan hasil nyata. Oleh karena itu, yang
dimaksud efektivitas adalah suatu usaha pencapaian hasil nyata yang telah
ditargetkan.
S. Nasution (1989:110) menyatakan bahwa efektivitas yaitu guru
mengajarkan nyata yang terlihat dari keberhasilan siswa dalam menguasai apa
yang diajarkan guru.
Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu usaha untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran atau metode pengajaran yaitu cara mengajar atau
cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Kedudukan metode
pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi ekstrinsik, strategi pengajaran, dan
a. Alat motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik menurut Sudirman A.M. (dalam Syaiful Bahri
Djamarah & Aswan Zain, 1996:83) adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan
belajar seseorang. Guru hendaknya menyadari bahwa semua metode ada
kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode cenderung lebih
menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi siswa.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Strategi pengajaran
Menurut Dra. Roestiyah. N.K. (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan
Zain, 1996:84) dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki
strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena
pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi
itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian (metode mengajar).
c. Alat untuk mencapai tujuan
Guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran apabila dapat
memanfaatkan metode secara akurat. Metode pembelajaran yang
digunakan guru haruslah menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Jika
sebaiknya guru menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk
mencapai tujuan pengajaran (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan
Zain, 1996:84).
3. Pengertian Metode Pembelajaran Project Based Learning
Pengertian metode pembelajaran project based learning menurut beberapa ahli dalam buku Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21 (M. Hosnan, 2014:320-321) yaitu
a. B. Baron (1998) menjelaskan bahwa project based learning merupakan pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman
pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan
pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan bagi kehidupannya.
b. Buck Institute for Education menjelaskan bahwa project based learning
adalah suatu metode pembelajaran sistematis yang melibatkan siswa
dalam belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui proses
penyelidikan terhadap masalah-masalah nyata dan pembuatan berbagai
karya atau tugas yang dirancang secara hati-hati.
c. John Thomas menjelaskan bahwa project based learning adalah pembelajaran yang memerlukan tugas-tugas kompleks, didasarkan pada
pertanyaan/masalah menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain,
memberikan siswa kesempatan untuk bekerja secara mandiri selama
periode lama, dan berujung pada realistis produk atau presentasi.
d. Thomas J.W. Moursund menjelaskan bahwa project based learning adalah metode pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran
yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek. Hal ini memungkinkan
siswa untuk bekerja secara mandiri untuk membangun pembelajarannya
sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang
realistis, seperti karya siswa sendiri. Project based learning dapat didefinisikan :
1) Fokus pada konsep-konsep utama dari suatu materi.
2) Melibatkan siswa dalam persoalan kompleks, namun realistis yang
membuat mereka mengembangkan dan menerapkan keterampilan dan
pengetahuan yang mereka miliki.
3) Pembelajaran yang menuntut siswa untuk mencari berbagai sumber
informasi dalam rangka pemecahan masalah.
4) Pengalaman siswa belajar untuk mengelola dan mengalokasikan
sumber daya, seperti waktu dan bahan.
Beberapa pendapat tentang pengertian metode pembelajaran project based learning dapat disimpulkan project based learning merupakan metode pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran pada permasalahan yang
dituntut untuk mendesaian, mengelola dan mengalokasikan sumber daya
alam, membuat keputusan, serta mempresentasikan hasil karyanya secara
mandiri, sehingga penugasan proyek tersebut melibatkan siswa dalam belajar
ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Karakteristik metode pembelajaran project based learning (M. Hosnan, 2014:321-322) yaitu
a. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah
ditentukan bersama sebelumnya.
b. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak
memiliki satu jawaban pasti.
c. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi.
d. Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah,
berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi.
e. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang
mereka kumpulkan.
f. Siswa secara regular merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka
lakukan, baik proses maupun hasilnya.
g. Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tetapi bisa berupa
presentasi, drama, dan lain-lain) dipresentasikan di depan umum
(maksudnya, tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada dewan
Sedangkan prinsip pada metode pembelajaran project based learning
(M. Hosnan, 2014:323) yaitu
a. Pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan tugas-tugas pada
kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.
b. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu
tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara autentik dan menghasilkan
produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan
tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya).
Produk, laporan, atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan
untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek
berikutnya.
Ada beberapa langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam
melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode project based learning. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran project based learning
tersebut (M. Hosnan, 2014:325-326) adalah penentuan proyek, perancangan
langkah-langkah penyelesaian proyek, penyusunan jadwal pelaksanaan
proyek, penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru,
penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek, serta evaluasi
a. Penentuan proyek
Pada langkah ini, siswa menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas
proyek yang diberikan oleh guru secara berkelompok. Permasalahan pada
penugasan proyek ini ditentukan oleh guru, sehingga siswa hanya
menentukan tema/topik proyek.
b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
Siswa merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal
sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini
berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai
kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat
yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek dan kerja sama antar
anggota kelompok.
c. Penyusunan jadwal pelaksanan proyek
Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek diperlukan pendampingan dari
guru. Jadwal pelaksanaan proyek berisi berapa lama proyek itu harus
diselesaikan tahap demi tahap.
d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek
yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek,
merekam, berkarya seni, mengunjungi obyek proyek, atau akses internet.
Pada kegiatan monitoring guru membuat rubrik yang akan dapat merekam
aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas proyek.
e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis,
karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau
dipublikasikan kepada siswa yang lain dan guru atau masyarakat dalam
bentuk pameran produk pembelajaran.
f. Evaluasi proses dan hasil proyek
Pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil tugas proyek. Pada tahap evaluasi, siswa diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang
berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama
menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk
memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek.
Sedangkan langkah-langkah metode pembelajaran project based learning bagi guru (M. Hosnan, 2014:329-330) dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan proyek, tahap pelaksanaan, dan tahap
a. Tahap perencanaan proyek
Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam tahap perencanaan
proyek yaitu
1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Menentukan topik yang akan dibahas.
3) Mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah
4-5 orang dengan tingkat kemampuan beragam.
4) Merancang kebutuhan sumber belajar.
5) Menetapkan rancangan penilaian.
b. Tahap pelaksanaan
Ada enam kegiatan pembelajaran pada tahap pelaksanaan, yaitu
penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun jadwal,
monitoring, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman. Pada langkah
penentuan pertanyaan, guru menganalisis kompetensi inti dan standar
kompetensi. Pada materi yang sesuai dengan metode pembelajaran project based learning, guru melakukan inventarisasi dan memilih KD (Kompetensi Dasar) yang benar-benar sesuai dengan metode pembelajaran
ini. Pada langkah menyusun rencana proyek, guru dan siswa secara
berkelompok melakukan penyusunan rencana proyek yang mencakup
menyusun jadwal kegiatan, mempersiapkan perlengkapan yang
yang telah direncanakan. Pada langkah selanjutnya, guru melakukan
monitoring. Monitoring dilakukan guru untuk mengetahui di mana siswa
mendapat kesulitan dan kapan siswa memerlukan bantuan guru.
c. Tahap penilaian
Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat
membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak,
dan bagian mana yang perlu diperbaiki.
Sistem penilaian yang dilakukan pada metode project based learning adalah penilaian proyek, meliputi penilaian dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan,
dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu
secara jelas. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu kemampuan
pengelolaan, relevansi, dan keaslian. Kemampuan pengelolaan, yaitu
kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan
mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi
adalah kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan
tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.
Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses
pengerjaan, sampai hasil akhir. Tahapan yang perlu dinilai, yaitu tahapan
penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data dan persiapan laporan
tertulis.
Penilaian yang digunakan dalam project based learning berdasarkan pada penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian
pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan melalui penugasan
individu/kelompok. Penilaian kinerja dilengkapi dengan laporan tertulis,
yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu.
Langkah penilaian pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua
langkah, yaitu menyusun instrumen penilaian proyek dan membuat rubrik
penilaian. Penyusunan instrumen penilaian proyek disusun berdasarkan
indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran, sedangkan rubrik
penilaian disusun berdasarkan aspek-aspek penilaian yang disusun dalam
instrumen penilaian.
4. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning
Penggunaan metode pengajaran yang tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai apa yang telah dirumuskan
(dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1996:87). Jika penggunaan
banyak bahan pelajaran yang terbuang sia-sia. Guru yang selalu senang
menggunakan metode ceramah, maka siswa akan merasa bosan dan kegiatan
belajar mengajar menjadi tidak kondusif lagi. Seharusnya penggunaan metode
dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukan tujuan yang harus
menyesuaikan dengan metode. Oleh karena itu, efektivitas penggunaan
metode pembelajaran project based learning dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan
dalam satuan pelajaran sebagai persiapan tertulis.
B. Hakikat Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli:
1. Menurut James O. Whittaker (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13),
belajar merupakan proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.
2. Menurut Cronbach (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13), learning is shown by change in behavior as a result of experience atau belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman.
3. Menurut Howard L. Kingskey (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13),
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau
latihan.
4. Menurut Drs. Slameto (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13), belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
5. Menurut Winkel (dalam H. Makmun Khairini, 2014:4), belajar adalah proses
mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu kegiatan individu untuk melakukan usaha dalam mengubah tingkah laku
melalui praktik/latihan sehingga memperoleh suatu hasil berupa pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari aktivitasnya itu
telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru,
maka individu itu dikatakan telah belajar. Namun, perubahan yang terjadi akibat
belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan
C. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Pengertian minat belajar siswa menurut para ahli yaitu
a. Menurut John Holland (dalam H. Makmun Khairani, 2014:137), minat
diartikan sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan
ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat
dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana
ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang
tinggi.
b. Menurut Lockmono (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat dapat
diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang, suatu kegiatan dalam bidang-bidang tertentu.
c. Menurut Hardjana (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat belajar
adalah kecenderungan hati untuk belajar guna mendapatkan informasi,
pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.
d. Menurut Gie (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat berarti sibuk,
tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena
menyadari pentingnya kegiatan itu.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan minat belajar
adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk melakukan aktivitas belajar guna
usaha. Aktivitas tersebut dilakukan karena individu menyadari bahwa
aktivitas belajar merupakan suatu kebutuhan dan dirasa penting.
Minat mengandung unsur-unsur (Makmun Khairani, 2014:137) seperti
berikut:
a. Minat adalah suatu gejala psikologis.
b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena
tertarik.
c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
d. Adanya kemauan atau kencederungan pada diri subyek untuk melakukan
kegiatan guna mencapai tujuan.
Menurut Gie (dalam H. Makmun Khairani, 2014:143), arti penting
minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah minat melahirkan
perhatian yang serta merta, minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat
mencegah gangguan dari luar, minat memperkuat adanya bahan pelajaran
dalam ingatan, dan minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.
a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta
Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya
memperhatikan mata pelajaran tersebut.
b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
Minat belajar memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran
memaksa kemampuan individu memudahkan berkembangnya konsentrasi,
yaitu memusatkan pikiran terhadap suatu pelajaran. Jadi, tanpa minat,
konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.
c. Minat mencegah gangguan dari luar
Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar
misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau
sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal
yang lain, itu disebabkan karena minat belajarnya kecil.
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau
seseorang berminat terhadap pelajarannya, misalnya: jika membaca
didukung suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat maka kita pasti
akan bisa mengingatnya dengan baik walaupun hanya dibaca atau disimak
sekali, sebaliknya suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah
terlupakan, apabila tanpa minat.
e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri
Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung
secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Kebosanan melakukan
sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada
bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan
hanya menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu
sebesar-besarnya.
2. Motif yang Mendorong Tumbuhnya Minat Belajar
Loekmono (dalam H. Makmun Khairani, 2014:146) mengemukakan
lima butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong
tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu
a. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua
mata pelajaran.
b. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau
lain bidang studi.
c. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
d. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orangtua, guru, atau
teman-teman.
e. Gambaran diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu
bidang khusus tertentu.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Belajar
Minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat merupakan
sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian
terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan
menghambat. Menurut H. C Wetherrington (dalam H. Makmun Khairani,
2014:140), minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang
menentukan minat seseorang. Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi
oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan dilihat
dari faktor luarnya minat mempunyai sifat yang tidak menetap melainkan
dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat
berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orangtua, dan
persepsi masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang sosial budaya.
4. Macam-macam Minat
Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl Safran
(dalam H. Makmun Khairani, 2014:141), ada tiga cara yang dapat digunakan
untuk menentukan minat yaitu minat yang diekspresikan, minat yang
diwujudkan, dan minat yang diinventariskan.
a. Minat yang diekspresikan
Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata
tertentu.
b. Minat yang diwujudkan
Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata
melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan
c. Minat yang diinventariskan
Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap
sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok
aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang
disusun dengan menggunakan angket.
Berdasarkan paparan di atas tentang minat belajar, penyusunan kisi-kisi
instrumen kuesioner minat belajar siswa dibuat berdasarkan pedoman berikut :
Tabel 2.1 Pedoman Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa
Aspek Indikator Pedoman
Pemusatan perhatian
Pemusatan perhatian siswa pada mata pelajaran matematika.
Arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi menurut Gie pada poin minat melahirkan perhatian yang serta merta.
Pemusatan perhatian siswa pada proses pembelajaran.
Arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi menurut Gie pada poin minat memudahkan terciptanya konsentrasi. Perasaan perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.
Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Pengertian minat menurut John Holland.
Membangkitkan rasa puas terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Motif tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa menurut Loekmono pada poin suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
Faktor minat belajar
Tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor internal.
Faktor-faktor yang menimbulkan minat menurut H.C Wetherrington.
Tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor eksternal.
D. Pengertian Hasil Belajar
1. Pengertian Keberhasilan Belajar
Menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:14),
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Sejalan dengan filsafatnya, setiap guru mempunyai pandangan
masing-masing untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat
dikatakan berhasil. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya guru
berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan,
antara lain bahwa “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan
pengajaran dinyatakan berhasil apabila mencapai tujuan instruksional
khususnya dapat tercapai.”
2. Indikator Keberhasilan
Petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil
adalah hal-hal berikut (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,
1996:120) :
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
3. Obyek Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Berjamin S. Bloom (dalam Anas Sudijono, 2011:48-58),
tujuan pendidikan harus senantiasa mengacu pada tiga jenis ranah yang
melekat pada diri siswa yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk
dalam ranah kognitif.
b. Ranah afektif
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada tingkah laku dalam diri
siswa, seperti: perhatian pada mata pelajaran tertentu.
c. Ranah psikomotorik.
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor
dikemukakan oleh Simpson yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan
bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Hasil belajar
apabila siswa telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai
dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah
afektifnya.
4. Alat Evaluasi Hasil Belajar
Alat evaluasi hasil belajar disebut juga sebagai teknik penilaian atau
instrumen penilaian. Penyusunan instrumen penilaian ini dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatu materi atau pokok
bahasan. Teknik penilaian tersebut berupa teknik tes dan nontes.
a. Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus
ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites
(Asep Jihad & Abdul Haris, 2012:67). Tes digunakan untuk mengukur
sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan
terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Alat penilaian
teknik tes yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
1) Tes tertulis
Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang
diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan (Kunandar, 2014:173).
Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk
menulis jawaban, tetapi dapat juga memberi bentuk yang lain seperti
2) Tes lisan
Tes bentuk lisan adalah tes yang digunakan untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi, di mana guru memberikan pertanyaan
langsung kepada siswa secara verbal (bahasa lisan) dan ditanggapi
oleh siswa secara langsung dengan menggunakan bahasa verbal (lisan)
juga (Kunandar, 2014:225). Tes lisan dapat digunakan untuk menguji
siswa baik secara individual maupun secara kelompok.
Dalam melaksanakan tes lisan diperlukan perencanaan yang
menyangkut hal-hal berikut:
a) Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui tes
lisan.
b) Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan
kompetensi pengetahuan yang dinilai melalui tes lisan.
c) Menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator
hasil belajar pada kompetensi pengetahuan.
d) Menyusun kriteria kunci ke dalam rubrik penilaian.
e) Menyusun pedoman pernyataan yang menunjukkan kemampuan
menggunakan bahasa lisan, sistematika berpikir, memecahkan
masalah, mengungkapkan hubungan sebab akibat, dan
mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang
yang akan diajukan (memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi
isi maupun konstruksinya) serta harus disiapkan pedoman jawaban
betul dan penskorannya.
Selain merencanakan pelaksanaan tes lisan, guru juga harus
melakukan hal-hal berikut dalam melaksanakan penilaian
menggunakan tes lisan.
a) Melaksanakan tes lisan kepada siswa baik individu maupun
kelompok.
b) Menggunakan daftar pertanyaan/soal yang telah disusun sebagai
acuan dalam pelaksanaan tes lisan.
c) Menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang
jelas dan dapat dipahami siswa.
d) Menyeimbangkan alokasi waktu dalam memberikan tes lisan.
e) Menghindari memberikan kalimat-kalimat tertentu yang sifatnya
menolong siswa atau memberi petunjuk yang mengarahkan pada
kunci jawaban.
f) Memberikan waktu tunggu yang cukup bagi siswa untuk
memikirkan jawaban.
g) Menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi siswa.
h) Membandingkan jawaban siswa dengan rubrik penskoran.
j) Menghitung skor langsung setelah siswa selesai mengikuti tes
lisan.
3) Tes perbuatan
Tes perbuatan merupakan tugas yang pada umumnya berupa
kegiatan praktik atau melakukan kegiatan yang mengukur
keterampilan.
b. Nontes
Penilaian nontes (Asep Jihad & Abdul Haris, 2012:69) merupakan
prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
minat, sifat, dan kepribadian melalui pengamatan, skala sikap, angket, dan
catatan harian.
1) Pengamatan
Pengamatan yaitu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik secara
perorangan maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas.
2) Skala sikap
Skala sikap yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkap
sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang
3) Angket
Angket yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau
mengerjakan dengan cara tertulis.
4) Catatan harian
Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang
dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya.
5) Daftar cek
Daftar cek merupakan suatu daftar yang digunakan untuk mengecek
perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
Hasil belajar siswa akan dinilai dari hasil laporan proyek dan tes lisan
pada saat siswa presentasi. Obyek evaluasi pada metode project based learning
mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga
dalam penelitian ini hasil belajar akan dinilai dari ketiga aspek tersebut.
Sedangkan obyek evaluasi pada tes lisan mencakup ranah kognitif dan ranah
psikomotorik. Hasil belajar tersebut dibuat berdasarkan indikator pada
kompetensi dasar 1.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang,
garis, lingkaran, dan ogive, serta penafsirannya, antara lain:
1.2.1 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran,
dan ogive.
1.2.2 Menjelaskan langkah-langkah menyajikan data dalam bentuk tabel dan
1.2.3 Menafsirkan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran,
dan ogive.
1.2.4 Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek menyajikan data dalam
bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive serta penafsirannya.
1.2.5 Menunjukkan perilaku disiplin dalam mematuhi aturan pengumpulan
tugas proyek.
1.2.6 Menunjukkan sikap menghargai pendapat teman kelompok saat diskusi
maupun teman antar kelompok saat presentasi.
E. Materi Ajar Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram
1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Penelitian seringkali mengharuskan untuk melakukan pengamatan
yang sangat banyak atau pengukuran yang berkali-kali. Sebagai
konsekuensinya diperoleh suatu data dengan ukuran yang besar. Ukuran data
yang besar tersebut dapat disederhanakan dengan cara menentukan banyak
nilai amatan yang sama (frekuensi) atau banyak nilai amatan yang terletak
pada interval tertentu. Selanjutnya, nilai amatan yang terletak pada interval
tertentu bersama-sama dengan nilai frekuensinya disajikan dalam bentuk
sebuah tabel. Tabel tersebut merupakan tabel distribusi frekuensi atau tabel