• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat dan hasil belajar siswa pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015."

Copied!
238
0
0

Teks penuh

(1)

Monica Tita Candra Gerhana. 2015. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi.

Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran

project based learning ditinjau dari minat belajar siswa dan mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penugasan proyek, tes lisan, dan kuesioner minat belajar siswa. Data hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik diperoleh dari perhitungan 70% nilai proyek dan 30% nilai tes lisan, sedangkan data hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh dari perhitungan nilai proyek dan pengamatan. Perhitungan hasil belajar aspek kognitif tersebut kemudian dianalisis besarnya persentase siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, persentase siswa yang belum mencapai KKM, dan rata-rata hasil belajar siswa. Pada perhitungan hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dianalisis dengan menghitung besar persentase skala nilai dan rata-rata hasil belajar siswa. Sedangkan, analisis minat belajar siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata skor minat belajar.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Siswa dikatakan berminat pada pembelajaran matematika yang menggunakan metode project based learning dengan skor rata-rata minat belajar semua indikator sebesar 2,75 dari skala 4. (2) Hasil belajar siswa dengan metode project based learning adalah baik. Hasil belajar siswa aspek kognitif memberikan rata-rata 78,77 dengan persentase 76,67% telah mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 23,33% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hasil belajar aspek psikomotorik memberikan rata-rata 3,26 dengan keterangan A, persentase 80% mendapat nilai A dan persentase 20% mendapat nilai B, serta hasil belajar aspek afektif memberikan rata-rata 3,11 dengan keterangan A, persentase 63,33% mendapat nilai A dan persentase 36,67% mendapat nilai B.

Kata kunci : Metode Pembelajaran, Metode Project Based Learning, Penyajian

(2)

Monica Tita Candra Gerhana. 2015. The Effectiveness of Project Based Learning Method Observed from Interest and Learning Outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the Statistics Education Sub Section Presenting Data in The Form of Tables and Diagrams, Academic Year 2014/2015. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Science and Mathematics Education, Teachers Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.

This research aimed to explore the effectiveness of project based learning method observed from interest and to explore the effectiveness of project based learning method observed from learning outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the statistic education sub section presenting data in the form of tables and diagrams.

The subjects of this research were grade XI IPS 1 students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, academic year 2014/2015. This research employed quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted on April 2015. The research instruments used were project assignments, oral tests, and questionnaires on

students’s learning interest. The data analysis of students’s learning outcomes on cognitive aspect and psychomotor aspect were done by calculating 70% from the value percentage of the project assignments and 30% the value percentage of the oral test, whereas the data analysis of student learning outcomes on affective aspect was done by calculating the value percentage of the project assignments and observation. From the calculation results of the cognitive aspect of learning, it was then analyzed the percentage of students who had achieved KKM (minimum mastery criteria), a percentage of students who had not achieved KKM, and the average students’s learning outcomes. In the calculation of learning outcomes psychomotor aspect and affective aspect were analyzed by calculating the percentage of scale and the average value of student learning outcomes. Meanwhile, analysis of students’s learning interest were done by calculating the average score of interests in learning.

The result of the research showed that: (1) student were interested on the study of mathematics which used project based learning method with the average score of learning interest showed the indicators of 2.75 out of 4 scale. (2) The results of students’s learning with project based learning method was good. Cognitive aspect of students’s learning outcomes achieved an average of 78.77 with a percentage of 76.67% had reached the minimum mastery criteria (KKM) and 23.33% had not reached the minimum mastery criteria (KKM), psychomotor aspect of learning outcomes achieved an average of 3.26 with a description A, the percentage of 80% got A, and the percentage of 20% got B, and affective aspect of learning outcomes achieved an average of 3.11 with a description A, the percentage of 63.33% got A, and the percentage of 36.67% got B.

(3)

DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA SUB BAB MENYAJIKAN DATA

DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM KELAS XI IPS

SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Monica Tita Candra Gerhana NIM : 111414044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN STATISTIKA SUB BAB MENYAJIKAN DATA

DALAM BENTUK TABEL DAN DIAGRAM KELAS XI IPS

SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Monica Tita Candra Gerhana NIM : 111414044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

things which God hath prepared for them that love him”

(1 Corinthians 2:9)

Ketika aku berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintai aku”.

Namun, Tuhan berkata,

“Aku mencintaimu”

(Yohanes 3:16 – Yohanes 13:34)

“Apabila orang tidak percaya bahwa matematika itu sederhana, hal ini semata

-mata terjadi karena mereka

tidak menyadari betapa rumitnya kehidupan ini”

Johnny von Neumann (1903 – 1957)

(8)
(9)
(10)

vii

Monica Tita Candra Gerhana. 2015. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi.

Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran

project based learning ditinjau dari minat belajar siswa dan mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April 2015. Instrumen penelitian yang digunakan adalah penugasan proyek, tes lisan, dan kuesioner minat belajar siswa. Data hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik diperoleh dari perhitungan 70% nilai proyek dan 30% nilai tes lisan, sedangkan data hasil belajar siswa aspek afektif diperoleh dari perhitungan nilai proyek dan pengamatan. Perhitungan hasil belajar aspek kognitif tersebut kemudian dianalisis besarnya persentase siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan, persentase siswa yang belum mencapai KKM, dan rata-rata hasil belajar siswa. Pada perhitungan hasil belajar aspek psikomotorik dan afektif dianalisis dengan menghitung besar persentase skala nilai dan rata-rata hasil belajar siswa. Sedangkan, analisis minat belajar siswa dilakukan dengan menghitung rata-rata skor minat belajar.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Siswa dikatakan berminat pada pembelajaran matematika yang menggunakan metode project based learning dengan skor rata-rata minat belajar semua indikator sebesar 2,75 dari skala 4. (2) Hasil belajar siswa dengan metode project based learning adalah baik. Hasil belajar siswa aspek kognitif memberikan rata-rata 78,77 dengan persentase 76,67% telah mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 23,33% belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hasil belajar aspek psikomotorik memberikan rata-rata 3,26 dengan keterangan A, persentase 80% mendapat nilai A dan persentase 20% mendapat nilai B, serta hasil belajar aspek afektif memberikan rata-rata 3,11 dengan keterangan A, persentase 63,33% mendapat nilai A dan persentase 36,67% mendapat nilai B.

Kata kunci : Metode Pembelajaran, Metode Project Based Learning, Penyajian

(11)

viii

Monica Tita Candra Gerhana. 2015. The Effectiveness of Project Based Learning Method Observed from Interest and Learning Outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the Statistics Education Sub Section Presenting Data in The Form of Tables and Diagrams, Academic Year 2014/2015. Thesis. Yogyakarta: Mathematics Education Study Program, Department of Science and Mathematics Education, Teachers Training and Education Faculty, Sanata Dharma University.

This research aimed to explore the effectiveness of project based learning method observed from interest and to explore the effectiveness of project based learning method observed from learning outcomes of XI IPS students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta on the statistic education sub section presenting data in the form of tables and diagrams.

The subjects of this research were grade XI IPS 1 students in SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, academic year 2014/2015. This research employed quantitative and qualitative research. The data gathering was conducted on April 2015. The research instruments used were project assignments, oral tests, and questionnaires on

students’s learning interest. The data analysis of students’s learning outcomes on cognitive aspect and psychomotor aspect were done by calculating 70% from the value percentage of the project assignments and 30% the value percentage of the oral test, whereas the data analysis of student learning outcomes on affective aspect was done by calculating the value percentage of the project assignments and observation. From the calculation results of the cognitive aspect of learning, it was then analyzed the percentage of students who had achieved KKM (minimum mastery criteria), a percentage of students who had not achieved KKM, and the average students’s learning outcomes. In the calculation of learning outcomes psychomotor aspect and affective aspect were analyzed by calculating the percentage of scale and the average value of student learning outcomes. Meanwhile, analysis of students’s learning interest were done by calculating the average score of interests in learning.

The result of the research showed that: (1) student were interested on the study of mathematics which used project based learning method with the average score of learning interest showed the indicators of 2.75 out of 4 scale. (2) The results of students’s learning with project based learning method was good. Cognitive aspect of students’s learning outcomes achieved an average of 78.77 with a percentage of 76.67% had reached the minimum mastery criteria (KKM) and 23.33% had not reached the minimum mastery criteria (KKM), psychomotor aspect of learning outcomes achieved an average of 3.26 with a description A, the percentage of 80% got A, and the percentage of 20% got B, and affective aspect of learning outcomes achieved an average of 3.11 with a description A, the percentage of 63.33% got A, and the percentage of 36.67% got B.

(12)

ix

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan

bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas

Metode Pembelajaran Project Based Learning Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel

dan Diagram kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran

2014/2015”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan, motivasi,

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang selalu memberi berkat dan cinta kasih yang

tak pernah henti.

2. Drs. Th. Sugiarto, M. T. selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran

membimbing, memberi dorongan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis

hingga terselesainya skripsi ini.

3. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

4. Dr. M. Andy Rudhito, S. Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis menempuh masa studi.

5. Veronika Fitri Rianasari, M. Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik atas segala

perhatian, motivasi, dukungan, dan bantuannya.

6. Beni Utomo, M. Sc., C. Novella Krisnamurti, M. Sc, dan Drs. Th. Sugiarto, M. T.

selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun

(13)
(14)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Pembatasan Masalah ... 7

F. Penjelasan Istilah ... 7

(15)

xii

A. Pengertian Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based

Learning ... 10

B. Hakikat Belajar ... 21

C. Minat Belajar ... 23

D. Pengertian Hasil Belajar ... 29

E. Materi Ajar Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram ... 36

F. Kerangka Berpikir ... 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 60

A. Jenis Penelitian ... 60

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 61

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 61

D. Variabel Penelitian ... 61

E. Bentuk Data ... 62

F. Metode Pengumpulan Data ... 62

G. Instrumen Pengumpulan Data ... 63

H. Teknik Analisis Data ... 69

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 83

(16)

xiii

TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN ... 85

A. Persiapan Penelitian, Observasi Kelas, dan Ujicoba Metode Project Based Learning dan Instrumen Penugasan Proyek ... 85

B. Pelaksanaan Penelitian ... 91

C. Tabulasi Data ... 100

D. Analisis Data Penelitian ... 111

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 133

F. Kelemahan Penelitian ... 142

BAB V PENUTUP ... 144

A. Kesimpulan ... 144

B. Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 148

(17)

xiv

Tabel 2.1 Pedoman Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kuesioner

Minat Belajar Siswa ... 28

Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Merk HP Siswa Kelas XI IPS 1 ... 37

Tabel 2.3 Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal ... 38

Tabel 2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok ... 39

Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari ... 44

Tabel 2.6 Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari ... 45

Tabel 2.7 Diagram Batang Tegak dan Diagram Batang Mendatar ... 47

Tabel 2.8 Diagram Batang Majemuk dan Diagram Batang Bertingkat ... 48

Tabel 2.9 Diagram Garis ... 51

Tabel 2.10 Histogram ... 55

Tabel 2.11 Poligon ... 55

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Pembelajaran ... 65

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penilaian Penugasan Proyek ... 67

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Lisan ... 68

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 69

Tabel 3.5 Persiapan Analisis Kesesuaian Log Book Siswa ... 71

Tabel 3.6 Skor Pilihan Jawaban Angket menurut Skala Likert ... 72

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Minat Belajar Siswa pada Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ... 73

(18)

xv

Minat Belajar Siswa ... 76

Tabel 3.10 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Kognitif ... 77

Tabel 3.11 Persiapan Tabulasi Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Kognitif ... 78

Tabel 3.12 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 79

Tabel 3.13 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Psikomotorik ... 80

Tabel 3.14 Persiapan Tabulasi Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Psikomotorik ... 81

Tabel 3.15 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik ... 81

Tabel 3.16 Persiapan Tabulasi Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Afektif ... 82

Tabel 3.17 Persiapan Tabulasi Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif ... 83

Tabel 3.18 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 84

Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Ujicoba di Kelas XI IPS 3 ... 86

Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Penelitian ... 92

Tabel 4.3 Data Angket Minat Belajar Siswa ... 100

(19)

xvi

Tabel 4.6 Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Psikomotorik ... 107

Tabel 4.7 Skor Tes Lisan Tiap Nomor pada Aspek Psikomotorik ... 108

Tabel 4.8 Skor Tiap Butir Penilaian Proyek Aspek Afektif ... 110

Tabel 4.9 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Matematika ... 112

Tabel 4.10 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Pemusatan Perhatian Siswa pada Proses Pembelajaran ... 115

Tabel 4.11 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Senang terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 117

Tabel 4.12 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Ingin Tahu terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 118

Tabel 4.13 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Membangkitkan Rasa Puas terhadap Pembelajaran yang Dilakukan oleh Siswa ... 120

Tabel 4.14 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Internal ... 122

Tabel 4.15 Analisis Data Minat Belajar Siswa Indikator Tumbuhnya Minat Belajar Siswa Dilihat dari Faktor Eksternal ... 123

Tabel 4.16 Hasil Analisis Data Minat Belajar Siswa pada Semua Indikator ... 125

Tabel 4.17 Analisis Kesesuaian Log Book ... 126

Tabel 4.18 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 128

Tabel 4.19 Analisis Data Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik ... 130

(20)

xvii

Gambar 2.1 Diagram Batang Tegak ... 47

Gambar 2.2 Diagram Batang Mendatar ... 48

Gambar 2.3 Diagram Batang Majemuk ... 49

Gambar 2.4 Diagram Batang Bertingkat ... 49

Gambar 2.5 Diagram Garis ... 51

Gambar 2.6 Diagram Lingkaran ... 54

Gambar 2.7 Histogram ... 55

Gambar 2.8 Poligon ... 56

(21)

xviii

Lampiran 1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ... 150

Lampiran 2 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian ... 151

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 152

Lampiran 4 Penugasan Proyek ... 165

Lampiran 5 Rubrik Penilaian Proyek ... 172

Lampiran 6 Instrumen Tes Lisan ... 178

Lampiran 7 Pedoman Jawaban Tes Lisan ... 179

Lampiran 8 Rubrik Penilaian Tes Lisan ... 183

Lampiran 9 Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 185

Lampiran 10 Pekerjaan Siswa pada Penugasan Proyek ... 189

Lampiran 11 Log Book Siswa ... 203

Lampiran 12 Penilaian Tes Lisan Siswa ... 206

Lampiran 13 Jawaban Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 212

Lampiran 14 Foto Kegiatan Siswa ... 216

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan kita.

Pengertian pendidikan itu sendiri (Dri Atmaka, 2004:3) merupakan bantuan yang

sengaja kepada anak dengan bimbingan atau latihan, sehingga persiapan

dikemudian hari dapat bertindak atau bertingkah laku, dapat hidup, dan

menyesuaikan diri dalam masyarakat menjadi manusia dewasa dan bertanggung

jawab. Aktivitas untuk mendapatkan pendidikan disebut aktivitas belajar.

Aktivitas belajar tersebut dapat dilakukan di mana saja seperti di lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Anak akan belajar beberapa ilmu pengetahuan di sekolah. Pengetahuan

tersebut salah satunya adalah matematika. Menurut Ismail, dkk (dalam H.M. Ali

Hamzah & Muhlisrarini, 2014:48), matematika merupakan ilmu yang membahas

angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik,

mengenai kuantitatif dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan

struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Matematika

mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai

aspek pekerjaan merupakan aplikasi dari matematika, sehingga anak dituntut

(23)

2

Berdasarkan pengamatan saat menjalankan PPL (Program Pengalaman

Lapangan) di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, siswa di kelas IPS cenderung

kurang bisa mengikuti proses pembelajaran matematika dengan baik. Hal ini

dikarenakan siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang abstrak

dan sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam mengajar pelajaran yang dianggap

sebagai pelajaran abstrak dan tidak mudah ini tentunya diperlukan metode

pembelajaran tepat yang harus dipilih oleh guru. Metode pembelajaran yang tepat

akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain

berdampak pada pemahaman materi atau hasil belajar siswa, metode

pembelajaran yang dipilih juga harus membangun minat siswa untuk belajar

matematika. Apabila siswa merasa senang untuk belajar matematika, maka siswa

akan mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi pada hasil belajarnya.

Metode pembelajaran yang biasa dipilih oleh guru matematika SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta adalah metode konvensional atau metode yang

berpusat pada guru. Ketika di kelas, guru aktif berbicara dan memberikan

informasi kepada siswa sehingga siswa hanya sebagai pendengar saja. Menurut

Mike Ollerton (2010:56), jika guru terlalu lama dan terlalu banyak berbicara

maka siswa akan menjadi penerima pasif. Mereka akan kurang bisa menalar dan

mencari solusi atas persoalan yang diberikan. Kecenderungan guru memilih

metode pembelajaran yang kurang bervariasi atau hanya memilih metode

(24)

memberikan makna terhadap pembelajaran yang dicapai dan cenderung

menghafal rumus-rumus atau langkah-langkah penyelesaian suatu masalah yang

diberikan oleh guru. Misalnya pada materi statistika dalam menyajikan data

dalam bentuk tabel dan diagram, seringkali guru hanya memberikan suatu data

kemudian meminta siswa untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dan

diagram. Padahal di kehidupan sehari-hari banyak sekali hal-hal yang dapat

dijadikan sebuah data untuk disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Pada

pembelajaran materi statistika tersebut dapat dikatakan siswa jarang sekali diberi

ruang dan waktu untuk memperdalam ilmu pengetahuannya dengan praktik

langsung di lapangan atau kehidupan sekitar siswa.

Ketika peneliti mengajar di kelas IPS saat melaksanakan PPL (Program

Pelaksanaan Lapangan) dan menggunakan metode konvensional, siswa terlihat

sangat bosan dan cenderung pasif. Sebagian siswa asyik mengobrol dengan teman

sebangkunya, sebagian hanya diam dan tidak mengerti apa yang peneliti

sampaikan, sehingga hanya 5-8 siswa dari 35 siswa yang mau mendengarkan

penjelasan dari peneliti. Namun, ketika peneliti menggunakan metode diskusi

kelompok dan memberikan video tentang penerapan materi yang diajarkan dalam

kehidupan sehari-hari, siswa terlihat sangat aktif dan mau mengikuti dengan baik

setiap proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti. Selain itu pada hasil

(25)

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta membutuhkan metode pembelajaran yang tepat

pada pelajaran matematika.

Metode pembelajaran untuk mengajarkan matematika khususnya pada

materi statistika bermacam-macam, salah satunya metode pembelajaran project based learning. Metode project based learning merupakan suatu metode yang menuntut keaktifan siswa di dalam kelompoknya dan siswa dapat mengalami

sendiri penerapan materi statistika dalam kehidupan sehari-hari. Metode

pembelajaran project based learning memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan suatu proyek yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas.

Proyek tersebut dapat dikerjakan di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada

metode pembelajaran ini siswa dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya saat beraktivitas secara nyata.

Pada materi statistika, siswa bisa menemukan dan menyajikan suatu data di

lapangan yang berkaitan dengan materi statistika sehingga siswa dapat mengalami

sendiri proses menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Ketika siswa

mengalami sendiri pembelajaran tersebut maka pemahaman materi tersebut akan

bertahan lebih lama pada diri siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan, peneliti akan

(26)

Statistika Sub Bab Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram Kelas XI

IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu

1. Kebiasaan guru yang kurang bervariasi dalam memilih metode pembelajaran

membuat siswa cepat bosan dalam mengikuti pelajaran matematika, sehingga

metode tersebut dirasa kurang efektif dalam meningkatkan minat dan hasil

belajar siswa.

2. Pada pembelajaran matematika seringkali siswa kurang diberi ruang dan

waktu untuk praktik langsung di kehidupan sehari-hari, sehingga siswa sering

merasa bosan dengan pelajaran matematika dan kurang mengerti makna dan

manfaat dari materi yang mereka pelajari, bahkan siswa cepat lupa terhadap

materi yang diajarkan karena ketika belajar siswa hanya menghafal

langkah-langkah penyelesaian.

3. Kebiasaan guru matematika yang memilih metode pembelajaran konvensional

dan jarang sekali menggunakan metode project based learning, sehingga peneliti berharap positif dari penelitian ini dapat diterapkan dalam pengajaran

matematika khususnya pada materi statistika dalam rangka meningkatkan

(27)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada

pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram?

2. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada

pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu

1. Mengetahui efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada

pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram.

(28)

pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram.

E. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu

1. Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari minat belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada

pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram.

2. Efektivitas metode pembelajaran project based learning ditinjau dari hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada

pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan

diagram.

F. Penjelasan Istilah

Agar diperoleh gambaran dan keseragaman pemahaman terhadap pokok

permasalahan maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul

sebagai berikut:

1. Efektivitas

Metode pembelajaran yang dipakai dapat dikatakan efektif apabila metode

(29)

oleh peneliti, baik secara kualitatif (minat belajar siswa) maupun kuantitatif

(hasil belajar siswa).

2. Metode Pembelajaran Project Based Learning

Metode pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah metode

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Siswa

diajak untuk mencari dan menemukan suatu data dari kehidupan sehari-hari

yang relevan dengan materi statistika untuk dapat disajikan bentuk diagram

dan tabel.

3. Minat Belajar

Minat belajar yang dimaksud adalah keinginan yang tinggi dari siswa dan

usaha-usaha yang dilakukan siswa dalam memahami materi yang dibahas.

Minat belajar ini diketahui dari kuesioner minat belajar siswa.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud adalah keberhasilan siswa dalam mencapai

tujuan sesuai dengan indikator yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil belajar

aspek kognitif dinyatakan dengan nilai berupa angka, sedangkan hasil belajar

aspek psikomotorik dan afektif dinyatakan dengan skala atau huruf.

Penelitian metode pembelajaran project based learning pada pembelajaran statistika sub bab menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram di kelas XI

IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah upaya untuk

(30)

mengalami aktivitas belajar. Efektivitas pembelajaran tersebut dilihat dari minat

dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran project based learning.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru Mata Pelajaran Matematika

a. Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode pengajaran dalam

pelajaran matematika.

b. Dapat menambah pengetahuan dalam melakukan proses belajar mengajar

bidang matematika.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti di bidang

pendidikan.

3. Bagi Bidang Penelitian

Sebagai pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan

(31)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning

1. Pengertian Efektivitas

Ridwan (1998:40-41) menyatakan bahwa pelayanan efektif adalah

suatu layanan yang dapat memberikan hasil nyata. Oleh karena itu, yang

dimaksud efektivitas adalah suatu usaha pencapaian hasil nyata yang telah

ditargetkan.

S. Nasution (1989:110) menyatakan bahwa efektivitas yaitu guru

mengajarkan nyata yang terlihat dari keberhasilan siswa dalam menguasai apa

yang diajarkan guru.

Kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah

suatu usaha untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran atau metode pengajaran yaitu cara mengajar atau

cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Kedudukan metode

pembelajaran yaitu sebagai alat motivasi ekstrinsik, strategi pengajaran, dan

(32)

a. Alat motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik menurut Sudirman A.M. (dalam Syaiful Bahri

Djamarah & Aswan Zain, 1996:83) adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan

belajar seseorang. Guru hendaknya menyadari bahwa semua metode ada

kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode cenderung lebih

menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi siswa.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan

bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam

kegiatan belajar mengajar.

b. Strategi pengajaran

Menurut Dra. Roestiyah. N.K. (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan

Zain, 1996:84) dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki

strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mengena

pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi

itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian (metode mengajar).

c. Alat untuk mencapai tujuan

Guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran apabila dapat

memanfaatkan metode secara akurat. Metode pembelajaran yang

digunakan guru haruslah menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Jika

(33)

sebaiknya guru menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan

belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk

mencapai tujuan pengajaran (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan

Zain, 1996:84).

3. Pengertian Metode Pembelajaran Project Based Learning

Pengertian metode pembelajaran project based learning menurut beberapa ahli dalam buku Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam

Pembelajaran Abad 21 (M. Hosnan, 2014:320-321) yaitu

a. B. Baron (1998) menjelaskan bahwa project based learning merupakan pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman

pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan

pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan bagi kehidupannya.

b. Buck Institute for Education menjelaskan bahwa project based learning

adalah suatu metode pembelajaran sistematis yang melibatkan siswa

dalam belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui proses

penyelidikan terhadap masalah-masalah nyata dan pembuatan berbagai

karya atau tugas yang dirancang secara hati-hati.

c. John Thomas menjelaskan bahwa project based learning adalah pembelajaran yang memerlukan tugas-tugas kompleks, didasarkan pada

pertanyaan/masalah menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain,

(34)

memberikan siswa kesempatan untuk bekerja secara mandiri selama

periode lama, dan berujung pada realistis produk atau presentasi.

d. Thomas J.W. Moursund menjelaskan bahwa project based learning adalah metode pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran

yang berpusat pada siswa dalam suatu proyek. Hal ini memungkinkan

siswa untuk bekerja secara mandiri untuk membangun pembelajarannya

sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang

realistis, seperti karya siswa sendiri. Project based learning dapat didefinisikan :

1) Fokus pada konsep-konsep utama dari suatu materi.

2) Melibatkan siswa dalam persoalan kompleks, namun realistis yang

membuat mereka mengembangkan dan menerapkan keterampilan dan

pengetahuan yang mereka miliki.

3) Pembelajaran yang menuntut siswa untuk mencari berbagai sumber

informasi dalam rangka pemecahan masalah.

4) Pengalaman siswa belajar untuk mengelola dan mengalokasikan

sumber daya, seperti waktu dan bahan.

Beberapa pendapat tentang pengertian metode pembelajaran project based learning dapat disimpulkan project based learning merupakan metode pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran pada permasalahan yang

(35)

dituntut untuk mendesaian, mengelola dan mengalokasikan sumber daya

alam, membuat keputusan, serta mempresentasikan hasil karyanya secara

mandiri, sehingga penugasan proyek tersebut melibatkan siswa dalam belajar

ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Karakteristik metode pembelajaran project based learning (M. Hosnan, 2014:321-322) yaitu

a. Siswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah

ditentukan bersama sebelumnya.

b. Siswa berusaha memecahkan sebuah masalah atau tantangan yang tidak

memiliki satu jawaban pasti.

c. Siswa ikut merancang proses yang akan ditempuh dalam mencari solusi.

d. Siswa didorong untuk berpikir kritis, memecahkan masalah,

berkolaborasi, serta mencoba berbagai macam bentuk komunikasi.

e. Siswa bertanggung jawab mencari dan mengelola sendiri informasi yang

mereka kumpulkan.

f. Siswa secara regular merefleksikan dan merenungi apa yang telah mereka

lakukan, baik proses maupun hasilnya.

g. Produk akhir dari proyek (belum tentu berupa material, tetapi bisa berupa

presentasi, drama, dan lain-lain) dipresentasikan di depan umum

(maksudnya, tidak hanya pada gurunya, namun bisa juga pada dewan

(36)

Sedangkan prinsip pada metode pembelajaran project based learning

(M. Hosnan, 2014:323) yaitu

a. Pembelajaran berpusat pada siswa yang melibatkan tugas-tugas pada

kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.

b. Tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu

tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran.

c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara autentik dan menghasilkan

produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan

tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya).

Produk, laporan, atau hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan

untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek

berikutnya.

Ada beberapa langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam

melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode project based learning. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran project based learning

tersebut (M. Hosnan, 2014:325-326) adalah penentuan proyek, perancangan

langkah-langkah penyelesaian proyek, penyusunan jadwal pelaksanaan

proyek, penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru,

penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek, serta evaluasi

(37)

a. Penentuan proyek

Pada langkah ini, siswa menentukan tema/topik proyek berdasarkan tugas

proyek yang diberikan oleh guru secara berkelompok. Permasalahan pada

penugasan proyek ini ditentukan oleh guru, sehingga siswa hanya

menentukan tema/topik proyek.

b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek

Siswa merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal

sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini

berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas

yang dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai

kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat

yang dapat mendukung penyelesaian tugas proyek dan kerja sama antar

anggota kelompok.

c. Penyusunan jadwal pelaksanan proyek

Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek diperlukan pendampingan dari

guru. Jadwal pelaksanaan proyek berisi berapa lama proyek itu harus

diselesaikan tahap demi tahap.

d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru

Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek

yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek,

(38)

merekam, berkarya seni, mengunjungi obyek proyek, atau akses internet.

Pada kegiatan monitoring guru membuat rubrik yang akan dapat merekam

aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas proyek.

e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek

Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis,

karya seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau

dipublikasikan kepada siswa yang lain dan guru atau masyarakat dalam

bentuk pameran produk pembelajaran.

f. Evaluasi proses dan hasil proyek

Pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan

hasil tugas proyek. Pada tahap evaluasi, siswa diberi kesempatan

mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang

berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama

menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk

memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek.

Sedangkan langkah-langkah metode pembelajaran project based learning bagi guru (M. Hosnan, 2014:329-330) dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap perencanaan proyek, tahap pelaksanaan, dan tahap

(39)

a. Tahap perencanaan proyek

Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam tahap perencanaan

proyek yaitu

1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2) Menentukan topik yang akan dibahas.

3) Mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah

4-5 orang dengan tingkat kemampuan beragam.

4) Merancang kebutuhan sumber belajar.

5) Menetapkan rancangan penilaian.

b. Tahap pelaksanaan

Ada enam kegiatan pembelajaran pada tahap pelaksanaan, yaitu

penentuan pertanyaan, menyusun rencana proyek, menyusun jadwal,

monitoring, menguji hasil, dan evaluasi pengalaman. Pada langkah

penentuan pertanyaan, guru menganalisis kompetensi inti dan standar

kompetensi. Pada materi yang sesuai dengan metode pembelajaran project based learning, guru melakukan inventarisasi dan memilih KD (Kompetensi Dasar) yang benar-benar sesuai dengan metode pembelajaran

ini. Pada langkah menyusun rencana proyek, guru dan siswa secara

berkelompok melakukan penyusunan rencana proyek yang mencakup

menyusun jadwal kegiatan, mempersiapkan perlengkapan yang

(40)

yang telah direncanakan. Pada langkah selanjutnya, guru melakukan

monitoring. Monitoring dilakukan guru untuk mengetahui di mana siswa

mendapat kesulitan dan kapan siswa memerlukan bantuan guru.

c. Tahap penilaian

Pada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja

masing-masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat

membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak,

dan bagian mana yang perlu diperbaiki.

Sistem penilaian yang dilakukan pada metode project based learning adalah penilaian proyek, meliputi penilaian dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan

penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui

pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan,

dan kemampuan menginformasikan siswa pada mata pelajaran tertentu

secara jelas. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu kemampuan

pengelolaan, relevansi, dan keaslian. Kemampuan pengelolaan, yaitu

kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan

mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan. Relevansi

adalah kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan

tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran.

(41)

Teknik penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses

pengerjaan, sampai hasil akhir. Tahapan yang perlu dinilai, yaitu tahapan

penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data dan persiapan laporan

tertulis.

Penilaian yang digunakan dalam project based learning berdasarkan pada penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian

pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan melalui penugasan

individu/kelompok. Penilaian kinerja dilengkapi dengan laporan tertulis,

yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu

kompetensi tertentu.

Langkah penilaian pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua

langkah, yaitu menyusun instrumen penilaian proyek dan membuat rubrik

penilaian. Penyusunan instrumen penilaian proyek disusun berdasarkan

indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran, sedangkan rubrik

penilaian disusun berdasarkan aspek-aspek penilaian yang disusun dalam

instrumen penilaian.

4. Efektivitas Metode Pembelajaran Project Based Learning

Penggunaan metode pengajaran yang tidak sesuai dengan tujuan

pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai apa yang telah dirumuskan

(dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, 1996:87). Jika penggunaan

(42)

banyak bahan pelajaran yang terbuang sia-sia. Guru yang selalu senang

menggunakan metode ceramah, maka siswa akan merasa bosan dan kegiatan

belajar mengajar menjadi tidak kondusif lagi. Seharusnya penggunaan metode

dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukan tujuan yang harus

menyesuaikan dengan metode. Oleh karena itu, efektivitas penggunaan

metode pembelajaran project based learning dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan

dalam satuan pelajaran sebagai persiapan tertulis.

B. Hakikat Belajar

Pengertian belajar menurut para ahli:

1. Menurut James O. Whittaker (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13),

belajar merupakan proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman.

2. Menurut Cronbach (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13), learning is shown by change in behavior as a result of experience atau belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman.

3. Menurut Howard L. Kingskey (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13),

(43)

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau

latihan.

4. Menurut Drs. Slameto (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2000:12-13), belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

5. Menurut Winkel (dalam H. Makmun Khairini, 2014:4), belajar adalah proses

mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan

sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu kegiatan individu untuk melakukan usaha dalam mengubah tingkah laku

melalui praktik/latihan sehingga memperoleh suatu hasil berupa pengalaman yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari aktivitasnya itu

telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru,

maka individu itu dikatakan telah belajar. Namun, perubahan yang terjadi akibat

belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan

(44)

C. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Pengertian minat belajar siswa menurut para ahli yaitu

a. Menurut John Holland (dalam H. Makmun Khairani, 2014:137), minat

diartikan sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan

ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat

dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu di mana

ia akan termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang

tinggi.

b. Menurut Lockmono (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat dapat

diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk

memperhatikan seseorang, suatu kegiatan dalam bidang-bidang tertentu.

c. Menurut Hardjana (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat belajar

adalah kecenderungan hati untuk belajar guna mendapatkan informasi,

pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.

d. Menurut Gie (dalam H. Makmun Khairani, 2014:142), minat berarti sibuk,

tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena

menyadari pentingnya kegiatan itu.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan minat belajar

adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk melakukan aktivitas belajar guna

(45)

usaha. Aktivitas tersebut dilakukan karena individu menyadari bahwa

aktivitas belajar merupakan suatu kebutuhan dan dirasa penting.

Minat mengandung unsur-unsur (Makmun Khairani, 2014:137) seperti

berikut:

a. Minat adalah suatu gejala psikologis.

b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena

tertarik.

c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.

d. Adanya kemauan atau kencederungan pada diri subyek untuk melakukan

kegiatan guna mencapai tujuan.

Menurut Gie (dalam H. Makmun Khairani, 2014:143), arti penting

minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah minat melahirkan

perhatian yang serta merta, minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat

mencegah gangguan dari luar, minat memperkuat adanya bahan pelajaran

dalam ingatan, dan minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

a. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya

memperhatikan mata pelajaran tersebut.

b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat belajar memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran

(46)

memaksa kemampuan individu memudahkan berkembangnya konsentrasi,

yaitu memusatkan pikiran terhadap suatu pelajaran. Jadi, tanpa minat,

konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan.

c. Minat mencegah gangguan dari luar

Minat belajar mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar

misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau

sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal

yang lain, itu disebabkan karena minat belajarnya kecil.

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Daya mengingat bahan pelajaran hanya mungkin terlaksana kalau

seseorang berminat terhadap pelajarannya, misalnya: jika membaca

didukung suatu bacaan dan didukung oleh minat yang kuat maka kita pasti

akan bisa mengingatnya dengan baik walaupun hanya dibaca atau disimak

sekali, sebaliknya suatu bahan bacaan yang berulang-ulang dihafal mudah

terlupakan, apabila tanpa minat.

e. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri

Segala sesuatu yang membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung

secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Kebosanan melakukan

sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada

bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan

(47)

hanya menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu

sebesar-besarnya.

2. Motif yang Mendorong Tumbuhnya Minat Belajar

Loekmono (dalam H. Makmun Khairani, 2014:146) mengemukakan

lima butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong

tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu

a. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua

mata pelajaran.

b. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau

lain bidang studi.

c. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

d. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orangtua, guru, atau

teman-teman.

e. Gambaran diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu

bidang khusus tertentu.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Belajar

Minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat merupakan

sebab dan akibat dari perhatian. Seseorang yang mempunyai perhatian

terhadap sesuatu yang dipelajari maka ia mempunyai sikap yang positif dan

(48)

menghambat. Menurut H. C Wetherrington (dalam H. Makmun Khairani,

2014:140), minat timbul karena adanya faktor interen dan eksteren yang

menentukan minat seseorang. Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi

oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan dilihat

dari faktor luarnya minat mempunyai sifat yang tidak menetap melainkan

dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat

berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orangtua, dan

persepsi masyarakat terhadap suatu obyek serta latar belakang sosial budaya.

4. Macam-macam Minat

Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl Safran

(dalam H. Makmun Khairani, 2014:141), ada tiga cara yang dapat digunakan

untuk menentukan minat yaitu minat yang diekspresikan, minat yang

diwujudkan, dan minat yang diinventariskan.

a. Minat yang diekspresikan

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata

tertentu.

b. Minat yang diwujudkan

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata

melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan

(49)

c. Minat yang diinventariskan

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap

sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok

aktivitas tertentu. Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur minat seseorang

disusun dengan menggunakan angket.

Berdasarkan paparan di atas tentang minat belajar, penyusunan kisi-kisi

instrumen kuesioner minat belajar siswa dibuat berdasarkan pedoman berikut :

Tabel 2.1 Pedoman Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Minat Belajar Siswa

Aspek Indikator Pedoman

Pemusatan perhatian

Pemusatan perhatian siswa pada mata pelajaran matematika.

Arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi menurut Gie pada poin minat melahirkan perhatian yang serta merta.

Pemusatan perhatian siswa pada proses pembelajaran.

Arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi menurut Gie pada poin minat memudahkan terciptanya konsentrasi. Perasaan perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran.

Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

Pengertian minat menurut John Holland.

Membangkitkan rasa puas terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

Motif tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa menurut Loekmono pada poin suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.

Faktor minat belajar

Tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor internal.

Faktor-faktor yang menimbulkan minat menurut H.C Wetherrington.

Tumbuhnya minat belajar siswa dilihat dari faktor eksternal.

(50)

D. Pengertian Hasil Belajar

1. Pengertian Keberhasilan Belajar

Menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:14),

hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Sejalan dengan filsafatnya, setiap guru mempunyai pandangan

masing-masing untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat

dikatakan berhasil. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya guru

berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan,

antara lain bahwa “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan

pengajaran dinyatakan berhasil apabila mencapai tujuan instruksional

khususnya dapat tercapai.”

2. Indikator Keberhasilan

Petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil

adalah hal-hal berikut (dalam Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain,

1996:120) :

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa

(51)

3. Obyek Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Berjamin S. Bloom (dalam Anas Sudijono, 2011:48-58),

tujuan pendidikan harus senantiasa mengacu pada tiga jenis ranah yang

melekat pada diri siswa yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif yaitu ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk

dalam ranah kognitif.

b. Ranah afektif

Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada tingkah laku dalam diri

siswa, seperti: perhatian pada mata pelajaran tertentu.

c. Ranah psikomotorik.

Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor

dikemukakan oleh Simpson yang menyatakan bahwa hasil belajar

psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan

bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan

kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif. Hasil belajar

(52)

apabila siswa telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai

dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah

afektifnya.

4. Alat Evaluasi Hasil Belajar

Alat evaluasi hasil belajar disebut juga sebagai teknik penilaian atau

instrumen penilaian. Penyusunan instrumen penilaian ini dimaksudkan untuk

mengetahui kemampuan penguasaan siswa terhadap suatu materi atau pokok

bahasan. Teknik penilaian tersebut berupa teknik tes dan nontes.

a. Tes

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus

ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites

(Asep Jihad & Abdul Haris, 2012:67). Tes digunakan untuk mengukur

sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan

terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Alat penilaian

teknik tes yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

1) Tes tertulis

Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang

diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan (Kunandar, 2014:173).

Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk

menulis jawaban, tetapi dapat juga memberi bentuk yang lain seperti

(53)

2) Tes lisan

Tes bentuk lisan adalah tes yang digunakan untuk mengukur

tingkat pencapaian kompetensi, di mana guru memberikan pertanyaan

langsung kepada siswa secara verbal (bahasa lisan) dan ditanggapi

oleh siswa secara langsung dengan menggunakan bahasa verbal (lisan)

juga (Kunandar, 2014:225). Tes lisan dapat digunakan untuk menguji

siswa baik secara individual maupun secara kelompok.

Dalam melaksanakan tes lisan diperlukan perencanaan yang

menyangkut hal-hal berikut:

a) Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui tes

lisan.

b) Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan

kompetensi pengetahuan yang dinilai melalui tes lisan.

c) Menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator

hasil belajar pada kompetensi pengetahuan.

d) Menyusun kriteria kunci ke dalam rubrik penilaian.

e) Menyusun pedoman pernyataan yang menunjukkan kemampuan

menggunakan bahasa lisan, sistematika berpikir, memecahkan

masalah, mengungkapkan hubungan sebab akibat, dan

mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang

(54)

yang akan diajukan (memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi

isi maupun konstruksinya) serta harus disiapkan pedoman jawaban

betul dan penskorannya.

Selain merencanakan pelaksanaan tes lisan, guru juga harus

melakukan hal-hal berikut dalam melaksanakan penilaian

menggunakan tes lisan.

a) Melaksanakan tes lisan kepada siswa baik individu maupun

kelompok.

b) Menggunakan daftar pertanyaan/soal yang telah disusun sebagai

acuan dalam pelaksanaan tes lisan.

c) Menyampaikan pertanyaan secara ringkas, dengan bahasa yang

jelas dan dapat dipahami siswa.

d) Menyeimbangkan alokasi waktu dalam memberikan tes lisan.

e) Menghindari memberikan kalimat-kalimat tertentu yang sifatnya

menolong siswa atau memberi petunjuk yang mengarahkan pada

kunci jawaban.

f) Memberikan waktu tunggu yang cukup bagi siswa untuk

memikirkan jawaban.

g) Menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi siswa.

h) Membandingkan jawaban siswa dengan rubrik penskoran.

(55)

j) Menghitung skor langsung setelah siswa selesai mengikuti tes

lisan.

3) Tes perbuatan

Tes perbuatan merupakan tugas yang pada umumnya berupa

kegiatan praktik atau melakukan kegiatan yang mengukur

keterampilan.

b. Nontes

Penilaian nontes (Asep Jihad & Abdul Haris, 2012:69) merupakan

prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik

minat, sifat, dan kepribadian melalui pengamatan, skala sikap, angket, dan

catatan harian.

1) Pengamatan

Pengamatan yaitu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh

guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik secara

perorangan maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas.

2) Skala sikap

Skala sikap yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkap

sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang

(56)

3) Angket

Angket yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau

mengerjakan dengan cara tertulis.

4) Catatan harian

Catatan harian, yaitu suatu catatan mengenai perilaku siswa yang

dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya.

5) Daftar cek

Daftar cek merupakan suatu daftar yang digunakan untuk mengecek

perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Hasil belajar siswa akan dinilai dari hasil laporan proyek dan tes lisan

pada saat siswa presentasi. Obyek evaluasi pada metode project based learning

mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga

dalam penelitian ini hasil belajar akan dinilai dari ketiga aspek tersebut.

Sedangkan obyek evaluasi pada tes lisan mencakup ranah kognitif dan ranah

psikomotorik. Hasil belajar tersebut dibuat berdasarkan indikator pada

kompetensi dasar 1.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang,

garis, lingkaran, dan ogive, serta penafsirannya, antara lain:

1.2.1 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran,

dan ogive.

1.2.2 Menjelaskan langkah-langkah menyajikan data dalam bentuk tabel dan

(57)

1.2.3 Menafsirkan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran,

dan ogive.

1.2.4 Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek menyajikan data dalam

bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan ogive serta penafsirannya.

1.2.5 Menunjukkan perilaku disiplin dalam mematuhi aturan pengumpulan

tugas proyek.

1.2.6 Menunjukkan sikap menghargai pendapat teman kelompok saat diskusi

maupun teman antar kelompok saat presentasi.

E. Materi Ajar Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram

1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

Penelitian seringkali mengharuskan untuk melakukan pengamatan

yang sangat banyak atau pengukuran yang berkali-kali. Sebagai

konsekuensinya diperoleh suatu data dengan ukuran yang besar. Ukuran data

yang besar tersebut dapat disederhanakan dengan cara menentukan banyak

nilai amatan yang sama (frekuensi) atau banyak nilai amatan yang terletak

pada interval tertentu. Selanjutnya, nilai amatan yang terletak pada interval

tertentu bersama-sama dengan nilai frekuensinya disajikan dalam bentuk

sebuah tabel. Tabel tersebut merupakan tabel distribusi frekuensi atau tabel

Gambar

Tabel 2.1 Pedoman Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Kuesioner
Tabel distribusi frekuensi berdasarkan pengelompokkan data yaitu
Tabel distribusi frekuensi tunggal (Sutrisno Hadi, 2004:7-8)
Tabel 2.4 Tabel Distribusi Frekuensi Berkelompok
+7

Referensi

Dokumen terkait

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT MOTIVASI BELAJAR

DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SAWIT

Judul Skripsi : PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU

Judul Skripsi : Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Kerja Keras

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI MINAT TERHADAP PRESTASI BELAJAR.. P SMP NEGERI SURA TAHUN

Setelah melakukan pembelajaran melalui diskusi, peserta didik dapat membaca data yang disajikan dalam diagram batang dan menyajikan data dalam bentuk diagram batang..

Judul Proposal Skripsi : Efektivitas Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Centric Course Ditinjau dari Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Statistika Di Kelas