• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat motivasi belajar siswa (studi deskriptif pada siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap penyusunan topik bimbingan belajar).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat motivasi belajar siswa (studi deskriptif pada siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap penyusunan topik bimbingan belajar)."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar)

Arini Loysiana Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar pada siswa SD Maria Immaculata Cilacap kelas VI tahun ajaran 2105/2016, dan untuk mengetahui indikasi capaian skor yang belum optimal supaya diusulkan bimbingan belajar yang sesuai untuk siswa tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk Skala Guttman yang terdiri dari dua aspek, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hasil koefisien reliabilitas penelitian ini adalah 0,720 dan termasuk dalam kategori tinggi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap yang berjumlah 50 orang. Teknik analisa data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat motivasi belajar berdasarkan kategorisasi Skala Guttman. Kategorisasi yang dikemukakan ada lima, yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.

(2)

ABSTRACT

The Level of the Motivation to Study for Students (The Descriptive on the Study of Primary School Students Maria Immaculata Cilacap Class VI The Academic Year 2015 / 2016 and Implications on the Preparation of the Topic of Guidance Study)

Arini Loysiana Universitas Sanata Dharma

2016

This research aims to understand the level of learning motivation from Maria Immaculata Cilacap elementary school students class VI academic year 2105 / 2016 , and to know the indication the achievement of score that is not optimum to propose for a suitable learning guidance.

The kind of research is a descriptive quantitative research with survey method. An instrument data collection used in this research was the questionnaire in the form of Guttman Scales consisting of two aspects, namely intrinsic motivation and extrinsic motivation. The result of the coefficients reliability of this research is 0.720 and is included as a high category.The subjects of the study this are the students a must primary school mary immaculata for which consisted of 50 people.Technique data analysis used a categorization level the motivation to study based on the Guttman categorisation scale. The categorisation is divided into five categories, namely very low, low, enough, high, and was high.

Based on the research done, 5 (10%) students have the very high motivation to study, 41 ( 82%) students have the high motivation to study, 3 (6%) students have the enough motivation to study, 1 (2%) students have low the motivation to study, and 0 (0%) student has the very low motivation to study. Based on the analysis of the score items there are 0 (0%) items are categorized as very high, 31 (62%) items are categorized as high, 3 (6%) items belong to the items categorized as enough, 0 (0%) items classified as low motivation to study, and 0 (0%) items are categorized as very low. Based on the results of the analysis of the items of motivation the questionnaire, researchers develop and gather topics for learning guidance which increases the students learning motivation.

(3)

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Arini Loysiana NIM : 121114034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Arini Loysiana NIM : 121114034

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN MOTTO

Tuhan tidak pernah salah dalam memberikan jalan

kehidupan dan rejeki.

Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan

menjadi cerdas kita bisa menggapai kesuksesan.

Selalu jadi diri sendiri tanpa peduli apa yang orang lain

katakan dan jangan pernah menjadi orang lain meskipun

(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini Arin persembahkan bagi....

Tuhan Yesus Kristus

Sang

Juru S’lamat

yang senantiasa menjadi pedoman, pegangan,

sumber kekuatan, ketenangan, dan kesetiaan dalam setiap alur

indah yang Arin jalani selama ini.

Para dosen dan staff Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta,

Orang tua tercinta,

Tante Wid, Tante Siska, Om Toro, Om Arya,

Segenap keluarga besar,

Adik tercinta,

Mas Apik Bhekti Nofanda,

Getta, Desi, Rani,

Andre, Nita, Maria, Dea, Galuh, Sinta, Hani, Nana, Zita,

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VI

SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasinya Terhadap Penyusunan Topik Bimbingan Belajar)

Arini Loysiana Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya motivasi belajar pada siswa SD Maria Immaculata Cilacap kelas VI tahun ajaran 2105/2016, dan untuk mengetahui indikasi capaian skor yang belum optimal supaya diusulkan bimbingan belajar yang sesuai untuk siswa tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk Skala Guttman yang terdiri dari dua aspek, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Hasil koefisien reliabilitas penelitian ini adalah 0,720 dan termasuk dalam kategori tinggi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap yang berjumlah 50 orang. Teknik analisa data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat motivasi belajar berdasarkan kategorisasi Skala Guttman. Kategorisasi yang dikemukakan ada lima, yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.

(12)

ix ABSTRACT

The Level of the Motivation to Study for Students (The Descriptive on the Study of Primary School Students Maria Immaculata Cilacap Class VI The Academic Year 2015 / 2016 and Implications on the Preparation of the Topic of Guidance Study)

Arini Loysiana Universitas Sanata Dharma

2016

This research aims to understand the level of learning motivation from Maria Immaculata Cilacap elementary school students class VI academic year 2105 / 2016 , and to know the indication the achievement of score that is not optimum to propose for a suitable learning guidance.

The kind of research is a descriptive quantitative research with survey method. An instrument data collection used in this research was the questionnaire in the form of Guttman Scales consisting of two aspects, namely intrinsic motivation and extrinsic motivation. The result of the coefficients reliability of this research is 0.720 and is included as a high category.The subjects of the study this are the students a must primary school mary immaculata for which consisted of 50 people.Technique data analysis used a categorization level the motivation to study based on the Guttman categorisation scale. The categorisation is divided into five categories, namely very low, low, enough, high, and was high.

Based on the research done, 5 (10%) students have the very high motivation to study, 41 ( 82%) students have the high motivation to study, 3 (6%) students have the enough motivation to study, 1 (2%) students have low the motivation to study, and 0 (0%) student has the very low motivation to study. Based on the analysis of the score items there are 0 (0%) items are categorized as very high, 31 (62%) items are categorized as high, 3 (6%) items belong to the items categorized as enough, 0 (0%) items classified as low motivation to study, and 0 (0%) items are categorized as very low. Based on the results of the analysis of the items of motivation the questionnaire, researchers develop and gather topics for learning guidance which increases the students learning motivation.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga, Penelitian tugas akhir dengan judul “Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan Implikasi Terhadap Topik Bimbingan Belajar” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Selama Penelitian tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh karenanya, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

3. Prias Hayu Purbaning Tyas, M. Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan saran, motivasi, dan petunjuk kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas bimbingan dan pendampingan selama peneliti menempuh studi.

5. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama peneliti menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.

(14)

xi

7. Tante dan Om Peneliti, yakni Tante Wid, Tante Siska, Om Toro, Om Arya, atas kasih sayang, perhatian, dukungan, doa, semangat, dan keceriaan yang telah diberikan kepada peneliti selama ini.

8. Adik Arin, yakni Adinda Arininta Loysiana atas semangat, doa, kebersamaan, dukungan, dan keceriaan yang telah diberikan kepada peneliti.

9. Seluruh keluarga besar, atas seluruh doa dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti selama ini.

10.Mas Apik Bhekti Nofanda, yang selalu setia juga memberikan doa, dukungan, nasehat, refreshing, hingga skripsi ini selesai.

11.Getta dan Desi, atas motivasi kalian, kesetiaan kalian ketika peneliti mengerjakan skripsi.

12.Andriano Siwy, Dia Nita, Maria Septi Iriana, dan Rifandi Sudariyono, atas dukungan kepada peneliti.

13.C. Rahayu Kusuma Rani atas dukungan dan bantuan pada skripsi ini.

14.Dhea Enggar, Xaverin Galuh, dan Regina Shinta, atas dukungan kepada peneliti.

15.Maria Zita, Bernadeth Dwi Atmi, Adriana Reni, atas dukungan dan doa kepada peneliti.

16.Seluruh teman dari angkatan 2012, atas seluruh doa, dukungan, semangat, pengalaman, dan kebersamaan yang diberikan kepada peneliti selama ini.

(15)
(16)

xiii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar ... 7

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 11

2. Pentingnya Memiliki Motivasi Belajar ... 11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 13

(17)

xiv

5. Fungsi Motivasi Belajar ... 22

B. Perkembangan Kognitif dan Motivasi Anak Usia Sekolah Dasar ... 23

C. Bimbingan Belajar ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian... 31

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 31

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

C. Usulan Topik Bimbingan Belajar ... 51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 54

C. Saran... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(18)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ... 33 Tabel 3.2 Norma Skoring Inventori Tingkat Motivasi Belajar ... 34 Tabel 3.3 Kriteria Guilford ... 37 Tabel 4.1 Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria

Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 ... 41 Tabel 4.2 Hasil Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.1 Histogram Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria

Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 ... 42 Grafik 4.2 Histogram Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Motivasi Belajar ... 59

Lampiran 2. Item Valid dan Tidak Valid ... 65

Lampiran 3. Tabulasi Data Kategorisasi ... 69

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan “motivasi”.

Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berpengaruh dengan persoalan perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, dan keinginan.

(22)

dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Motivasi dalam kegiatan belajar juga merupakan faktor yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa sehingga menjamin kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Motivasi belajar juga bisa dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menumbuhkan motivasi belajar pada siswa itu bukanlah hal yang mudah, sebab sebagian dari mereka belum menyadari akan pentingnya motivasi belajar bagi diri sendiri.

Motivasi belajar yang rendah dapat menyebabkan seseorang malas untuk belajar sehingga dapat menyebabkan seorang anak mendapat prestasi yang rendah. Ciri-ciri anak yang mempunyai motivasi yang rendah adalah malas belajar, malas mengerjakan tugas, tidak ada keinginan untuk mengetahui pelajaran, tidak peduli dengan nilainya, dan tidak ada rasa semangat di dalam kelas.

(23)

memiliki prestasi yang rendah, nilai ulangan atau ujian dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), malas-malasan ketika mengikuti pelajaran di kelas, lebih memilih bermain gadget daripada belajar, dan tidak ada niat atau keinginan untuk belajar. Hal ini menjadi keprihatinan bagi guru karena para siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 nantinya akan menghadapi Ujian Nasional (UN) tetapi malah mereka masih menyepelekan pelajaran. Selain itu, motivasi belajar juga merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang dihararapkan dapat dicapai.

Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu menunjukkan adanya ciri-ciri motivasi belajar yang kurang baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti soal motivasi belajar siswa di SD Maria Immaculata Cilacap. Penelitian ini penting dilakukan di SD Maria Immaculata Cilacap karena belum pernah ada yang melakukan penelitian ini di sekolah tersebut, supaya topik-topik yang nantinya diberikan pada siswa dapat bermanfaat dengan baik sehingga siswa-siswi bisa memiliki motivasi belajar yang lebih baik dari sebelumnya, dan untuk membantu para guru dalam menanggulangi permasalahan motivasi belajar di sekolah tersebut.

B. Identifikasi Masalah

(24)

1. Terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SD Maria Immaculata kelas VI Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Masih ada siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 yang belum menyadari pentingnya memiliki motivasi belajar.

3. Ada beberapa siswa yang mendapatkan prestasi rendah di SD Maria Immaculata Cilacap kelas VI Tahun Ajaran 2015/2016. Hal tersebut digolongkan berdasarkan nilai-nilai yang tertara di raport.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor-faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindaklanjuti dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan peneliti, sehingga dalam penelitian ini tidak semua dapat ditindaklanjuti. Untuk itu dalam penelitian ini dibatasi masalah yang termuat pada butir nomor 1, yaitu mengenai motivasi belajar siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

(25)

1. Seberapa tinggi motivasi belajar siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 ?

2. Berdasarkan analisis butir motivasi belajar yang terindikasi rendah, topik bimbingan belajar apa yang sesuai untuk siswa-siswi tersebut ?

E. Tujuan Penelitian

Setelah permasalahan dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada siswa kelas VI SD

Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2105/2016.

2. Untuk mengetahui topik bimbingan belajar apa yang sesuai untuk siswa-siswi tersebut setelah dianalisis skor motivasi belajarnya.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka dengan penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

(26)

2. Manfaat Praktis a. Bagi konselor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan konselor dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi siswa

Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapakan dapat meningkatkan motivasi belajarnya sehingga nantinya mereka mendapatkan hasil prestasi yang baik dari sebelumnya.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal imu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan peneliti serta menjadi pedoman ketika terjun langsung di lembaga pendidikan.

G. Batasan Istilah atau Definisi Operasional Variabel

1. Motivasi belajar merupakan hasrat atau keinginan yang mendorong seseorang untuk bertindak dan bergerak agar belajar lebih giat dan lebih semangat supaya bisa mendapatkan hasil prestasi belajar yang baik.

(27)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas teori yang mendasari motivasi, belajar, motivasi belajar, pentingnya memiliki motivasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar, aspek-aspek motivasi belajar, fungsi motivasi belajar, tugas perkembangan anak, pengertian bimbingan belajar, tujuan bimbingan belajar, dan bimbingan belajar untuk menggugah motivasi belajar siswa.

A. Motivasi Belajar 1. Motivasi

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab jika seseorang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, ia tidak mungkin melakukan aktivitas belajar atau memiliki dorongan untuk belajar.

(28)

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2009).

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak

yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman, 2014).

Tetapi pada dasarnya, motif dan motivasi itu berbeda. Motif menunjukkan suatu “dorongan” yang menggerakan seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” suatu usaha yang disadari

untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2002). Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi adalah perwujudan motif yang menjarah pada tingkah laku yang nyata.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2014) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

(29)

a. Motivasi itu mengawali terjadinya energi pada setiap individu manusia.

b. Motivasi tersebut ditandai dengan munculnya rasa ”feeling” atau afeksi seseorang.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya suatu tujuan.

Motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas, yang diharapkan tercapai. Menurut Freud dalam Sardiman (2014) menyatakan motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “untuk orang dewasa” (misalnya masalah pembangunan agama, politik,

ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

(30)

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat diambil pengertian motivasi adalah suatu kekuatan dalam diri individu yang membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.

2. Belajar

Slameto (2003) mengungkapkan bahwa belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Oemar Hamalik (2005) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

(31)

3. Motivasi Belajar

Dari kedua pengertian motivasi dan juga belajar sesuai yang telah dipaparkan di atas, maka dapat digabungkan pengertian motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu yang membuat individu tersebut bergerak dan bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya dengan serangkaian kegiatan belajarnya, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Menurut Clayton Alderfer (dalam Nashar, 2004) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar merupakan motivasi yang diberikan dalam kegiatan belajar pada anak, agar kegiatan belajar berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan.

a. Pentingnya Memiliki Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002), pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut :

(32)

tersebut, apabila ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.

2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. Contohnya: jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia akan berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil.

3) Mengarahkan kegiatan belajar, contohnya: setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya belum belajar secara serius, seperti bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan merubah perilaku belajarnya.

4) Membesarkan semangat belajar, contohnya: seorang anak yang telah menghabiskan banyak dana untuk sekolahnya dan masih ada adik yang di biayai orang tua, maka ia akan berusaha agar cepat lulus.

(33)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terhadap siswa. Menurut Sardiman (2007) bahwa yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa adalah tingkat motivasi belajar, tingkat kebutuhan belajar, minat, dan sifat pribadi. Keempat faktor tersebut saling mendukung dan timbul pada diri siswa sehingga tercipta semangat belajar untuk melakukan aktivitas sehingga tercapai tujuan pemenuhan kebutuhannya.

Menurut Anni (2007) ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu: sikap, kebutuhan, rangsangan, afeksi, kompetensi, penguatan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor yaitu:

1) Sikap

(34)

baru mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah atau sebaliknya. Sikap dapat membantu secra personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat merusak secara personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada pada diri setiap orang sepanjang waktu dan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar.

2) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila siswa membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung sangat termotivasi.

3) Rangsangan

(35)

yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap siswa memilikii keinginan untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Apabila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang mangakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan dan perhatiannya akan menurun. 4) Afeksi

Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional-kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Siswa merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi siswa tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mempu mendorong siswa untuk belajar keras. Integritas emosi dan berpikir siswa itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang efektif.

5) Kompetensi

(36)

tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas. Dalam situasi pembelajaran, rasa kompetensi pada diri siswa itu akan timbul apabila menyadari bahwa pengetahuan atau kompetensi yang diperoleh telah memenuhi standar yang telah ditentukan. Apabila siswa mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang telah dipelajari, dia akan merasa percaya diri. Hubungan antara kompetensi dan kepercayaan diri adalah saling melengkapi. Kompetensi memberikan peluang pada kepercayaan diri untuk berkembang, dan memberikan dukungan emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai keterampilan dan pengetahuan baru. Perolehan kompeten dari belajar baru itu selanjutnya menunjang kepercayaan diri, yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas.

6) Penguatan

(37)

Menurut Uno (2009:83) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan ekstrinsik.

1) Faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

2) Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan adanya motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

c. Ciri-ciri Siswa yang Memiliki Motivasi Belajar

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan mereka. Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar diklasifikasikan sebagai berikut (Uno, 2008) :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

(38)

kegiatan belajarnya. Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperolah kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan perilaku manusia, sesuatu yang berasal dari “dalam” diri manusia yang bersangkutan.

Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga motif itu dapat diperbaiki dan dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.

Penjelasan tersebut didukung oleh pendapat Djamarah (2011) yang mengungkapkan bahwa hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

(39)

memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.

Siswa merasa senang dan memiliki rasa ingin tahu sehingga dia belajar. Siswa yang berminat dalam pelajaran akan mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan rasa senang, sehingga siswa tersebut menganggap bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan bukan hanya suatu kewajiban. Djamarah (2011) mengungkapkan motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, oleh karena itulah anak didik belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran hasil tindakan mereka contohnya siswa yang memiliki gambaran dan tujuan yang jelas mengenai masa depannya. Selain itu siswa juga memiliki harapan yang tinggi agar cita-citanya dapat terwujud.

(40)

memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan dan tidak mungkin menjadi ahli.

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti “bagus”, “hebat”, dan lain-lain disamping akan

menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.

(41)

menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan sebagainya.

Dalam Sardiman (2014) Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Ilustrasi ini diambil dalam kasus dalam lingkup pelajaran Ilmu Bumi. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

(42)

pengaruh lingkungan Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar. Seperti salah satu contohnya yaitu siswa merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat mereka belajar.

d. Fungsi Motivasi Belajar

Fungsi motivasi menurut Sardiman (2014) adalah sebagai berikut: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

(43)

akan menunjukkan hasil yang baik pula. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

B. Perkembangan Kognitif dan Motivasi Anak Usia Sekolah Dasar 1. Perkembangan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar (SD)

Siswa Sekolah Dasar (SD) adalah mereka yang berusia sekitar 6-13 tahun yang sedang menjalani tahap perkembangan masa kanak-kanak dan memasuki masa remaja awal. Tugas perkembangan yang hendak dicapai oleh siswa Sekolah Dasar (SD) adalah:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.

(44)

e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,

biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri. g. Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali

dianggap sebagai manusia yang serba tahu.

Yang termasuk dalam tingkat perkembangan siswa SD dalam hal motivasi belajar yaitu amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. Dan pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. Karena, dari dua hal tersebut terlihat bahwa siswa memiliki sebuah motivasi untuk belajar guna mendapatkan hasil prestasi yang baik di sekolah.

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar

(45)

Di samping itu, pada akhir masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sederhana.

Kemampuan kognitif pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada anak sudah dapat diberikan dasar keilmuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Di samping itu, untuk mengembangkan daya nalarnya dengan melatih anak mengungkapkan pendapat, gagasan atau penilaiannya terhadap berbagai hal, baik yang dialaminya maupun peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Misalnya, yang berkaitan dengan materi pelajaran, tata tertib sekolah, pergaulan yang baik dengan teman sebaya atau orang lain dan sebagainya.

3. Kaitan Perkembangan Kognitif dan Motivasi Belajar Siswa

Motivasi siswa untuk belajar dapat berasal dari bermacam-macam sumber. Motivasi yang timbul dari luar diri disebut motivasi ekstrinsik. Sedangkan motivasi yang timbul dari dalam diri disebut motivasi intrinsik. Peranan motivasi tersebut dapat berubah seiring tahap perkembangan siswa. Semakin siswa tersebut memiliki motivasi, semakin berkembang pula kognitif siswa tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar.

(46)

C. Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang bertujuan supaya mereka dapat memahami dirinya, lingkungannya, dan tugas-tugas perkembangannya. Sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat, dan lingkungan kerja yang akan dimasukinya kelak.

2. Pengertian Bimbingan Belajar

Menurut Prayitno (2004) bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sedangkan menurut Nurihsan (2003) bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik.

(47)

permasalahan tersebut, maupun saran-saran yang dapat digunakan agar tidak mengalami kesulitan saat proses belajar mengajar berlangsung, termasuk dalam layanan bimbingan belajar.

Dari pengertian bimbingan dan bimbingan belajar menurut ahli diatas, sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar yaitu proses bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) supaya dapat mengatasai masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. 3. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005) tujuan dari bimbingan belajar adalah:

a. Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

b. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti

keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

(48)

memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.

e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

4. Bimbingan Belajar untuk Menggugah Motivasi Belajar Siswa

Pada hakikatnya motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang dapat mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu, artinya tanpa motivasi seorang siswa tidak akan membaca, belajar dan sekolah dan akhirnya tentu saja tidak akan mencapai suatu keberhasilan dalam belajar. Begitu pentingnya motivasi belajar bagi seorang siswa, namun pada beberapa kasus di sekolah ada beberapa siswa yang tidak atau kurang memiliki motivasi belajar.

Dengan tidak adanya motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan mengakibatkan siswa tidak semangat dalam belajar yang berimbas pada hasil prestasi belajar yang tidak optimal. Seharusnya siswa bisa mendapatkan nilai 8, akan tetapi kerena tidak ada atau kurangnya motivasi belajar, maka siswa tersebut hanya mendapatkan nilai 6.

(49)

perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya.

(50)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Penelitian kuantitatif menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013). Metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan angket (Sugiyono, 2013).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

(51)

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 50 siswa.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan metode angket (kuesioner). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kemudian angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Dalam hal ini peneliti membuat pernyataan-pernyataan tertulis dan bentuknya angket untuk dijawab oleh responden. Dan bentuk angketnya adalah angket tertutup, yaitu angket yang soal-soalnya menggunakan teknik pilihan yang sudah ada pilihan jawaban, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dikehendaki. Teknik angket digunakan untuk mengetahui tingkatan motivasi belajar pada diri siswa.

(52)

ya-tidak, pernah–tidak pernah, setuju-tidak setuju. Item disini hanya item positif saja. Penentuan skor untuk jawaban benar, ya, pernah, setuju diberi skor 1 lalu untuk jawaban salah, tidak, tidak pernah, tidak setuju pun diberi skor 0. Subjek diminta memilih satu dari dua alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban.

2. Instrumen Penelitian

(53)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

(54)

Kemudian dimodifikasi, yang terdiri dari dua alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Subjek diminta memilih satu dari dua alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma skoring inventori motivasi belajar

siswa terdapat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2

Norma Skoring Inventori Tingkat Motivasi Belajar Alternatif

Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah “data yang tidak

berbeda” antara data yang dilaporkan dengan data yang

(55)

Pengujian Validitas ini menggunakan pengujian validitas isi (Content Validity). Instrumen yang berbentuk teks, pengujian

validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan teknik pearson product moment.

Keterangan

r xy = Koefisien korelasi antara x dan y N = Jumlah subyek

X = Skor item tertentu yang diuji validitasnya

Y = Skor total sub aspek yang memuat item yang diuji validitasnya Penentuan validitas dilakukan dengan memberikan skor pada setiap item dan menstabulasi data untuk melihat koefisien korelasi validitas item. Agar perhitungan lebih mudah dan cepat, data diolah dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17 untuk mengetahui koefisien korelasi skor masing-masing item dengan skor total instrumen sehingga dapat diketahui validitas instrumen. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item dengan ≥0,5 dan koefisien korelasi ≤0,5 (Sugiyono, 2010). Semua item yang mencakup

koefisien korelasi ≥0,5, dinyatakan valid sedangkan item yang

(56)

perhitungan koefisien korelasi dengan jumlah 40 item, diperoleh 34 item yang valid dan 6 item yang gugur. Semua item yang gugur dibuang.

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Menurut (Azwar, 1999) reliabilitas mengacu kepada konsistens atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran.

Dalam aplikasinya, koefisien reliabilitas dinyatakan dengan lambang rxx yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0, berarti semakin rendah reliabilitasnya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur reliabilitas alat ukur dengan menggunakan koefisien perhitungan Skala Guttman. Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Penelitian Skala Guttman adalah penelitian yang ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu masalah yang ditanyakan, yaitu “Ya” dan “Tidak”, “Benar” dan “Salah”. Untuk pilihan jawaban “Ya” diberi

skor 1, dan “Tidak” diberi skor 0. Apabila skor dikonversikan dalam

prosentase, maka dapat dijabarkan untuk jawaban “Ya” skor

(57)

1999). Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan program SPSS for windows versi 21.0 dan dengan teknik KR 20.

Kemudian untuk melihat hasil perhitungan reliabilitas instrumen menggunakan kualifikasi reliabilitas dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995), seperti tampak pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup Tinggi

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas yaitu 0,720. Berdasarkan tabel kriteria diatas, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas kuesioner motivasi belajar siswa SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 termasuk dalam kategori tinggi.

F. Teknik Analisis Data

(58)

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Penentuan skor item kuesioner

Penentuan dilakukan dengan cara memberika skor dari angka 0 dan 1 berdasarkan norma skoring yang berlaku. Selanjutnya memasukkannya kedalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas dan reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.

2. Kategorisasi

Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2007). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.

(59)

nilai tertinggi adalah 1. Maka bila hasil pengukuran dengan menggunakan Skala Guttman adalah X, nilai tersebut dapat ditulis secara matematis 0 ≤ X ≤ 1. Tabel interpretasi dapat diubah dari nilai

(60)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil penelitian mengenai tingkat motivasi belajar siswa SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 dan implikasi terhadap topik bimbingan belajar.

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini hanya ditujukan kepada siswa kelas VI A dan B Tahun Ajaran 2015/2016. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 siswa. Responden dalam penelitian ini rata-rata memiliki karakteristik yang sedikit cuek dan menyepelekan pelajaran, padahal mereka akan menghadapi ujian nasional. Kemudian mereka juga memiliki karakteristik yang asik dengan dunia sosial media, karena masing-masing dari mereka rata-rata sudah memiliki gadget pribadi. Sehingga menjadikan pelajaran itu nomor dua setelah bermain gadget.

Setelah dilihat dari karakteristik yang ada, dapat disimpulkan mereka kurang memiliki motivasi belajar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa tinggi/rendah tingkat motivasi belajar mereka.

(61)

1. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner tingkat motivasi belajar, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif kategori dan persentase Suharsimi, Arikunto (2002), yang dipaparkan pada tabel 4.1 dan grafik 4.1.

NILAI X (%) Interpretasi F Prosentase

0 Sangat Rendah 0 0%

1 – 33 Rendah 1 2%

34 – 66 Sedang 3 6%

67 – 99 Tinggi 41 82%

100 Sangat Tinggi 5 10%

Tabel 4.1

Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap

Tahun Ajaran 2015/2016

(62)

0%

Histogram Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap

Tahun Ajaran 2015/2016

Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:

(63)

e. Terdapat 5 siswa (10%), yang memiliki tingkat motivasi belajar yang sangat tinggi.

Jadi, siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki motivasi belajar dalam kategori sangat tinggi 10%, kategori tinggi 82%, kategori sedang 6%, kategori rendah 2%, dan kategori sangat rendah 0%.

2. Hasil Skor Item Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang gugur atau tidak valid, maka analisis skor item motivasi belajar diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 4.2 dan grafik 4.2.

NILAI X (%) Interpretasi F Prosentase

0 Sangat Rendah 0 0%

1 – 33 Rendah 0 0%

34 – 66 Sedang 3 6%

67 – 99 Tinggi 31 62%

100 Sangat Tinggi 0 0%

Tabel 4.2

Hasil Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

(64)

Grafik 4.2

Histogram Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:

a. Terdapat 0 item (0%), yang tergolong item motivasi belajar sangat rendah. b. Terdapat 0 item (0%), yang tergolong item motivasi belajar rendah. c. Terdapat 3 item (6%), yang tergolong item motivasi belajar sedang. d. Terdapat 31 item (62%), yang tergolong item motivasi belajar tinggi. e. Terdapat 0 item (0%), yang tergolong item motivasi belajar sangat tinggi.

(65)

Oleh karena itu, item yang teridentifikasi dalam kategori sedang digunakan sebagai dasar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Item yang tergolong dalam kategori sedang dipaparkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Sedang

No Aspek Indikator Pernyataan

1. Motivasi Intrinsik Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Saya memiliki keinginan untuk membaca ulang catatan pelajaran yang sudah saya buat.

Saya penasaran dengan materi yang di jelaskan oleh guru di kelas, sehingga saya sering bertanya ketika pelajaran berlangsung.

2. Motivasi Ekstrinsik Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Saya senang belajar dengan menggunakan video.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016

(66)

Ajaran 2015/2016 sudah memiliki motivasi belajar, namun belum berkembang secara optimal.

Siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki motivasi belajar. Faktor-faktor tingginya tingkat motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa aspek sebagaimana dipaparkan oleh (Uno, 2008) yaitu: pertama, adanya hasrat dan keinginan berhasil. Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya. Hal ini terlihat dari individu yang memiliki motif berprestasi tinggi, seperti: berusaha menyelesaikan tugasnya sampai tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaannya, dan mau bertanya pada guru atau teman apabila ada pelajaran yang belum dipahami.

(67)

pelajaran yang sudah dibuat, mau mempelajari materi yang belum diajarkan Guru di kelas, dan tetap belajar di rumah walaupun tidak disuruh orang tua.

Ketiga, adanya harapan dan cita-cita masa depan. Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka. Hal ini terlihat dari individu yang memiliki gambaran dan tujuan yang jelas mengenai masa depannya, seperti: siswa rajin belajar karena ingin menjadi murid yang pandai di kelas, akan tetap belajar supaya mendapat nilai tertinggi di kelas, dan ingin memiliki banyak prestasi belajar. Tetapi, kenyataan di kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tidak semua siswa memiliki usaha dan niat supaya harapan dan cita-cita mereka tercapai.

(68)

Kelima, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Hal ini terlihat dari suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai, seperti: siswa senang belajar kelompok dengan teman-temannya karena bisa saling bertukar pikiran dan informasi, dan senang belajar di luar kelas karena bisa mendapatkan hal-hal baru yang belum pernah ditemui. Kenyataan di kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tidak semua siswa mau belajar berkelompok, karena mereka hanya bisa belajar sendiri tanpa ada orang lain.

Keenam, adanya lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar. Hal ini terlihat dari individu merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat mereka belajar, seperti: siswa nyaman mengikuti pelajaran di kelas karena ruangannya bersih, dapat belajar dengan baik dalam suasana yang tenang, dan nyaman belajar dalam ruangan yang sejuk.

(69)

dan lebih asik dengan bermain gadget. Tetapi setelah peneliti melakukan penelitian, hasil yang diperoleh adalah para siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Penyebab perbedaan dugaan awal peneliti dengan hasil penelitian yaitu para siswa memiliki kecemasan apabila nantinya ada pihak guru atau orang tua yang mengetahui bahwa siswa tersebut tidak memiliki motivasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 sebenarnya sudah memiliki tingkat motivasi belajar yang baik, namun yang dimiliki siswa kelas VI di SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum berkembang secara optimal. Hal tersebut dikarenakan siswa sedang berproses mengembangkan motivasi belajar yang ada didalam dirinya, seperti adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

2. Item-Item Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian butir item motivasi belajar pada siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Tahun Ajaran 2015/2016, terdapat 0 atau 0% item yang masuk dalam kategori sangat tinggi, 31 atau 62% item yang masuk dalam kategori tinggi, 3 atau 6% item yang masuk dalam kategori sedang, 0 atau 0% yang termasuk dalam kategori rendah, dan 0 atau 0% item yang masuk dalam kategori sangat rendah.

Item-item yang berada dalam kategori sedang dalam penelitian ini

(70)

pelajaran yang sudah saya buat”. Item yang tergolong sedang ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki kebiasaan belajar yang baik. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki kemampuan untuk mengubah kegiatan belajarnya agar menjadi kebiasaan belajar yang baik.

Item kedua, “Saya penasaran dengan materi yang di jelaskan oleh guru

di kelas, sehingga saya sering bertanya ketika pelajaran berlangsung”. Item yang tergolong sedang ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum memiliki motivasi diri. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 belum bisa menganggap belajar merupakan hal yang penting.

Item ketiga, “Saya senang belajar dengan menggunakan video”. Item

yang tergolong sedang ini dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 memiliki gaya belajarnya masing-masing. Hal tersebut kemudian dapat diindikasikan bahwa siswa Kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 tidak semuanya bisa menangkap pelajaran di kelas melalui video, karena setiap siswa memiliki caranya sendiri ketika mempelajari sesuatu.

(71)

Ajaran 2015/2016 perlu ditingkatkan dan dikembangkan kembali dalam hal antara lain: kebiasaan belajar yang baik (belajar efektif), motivasi diri, dan gaya belajar. Oleh karena itu, siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap Tahun Ajaran 2015/2016 membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari wali kelas tentang motivasi belajar.

C. Usulan Program Bimbingan Belajar

(72)

Tabel 4.4

Rincian Usulan Bimbingan Belajar

Berdasarkan Kategori Item Sedang Tentang Tingkat Motivasi Belajar Siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap

(73)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait.

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 sudah baik. Hal ini tampak dari hasil perolehan kategorisasi yang menunjukkan bahwa 82% siswa kelas VI SD Maria Immaculata Cilacap tahun ajaran 2015/2016 sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi.

(74)

B. Keterbatasan Penelitian

Pada hasil penelitian ini, peneliti menyadari adanya ketebatasan yang terdapat dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut terdiri dari:

1. Peneliti menyadari pada skripsi ini peneliti masih banyak kekurangan, diantaranya masih kurangnya sumber penelitian yang relevan terkait dengan motivasi belajar yang peneliti baca.

2. Kurangnya sumber dan referensi bacaan tentang rumus Skala Guttman untuk menghitung skor item motivasi belajar siswa.

C. Saran

Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian, sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

a. Di SD sebaiknya ada guru BK, karena guru BK dapat memberikan berbagai informasi melalui berbagai topik-topik bimbingan tentang kebutuhan/permasalahan siswa.

b. Guru BK juga bisa memberikan konseling pada siswa apabila ada siswa sedang mengalami suatu masalah.

2. Kepala Sekolah

(75)

3. Guru Kelas/Wali Kelas

Guru kelas/wali kelas sebaiknya membantu siswa kelas VI SD Maria Immaculata Tahun Ajaran 2015/2016 dalam meningkatkan motivasi belajar melalui metode bimbingan klasikal sesuai dengan kebutuhan siswa selama satu bulan sekali. Adapun bimbingan tersebut melalui dinamika kelompok, game/permainan kecil, lalu direfleksikan.

4. Peneliti Lain

(76)

56

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

________________. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar

______________. 2007. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Bahri Djamarah, S. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta __________________. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djati Rizky Munggaran. 2012. Pemanfaatan Open Source Software Pendidikan

Oleh Mahasiswa Dalam Rangka Implementasi Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. UPI, Bandung

Freddy Rangkuti. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Gerungan, W.A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Riefka Aditama.

Hartinah Siti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Cetakan Kesatu. Bandung: PT Refika Aditama

Ismawita. 2014. Penyebab Kecemasan Menghadapi Menstruasi Pada Remaja Putri SD Kelas Vi di Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Padang Thun Ajaran 2013/2014 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi. BK USD, Yogyakarta: Tidak Diterbitkan

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Mitra Cendikia

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD
Grafik 4.2 Histogram Analisis Skor Item Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VI SD
Tabel  3.2 Norma Skoring Inventori Tingkat Motivasi Belajar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Data dikumpulkan melalui studi pustaka dari literatur yang berkaitan dengan tinjauan yuridis tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi para pekerja

Pengertian suatu pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen,

Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia

Pada kegiatan tatap muka ke-3 (TM-3), peserta akan melaporkan hasil pembelajaran Guru Pembelajar moda daring mulai dari awal hingga akhir dengan membawa

Dari gambaran peristiwa tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa jika terdapat dua vektor segaris kerja dengan arah berlawanan akan menghasilkan vektor resultan yang besarnya

Moajeno

[r]

jembatan Box Culvert Nusa Indah - Tanggul dengan (nilai penautaranfpennTr,flrnn terkoreksi) sebesar Rp.342.202.000 (Tiga Ratus Empat Puluh Dua Juta Dua Ratus Dua