• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Lampung

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Lampung

(2)

i

Visi dan Misi Bank Indonesia

Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

Misi Bank Indonesia

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan.

Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan.

(3)

ii

Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman

Visi dan Misi Bank Indonesia ... i

Daftar Isi... ii

Daftar Tabel ... v

Daftar Grafik ... vii

Kata Pengantar ... xi

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung ... xiii

Ringkasan Eksekutif ... xv

BAB I MAKRO EKONOMI REGIONAL ... 1

1. 1. Analisis PDRB Sisi Permintaan ... 2

1.1.1. Konsumsi ... 3

1.1.2. Investasi ... 6

1.1.3. Ekspor Impor ... 9

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran ... 13

14

16

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 18 1.2.4. Sektor Jasa 19 1.2.5. Sektor s 20 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI ... 23

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok ... 25

2.2. Inflasi Menurut Periode ... 31

(4)

iii

Daftar Isi

2.2.2. Inflasi Triwulanan (qtq) ... 32

2.2.3. Inflasi Tahunan (yoy) ... 33

2.3. Disagregasi Inflasi ... 33

2.4. Inflasi Kota-kota di Sumatera... 37

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ... 39

3.1. Bank Umum ... 43

3.1.1. Fungsi Intermediasi dan Perkembangan Jaringan Kantor 43

3.1.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga ... 45

3.1.3. Penyaluran Kredit ... 48

3.1.3.1. Perkembangan Kredit Secara Umum ... 48

3.1.3.2. Perkembangan Kredit UMKM ... 51

3.2. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat(BPR) ... 53

3.3. Kinerja Perbankan Syariah... 56

3.4. Perkembangan Sistem Pembayaran ... 59

3.4.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal ... 59

3.4.2. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ... 60

3.4.3. Penemuan Uang Palsu ... 61

3.4.4. Perkembangan Kliring Dan Real Time Gross Settlement (RTGS) ... 62

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 64

4.1. Pendapatan Daerah ... 64

4.2. Belanja Daerah ... 67

4.3. Penerimaan dan Belanja Negara di Provinsi Lampung ... 68

(5)

iv

Daftar Isi

BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DAERAH ... 73

5.1. Ketenagakerjaan ... 73

5.2. Kesejahteraan ... 76

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ... 79

6. 79 6.2. Prospek Inflasi ... 84

LAMPIRAN ... 85

(6)

v

Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Lampung menurut Jenis Penggunaan

(persen, yoy) ... 3 Tabel 1.2 Pertumbuhan PDRB Provinsi lampung Menurut Lapangan Usaha

(persen, yoy) ... 13 Tabel 1.3 Angka Ramalan II Produksi Komoditas Pertanian Provinsi Lampung ... 14 Tabel 1.4 Volume Penjualan Komoditas Perkebunan ... ... 15 Tabel 1.5. Kebutuhan Pupuk Bersubsidi di Provinsi Lampung ... 16 Tabel 1.6. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang TW III

2013 ...

17

Tabel 2.1 Inflasi Provinsi Lampung Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa... 26 Tabel 2.2 Inflasi Provinsi Lampung Berdasarkan Sub Kelompok Bahan Makanan. 27 Tabel 2.3 Harga Beras di Tingkat Petani dan Penggilingan September 2013... 28 Tabel 2.4 Inflasi Provinsi Lampung Berdasarkan Sub Kelompok Makanan Jadi.... 29 Tabel 2.5 Inflasi Lampung Berdasarkan Sub Kelompok Sandang... 30 Tabel 3.1 Perkembangan Aset Perbankan di Provinsi Lampung (Rp Milliar) ... 39 Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Perbankan di Provinsi Lampung (Rp Milliar) .... 40 Tabel 3.3 Perkembangan DPK Perbankan di Provinsi Lampung (Rp Milliar) ... 42 Tabel 3.4 Perkembangan Aset Bank Umum di Provinsi Lampung ... 44 Tabel 3.5 Perkembangan Aset Per Kab/Kota Bank Umum di Provinsi Lampung

(Rp Milliar) ... 44 Tabel 3.6 Perkembangan Jumlah Bank dan Jaringan Kantor Bank Umum ... 45 Tabel 3.7 Perkembangan DPK Bank Umum ... 46 Tabel 3.8 Perkembangan DPK Bank Umum Per Kab./Kota di Provinsi Lampung

(Rp Miliar) ... 47 Tabel 3.9 Perkembangan Kredit Bank Umum di Provinsi Lampung (Rp Miliar) ... 50 Tabel 3.10 Perkembangan Kredit Bank Umum Per Kab./Kota di Provinsi Lampung

(Rp Miliar) ... 51 Tabel 3.11 Perkembangan Aset BPR di Provinsi Lampung ... 53 Tabel 3.12 Jaringan Kantor BPR di Provinsi Lampung ... 55

(7)

vi

Daftar Tabel

Tabel 3.13 Perkembangan Kredit BPR di Provinsi Lampung (Rp Miliar) ... 56

Tabel 3.14 Indikator Perbankan Syariah Provinsi Lampung ... 58

Tabel 3.15 Perkembangan Penukaran Uang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung ... 61

Tabel 3.16 Perkembangan Transaksi Kliring di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung... 62

Tabel 4.1 Pendapatan Daerah Provinsi Lampung TA 2013... 66

Tabel 4.2 Belanja Daerah Provinsi Lampung TA 2013 ... 67

Tabel 4.3 Penerimaan Negara di Provinsi Lampung TA 2013 ... 68

Tabel 4.4 Belanja Negara di Provinsi Lampung TA 2013 ... 69

Tabel 5.1 Dekomposisi Penduduk Usia Kerja dan Indokator Ketenagakerjaan Provinsi Lampung ... 73

Tabel 5.2 Penduduk yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Lampung ... 73

Tabel 5.3 Perbandingan NTP Tiap Provinsi ... 76

Tabel 6.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV 2013 Menurut Penggunaan (%, yoy) ... 76

Tabel 6.2 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV 2013 Menurut Lapangan Usaha (%, yoy) ... 82

(8)

Daftar Grafik

vii

Daftar Grafik

Grafik 1.1 PDRB Lampung ADHK 2000 dan Laju Pertumbuhan Tahunan ... .. 1

Grafik 1.2 PDRB Lampung ADHK 2000 dan Laju Pertumbuhan Triwulanan ... . 1

Grafik 1.3 Sumber Pertumbuhan PDRB Penggunaan ... . 3

Grafik 1.4 Pangsa PDRB Penggunaan ... . 3

Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen ... . 4

Grafik 1.6 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini ... 4

Grafik 1.7 Indeks Tendensi Konsumen ... 4

Grafik 1.8 Komponen Indeks Tendensi Konsumen 4 Grafik 1.9 5 Grafik 1.10 Balik Nama Kendaraan Bermotor 6 Grafik 1.11 Posisi Giro Pemerintah di Perbankan 6 Grafik 1.12 Penjualan Semen ... . 7

Grafik 1.13 Konsumsi Listrik PLN Segmen Industri 7 Grafik 1.14 Konsumsi Listrik PLN Segmen Bisnis ... . 8

Grafik 1.15 Penjualan Truck/Pick- ... 8

Grafik 1.16 .. 9

Grafik 1.17 Perkembangan Impor Non Migas Barang Modal Lampung . 9 Grafik 1.18 Pangsa Ekspor Luar Negeri dan Antar Daerah ... 10

Grafik 1.19 Pangsa Impor Luar Negeri dan Antar Daerah .. 10

Grafik 1.20 Perkembangan Ekspor ... 10

Grafik 1.21 Kelompok Komoditas Ekspor Utama ... 11

Grafik 1.22 Negara Eksportir Utama. ... 11

Grafik 1.23 Perkembangan Impor ... 11

Grafik 1.24 Kelompok Komoditas Impor . 12 Grafik 1.25 Negara 12

(9)

Daftar Grafik

viii

Grafik 1.27 Sumber Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha ... 14

Grafik 1.28 Pangsa PDRB Lapangan Usaha ... 14

Grafik 1.29 Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian ... 15

Grafik 1.30 Sumbangan Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian ... 15

Grafik 1.31 Impor Non Migas Bahan Baku Provinsi Lampung ... 17

Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Sektor Industri ... 17

Grafik 1.33 Penjualan Motor Baru di Lampung ... 18

Grafik 1.34 Penjualan Mobil Baru di Lampung 18 Grafik 1.35 19 Grafik 1.36 Kredit Sektor Jasa di Lampung ... 19

Grafik 1.37 19 Grafik 1.38 Volume Bongkar Muat di Pelabuhan Provinsi Lampung .. 21

Grafik 1.39 Bongkar Muat Barang di Bandara Radin Inten 21 Grafik 1.40 21 Grafik 2.1 Inflasi Lampung Dibandingkan Nasional ... 24

Grafik 2.2 Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Bahan Makanan di Provinsi Lampung . ... 28

Grafik 2.3 Perkembangan Harga Emas ... 30

Grafik 2.4 Inflasi per Kelompok Barang TW III 2013 (%- mtm) ...

32

Grafik 2.5 Inflasi September 2013 per Kelompok Barang (mtm) ...

32

Grafik 2.6 Inflasi per Kelompok Barang TW III 2013 (% - qtq) ... 33

Grafik 2.7 Inflasi per Kelompok Barang TW III 2013 (% - yoy) ... 33

Grafik 2.8 Disagregasi Inflasi Lampung ... 34

Grafik 2.9 Inflasi Komoditas Pangan dan Non Pangan Lampung ... 35

Grafik 2.10 Perkembangan Nilai Tukar ... 36

Grafik 2.11 Ekspektasi Inflasi Survei Konsumen ... 37

Grafik 2.12 Inflasi Kota kota di Sumatera Triwulan III 2013 ... 38 Grafik 3.1 Perkembangan Kredit Jenis Penggunaan LDR dan NPL Perbankan di

Lampung ...

(10)

Daftar Grafik

ix

Grafik 3.2 Porsi Kredit per Jenis Penggunaan ... 40

Grafik 3.3 Porsi Dana Pihak Ketiga ... 41

Grafik 3.4 LDR Menurut Jenis ... 42

Grafik 3.5 LDR dan NPL Perbankan di Lampung ... 42

Grafik 3.6 LDR dan NPL Bank Umum ... 43

Grafik 3.7 Aset Bank Umum ... 43

Grafik 3.8 Pertumbuhan DPK Bank Umum di Lampung ... 46

Grafik 3.9 Porsi Komponen DPK Bank Umum per Jenis Simpanan ... 46

Grafik 3.10 Perkembangan Suku Bunga DPK ... 47

Grafik 3.11 Porsi Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 48

Grafik 3.12 Komposisi Bank Penyalur Kredit di Lampung ... 49

Grafik 3.13 Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Bank Umum ... 51

Grafik 3.14 Perkembangan Kredit UMKM dan Non UMKM ... 52

Grafik 3.15 Proporsi Kredit UMKM Menurut Jenis Penggunaan ... 52

Grafik 3.16 Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 52

Grafik 3.17 Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha ... 52

Grafik 3.18 Pertumbuhan Aset BPR ... ... 53

Grafik 3.19 Perkembangan DPK 54 Grafik 3.20 Pertumbuhan Tabungan dan Deposito BPR 54 Grafik 3.21 Pangsa Kredit Jenis Penggunaan 54 Grafik 3.22 Rasio NPL dan LDR/FDR BPR 55 Grafik 3.23 Perkembangan Aset Perbankan Syariah 56 Grafik 3.24 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah di Lampung. 57 Grafik 3.25 Perkembangan DPK Perbankan Syariah di Lampung ... . 57

Grafik 3.26 Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Lampung . 58

Grafik 3.27 59

Grafik 3.28 Perkembangan PTTB dan Inflow di KPw BI Provinsi 60

(11)

Daftar Grafik

x

Grafik 3.30 Perkembangan Cek/BG yang ditolak.. 63

Grafik 3.31 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai 63 Grafik 4.1 Pencapaian Realisasi Pendapatan APBD 2013 ... 65

Grafik 4.2 Struktur dalam APBD Tahun 2013 ... 65

Grafik 4.3 Struktur dalam Realisasi Triwulan III APBD Tahun 2013... 65

Grafik 4.4 Pencapaian Realisasi Belanja APBD 2013 ... 67

Grafik 5.1 Saldo Bersih Tertimbang Indikator Jumlah Tenaga Kerja. ... 75

Grafik 5.2 Daerah Asal TKI Lampung. ... 75

Grafik 5.3 Negara Tujuan TKI Lampung. ... 75

Grafik 5.4 76 Grafik 5.5 Indeks Penghasilan Konsumen ... 78

Grafik 6.1 Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Lampung ... 80

Grafik 6.2 Ekspektasi Kondisi Ekonomi ... 82

(12)

xi

Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung Triwulan I-2013 akhirnya dapat diselesaikan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 6 Tahun 2009 bahwa Bank Indonesia memiliki tujuan yang difokuskan pada pencapaian dan pemeliharaan kestabilan nilai rupiah. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia secara cermat mengamati dan memberikan assesment terhadap perkembangan ekonomi terutama yang terkait dengan sumber-sumber tekanan inflasi.

Seiring dengan penerapan otonomi daerah pada tahun 2001, posisi ekonomi regional semakin memiliki peranan yang vital dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan upaya untuk menstabilkan harga. Perkembangan ini merupakan sesuatu yang diharapkan banyak pihak bahwa aktivitas ekonomi tidak lagi terpusat pada suatu daerah tertentu, melainkan tersebar di berbagai daerah, sehingga disparitas antar daerah semakin kecil. Terkait dengan hal tersebut di atas, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung melakukan pengamatan serta memberikan assesment terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan regional Lampung secara menyeluruh dan dituangkan dalam pu

Lampung dilakukan dengan berbagai pihak terutama para pembina sektor dan dinas Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, serta dengan para akamedisi dari Universitas Lampung.

Ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan III 2013 tumbuh sebesar 6,03% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II 2013 yang tumbuh sebesar5,99% (yoy). Dari sisi permintaan, kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) pada triwulan III 2013disumbang oleh komponen ekspor netto (4,71%), konsumsi rumah tangga (3,83%), dan PMTB (0,91%). Sedangkan dari sisi penawaran, kontribusi terbesar disumbang oleh sektor pertanian (1,25%), sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (1,07%) dan sektor industri pengolahan (1,04%).

Dalam hal inflasi, tekanan harga pada periode ini meningkat dibandingkan triwulan II 2013. Inflasi triwulan sebelumnya tercatat 5,29% (yoy), sementara triwulan ini meningkat

(13)

xii

Kata Pengantar

menjadi 7,68% (yoy). Sementara itu, kinerja perbankan Lampung masih menunjukkan peningkatan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan aset, DPK, maupun kredit perbankan.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Universitas Lampung, dan Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Kami menyadari bahwa hasil kajian ekonomi yang disajikan dalam buku ini masih perlu untuk dapat disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan dengan buku ini, serta mengharapkan kiranya kerjasama yang baik dengan berbagai pihak selama ini dapat terus ditingkatkan di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan ridha-Nya dan melindungi langkah kita dalam bekerja.

Bandar Lampung,November2013 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI LAMPUNG

Andang Setyobudi Direktur

(14)

xiii

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI LAMPUNG

a.

Inflasi dan PDRB

*) IHK tahun dasar 2007 (2007 = 100)

b.

Sistem Pembayaran

3

II III IV I II III IV I II III

Posisi Kas Gabungan (Rp Triliun) 0.33 0.18 0.62 0.63 0.70 0.36 0.55 0.87 1.70 0.65 Inflow (Rp Triliun) 1.29 2.93 1.83 2.23 0.83 2.42 1.47 2.18 1.15 2.17 Outflow (Rp Triliun) 1.42 2.01 1.46 0.69 1.93 2.48 1.25 0.80 2.05 3.30 Pemusnahan Uang (Juta Rp) 924,353.57 1,473,868.29 1,464,165.17 1,157,651.11 104,629.83 5,512.30 228,389.19 659,541.80 396,870.36 511,771.51 Nominal Transaksi RTGS (Rp Triliun) 32.68 32.76 27.13 22.45 31.44 27.45 30.35 28.48 33.15 33.31 Volume Transaksi RTGS (lembar) 31,690 32,101 32,282 27,917 35,825 37,303 35,554 31,577 35,247 31,958 Rata-rata Harian Nominal Transaksi RTGS (Rp Miliar) 535.68 528.46 423.86 356.38 507.15 449.99 505.78 474.67 526.25 528,720.11 Rata-rata Harian Volume Transaksi RTGS (lembar) 520 518 504 443 578 612 593 526 559 507 Nominal Kliring Kredit (Rp Triliun) 0.37 0.39 0.41 0.40 0.42 0.43 0.44 0.40 0.62 0.89 Volume Kliring Kredit (lembar) 25,409 25,793 27,635 26,141 26,893 27,601 28,007 25,718 26,086 23,981 Rata-rata Harian Nominal Kliring Kredit (Rp Miliar) 6.10 6.28 6.24 6.31 6.85 7.05 7.33 6.69 9.83 14.12 Rata-rata Harian Volume Kliring Kredit (lembar) 417 416 425 415 434 452 467 429 414 381 Nominal Kliring Debet (Rp Triliun) 5.90 6.41 6.12 6.06 6.63 6.89 6.67 6.48 6.67 6.99 Volume Kliring Debet (lembar) 173,532 172,865 173,701 176,729 184,001 180,034 180,502 183,145 184,277 183,585 Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet (Rp Triliun) 0.10 0.10 0.09 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 Rata-rata Harian Volume Kliring Debet (lembar) 2,845 2,788 2,672 2,805 2,968 2,951 3,008 3,052 2,925 2,914 Nominal Kliring Pengembalian (Rp Triliun) 0.08 0.09 0.11 0.11 0.11 0.11 0.15 0.15 0.11 0.13 Volume Kliring Pengembalian (lembar) 2,918 2,984 3,199 3,302 3,328 3,269 3,587 3,851 3,600 4,286 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian (Rp Miliar) 1.32 1.40 1.63 1.73 1.78 1.75 2.56 2.42 1.78 2.13 Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian (lembar) 48 48 49 52 54 54 60 64 57 68 Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp Triliun) 0.07 0.73 0.85 0.97 0.80 0.86 1.36 0.12 0.95 1.08

2011

INDIKATOR 2012 2013

II III IV I II III IV I II III

Indeks Harga Konsumen * 137.21 140.37 141.24 141.68 143.60 146.44 147.31 151.33 151.19 157.69

Laju Inflasi (y-o-y) 8.42 6.26 4.24 3.42 4.66 4.32 4.30 6.81 5.29 7.68

PDRB - harga konstan (miliar Rp)

Pertanian 4,179.50 4,113.67 3,199.63 4,295.14 4,324.95 4,315.73 3,306.97 4,337.03 4,441.79 4,457.30

Pertambangan & Penggalian 200.06 203.20 210.80 208.32 211.55 204.00 203.70 211.79 223.58 215.30

Industri Pengolahan 1,382.22 1,371.16 1,345.56 1,337.99 1,388.80 1,453.21 1,488.83 1,464.25 1,524.90 1,570.17

Listrik, Gas & Air Bersih 38.78 39.34 40.68 40.31 42.14 44.41 46.59 43.24 48.01 49.47

Bangunan 485.69 513.14 507.11 501.75 521.90 531.21 535.59 527.24 557.44 559.22

Perdagangan, Hotel & Restoran 1,609.09 1,686.40 1,646.16 1,615.02 1,700.36 1,762.28 1,733.40 1,758.83 1,817.94 1,854.57

Pengangkutan & Komunikasi 772.96 824.09 828.32 837.07 880.08 936.24 945.14 919.87 966.53 1,012.62

Keuangan, sewa & Jasa Pershn 1,040.52 1,042.82 1,053.27 1,055.90 1,180.24 1,200.32 1,224.04 1,185.67 1,281.53 1,321.35

Jasa-jasa 775.76 814.70 828.53 793.00 904.38 844.99 890.27 861.10 960.90 933.06 Pertumbuhan PDRB (y-o-y) 7.05 5.83 5.93 5.71 6.38 6.56 7.57 5.93 6.02 6.04 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 994.75 778.04 755.47 810.79 728.43 1,138.17 1,035.91 885.91 896.62 1,028.52 Volume Ekspor (ribu ton) 1,846.13 1,439.71 2,268.00 1,993.10 1,759.16 2,232.33 2,420.73 2,224.44 2,336.51 2,001.44 Nilai Impor (USD Juta) 233.66 288.68 363.93 259.34 207.35 171.81 204.09 183.04 338.78 282.57 Volume Impor (ribu ton) 351.94 324.92 459.24 332.94 334.47 215.13 282.95 209.94 402.90 530.07

2013 2012

2011 INDIKATOR MAKRO

(15)

xiv

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung

c.

Perbankan

II III IV I II III IV I II III Bank Umum : 26.70 27.83 29.47 31.16 33.03 34.51 36.44 37.32 40.71 42.31 18.36 18.97 19.53 20.23 21.78 22.23 22.29 22.77 23.90 25.00 - Giro 4.30 4.11 3.31 4.87 5.07 5.09 4.08 5.11 5.90 5.78 - Tabungan 9.35 9.92 11.23 10.36 11.16 11.74 13.02 12.07 12.35 13.55 - Deposito 4.71 4.94 4.99 5.00 5.55 5.39 5.19 5.59 5.64 5.66 Kredit (Triliun Rp)- berdasarkan lokasi proyek* 29.35 31.22 35.02 36.01 36.70 36.99 39.63 39.56 41.71 43.64

- Modal Kerja 13.13 13.90 15.47 15.63 16.91 17.07 17.67 17.68 17.98 20.26

- Investasi 7.72 7.96 9.69 10.23 9.09 8.62 10.28 10.15 11.69 11.10

- Konsumsi 8.50 9.36 9.86 10.14 10.70 11.30 11.68 11.73 12.04 12.28

- LDR 159.86 164.54 179.31 178.04 168.52 166.41 177.75 173.77 174.51 174.59 Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi kantor cabang) 21.32 22.62 23.56 24.58 26.64 27.76 29.89 31.58 34.68 36.08

- Modal Kerja 10.81 11.22 11.48 11.80 13.15 13.45 14.08 15.25 16.63 17.61

- Investasi 4.36 4.51 5.43 5.83 5.95 6.08 7.23 7.31 8.65 8.80

- Konsumsi 6.15 6.41 6.65 6.95 7.53 8.22 8.58 9.02 9.40 9.68

- LDR (%) 116.13 115.17 119.30 120.07 120.77 123.34 132.10 136.13 145.12 144.35

Kredit UMKM (Triliun Rp) 8.40 8.58 8.97 9.30 9.67 9.81 10.46 10.59 11.48 11.63

Kredit Mikro (< Rp50 Juta) (Triliun Rp) 3.58 3.66 3.79 3.83 3.71 4.15 4.25 4.31 4.37 4.28

- Modal Kerja 1.61 1.70 1.76 1.81 1.80 2.02 2.11 2.27 2.30 2.26

- Investasi 0.21 0.21 0.26 0.26 0.24 0.21 0.21 0.17 0.26 0.26

- Konsumsi 1.77 1.74 1.77 1.77 1.67 1.92 1.93 1.86 1.81 1.77

Kredit Kecil (Rp50 Juta < X < Rp500 juta) (Triliun Rp) 3.58 3.66 3.79 9.15 9.96 10.32 10.69 10.85 11.54 11.92

- Modal Kerja 1.61 1.70 1.76 3.12 3.42 3.24 3.31 3.31 3.46 3.58

- Investasi 0.21 0.21 0.26 1.19 1.22 1.29 1.31 1.20 1.40 1.42

- Konsumsi 1.77 1.74 1.77 4.84 5.32 5.78 6.07 6.34 6.68 6.92

Kredit Menengah (Rp500jt < X < Rp5m) (Triliun Rp) 4.14 4.32 4.55 4.82 5.27 5.39 5.63 5.69 6.13 6.39

- Modal Kerja 2.77 2.83 2.99 3.02 3.48 3.47 3.62 3.67 4.00 4.22

- Investasi 1.00 1.10 1.14 1.36 1.25 1.31 1.34 1.30 1.30 1.27

- Konsumsi 0.37 0.39 0.42 0.45 0.55 0.61 0.67 0.72 0.82 0.89

Total Kredit MKM (Triliun Rp) 15.84 16.68 17.15 17.80 18.94 19.86 20.58 20.85 22.04 22.59

NPL MKM Gross (%) 3.64 3.51 2.89 2.81 2.85 2.69 2.17 2.28 2.99 2.68

BPR

Total Asset (Triliun Rp) 3.89 4.08 4.52 4.66 4.68 4.81 5.35 5.85 6.34 6.60

Dana Pihak Ketiga (Triliun Rp) 2.65 2.77 2.95 3.05 3.03 3.15 3.33 3.37 3.27 3.34

- Tabungan 0.46 0.47 0.50 0.52 0.55 0.59 0.59 0.63 0.63 0.64

- Simpanan Berjangka 2.18 2.30 2.45 2.53 2.49 2.55 2.74 2.74 2.64 2.70

Kredit (Triliun Rp) - berdasarkan lokasi proyek* 3.07 3.27 3.37 3.68 3.65 3.56 3.85 4.62 5.35 5.11

- Modal Kerja 0.85 0.52 0.53 0.99 0.58 0.99 0.58 0.59 0.60 0.60 - Investasi 0.06 0.04 0.06 0.10 0.08 0.01 0.09 0.09 0.09 0.09 - Konsumsi 2.15 2.56 2.78 2.59 2.99 2.56 3.19 3.94 4.30 4.41 944.72 565.64 601.97 1,169.79 700.13 721.29 707.33 720.33 738.68 754.73 Rasio NPL Gross(%) 1.49 1.69 1.51 1.65 1.78 1.68 1.47 1.64 1.45 1.74 LDR (%) 120.83 118.01 120.62 127.50 128.71 124.64 124.59 146.69 163.32 165.90 *) Data Triwulan III 2013 merupakan data Bulan Agustus 2013

Kredit UMKM (Milyar Rp)

2011 INDIKATOR

PERBANKAN

DPK (Triliun Rp) Total Aset (Triliun Rp)

2013 2012

(16)

xv

Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI LAMPUNG

Triwulan III / 2013

Perekonomian tumbuh 6,03

Tekanan inflasi pada triwulan laporan mengalami peningkatan

Pertumbuhan Ekonomi

Pada triwulan III 2013 perkonomian Prov.Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 6,03% (yoy), sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,99% (yoy).

Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh sektor non-tradable, meski dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan, Sektor Pertanian yang merupakan sektor tradable menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi di Lampung, diikuti oleh sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga dan ekspor menjadi sumber pertumbuhan pada triwulan ini. Secara triwulanan, perekonomian mengalami peningkatan sebesar 1,27% (qtq) dibandingkan triwulan II 2013.

Inflasi

Perkembangan harga barang dan jasa secara umum (inflasi) di Lampung pada triwulan III 2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh dampak pengurangan subsidi BBM dan terbatasnya pasokan, khususnya bumbu-bumbuan. Secara triwulanan, inflasi pada triwulan laporan tercatat 4,30%, naik dari triwulan II 2013 (-0,09%) dan lebih tinggi dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (1,98%). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi IHK di Lampung melonjak dari 5,29% pada triwulan sebelumnya menjadi 7,68%, dan berada diluar kisaran sasaran inflasi nasional (4,5% ± 1%).

Menurut kelompok barang dan jasa, secara tahunan maupun triwulanan, kenaikan inflasi terutama terjadi pada kelompok

(17)

xvi

Ringkasan Eksekutif

Industriperbankan masih tumbuh, walaupun aset dan kredit mengalami perlambatan...

Transpor dan Komunikasi, Kelompok Bahan Makanan dan kelompok Makanan Jadi. Inflasi tahunan kelompok Transpor dan Komunikasi naik dari 4,71% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 15,78% (yoy). Kelompok Bahan Makanan naik dari 8,94% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 10,99% (yoy). Tingginya inflasi kelompok transpor dipicu oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, sementara inflasi kelompok bahan makanan terutama dipicu oleh kenaikan harga bumbu-bumbuan dan hortikultura.

Dari disagregasi inflasi IHK, kenaikan inflasi tahunan pada triwulan III 2013 terjadi terutama pada kelompok administered price, dari 3,47% (yoy) menjadi 12,63%(yoy). Inflasi pada kelompok Volatile Foods juga tercatat masih dalam kisaran yang cukup tinggi dan meningkat yaitu dari 9,02% (yoy) menjadi 11,12% (yoy). Sementara tekanan inflasi yang lebih bersifat fundamental yang tercermin pada perkembangan inflasi kelompok inti relatif terkendali dengan baik dan masih berada pada level yang rendah. Inflasi inti pada triwulan laporan mencapai 3,32% menurun dari 4,12% (yoy) pada triwulan II 2013.

Perbankan Daerah dan Sistem Pembayaran

Industri perbankan di Provinsi Lampung triwulan III-2013 masih menunjukkan pertumbuhan yang relatif baik, dilihat dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun dan kredit yang disalurkan, walaupun pertumbuhan aset dan kredit sedikit mengalami perlambatan dibandingkan triwulan II-2013.

Aset mampu tumbuh sebesar 24,38% (yoy), DPK tumbuh 11,66% (yoy) dan kredit mengalami peningkatan sebesar 29,31% (yoy). Sementara Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di wilayah Provinsi Lampung pada periode berjalan ini mencapai 146,89% dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang cukup baik, yaitu 1,76%.

(18)

xvii

Ringkasan Eksekutif

Net outflow uang kartal meningkat lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya , demikian juga halnya dengan nilai transaksi melalui RTGS dan Kliring...

Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi

Pengangguran meningkat, pengiriman TKI berkurang

Perkembangan sistem pembayaran, baik tunai dan non tunai, juga menunjukkan perkembangan yang positif, dipengaruhi oleh penigkatan kebutuhan transaksi masyarakat dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Meningkatnya kebutuhan uang kartal di triwulan III-2013 ini menyebabkan jumlah uang tunai yang keluar dari Bank Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk, sehingga secara total pada periode berjalan ini mengalami net outflow, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2013. Sementara nilai transaksi non tunai melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan kliring juga mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Keuangan Daerah

Realisasi pendapatan daerah Provinsi Lampung pada triwulan III-2013 baru mencapai 60,58% atau senilai Rp2.672,24 miliar, dengan sumbangan yang berasal dari PAD sebesar 42,69%, Dana Perimbangan 40,63% dan dari realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesa16,68%.

Sementara total realisasibelanja daerah Provinsi Lampung sampai dengan periode yang sama tahun 2013 mencapai Rp 2.599,67 miliar atau baru mencapai 58,94% dari target belanja yang ditetapkan dalam APBD 2013 sebesar Rp 4.410,73 miliar.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Pengangguran di Provinsi Lampung mengalami peningkatan sebesar 12,93% (yoy) yang dipengaruhi oleh adanya penyesuaian jumlah tenaga kerja yang dilakukan para pelaku usaha untuk menekan biaya operasional perusahaan. Sementara penyerapan tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Provinsi Lampung ke luar negeri mengalami penurunan secara tahunan dengan adanya moratorium pengiriman TKI.

(19)

xviii

Ringkasan Eksekutif

Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan IV 2013 diperkirakan meningkat...

Inflasi tahunan pada triwulan VI 2013 diperkirakan mengalami peningkatan

Kesejahteraan petani yang dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) secara tahunan mengalami penurunan, terutama dipengaruhi oleh sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat karena telah melewati masa panen. Namun demikian NTP Provinsi Lampung masih yang tertinggi secara nasional.

Prospek Perekonomian

Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh pertumbuhan sektor non-tradable, seperti sektor PHR, sektor transportasi dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Pertumbuhan pada sektor tersebut sejalan dengan faktor musiman Natal dan Tahun Baru serta event liburan lainnya. Sementara itu, sektor Pertanian diperkirakan masih cukup baik sejalan dengan kondisi cuaca yang mendukung. Dengan kinerja sektor Industri yang diperkirakan membaik--sejalan dengan membaiknya kinerja ekspor--maka tiga sektor ekonomi Lampung diperkirakan masih akan menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2013, yang diperkirakan akan tumbuh 6,0-6,4%. Dari sisi penggunaan, kegiatan investasi masih akan cukup tinggi dengan masih tingginya impor bahan baku dan bahan modal serta pertumbuhan kredit investasi. Dengan pertumbuhan konsumsi yang relatif stabil terkait faktor musiman akhir tahun dimaksud, permintaan domestik masih akan menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi. Dengan perkembangan tersebut, untuk keselurahan tahun 2013, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,8 6,2%.

Dari sisi inflasi, tekanan harga kelompok volatile food masih cukup tinggi karena keterbatasan pasokan, antara lain anomali cuaca, gangguan hama, dan terbatasnya bibit yang mempengaruhi kesinambungan produksi. Masih berlanjutnya kebijakan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) serta kenaikan tarif tol yang di implementasikan mulai Oktober 2013 menjadi pendorong laju inflasi di Tw IV 2013. Dari sisi kelompok tradeable, tekanan inflasi diperkirakan sedikit meningkat seiring dengan pelemahan kurs Rupiah terhadap dollar yang mempengaruhi harga emas dunia.

(20)

xix

Ringkasan Eksekutif

Dengan perkembangan tersebut, inflasi Lampung pada Tw IV 2013 diperkirakan secara tahunan (yoy) berada di kisaran 8,20% - 8,50%.

(21)

Perkembangan Inflasi

BAB I KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

Pada triwulan III 2012 perkonomianProvinsi Lampung mengalami pertumbuhan sebesar6,03% (yoy), sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,99% (yoy). Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh sektor non-tradable, meski dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan, Sektor Pertanian yang merupakan sektor tradable menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi di Lampung, diikuti oleh sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga dan ekspor menjadi sumber pertumbuhan pada triwulan ini. Secara triwulanan, perekonomian mengalami peningkatan sebesar 1,27% (qtq) dibandingkan triwulan II 2013.

Ekonomi Lampung pada triwulan III 2013 melanjutkan pertumbuhannya dan dengan level yang lebih tinggi. Pada triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi Lampung mencapai 6,03% (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 5,99% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Lampung tersebut berada diatas angka pertumbuhan ekonomi nasional yang mencatat angka pertumbuhan sebesar 5,62% (yoy).

Grafik 1.1 PDRB Lampung ADHK 2000 dan Laju Pertumbuhan Tahunan

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Grafik 1.2 PDRB Lampung ADHK 2000 dan Laju Pertumbuhan Triwulanan

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Dari sisi permintaan, ekspor yang masih berkinerja baik, konsumsi dan pertumbuhan investasi yang tetap tinggi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Lampung pada

10,6 11,3 11,8 12,0 5,82 6,45 5,99 6,03 -1 2 3 4 5 6 7 8 -2 4 6 8 10 12 14

III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 % yoy Triliun Rp Nominal PDRB % yoy - rhs 10,6 11,3 11,8 12,0 1,18 1,24 4,54 1,27 (10) (5) -5 10 15 -2 4 6 8 10 12 14

III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013

% qtq Triliun Rp

(22)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

2

triwulan III 2013. Ditengah krisis nilai tukar dan kelesuan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor yang menyebabkan penurunan permintaan, ekspor barang dan jasa provinsi Lampung baik antar daerah maupun luar negeri masih tumbuh relatif tinggi. Pertumbuhan ekspor Lampung pada triwulan III 2013 tercatat 14,55% (yoy), menurun dibanding triwulan sebelumnya (27,39%), namun masih meningkat dibandingkanperiode yang sama tahun 2012 (8,53%).Sejalan dengan cukup baiknya kinerja ekspor, impor barang juga masihtumbuh meski relatif masih rendah (9,03%). Sementara itu, kegiatan investasi yang tercermin pada Pembentukan Modal Domestik Bruto (PMTB) tetap dapat tumbuh stabil. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi rumah tanggapada triwulan III 2013 yang terkait dengan faktor musimam puasa dan Lebaran tercatat relatif rendah (6,86%), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Namun demikian, konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan III 2013 setelah ekspor.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh sektor non-tradable. Pertumbuhan tertinggi dari sisi penawaran terutama dicapai oleh pertumbuhan sektor Listrik, Gas an Air dan sektor Jasa-jasa. Di sektor tradable, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Industri Pengolahan (8,05% yoy)dan mempunyai sumbangan ke pertumbuhan ekonomi relatif tinggi (1,04%). Sektor utama ekonomi Lampung selain sektor Industri Pengolahan yaitusektor Pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran masing-masing tumbuh sebesar 3,28% (yoy) dan 5,24% (yoy). Secara keseluruhan, ketiga sektor utama tersebut memberikan sumbangan ke pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan III 2013 sebesar 3,11%.

1.1

ANALISIS PDRB SISI PERMINTAAN

Pada triwulan laporan, kegiatan konsumsi dan investasi masih dapat tumbuh tinggi sementara kegiatan ekspor tetap tumbuh walaupun melambat. Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri yang jatuh pada triwulan laporan mendorong tingginya konsumsi masyarakat. Selain itu, masih menariknya Provinsi Lampung sebagai daerah tujuan investasi untuk pertanian dan perkebunan, menyebabkan pertumbuhan investasi Lampung pada triwulan III 2013 mampu tumbuh cukup tinggi. Pembukaan negara tujuan ekspor baru sebagai alternatif dari kelesuan kondisi ekonomi negara tujuan ekspor konvensional, menjadi pendorong tumbuhnya ekspor. Dengan perkembangan tersebut, konsumsi, ekspor dan PMTB merupakan penyumbang pertumbuhan yang terbesar terhadap PDRB Lampung pada triwulan III 2013.

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Lampung Menurut Jenis Penggunaan (persen, yoy)

(23)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

3

Sumber : BPS Provinsi Lampung (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000)

Keterangan : **) angka sangat sementara

Grafik 1.3. Sumber Pertumbuhan PDRB Penggunaan

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Grafik 1.4. Pangsa PDRB Penggunaan

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

1.1.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2013 tumbuh cukup baik sebesar 6,91% (yoy), meski menurun dibanding triwulan sebelumnya (7,15% yoy), namun lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2012 (5,99%). Secara umum, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih cukup kuattersebut antara lain dipengaruhi oleh terjaganya daya beli masyarakat.Kondisi tersebut tercermin pada tingkat keyakinan konsumen yang meningkat dan masih berada pada level yang optimis. Namun, prospek perekonomian domestik yang masih dibayangi oleh krisis ekonomi global khususnya Amerika Serikat menyebabkan pengeluaran konsumsi masih tertahan.Dengan perkembangan tersebut, secara triwulanan, kegiatan konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 2,95% (qtq) pada triwulan ini.

I

II

III

IV

I

II

III

Pengeluaran Konsumsi

5,54

6,48

6,37

5,96

6,89

6,42

7,05

7,07

6,86

Kons. Rumah Tangga

5,54

6,46

6,40

5,99

6,94

6,45

7,12

7,15

6,91

Kons. Nirlaba

5,43

7,41

4,85

4,69

4,54

5,34

3,97

3,27

4,39

Konsumsi Pemerintah

2,05

6,27

8,81

(5,19)

0,04

1,74

1,99

3,65

4,87

PMTB

9,30

4,94

9,68

10,09

11,20

9,04

9,00

5,79

5,51

Ekspor

26,24

7,40

(11,61)

8,53

20,22

5,66

22,15

27,39

14,55

Impor

40,16

13,41

(13,62)

2,28

(23,56)

(7,60)

4,38

14,06

9,03

PDRB

6,43

5,73

6,39

6,45

7,40

6,48

5,84

5,99

6,03

PDRB Penggunaan

2011

2012*

2012*

2013**

3,86 0,05 0,55 0,91 8,91 3,63 - 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 Kons. RT Kons. Nirlaba Kons. Pemerintah PMTB Ekspor Impor % kontribusi 3,86 0,05 0,55 0,91 8,91 3,63 - 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 Kons. RT Kons. Nirlaba Kons. Pemerintah PMTB Ekspor Impor % kontribusi 55,8% 1,1% 11,3% -5,8% 16,5% 21,0% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% K o n s u m s i RT K o n s . L e m b a g a N ir la b a K o n s . P e m e r in ta h P e r u b a h a n S to k P M T B N e tt E k s p o r

(24)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

4

Grafik 1.5. Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen, KPw BI Prov. Lampung

Grafik 1.6. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini

Sumber: Survei Konsumen, KPw BI Prov. Lampung

Grafik 1.7 Indeks Tendensi Konsumen

Sumber: BPS Prov. Lampung

Grafik 1.8. Komponen Indeks Tendensi Konsumen

Sumber: BPS Prov. Lampung

Grafik 1.9. Konsumsi Listrik Segmen Rumah Tangga

128,9 134,3 125,3 141,5 100 110 120 130 140 150

III IV I II III IV I II III 2011 2012 2013

% Indeks

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Optimis Pesimis 142,2 148,3 136,3 136,7 149,3 105,2 99,8 95,2 99,7 124,7 132,8 129,2 122,0 121,3 140,2 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 110,0 120,0 130,0 140,0 150,0 160,0 III IV I II III 2013 Indeks (%) Indeks Penghasilan Konsumen Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Indeks Konsumsi Kebutuhan Barang 108,3 101,9 102,4 106,3 110,3 96,0 98,0 100,0 102,0 104,0 106,0 108,0 110,0 112,0 III IV I II III 2012 2013 Indeks (%) ITK Lampung 102,8 103,1 100,7 106,9 106,5 104,8 110,8 107,4 112,9 94,0 96,0 98,0 100,0 102,0 104,0 106,0 108,0 110,0 112,0 114,0

Pendapatan RT Pengaruh Inflasi thd Konsumsi

Tk. Konsumsi beberapa Komoditi Makanan

% indeks

(25)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

5

Sumber: PLN Wilayah Lampung

Masih kuatnya level konsumsi rumah tangga tersebut tercermin pada tetap terjaganya optimisme konsumen yang terlihat dari hasil dari Survei Konsumen yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Lampung sampai dengan posisi akhir triwulan III 2013. Survei tersebut menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Lampung sebesar 141,5 atau masih berada pada level optimis1 Sementara itu, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya atau periode yang sama tahun sebelumnya, tingkat optimisme konsumen mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Konsumen juga masih tetap optimis terhadap kondisi perekonomian saat ini yang ditunjukkan dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang sebesar 138,0, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 119,2 (Grafik 1.5).

Sejalan dengan IKK, Indeks Tendensi Konsumen2 (ITK) juga mengalami peningkatan dan masih terjaga dalam level optimis. ITK pada triwulan III 2013 adalah sebesar 110,32, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 106,32(Grafik 1.7). Pendapatan rumah tangga kini, pengaruh inflasi dan tingkat konsumsi menunjukkan peningkatan dengan indeks masing-masing tercatat sebesar 110,82, 107,38 dan 112,91. Dengan demikian, tingginya tingkat inflasi yang dikompensasi dengan meningkatnya pendapatan rumah tangga tidak akan terlalu berpengaruh pada daya beli masyarakat yang akhirnya juga akan tetap menaikkan tingkat konsumsinya (Grafik 1.8).

Optimisme konsumen tersebut juga didukung oleh indikator konsumsi rumah tangga yang masih menunjukkan perkembangan yang cukup tinggi, seperti penjualan listrik PLN segmen Rumah Tangga (Grafik 1.9.). Secara tahunan, penjualan listrik PLN untuk segmen rumah tangga tumbuh 12,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnyayang sebesar 11,4% (yoy). Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi kebutuhan

1 Dikatakan optimis jika angka indeks berada di atas 100 dan pesimis jika di bawah 100

2Hasil Survei Tendensi Konsumen BPS Prov. Lampung. ITK merupakan indeks komposit persepsi rumah tangga mengenai kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumen terhadap situasi perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang 9,8% 11,4% 12,5% 5% 7% 9% 11% 13% 15% 17% 19% 21% 90 140 190 240 290 340 390 440 490 540 I II III IV I II III 2012 2013 yoy Juta KwH

(26)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

6

49,4 20,3 10,1 7,1 -1,0 -2,0 -100 -50 0 50 100 150 200 -1 1 2 2 3 3 4 I II III IV I II III 2012 2013 % Triliun Rp

Giro Pemerintah % yoy - rhs % qtq - rhs

konsumsi energi masyarakat yang masih cukup tinggi. Grafik 1.10.Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBNKB)

Sumber : Dinas PPAD, diolah

Grafik 1.11.Posisi Giro Pemerintah di Perbankan Lampung

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Untuk konsumsi pemerintah, pada triwulan III 2013 tumbuh mencapai 4,87% (yoy), lebih tinggi bila dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan II 2013 sebesar 3,65% (yoy).Tingkat penyerapan belanja pemerintah di triwulan ini masih rendah (secara triwulanan pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 1,17%) tersebut diperkirakan terkait dengan adanya morotarium penerimaan CPNS dan beberapa proyek yang masih belum terealisasi anggaran karena terkendala dalam hal pembebasan lahan, proses lelang proyek (terlambat penandatanganan kontrak dan pekerjaan lapangannya serta ada yang gagal lelang sama sekali), addendum/amandemen kurang terhadap kontrak pekerjaan yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, dll.Rendahnya pertumbuhan Konsumsi Pemerintah antara lain tercermin pada simpanan giro milik pemerintah yang ada di perbankan masih menunjukkan peningkatan pertumbuhan.Rekening giro milik Pemerintah tumbuh mencapai 10,1% (yoy), namun secara triwulanan sudah menunjukkan indikasi adanya realisasi walaupun masih rendah (-2,0% qtq) (Grafik 1.11.). Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan anggaran masih belum optimal sepanjang triwulan III 2013 (lihat bab keuangan daerah).

1.1.2. Investasi

Investasi yang tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada triwulan III 2013 tumbuh sebesar 5,51% (yoy). Pertumbuhan investasi tersebut relatif stabil bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada triwulan II 2013 (5,79% yoy), namun jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III 2012 yang sebesar10,09% (yoy).

73,3 59,9 42,2 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50 60 70 80 I II III IV I II III* 2012 2013 Pert. (%) Jumlah (Ribu)

(27)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

7

Kegiatan investasi di Lampung diperkirakan terkait dengan pelaksanaan beberapa proyek infrastruktur dan konstruksi. Dapat diinformasikan bahwa beberapa proyek besar yang akan dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta di 2013 antara lain jalan tol, jembatan, instalasi air bersih serta pendirian pabrik, mall, hotel dan gedung perkantoran. Beberapa diantaranya adalah proyek jalan tol ruas Bakauheni-Terbanggi Besar Lampung Tengah, Jembatan Selat Sunda dan pembangunan mall dan hotel di Bandar Lampung.

Grafik 1.12 Penjualan Semen

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Grafik 1.13 Konsumsi Listrik PLN Segmen Industri

Sumber: PT. PLN (Persero) Wilayah Lampung

Relatif rendahnya kegiatan investasi pada triwulan ini antara lain juga terlihat pada konsumsi/penjualan semen di Lampung yang mengalami kontraksi pertumbuhan. Pada grafik 1.12.terlihat bahwa pertumbuhan penjualan semen di Lampung pada triwulan III 2013menurun tajam, yaitu mencapai -9,6% (yoy), mengalami kontraksi lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat -6,4% (yoy). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembangunan pada triwulan laporan tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan konsumsi listrik PLN untuk sektor industri juga tetap terjaga pada level yang tinggi, namun juga menunjukkan perlambatan. Konsumsi listrik segmen industri tumbuh sebesar 24,9% (yoy) lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 25,3% (yoy) (Grafik 1.13). Adanya perlambatan padakegiatan investasi di Lampung juga terlihat pada penjualan truk/pick up baru yang cenderung menurun.Perkembangan jumlah pengadaan truk baru di Lampung pada triwulan ini juga masih menunjukkan kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam-18,9% (yoy). Pembelian truk biasanya dipergunakan untuk keperluan bisnis/usaha, sehingga perkembangan penjualan truk ini dapat menjadi proxykegiatan investasi (Grafik 1.15). Penurunan kegiatan investasi juga terlihat dari impor non migas Lampung untuk barang-barang modal3

3 Barang-barang impor berdasarkan klasifikasi BEC dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: 1. Barang modal (Capital) adalah barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi

410,6 380,6 371,1 5,3 (6,4) (9,6) -15 -10 -5 0 5 10 15 20 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 I II III IV I II III 2012 2013 % yoy Ribu Ton

Konsumsi Semen % yoy - rhs

22,7% 25,3% 24,9% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 I II III IV I II III 2012 2013 yoy Juta KwH Industri % yoy - rhs

(28)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

8

(Capital Goods). Impor barang modal tumbuh sebesar 1,1% (yoy), menurun drastis jika dibandingkan dengan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 366,9% (yoy)(Grafik 1.17)

Namun demikian, konsumsi listrik sektor bisnis masih dapat tumbuh sebesar 6,7% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,9% (yoy). Kondisi tersebut masih mengindikasikan terus terjadinya ekspansi oleh kalangan dunia usaha di Lampung(Grafik 1.14).

Grafik 1.14. Konsumsi Listrik PLN Segmen Bisnis

Sumber: PT. PLN (Persero) Wilayah Lampung

Grafik 1.15. Penjualan Truck/Pick-up Baru

Sumber : Dinas PPAD Prov Lampung, diolah

Dari sisi pembiayaan, indikasi masih tumbuhnya kegiatan investasi terlihat dari tren peningkatan kredit investasi perbankan.Kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Lampung mengalami peningkatan baik nominal maupun pertumbuhannya, dengan pertumbuhan yang mencapai 44,2% (yoy), seperti terlihat pada grafik 1.16.

2. Bahan baku (Raw Material) adalah barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri 3. Konsumsi (Consumption) adalah kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi baik habis pakai maupun

tidak.

BEC merupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

-0,2% 4,9% 6,7% -3% -2% -1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 I II III IV I II III 2012 2013 yoy Juta KwH Bisnis % yoy - rhs 1.035 993 595 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 0 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 I II III IV I II III* 2012 2013 Pert. (%) Jumlah Truk % yoy - rhs % qtq - rhs

(29)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

9

Grafik 1.16 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 1.17 Perkembangan Impor Non Migas Barang Modal Lampung

Sumber : Bank Indonesia

1.1.3. Ekspor dan Impor

Perdagangan eksternal (ekspor-impor dan perdagangan antar pulau) di wilayah Lampung pada triwulan III 2013 tumbuh cukup tinggi. Perkembangan ekspor4 pada PDRB Lampung triwulan III 2013 tumbuh 14,55% (yoy), menurun dibandingkandengan triwulan II 2013 yang tumbuh sebesar 27,39% (yoy). Sejalan dengan ekspor, impor juga mengalami pertumbuhan cukup baik, yaitu sebesar 9,03% (yoy), juga mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya tumbuh 9,03% (yoy). Secara neto, ekspor tahunan Lampung tumbuh cukup mengesankan, yaitu mencapai 26,85% (yoy).

Dilihat dari pangsanya, ekspor Prov. Lampung didominasi oleh ekspor Luar Negeri (LN) yang mencapai 68% dari total ekspor nya. Sisa nya 32% merupakan ekspor antar daerah (AD) dan antar pulau (Grafik 1.18). Pertumbuhan ekspor LN dan ekspor AD pada triwulan laporan masing-masing sebesar 9,4% (yoy) dan 27,6% (yoy). Berbeda dengan ekspor, struktur impor Prov. Lampung didominasi oleh impor AD yang mempunyai pangsa sebesar 77% dari total impor Prov. Lampung (Grafik 1.19). Pertumbuhan impor AD mencapai 1,3% (yoy), sementara impor LN mencapai 45,5% (yoy). Peningkatan perdagangan AD diduga karena beberapa perbaikan infrastruktur yang dapat meminimalisir gangguan distribusi seperti perbaikan jalan dan jembatan.

4 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan

antar provinsi 4,6 6,2 8,8 8,9 33,6 43,1 44,2 0 10 20 30 40 50 60 70 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

III IV I II III IV I II III 2011 2012 2013

% yoy Triliun Rp

Kredit Investasi % yoy - rhs

-12,9 366,9 1,1 -200 0 200 400 600 800 1000 0 20 40 60 80 100 120 140 I II III IV I II III 2012 2013 % yoy Juta USD Impor BM % yoy - rhs

(30)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

10

Grafik 1.18. Pangsa Ekpor Luar Negeri dan Antar

Daerah

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Grafik 1.19. Pangsa Impor Luar Negeri dan Antar Daerah

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Dapat ditambahkan bahwa berdasarkan data BPS (periode September 2013), ekspor ke luar negeri dari Lampung mencapai USD374,8 juta. Pada Triwulan III (akumulasi Juli-September 2013), ekspor mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -9,8% (yoy). Ekspor kumulatif Januari - September 2013 mencapai USD2.811,3 juta atau naik sebesar 4,74% (ctc) dibandingkan tahun 2012. Kopi, teh, rempah-rempah; lemak dan minyak hewani/nabati; ikan dan udang merupakan tiga kelompok komoditas utama yang mempunyai nilai ekspor tertinggi (Grafik1.21).Negara tujuan ekspor terbesar Prov. Lampung adalah US, Belanda dan India (Grafik 1.22).

Grafik 1.20. Perkembangan Ekspor

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

68% 32% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 1 2 3 2012 2013 Ekspor LN Ekspor AD 23% 77% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1 2 3 4 1 2 3 2012 2013 Impor LN Impor AD 896 1029 22,6 -9,8 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 800 850 900 950 1000 1050 I II III 2013 Pertumbuhan (%)

(31)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

11

Grafik 1.21. Kelompok Komoditas Ekspor Utama

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Grafik 1.22. Negara Eksportir Utama

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Sementara itu, impor luar negeri mengalami peningkatan pertumbuhan. Nilai impor Lampung (periode September 2013) mencapai USD320,3 juta. Pada Triwulan III (akumulasi Juli-September 2013), impor mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 52,7% (yoy). Impor kumulatif Januari - September 2013 mencapai USD2.580,3 juta atau naik sebesar 11,51% (ctc) dibandingkan tahun 2012. Gula dan kembang gula; Kapal laut dan Ampas/sisa industri makanan merupakan kelompok komoditas yang mempunyai nilai impor tertinggi. (Grafik 1.24). Negara pemasok barang impor terbesar ke Prov. Lampung adalah Uni Emirat Arab, Singapura dan Qatar(Grafik 1.25).

Dengan kondisi ekspor impor sebagaimana diatas, maka neraca perdagangan Prov. Lampung bulan September 2013 masih tercatat mengalami surplus sebesar USD54,5 juta.

Grafik 1.23. Perkembangan Impor

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

28% 35% 6% 4% 5% 22% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% L e m a k & M in y a k H e w a n i/N a b a ti K o p i, T e h , Re m p a h Ik a n d a n U d a n g O la h a n d a ri B u a h /Sa y u r B u b u r K a y u /P u lp L a in n y a Pangsa US; 13% Belanda; 11% India; 10% Cina; 7% Italia; 6% Lainnya; 54% 922 965 9,2 52,7 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 0 200 400 600 800 1000 1200 I II III Pertumbuhan (%)

(32)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

12

Grafik 1.24. Kelompok Komoditas Impor Utama

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Grafik 1.25. Negara Importir Utama

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Data ekspor impor ke luar negeri yang diolah Bank Indonesia5menunjukkan adanya kinerja sektor eksternal yang cukup baik khususnya untuk impor. Senada dengan data BPS, kinerja ekspor non migas Prov. Lampung sampai dengan triwulan III20136 mengalami kontraksi pertumbuhansebesar -9,6% (yoy),mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 23,1% (yoy). Berbeda halnya dengan ekspor, impor non migas mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu sebesar 64,5% (yoy). Hal ini juga salah satunya didorong oleh pertumbuhan impor barang modal yang cukup signifikan. (Grafik 1.20)

Grafik 1.26 Perkembangan Ekspor Impor di Prov. Lampung

Sumber: BPS Prov. Lampung

5Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter (DSM) Bank Indonesia

6Data Triwulan III 2013 merupakan kumulatif dari data bulan Juli, Agustus dan September 2013

7% 7% 6% 5% 2% 73% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% G u la d a n K e m b a n g G u la K a p a l L a u t A m p a s /S isa I n d u s tr i M a k a n a n M e s in /P e s a w a t M e k a n ik P u p u k L a in n y a Pangsa Uni Emirat Arab; 25% Singapura; 16% Qatar; 12% India; 7% Brazil; 7% Lainnya; 32% 46,3 23,1 -9,6 -47,6 62,6 64,5 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 -200 400 600 800 1.000 1.200 III IV I II III 2012 2013 % yoy Juta USD

(33)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

13

1.2. ANALISIS PDRB SISI PENAWARAN

Dilihat dari sisi sektoral, meski pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor non-tradable, sektor Industri Pengolahan yang merupakan salah satu sektor utama Lampung tumbuh cukup mengesankan. Pada triwulan laporan, pertumbuhan yang cukup tinggi terutama dialami oleh sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Jasa dan sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan. Dalam pada itu, sektor Pertanian tumbuh signifikan, meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa musim kemarau basah yang diindikasikan lebih panjang tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor Pertanian secara keseluruhan. Dari sisi sumbangan terhadap pertumbuhan, sektor Pertanian dan sektor Industri Pengolahan (dua sektor utama ekonomi Lampung) serta sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa, memberikan sumbangan pertumbuhan yang terbesar terhadap PDRB Lampung periode triwulan ini.

Tabel 1.2.Pertumbuhan PDRB Lampung Menurut Lapangan Usaha (persen, yoy)

Sumber : BPS Provinsi Lampung (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : **) angka sangat sementara)

Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan masih terus menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi Prov. Lampung. Dari sisi sumbangan terhadap pertumbuhan, kedua sektor tersebut menyumbang 2,29% dari total 6,03% pertumbuhan ekonomi di Prov. Lampung. Sektor pertanian menyumbang 1,25% dan sektor industri menyumbang 1,04%. Sektor lain yang memberikan sumbangan yang cukup besar adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan sumbangan 1,07%. Salah satu sektor utama di Prov. Lampung, yaitu sektor PHR, hanya mampu memberikan sumbangan pertumbuhan sebesar 0,82%(Grafik 1.20). Porsi terbesar PDRB Prov. Lampung masih didominasi oleh tiga sektor utama Prov. Lampung yaitu sektor pertanian, sektor PHR dan sektor industri pengolahan dengan porsi masing-masing sebesar 37,2%, 15,5% dan 13,1%(Grafik 1.21).

I II III IV I II III

Pertanian 4,96 4,89 3,48 4,91 3,35 4,20 0,98 2,70 3,28 Pertambangan dan penggalian 13,48 6,80 5,74 0,40 (3,37) 2,28 1,66 5,69 5,54 Industri pengolahan 4,88 0,50 0,48 5,98 10,65 4,39 9,44 9,80 8,05 Listrik, gas dan air bersih 9,86 5,66 8,67 12,88 14,52 10,51 7,28 13,94 11,39 Konstruksi 7,77 6,84 7,46 3,52 5,62 5,82 5,08 6,81 5,27 Perdagangan, hotel & restoran 5,50 7,03 5,67 4,50 5,30 5,59 8,90 6,91 5,24 Pengangkutan dan komunikasi 12,98 12,87 13,86 13,61 14,10 13,63 9,89 9,82 8,16 Keuangan, real estate & jasa persh. 7,48 4,73 13,43 15,10 16,21 12,44 12,29 8,58 10,08 Jasa-jasa 8,24 10,42 16,58 3,72 7,45 9,42 8,59 6,25 10,42 PDRB 6,43 5,73 6,39 6,45 7,40 6,48 5,84 5,99 6,03 2013** 2012* 2012* PDRB Lapangan Usaha 2011 0,1

1,04

0,04 0,25 0,82 0,68

1,07

0,78 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 Pertanian

Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, real estate & jasa persh. Jasa-jasa

(34)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

14

Grafik 1.27. Sumber Pertumbuhan PDRB

Lapangan Usaha

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Grafik 1.28. Pangsa PDRB Lap. Usaha

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan III2013 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 3,28% (yoy). Pertumbuhan ini tercatat meningkat dari triwulan II 2013yang sebesar 2,70% (yoy). Indikasi peningkatan sektor pertanian dapat dilihat dari peningkatan produksi padi pada angka ramalan II (ARAM II 2013) yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,8% (yoy).Namun, produksi jagung dan kedelai mengalami penurunan pertumbuhan -2,0% (yoy) dan -21,5% (yoy).

Tabel 1.3.Angka Ramalan II Produksi Komoditas Pertanian Provinsi Lampung

Sumber: BPS Prov. Lampung

Berdasarkan sub sektornya, tanaman bahan makanan (tabama) mencatatkan pertumbuhan tertinggi yaitu 6,96% (yoy) diikuti oleh sub sektor kehutanan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan yang masing-masing tumbuh sebesar 6,72% (yoy), 1,50% (yoy) dan 0,59% (yoy). Sementara itu, sub sektor tanaman perkebunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -1,59% (yoy) (Grafik 1.22). Sub sektor tabama, khususnya padi masih

1,25 0,1 1,04 0,04 0,25 0,82 0,68 1,07 0,78 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Pertanian

Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Konstruksi Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, real estate & jasa …

Jasa-jasa % kontribusi Pertanian; 37% Pertambangan ; 2% Industri; 13% LGA; 0% Konstruksi; 5% PHR; 15% Pengangkutan ; 8% Keuangan; 11% Jasa; 8% Pert. 2013 yoy LP (Ha) 606.973 641.876 632.504 640.537 -0,2% Provitas (Ku/Ha) 48,5 48,3 49,8 50,24 4,0% Produksi (ton) 2.940.795 3.101.455 3.149.984 3.218.232 3,8% LP (Ha) 380.917 360.264 397.563 339.308 -5,8% Provitas (Ku/Ha) 47,7 48,9 48,9 50,86 4,1% Produksi (ton) 1.817.906 1.760.275 1.944.957 1.725.727 -2,0% LP (Ha) 9.232 6.708 5.291 5.088 -24,2% Provitas (Ku/Ha) 11,9 11,9 12,3 12,33 3,4% Produksi (ton) 10.984 7.993 6.489 6.274 -21,5% Jagung Kedelai

ATAP 2011 ATAP 2012 ARAM I 2013

Padi

(35)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

15

mengalami masa panen gadu pada triwulan laporan, yang menyebabkan pertumbuhannya cukup tinggi. Sementara tanaman perkebunan yang memasuki masa panen pada triwulan laporan adalah kelapa sawit dan kopi yang mengalami panen pada bulan Juli.

Dapat ditambahkan bahwa sejalan dengan pertumbuhannya, sub sektor tabama juga menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan laporan (1,27%), sementara sub sektor tanaman perkebunan menjadi kontributor negatif pertumbuhan dengan sumbangan -0,15% (Grafik 1.23).

Grafik 1.29. Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Grafik 1.30. Sumbangan Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian

Sumber : BPS Prov. Lampung, diolah

Berdasarkan hasil liaison yang dilakukan oleh KPw BI Prov. Lampung , diketahui bahwa terdapat penurunan dalam penjualan domestik dan ekspor beberapa tanaman perkebunan. Minyak kelapa sawit mengalami penurunan volume penjualan di dalam negeri, sementara karet dan teh mengalami penurunan volume penjualan untuk pasar ekspor. Kelesuan ekonomi global diduga berdampak pada penurunan permintaan komoditas perkebunan unggulan ekspor Prov. Lampung. Namun demikian, untuk pasar domestik, karet, teh dan gula masih mengalami peningkatan volume penjualan.

Tabel 1.4.Volume Penjualan Komoditas Perkebunan

Sumber: Liaison KPw BI Prov. Lampung

6,96 (1,59) 1,50 6,72 0,59 (15) (10) (5) 0 5 10 15 20 III IV I II III 2012 2013 % yoy

Tabama Tan. Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan

1,27 (0,15) 0,07 0,03 0,03 (0,40) (0,20) 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 Tabama Tan. Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Sumbangan Pert. (%) Pertumbuhan 2012 2013 (%) Karet 15.536 30.039 93% Teh 1.786 1.874 5% Gula 57.426 72.293 26% Minyak kelapa sawit 101.986 84.198 -17% Karet 29.208 26.164 -10,4% Teh 892 604 -32,3%

Domestik

Ekspor

(36)

Kondisi Makro Ekonomi Regional

16

Dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan sektor pertanian, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan salah satunya diwujudkan dengan pemberian subsidi pupuk. Sub sektor Pertanian yang memperoleh alokasi pupuk bersubsidi adalah yang berkaitan dengan budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hijauan pakan ternak dan budidaya ikan dan/atau udang.

Kebutuhan pupuk bersubsidi di Prov. Lampung pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 504 ribu ton. Sementara itu, pada triwulan laporan, kebutuhan pupuk bersubsidi di Prov. Lampung diperkirakan sebesar 102 ribu ton.

Tabel 1.5.Kebutuhan Pupuk Bersubsididi Provinsi Lampung

Sumber :Kementrian Pertanian RI

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan masih mampu tumbuh dengan baik ditengah kenaikan harga BBM, Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan Ekpektasi kenaikan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK). Pada triwulan III 2013 sektor ini tumbuh 8,05% (yoy), pertumbuhan tersebut sedikit menurun dibandingkantriwulan II 2013 yang sebesar 9,80% (yoy).Penurunan pertumbuhan sektor industri pengolahan ditengarai karena pada Triwulan II 2013 perusahaan melakukan building stock dalam rangka persiapan menghadapi bulan puasa dan lebaran. Selain itu, penurunan pertumbuhan pada triwulan laporan juga dikarenakan dampak kenaikan harga BBM yang sedikit banyak berimbas pada sektor industri pengolahan.

Kegiatan sektor industri yang relatif baik juga tercermin pada data impor bahan baku7 (raw material) yang mengalami pertumbuhan. Pada triwulan laporan, impor bahan baku mengalami pertumbuhan sebesar 80,6% (yoy). Berbeda dengan pertumbuhan sektoralnya, pertumbuhan impor bahan baku pada triwulan sebelumnya tercatat lebih rendah yaitu 14,2% (yoy) (Grafik 1.22).Building stock dalam menghadapi natal dan tahun baru sudah mulai dilakukan pada triwulan ini, sehingga impor bahan baku mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Selain itu, kredit sektor industri juga mengalami peningkatan pertumbuhan, dari 4,7% (yoy) pada triwulan II 2013 menjadi 6,7% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik 1.23).

7Lihat catatan kakiNo. 3.

Tahun 2013 248.000 45.000 23.300 152.000 36.000 504.300

Triwulan III 2013 44.763 8.652 5.359 34.960 8.280 102.014

Organik Total

Gambar

TABEL INDIKATOR EKONOMI PROVINSI LAMPUNG  a.  Inflasi dan PDRB
Grafik 1.3. Sumber Pertumbuhan PDRB  Penggunaan
Grafik 1.6. Komponen Indeks Kondisi Ekonomi  Saat ini
Grafik 1.25. Negara Importir Utama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja sektor pertanian mengalami perlambatan walaupun masih tumbuh pada level yang cukup tinggi, yaitu sebesar 7,9% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

konsumsi pada triwulan laporan tersebut tumbuh sebesar 49,85% (y-o-y), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 36,02% (y-o-y). Selain adanya kekhawatiran konsumen

Penghimpunan dana masyarakat mengalami pertumbuhan yang meningkat menjadi sebesar 17,0% (data hingga Mei 2013) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,0%,

Sejalan dengan itu, DPK perbankan Kaltim pada triwulan IV 2014 juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,75% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

Dengan perkembangan tersebut, maka inflasi Provinsi Lampung secara tahunan pada triwulan III-2012 menjadi 4,32% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan inflasi

Peningkatan penyaluran kredit sektor PHR pada periode laporan tercatat sebesar tercatat 19,78% (yoy) atau mengalami peningkatan dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong utamanya oleh komponen Konsumsi yang pada triwulan III-2008 ini mampu tumbuh lebih tinggi.. Di sisi lain,

Jumlah kredit perbankan yang ditujukan ke sektor tersebut mencapai Rp 1,4 triliun atau tumbuh 21,25% (yoy) jauh lebih rendah dibandingkan percepatan pertumbuhan kredit yang