• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 06/05/33/Th.II, 15 Mei 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2008

PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN I TH 2008 TUMBUH 5,2 PERSEN

PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2008 meningkat sebesar 5,2

persen dibandingkan triwulan IV tahun 2007

(q-to-q)

. Pertumbuhan ini terjadi

pada sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran,

pengangkutan-komunikasi, dan keuangan-real estat-jasa perusahaan.

Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor pertanian sebesar 34,6 persen

karena panen raya tanaman pangan terjadi pada triwulan ini.

PDRB Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2008 dibandingkan triwulan yang

sama tahun 2007 (

y on y

) mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen.

Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas

dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2008 mencapai Rp 88.185,8 milyar,

sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 adalah Rp 41.647,9 milyar.

Di sisi penggunaan, sebagian besar PDRB digunakan untuk memenuhi

konsumsi rumahtangga sebesar 60,5 persen, diikuti oleh pembentukan modal

tetap bruto 16,4 persen, ekspor neto 11,0 persen, konsumsi pemerintah 11,0

persen serta konsumsi lembaga non profit 1,4 persen.

Konsumsi Rumahtangga pada triwulan I tahun 2008 dibandingkan dengan

triwulan IV tahun 2007

(q-to-q)

mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 1,2

persen, sebaliknya konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto

masing-masing mengalami pertumbuhan minus 9,7 persen dan minus 2,3

persen.

Dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2007 (

y on y

) , hampir

semua komponen penggunaan mengalami pertumbuhan dengan

pertumbuhan tertinggi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 14,7

persen.

(2)

I. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I TAHUN 2008

Kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2008 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan, mengalami peningkatan sebesar 5,2 persen. Nilai PDRB Jawa Tengah pada triwulan IV tahun 2007 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 82.201,8 milyar, kemudian pada triwulan I tahun 2008 meningkat menjadi Rp 88.185,8 milyar. Atas dasar harga konstan 2000, PDRB triwulan IV tahun 2007 adalah sebesar Rp 39.591,1 milyar dan pada triwulan I tahun 2008 meningkat menjadi Rp 41.647,9 milyar.

Selama triwulan I tahun 2008, beberapa sektor ekonomi yang membentuk PDRB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi adalah sektor pertanian (34,6 persen), diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,4 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi (0,6 persen), dan sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan (0,6 persen). Sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah sektor industri pengolahan (minus 0,6 persen), sektor listrik,gas dan air bersih (minus 0,8 persen), sektor pertambangan-penggalian (minus 1,4 persen), sektor jasa-jasa (minus 2,9 persen) , dan sektor bangunan (minus 3,2 persen).

Sektor pertanian pada triwulan I tahun 2008 meningkat 34,6 persen terhadap triwulan IV tahun 2007 lebih banyak dipengaruhi oleh faktor musim, karena panen raya terjadi pada triwulan ini. Secara lebih rinci, kenaikan ini disebabkan oleh subsektor tanaman bahan makanan sebesar 53,7 persen, subsektor kehutanan sebesar 17,0 persen, dan subsektor perkebunan sebesar 16,2 persen. Subsektor lainnya mengalami penurunan masing-masing sebesar minus 4,3 persen untuk subsektor peternakan dan minus 8,5 persen untuk subsektor perikanan.

Sektor industri pengolahan, pada triwulan I tahun 2008 mengalami penurunan sebesar minus 0,6 persen terhadap triwulan IV tahun 2007. Penurunan tersebut disebabkan oleh subsektor industri migas sebesar minus 3,2 persen, sedangkan subsektor industri non migas meningkat sebesar 0,1 persen.

Besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan selama triwulan I tahun 2008 merupakan sisi lain yang perlu dicermati. Sektor ekonomi yang nilai nominalnya besar tetap akan menjadi penyumbang bagi pertumbuhan. Andil pertumbuhan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Nilai PDRB Tr. IV 2007 & Tr.I 2008 dan

Laju Pertumbuhan Tr I 2008 Menurut Lapangan Usaha

Harga Berlaku

(Milyar Rp) Harga Konstan 2000 (Milyar Rp) SEKTOR EKONOMI/LAPANGAN USAHA

Tr IV 2007*) Tr I 2008*) Tr IV 2007*) Tr I 2008*) Laju Pertumbuhan Tr I 2008 thd Tr IV 2007 (Persen) Andil Pertumbuhan Tr I 2008 thd Tr IV 2007 (Persen) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 12.598,0 16.857,2 6.397,3 8.607,4 34,6 5,6

2. Pertambangan dan Penggalian 798,0 818,8 449,1 442,8 -1,4 0,0

3. Industri Pengolahan 29.765,2 30.670,3 13.324,9 13.241,0 -0,6 -0,2

4. Listrik dan Air Bersih 879,9 883,5 343,1 340,4 -0,8 0,0

5. Konstruksi 4.821,1 4.761,1 2.370,9 2.294,3 -3,2 -0,2

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 16.624,8 17.405,5 8.683,4 8.807,6 1,4 0,3

7. Pengangkutan dan Komunikasi 4.995,61 5.042,7 2.086,2 2.099,3 0,6 0,0

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 2.872,86 2.972,0 1.511,9 1.521,0 0,6 0,0

9. Jasa-jasa 8.846,2 8.774,8 4.424,3 4.294,2 -2,9 -0,3

Produk Domestik Regional Bruto 82.201,8 88.185,8 39.591,1 41.648,0 5,2 5,2

*) Angka sementara

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2008 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2007 ( year-on-year) mengalami pertumbuhan 5, 5 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada

(3)

sebesar 11,2 persen, sektor industri pengolahan sebesar 9,5 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,1 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 5,6 persen, sektor konstruksi sebesar 5,4 persen, sektor listrik & air bersih sebesar 5,4 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 2,0 persen,dan sektor pertanian sebesar minus 3,6 persen.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha

(Persentase)

Sektor Ekonomi / Lapangan Usaha Terhadap Triw IV 2007 Triw I 2008 Terhadap Triw I 2007 Triw I 2008

(1) (2) (3)

1. Pertanian 34,6 -3,6

2. Pertambangan dan Penggalian -1,4 2,0

3. Industri Pengolahan -0,6 9,5

4. Listrik, Gas dan Air Bersih -0,8 5,4

5. Konstruksi -3,2 5,4

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,4 5,6

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,6 7,1

8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 0,6 11,6

9. Jasa-jasa -2,9 11,2

Produk Domestik Regional Bruto 5,2 5,5

II. STRUKTUR PDRB JAWA TENGAH MENURUT SEKTOR EKONOMI/LAPANGAN USAHA TAHUN 2006-2007, TRIWULAN I TAHUN 2008

Pada triwulan I tahun 2008, sektor ekonomi yang berperan besar dalam perekonomian Jawa Tengah adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 34,8 persen, diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 19,7 persen, dan sektor pertanian sebesar 19,1 persen. Secara keseluruhan ketiga sektor tersebut mempunyai sumbangan sebesar 73,6 persen dalam PDRB. Dengan demikian enam sektor lainnya peranan terhadap PDRB sebesar 26,4 persen.

Tabel 3

Struktur PDRB Jawa Tengah Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Tahun 2006-2007 dan Triwulan I Tahun 2007 – 2008

(Persentase)

Triwulan I

SEKTOR EKONOMI/LAPANGAN USAHA 2006 2007

2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 20,3 19,9 23,5 19,1

2. Pertambangan dan Penggalian 1,0 1,0 1,0 0,9

3. Industri Pengolahan 32,9 32,3 29,3 34,8

4. Listrik dan Air Bersih 1,1 1,1 1,1 1,0

5. Konstruksi 5,7 5,8 5,7 5,4

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,6 20,1 20,1 19,7

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,0 5,9 5,9 5,7

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 3,4 3,5 3,4 3,4

9. Jasa-jasa 10,0 10,4 10,0 10,0

(4)

III. PDRB MENURUT PENGGUNAAN TRIWULAN I TAHUN 2007

Ditinjau dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB Jawa Tengah dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal atau investasi, dan ekspor - impor.

PDRB atas dasar harga berlaku triwulan I tahun 2008 senilai Rp. 88.185,8 milyar, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumahtangga sebesar Rp. 53.359,1 milyar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar Rp. 1.212,0 milyar, konsumsi pemerintah sebesar Rp 9.696,9 milyar, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp 14.437,0 milyar, perubahan stok sebesar minus 221,8 milyar rupiah, transaksi ekspor sebesar Rp 46.119,2 milyar dan impor Rp 36.416,6 milyar. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (triwulan IV tahun 2007) PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp 82.201,8 milyar menjadi Rp 88.185,8 milyar. Hal tersebut oleh kenaikan beberapa komponen, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Triwulan IV Tahun 2007 dan Triwulan I Tahun 2008

Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah) Komponen Penggunaan Triw.IV 2007

*) Triw. I 2008 *) Triw.IV 2007 *) Triw. I 2008 *)

Laju Pertum buhan (Persen) Triw. I 2008 Andil Pertum buhan (Persen) Triw. I 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumah Tangga 50.945,4 53.359,1 25.993,6 26.295,8 1,2 0.8

2. Konsumsi Lembaga Non Profit 1.175,7 1.212,0 577,5 576,7 - 0,1 0.0

3. Konsumsi Pemerintah 10,424,4 9.696,9 5.594,0 5.051,2 - 9,7 - 1,4

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 14.353,1 14.437,0 7.348,5 7.179,0 - 2,3 - 0,4

5. Perubahan Stok - 2.312,3 - 221,8 -3.857,2 -2.171,5 - -

6. Ekspor 36.583,8 46.119,2 20.332,4 23.951,8 17,8 9,1

7. Dikurangi: Impor 28.968,3 36.416,6 16.397,7 19.235,1 17,3 7,2

PDRB 82.201,8 88.185,8 39.591,1 41.647,9 5,2 -

*) Angka sementara

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I tahun 2008 tercatat sebesar 5,2 persen. Petumbuhan ini didukung oleh beberapa komponen PDRB Penggunaan, yaitu konsumsi rumahtangga sebesar 1,2 persen, ekspor barang-jasa sebesar 17,8 persen dan impor barang-jasa sebesar 17,3 persen. Sedangkan komponen yang lain mengalami pertumbuhan yang negatif yakni konsumsi lembaga non profit tumbuh sebesar minus 0,1 persen, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar minus 9,7 persen, terutama disebabkan oleh belanja barang pemerintah. Komponen pembentukan modal tetap bruto juga mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar minus 2,3 persen.

Apabila dilihat dari andil atau sumber pertumbuhan masing-masing komponen, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2008 sebagian besar bersumber dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 1,9 persen, dan komponen konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 0,8 persen. Sedangkan untuk komponen lainnya memberikan andil pertumbuhan yang menurun (negatif).

(5)

TABEL 5

LAJU PERTUMBUHAN KOMPONEN-KOMPONEN PDRB PENGGUNAAN

(Persentase)

JENIS PENGGUNAAN Triw I 2008 Terhadap

Triw IV 2007

Triw I 2008 Terhadap Triw I 2007

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Lembaga Non Profit 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5. Ekspor Barang dan Jasa

6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa PDRB 1,2 - 0,1 - 9,7 - 2,3 17,8 17,3 5,2 5,1 2,6 14,7 5,2 9,6 8,8 5,5

Pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2008 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2007 secara umum semua komponen penggunaan menunjukkan peningkatan. Tingkat pertumbuhan tertinggi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 14,7 persen, diikuti oleh komponen ekspor barang-jasa yang mencapai 9,6 persen. Pembentukan modal tetap bruto 5,2 persen, pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 5,1 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 2,6 persen. Sementara itu, impor barang dan jasa dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya juga mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi, yaitu sebesar 8,8 persen.

Jika dilihat dari pola distribusi PDRB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumahtangga masih merupakan komponen terbesar dalam penggunaan PDRB Jawa Tengah meskipun porsinya cenderung turun dari triwulan sebelumnya, yakni dari 62,0 persen di triwulan IV 2007 menjadi 60,5 persen pada triwulan I tahun 2008. Diikuti oleh komponen ekspor sebesar 52,3 persen, komponen impor 41,3 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto 16,4 persen, komponen konsumsi pemerintah 11,0 persen dan komponen konsumsi lembaga non profit 1,4 persen.

TABEL 6

DISTRIBUSI KOMPONEN-KOMPONEN PDRB PENGGUNAAN TRIWULAN IV TAHUN 2007 DAN TRIWULAN I TAHUN 2008

(Persentase)

Harga Berlaku Harga Konstan 2000

JENIS PENGGUNAAN

Tr IV 2007 Tr I 2008 Tr IV 2007 Tr I 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Lembaga Non Profit 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 5. Perubahan Stok

6. Ekspor Barang dan Jasa 7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

PDRB 62,0 1,4 12,7 17,5 - 2,8 44,5 35,3 100,0 60,5 1,4 11,0 16,4 - 0,3 52,3 41,3 100,0 65,7 1,4 14,1 18,5 - 9,7 51,4 41,4 100,0 63,1 1,4 12,1 17,3 - 5,2 57,5 46,2 100,0

(6)

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi:

BIDANG NERACA WILAYAH DAN ANALISIS

u.p. Drs. Akhmad Jaelani, M.Si

Telepon: (024) 8412804

E-mail: [email protected]

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA TENGAH

Jl. Pahlawan No. 6 Semarang, Telp. (024) 8412805

Referensi

Dokumen terkait

 Pada sisi penggunaan, pertumbuhan yang pesat komponen konsumsi pemerintah dan komponen pembentukan modal tetap bruto berperan besar mendorong PDRB penggunaan pada

Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh Komponen Ekspor Luar Negeri yang memberikan andil sebesar 1,01 persen dan Komponen Konsumsi Rumahtangga dengan andil sebesar 0,94

Dari seluruh komponen PDRB yang mengalami penurunan, komponen PMTDB (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto), turun paling tinggi dengan pertumbuhan mencapai - 2,40

Struktur PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta selama triwulan IV tahun 2008 terbesar pada komponen konsumsi rumahtangga mencapai 55,95 persen, terbesar kedua adalah komponen

Komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 0,58 persen, disusul komponen pembentukan modal tetap bruto

Komponen Impor Barang dan Jasa tumbuh 3,69 persen, komponen ekspor barang dan jasa tumbuh 3,12 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar

Komponen impor barang dan jasa tumbuh sebesar 5,23 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 4,45 persen, ekspor barang dan jasa tumbuh 4,31 persen, pembentukan modal

Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen impor yang mencapai 13,9 persen, diikuti oleh komponen konsumsi pemerintah sebesar 10,3 persen, kemudian komponen