• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada April 2017 Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 1,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 136,08 setelah sebelumnya Maret 2017 juga mengalami inflasi sebesar 0,38 persen dengan IHK 134,70.

 Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di empat kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,57 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,28 persen; kelompok sandang sebesar 0,19 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 5,33 persen. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau deflasi sebesar 0,05 persen; diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,02 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender April 2017 adalah inflasi sebesar 2,01 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2017 terhadap April 2016) sebesar 9,26 persen.

 Sumbangan masing-masing komponen terhadap inflasi pada bulan ini yaitu; komponen yang harganya diatur oleh pemerintah inflasi sebesar 1,10 persen; komponen bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,08 persen; sementara komponen inti deflasi sebesar 0,16 persen.

 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung April 2017 mengalami inflasi sebesar 1,00 persen dengan IHK 135,83.

 Berdasarkan pantauan harga selama April 2017, pada 82 kota IHK di Indonesia menunjukkan bahwa 33 kota mengalami inflasi dan 49 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkalpinang sebesar 1,02 persen dengan IHK 136,08 dan deflasi tertinggi Kota Singaraja sebesar 1,08 persen dengan IHK 136,83.

No. 25/05/19/Th.XV, 02 Mei 2017

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

K

OTA

P

ANGKALPINANG

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari suatu paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada April 2017, di Kota Pangkalpinang terjadi inflasi sebesar 1,02 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 134,70 pada Maret 2017 menjadi 136,08 pada April 2017. Tingkat inflasi tahun kalender bulan ini adalah sebesar 2,01 persen dan dengan inflasi tahun ke tahun (April 2017 terhadap April 2016) adalah sebesar 9,26 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di empat kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,57 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,28 persen; kelompok sandang sebesar 0,19 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 5,33 persen. Sementara kelompok lainnya mengalami deflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,05 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,02 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada April 2017 diantaranya adalah angkutan udara, tarif listrik, bawang merah, daging babi, ikan dencis, jeruk, ikan kembung, tahu mentah, ikan hapau, udang basah, cumi-cumi, sotong, ikan merah, ikan tenggiri, dan beras. Sementara beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah tarif pulsa ponsel, cabai rawit, pisang, kangkung, bayam, kacang panjnag, cabai merah, bahan bakar rumah tangga, sawi hijau, ikan singkur, sabun detergen bubuk/cair, daun singkong, daging ayam ras, semangka, dan shampo.

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pangkalpinang April 2017, Tahun Kalender, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK April 2016 Desember IHK 2016 IHK April 2017 Inflasi April 20171) Laju Inflasi Tahun Kalender2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m (Headline) 124,55 133,40 136,08 1,02 2,01 9,26 1 Bahan Makanan 123,96 140,81 140,58 0,57 -0,16 13,41

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 130,85 135,69 136,73 -0,05 0,77 4,49 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 124,03 128,15 133,00 0,28 3,78 7,23

4 Sandang 119,35 125,43 127,11 0,19 1,34 6,50

5 Kesehatan 122,70 126,84 128,09 -0,24 0,99 4,39

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 127,28 131,28 131,46 -0,02 0,14 3,28 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 119,87 131,91 139,57 5,33 5,81 16,43

(3)

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada April 2017, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,15 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,07 persen; kelompok sandang sebesar 0,01 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,81 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,001 persen

Tabel 2

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang April 2017

Kelompok Pengeluaran Andil/Sumbangan Inflasi (%)

(1) (2)

U M U M 1,02

1. Bahan Makanan 0,15

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau -0,01 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,07

4. Sandang 0,01

5. Kesehatan -0,01

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga -0,001

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,81

Gambar 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang April 2017 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 A n d il ( % ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

(4)

Tabel 3

Andil/Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Pangkalpinang April 2017

Komoditi Persentase Perubahan Harga Andil/Sumbangan Inflasi (%) Komoditi Persentase Perubahan Harga Andil/Sumbangan Deflasi (%) (1) (2) (3) (1) (2) (3)

1. Angkutan Udara 38,670 0,995 1. Tarif Pulsa Ponsel -8,316 -0,194

2. Tarif Listrik 2,796 0,132 2. Cabai Rawit -25,708 -0,109

3. Bawang Merah 13,778 0,123 3. Pisang -16,501 -0,060

4. Daging Babi 19,320 0,085 4. Kangkung -19,997 -0,055

5. Ikan Dencis 28,203 0,085 5. Bayam -14,002 -0,054

6. Jeruk 5,592 0,061 6. Kacang Panjang -24,558 -0,040

7. Ikan Kembung 6,295 0,048 7. Cabai Merah -18,525 -0,039

8. Tahu Mentah 16,966 0,044 8. Bahan Bakar Rumah Tangga -2,100 -0,033

9. Ikan Hapau 14,361 0,043 9. Sawi Hijau -6,857 -0,028

10. Udang Basah 6,675 0,033 10. Ikan Singkur -7,695 -0,022

11. Cumi-Cumi 4,781 0,025 11. Sabun Detergen Bubuk/Cair -6,652 -0,021

12. Sotong 4,215 0,017 12. Daun Singkong -11,111 -0,016

13. Ikan Merah 16,670 0,016 13. Daging Ayam Ras -1,089 -0,016

14. Ikan Tenggiri 2,499 0,014 14. Semangka -11,402 -0,015

(5)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada April 2017 mengalami inflasi 0,57 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 139,78 pada Maret 2017 menjadi 140,58 pada April 2017.

Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok kacang-kacangan sebesar 6,83 persen dan terrendah di subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,09 persen. Sementara subkelompok yang mengalami deflasi terbesar adalah subkelompok sayur-sayuran sebesar 9,76 persen serta subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 5,41 persen.

Kelompok ini pada April 2017 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain beras, ayam hidup, daging babi, ikan segar (bandeng, cumi-cumi, dencis, kembung, kepiting/rajungan, kerang, merah, udang basah, bulat), telur ayam ras, tomat sayur, dan tahu mentah. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada April 2017 mengalami deflasi sebesar 0,52 persen atau terjadi penurunan indeks dari 136,80 pada Maret 2017 menjadi 136,73 pada April 2017.

Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,01 persen. Sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol deflasi sebesar 0,31 persen. Sementara subkelompok makanan jadi stabil.

Kelompok ini pada April 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain gula pasir, minuman kesegaran, dan teh.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada April 2017 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 132,63 pada Maret 2017 menjadi 133,00 pada April 2017.

Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 1,53 persen serta subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,01 persen. Sementara subkelompok perlengkapan rumah tangga deflasi sebesar 0,03 persen; demikian pula subkelompok penyelenggaraan rumah tangga dengan deflasi sebesar 1,54 persen.

Pada April 2017 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah tarif listrik, besi beton, sapu, dan pompa air listrik.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada April 2017 mengalami inflasi 0,19 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,87 pada Maret 2017 menjadi 127,11 pada April 2017.

Subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya inflasi sebesar 1,32 persen. Sementara subkelompok lainnya tetap yakni subkelompok sandang laki-laki; subkelompok sandang wanita; dan subkelompok sandang anak-anak.

Kelompok ini pada April 2017 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah emas perhiasan.

(6)

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada April 2017 mengalami deflasi sebesar 0,24 persen atau terjadi penurunan indeks dari 128,40 Maret 2017 menjadi 128,09 di April 2017.

Subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika menjadi satu-satunya subkelompok yang mengalami perubahan harga yakni deflasi sebesar 0,59 persen. Sementara subkelompok lainnya tetap yakni subkelompok jasa kesehatan; subkelompok obat-obatan; dan subkelompok jasa perawatan jasmani.

Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2017 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi yaitu minyak rambut dan shampo.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan ini mengalami deflasi sebesar 0,02 persen atau terjadi penurunan indeks dari 131,49 pada Maret 2017 menjadi 131,46 pada April 2017.

Subkelompok yang mengalami deflasi yakni subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,07 perse serta subkelompok rekreasi sebesar 0,08 persen. Sementara subkelompok pendidikan, subkelompok kursus-kursus/pelatihan; serta subkelompok olahraga stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2017 memberikan sumbangan deflasi 0,001 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil deflasi yaitu laptop/notebook, televisi berwarna, dan play station.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada April 2017 mengalami inflasi sebesar 5,33 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 132,51 pada Maret 2017 menjadi 139,57 pada April 2017.

Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok transpor sebesar 9,40 persen. Subkelompok komunikasi dan pengiriman deflasi sebesar 5,79 persen. Sementara subkelompok sarana dan penunjang serta subkelompok jasa keuangan stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada April 2017 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,81 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu komoditas tarif angkutan udara, bensin, dan sepeda motor.

(7)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender April 2017 pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sama. Demikian pula untuk tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2017 terhadap April 2016) menunjukkan perkembangan yang sejalan pula. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang adalah yang tertinggi yakni sebesar 2,01 persen; Kota Tanjungpandan sebesar 0,84; Palembang sebesar 0,44 persen; dan DKI Jakarta sebesar 1,35 persen. Untuk inflasi tahun ke tahun Kota Pangkalpinang juga yang tertinggi sebesar 9,26 persen; sementara Tanjungpandan sebesar 6,76 persen; Palembang dengan 3,88 persen; dan DKI Jakarta 3,70 Persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi April 2017, Tahun Kalender, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjungpandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. April 2017 (Month to Month) 1,02 0,93 -0,08 -0,02

2. Tahun Kalender April 2017

(Year to Date) 2,01 0,84 0,44 1,35

3. April 2017 terhadap April 2016 (Year on

Year) 9,26 6,76 3,88 3,70

Gambar 2

Inflasi April 2017, Tahun Kalender, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

INFLASI MARET 2017 INFLASI TAHUN KALENDER

MARET 2017

INFLASI YEAR ON YEAR MARET 2017 TERHADAP MARET 2016

(8)

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Inflasi/Deflasi sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari keagamaan dan tahun ajaran baru serta kondisi cuaca memberikan dampak yang cukup signifikan pula.

Berdasarkan pantauan harga selama April 2017, pada 82 kota IHK di Indonesia menunjukkan bahwa 53 kota mengalami inflasi dan 29 deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkalpinang sebesar 1,02 persen dengan IHK 136,08 dan deflasi terrtinggi di Kota Singaraja sebesar 1,08 persen dengan IHK 136,83.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada April 2017 tercatat 10 kota mengalami inflasi dan 13 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Pangkalpinang sebesar 1,02 persen dengan IHK 136,08 dan deflasi terrtinggi di Lhokseumawe sebesar 0,68 persen dengan IHK 121,70. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2017 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A April 2017 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 127,29 -0,52 2. Banda Aceh 120,20 -0,10 3. Lhokseumawe 121,70 -0,68 4. Sibolga 130,91 0,25 5. Pematang Siantar 132,81 -0,17 6. Medan 131,63 -0,53 7. Padang Sidempuan 126,34 0,21 8. Padang 133,62 -0,31 9. Bukit Tinggi 126,08 -0,18 10. Tembilahan 131,29 0,02 11. Pekanbaru 129,89 0,28 12. Dumai 130,57 -0,21 13. Bungo 126,69 0,36 14. Jambi 126,88 0,59 15. Palembang 125,51 -0,08 16. Lubuklinggau 125,39 0,20 17. Bengkulu 136,55 -0,30 18. Bandar Lampung 128,78 -0,21 19. Metro 134,78 -0,17 20. Tanjungpandan 135,36 0,93 21. Pangkalpinang 136,08 1,02 22. Batam 127,47 0,48 23. Tanjung Pinang 126,83 -0,26 BANGKA BELITUNG 135,83 1,00

(9)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada April 2017 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat 23 Kota mengalami inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tasikmalaya sebesar 0,55 persen dengan IHK 126,42 dan deflasi tertinggi di Tangerang dan Purwokerto yakni sebesar 0,04 persen dengan IHK masing-masing 135,03 dan 125,17. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2017 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A April 2017 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 127,97 -0,02 2. Bogor 128,41 0,07 3. Sukabumi 127,34 0,37 4. Bandung 126,48 0,10 5. Cirebon 123,04 0,40 6. Bekasi 124,65 0,08 7. Depok 126,47 0,22 8. Tasikmalaya 126,42 0,55 9. Cilacap 130,60 0,01 10. Purwokerto 125,17 -0,04 11. Kudus 134,22 0,05 12. Surakarta 124,39 0,12 13. Semarang 126,63 0,22 14. Tegal 124,18 0,19 15. Yogyakarta 125,46 0,28 16. Jember 124,78 0,28 17. Banyuwangi 124,08 0,48 18. Sumenep 124,62 0,14 19. Kediri 124,88 0,38 20. Malang 128,83 0,35 21. Probolinggo 124,85 0,44 22. Madiun 125,94 0,45 23. Surabaya 128,40 0,23 24. Tangerang 135,03 -0,04 25. Cilegon 133,77 0,25 26. Serang 135,67 0,41 BANGKA BELITUNG 135,83 1,00

(10)

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada April 2017 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 kota, tercatat 20 kota mengalami inflasi dan 13 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 0,73 persen dengan IHK 129,97 dan terrendah di Pare-Pare sebesar 0,05 persen dengan IHK 122,90. Deflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,08 persen dengan IHK 136,83. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi April 2017 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A April 2017 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 136,83 -1,08 2. Denpasar 125,44 0,07 3. Mataram 125,81 -0,06 4. Bima 129,71 0,39 5. Maumere 121,80 -0,17 6. Kupang 129,57 0,29 7. Pontianak 137,77 0,28 8. Singkawang 128,13 0,23 9. Sampit 129,83 0,12 10. Palangkaraya 125,49 0,21 11. Tanjung 128,29 -0,65 12. Banjarmasin 128,16 0,33 13. Balikpapan 132,51 -0,08 14. Samarinda 131,06 0,29 15. Tarakan 138,51 0,27 16. Manado 128,77 -0,02 17. Palu 130,06 0,46 18. Bulukumba 133,18 0,63 19. Watampone 123,52 0,58 20. Makassar 129,12 0,33 21. Pare-Pare 122,90 0,05 22. Palopo 125,83 0,22 23. Kendari 122,90 -0,13 24. Bau-Bau 128,42 -0,67 25. Gorontalo 123,64 -0,12 26. Mamuju 127,31 0,06 27. Ambon 125,71 -0,76 28. Tual 143,06 0,16 29. Ternate 131,19 0,36 30. Manokwari 121,47 -0,29 31. Sorong 128,26 -0,26 32. Merauke 135,10 -0,42 33. Jayapura 129,97 0,73 BANGKA BELITUNG 135,83 1,00

(11)

INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK

Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini memberikan andil inflasi sebesar 1,10 persen dan sejalan dengan bulan Maret 2017 dengan inflasi sebesar 0,18 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi di komponen ini adalah tarif angkutan udara, tarif listrik, tarif Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), dan bensin.

Sementara komponen bergejolak memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen tidak sejalan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi sebesar 0,19 persen. Andil inflasi di bulan ini dipicu oleh naiknya harga beberapa komoditas diantaranya beras, ayam hidup, daging babi, ikan segar (dencis dan udang basah), sayur-sayuran (terong panjang, tomat sayur, wortel), serta bumbu-bumbuan (bawang merah dan bawang putih).

Komponen inti pada April 2017 memberikan andil deflasi sebesar 0,16 persen dan kembali tidak sejalan dengan Maret 2017 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,39 persen. Andil deflasi ini dipicu oleh turunnya harga di beberapa komoditas diantaranya ikan segar (ikan pari dan ikan singkur), telur ayam kampung, dan lada/merica . (Lihat Tabel 8).

Tabel 8

Dekomposisi Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Maret-April 2017 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100)

Komponen

Maret 2017 April 2017

IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil IHK Inflasi/Deflasi Laju Inflasi/Deflasi Andil

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Umum 134,70 0,38 0,38 136,08 1,02 1,02

Harga Diatur Pemerintah 159,09 0,91 0,18 168,02 5,61 1,10

Bergejolak 139,93 -0,89 -0,19 140,47 0,39 0,08

(12)

IHK DAN INFLASI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Berdasarkan laju inflasi dua Kota yakni Pangkalpinang dan Tanjungpandan (Belitung) yang pada April ini Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 1,02 persen sedangkan Tanjung Pandan juga mengalami inflasi sebesar 0,93 persen, didapatkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi sebesar 1,00 persen dengan IHK 135,83.

Inflasi pada bulan ini terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naikknya indeks di seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,70 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,23 persen; kelompok sandang sebesar 0,14 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,13 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,63 persen.

Tabel 9

IHK, Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung April 2017, Tahun Kalender, dan Tahun ke Tahun

Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK April 2016

IHK Desember 2016 IHK April 2017 Inflasi April 20171) Laju Inflasi Tahun Kalender2) Inflasi Tahun ke Tahun 3) Andil Inflasi April 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) U m u m (Headline) 125,34 133,69 135,83 1,00 1,60 8,37 1,00 Bahan Makanan 125,63 141,57 140,59 0,70 -0,69 11,91 0,19

Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

dan Tembakau 130,41 136,01 137,29 0,29 0,94 5,28 0,06

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan

Bahan bakar 124,47 127,39 132,33 0,23 3,88 6,31 0,06

Sandang 120,32 124,99 126,16 0,14 0,94 4,85 0,01

Kesehatan 124,21 127,59 130,31 0,14 2,13 4,91 0,01

Pendidikan, Rekreasi, dan

Olahraga 129,67 133,50 134,52 0,13 0,76 3,74 0,01

Transpor, Komunikasi, dan Jasa

(13)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Darwis Sitorus, S.Si., M.Si

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Email: bps1900@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak. Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap

Didalam ekosistem mangrove keberadaan siput bakau sangat tergantung kepada kondisi lingkungan mangrove itu sendiri, siput bakau yang hidup dengan cara menempel

Saat memasukkan teks menggunakan papan ketik pada layar atau Papan tombol telepon, Anda dapat mengakses menu setelan input yang membantu Anda menetapkan opsi untuk prediksi teks,

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metil ester minyak biji kelor dapat disintesis menjadi senyawa surfaktan etilendiamida melalui

Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi Pada Perusahaan Properti dan real estate Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2013 – 2017)” dapat

Kajian ini bertujuan mengetahui prasejarah Gua Tenggera dan Anabahi dari segi fasa budaya, fungsi tapak, lukisan gua, teknologi dan fungsi artifak batu/tulang, persekitaran dan

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka tinggal di

Berdasarkan informasi yang dipaparkan oleh keluarga informan dari berbagai asal suku bangsa yaitu Melayu, Minangkabau, Jawa dan Batak yang ditanyakan tentang