• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Kanker Serviks Di Instalasi Rawat Inap Rsup H. Adam Malik Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Kanker Serviks Di Instalasi Rawat Inap Rsup H. Adam Malik Kota Medan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adusumilli, PK and Adepu R. (2014). Drug Related Problems: An Over view of Various Classification Systems. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research Vol 7, Issue 4. Hal. 7-10.

American Soceity. (2016). What Is Cervical Cancer.

https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/prevention-and-early-detection/what-is-cervical-cancer.html diakses pada tanggal 27 Februari 2017.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). IONI Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: BPOM RI, KOPERPOM dan CV Sagung Seto. Hal. 452.

Cancer Council Australia. (2015). Understanding Cervical Cancer: A Guide for Women with Cancer, Their Families and Friends. Australia: SOS Print and Media Group. Page 16-19.

Consesus Committee. (2002). Second Consesus of Granada on Drug Therapy Problems. Ars Pharm. Hal. 5.

Cipolle, R.J. dan Strand, L.M. (2004). Pharmaceutical Care Practice The Clinician’s Guide, Second Edition. New York: McGraw-Hill.

Corwin, E.J. (2008). Buku Saku Patofisiologi (Handbook of Pathophysiology) edisi revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal. 176.

Departemen Kesehatan RI, (2009). Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta. Hal. 1-5.

Dewanti, R,C. (2010). Evaluasi Drug Therapy Problems Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Kanker Serviks yang Menjalani Kemoterapi Di RS Bethesda Yogyakarta Periode Tahun 2006-2008. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Hal. 17, 34-37.

Dinas Kesehatan Pakpak Bharat. (2016). Apa yang Terjadi jika Tubuh Kekurangan Albumin. http://dinkespakpakbharat.go.id/info-tips-kesehatan/2016-12-19/apa-yang-terjadi-jika-tubuh-kekurangan-albumin. diakses 5 Maret 2017.

Drugs.com. (2016). Drugs.com Drug Interaction Checker November 2016.

European Society for Medical Oncology (ESMO). (2012). Cervical Cancer:

ESMO/ACF Patient Guide Series. ,

(2)

Kampono, N. (2011). Tumor Ganas Alat Genital, dalam Anwar, Mochamad., Ali, Baziad., Prabowo, Prajitno., Ilmu Kandungan, edisi ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal. 294-296.

Kementrian Kesehatan RI. (2014). Hilangkan Mitos Tentang Kanker,

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. Jakarta. Hal. 1-4.

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Mari Bersama Atasi Resistensi Antimikroba

(AMR),

Maret 2017.

KK Women’s and Children Hospital. (2014). Cervical Cancer, https://www.kkh.com.sg/HealthPedia/Pages/GynaecologicalCancersCerv ical.aspx diakses pada tanggal 01 Maret 2017.

Komite Farmasi dan Terapi RSUP H. Adam Malik. (2014). Pedoman Penggunaan Antibiotik. Medan: RSUP H. Adam Malik. Hal. 23-28.

Komite Medik RSUP H. Adam Malik. (2011). Standar Pelayanan Medik RSUP H. Adam Malik Vol 7. Medan: RSUP H. Adam Malik. Hal. 15-20.

Mahmoud, M.A. (2008). Drug Therapy Probems and Quality of Life in Patients with Chronic Kidney Dissease. Skripsi Universiti Sains Malaysia.

Mitra, R and Jones, S. (2012). Adjuvant Analgesics in Cancer Pain, a Review. USA: Am J Hosp Palliat Care. Hal. 29.

Medscape. (2016). Medscape tanggal 26 oktober 2016.

MIMS. (2016). MIMS oktober 2016.

National Cancer Institute. (2004). What Is Cancer?.

diakses pada tanggal 27 Februari 2017.

New Zealand Government. Prevention of Cervical Cancer: A Guide for Women in New Zealand. https://www.healthed.govt.nz/resource/prevention- cervical-cancer-guide-women-new-zealand diakses pada tanggal 27 Februari 2017.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 145-146.

(3)

Nurwijaya, H., Andrijono, dan Suheimi. (2010). Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta: Elex Media Computindo. Hal. 16.

Pharmaceutical Care Network Europe. (2016). Classification for Drug related problems.

http://www.pcne.org/upload/files/145_PCNE_classification_V7-0.pdf diakses pada tanggal 27 Februari 2017.

Porth, C,M. (2015). Essentials of Pathophysiologi; Concepts of Altered Health. Philadelphia: Woltres Kluwer.

Reksodiputro, A.H. (2006). Pengobatan Supportif Pada Pasien Kanker, dalam Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiyati, S.,

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal. 874-884.

Savitri, Astrid, dkk. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan Rahim. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hal. 123-126.

Strand, L.M.dkk., (1990). DICP. Drug Related problems: Their structure and function.24 (11) : 1093 – 1097.

Tatro, D,S. (2009). Drug Interaction Facts 2009. California: Wolters Kluwer Health P.

WHO. (2009). WHO’s Pain Relief Ladder.

WHO. (2016). Antibiotic Resistance.

diakses pada tanggal 2 Januari 2017.

WHO. (2016). Human Papilloma Virus (HPV) and Cervical Cancer,

diakses pada

tanggal 15 November 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Kategori Drug Related Problems (DRPs) yang paling banyak terjadi pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAHDENGUE DI INSTALASI RAWAT INAP RINDU B RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE OKTOBER 2014 - DESEMBER

Kategori Drug Related Problems (DRPs) yang paling banyak terjadi pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan

Drug Related Problems (DRPs) dalam pengobatan Dengue Hemorragic Fever (DHF) pada pasien pediatri, Ma jalah Farmasi Indonesia.. Drug

Hubungan Antara Drug Related Problems Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Geriatri RSUP Dr.. Jurusan Farmasi Fakultas

Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terjadi DRPs kategori obat tanpa indikasi, obat tidak efektif, perlu tambahan obat, dosis terlalu rendah,

Penyebab DRP dapat berkaitan dengan cara pasien mendapatkan obat dari profesional kesehatan atau perawat, tidak berhubungan dengan instruksi dosis yang tepat (pada label). C7

Dosis terlalu rendah adalah pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benar tetapi dosis obat tersebut terlalu rendah untuk menghasilkan terapi yang diinginkan..