• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

(Studi Kampung Maccini Baji Kelurahan Pundata Baji Kecamatan

Labakkang)

Disusun dan Diusulkan Dhinda Bhaswari

Nomor Stambuk: 105640216515

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)
(3)
(4)

iv

Nama Mahasiswa : Dhinda Bhaswari

Nomor Stambuk : 105640216515

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini sayan buat saya dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar,19 Agustus 2019

Yang Menyatakan,

(5)

v

Kelurahan Bundata Baji Kecamatan Labakkang) (Dibimbing oleh Muhammadiyah dan Fatmawati)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program Kelompok Usaha Bersama Di Kabupaten Pangkep (Studi Kampung Maccini Baji Kelurahan Bundata Baji Kecamatan Labakkang). Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yakni memberikan gambaran secara objektif terkait bagaimana keadaan sebenarnya objek yang diteliti, dan tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Proses Pemberdayaan dilihat dari 7 indikator yaitu: Menganalisis situasi serta pemecahan masalah dapat dilakukan sebelum melakukan program kelompok usaha bersama di wilayah tersebut melakukan pendekatan personal terhadap masyarakat setempat Penyuluhan diberikan pengetahuan tentang bagaimana cara tata kelola proses produksi daris setiap mata pencaharian yang digeluti. Pelatihan budi daya pada proses ini masyarakat diberikan pengetahuan atau ilmu bukan hanya tentang bagaimana cara mengelola sebuah sumber mata pencaharian. Pelatihan penangkapan praktek kepada masyarakat tentang teknik menangkap ikan. Bantuan dana dimana keberadaan bantuan anggaran untuk kegiatan produksi bagi masyarakat nelayan masih belum mampu memenuhi segala kebutuhan kelompok masyarakat. Bantuan peralatan dan mesin dimana pemberian bantuan ini merupakan upaya untuk meningkatkan produksi masyarakat sembari meringankan pengeluaran bagi masyarakat. Evaluasi pada tahap ini seluruh program yang telah dilakukan akan dilihat sejauh mana program pemberdayaan dapat meningkatkan hasil produksi dan mengurangi angka kemiskinan,.

(6)

vi

Tiada kata indah yang patut di ucapkan seorang hamba kepada Sang Pencipta atas segala cinta kasih-Nya yang tak terhingga dan nikmat-Nya yang tak berujung sehingga kita mampu melewati hari-hari yang penuh makna, dan memberi kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program Kelompok Usaha Bersama di Kabupaten Pangkep (Studi Kampung Maccini Baji Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep” Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar ini.

Penulisan skripsi ini guna bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan dari program studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Saya menyadari bahwa untuk menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini tidaklah mudah, namun saya meyadari begitu banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.H. Muhammadiah, MM selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Hj. Fatmawati, M.Si selaku pembimbing II, yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(7)

vii

1. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP, M.Si dan bapak Ahmad Harakan, S.IP, M.Hi selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Segenap Dosen serta staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Pihak Dinas Sosial

6. Pihak Kelurahan Pundata Baji

7. Yang selalu menemani dari awal semester Inrinofita Sari, Arniati AS, Marwah Rahman, Rasyida fikri, Juspiana serta Teman-teman Demisioner dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan (HIMJIP).

8. Saudara dari awal masuk kampus sampai sekarang IP.C sekaligus teman kelas dari semister 1 sampai semester 9.

(8)

viii

usaha penulis tidak berarti apa-apa tanpa adanya pengorbanan dan dorongan semangat yang sangat luar biasa dari beliau yang selalu suka rela melakukan segala hal, memberikan doa yang tulus, motivasi, nasehat serta bimbingan dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang. Terima kasih juga untuk saudara sedarah penulis yang selalu menyayangi dan memberi semangat untuk terus melanjutkan pendidikan setinggi mungkin. Terakhir, Ucapan terimakasih yang tidak dapat diungkapkan kepada Agus Saputra Yang telah menemani, Mensupport dan mendukung setiap langkah penulis. Teriring doa semoga Allah SWT menjadikan pengorbanan dan kebaikan itu sebagai cahaya penerang di dunia maupun di akhirat kelak.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca guna menambah Khasanah Ilmu Pengetahuan terutama yang berkaitan dengan Ilmu Pemerintahan.

Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Makassar, 18 Desember 2019 Penulis

(9)

ix

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... ... A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINAJUAN PUSTAKA ... ... A. Konsep Pemberdayaan ... 12

B. Konsep Kelompok Usaha Bersama ... 20

C. Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program Kelompok Usaha Bersama ... 23

D. Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Kelompok ... 26

E. Kerangka Pikir ... 27

F. Fokus Penelitian ... 28

G. Deskripsi Fokus Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ... A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 30

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 30

C. Sumber Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Informan Penelitian ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 33

(10)

x Kabupaten Pangkep ... ……. 45 BAB V PENUTUP ... ... A. Kesimpulan ... 86 B. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ...

(11)

1

Hakikat pembangunan adalah upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.kemerdekaan yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional diharapkan mampu menuju pada hal tersebut diperjelas dalam pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat. Kemiskinan merupakan salah satu dampak negatif dari pembangunan. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan perubahan semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

Dalam rangka taraf hidup penduduk sekaligus sebagai kekuatan dalam pembangunan bangsa yang berorientasi kerakyatan, maka pendekatan konsep pembangunan harus bertujuan untuk pembangunan kesejahteraan manusia yang sesuai harkat dan martabat manusia Indonesia dengan memperhatikan kemampuan dan pengembangan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian pembangunan yang berorientasi kerakyatan perlu menggali kekuatan- kekuatan yang ada dimasyarakat serta mencermati kelemahan-kelemahan sehingga dapat ditemukan cara-cara atau metode yang paling tepat untuk mengembangkan serta dukungan yang perlu baik aspek permodalan.

Ada tiga asumsi yang dapat digunakan dalam rangka mewujudkan pengembangan masyarakat sebagai berikut:

(12)

1. Pengembangan masyarakat mesti dilihat sebagai sebuah prosespembelajaran kepada masyarakat agar mereka secara mandiri melakukan upaya- upaya perbaikan kepada kualitas kehidupannya. Soejatmoko mengemukakan bahwaada suatu proses yang seringkali dilupakan bahwa pembangunan adalah sebagai social learning

pengembangan masyarakat sesungguhnya merupakan sebuah proses kolektif kehidupan berkeluarga, bertetangga tidak sekedar menyiapkan penyesuaian penyesuaian terhadap perubahan sosial yang mereka lalui, tetapi secara aktif mengarahkan perubahan pada terpenuhinya kebutuhan bersama.

2. Pengembangan masyarakat tidak dilihat sebagai suatu proses pemberian dari pihak yang memiliki sesuatu kepada pihak yang memiliki. Kerangka pemahaman ini akan menjerumuskan kepada usaha-usaha yang sekedar memberikan kesenangan sesaat dan bersifat tambal sulam. Misalnya pemberian bantuan dana segar kepada masyarakat, hanya akan mengakibatkan hilangnya kemandirian dalam masyarakat tersebut atau timbulnya ketergantungan kepada pihak lain. 3. Pada intinya upaya-upaya pengembangan masyarakat dapat dilihat sebagai peletakan sebuah tatanan sosial dimana manusia secara adil dan terbuka dapat melakukan usahanya sebagai perwujudan atas kemampuan dan potensi yang dimilikinya sehingga kebutuhan material dan spiritual dapat dipenuhi. Pengembangan masyarakat, merupakan perwujudan dari tawaran sebuah proyekusaha kepada

(13)

masyarakat,sebuah pembenahan struktur sosial yang mengedepankan keadilan, pengembangan masyarakat serta merencanakan dan menyiapkan sesuatu perubahan sosial yang berarti bagi peningkatan kualitas kehidupan manusia.

Strategi pembangunan dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas masyarakat melalui pembedayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yaitu proses belajar mengajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis yang dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu dan kelompok masyarakat sehingga mampu melakukan transformasi sosial. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat diharapkan dapat menunjang penanggulangan kemiskinan sehingga dapat berjalan lebih efektif.

Sumber daya manusia merupakan modal yang sangat penting dalam melakukan pembangunan. Manusia mempunyai peran sebagai pelaku sekaligus sasaran pembangunan. Pemberdayaan dan pembangunan memiliki kaitan yang erat. Pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk kemandirian dalam mengatasi permasalahan mereka melalui kreatifitas untuk meningkatkan kualitas hidup. Upaya peningkatan kualitas hidup diperlukan agar masyarakat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk keluar dari permasalahan mereka.Arah pemberdayaan masyarakat yang paling efektif dan lebih cepat untuk mengatasi permasalahan kemiskinan dan sebagai pembangunan bangsa.

(14)

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembanguna sumber daya manusia masyarakat itu sendiri dalam bentuk penggalian bentuk pribadi, kreatifitas, kompetensi dan daya pikir serta tindakan yang lebih baik dari waktu sebelumnya (Wikipedia.com).

Menurut Ristinura (2017:33) Pemberdayaan masyarakat sangat penting dan merupakan hal yang wajib untuk dilakukan mengingat pertumbuhan economic and teknology yang demikian pesatnya belakangan ini akan sangat mempengaruhi kemampuan tiap individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hakekat pembangunan adalah upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat.Hal tersebut diperjelas dalam pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 bahwa tujuan kemerdekaan yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional diharapkan mampu menuju pada keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat Sudjana (2004:148).

Arah pembangunan masyarakat kelurahan yang paling efektif dan tepat untuk mencapai tujuan adalah program yang melibatkan atau memposisikan masyarakat sebagai subjek pembangunan sehingga terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Arah pemberdayaan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki, sehingga akan tepat sasaran dan pembangunan akan berjalan sesuai dengan tujuan.

Pembangunan masyarakat merupakan suatu proses yang berkelanjutan dengan pendekatan holistik atau menyeluruh, sesuai dengan kebutuhan

(15)

masyarakat, menerapkan pemberdayaan masyarakat yang berpengaruh dengan melibatkan seluruh aspek pembangunan serta menggunakan kemitraan untuk membuka akses dalam menciptakan keberdayaan masyarakat yang serasi, selaras dan seimbang.

Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara berkelompok. Penanggulangan kemiskinan berbasis program kelompok yang dilakukan masyarakat memerlukan sinergi yang kokoh dan terarah dari pemangku kepentingan dalam bidang tersebut, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat sendiri. Peran pemerintah lebih kepada formulasi dan penetapan policy, implementasi, monitoring dan evaluasi serta mediasi.

Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "Pemberdayaan Masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai subjek.Disini subjek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat (beneficiaries)

atau objek saja Sudjana (2004:148).

Usaha kecil selain sebagai usaha memberdayakan ekonomi masyarakat juga mempunyai potensi yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian nasional. Keuangan mikro dapat menjadi faktor critical

dalam usaha sarana penyimpanan, pembiayaan dan asuransi yang efisien dapat membangun keberdayaan kelompok miskin dan peluang mereka untuk keluar dari kemiskinan melalui tingkat konsumsi yang lebih pasti dan tidak befkluktuasi, mengelola resiko dengan lebih baik, secara bertahap

(16)

memiliki kesempatan untuk membangun aset, mengembangkan usaha mikronya, menguatkan kapasitas perolehan pendapatanya dan dapat merasakan tingkat hidup yang lebih baik Yuliana(2016:5).

Merajut kebersaman dan kemandirian bangsa melalui keuangan mikro, untuk menaggulangi kemiskinan dan menggerakkan ekonomi rakyat. Bagi pengusaha mikro persoalan permodalan ternyata merupakan masalah yang utama. Usaha mikro pada saat sekarag ini 98% nya dari total unit usaha. Mengembangka usaha ini secara riil strategis yaitu mereka telah memiliki ekonomi produktif, dan secara efektif mengurangi kemiskinan yang diderita oleh mereka sendiri maupun masyarakat lain. Dalam kehidupan ekonomi nasional dikaitkan dengan bunyi Pasal 33 ayat (1) UUD 1945, kondisi perekonomian seperti itulah disebut sebagai perekonomian usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan Yuliana (2016:7).

Dalam memecahkan masalah sosial yang ada, dibutuhkan berbagai ide dan strategi agar hasil dan solusi yang didapat bisa maksimal. Memperkecil angka kemiskinan dengan cara meningkatkan potensi dan kemampuan dasar yang dimiliki masyarakat.

Masyarakat nelayan pada kenyataannya masih hidup dalam keterbatasan economic, social, politic maupun keterbatasan dalam bidang pendidikan. Namun ada nelayan yang dari segi ekonomi bisa dikatakan cukup berhasil, keberhasilan itupun lebih terlihat pada mereka yang merangkap profesi, artinya tidak hanya mengandalkan penghasilan dari melaut saja Agnes Surtianingsi (2004:80).

(17)

Dominasi negara yang sangat kuat yang terjadi pada kehidupan nelayan lokal membuat organisasi yang ada dikelompok nelayan tidak dapat berkembang, karena segala organisasi diatur oleh pihak negara yang didominasi oleh kepentingan negara dari pada kepentingan masyarakat. Organisasi yang dibentuk pemerintah untuk nelayan pada kenyataannya tidak melibatkan nelayan sebagai bagian dari organisasi itu sendiri, melainkan lebih pada organisasi para pengusaha.

Proyek-proyek intervensi pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran nelayan, tidak memperhatikan kondisi riil dimasyarakat nelayan itu sendiri. Proyek-proyek intervensi tersebut telah mengambil alih berbagai macam hak-hak komunitas atau masyarakat dengan dalih untuk kepentingan umum.Salah satu kebijakan pemerintah dibidang perikanan adalah mengenai perkembangan kapal-kapal besar yang wilayah penangkapannya telah ditentukan atau di kavling oleh pemerintah.Ini menyebabkan nelayan terpinggirkan, karena yang diuntungkan adalah pemilik modal kuat.

Kerjasama antara pendidikan dan dunia usaha sangat diperlukan untuk menunjang perbaikan kualitas masyarakat dalam upaya pengentasan kemiskinan.Pendidikan nonformal merupakan salah satu jenis layanan pendidikan yang bersifat kemasyarakatan seperti berbagai latihan keterampilan yang bermanfaat untuk mengaktualisasikan potensi manusia (sikap, tindak dan karya) sehingga dapat terwujud manusia seutuhnya yang gemar belajar dan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Dengan demikian

(18)

tingkat pendidikan keluaraga nelayan di Kampung Maccini Baji Kelurahan Pundata Baji masih rendah, sebagian besar lulusan SD dan SMP atau sederajat. Masyarakat nelayan di Kampung Maccini Baji kurang mempunyai pengetahuan dan bekal keterampilan yang cukup untuk memasuki dunia kerja dan meningkatkan kualitas hidupnya. Masyarakat Kampung Maccini Baji sebagian besar merupakan keluarga nelayan yang belum mampu atau miskin.

Pendapatan yang diperoleh dari bekerja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang semakin bertambah, karena masyarakat tersebut pada umumnya mata pencaharian utamanya yakni menangkap ikan, yang pendapatan setiap keluarga dalam sehari tidak menentu.Untuk itu perlu adanya terobosan keterampilan baru yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan pada keluarga nelayan yang tidak mampu. Pendidikan ini dilaksanakan salah satunya melalui satuan kelompok belajar yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUBE).

Sesuai dengan program usaha untuk mensejahterahkan masyarakat yang dimana diusulkan langsung oleh Kementrian Sosial RI NO.25 Tahun 2015 tentang Kelompok Usaha Bersama, maka masyarakat setempat berinisiatif untuk membentuk program kelompok usaha smber laut bagi masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Pundata Baji.

Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) bagi keluarga miskin di wiliyah tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat dengan memfasilitasi masyarakat melalui program keterampilan

(19)

yang tepat. Salah satu tujuan program Kelompok Usaha Bersama adalah membantu memberdayakan masyarakat, terutama keluarga nelayan yang perlu disejahterakan Yuliana (2016:8).

Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran di Kampung Maccini, sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta menekan masalah sosial dengan mengoptimalkan potensi yang ada, yang dimana kelompok yang di bentuk ini hasilnya kurang maksimal dan tidak sesuai dengan target yang ada, pemberdayaan yang dilakukan di Kampung Maccini Baji ini antara lain: pemberdayaan perikanan, pemberdayaan pertambakan, pemberdayaan garam, pemberdayaan rumput laut.

Adapun program usaha yang di lakukan masyarakat setempat yang ada di Kelurahan Pundata Baji tentang Sumber Laut yang akan penulis teliti yaitu Pemberdayaan perikanan.

Program KUBE perlu memperhitungkan pola kehidupan yang sedang berlangsung dimasyarakat.Yang dimana program usaha yang terdiri dari tahun 2015 sampai sekarang.Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan berusaha pada anggota secara bersama dalam kelompok, peningkatan pendapatan, pengembangan usaha serta peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial di antara para anggota dengan masyarakat sekitar.

Adapun yang terlibat dalam program usaha tersebut yakni dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Kesejahteraan Sosial, maupun dari masyarakat setempat yang menjadi pengelola program usaha tersebut yang

(20)

dimana target mereka itu sendiri merupakan masyarakat setempat Kelurahan Pundata Baji yang berprofesi sebagai Nelayan, yang dimana mereka terlibat sebagai anggota dari program usaha tersebut, yang dimana sebelum adanya program usaha yang dilakukan pendapatan nelayan masih belum menetap dikarenakan sekang adanya kapal ikan, dan nelayan setempat masih kurang wawasan untuk mengembangkan ataupun mengkreasikan hasil laut mereka yang menjadi bahan pokok untuk penghasilan mereka sehari-hari. Maka saya ingin mengetahui seperti apa pemberdayaan pertambakan yang dilakukan dan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi program usaha tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program

Kelompok Usaha Bersama Di Kabupaten Pangkep (Studi Kampung Maccini Baji Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui kelompok usaha bersama (Kube) di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang?

2. Bagaimana pengapresiasian pemerintah dalam program kelompok usaha bersama?

(21)

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Memberikan gambaran tentang proses pemberdayaan nelayan melalui program kelompok usaha bersama.

2. Pengapresiasian pemerintah pada program kelompok usaha bersama tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis: Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemberdayaan yang dilakukan oleh nelayan, petani, dan lain-lain.

2. Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para nelayan di kampung maccinibaji ataupun di kampung lainnya di kabupaten pangkep itu sendiri.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan dalam bahasa Inggris disebut sebagai empowerment.Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki masyarakat agar menjadi sebuah sistem yang bisa mengorganisasi diri mereka sendiri secara mandiri.Individu bukan sebagai obyek, melainkan sebagai pelaku yang mampu mengarahkan diri mereka sendiri kearah yang lebih baik. Kata berdaya diartikan sebagai kontribusi waktu, tenaga, usaha melalui kegiatankegiatan yang memberikan seseorang kekuatan untuk melakukan sesuatu atau membuat seseorang layak.Sedangkan secara konseptual, pemberdayaan berasal dari kata “power” yang berarti kekuatan (HasanAlwi 2001:24).

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses yang membangun masyarakat melalui pengembangan kemampuan perubahan perilaku masyarakat dan perlakuan masyarakat sehingga masyarakat mampu bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri. Dalam pemberdayaan, masyarakat tidak dijadikan objek dari proses pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri.

Program pemberdayaan masyarakat telah menjadi mainstream upaya peningkatan kesejahteraan serta pengengentasan kemiskinan. Dengan pemberdayaan masyarakat maka pembangunan tidak mulai dari titik nadir,

(23)

tetapi berawal dari sesuatu yang sudah ada pada masyarakat. Pemberdayaan berarti apa yang telah dimiliki oleh masyarakat adalah sumberdaya pembangunan yang perlu dikembangkan sehingga makin nyata kegunaannya bagi masyarakat sendiri.

Pemberdayaan adalah proses peningkatan kemampuan seseorang baik dalam arti pengetahuan, keterampilan, maupun sikap agar dapat memahami dan mengontrol kekuatan sosial, ekonomi, dan atau politik sehingga dapat memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

Pemberdayaan ini menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya Edi suharto (2005:58) dalam Yuliana (2016:14).

Pemberdayaan masyarakat dimaksudkan mengembangkan kemampuan masyarakat agar secara berdiri sendiri memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya (Kusnadi 2005:220) dalam (Yuliana 2016:14).

(24)

Pemberdayaan merupakan kondisi dimana mereka memiliki kesamaan hak dan kewajiban yang terwujud dalam kesempatan, kedudukan, peranan yang dilandasi sikap dan perilaku saling membantu dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Upaya pemberdayaan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat. Pemberdayaan yang dilakukan memiliki dampak keberdayaan masyarakat untuk keluar dari hambatan struktural, sehingga masyarakat yang berdaya ini nantinya dapat mengaktualisasikan potensi diri dan kapasitasnya untuk menghadapi tantangan eksternal sebagai dampak dari pembangunan.

Beberapa definisi pemberdayaan masyarakat yang di kemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

a. Suhendra (2006:74-75) adalah “suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi”.

b. Ife (dalam Suhendra, 2006:77) adalah “meningkatkan kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase the power of disadvantage)”.

c. Widjaja (2003:169) pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya.

(25)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar mampu berdiri sendiri dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya untuk mengatasi masalah masalah mereka sendiri, meningkatkan kualitas hidup, mencapai kesejahteraan dan memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat. Memberdayakan masyarakat pesisir khususnya keluarga nelayan tidaklah seperti memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masyarakat diantaranya:

a. Keluarga nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang matapencaharian utamanya adalah menangkap ikan di laut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan kelompok modern dan nelayan tangkap tradisional. Kedua kelompok ini dapat dibedakan dari jenis kapal atau peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapnya.

b. Keluarga nelayan pengumpul atau bakul, adalah kelompok masyarakat pesisir yang bekerja di sekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisi ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat pesisir perempuan.

(26)

Masyarakat nelayan atau yang bermata pencaharian sebagai nelayan adalah masyarakat yang hidup dekat air.Air itulah yang digunakan sebagai sumber pengahasilan atau penghidupan kesehariannya.

Dalam kenyataannya, ada kalanya seorang menjadikan aktifitas menagkap ikan sebagai mata pencaharian pokok dan ada pula yang hanya dijadikan sebagai kegiatan tambahan yang memungkinkannya bisa meningkatkan pendapatan untuk menopang hidup dan terpenuhinya yang dibutuhkannya.

2. Tujuan Pemberdayaan

Tujuan dari pemberdayaan masyarakat menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu meningkatkan masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya dan memperkuat kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti mempunyai kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas kehidupannya (Edi Suharto 2005:58).

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat yaitu membuat masyarakat berdaya dan mempunyai pengetahuan serta keterampilan yang digunakan dalam kehidupan untuk meningkatkan.Upaya pemberdayaan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat.

Pemberdayaan yang dilakukan memiliki dampak keberdayaan masyarakat untuk keluar dari hambatan struktural, sehingga masyarakat yang berdaya

(27)

ini nantinya dapat mengaktualisasikan potensi diri dan kapasitasnya untuk menghadapi tantangan eksternal sebagai dampak dari pembagunan.

3. Proses Pemberdayaan

Program pemberdayaan masyarakat telah menjadi mainstream upaya peningkatan kesejahteraan serta pengengentasan kemiskinan. Dengan pemberdayaan masyarakat maka pembangunan tidak mulai dari titik nadir, tetapi berawal dari sesuatu yang sudah ada pada masyarakat. Pemberdayaan berarti apa yang telah dimiliki oleh masyarakat adalah sumberdaya pembangunan yang perlu dikembangkan sehingga makin nyata kegunaannya bagi masyarakat sendiri.

Sedangkan menurut Sunartiningsi dalam Yuliana (2016). Proses pemberdayaan kelompok usaha bersama yaitu sebagai berikut;

a. Menganalisis situasi yang ada dilingkungannya serta memecahkan masalah berdasarkan kemampuan dan keterbatasan yang mereka miliki.

b. Penyuluhan Kelompok Usaha Bersama c. Pelatihan Penangkapan

d. Pelatihan Budidaya e. Bantuan Dana

f. Bantuan Alat dan Mesin g. Evaluasi

Sedangkan, menurut Firkurnia (2017), proses pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:

(28)

a. Mengidentifikasi karakterisktik masyarakat setempat.

b. Mengumpulkan pengetahuan tentang pola kehidupan masyarakat setempat.

c. Identifikasi tokoh masyarakat setempat.

d. Stimulus komunitas terhadap masalah yang ada. e. Mendorong dan merangsang inisiatif.

f. Menetapkan skala prioritas.

g. Membangun rasa percaya diri masyarakat. h. Menetapkan program.

i. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan mengkaji.

j. Tindakan terencana yang di arahkan untuk mengubah kehidupan. k. Meningkatkan kapasitas dari kemandirian.

Sedangkan pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang dilakukan, yaitu sebagai berikut (Soekanto, 1987:63):

1. Tahap Persiapan. Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif.

2. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

(29)

3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan (exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan.

4. Tahap pemfomalisasi rencanaaksi. Pada tahapan ini agen perubahan membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang mereka akan lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Di samping itu juga petugas membantu untuk memformalisasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana.

5. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di lapangan.

6. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan

(30)

warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. 7. Tahap terminasi. Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan

hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.

B. Konsep Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Kelompok Usaha Bersama adalah keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan kesejateraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf sosialnya.

Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku,

chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa latin,

societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas

diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society

berhubungan erat dengan kata social. Secara implisit, kata society

mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Untuk menganalisis secara ilmiah tentang proses terbentuknya masyarakat sekaligus masalah-masalah yang ada sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep

(31)

tersebut sangat perlu untuk menganalisis proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan kebudayaan, serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut dinamik sosial (social dynamic), Konsep-konsep penting tersebut antara lain:

1. Internalisasi (internalization) 2. Sosialisasi (socialization) 3. Enkulturasi (enculturation)

Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan gagasan yang dapat memberikan pemberdayaan bagi masyarakat kecil khususnya keluarga nelayan dengan meningkatkan kualitas hidup anggota.Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dilaksanakan langsung dimasyarakat dengan pedoman dari pemerintah dan sesuai dengan kegiatan Pendidikan Non Formal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program keterampilan menciptakan sebuah usaha.

Program Kelompok Usaha Bersama merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran di Kampung Maccini Baji , sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta menekan masalah sosial dengan mengoptimalkan potensi yang ada. Program KUBE perlu memperhitungkan pola kehidupan yang sedang berlangsung dimasyarakat.Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan berusaha pada anggota secara bersama dalam kelompok, peningkatan pendapatan, pengembangan usaha serta peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota dengan masyarakat sekitarnya (Yuliana 2016:32).

(32)

Kelompok Usaha Bersama adalah kelompok usaha yang dikelola secara bersama, dan dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria atau indikator. Menurut Istiana Hermawati (2006:24) menyebutkan beberapa indikator keberhasilan sebagai berikut:

a. Secara umum keberhasilan Kelompok Usaha Bersama tercerminpada meningkatnya taraf kesejahteraan sosial keluarga yang ditandai oleh: 1) Meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar

manusia.

2) Meningkatkan dinamika sosial.

3) Meningkatnya kemampuan dan keterampilan pemecahan masalah.

b. Secara khusus perkembangan Kelompok Usaha Bersama titunjukan oleh:

1) Berkembangnya kerja sama antara sesama anggota Kelomopok Usaha Bersama (KUBE) dan antara Kelompok Usaha Bersama dengan masyarakat sekitar.

2) Berkembangnya usaha Kelompok Usaha Bersama (KUBE). 3) Meningkatnya pendaopatan anggota Kelompok Usaha Bersama

(KUBE).

4) Tumbuh kembangnya kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dalam bentuk pengumpulan dana iuran kesetiakawanan sosial. Dalam hal ini, nelayan yang secara geografis bertempat tinggal di daerah Kelurahan Pundata Baji. Dalam kenyataannya, ada kalanya seorang

(33)

menjadikan aktifitas menagkap ikan sebagai mata pencaharian pokok dan ada pula yang hanya dijadikan sebagai kegiatan tambahan yang memungkinkannya bisa meningkatkan pendapatan untuk menopang hidup dan terpenuhinya yang dibutuhkannya.

Peningkatan kesejahteraan nelayan melalui program kelompok usaha bersama sangat berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan karena dengan adanya program kelompok usaha bersama itu dapat meningkatkan pendapatan nelayan melalui diversifikasi usaha, kesejahteraan sosial ekonomi, dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat lokal. Agar kesejahteraan keluarga nelayan meningkat khususnya di Kabupaten Pangkep diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan bantuan modal usaha melalui dukungan kebijakan dari pemerintah Kabupaten Pangkep, Dinas Sosial.

Nelayan dapat dikatakan sejahteraan apabila terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya (Suradi 2010:15).

C. Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program Kelompok Usaha Bersama

Pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Usaha Bersama adalah sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat dengan segala keberadaannya dapat memberdayakan dirinya.Dengan demikian, pusat aktivitas seharusnya berada ditangan masyarakat itu sendiri, dengan bertitik

(34)

tolak dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Nelayan dapat diartikan sebagai orang yang hasil mata pencaharian utamanya berasal dari menangkap ikan di laut. Nelayan didalam Ensiklopedi Indonesia dinyatakan sebagai orang-orang yang secara aktif melakukan kegiatan penangkapan ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai mata pencahariannya Jones (1983:133) dalam Yuliana (2016:21). Nelayan merupakan suatu pekerjaan menangkap ikan di laut yang dilakukan oleh seseorang. Kebanyakan orang yang bekerja sebagai nelayan adalah masyarakat yang tinggal di desa pesisir.

Nelayan dikategorikan sebagai seseorang yang pekerjaannya menangkap ikan dengan menggunakan alat tangkap yang sederhana, mulai dari pancing, jala dan jaring, bagan, bubu sampai dengan perahu atau jukung yang dilengkapi dengan alat tangkap ikan. Namun dalam perkembangannya nelayan dapat pula dikategorikan sebagai seorang yang profesinya menangkap ikan dengan alat yang lebih modern berupa kapal ikan beserta peralatan tangkapnya yang sekarang dikenal sebagai anak buah kapal (ABK). Disamping itu juga nelayan dapat diartikan sebagai petani ikan yang melakukan budidaya ikan di tambak dan keramba-keramba di pantai.

Masyarakat nelayan atau yang bermata pencaharian sebagai nelayan adalah keluarga yang hidup dekat air. Air itulah yang digunakan sebagai sumber pengahasilan atau penghidupan kesehariannya.Keluarga nelayan dalam penelitian ini adalah komunitas penduduk yang bertempat tinggal di dekat laut dan memanfaatkan laut sebagai mata pencaharian Yuliana

(35)

(2016:22). Dalam hal ini, nelayan yang secara geografis bertempat tinggal di daerah Kelurahan Pundata Baji. Dalam kenyataannya, ada kalanya seorang menjadikan aktifitas menagkap ikan sebagai mata pencaharian pokok dan ada pula yang hanya dijadikan sebagai kegiatan tambahan yang memungkinkannya bisa meningkatkan pendapatan untuk menopang hidup dan terpenuhinya yang dibutuhkannya.

Nelayan dapat dikatakan sejahteraan apabila terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya (Suradi 2010:15).

Kelompok Usaha Bersama adalah kelompok usaha yang dikelola secara bersama, dan dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria atau indikator.

Menurut Istiana Hermawati (2006:24) menyebutkan beberapa indikator keberhasilan sebagai berikut:

1. Secara umum keberhasilan Kelompok Usaha Bersama tercerminpada meningkatnya taraf kesejahteraan sosial keluarga yang ditandai oleh: a. Meningkatnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar

manusia.

b. Meningkatkan dinamika sosial.

c. Meningkatnya kemampuan dan keterampilan pemecahan masalah.

2. Secara khusus perkembangan Kelompok Usaha Bersama titunjukan oleh:

(36)

1) Berkembangnya kerja sama antara sesama anggota Kelomopok Usaha Bersama (KUBE) dan antara Kelompok Usaha Bersama dengan masyarakat sekitar.

2) Berkembangnya usaha Kelompok Usaha Bersama (KUBE). 3) Meningkatnya pendaopatan anggota Kelompok Usaha Bersama

(KUBE).

4) Tumbuh kembangnya kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dalam bentuk pengumpulan dana iuran kesetiakawanan sosial.

D. Kebiakan Pemerintah Terhadap Program Kelompok Usaha Bersama

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap keluarga nelayan dalam melaksanakan kelompok usaha bersama merupakan Kebijakan pemerintahyang dikeluarkan oleh Departemen Sosial melalui Program Kesejahteraan Sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan atau pendapatan khususnya bagi keluarga nelayan yang ada di Lingkungan Maccini Baji terhadap keluarga nelayan untuk mengatasi hal tersebut yakni melalui pemberdayaan nelayan dengan program kelompok usaha bersama (KUBE), Adapun pengapresiasian pemerintah terhadap masyarakat yaitu;

a. Bantuan Tempat Tinggal b. Bantuan beras

c. Bantuan langsung tunai

(37)

e. Pelatihan budidaya dan penangkapan sehingga anggota kelompok dapat lebih mandiri dan lebih paham akan manajemen pasar.

E. Kerangka Pikir

Peningkatan kesejahteraan nelayan melalui program kelompok usaha bersama sangat berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan keluarga nelayan karena dengan adanya pemberdayaan program kelompok usaha bersama itu dapat meningkatkan pendapatan nelayan melalui diversifikasi usaha, kesejahteraan sosial ekonomi, dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat lokal.

Dari pemberdayaan yang dilakukan di Kampung Maccini Baji dalam program Kelompok Usaha Bersama yakni Sumber Laut. Dengan malakukan proses pemberdayaan dengan maksimal sehingga hasil dari usaha tersebut dapat berjalan degan maksimal sesuai target sebelumnya.

Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa pemberdayaan nelayan dalam program kelompok usaha bersama yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dapat mempengaruhi pendapatan daerah itu sendiri terkhususnya dibagian perikanan.

Agar kesejahteraan keluarga nelayan meningkat khususnya di Kabupaten Pangkep diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan bantuan modal usaha melalui dukungan kebijakan dari pemerintah Kabupaten Pangkep, Dinas Sosial, swasta dan partisipasi masyarakat, nelayan dapat dikatakan sejahteraan apabila terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan

(38)

diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Jika pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan maksimal maka pendapatan perekonomian masyarakat nelayan akanlebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan kajian teori diatas, guna pemahaman penelitian tentang pemberdayaan nelayan berbasis program kelompok usaha bersama sehingga menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat ataupun pendapatan daerah itu sendiri digambarkan dalam skema kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1 : Kerangka Pikir F. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian merupakan batasan penelitian agar jelas ruang lingkup yang akan diteliti. Olehnya itu pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitiannya mengenai proses pemberdayaan nelayan melalui program kelompok usaha bersama (KUBE) dan melihat perkembangan usaha yang

Pemberdayaan Nelayan Di Kampung Maccini Baji Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep

Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

- Sumber Laut

Perekonomian pemberdayaan nelayan melalui Kelompok Usaha Bersama akan berpengaruh dan meningkat sesuai hasil dari proses pemberdayaan

yang dilakukan.

Pemberdayaan Kube: Sunartiningsi dalam Yuliana

(2016). 1. Menganalisis situasi. 2. Penyuluhan KUBE 3. Pelatihan penangkapan 4. Pelatihan budidaya 5. Bantuan dana

6. Bantuan alat dan mesin 7. Evaluasi

(39)

telah di bentuk kurang lebih 3 tahun. Yang merujuk pada peraturan Kementrian Sosial RI NO. 25 Tahun 2015 tentang Kelompok Usaha Bersama,

G. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, maka dapat dideskrideskrif dilakukan melalui program Kelompok Usaha Bersama baik itu pemberdayaan perikanan.

1. Faktor apasaja yang menyebabkan usaha pemberdayaan kurang maksimal dan tidak sesuai target dan seperti apa proses pemberdayaan yang dilakukan sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hasil itu sendiri.

2. Kebijakan pemeritah merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam melaksanakan suatu pekerjaan, peran pemerintah dalam proses pemberdayaan masyarakat di Kampung Maccini Baji.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini kurang lebih selama 2 bulan setelah seminar proposal. Adapun lokasi penelitian ini yaitu di Kelurahan Pundata Baji dan Pengelola Program Usaha Pemberdayaan yang ada di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena data ataupun dokumen-dokumen dapat di peroleh dari kantor Kelurahan Pundata Baji serta wawancara dari pengelola dan masyarakat setempat.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

5) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu penelitian kualitatif karena penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program Kelompok Usaha Bersama Di Kelurahan Pundata baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.

6) Tipe Penelitian

Penelitian menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detail. Yang bertujuan mendeskripsikan pemberdayaan nelayan berbasis program kelompok usaha bersama di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.

(41)

C. Sumber Data

Sehubungan dengan permasalahan penelitian maka data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitian atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung.

b. Data Sekunder

Data yang di peroleh berupa informasi tertulis, dokumentasi serta dari buku yang mempunyai hubungan dengan masalah yang yang akan dibahas.

D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi yang berhubungan dengan Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Masyarakat dalam pengembangan pemberdayaan nelayan memalui program kelompok usaha bersama di Kampung Maccini Baji Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Adapun informan penelitian mengenai pemberdayaan nelayan berbasis program kelompok usaha bersama di Keluhan Pundata Baji adalah orang-orang yang tergabung dalam kelompok usaha bersama dan ingin memberikan wawancaranya. Informan tersebut terdiri dari:

(42)

No. Nama Jenis Kelamin

Inisial Jabatan

1. Hj. Najemiah, Sp P MH Kepala Dinas Sosial Kab. Pangkep

2. Sahabuddin Dg. Nai S.Sos L MY Lurah Pundata Baji

3. Nur Hasanuddin Dg. Rumpa L NH Ketua Kube Sumber Laut

4. Dg. Naba L DN Kelompok Petani Garam

5. Rusli, HT L RS Kelompok Perikanan

6. Muh. Amir L MA Kelompok Pertambakan

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.

a. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi yang sebenarnya dilokasi penelitian. Observasi ini memberikan kemudahan terutama dalam hal memperoleh data di lapangan.

b. Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

c. Dokumentasi yaitu mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, literatur dan sebagainya.

(43)

F. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah pengolahan dan analisis data. Yang di maksud dengan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh dirinya sendiri atau orang lain.

G. Keabsahan Data

Dalam pengujian pengabsahan data, peneliti menggunakan validitasi data sebagai alat pembuktian bahwa data yang di peroleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi di lapangan. Untuk menguji validitas data maka peneliti menggunakan metode triangulasi, yaitu:

1. Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3. Waktu

(44)

Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data melalui wawancara, observasi, dan teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian

Pada sub bab ini menyajikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan bagaimana Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program Kelompok Usaha Bersama Di Kampung Maccini Baji Kelurahan Pundata Baji Kecematan Labakkang Kabupaten Pangkep.

Gambaran umum lokasi penelitian meliputi gambaran umum wilayah Kabupaten Pangkep dan gambaran umum objek penelitian Kelurahan Pundata Baji dan Kelompok Usaha Bersama. Gambaran Umum Kabupaten Pangkep mencaup kondisi fisik dan wilayah. Gambaran umum Kelurahan Pundata Baji yang terdiri dari kondisi fisik dan wilayah, kependudukan, tugas dan fungsi dari kelurahan pundata baji kecamatan labakkang.

1. Gambaran Umum Kabupaten Pangkep

Kabupaten Pangkep atau Pangkajene dan Kepulauan yang merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang dimana menjadi salah satu Kabupaten yang memiliki kepulauan terbanyak Di Indonesia.

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki luas 12.36,7 yang meliputi 13 Kecamatan, dimana 9 kecamatan terletak pada wilayah daratan, dan 4 kecamatan terletak pada wilayah kepulauan, 102 Desa/Kelurahan. Kabupaten Pangkep memiliki panjang garis pantai yaitu 250km, yang membentang dari barat ke timur.

(46)

Batas administrasi dan batas fisik Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara dengan wilayah Kabupaten Barru

 Sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Bone

 Sebelah Selatan dengan wilayah Kabupaten Maros

 Sebelah Barat dengan wilayah Laut jawa

Penduduk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2016 sebanyak 305.737 Jiwa yang terdiri atas 147.229 Laki-laki, dan 158.508 Jiwa perempuan.

2. Gambaran umum Kelurahan Pundata Baji

a. Letak Geografis

Kelurahan Pundata Baji merupakan sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Kelurahan Pundata Baji terbagi atas dua Lingkungan tersebut terdiri atas 4 RW dan 19 RT. Kelurahan Pundata Baji memiliki luas wilayah 522,58 ha. Dengan jumlah penduduk 5115 jiwa, dengan jumlah kartu keluarga 1515 keluarga. Lingkungan Pundata terletak di daratan sedangkan lingkungan Maccini Baji terletak di Kawasan pesisir. Dan kampung Maccini Baji memiliki Jumlah Penduduk jiwa dan jumlah pendudukyang berprofesi mata pencariannya sebagai nelayan yakni 160 keluarga.

(47)

b. Orbitasi (Jarak Pusat Pemerintahan Kelurahan)

Jarak Kampung Maccini Baji dari Kelurahan Pundata Baji 7 Km, jarak kantor Kelurahan Pundata Baji dari kantor Kecamatan 11 Km, jarak kantor Kelurahan Pundata Baji dari kantor Kabupaten 14 Km, dan jarak yang di tempuh dari Kelurahan Pundata Baji dari kantor Provinsi 130 Km.2.

c. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana dalam sebuah wilayah merupakan penunjang keberhasilan dalam upaya memperlancar pelayanan publik. Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Sedangkan prasarana adalah kelengkapan dasar yang mendorong terwujudnya lingkungan yang optimal dan berpengaruh pada kelancaran aktifitas dari masyarakat sebagai pengguna atau pemanfaat prasarana.

Sarana:

a) Sarana Pemerintahan

Sarana pemerintahan dan pelayanan umum merupakan saran penunjang untuk membantu masyarakat dalam melayani kebutuhan dan permasalahan yang berkaitan dengan kemaslahatan orang banyak. Dan di Kelurahan Pundata Baji pelayanan pemerintahan terdapat kantor kelurahan. Kelurahan Pundata Baji memiliki beberapa sarana yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik. Salah satu sarana pemerintah yang terdapat di Kelurahan Pundata Baji yaitu

(48)

kantor kelurahan yang terletak di Erasa yang juga menjadi kantor untuk Badan Permusyawaratan Rakyat (BPR).

b) Sarana dalam Bidang Pendidikan

Fasilitas pendidikan dibutuhkan oleh suatu daerah bukan hanya di daerah perkotaan namun juga di daerah pedesaan sudah memenuhi kriteria untuk tersedianya fasilitas pendidikan. Sarana pendidikan adalah salah satu modal utama yang menjadi tolak ukur mutu sekolah.5 Dalam Bidang Pendidikan, Kelurahan Pundata Baji telah

dilengkapi dengan bebrapa fasilitas pendidikan yang di 2 lingkungan di Kelurahan Pundata Baji yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi, Sekolah Dasar (SD) Negeri 21 Pundata, Sekolah Dasar (SD) Negeri 31 Maccini Baji, SMP 3 Labakkang, SMA Negeri 1 Labakkang dan SMK Negeri 1 Labakkang sedangkang untuk pendidikan tingkat Universitas belum ada.

c) Sarana dalam Bidang Kesehatan

Dalam Bidang Kesehatan Kelurahan Pundata Baji telah memiliki puskesmas yang juga terdapat di Erasa tepatnya di sebelah kiri kantor kelurahan. Dan Puskesmas ini menaungi Posyandu yang terdapat di tiap-tiap lingkungan yang pemeriksaannya dilakukan 1 kali dalam sebulan dengan waktu yang berbeda-beda untuk tiap-tiap lingkungan.

(49)

d) Sarana Dalam Bidang Keagaman

Dalam Bidang Keagamaan Kelurahan Pundata Baji telah dilengkapi dengan beberapa mesjid di dua lingkungan yaitu Lingkungan Pundata dan Lingkungan Maccini Baji. Sedangkan tempat peribadatan lain seperti gereja, pura dan tempat peribadantan lain untuk agama non muslim tidak terdapat di kelurahan ini.

Prasarana:

Dalam hal prasarana, dapat dikatakan bahwa Kelurahan Pundata Baji merupakan kelurahan yang berada dalam tahap pembangunan. Lingkungan Pundata paling mudah dijangkau dan merupakan lingkungan yang paling mudah dijangkau bisa dikatakan bahwa sebagaian besar jalannya telah beraspal sampai pada Lingkungan Maccini Baji. Sedangkan jalan poros penghubung antara kelurahan dengan jalan raya telah beraspal dan masih bagus.

Dalam hal prasarana di bidang pengairan yaitu saluran air bisa dikatakan bahwa sebagian besar lingkungan yang terdapat di Kelurahan Pundata Baji telah memiliki saluran air yang memadai dan telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Sedangkan untuk listrik bisa dikatakan bahwa hampir seluruh masyarakat wilayah Kelurahan Pundata Baji telah menikmati penerangan dari PLN (Perusahaan Listrik Negara), sedangkan air sebagian besar masyarakat memanfaatkan air sumur dan air PAM untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci dan sejenisnya. Khusus di Lingkungan

(50)

Maccini Baji air PAM belum masuk di lingkungan itu jadi masyarakat disana untuk mencuci kebanyakan memakai air sumur dan memasak memakai air PAM namum di beli seharga Rp 1000 / cergeng.

d. Keadaan Penduduk

a) Kehidupan Sosial Ekonomi

Penduduk Kelurahan Pundata Baji berjumlah 5115 jiwa dan dari jumlah kartu keluarga (KK) 1515 jiwa dengan status sosial ekomoni.

Tabel.1

Jumlah KK berdasarkan tahun 2016

No Pekerjaan

Jumlah Total

(L + P)

L P

1. Pegawai Negeri Sipil 100 110 210 2. TNI/POLRI 5 3 8 3. Honorer 35 49 84 4. Petani 267 - 267 5. Nelayan 160 - 160 6. Peternak 20 100 120 7. Tukang Batu 40 - 40 8. Tukang Kayu 35 - 35 9. Buruh 35 - 35 10. Supir 10 - 10 11. Pensiun 10 5 15 12. Perbengkelan 5 - 5 Jumlah 720 269 989

(Sumber: Buku profil, Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Tahun 2016.)

Berdasarkan tabel di atas bahwa jumlah kartu keluarga yang ada di Kelurahan Pundata Baji itu sebanyak 1515 keluarga. Dan jumlah

(51)

pekerjaan berdasarkan tabel di atas bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) perempuan sebanyak 110 dan laki- laki 100 orang, TNI/ POLRI perempuan 3 orang dan laki-laki 5 oarang, Honorer perempuan 49 orang dan laki 35 orang, Petani laki 267 orang, Nelayan laki-laki 160 orang, Peternak perempuan 100 orang dan laki-laki-laki-laki 20 orang, Tukang Batu laki-laki 40 orang, Tukan Kayu laki-laki 35 orang, Buruh laki-laki 35 orang, Supir laki-laki 10 orang, Pensium perempuan 5 orang dan laki-laki 10 orang dan yang terakhir Perbenkelan laki-laki 5 orang. Terkhusus pada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan yakni sebanyak 160 jiwa dan bertempat tinggal di Kampung Maccini Baji. Kelurahan Pundata Baji memilki dua lingkungan yakni Lingkungan Pundata diantaranya itu yang termasuk dalam Lingkungan Pundata yakni Kampung Erasa, Pallabiang, Maricayya, Cambayya dan Pundata dan yang termasuk dalam Lingkungan Maccini Baji itu diantranya: Kampung Tamarunang, Empoa, Katojowa dan Kampung Maccini Baji.

Berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat dari segi pendidikan, kesehatan dan kehidupan ekonomi dapat dibedakan ke dalam 4 kelompok utama yaitu KPS (Keluarga Pra Sejahteraan), KS 1 (Keluarga Sejahtera), KS II (Keluarga Sejahtera), KS III (Keluarga Sejahtera).

(52)

e. Struktur Kepemimpinan Pemerintahan

Kelurahan Pundata Baji memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap kepentingan pelayanan masyarakat terutama berkaitan dengan pemerintahan, pembangunan desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Struktur kepemimpinan Kelurahan Pundata Baji dapat dilihat sebagai berikut:

Visi dan Misi: a) Visi

Kelurahan Pundata Baji maju, sejahtera, sehat, aman, trasparan dan demokrasi dengan berlandaskan nilai-nilai agama dan budaya lokal. Untuk dapat memperjelas arti dan makna yang terkandung pada Visi tersebut di atas, maka akan diuraikan sebagai berikut: Pundata Baji Maju, dimaksudkan:

i. Meningkatnya taraf hidup masyarakat.

ii. Meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat. iii. Semakin terampil dan semakin kreatifnya masyarakat. Sejahtera, dapat diartikan bahwa tersedianya lapangan kerja tetap bagi masyarakat yang dapat memberikan penghasilan yang layak dalam rangka pemenuhan kebutuhan kehidupan diri dan keluarganya. Sehat, dapat dimaknai bahwa:

i. Masyarakat memahami dan menyadari akan pentingnya perilaku hidup sehat.

(53)

ii. Tersedianya sarana olah raga dan kesehatan yang memadai.

iii. Terwujudnya lingkungan hidup yang bersih dan nyaman.

Aman, dapat berarti bahwa suasana kehidupan bermasyarakat yang tentram dan rukun serta masyarakat telah terbebas dari ancaman-ancaman pencurian yang dapat mengganggu konsentrasi masyarakat dalam menjalankan aktivitas kesehariannya.

Trasparan, dapat dimaknai bahwa segala proses pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan kelurahan dilakukan secara terbuka dengan pola pelibatan penuh masyarakat yakni mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan hingga pada proses evaluasi atau pertanggungjawaban desa.

Demokrasi, berarti bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang berorientasi pada pelaksanaan pembangunan desa secara adil dan merata dengan memposisikan masyarakat sebagai pelaku langsung dalam pembangunan dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.

Nilai-nilai Agama, dapat dimaknai bahwa setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah Kelurahan Pundata Baji dan masyarakat Kelurahan Pundata Baji dapat mencerminkan perilaku hidup terpuji sebagai perwujudan dan nilai nilai agama.

Budaya Lokal, dapat diartikan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat senantiasa kita untuk saling sipakainga (saling memberitahu kepada hah-hal

(54)

kebaikan), sipassiriki (menanamkan sifat malu pada orang lain), sikapaccei (bersyukur dan saling berusaha), sikamaseang (saling memupuk hubungan dengan kasih saying) dan assamaturu (bekerja, berusaha secara bersama-sama) agar tali persaudaraan tetap kokoh sehingga dapat menjadi kunci kesuksesan dalam membangun Kelurahan Pundata Baji yang kita cinta bersama

b) Misi

Pembangian Misi ke dalam bidang program i. Bidang pendidikan

Peningkatan kualitas mutu pendidikan masyarakat Kelurahan Pundata Baji baik formal maupun nonformal.

ii. Bidang tata pemerintahan dan tata kemasyarakatan

Peningkatan kapasitas tata pemerintahan dalam upaya mewujudkan tata kemasyarakatan yang sejahtera.

iii. Bidang kesehatan

Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat pedesaan dan lingkungan hidup sehat.

iv. Bidang ekonomi

Mendorong peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan melalui usaha industri rumah tangga, sektor pertanian, sektor perikanan dan peternakan.

(55)

v. Bidang sarana dan prasarana

Terlaksananya pembangunan sarana dan prasarana pedesaan yang berkualitas.

B. Pemberdayaan Nelayan Berbasis Program Kelompok Usaha Bersama Di Kabupaten Pangkep

Masyarakat Kelompok nelayan Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang yang tergabung dalam kelompok usaha bersama (KUBE) dimana kelompok ini merupakan target dari pemberdayaan yang dilakukan pemerintah.

Tabel. 2

Nama Masing-Masing Kelompok Usaha Bersama Sumber Laut Beserta Nama-Nama Ketua Kelompoknya

No. Nama Budidaya Kelompok Usaha Bersama

Nama Kelompok Usaha Bersama Nama Ketua Kelompok Jumlah Anggota Kelompok 1. Kelompok Pugar Minasa Baji A.Dg. Naba 22 Anggota 2. Kelompok Pugar Sekawan Jail 19 Anggota 3. Kelompok Pugar Pundata Baji Rusli HT 21 Anggota 4. Kelompok Perikanan An’nisa 1 Musawwir dg nai 20 Anggota 5. Kelompok Perikanan Bawang Lompoa Dg. Pata 10 Anggota 6. Kelompok Pertambakan Maccini 01 Musawwir 7 Anggota 7. Kelompok Pertambakan Mappedeceng Muh. Amir 8 Anggota 8. Kelompok Pertambakan Beru-Beru Haris 6 Anggota 9. Kelompok Rumput Laut Harapan 02 M.Said dg.nompo 10 Anggota

(56)

10. Kelompok Rumput Laut Tanjung Permai Dg. Pabi 10 Anggota (Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Pangkep)

a) Tahapan Pengusulan Bantuan Sosial Kelompok Usaha Bersama

1) Perorangan, masyarakat, atau lembaga kesejahteraan sosial dapat mengusulkan proposal ke Dinas Sosial Kabupaten/Kota melalui Kepala Desa;

2) Dinas Sosial Kabupaten/Kota melakukan verifikasi dan validasi calon penerima KUBE sesuai Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu (DTPFMOTM);

3) Dinas Sosial Kabupaten/Kota mengusulkan proposal kepada Menteri Sosial melalui Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah I dengan tembusan disampaikan ke Kepala Dinas Sosial Provinsi;

4) Direktorat Penanganan Fakir Miskin Wilayah I melakukan verifikasi dan validasi atas usulan proposal Dinas Sosial Kabupaten/Kota; 5) Direktur Penanganan Fakir Miskin Wilayah I menetapkan lokasi dan

penerima KUBE;

6) Hasil penetapan lokasi dan penerima KUBE disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten/Kota;

7) Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) KUBE.

(57)

Tabel 3

Anggota Kelompok KUBE yang terima bantuan 2019 No. Jenis Kegiatan Nama Kelompok Usaha Bersama Nama Ketua Kelompok Jumlah Anggota Kelompok Jumlah Dana Anggota Kelompok

1. Pugar Minasa Baji A.Dg. Naba 22 Anggota Rp. 44.000.000

2. Pugar Sekawan Jail 19 Anggota Rp. 38.000.000

3. Pugar Pundata Baji Rusli HT 21 Anggota Rp. 42.000.000

4. Perikanan An’nisa 1 Musawwir dg nai 20 Anggota Rp. 40.000.000

5. Perikanan Bawang Lompoa Dg. Pata 10 Anggota Rp. 20.000.000

6. Pertambakan Maccini 01 Musawwir 7 Anggota Rp. 14.000.000

7. Pertambakan Mappedeceng Muh. Amir 8 Anggota Rp. 16.000.000

8. Pertambakan Beru-Beru Haris 6 Anggota Rp. 12.000.000

9. Rumput Laut Harapan 02 M.Said dg.nompo 10 Anggota Rp. 20.000.000

10. Rumput Laut Tanjung Permai Dg. Pabi 10 Anggota Rp. 20.000.000

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Pangkep

b. Syarat Kelompok Usaha Bersama

1. Rumah Tangga Miskin yang terdaftar dalam Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu (DTPFMOTM);

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Pikir  F.  Fokus Penelitian
Gambar 4.2 Penyuluhan Budi Daya Perikanan
Gambar 4.3 Pelatihan Budidaya Perikanan
Gambar 4.4 Pelatihan Penangkapan Ikan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Langkah pertama dalam penatalaksanaan interaksi obat adalah waspada terhadap pasien yang memperoleh obat-obatan yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat lain. Langkah

Dari hasil telaah jurnal dan teori yang ada dapat dilihat bahwa ada keterkaitan diantaranya, didapatkan pula bahwa stunting memiliki korelasi terhadap prestasi

Gambar 3.1 Diagram Fungsional Cara Kerja Konveyor Dari diagram fungsional dapat dilihat bahwa pada alat ini menggunakan tiga sensor inframerah yang disusun secara

Pu)i syukur kehadirat A..A, '8-* karena atas perkenanNya lah laporan ker)a praktek den#an )udul 9an%an# !an#un 8esite ;orum Komunikasi Perantau Pesisir

Unsur unsur yang terletak dalam satu golongan adalah unsur unsur yang memiliki elektron valensi yang sama.. P

Grafik hasil perhitungan parameter kamera: dengan seleksi , crossover dan tanpa mutasi.. Hasil

Pada bab ini, penulis akan membahas metode dan teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu mencakup pembahasan mengenai definisi operasional,

Penggunaan algoritma SIFT untuk melakukan pencocokan citra terpolarisasi yang cenderung memiliki perbedaan iluminasi yang tinggi dan terdapatnya gangguan noise dapat mencapai titik