• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013."

Copied!
225
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok

Tahun Ajaran 2012/2013 Oleh:

Fransisca Ajeng Lestari 091134053

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok, untuk mata pelajaran IPS semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada materi koperasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi koperasi menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes tertulis, observasi, dan wawancara. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, dan Soal Evaluasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. Kondisi awal pada rata-rata skor minat siswa sebelum dikenai tindakan adalah 38,12. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 66,54. Sedangkan pada siklus II rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 75,95. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 adalah 65,37 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 44%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 75,95 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 83,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 80%.

Kata kunci: minat, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif metode

(2)

ABSTRACT

Increased Interest and Achievement Through Social Learning Models Cooperative Learning Jigsaw Method In Elementary School fourth grade

students Kalongan Depok Academic Year 2012/2013 by:

Fransisca Ajeng Lestari NIM. 091134053

The purpose of this research is to increase interest and student achievement Elementary School fourth grade Kalongan Depok, for social studies, 2nd semester school year 2012/2013 the cooperative material using cooperative learning jigsaw method.

This current study is a classroom action research (PTK). The the subject of the research is twenty students of the fourth grade of SD Negeri Kalongan Depok during the school year of 2012/2013. The goal of the study is to increase the students’ interest and achievement of the social studies materials using the cooperative model of cooperative learning jigsaw method. The study was conducted in two cycles and each cycle has four phases including planning, implementation, observation, and reflection. The techniques used in collecting the data are written tests, observation, and interviews. The instruments used in this study are the Lesson Plan (RPP), the Student Worksheet (LKS), Observation Sheet, Interview Guide, and Problem Evaluation. The technique used to analyze the data is descriptive quantitative analysis.

The result of the study indicates that the use of cooperative learning model jigsaw method can improve the interest and achievement of the fourth grade elementary school students of Kalongan Depok in the school year of 2012/2013. The students' average score before the treatment is 38.12. After the treatment in the first cycle, the students’ average score increases to 66.54. In the second cycle the students’ average score increases to 75.95. The study shows that before applying the cooperative learning jigsaw method the average score of the fourth grade students of the school year 2012/2013 is 65.37 with 44 % of students who reach the passing grade or KKM . After the treatment of the first cycle, the students’ average score becomes 75,95, with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 60 %. In the second cycle, the the students’ average score is 83.05 with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 80%.

(3)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODEJIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

Disusun Oleh :

FRANSISCA AJENG LESTARI 091134053

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

(Rusmawan, S.Pd.,M.Pd) Tanggal, 28 November 2013

Pembimbing II

(6)

iii SKRIPSI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK

TAHUN AJARAN 2012/2013

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Fransisca Ajeng Lestari

NIM : 091134053

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada Tanggal, 16 Desember 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji : Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A ... Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A. Ed.D ...

Anggota 1 : Rusmawan, S.Pd. M.Pd ... Anggota 2 : Theresia Yunia S, S.Pd., M.Hum ... Anggota 3 : Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd ...

Yogyakarta, 31 Desember 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberkati, membimbing dan melindungiku

Eyangku tercinta R.Ngt. Sesilia Handariyah yang senantiasa mendoakanku Kedua Orangtuaku tercinta (Alm) Fx. Panghiutan Sibarani & Chr. Dewi Anggraini, B.A yang selalu mendoakan, memberi semangat dan cintanya

My Lovely Iskandar Widitya Yoga, atas cinta, doa dan supportnya Keluarga Besar Sibarani dan Keluarga Besar Soeardjo yang senantiasa

mendoakan dan memberikan semangat

Budhe Ninik, Mb Sari, Frater Joko, Budhe Eko, Budhe Retno, Pakdhe Heru Sahabatku (BSF); Lius, Angela, Novita, Natalia, Juliani, Riski, dan Grace

(8)

v MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk haritua

(Aritoteles)

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu

akan mendapat; Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu

(Lukas : 11:9)

Apa saja kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya”

(matius: 21:22)

Tidak ada rahasia dari kesuksesan. Kesuksean merupakan hasil dari persiapan,

kerja keras, dan belajar dari kegagalan

(Colin Powell)

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Desember 2013 Yang menyatakan,

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Fransisca Ajeng Lestari NIM : 091134053

Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KALONGAN DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013”

Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengaihkan dengan bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataanini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 16 Desember 2013 Yang menyatakan,

(11)

viii ABSTRAK

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok

Tahun Ajaran 2012/2013 Oleh:

Fransisca Ajeng Lestari 091134053

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok, untuk mata pelajaran IPS semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada materi koperasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi koperasi menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes tertulis, observasi, dan wawancara. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, dan Soal Evaluasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. Kondisi awal pada rata-rata skor minat siswa sebelum dikenai tindakan adalah 38,12. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 66,54. Sedangkan pada siklus II rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 75,95. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 adalah 65,37 dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 44%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi75,95 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 83,05 dengan persentase siswa yang mencapai KKM 80%.

(12)

ix ABSTRACT

Increased Interest and Achievement Through Social Learning Models Cooperative Learning Jigsaw Method In Elementary School fourth grade

students Kalongan Depok Academic Year 2012/2013 by:

FransiscaAjengLestari NIM. 091134053

The purpose of this research is to increase interest and student achievement Elementary School fourth grade Kalongan Depok, for social studies, 2nd semester school year 2012/2013 the cooperative material using cooperative learning jigsaw method.

This current study is a Classroom Action Research (PTK). The the subject of the research is twenty students of the fourth grade of SD Negeri Kalongan Depok during the school year of 2012/2013. The goal of the study is to increase the students’ interest and achievement of the social studies materials using the cooperative model of cooperative learning jigsaw method. The study was conducted in two cycles and each cycle has four phases including planning, implementation, observation, and reflection. The techniques used in collecting the data are written tests, observation, and interviews. The instruments used in this study are the Lesson Plan (RPP), the Student Worksheet (LKS), Observation Sheet, Interview Guide, and Problem Evaluation. The technique used to analyze the data is descriptive quantitative analysis.

The result of the study indicates that the use of cooperative learning model jigsaw method can improve the interest and achievement of the fourth grade elementary school students of Kalongan Depok in the school year of 2012/2013. The students'average score before the treatment is 38.12. After the treatment in the first cycle, the students’average score increases to 66.54. In the second cycle the

students’ average score increases to 75.95. The study shows that before applying the cooperative learning jigsaw method the average score of the fourth grade students of the school year 2012/2013 is 65.37 with 44 % of students who reach the passing grade or KKM. After the treatment of the first cycle, the students’average score becomes 75,95, with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 60 %. In the second cycle, the the students’average score is 83.05 with the percentage of students who reach the passing grade or KKM is 80%.

(13)

x

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmatNya sehingga skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok Tahun Ajaran 2012/2013” dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga penulisan skripsi dapat berjalan lancar;

4. Ibu Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritikan yang berguna bagi penelitian ini;

(14)

xi

6. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu, wawasan, dan pengalamannya yang sangat bermanfaat kepada penulis selama ini.

7. Sekretariat PGSD USD yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan keperluan sebelum dan sesudah ujian skripsi.

8. Mama dan (alm) Papa tercinta, serta keluarga besarku, terima kasih atas dukungan doa, kesabaran, semangat dan nasehat yang telah diberikan. 9. Eyang Ndar, terimakasih atas doa restunya dan nasehat yang telah

diberikan.

10.Iskandar Widitya Yoga kekasihku terima kasih atas kesabaran, doa, dorongan semangat dan bantuannya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

11.Frater Joko, terima kasih atas doa, nasehat dan semangat yang menguatkanku hingga terselesaikan penulisan skripsi ini

12.Sahabat-sahabatku terkasih Lius, Angela, Natalia, Novita, Juliani, Grace dan Riski, yang selalu mendukung, mengisi, dan menguatkan.

13.Teman-teman seperjuanganku di PGSD’09 Kelas A

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 16 Desember 2013 Penulis

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Minat Belajar ... 9

2. Prestasi Belajar ... 22

3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 27

4. Metode Jigsaw ... 30

5. Mata Pelajaran IPS ... 33

(16)

xiii

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Hipotesis Tindakan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian ... 41

B. Setting Penelitian ... 42

1. Tempat Penelitian ... 42

2. Subjek Penelitian ... 43

3. Objek Penelitian ... 43

4. Waktu Penelitian ... 43

C. Prosedur Penelitian ... 44

D. Rancangan Penelitian ... 45

1. Persiapan ... 45

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 47

E. Instrumen Pengambilan Data ... 51

F. Validitas dan Reliabilitas ... 57

G. Teknik Analisis Data... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Hasil Penelitian ... 67

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 67

2. Hasil Minat ... 77

3. Hasil Prestasi Belajar ... 78

B. Pembahasan ... 79

1. Penerapan Minat dan Prestasi Belajar ... 79

2. Minat Siswa ... 92

3. Prestasi Belajar ... 95

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Minat ... 52

Tabel 3.3 Pedoman Skoring Angket ... 52

Tabel 3.4 Panduan Wawancara Siswa ... 53

Tabel 3.5 Panduan Wawancara Guru ... 53

Tabel 3.6 Indikator Aspek Afektif ... 54

Tabel 3.7 Indikator Aspek Psikomotorik ... 54

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Tertulis ... 56

Tabel 3.9 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 59

Tabel 3.10 Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran ... 60

Tabel 3.11 Koefisien Korelasi ... 62

Tabel 3.12 Kriteria Keberhasilan Minat Siswa dan Prestasi Belajar ... 65

Tabel 4.1 Hasil Peningkatan Minat Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok ... 94

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 37

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ... 40

Gambar 3.2 Bagian Prosedur Penelitian ... 44

Gambar 4.1 Guru membagi siswa kedalam kelompok asal ... 81

Gambar 4.2 Siswa berdiskusi dengan kelompok ahli ... 81

Gambar 4.3 Guru memberikan penjelasan mengenai materi siklus I ... 82

Gambar 4.4 Guru membagi materi kedalam kelompok asal ... 83

Gambar 4.5 Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli ... 83

Gambar 4.6 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi ... 84

Gambar 4.7 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I ... 84

Gambar 4.8 Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pertemuan pertama dan kedua pada siklus I ... 85

Gambar 4.9 Guru memberikan penjelasan mengenai materi siklus II ... 86

Gambar 4.10 Guru membagi siswa kedalam kelompok asal ... 87

Gambar 4.11 Siswa berdiskusi dengan kelompok ahli ... 87

Gambar 4.12 Siswa membuat struktur bagan organisasi koperasi ... 87

Gambar 4.13 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi ... 88

Gambar 4.14 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab ... 88

Gambar 4.15 Siswa mengerjakan lembar kerja siswa ... 89

Gambar 4.16 Siswa berdiskusi dengan kelompok asal ... 89

Gambar 4.17 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II ... 90

(19)

xvi

Gambar 4.19 Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas IV

SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 ... 95 Gambar 4.20 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa Kelas IV

SD Negeri Kalongan Depok ... 98 Gambar 4.21 Persentase Pencapaian KKM Siswa Kelas IV

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 108

Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 112

Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 116

Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 120

Lampiran 2. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 124

Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 128

Lampiran 3. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 131

Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 135

Lampiran 3. LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 137

Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I ... 139

Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus II ... 142

Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 1 ... 145

Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus I Pertemuan 2 ... 150

Lampiran 5. Bahan Ajar Siklus II Pertemuan 1 ... 156

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Afektif ... 160

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Psikomotorik ... 162

Lampiran 7. Validasi Instrumen Soal Siklus I ... 163

Lampiran 7. Validasi Instrumen Soal Siklus II ... 164

Lampiran 8. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 165

Lampiran 9. Skor Hasil Pengamatan Minat Awal ... 168

Lampiran 9. Skor Hasil Pengamatan Minat Siklus I ... 170

(21)

xviii

Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Kondisi Awal ... 174

Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Siklus I ... 175

Lampiran 10. Nilai Prestasi Siswa Siklus II ... 176

Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Ganjil-Genap Siklus I ... 177

Lampiran 11. Tabel Pengolahan Siklus I ... 179

Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Ganjil-Genap Siklus II ... 181

Lampiran 11. Tabel Pengolahan Siklus II ... 183

Lampiran 12. Hasil Kerja Siswa ... 185

Lampiran 13. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 200

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian dari Kampus ... 202

Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD ... 203

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin menuntut lembaga pendidikan untuk dapat lebih menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna mengingkatkan mutu dan kualitas pendidikan (Isjoni, 2009:7). Salah satu faktor utama yang menentukan mutu dan kualitas pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik atau siswa di kelas melalui proses pembelajaran. Ditangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill (keahlian), kematangan emosional, moral maupun spiritual (Kusnandar, 2008:40). “Guru dikatakan

sebagai jabatan dan pekerja profesional”. Kalimat ini sudah seringkali didengar

dan diucapkan, tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dirasakan, dinilai, diamati, dari situasi kelas, hasil belajar siswa, dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Ukuran yang mudah untuk mengukur keprofesionalan guru adalah jika kelas yang diajar menjadi

“surganya siswa untuk belajar”, atau “kehadiran guru sebagai pengajar selalu

(23)

Sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siwanya. Menurut Degeng (1998: 1-2), daya tarik suatu mata pelajaran atau pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu tugas profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadi menarik yang dirasakan sulit menjadi mudah dan yang tadinya tak bermakna menjadi bermakna

(24)

sehingga tampak kebosanan dalam diri siswa ketika mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas.Dari hasil wawancara dengan guru kelas, diketahui bahwa gurutidak memahami macam-macam model pembelajaran, sehingga guru mengalami kendala jika menerapkan model pembelajaran yang inovatif di kelas. Berkenaan dengan minat, siswa kelas IV tidak terlihat minat dalam proses pembelajaran IPS ketika proses pembelajaran di kelashal ini berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan minat siswa pada kondisi awal dengan rata-rata minat 38,12 dari 27 siswa. Hal ini dibuktikan dengan ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran IPS, seperti siswa hanya diam saja, bergurau dengan teman, mengantuk, dll sehingga siswa terlihat pasif. Selain itu, dalam wawancara peneliti memperoleh informasi berupa data prestasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPS semester II khususnya Kompetensi Dasar (KD)2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lulus dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 hanya 44% dari 27 siswa dan hanya 12 siswa yang lulus KKM.

Melihat permasalahan tersebut di atas dan untuk mengoptimalkan minat dan prestasi belajar siswa diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk dapat diterapkan guna mengatasi hal tersebut. Metode pembelajaran ceramah yang selama ini digunakan harus diubah dengan model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk menumbuhkan minat belajar dalam pembelajaran, misalnya dengan model pembelajaran kooperatif.

(25)

bersama. Model pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajarannya dengan mudah karena siswa lebih mudah memahami penjelasan dari temannya dibandingkan penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran merasa lebih sejalan dan sepadan.

Salah satu metode dalam model pembelajaran kooperatif adalah metodejigsaw. Dalam pembelajaran ini siswa di bagi dalam kelompok-kelompok heterogen untuk kemudian siswa dapat menempatkan diri pada kelompok ahli yang akan mengerjakan tugas yang harus dibahas, setelah itu kembali ke kelompoknya dan bertanggung jawab kepada kelompok akan tugas yang dikerjakan sehingga kelompok menjadi mengerti sehingga siswa yang tidak tahu menjadi tahu.

Sejalan dengan hal tersebut, model pembelajaran kooperatif metodejigsaw diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran di SDNegeri Kalongan Depok khususnya dalam mata pelajaran IPS kelas IV. Sehingga siswa diharapkan dapat menggali potensi dan pengalamannya dalam meningkatkan belajarnya di sekolah.

B.Batasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan agar dalam penelitian tidak mengalami penafiran yang berbeda dan tidak menyimpang dari masalah yang ada, maka peneliti membatasi pengertian sebagai berikut:

(26)

2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw

3. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013.

4. Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. C.Rumusan Masalah

Sejalan denganlatar belakangyang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dalam meningkatan minat dan prestasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(27)

kelompok ahli sesuai materi yang didapatkan, setelah itu siswa kembali ke kelompok asal dan mensharingkan apa yang telah ia dapatkan dan perwakilan kelompok mempresentasiikan hasil dikusi dari kelompok asal. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif

metode jigsaw dapat meningkatkan minat siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok semester genap tahun ajaran 2012/2013.

E.Manfaat Penelitian

Berikut adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok

Mendapatkan pengalaman yang baru dalam mempelajari materi koperasi siswa kelas IV SDNegeri Kalongan Depok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw.

2. Bagi Guru

(28)

3. Bagi Sekolah

Dapat menambah sumber bacaan dan referensi yang ada di sekolah dan dapat meningkatkan wawasan tentang model pembelajaran metodejigsaw. 4. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dalam pembelajaran IPS. Sehingga dapat lebih memahami model pembelajaran kooperatif metodejigsaw dan kelak dapat menerapkan model tersebut dengan lebih baik.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi pengertian sebagai berikut:

1. Minat belajar adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu dan mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu yang diukur menggunkan angket minat dengan indikator minat yaitu (1) ekspresi perasaan senang, (2) perhatian dalam belajar, (3) kemauan untuk pengembangan diri, dan (4) keterlibatan siswa dalam pelajaran.

2. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes setelah memenuhi tiga aspek, yaitu: (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik

(29)

4. Model pembelajaran kooperatif metodejigsawmerupakan model pembelajaran yang berusaha menyatukan berbagai informasi atau konsep atau bagian materi yang terbesar secara acak sehingga menjadi satu kesatuan informasi atau konsep atau materi yang dapat dipahami secara utuh.

(30)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Dalam landasan teori ini akan dijelaskan mengenaivariabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu penjelasan mengenai minat, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif, metode jigsaw, dan mata pelajaran IPS.

A.Kajian Pustaka 1. Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang minat pun berkurang (Hurlock, 1995: 114).

Sardiman A. M (1988:76) berpendapat bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Sedangkan I. L. Pasaribu dan Simanjuntak (1983: 125) mengartikan minat sebagai suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menariknya.

(31)

perasaan senang atau tidak senang dan tertarik atau tidak tertarik terhadap mata pelajaran tertentu yang mempengaruhiprestasi belajar siswa. Perasaan tidak senang dapat menghambat dalam belajar, karena tidak melahirkan sikap positif dan tidak menunjang minat belajar.

Minat adalah sangat penting dalam pendidikan. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

b. Ciri-ciri Minat

Menurut Hurlock (1995:117) ada tujuh ciri-ciri minat belajar siswa, yaitu:

(32)

2) Minat bergantung pada kesiapan belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola.

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar

terbatas pada rumah minat mereka “tumbuh dari minat.” Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

4) Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmauan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya

(33)

diberikesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

6) Minat berbobot emosional

Bobot emosional aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.

7) Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya, minat anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian dibidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan sebagai gengsi di dunia usaha.

(34)

Oleh karena itu, menurut Hurlock (1978:117) ada beberapa cara menemukan minat anak yaitu:

1) Pengamatan kegiatan

Dengan mengamati mainan anak dan benda-benda yang mereka beli, kumpulkan atau gunakan dalam aktivitas yang ada unsur spontanitas, kita dapat memperoleh petunjuk mengenai minat mereka.

2) Pertanyaan

Bila anak terus menerus bertanya mengenai sesuatu, minatnya pada hal tersebut lebih besar daripada minatnya pada hal yang hanya seklai-kali ditanyakan

3) Pokok Pembicaraan

Apa yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut.

4) Membaca

Bila anak-anak bebas memilih buku untuk dibaca atau dibacakan, anak yang yang membahas topik yang menarik minatnya.

5) Menggambar Spontan

(35)

6) Keinginan

Bila ditanya apa yang diinginkan bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka ingini kebanyakan anak dengan jujur akan menyebutkan hal-hal yang paling diminati.

7) Laporan mengenai apa saja yang diminati

Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau lebih yang paling diminati, anak-anak menunjukkan minat yang telah terbentuk, yang memberi petunjuk tentang hal-hal yang memberi mereka kepuasan.

c. Cara Mengukur Minat

Nurkancana (1983:225-226) mengemukakan beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak diantaranya:

1) Untuk meningkatkan minat anak-anak

Setiap guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan minat anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam pekerjaanya mengajar.

2) Memelihara minat yang baru timbul

(36)

minat terhadap aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut.

3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yag tidak baik

Oleh karena sekolah adalah lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek idela agar anak-anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang baik dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik.

4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.

Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti, tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain.

(37)

1) Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar. Jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

2) Wawancara

Wawancara baik digunakan untuk mengukur minat anak-anak, sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan wawancara ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal (informal approach), sehingga percakapan akan dapat berlangsung dengan lebih bebas. Misalnya dalam percakapan sehari-hari di luar jam pelajaran, dengan mengadakan kunjungan rumah dan sebaginya.

Guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa hobinya, perjalanan–perjalanan/tamasya yang berkesan dihatinya, pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa yang disenangi, program radio yang disenangi, film jenis apa yang digemari, dan sebagainya.

3) Kuesioner atau angket

(38)

apabila dibandingkan dengan interview dan observasi, kuesioner atau angket jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan dalam interview.

Jadi dalam kuesioner atau angket guru dapat menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan anak di luar sekolah, permainan yang disenangi, bacaan yang menarik hatinya, dan sebagainya. Perbedaanya dengan interview ialah bahwa interview dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak, sedang kuesioner atau angket dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.

4) Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran/penilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya ialah dalam kuisioner respon dan menilis jawaban-jawab relatif panjang terhadap sejumlah pertanyaan, sedangkan pada inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi nomor atau tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.

d. Unsur-unsur Minat 1) Perhatian

(39)

belajar. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dn prestasinyapun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang diajarkannya.

Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Oleh karena itu seorang siswa yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha keras untu memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

2) Perasaan

Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf. 3) Motif

Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yan mendorongnya. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seeorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia (siswa) akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu.

(40)

yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus bisa membangkitkan minat anak didik, sehingga anak didik yang pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar.

Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi, motivasi merupakan dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga ia berminat terhadap suatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar.

e. Indikator Minat

Padaumumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Salah satu cara untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau obyek yang disenanginya.

(41)

(Slameto,1988:180). Selain itu, Djamarah (2008:166-167) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui:

1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya, 2) Pertisipasi aktif dalam suatu kegiatan, dan

3) Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari bagaimana minatnya dalam melakukan aktivitas mereka senangi, ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan perhatian yang mereka berikan. Dengan demikian, indikator minat yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah:

a) Perasaan senang

b) Kemauan untuk mengembangkan diri c) Perhatian dalam belajar

d) Keterlibatan siswa dalam belajar

f. Fungsi Minat dalam Belajar

(42)

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita

Sebagai contoh anak yang berminat pada pelajaran olahraga, maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedangkan anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi seorang dokter.

2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya tangkap mereka, karena dipengaruhi oleh intensitas minat mereka.

4) Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa keputusan.

(43)

Dalam hal ini, minat sangat berhubungan dengan pemusatan perhatian, karena minat mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang.

Jadi minat belajar merupakan keinginan yang besar terhadap sesuatu dan mempengaruhi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu yang diukur menggunkan angket minat dengan indikator minat yaitu (1) ekspresi perasaan senang, (2) perhatian dalam belajar, (3) kemauan untuk pengembangan diri, dan (4) keterlibatan siswa dalam pelajaran.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi

(44)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah usaha yang dapat diukur secara langsung menggunakan tes.

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan (Hilgard dalam Pasaribu, 1983: 220). Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan oleh obat-obatan.

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalm setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungna rumah atau keluarganya sendiri (Muhibin, 1995: 5).

(45)

c. Unsur-unsur Belajar

Hariyanto dan Suyono (2011: 127) mengemukakan unsur-unsur belajar antara lain :

1) Tujuan belajar yaitu membentuk makna. Makna diciptakan para pembelajaran dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna dipengaruhi oleh pengertian terdahulu yang telah dimiliki siswa.

2) Proses belajar yaitu proses konstruksi makna yang berlangsung terus menerus, setiap kali berhadapan dengan fenomena atau pengalaman baru diadakan rekonstruksi, baik secara kuat atau lemah.

3) Hasil belajar belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.

d. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. (Winkel, 1987: 36) mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek, yaitu:

1) Aspek kognitif

(46)

2) Apek afektif

Melalui aspek afektif dapat belajar menghayati nilai dari objek-objek yang dihadapi melalui alam, entah objek-objek itu berupa orang, benda atau kejadian, dan dapat mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar. Yang termasuk dalam aspek afektif yaitu penerimaan, memberi respon, penilaian, organisasi dan mempribadikan nilai.

3) Aspek psikomotorik

Melalui aspek pikomotorik dapat belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia itu sendiri. Yang termasuk dalam aspek psikomotorik yaitu respon terbimbing, penciptaan, respon kompleks, respon mekanis, dan penyesuaian atau kemahiran.

Dengan demikian prestasi belajaradalah hasil belajar yang telah dicapai meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap individu belajar dan menginginkan hasil yang baik, sehingga individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasi belajar berhasil dengan baik.

(47)

e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang sangat menunjuang keberhasilan siswa dalam melakuan kegiatan belajar (Muhibbin Syah, 1995: 153). Jadi untuk menghasilkan siswa berprestasi, seorang pendidik harus mampu mensinergikan kedua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

a) Bakat, merupakan dasar yang dibawa sejak lahir.

b) Kecerdasan, yaitu kesempurnaan perkembangan akal budi seperti kepandaian dan ketajaman pikiran.

c) Minat, yaitu ketertarikan siswa pada suatu obyek yang relatif menetap dan mengandung unsur senang.

d) Motivasi, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

2) Faktor Eksternal

(48)

prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal. Faktor eksternal antara lain:

a) Kualitas guru dalam penguasaan materi,

b) Model pembeljaran yang digunakan dalam mengajar, c) Fasilitas mengajar, misalnya media dan alat peraga, dan d) Lingkungan yang mendukung dan sebagainya.

Jadi, prestasi belajar merupakan hasil belajar akademik siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran setelah melakukan kegiatan belajar yang diukur dengan menggunakan tes setelah melalui tiga aspek, yaitu: (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan belajar mendasarkan pada suatu ide, bahwa siswa bekerjasama dalam belajar kelompok dan masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik (Suyatno, 2009: 15). Pembelajaran kooperatif menekankan kerjasama antar siswa dalam kelompok.

b. Unsur-usur Model Pembelajaran Kooperatif

(49)

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau

berenang bersama”.

2) Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3) Para siswa harus berpandangan berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.

4) Para siswa harus berbagi tugas dan tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompok.

5) Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. 6) Para siswa berbagai kepimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

7) Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Roger dan David Roger dan David Johnson dalam Lie (2002:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, empat unsur model pembelajarangotong-royong harus diterapkan. Empat unsur tersebut adalah:

(50)

2) Tanggung jawab perseorangan, keberhasilan belajar kelompok ditentukan oleh banyak sedikitnya sumbangan dari setiap anggota kelompok oleh karena itu setiap anggota bertanggung jawab untuk menguasai materi pembelajaran.

3) Tatap muka, interaksi antar anggota kelompok memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan memberikan masukan masing-masing anggota kelompok.

4) Evaluasi proses kelompok, evaluasi proses kerja kelompok memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena dapat memberikan kritik dan masukan kepada teman anggota kelompoknya.

c. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif yaitu pencapaian hasil belajar penerimaan terhadap perbedaan individu, pengembangan keterampilansosial. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif (Asma Nur, 2006: 12-14), adalah:

1) Pencapaian hasil belajar

(51)

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siwa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuuk bekerja saling bergantungan satu sama lain atas tugas-tugas bersama.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan utuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat dan berorganisasi.

Jadi, model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam kelompok tersebut siswa saling bertukar ide dan berdiskusi untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.

4. MetodeJigsaw

Jigsaw dianggap sebagai metode dalam penelitian sebagai berikut:

a. Pengertian Metode

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara

(52)

metode berasal dari kata “met” dan “hodes” yang berarti melalui. Sedangkan metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga dua hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif. Kebenaran tersebut merupakan tujuan, ementara metode itu adalah cara. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, metode dapat diartikan pula sebagai prosedur atau rangkaian cara yang secara sistematis dalam menggali kebenaran ilmiah.

b. Metode Jigsaw

Metode jigsaw merupakan suatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang memperoleh tugas yang sama dikumpulka menjadi satu dan membahas tugas tersebut. Tiap anggota yang telah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil pembahasan, sehingga kelompok pembahas kembali ke kelompok semula dengan membawa berbagai permasalahan yang berbeda untuk disampaikan kepada teman sejawat dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif metode jigsaw (Asma Nur, 2006: 51) yaitu:

(53)

3) Setiap kelompok terdiri dari siswa yang berbeda kemampuannya, dan 4) Bahan atau materi dibangun menjadi beberapa bagian sesuai dengan

jumlah anggota kelompok.

Dalam hal ini, jigsaw dianggap sebagai metode, karena metode merupakan suatu jalan yang dilalui untuk mencapai uatu tujuan.

Jigsaw merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang

memiliki kesamaan dengan teknis “pertukaran dari kelompok ke

kelompok lain” (group to group exchange) dengan suatu perbedaan

pentig yaitu setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.

c. Keunggulan Metode Jigsaw

Metodejigsaw memiliki beberapa keunggulan untuk meningkatkan atau mengembangkan potensi diri siswa. Purnomo, dkk (2008:372-373) keunggulan metodejigsaw dibanding metode-metode lain, yaitu:

1) Dapat menambah kepercayaan siswa akan kemampuan berpikir kritis.

2) Setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya.

3) Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah. 4) Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga

(54)

Pada penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa keunggulan metodejigsaw sangat efisien dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi, sosial dan tanggung jawab pada diri siswa terhadap tugas-tugasnya.

Jadi, metode jigsawmerupakansuatu pembelajaran kooperatif dimana dalam proses pembelajaran setiap siswa dalam kelompok disilang dan memperoleh tugas yang berbeda. Anggota kelompok yang memperoleh tugas yang sama dikumpulka menjadi satu dan membahas tugas tersebut. Tiap anggota yang telah selesai mengerjakan harus kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil pembahasan, sehingga kelompok pembahas kembali ke kelompok semula dengan membawa berbagai permasalahan yang berbeda untuk disampaikan kepada teman sejawat dalam kelompok

5. Mata Pelajaran IPS a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bidang kajian yang mempelajari politik, ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang (Maxim dalam Rismiati, 2008: 16).

(55)

Pendidikan IPS berusaha membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi seseorang sehingga menjadikan orang tersebut semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya, sehingga pengajaran IPS tidak hanya ditekankan pada teori saja tetapi memerlukan penerapan dalam kehidupan sehari-hari seperti hidup bermasyarakat dan berhubungan sosial lainnya.

b. Tujuan IPS

Banyak para ahli mengungkapkan mengenai tujuan pembelajaran IPS, mereka sering mengkaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan. Pendidikan IPS bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat (Gross dalam Etin, 2007: 14).

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(56)

lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Etin S. dan Raharjo, 2007:15).

Bertolak dari definisi di atas secara umum, dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupaya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Jadi pelajaran IPS adalah bidang kajian yang mempelajari politik, ekonomi, budaya dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

B.Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siskandar (2009, Vol. No.178)dengan judul “Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa”ditemukan bahwa

cooperative learning sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil

(57)

Penelitian yang dilakukan oleh Ismajanti dan Huni Abdullah (2012, Vol 10, No.1) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

Siswa Sekolah Dasar”ditemukan bahwa kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV pada mata pelajaran PKn pada semester 2011-2012. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa pada siklus I 60,97 siklus II 64,72 siklus III 89,58. Hasil menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdapat meningkatkan dan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Nurhaeni (2011: Vol 12, No.1)

dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IX SMPN 43

(58)

Dari hasil penelitian di atas, peneliti mencoba menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw peneliti mencoba untuk meningkatkan minat belajar siswa.

[image:58.595.102.496.179.724.2]

Berikut ini secara ringkas akan disajikan kerangka penelitian yang dilakukan.

Gambar 2.1 Literatur map penelitian yang relevan

Pembelajaran Kooperatif

Minat dan Prestasi Belajar

Kooperatif metode jigsaw

Siskandar “Keefektifan Pendekatan

Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Mahasiswa”

Ismajanti dan Husni Abdullah “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Siswa

Sekolah Dasar”

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kalongan Depok Tahun Ajaran 2012/2013

Yuni Nurhaeni “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

(59)

C.Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS bukanlah proses untuk memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi merupakan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Minat dan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu kunci keberhasilan pembelajaran yang berlangsung. Tanpa adanya minat belajar siswa, maka tujuan pembelajaran IPS yang sudah direncanakan akan sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, perlu adanya upaya peningkatan kualitas pendidikan yang diawali dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran yang merupakan kegiatan utama di skolah. Salah satu upaya yang dapat ditempuh yaitu dengan mengembangkan pembelajaran yang pada menekankan interaksi dengan teman sebaya.

(60)

Dengan demikian, setiap siswa dapat saling menjadi sumber belajar bagi siswa yang lain. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dalam bentuk kelompok, setiap anggota memiliki tanggung jawab yang besar baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap kelompoknya. Setiap siswa mempunyai kewajiban untuk mengolah semua informasi yang ia terima dari kelompok ahli sehingga menjadi satu pengetahuan yang akan ia sampaikan kepada teman satu kelompok asalnya. Dengan demikian, setiap siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam diskusi dan berkomunikasi sehingga tujuan kelompok tercapai. Pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw ini diharapkan dapat membuat semua siswa terlibat (minat belajar siswa) dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa SDNegeri Kalongan Depok.

D.Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

(61)

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode jigsawdalam meningkatakan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 dengan memberikan lembar angket siswa, wawancara.

(62)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, rancangan penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

A.Jenis Penelitian

[image:62.595.108.514.300.710.2]

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang masih termasuk dalam rumpun kualitatif. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (2001: 63-65), penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses berdaur atau siklus. Siklus tersebut secara umum dapat digambarkan dalam bagan seperti berikut, adalah:

Gambar 3.1

Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart (2001)

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENGAMATAN REFLEKSI

Menyimpulkan Hasil Penelitian

PENGAMATAN PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I

(63)

Model Kemmis dan Taggart dalam (Kasbolah 2001: 63-65) mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin yang disesuaikan dengan berbagai pertimbangan. Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali merupakan suatu persiapan pemecahan permasalahan sehingga peneliti dapat mencapai tujuan dari penelitian yang dilakukan.

Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus tahap pertama, yaitu perncanaan penelitian, untuk membantu peneliti melihat hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung, tahap kedua yaitu tindakan, selanjutnya adalah tahap pengamatan. Tahap ini dimana peneliti mengamati terhadap apa saja yang terjadi ketika tindakan berlangsung.

Peneliti mencatat apa yang terjadi untuk memperoleh data yang akurat. Tahap terakhir adalah refleksi. Pada tahap ini, peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apa yang sudah sesuai dan menyusun rencana mengenai tindakan apakah yang akan diberikan agar siklus kedua menunjukkan keberhasilan dari tujuan penelitian.

B.Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

(64)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar IPS melalui model pembelajaran Kooperatif metodejigsaw pada mata pelajaran IPS

materi “Mengenal pentingya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat”, siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok.

4. Waktu Penelitian

[image:64.595.104.513.261.707.2]

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Juli 2013. Secara rinci waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian

No Keterangan

Bulan

Jan Fe

b

M

ar

Apl Mei Ju

n

i

Ju

li

1. Observasi Pra Penelitian

2. Penyusunan proposal penelitian 3. Permohonan Ijin Penelitian 4. Pengumpulan Data

(65)

Gambar

Gambar 2.1 Literatur map penelitian yang relevan
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart (2001)
Tabel 3.1. Rincian Waktu Penelitian
Gambar 3.2. Bagan Prosedur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan proses sains mengarahkan siswa untuk mengerjakan tidak hanya memahami. Learning cycle merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk berperan aktif

[r]

Variabel yang memiliki nilai koefisien terbesar adalah luas lahan tidak produktif tahun 2010 dengan nilai koefisiensi sebesar 0.755, artinya semakin luas lahan

Dzuanda (2011: 4) Suatu produk pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan media pop up, media ini memiliki kekurangan yakni tingkat

mda dasl@kat sungai Jambua. Bcrdasrkm kel,*insn ,vde didut olch m5slamlal didaedh ini maka tEdhi ,u,ya@n Dada ul)un kemaiiai adatah. $suri ahu ridak bcncnbnge

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana instrumen penilaian proyek yang dapat menilai kemampuan

Membuat aplikasi yang dapat dikombinasikan dengan sensor yang terdapat di slot parkir menggunakan mikrokontroller untuk memberikan informasi keberadaan kendaraan di slot

Mengingat impulse buying sangat memberikan manfaat bagi pelaku ritel, penelitian ini berusaha untuk mengkaji faktor-faktor yang ada di dalam diri konsumen meliputi