• Tidak ada hasil yang ditemukan

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN 1858-3105

Diterbitkan oleh

(3)

Penanggung Jawab

Mohamad Hartono

Ketua Penyunting

Tendas Teddy Soesilo

Wakil Ketua Penyunting

Andrianus Hendro Triatmoko

Penyunting Pelaksana/Mitra Bebestari

Prof.Dr.Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd., Prof.Dr. Zaenab Hanim, M.Pd., Dr.Edi Rachmad, M.Pd., Dra.Pertiwi Tjitrawahjuni, M.Pd.,

Dr.Sugeng, M.Pd., Dr.Usfandi Haryaka, M.Pd., Dr. Bambang Utoyo, M.Pd., Dr.Rita Zahra, M.Pd., Dr. Kulsum Nur hayati, M.Pd., Samodro, M.Si.,

Dr.Sonja V. Lumowa, M.Kes., Dr.Hj. Widyatmike Gede, M.Hum., Sukriadi, S.Pd.M.Pd.

Sirkulasi

Umi Nuril Huda

Sekretaris

Sunawan

Tata Usaha

Abdul Sokib Z.

Alamat Penerbit/Redaksi : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Timur, Jl. Cipto Mangunkusumo Km 2 Samarinda Seberang, PO Box 1425

Borneo, Jurnal Ilmu Pendidikan diterbitkan pertama kali pada Juni

2007 oleh LPMP Kalimantan Timur

 Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah dalam bentuk soft file dan print out di atas kertas HVS A4 spasi ganda lebih kurang 12 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat serta hidayah-Nya, Borneo Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur dapat diterbitkan.

Borneo Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ini merupakan edisi reguler yang

diharapkan terbit untuk memenuhi harapan para penulis.

Tujuan utama diterbitkannya jurnal Borneo ini adalah memberi wadah kepada pendidik dan tenaga kependidikan di Provinsi Kalimantan Timur dan seluruh Indonesia untuk mempublikasikan hasil pemikirannya di bidang pendidikan, baik berupa telaah teoritik, maupun hasil kajian empirik lewat penelitian. Publikasi atas karya mereka diharapkan memberi efek berantai kepada para pembaca untuk melahirkan gagasan-gagasan inovatif untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui pembelajaran dan pemikiran. Perbaikan mutu pendidikan ini merupakan titik perhatian utama tujuan LPMP Kalimantan Timur sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan.

Jurnal Borneo Volume XIV, Nomor 2, Desember 2020 ini memuat tulisan Kepala Sekolah, Guru dan Pengawas yang berasal dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, dan Kementerian Agama Kota Balikpapan. Jurnal ini diterbitkan sebagai apresiasi atas semangat untuk memajukan dunia pendidikan melalui tulisan yang dilakukan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan di Provinsi kalimantan Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya. Untuk itu, terima kasih kami sampaikan kepada para penulis artikel sebagai kontributor sehingga jurnal Borneo edisi reguler ini dapat terbit. Ucapan terima kasih dan selamat kami sampaikan kepada pengelola jurnal

Borneo yang telah berupaya keras untuk menerbitkan Borneo edisi ini. Apa

yang telah mereka sumbangkan untuk menerbitkan jurnal Borneo mudah-mudahan dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT.

Kami berharap, semoga kehadiran jurnal Borneo ini memberikan nilai tambah, khususnya bagi LPMP Kalimantan Timur sendiri, maupun bagi upaya perbaikan mutu pendidikan pada umumnya.

(5)

DAFTAR ISI

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN : 1858-3105

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

1 Memanfaatkan Medsos (Nego Cincai Bupakmi) Sebagai Media dalam Meningkatkan Kreativitas Menulis Iklan Siswa Kelas VIII.D SMPN 1 Sangatta Selatan Kutim 2017

Karinah

1

2 Otomasi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Literasi di Sekolah Binaan

Mukafik

11

3 Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII di SMK Negeri 19 Samarinda Tahun Pelajaran 2017/2018

Agus Sulaiman

21

4 Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Tumbuhan Biji Melalui Metode Demontrasi Siswa Kelas I SD Negeri 001 Rantau Pulung

Sri Suwartati

39

5 Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Administrasi Kelas di SDN 001 Rantau Pulung, Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur Tahun 2018/ 2019

Isnaniah

49

6 Blended System Manajemen Sekolah dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik SD Negeri 011 Sangatta Utara

Marthinus Arruan

57

7 Upaya Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Menggunakan Media Papan Kartu Gambar Materi “Zookeeper” Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 8 Penajam Paser Utara Tahun 2018/2019 Neni Anggraeni

(6)

8 Pelaksanaan Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik dalam Menerapkan KBM PAIKEM pada Guru SD Negeri 026 Balikpapan Tengah

Ninik Mukhasonah

83

9 Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Inspiratif Melalui Model Pembelajaran Kontekstual dalam Bidang Studi Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IX-I MTs Negeri I Balikpapan Tahun Pelajaran 2018/2019 Roihanun

97

10 Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Kreativitas Mengajar Guru di SMP Negeri 8 Balikpapan Tahun Pelajaran 2019/2020

Ismail

113

11 Pembelajaran Kooperatif dengan Model Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Fisika Pokok Bahasan Besaran dan Satuan pada Penggunaan Alat Ukur Jangka Sorong Siswa Kelas VII-2 MTs Negeri 1 Balikpapan Tahun Pelajaran 2017/2018 Siti Hasnawiah

12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada Bidang Studi IPS Kelas VII-4 SMP Negeri 2 Balikpapan Tahun Pelajaran 2016/2017

Wiwik Mardiwati

13 Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa pada Bidang Studi Kimia Pokok Bahasan Senyawa Hidro Karbon dan Minyal Bumi melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Kelas XI – IPA 2 Semester 1 SMA Negeri 4 Balikpapan

Tatik Supriatin

14 Meningkatkan Pemahaman Membaca Teks Prosedur Menggunakan Model Discovery Learning Beroreintasi High Order Thingking Skill (HOTS) Kelas IXD di SMP Negeri 22 Balikpapan

Gunari Yatmini

15 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas 7 B SMPN 22 Balikpapan

(7)

1

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

MEMANFAATKAN MEDSOS (NEGO CINCAI BUPAKMI) SEBAGAI MEDIA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS IKLAN

SISWA KELAS VIII.D SMPN 1 SANGATTA SELATAN KUTIM 2017 Karinah

Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Sangatta Selatan Kutai Timur

ABSTRAK

Penelitian bertujuan mengetahui peningkatan menulis iklan melalui medsos (Nego Cincai BUPAKMI), terciptanya media pembelajaran yang sesuai, terciptanya suasana yang menyenangkan, memudahkan pemahaman siswa untuk menulis iklan, memberikan bentuk belajar yang menarik melalui medsos. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin. Konsep pokok terdiri dari empat komponen, yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Instrumen pengumpulan data seperti tes prestasi dan observasi.Peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran dan bertindak sebagai pengamat adalah rekan guru Bahasa Indonesia di satu sekolah tempat peneliti mengajar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan responden siswa menggambarkan bahwa dari 31 peserta didik, sebanyak 70,32% menyatakan sangat setuju bahwa pemanfaatan media audiovisual Nego Cincai BUPAKMI untuk meningkatkan kreativitas menulis iklan khususnya siswa kelas VIII.D di SMPN 1 Sangatta Selatan tahun pelajaran 2017 adalah menyenangkan, sangat menarik, mudah dipahami, ingin mahir membuat iklan, dan sangat setuju untuk dilanjutkan penggunaannya. Sebanyak 29,03% peserta didik menyatakan setuju, hanya satu yang menyatakan tidak tahu. Tidak seorangpun yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan audiovisual Nego Cincai BUPAKMI sebagai media pelajaran dalam meningkatkan kreativitas menulis iklan mendapat tanggapan positif dari peserta didik sehingga penggunaannya dinyatakan sangat efektif. Kesimpulan pemanfaatan media Nego Cincai BUPAKMI dapat meningkatkan kreativitas menulis iklan siswa khususnya kelas VIII.D pada SMPN 1 Sangatta Selatan tahun pelajaran 2017 semester ganjil.

Kata Kunci: medsos (nego cincai BUPAKMI), kreativitas menulis

(8)

BORNEO, 2 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

PENDAHULUAN

Motivasi siswa dalam mengembangkan kreativitas berbeda-beda. Sama halnya dengan menerima pelajaran dipengaruhi oleh faktor interen dan ekstern. Faktor interen berasal dari diri siswa mencakup minat, keinginan, dan kecakapan belajar. Sedangkan faktor eksteren diantaranya guru dan strategi mengajarnya serta media yang digunakan. Menurut Gagne (dalam Kusuma, 2012: 117) Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Guru merupakan kunci utama dalam proses pembelajaran, maka perlu untuk melakukan inovasi pembelajaran mencakup penemuan dan pemanfaatan media, pengelolaan kelas, dan mengatur strategi pembelajaran dengan baik. Keberhasilan proses pembelajaran tercermin dari hasil belajar siswa.

BUPAKMI sebagai media pembelajaran audiovisual yaitu iklan buka lapak dan iklan Indomi dan Mie Sedap. Siswa menulis iklan dengan memperhatikan iklan tersebut diharapkan munculnya kreativitas menulis iklan yang terdiri dari lima unsur iklan yaitu: obyek, fakta, opini, gaya bahasa (majas), dan kalimat persuasif. Hal ini tentu memerlukan kreatifitas mengolah kalimat yang dapat menarik konsumen untuk membeli produk yang diiklankan. Peserta didik merasa senang karena dapat belajar dengan menggunakan media yang menarik, sehingga materi mudah dipahami dan hasil yang diharapkan pada pelajaran menulis iklan dapat hasil yang maksimal. Seiring dengan kemajuan tekhnologi, media pembelajaran sangat mudah didapat pada situs-situs internet sehingga guru mudah mengakses beberapa media pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, lengkap dengan unsur suara, gambar, suasana ruang dan waktu.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana pemanfaatan Nego Cincai BUPAKMI sebagai media dalam meningkatkan kreativitas menulis iklan siswa kelas VIII.D SMP N 1 Sangatta Selatan? dan 2) Bagaimana efektivitas pemanfaatan media Nego Cincai BUPAKMI terhadap hasil belajar siswa ?

Nego Cincai BUPAKMI merupakan media Audiovisual digunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dalam menulis iklan. Media audiovisual ini diharapkan lebih efektif digunakan pada materi menulis iklan. Media audiovisual Nego Cincai BUPAKMI merupakan media yang diharapkan peserta didik merasa tertarik, menyenangkan, dan mudah memahami materi yang diberikan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga siklus, untuk masing-masing siklus empat kali pertemuan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah: 1) Terciptanya media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakter pembelajaran Bahasa Indonesia; 2) Terciptanya suasana yang menyenangkan bagi peserta didik pada saat kegiatan belajar menulis iklan; 3) Memudahkan pemahaman peserta didik terhadap materi pokok menulis iklan; 4) Memberikan bentuk baru cara belajar Bahasa Indonesia yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa dan memberikan metode pembelajaran yang menarik bagi para guru;

(9)

3

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

dan 5) Meningkatnya kreativitas peserta didik dalam menulis iklan.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Media Pembelajaran

Media adalah sebuah menu perantara atau pengantar saja. Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan pesan. Pesan itulah yang harus dapat sampai kepada peserta didik. Menurut Anderson dalam Kusuma (2012) mengatakan media adalah perlengkalan yang digunakan untuk memperjelas pesan dan memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dengan pesan. Interaksi akan berjalan baik, bila media yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang kita inginkan. Jadi pengertian media adalah segala sesuatu yang dapat/ bisa menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media berarti alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Di bidang pendidikan media berarti alat dan bahan yang digunakan diproses pengajaran atau pembelajaran.Media audio bersifat dapat didengar, alat peraga yang bersifat dapat didengar (radio). Sedangkan audiovisual berarti alat peraga yang bersifat dapat didengar dan dilihat (seperti film).

Hakikat Kreativitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kreativitas berarti kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi, kekreatifan dan inspirasi, inventivitas, kesuburan, produktivitas.

Hakikat Iklan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) teks iklan berarti berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Teks iklan juga berarti pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang dan jasa dijual dan dipasang melalui media massa. Iklan dapat ditemui di majalah, surat kabar, televisi atau di tempat umum. Teks iklan bertujuan memengaruhi dan membujuk konsumen agar mengikuti atau melaksanakan pesan yang disampaikan dalam iklan. Dengan demikian, teks iklan bersifat deskriptif dan persuasive. Teks iklan juga termasuk dalam jenis reklame visual yang berfungsi memberitahukan kepada masyarakat produk baru yang ditawarkan produsen, memperluas jangkauan pemasaran produk, dan memengaruhi konsumen untuk membeli.

Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Pemanfaatan Nego Cincai BUPAKMI sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas menulis iklan pada siswa kelas VIII.D di SMP Negeri 1 Sangatta Selatan dapat dikatakan efektif digunakan dan dapat meningkatkan kreativitas menulis iklan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin. Konsep pokok PTK menurut

(10)

BORNEO, 4 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian ini dengan menggunakan PTK dengan harapan guru Bahasa Indonesia dapat memperbaiki kinerjanya sebagai guru dan menciptakan pembelajaran yang bermutu.

HASIL PENELITIAN Siklus I

Analisis Hasil Pembelajaran

Pada siklus I ini pertemuan dilaksanakan sebanyak 4 kali. Pertemuan pertama hari Sabtu, 02 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP yaitu: Peserta didik mengamati beberapa contoh teks iklan, slogan, atau poster melalui media tayangan video/ audio dan audiovisual/ LCD (Nego Cincai BUPAKMI). Kemudian peserta didik bertanya jawab tentang unsur-unsur (struktur, kaidah bahasa, objek, fakta dan opini, kalimat persuasif, majas) teks iklan,slogan, atau poster yang dibimbing oleh guru dengan penuh tanggung jawab. Kegiatan selanjutnya peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok (satu kelompok 4-5 orang). Kegiatan berikutnya peserta didik berdiskusi kelompok membahas unsur-unsur teks (struktur, kaidah bahasa, objek, fakta dan opini, kalimat persuasif, majas) iklan,slogan, atau poster.

Pertemuan ke dua Kamis, 07 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah: Menalar (mengasosiasi) dalam kegiatan ini peserta didik melaksanakan 3 langkah kegiatan: 1) Peserta didik mendiskusikan kegiatan menyunting unsur-unsur teks iklan,slogan, atau poster; 2) Melalui diskusi kelompoknya peserta didik menyunting teks iklan yang ditayangkan oleh guru melalui LCD; dan 3) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan informasi dan pesan dalam teks iklan, slogan, atau poster. Kegiatan berikutnya Mengomunikasikan yaitu: Tiap kelompok memajang hasil penyuntingannya di dinding kelas yang sudah disiapkan kemudian kelompok lain memberikan komentar hasil pajangan yang sudah ditempel.

Pertemuan ke tiga Sabtu, 09 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah: Membangun konteks yaitu: 1) Peserta didik mengamati video iklan, slogan, atau poster bukalapak Cincau, Indomi, Mi Sedap; 2) Peserta didik bertanya jawab tentang isi video yang ditayangkan; dan 3) Peserta didik dan guru menyimpulkan isi dan informasi dari tayangan video tadi. Menelaah model yaitu: 1) Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur, kaidah bahasa, struktur dan pola (jenis) teks iklan, slogan, atau poster; 2) Peserta didik mempresentasikan hasilnya dengan cara mennukarkan hasilnya kepada kelompok lain, kemudian ditanggapi.

Pertemuan ke empat Kamis, 14 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah: Mengontruksi Terbimbing, yaitu: 1) Peserta didik melakukan penyuntingan teks iklan (menentukan kaidah bahasan, unsur-unsur, struktur, isi, dan kesimpulan, jenis) iklan, slogan, atau poster yang dibimbing oleh guru; dan 2) Berlatih menyusun komponen teks iklan, slogan, atau poster. Mengontruksi Mandiri yaitu: 1) Peserta didik memilih objek yang akan dijadikan bahan menulis teks iklan; 2) Peserta didik menuliskan unsur-unsur iklan

(11)

5

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

berdasarkan objek yang sudah dipilih; 3) Peserta didik menuliskan iklan sesuai jenis yang dipilih; dan 4) Peserta didik memajang teks iklannya untuk dikomentari peserta didik yang lain. Setelah dinilai hasilnya dikumpulkan. Guru sekaligus sebagai peneliti memproses hasil penulisan iklan siswa berdasarkan unsur iklan dengan skor yang sudah sitentukan sebagai berikut:

Tabel 1. Unsur Iklan dan Skor.

No. Aspek Penilaian J.Skor/

Nilai Predikat Fakta Opn GB Obyek Kal..Prf Isi

Skor 2 1 2 1 2 2 10/100 A

𝑁𝐴 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

10 × 100

Rentang Skor: 85 - 100 Sangat Baik 72 - 84 Baik

55 - 71 Cukup 40 - 54 Kurang

Tabel 2. Nilai Siklus I (Tugas Individu Peserta Didik Membuat Iklan)

Aspek Penilaian

SKP Nilai Rerata Fakta Opini Majas Objek Perf Isi

40 25 15 31 35 32 177 1770 57,1 Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa semua siswa sebanyak 31 peserta didik dianggap belum menguasai kompetensi dasar karena rata-rata nilai yang diperoleh 57,10. Kriteria Ketuntasan Minimal 72. Dengan melihat hasil yang diperoleh tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran, maka secara ketuntasan belajar maupun rata-rata nilai hasil tugas siswa pada siklus I ini belum tercapai.

Tabel 3. Persentase Unsur Teks Iklan Siklus I

No. Siklus Aspek Penilaian SKP Nilai Rata Fakta Opini Majas Objek Persf. Isi

1 1 40 25 15 31 35 32 177 1770 57,10 Persentase 92% 100% 64% 100% 56% 51% 57% 57% 80,97 Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa 2 unsur iklan dianggap sudah dikuasai oleh peserta didik karena sudah mencapai 80% untuk unsur opini dan 100% untuk unsur objek dan nilai 72 merupakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peserta didik sudah dapat mengembangkan kalimat opini dan objek iklan. Sedaangkan untuk unsur iklan berupa kalimat fakta, kalimat persuasif, majas, dan isi masih belum dapat dikembangkan oleh para peserta didik (dilanjutkan ke siklus II).

Analisis Hasil Pembelajaran Siklus II

Pada siklus II ini pertemuan juga dilaksanakan sebanyak empat kali dengan kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada empat unsur iklan yaitu: kalimat fakta, kalimat persuasif, majas, dan isi iklan.

(12)

BORNEO, 6 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Pertemuan pertama Sabtu, 16 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu: Peserta didik mengamati beberapa contoh teks iklan, slogan, atau poster melalui media tayangan video/ audio dan audiovisual/ LCD (Nego Cincai BUPAKMI). Kemudian peserta didik bertanya jawab tentang unsur-unsur (struktur, kaidah bahasa, objek, fakta dan opini, kalimat persuasif, majas) teks iklan,slogan, atau poster yang dibimbing oleh guru dengan penuh tanggung jawab. Kegiatan selanjutnya peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok (satu kelompok 4-5 orang), untuk berdiskusi kelompok membahas unsur-unsur teks (struktur, kaidah bahasa, objek, fakta dan opini, kalimat persuasif, majas) iklan,slogan, atau poster. Guru memberikan penekanan pada unsur iklan yaitu kalimat persuasif, kalimat fakta, majas dan isi iklan.

Pertemuan ke dua Sabtu, 23 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu: Menalar (mengasosiasi) dalam kegiatan ini peserta didik melaksanakan 3 langkah kegiatan yaitu; 1) Peserta didik mendiskusikan kegiatan menyunting unsur-unsur teks iklan,slogan, atau poster; 2) Melalui diskusi kelompoknya peserta didik menyunting teks iklan yang ditayangkan oleh guru melalui LCD; 3) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan informasi dan pesan dalam teks iklan, slogan, atau poster. Dilanjutkan dengan Mengomunikasikan yaitu: Tiap kelompok memajang hasil penyuntingannya di dinding kelas yang sudah disiapkan kemudian kelompok lain memberikan komentar hasil pajangan yang sudah ditempel.

Pertemuan ke tiga Kamis, 28 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu: Membangun konteks, yaitu: 1) Peserta didik mengamati video iklan, slogan, atau poster bukalapak Cincau, Indomie, Mi Sedap; 2) Peserta didik bertanya jawab tentang isi video yang ditayangkan; dan 3) Peserta didik dan guru menyimpulkan isi dan informasi dari tayangan video tadi. Menelaah model, yaitu: 1) Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur, kaidah bahasa, struktur dan pola (jenis) teks iklan, slogan, atau poster; dan 2) Peserta didik mempresentasikan hasilnya dengan cara menukarkan hasilnya kepada kelompok lain, kemudian ditanggapi.

Pertemuan ke empat Sabtu, 30 September 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah: Mengontruksi Terbimbing, yaitu: 1) Peserta didik melakukan penyuntingan teks iklan (menentukan kaidah bahasan, unsur-unsur, struktur, isi, dan kesimpulan, jenis) iklan, slogan, atau poster yang dibimbing oleh guru; dan 2) Berlatih menyusun komponen teks iklan, slogan, atau poster. Mengontruksi Mandiri, yaitu: 1) Peserta didik memilih objek yang akan dijadikan bahan menulis teks iklan; 2) Peserta didik menuliskan unsur-unsur iklan berdasarkan objek yang sudah dipilih; 3) Peserta didik menuliskan iklan sesuai jenis yang dipilih; dan 4) Peserta didik memajang teks iklannya untuk dikomentari peserta didik yang lain. Setelah dinilai hasilnya dikumpulkan. Guru sekaligus sebagai peneliti memproses hasil penulisan iklan siswa berdasarkan unsur iklan dengan skor yang sudah sitentukan sebagai berikut:

Tabel 4. Nilai Tugas Individu Peserta Didik Membuat Iklan pada Siklus II

Aspek Penilaian

SKP Nilai Rerata Fakta Opini Majas Objek Perf Isi

(13)

7

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

57 30 40 31 55 40 253 2510 80,97 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 = 2510

31 = 80,97 Dari tabel 4 dapat dijelaskan bahwa semua siswa sebanyak 31 peserta didik dianggap sudah menguasai kompetensi dasar karena telah memperoleh nilai diatas 72. Angka 72 merupakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Secara persentase terjadi ketuntasan belajar 100% dengan rata-rata nilai yang cukup signifikan yaitu 80,97 dikonversikan dengan penskoran tergolong Sangat Baik (predikat A). Dengan melihat hasil yang diperoleh tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang ikut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran, maka secara ketuntasan belajar maupun rata-rata nilai hasil tugas siswa, disimpulkan bahwa pemanfaatan Nego Cincai BUPAKMI sebagai media dalam meningkatkan kreativitas menulis iklan kelas VIII.D berhasil khususnya dalam materi menyusun teks iklan pada KD. 3.4. dan KD 4.4.

Tabel 5. Persentase Unsur Teks Iklan pada Siklus II

No. Siklus Aspek Penilaian SKP Nilai Rata Fakta Opini Majas Objek Persf. Isi

2 2 57 31 40 31 55 40 253 2510 80,97 Persentase 92% 100% 64% 100% 89% 65% 82% 81% 80,97

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa persentase unsur iklan rata-rata mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Rata-rata persentase diperoleh 80,97 maka tingkat kreativitas menulis iklan siswa dengan media Nego Cincai BUPAKMI tergolong Sangat Baik (predikat A). Dengan demikian dapat disimpulkan media Nego Cincai BUPAKMI berhasil meningkatkan kreativitas menulis iklan khususnya di kelas VIII.D di SMPN 1 Sangatta Selatan Tahun pelajaran 2017. Pada materi KD 3.4 dan KD 4.4. Unsur majas dan unsur isi iklan masing-masing mencapai 64% dan 65% perlu peningkatan pada siklus III.

Analisis Hasil Pembelajaran Siklus III

Siklus III ini pertemuan dilaksanakan empat kali tatap muka. Kegiatan peserta didik lebih menekankan pada kalimat yang berisikan majas dan isi iklan, untuk unsur iklan yang lainnya juga tetap dipertajam.

Pertemuan pertama Kamis, 05 Oktober 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu: Peserta didik mengamati beberapa contoh teks iklan, slogan, atau poster melalui media tayangan video/ audio dan audiovisual/ LCD (Nego Cincai BUPAKMI). Kemudian peserta didik bertanya jawab tentang unsur-unsur (majas dan isi iklan) teks iklan,slogan, atau poster yang dibimbing oleh guru dengan penuh tanggung jawab.

Kegiatan selanjutnya peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok (satu kelompok 4-5 orang), untuk berdiskusi kelompok membahas unsur-unsur teks (struktur, kaidah bahasa, objek, fakta dan opini, kalimat persuasif, majas) iklan,slogan, atau poster. Guru memberikan penekanan pada unsur iklan yaitu majas dan isi iklan.

(14)

BORNEO, 8 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Pertemuan ke dua Sabtu, 07 Oktober 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu: Menalar (mengasosiasi) dalam kegiatan ini peserta didik melaksanakan 3 langkah kegiatan yaitu: 1) Peserta didik mendiskusikan kegiatan menyunting unsur-unsur teks iklan,slogan, atau poster; 2) Melalui diskusi kelompoknya peserta didik menyunting teks iklan yang ditayangkan oleh guru melalui LCD; dan 3) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan informasi dan pesan dalam teks iklan, slogan, atau poster. Dilanjutkan dengan Mengomunikasikan yaitu: Tiap kelompok memajang hasil penyuntingannya di dinding kelas yang sudah disiapkan kemudian kelompok lain memberikan komentar hasil pajangan yang sudah ditempel.

Pertemuan ke tiga Kamis, 12 Oktober 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu: Membangun konteks, yaitu: 1) Peserta didik mengamati video iklan, slogan, atau poster bukalapak Cincau, Indomi, Mi Sedap; 2) Peserta didik bertanya jawab tentang isi video yang ditayangkan; 3) Peserta didik dan guru menyimpulkan isi dan informasi dari tayangan video tadi. Menelaah model, yaitu: 1) Peserta didik mengidentifikasi unsur-unsur, kaidah bahasa, struktur dan pola (jenis) teks iklan, slogan, atau poster; 2) Peserta didik mempresentasikan hasilnya dengan cara mennukarkan hasilnya kepada kelompok lain, kemudian ditanggapi.

Pertemuan ke empat Kamis 19 Oktober 2017. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah: Mengontruksi Terbimbing, yaitu: 1) Peserta didik melakukan penyuntingan teks iklan (menentukan kaidah bahasan, unsur-unsur, struktur, isi, dan kesimpulan, jenis ) iklan, slogan, atau poster yang dibimbing oleh guru; dan 2) Berlatih menyusun komponen teks iklan, slogan, atau poster. Mengontruksi Mandiri, yaitu: 1) Peserta didik memilih objek yang akan dijadikan bahan menulis teks iklan; 2) Peserta didik menuliskan unsur-unsur iklan berdasarkan objek yang sudah dipilih; 3) Peserta didik menuliskan iklan sesuai jenis yang dipilih; dan 4) Peserta didik memajang teks iklannya untuk dikomentari peserta didik yang lain. Setelah dinilai hasilnya dikumpulkan. Guru sekaligus sebagai peneliti memproses hasil penulisan iklan siswa berdasarkan unsur iklan dengan skor yang sudah sitentukan sebagai berikut.

Tabel 6. Nilai Tugas Individu Peserta Didik Membuat Iklan pada Siklus III

Aspek Penilaian

SKP Nilai Rerata Fakta Opini Majas Objek Perf Isi

62 30 59 31 58 50 290 2720 87,74 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 = 2720

31 = 87,74 Dari hasil analisis data pada tabel 6 diketahui rata-rata skor kreativitas menulis iklan secara individu diperoleh 87,74. Kreativitas menulis iklan peserta didik dengan memanfaatkan media Nego Cincai BUPAKMI tergolong Sangat Baik (predikat A). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa memanfaatkan Nego Cincai BUPAKMI sebagai media pembelajaran meningkatkan kreativitas menulis iklan khususnya pada siswa kelas VIII.D SMPN 1 Sangatta Selatan tahun 2017 berhasil.

(15)

9

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 Analisis Pengamatan Proses Pembelajaran

Tabel 7. Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus I, II, dan III

No. Siklus Proses Rata-rata Berani Berpendapat Tepat Waktu Aktif Peranserta Kerja Sama Presentasi Baik 1 1 54,8% 54,8% 54,8% 74,1% 54,8% 58,66% 2 2 80,6% 74,1% 74,1% 87,0% 74,1% 77,98% 3 3 100% 90,3% 90,3% 100% 80,6% 92,24% Hasil pengamatan proses pembelajaran pada tabel 7 menggambarkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I peserta didik berani berpendapat, tepat waktu menyelesaikan tugas, peranserta aktif, kerja sama, serte presentasi baik, baru mencapai 58,66%, pada siklus II meningkat 77,98%, pada siklus III melampaui 92,24%. Jadi penggunaan media pembelajaran BUPAKMI dapat memberikan bentuk baru cara belajar Bahasa Indonesia yang menarik dan tidak membosankan bagi siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis terhadap data hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media Nego Cincai BUPAKMI dapat meningkatkan kreativitas menulis iklan siswa khususnya kelas VIII.D pada SMPN 1 Sangatta Selatan tahun pelajaran 2017 semester ganjil. Kemampuan peserta didik dalam menuliskan kalimat fakta dalam teks iklan sangat tinggi, karena telah melampaui kriteria yang telah ditetapkan, yakni 100% peserta didik kreatif. Kreativitas peserta didik dalam mengolah kalimat opini dalam teks iklan sangat baik, karena telah melampaui kriteria yang telah ditetapkan, yakni 96% sedangkan kriteria 72%. Peserta didik yang mampu merangkai kalimat yang bermajas sangat baik, karena dapat melampaui kriteria yang telah ditetapkan, yakni 95% meskipun pada siklus ke dua belum mencapai kriteria ketuntasan namun tiap siklus mengalami peningkatan.

SARAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media yang bervariasi dan tidak monoton sehingga hasil pembelajaran dapat lebih maksimal. Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang guru hendaknya selalu kreatif dalam membuat dan memanfaatkan media pembelajaran agar siswa selalu senang, tertarik dan mudah memahami pelajaran yang diberikan. Buatlah hari-harimu menyenangkan dalam memberikan ilmu kepada peserta didik sehingga kita iklas dalam menjalankan tugas negara yang kita cintai. Pengabdian kita di dunia hanya sementara jadikan itu sebagai amal ibadah yang akan kita bawa untuk selamanya di akhirat. Keberhasilan peserta didik adalah ladang yang kita tuai untuk selamanya.

(16)

BORNEO, 10 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Internet. Nego Cincai Bukalapak You Tube https://www.Youtube.Com,watch.Posting 25 Januari 2017.

Kusuma, Wijaya. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Indeks. Silabus Mata Pelajaran Sekolah menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiah (SMP/

MTs) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. 2016. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

(17)

11

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

OTOMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG LITERASI DI SEKOLAH BINAAN

Mukafik

Pengawas SMP Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara

ABSTRAK

Tulisan ini adalah berbentuk tinjauan ilmiah hasil pengalaman pengawas sekolah dalam melakukan supervisi di sekolah binaan dalam membina perpustakaan menggunakan teknologi informasi. Aplikasi perpustakaan cukup banyak sekali baik yang gratis maupun yang berbayar. Tentunya dalam menggunakan aplikasi perpustakaan harus memperhatikan yang handal tetapi terjangkau dengan pembiayaan bahkan memilih yang gratis tidak masalah yang penting handal digunakan dan mudah digunakan. Diantara aplikasi yang gratis adalah software SLIMS, schils, dan inlislite. Di sekolah binaan sudah ada yang menerapkan aplikasi SLIMS untuk aplikasi perpustakaan sekolah. Penggunaan otomasi perpustakaan berdampak kepada literasi baik siswa maupun guru karena yang menyangkut baik literasi informasi maupun literasi TIK.

Kata Kunci: otomasi perpustakaan sekolah, literasi

PENDAHULUAN

Keadaan perpustakaan di wilayah binaan kami masih banyak kekurangannya baik dari sarana prasarana maupun dari keadaan sumber daya manusia yang menguasai teknologi perpustakaan. Dari segi sarana kekuranganya antara lain jumlah buku yang masih kurang, kebanyakan buku yang ada di perpustakaan di sekolah binaan kami adalah buku paket. Apalagi dengan pemberlakuan kurikulum 2013 buku buku sering berganti terus sehingga buku menumpuk untuk buku paket. Belum lagi dari segi pengunjung juga masih belum banyak karena memang bacaan di perpustakaan belum lengkap. Seyogyanya perpustakaan sekolah harus menyediakan fasilitas buku yang lengkap baik fiksi maupun buku non fiksi sehingga para siswa betah untuk berkunkujung di perpustakaan sekolah.

Keadaan sdm yang menguasai aplikasi perpustakaan juga belum memadai dikarenakan kurangnya informasi dan pustakawan masih enggan belajar aplikasi perpustakaan. Di wilayah binaan kami baru SMPN 1 Penajam yang menggunakan aplikasi SLIMS. Ini digunakan sudah sejak lama tetapi masih menggunakan SLIMS 5 yaitu meranti.

Kemampuan kepala sekolah dalam hal manajemen perpustakaan juga masih kurang hal ini yang menyebabkan peranan pengawas sekolah dalam pembinaan perpustakaan sangat diperlukan, karena supervisi perpustakaan bagian dari

(18)

BORNEO, 12 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

supervisi manajerial pengawas sekolah. Tuntutan era revolusi industri 4 juga ditandai dengan zaman digital yang menjadi tuntutan bahwa perpustakaan sekolah harus dikelola secara modern dan profesional. Tetapi memerlukan kemampuan dalam menguasai aplikasinya sendiri.

Sebaiknya sekolah memang harus mempunyai alamat web sekolah sendiri sehingga dalam menggunakan aplikasi perpustakaan bisa dipindahkan ke alamat web sekolah tersebut. Atau jika sekolah mau menggunakan aplikasi ujian berbasis daring maka aplikasi ujian yang diinstal di web server dapat dipindahkan dengan mudah dan penggunaan lebih aman, untuk menghindari kemungkinan terjadi eror pada XAMPP, misalnya tidak jalan apachenya atau mysqlnya.

Menggunakan aplikasi perpustakaan memang mengandung resiko jika terjadi eror atau kalau mau update ke versi yang baru, maka harus dipelajari cara membackup data tersebut sehingga tidak terjadi kesalahan.

KAJIAN PUSTAKA Perpustakaan Sekolah

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang baru (UU Nomor 20 Tahun 2003), pasal 45 tidak secara implisit menyebutkan agar setiap satuan pendidikan jalur pendidikan harus menyediakan perpustakaan sebagai sumber belajar. Namun, Undang-undang tersebut menyatakan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.” Karena perpustakaan secara implisit termasuk dalam pengertian sarana dan prasarana pendidikan, maka pengadaannya harus memenuhi ketentuan pasal tersebut.

Undang-undang RI No 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Bab VII Jenis-jenis Perpustakaan, pasal 23. Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi juga dapat membantu murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses pembelajaran. Agar dapat menunjang proses itu, pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah serta minat para pemakainya, khususnya para murid dan guru.

Perpustakaan sekolah akan bermanfaat jika benar-benar mempelancar pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain murid mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi; terbiasa belajar sendiri; terlatih bertanggung jawab; serta selalu mengikuti perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi.

Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta

(19)

13

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

memantapkan strategi belajar mengajar.

Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :

1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca. 2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan. 3. Memperluas pengetahuan para siswa.

4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.

8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu dari sarana yang efektif untuk menambah pengetahuan melalui beraneka bacaan. Berbeda dari pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari secara klasikal di sekolah, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang secara individual dapat dimanfaatkan oleh peminatnya masing-masing. Salah satu sumber belajar yang amat penting, tetapi bukan satu-satunya, adalah perpustakaan yang memungkinkan para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan yang diperlukan.

Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yang baru (UU Nomor 20 Tahun 2003), pasal 45, tidak secara implisit menyebutkan agar setiap satuan pendidikan jalur pendidikan harus menyediakan perpustakaan sebagai sumber belajar. Namun, Undang-undang tersebut menyatakan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.” Karena perpustakaan secara implisit termasuk dalam pengertian sarana dan prasarana pendidikan, maka pengadaannya harus memenuhi ketentuan pasal tersebut. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi juga dapat membantu murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses pembelajaran. Agar dapat menunjang proses itu, pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah serta minat para pemakainya, khususnya para murid dan guru.

Perpustakaan sekolah akan bermanfaat jika benar-benar mempelancar pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain murid mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi; terbiasa belajar

(20)

BORNEO, 14 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

sendiri; terlatih bertanggung jawab; serta selalu mengikuti perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi.

Fungsi Perpustakaan Sekolah

Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

2. Fungsi Informatif. Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3. Fungsi Administratif Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.

4. Fungsi Rekreatif. Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.

5. Fungsi Penelitian. Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber/ obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

Secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah:

1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca. 2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan. 3. Memperluas pengetahuan para siswa.

4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.

8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

(21)

15

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 Fungsi Perpustakaan

1. Fungsi Edukatif, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum.

2. Fungsi Informatif, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan.

3. Fungsi Administratif, perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka.

4. Fungsi Rekreatif, perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan).

5. Fungsi Penelitian, perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber/ obyek penelitian sederhana.

Otomasi Perpustakaan

Otomasi perpustakaan artinya bahwa manajemen perpustakaan itu dikelola menggunakan teknologi informatika dengan bantuan komputer. Otomasi perpustakaan jelas menggunakan aplikasi perpustakaan untuk mengelola baik untuk menyimpan data buku, peminjaman maupun yang lain.

Aplikasi perpustakaan cukup banyak tersedia baik yang berbayar maupun yang gratis. Sebaiknya sekolah menggunakan aplikasi perpustakaan yang gratis saja sehingga tidak memberatkan dari segi pembiayaan. Banyak aplikasi perpustakaan yang gratis antara lain adalah SLIMS, Schils, dan Inlislite. Semuanya itu adalah produk dalam negeri sendiri. Banyak aplikasi perpustakaan dari luar antara lain koha, evergreen, emilda dan sebagainya.

Apa yang diharapkan dari otomasi ini adalah memang untuk mempermudah dalam mengelola perpustakaan. Apalagi di era digital ini maka kita dituntut untuk menguasai teknologi ini. Dengan aplikasi juga untuk mempermudah pencarian katalog, pembuatan katalog maupun label buku. Kita tinggal input buku saja, masalah katalog, label, jumlah buku ada menu tersendiri.

PEMBAHASAN

Cara Install Aplikasi SLIMS

Aplikasi SLIMS semula diciptakan untuk sistem operasi linux, tetapi dapat diinstall di windows. SLIMS pertama dikembangkan oleh humas kemdiknas sekitar tahun 2007. SLIMS adalah aplikasi perpustakaan berbasis open source. Tetapi SLIMS yang sekarang sudah tidak disuport oleh kemdikbud tetapi dikembangkan oleh developer dan oleh komunitas SLIMS. SLIMS sudah mencapai versi 8 dengan nama akasia. Untuk install SLIMS maka harus memerlukan web server yaitu XAMPP, wampp server, appser atau web server yang lain. Setelah itu dapat dipindahkan ke hosting.

Aplikasi SLIMS sudah banyak digunakan di sekolah sekolah, perguruan tinggi maupun di kantor kantor perpustakaan daerah. Aplikasi SLIMS ada dua macam, ada yang versi portabel dan ada yang versi permanen. Yang versi portabel cara instalnya hanya dengan cara mengektrak ke folder tertentu saja, yang penting harus mempunyai aplikasi winrar atau winzip,cuma yang versi portabel hanya berlaku untuk sistem operasi windows. Hanya saja kalau slims untuk windows

(22)

BORNEO, 16 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

biasanya perbaikan di path mysqldump berbeda dengan SLIMS untuk linux karena memang semula bahwa SLIMS khusus untuk linux.

Cara instal SLIMS di windows memerlukan winrar karena untuk mengektrak file SLIMS yang berbentuk zip. Memerlukan web server seperti XAMPP, wampp server atau appserv atau web server yang lain. Pertama download di file SLIMS di slims.web.id kemudian ekstrak file tersebut di htdocs di XAMPP kalau di wampp server di www. Setelah itu harus dibuat database di phpmyadmin. Kalau pada SLIMS 7 ke bawah harus import file sqlnya, tetapi untuk SLIMS 8 tidak perlu import file sql.

(23)

17

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 Gambar 1b. Tampilan SLIMS 8 Akasia (2)

Cara Instal Schils

Cara instal Schils memerlulan web server XAMPP, wampp server atau appserv atau web server yang lain, caranya mirip instal SLIMS. Aplikasi Schils disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Aplikasi Schils adalah aplikasi perpustakaan berbasis SLIMS, sehingga mudah digunakan. Aplikasi schils adalah turunan dari aplikasi SLIMS (Senayan Library Management System) yang bisa digunakan untuk ebook, tetapi file installer cukup besar tetapi kalau tidak menghendaki bisa memilih yang minimal.

Gambar 2. Tampilan Schils Cara Install Inlislite

Aplikasi perpustakaan inlislite dikembangkan oleh perpustakaan nasional (PNRI). Aplikasi ini mudah digunakan dan cara installnya sangat mudah dibanding SLIMS atau schils. Sama dengan SLIMS atau schils maka untuk instal inlislite memerlukan wamp server seperti XAMPP, wampp server atau yang lain. Hanya pada inlislite memerlukan framework.net untuk yang versi windows. Cara instalnya lebih mudah tidak usah membuat database di phpmyadmin seperti pada SLIMS atau SCHILS.

(24)

BORNEO, 18 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Gambar 3a. Tampilan Awal Inlislite

Gambar 3b. Tampilan Inlislite Pendampingan Oleh Pengawas

Supervisi perpustakaan adalah supervisi manajerial yakni bagian pembinaan kepada kepala sekolah. Supervisi manajerial pengawas sekolah terdiri dari supervisi EDS, penyusunan RKS, pelaksanaan RKS, supervisi perpustakaan, supervisi laboratorium, SIM, kesiswaan, keuangan, komite sekolah dan sebagainya. Pengawas selalu memberi motivasi dalam menggunakan aplikasi perpustakaan maupun memberikan pendampingan dalam menggunakan aplikasi perpustakaan baik cara instalnya maupun cara menggunakan aplikasi tersebut.

(25)

19

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

K13 tentang pemberdayaan komite sekolah dan pemberdayaan lab IPA dan perpustakaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim. Pada tahun itu kami selaku pengawas sekolah mulai dikenalkan aplikasi perpustakaan SLIMS, inlislite dan sebagainya. Akhirnya selaku pengawas mempelajari sendiri dari web SLIMS, bagaimana cara instalasinya baik di windows maupun di linux. Kami mendownload aplikasi SLIMS dari slims.web.id dan aplikasi ini kebetulan gratis.

Kami melakukan pendampingan baik pendayagunaan lab IPA maupun perpustakaan dengan wilayah di Babulu dan di daerah seberang di sekolah SMPN 15 PPU, SMPN 19 PPU dan SMP Dharma Husada, di Babulu di sekolah SMPN 8 PPU dengan pilot projeknya dan sekolah imbasnya adalah SMPN 16 PPU, SMPN 17 PPU, SMPN 11 PPU. Kami juga melakukan monitoring pemberdayaan lab IPA dan perpustakaan sampai 3 bulan.

Hasil monitoring bahwa perpustakaaan di sekolah di Kab PPU masih banyak kekurangannya baik dari manajemen perpustakaan, anggaran maupun sumber daya manusia yang menguasai teknologi perpustakaan. Kendala dalam menggunakan aplikasi perpustakaan bahwa tenaga perpustakaan di sekolah binaan kami belum menguasai betul betul tentang aplikasi perpustakaan seperti SLIMS, schils maupun inlislite. Tenaga perpustakaan juga masih banyak yang belum menguasai TIK dalam perpustakaan maupun ilmu pendukungnya masih kurang seperti penguasaan terhadap sistem operasi linux. Padahal dengan linux lebih handal, apalagi SLIMS jika diinstal di linux tidak mengalami mysqldump.

Maka saran dari pengawas adalah pihak sekolah harus mampu bekerja sama dengan pihak perpustakaan daerah maupun dengan komunitas komunitas pustakawan seperti pengguna SLIMS maupun inlislite di tanah air kita ini baik melalui media sosial seperti facebook maupun yang lain.

Otomasi dengan SLIMS di Sekolah Binaan

Sekolah binaan kami ada 5 sekolah, namun yang melaksanakan otomasi perpustakaan baru 2 sekolah yaitu SMPN 1 PPU dan SMPN 16 PPU. Itupun perangkat wifi di SMPN 16 kena musibah perangkatnya disambar petir, sehingga sekolah binaan yang masih melaksanakan aplikasi otomasi adalah SMPN 1 sampai dengan sekarang. DI SMP1 PPU petugasnya lancar dalam menggunakan aplikasi SLIMS 5 meranti dengan web server XAMPP.

KESIMPULAN

Otomasi perpustakaan di sekolah binaan belum dijalankan 100 % karena mengingat sarana yang masih kurang seperti jumlah komputer maupun sumberdaya manusia yang menguasai teknologi perpustakaan masih kurang. Di SMPN 1 PPU baru melaksanakan otomasi untuk satu komputer saja, jadi digunakan untuk lokal saja, tidak berbentuk jaringan komputer. Jadi kalau digunakan sendirian tidak memerlukan internet karena menggunakan web server saja seperti XAMPP, wampp server, IIS maupun yang lain.

Kemampuan tenaga perpustakaan dalam mengelola perpustakaan dengan otomasi masih kurang baik penguasaan SLIMS, schils maupun untuk inlislite. Otomasi perpustakaan mengubah dari pekerjaan secara manual yang membosankan, memerlukan waktu yang lama menjadi pekerjaan yang

(26)

BORNEO, 20 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

mengasyikkan dan sangat cepat sekali. Misalnya membuat katalog, label, membuat kartu anggota perpustakaan. Namun untuk menjalankan aplikasi perpustakaan memerlukan ilmu TIK.

SARAN

1. Kepala sekolah harus memahami pengembangan otomasi perpustakaan karena kepala sekolah sebagai manajer.

2. Tenaga perpustakaan di sekolah perlu mendapat pelatihan aplikasi perpustakaan.

3. Sarana perpustakaan perlu ditambah seperti computer.

4. Harus ada kerjasama dengan pihak pihak tertentu yang berkecimpung di dunia perpustakaan.

5. Kemampuan tenaga perpustakaan dalam mengelola perpustakaan dengan otomasi masih harus ditingkatkan supaya tidak menjadi masalah ketika menemui hal hal seperti update versi atau membackup data SLIMS, schils atau inlislite. Ketika menambah aplikasi tambahan pada SLIMS juga harus diperhatikan langkah langkahnya.

6. Sekolah tinggal memilih aplikasi mana yang digunakan dalam otomasi perpustakaan dengan memperhitungkan kehandalan dan kemudahan penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud, 2018. Gerakan Literasi. Jakarta. Kemdiknas. 2008. Cara Install LAMPP di Linux. Kemdiknas. 2008. Cara Install SLIMS di Linux. Kemdiknas. 2008. Cara Install XAMPP di Windows.

Kemdiknas. 2008. Permendiknas nomor 25 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan. Jakarta.

Kemdiknas. 2015. Panduan Install Inlislite. Kemdiknas. 2015. Panduan Install Schils.

Kemdiknas. 2016. Panduan Install SLIMS Akasia di Windows.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007. Tentang Perpustakaan.

(27)

21

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII DI

SMK NEGERI 19 SAMARINDA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Agus Sulaiman

ABSTRAK

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran Matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran suatu bentuk pembelajaran yang dikemas dengan proses permainan dan menitikberatkan pada keaktifan siswa, dengan menerapkan TGT proses pembelajaran tidak menjadi monoton, siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar serta melatih siswa untuk lebih percaya diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII melalui menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe team games tournament pada pembelajaran matematika. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran Teams Game Tournament (TGT). Hasil penelitian menunjukan bahwa tahap prasiklus diketahui bahwa dari 28 siswa hanya terdapat 6 siswa atau 21% yang lulus atau mencapai KKM 70 sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 22 siswa atau 79% Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus pertama mengalami peningkatan yakni dengan jumlah siswa 28 orang yang lulus atau mencapai nilai KKM 70 sebanyak 15 siswa (54%), sedangkan yang tidak lulus 13 siswa (46%). Selanjutnya pada siklus ke dua yang terdiri dari 28 orang siswa yang lulus atau mencapai KKM 70 sebanyak 23 siswa (82%) sedangkan yang tidak lulus atau tidak mencapai KKM sebanyak 5 orang (18%). Dengan demikian dapat disimpulankan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII UPTD SMK Negeri 19 Samarinda tahun pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci: model teams game tournament (TGT), hasil belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai proses pada dasarnya membimbing siswa menuju pada tahap kedewasaan, dengan melalui program pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, yang termasuk di dalamnya adalah pendidikan dalam

(28)

BORNEO, 22 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan yang saling berhubungan dilakukan secara terus menerus akan menghasilkan sebuah pola pikir serta pendalaman akademik yang akan tertanam pada siswa. Proses pendidikan yang tertanam dan tersalur kepada siswa hendaknya dapat tertanam dan dapat merubah watak serta pola pikir siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran Matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran suatu bentuk pembelajaran yang dikemas dengan proses permainan dan menitikberatkan pada keaktifan siswa, dengan menerapkan TGT proses pembelajaran tidak menjadi monoton, siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar serta melatih siswa untuk lebih percaya diri. Huda (2013:197) menyatakan bahwa TGT merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin untuk membantu siswa mereview dan menguasai materi pelajaran. Mulyatiningsih (2014:244) TGT melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainanan sehingga memberi peluang kepada siswa untuk belajar lebih rileks dan menjadikan pembelajaran tidak monoton. Berdasarkan hal tersebut TGT dipiih karena dapat melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, saling menghargai perbedaan dan pemahan yang lebih mendalam mengenai materi yang dipelajari, mejadikan pembelajaran lebih bermakna dan tidak bersifat monoton, menambah semangat belajar, menambah rasa percaya diri siswa, serta menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan perbaikan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII di UPTD SMK Negeri 19 Samarinda Tahun Pelajaran 2017/2018”.

KAJIAN PUSTAKA Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdulrahman, 1999). Sedangkan menurut Winkel (1999) hasil belajar adalah perubahan sikap atau tingkah laku anak melalui proses belajar.

Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Kurdi dan Aziz (2006:27) hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan keterampilan yang dialami siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Gagne mengemukakan lima kategori tipe hasil belajar, yakni verbal information, intelektual skill, cognitive strategy, attitude dan motor skill (Sudjana, 2000:28). Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah ini terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Enam aspek pada ranah ini yakni, gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

(29)

23

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2006). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat simpulkan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung menetap baik dilihat dari unsur segi kognotif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu, yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan dengan cara latihan dan pengalaman belajar. Untuk memperoleh hasil belajar, diperlukan penilaian atau dilakukan evaluasi pada siswa yang merupakn tindak lanjut atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukannya, sehingga dengan evaluasi pendidik juga dapat mengukur tentang perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Jadi penilaian atau evaluasi hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Hadi dan Rukiyah, 2009).

Hasil Belajar Matematika

Pada hakekatnya matematika adalah kependidikan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan daya nalar serta pembinaan kepribadian siswa dan adanya kebutuhan yang nyata berupa tuntunan perkembangan riel dari kepentingan hidup masa kini dan masa mendatang yang senantiasa berorientasi pada perkembangan pengetahuan seiring dengan kemajuan ilmu dan tehnologi. Belajar yaitu proses kegiatan yang berkesinambungan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku karena pengaruh hasil dan pengalaman yang diperoleh. Jadi belajar diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran.

Hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif yang “respons” hasil pengukurannya tergolong pendapat (judgment), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah (Suryabrata, 2000:19). Sedangkan Soedijarto (1993:49) menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Hasil belajar yang dimaksud disini adalah hasil belajar yang dilihat dari skolastik maupun non skolastik. Skolastik merupakan hasil belajar yang dicapai siswa secara kuantitatif, berarti hasil belajar yang berupa skolastik dapat dimaknai sebagai prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran. Non skolastik merupakan hasil belajar yang ditunjukkan dari perubahan perilaku siswa, berarti hasil belajar yang berupa non skolastik dapat dimaknai sebagai perubahan motivasi belajar ke arah yang lebih baik.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat di interpretasikan bahwa hasil belajar matematika adalah suatu kinerja yang di indikasikan sebagai suatu kemampuan pemahaman matematika yang bersifat menetap atau konstan dimana kemampuan tersebut diperoleh setelah memulai proses belajar matematika.

(30)

BORNEO, 24 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar. Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih santai disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Menurut Wartono (2004:16) menyatakan bahwa dalam Team Games Tournament atau pertandingan permainan tim,siswa memainkan pengacakan kartu dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh poin pada skor tim mereka. Permainan ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan-pertanyan yang relevan dengan materi pelajaran yang dirancang untuk mengetes kemampuan siswa dari penyampaian pelajaran kepada siswa di kelas. Setiap wakil kelompok akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai tersebut. Permainan ini dimainkan pada meja-meja turnamen.”

METODE PENELITIAN

Model skema yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan McTaggart dimana proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus. Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada dua siklus. Apabila pada siklus I belum mencapai ketuntasan, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. Adapun alur dari penelitin ini digambarkan sebagai berikut.

Prasiklus

Tindakan I Observasi Refleksi

Perencanaan II Tindakan II Observasi Refleksi II Kemampuan siswa meningkat Perencanaan I

(31)

25

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 Gambar 1. Bagan Alur Penelitian HASIL PENELITIAN

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan pada siklus I dilaksanakan dengan dua kalian pertemuan yaitu pada tanggal 4 September dan 11 September 2017 yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Pertemuan Pertama Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Jumat, 4 September 2017 di ruang guru UPTD SMK Negeri 19 Samarinda. Guru sekaligus peneliti merancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran. Peneliti menyiapkan Silabus mata pelajaran Matematika kelas XII, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) matematika pada materi konsep teori peluang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT. Skenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut: 1) Sosialisasi pembelajaran kooperatif TGT dan materi yang akan dipelajari kepada siswa; 2) Penyajian konsep-konsep materi pelajaran; 3) Pembentukan tim, dari 40 siswa dibagi kedalam 8 tim. Masing-masing tim beranggotakan 5 siswa yang heterogen; 4) Belajar tim dan kerja tim; dan 5) Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 4 September 2017 di ruang kelas. Pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP.

Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah konsep teori peluang. Pada awal pelaksanaan tindakan diberikan suatu pengarahan tentang model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) kepada siswa. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan model pembelajaran tersebut berjalan lancar. Pengarahan tersebut berupa langkah-langkah pembelajaran kooperatif TGT, yang meliputi : mendengarkan penyajian materi dari guru, belajar bersama dengan teman satu tim, mengerjakan lembar kerja tim, melaksanakan games tournament. Dengan adanya pengarahan tersebut maka siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai model pembelajaran kooperatif TGT, sehingga siswa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tiap tahapan.

Selain itu, guru juga memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang dinilai selama model pembelajaran kooperatif TGT dilaksanakan, yaitu: kerja sama tim dalam belajar dan mengerjakan lembar kerja tim, keaktifan siswa dalam bertanya atau mengeluarkan pendapat, kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal games dan hasil akhir. Guru juga menjelaskan bahwa akan ada reward atau penghargaan bagi tim yang yang memenuhi kriteria tertentu, hal

Gambar

Gambar 1a. Tampilan SLIMS 8 Akasia (1)
Gambar 1b. Tampilan SLIMS 8 Akasia (2)
Gambar 3a. Tampilan Awal Inlislite
Gambar 2. Hasil Belajar Siswa Kelas XII UPTD   SMK Negeri 19 Samarinda pada Siklus I  Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perhitungan itu ada pengakuan biaya tahun berjalan, karna biaya belum terealisasi maka secara pajak tidak boleh dibebankan sebagai biaya sehingga dikoreksi

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat kenyamanan termal, visual, dan akustik lingkungan pabrik dengan standard yang berlaku, dan

Ibnu Taimiyyah menguraikan, “Mencaci adalah penghinaan dan pelecehan sementara tunduk kepada perintah berarti memuliakan dan menghargai, maka mustahil qalbu menghina

6. Bogor via e-mail untuk menutup kegiatan usaha “CV. Harapan Utama Indah”. Sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Demikian surat ini dibuat dan kami harap segera

1) Secara berkelompok, peserta didik mempresentasikan laporan kerja kelompok tentang struktur dan kaidah teks prosedur kompleks, , “Cara Menggunakan ATM” hal 53-54, dengan

dilakukan adalah struktur pori (diameter, volume, dan luas permukaan) menggunakan analisa Brunauer- Emmet-Teller (BET), fase kristal menggunakan analisa X-ray

Kolom (1) diisi nomor urut, kolom (2) diisi diisi rencana tanggal penarikan, kolom (3) pilih angka 1 untuk penarikan tunai, angka 2 untuk penarikan dalam bentuk barang dan angka

Berkomitmen untuk mulai merealisasikan rencana penanaman modal paling lambat 1 (satu) tahun setelah diterbitkannya keputusan pengurangan Pajak Penghasilan badan.