• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh etos kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh etos kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo."

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH ETOS KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PERTENUNAN DESA

BORO KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO

Anggi Budi Faderika Maria Magdalena Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian bertujuan untuk: (1) menguji dan menganalisis pengaruh etos kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; (2) menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; serta (3) menguji dan menganalisis pengaruh etos kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016. Populasi penelitian adalah karyawan produksi tenun di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo sebanyak 42 orang. Sampel diambil dengan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Variabel terikat penelitian adalah produktivitas kerja karyawan, sedangkan variabel bebas penelitian adalah etos kerja dan kepuasan kerja karyawan. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh etos kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; (2) ada pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; serta (3) etos kerja dan kepuasan kerja dapat menjadi prediktor produktivitas kerja karyawan.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECTS OF WORK ETHICS AND JOB SATISFACTION TOWARD THE EMPLOYEES’ WORK PRODUCTIVITY IN WEAVING

INDUSTRY AT BORO KALIBAWANG KULON PROGO

Anggi Budi Faderika Maria Magdalena Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research aimed to: (1) test and analyze the effects of work ethics toward the work productivity of the employees; (2) test and analyze the effects of job satisfaction toward the work productivity of the employees; and (3) test and analyze the effects of work ethics and job satisfaction toward the work productivity of the employees.

The research was in nature an explanatory one which was done in the time span from April until May 2016. The population, amounting to 42 persons, was the employees of weaving industry at Boro Kalibawang Village Kulon Progo. The sampling technique used was a saturation one. The instruments to collect data were questionnaires. The dependent variable was the work productivity of the employees, while the independent one was the employees’ work ethics and job satisfaction. The data were analyzed using multiple linear regression method.

The results of research showed that: (1) there were effects of work ethics toward the work productivity of the employees; (2) there were also effects of job satisfaction toward their work productivity; and (3) work ethics and job satisfaction may become predictors of employees’ work productivity.

(3)

i

PENGARUH ETOS KERJA DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

DI PERTENUNAN DESA BORO KALIBAWANG

KABUPATEN KULON PROGO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Anggi Budi Faderika MM

NIM : 121324009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Ku persembahkan hasil karyaku ini untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang selalu menuntun dan

memberikan kasih yang berlimpah di dalam setiap langkah

hidupku.

Bapak dan ibu terkasih Alm. Richardus Marjani dan

Budiyati.

Terimakasih atas bimbingan, kasih sayang, dukungan dan

doanya selama ini.

Kakak-kakakku Pujiyanto, Nurwati, Agus Mudanto,

Yuliana, Cristhin. Terimakasih atas doa dan dukungannya.

Kekasih dan sahabatku Daniel Setyawan P. Terimakasih atas

semangatnya memotivasiku, mendukung, mendoakan,

mendengarkan keluh kesahku dan selalu ada di setiap ku

membutuhkan mu.

Sahabat dan temanku Vidia, Cipluk, Kristi, Hesti, Elin, Dika,

Agus, Adit, Hendry, mbak Novi. Terimakasih atas semangat,

(7)

v

Terimakasih pula untuk dosen pembimbing yang telah sabar

membimbing saya selama menyelesaikan tugas akhir ini.

Terimakasih pula untuk almamaterku tercinta Universitas

(8)

vi

MOTTO

Sabar Menanti Waktu Tuhan

Di dalam hidup ini, semua ada waktunya

Ada waktunya kita menabur...

Ada juga waktu menuai.

Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu,

Mungkin doamu bagai tak terjawab!

Namun yakinlah tetap.

Tuhan tak’kan terlambat!

Juga tak akan lebih cepat

Semuanya...

Dia jadikan indah tepat pada waktuNya.

(9)

vii

Percayalah...

Tuhan jadikan indah pada waktuNya.

Hendaklah kita slalu dalam firmaNya

Percayalah kepada Tuhan!

Nantikan Dia Bekerja pada waktunya.

Tuhan Takkan terlambat

Juga tak akan lebih cepat

Ajarlah kami setia slalu menanti waktuMu Tuhan..

(10)
(11)
(12)

x ABSTRAK

PENGARUH ETOS KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI PERTENUNAN DESA

BORO KALIBAWANG KABUPATEN KULON PROGO

Anggi Budi Faderika Maria Magdalena Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian bertujuan untuk: (1) menguji dan menganalisis pengaruh etos kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; (2) menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; serta (3) menguji dan menganalisis pengaruh etos kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016. Populasi penelitian adalah karyawan produksi tenun di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo sebanyak 42 orang. Sampel diambil dengan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Variabel terikat penelitian adalah produktivitas kerja karyawan, sedangkan variabel bebas penelitian adalah etos kerja dan kepuasan kerja karyawan. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh etos kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; (2) ada pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan; serta (3) etos kerja dan kepuasan kerja dapat menjadi prediktor produktivitas kerja karyawan.

(13)

xi ABSTRACT

THE EFFECTS OF WORK ETHICS AND JOB SATISFACTION

TOWARD THE EMPLOYEES’ WORK PRODUCTIVITY IN WEAVING

INDUSTRY AT BORO KALIBAWANG KULON PROGO

Anggi Budi Faderika Maria Magdalena Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The research aimed to: (1) test and analyze the effects of work ethics toward the work productivity of the employees; (2) test and analyze the effects of job satisfaction toward the work productivity of the employees; and (3) test and analyze the effects of work ethics and job satisfaction toward the work productivity of the employees.

The research was in nature an explanatory one which was done in the time span from April until May 2016. The population, amounting to 42 persons, was the employees of weaving industry at Boro Kalibawang Village Kulon Progo. The sampling technique used was a saturation one. The instruments to collect data were questionnaires. The dependent variable was the work productivity of the employees, while the independent one was the employees’ work ethics and job satisfaction. The data were analyzed using multiple linear regression method.

The results of research showed that: (1) there were effects of work ethics toward the work productivity of the employees; (2) there were also effects of job satisfaction toward their work productivity; and (3) work ethics and job satisfaction may become predictors of employees’ work productivity.

(14)

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah atas segala limpahan rahmat, kasih dan

karunia-Nya yang tidak pernah putus sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo .

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyususan hingga akhir,

tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan

tulus mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan,

bimbingan dan bantuan yang tak terhingga dari:

1. Allah yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusun skripsi ini.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D sebagai Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta periode 2014-2018.

3. Bapak Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti M.Si., M.Ed selaku Dosen Pembimbing

yang telah sabar membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.

6. Seluruh Bapak Ibu Dosen program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah

membagi ilmunya selama proses perkuliahan.

7. Br. Petrus Sutimin FIC, Mbak Anik, Mas Antok, atas ijin dan bantuannya

dalam penyebaran kuesioner penelitian di Perusahaan Pertenunan Desa

(15)

xiii

8. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Alm. Richardus Marjani dan Ibu Maria

I Budijati yang telah merawat, membimbing, mendidik saya hingga saat ini,

menasihati, memberikan perhatian kasih sayang, dukungan dan

pengorbanan dan selalu mendoakan dan terimakasih atas kerja keras bapak

dan ibu untuk membiayai semua kebutuhan saya.

9. Kakakku Agus Mudanto. Terimakasih atas motivasi dan semangat serta doa

yang telah diberikan selama penyelesaian skripsi.

10. Semua keluarga besarku Mas Puji, Mbak Nur, Mas Agus, Mbak Yuli, Mbak

Cristhin, serta keluarga besar Kakek Kartowiharjo. Terimakasih untuk

semua bantuannya serta dukungan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

11. Kekasih dan sahabat Daniel Setyawan P. Terimakasih atas waktu, rasa

sayang, perhatian, motivasi dan semangat serta doa yang telah diberikan

selama penyelesaian skripsi.

12. Saudaraku Anastasia Ria Indrasworo yang selalu membantu, memberikan

informasi dan motivasi dalam penyelesaian skripsi.

13. Sahabatku Vidia Natalia K dan Hesti Ratna yang telah membantu mengurus

surat ijin penelitian dan motivasi dalam penyelesaian skripsi.

14. Sahabat-sahabatku terbaik gerombolan si berat Kristi, Cipluk, Elin, Om

Bray, Adit, Hendry, Amang, dkk. Terimakasih untuk semua bantuan,

kebersamaan, tawa canda, susah, senang dan dukungan yang telah diberikan

selama penulis kuliah.

15. Semua teman-teman seperjuangan PE’ 2012. Terimakasih atas dukungan

dan kekompakkannya.

16. Teman kost Mbak Novi, Sari, Ratih, Mbak April, Gata, terimakasih atas

motivasi, kebersamaan buat hari-hari yang indah bersama kalian.

17. Sahabatku Rosalia Purwaningtyas dan Lucia S yang telah memberikan

semangat dan motivasi selama penyelesaian skripsi.

18. Temanku Valencia April, Joe, Bima, Sarni, Sisil, Isna, terimakasih atas

(16)

xiv

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Penulis,

(17)

xv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... ix

ABSTRAK ... x

ABTRAC ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

(18)

xvi

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Definisi Operasional... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 9

1. Etos Kerja a. Pengertian Etos Kerja ... 9

b. Tiga Karakteristik Etos Kerja ... 9

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja ... 12

d. Pengukuran Etos Kerja ... 13

e. Dampak Etos Kerja ... 15

2. Kepuasan Kerja a. Pengertian Kepuasan Kerja ... 18

b. Model Kepuasan Kerja ... 19

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 20

d. Pengukuran Kepuasan Kerja ... 22

e. Dampak Positif Kepuasan Kerja ... 23

3. Produktivitas Kerja a. Pengertian Produktivitas ... 25

b. Tiga Bentuk Peningkatan Produktivitas ... 26

(19)

xvii

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ... 28

e. Indikator Pengukuran Produktivitas ... 30

f. Dampak Positif Produktivitas ... 31

B. Penelitian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 41

E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 44

G. Jenis Data dan Sumber Data ... 46

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 46

I. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 63

B. Lokasi Perusahaan Pertenunan ... 65

C. Tujuan Perusahaan Pertenunan ... 67

D. Permodalan ... 67

(20)

xviii

F. Produksi. ... 72

G. Personalia ... 76

H. Pemasaran ... 80

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 84

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 107

B. Keterbatasan ... 108

C. Saran ... 109

(21)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

III.1 Kisi- Kisi Kuesioner Variabel Etos Kerja ... 45

III.2 Kisi- Kisi Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja ... 45

III.3 Kisi- Kisi Kuesioner Variabel Produktivitas ... 45

III.4 Hasil Uji Validitas Etos Kerja ... 48

III.5 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja ... 49

III.6 Hasil Uji Validitas Produktivitas ... 50

III. 7 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

III.10 Tabel Rincian Kategori Etos Kerja ... 53

III.11 Tabel Rincian Kategori Kepuasan Kerja... 53

III.12 Tabel Rincian Kategori Produktivitas ... 53

IV.1 Tabel Pembagian Kerja ... 77

IV.2 Tabel Struktur Organisasi Perusahaan ... 83

V.1 Tabel Data Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 85

V.2 Tabel Data Karyawan Berdasarkan Usia ... 86

V.3 Tabel Data Karyawan Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 87

V.4 Tabel Perhitungan Kategori Etos Kerja ... 89

V.5 Tabel Perhitungan Kategori Kepuasan Kerja ... 90

V.6 Tabel Kategori Perhitungan Produktivitas ... 91

V.7 Hasil Uji Linearitas ... 92

V.8 Hasil Uji Normalitas ... 94

(22)

xx

V.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 98

V.11 Kesimpulan Hasil Uji Asumsi Klasik ... 99

V.12 Hasil Uji Hipotesis ... 100

V.13 Hasil Uji F ... 101

(23)

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

II.1 Tiga Karakteristik Etos Kerja... 10

II.2 Konsep Kepuasan Kerja ... 20

II.3 Kerangka Berpikir ... 39

(24)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

(25)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Situasi global yang semakin berkembang pesat membuat kondisi perusahaan

satu dengan perusahaan lainnya harus mampu bersaing dengan baik. Persaingan

dalam perusahaan perlu dipersiapkan agar mampu menghasilkan output yang

sempurna. Untuk menghasilkan output yang sempurna di dalam perusahaan,

diperlukan pelaksanaan kerja yang baik dan sumber daya manusia yang berdaya

guna bagi perusahaan. Pada umumnya pelaksanaan kerja dan sumber daya

manusia yang berdaya guna dibutuhkan setiap perusahaan, khususnya untuk

meningkatkan output dan mempertahankan perusahaan untuk jangka panjang.

Perusahaan yang berorientasi ke jangka panjang ialah wujud perusahaan yang

mempunyai pandangan untuk maju.

Perusahaaan yang mempunyai pandangan untuk maju terlihat dari sumber

daya manusia yang benar-benar berdaya guna untuk perusahaan. Perusahaan yang

maju ialah perusahaan yang mampu mengelola, memelihara, mengembangkan

serta pelaksanaan kerja dan penggunaan sumber daya manusia dapat mencapai

hasil yang optimal (Sedarmayanti, 2009). Dengan demikian perusahaan

membutuhkan karyawan yang memiliki etos kerja tinggi yang berkaitan dengan

pendayagunaan sumber daya manusia, baik manusianya maupun peralatan yang

digunakan dalam upaya meningkatkan etos kerja. Sumber daya manusia

(26)

dikarenakan keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas

sumber daya manusia yang harus dimiliki setiap perusahaan.

Sumber daya manusia yang berkualitas dapat terlihat dari tingkat etos kerja

karyawan yang maksimal, kesetiaan karyawan dalam bekerja, tingkat

kesejahteraan karyawan meningkat, tingkat kepuasan kerja karyawan meningkat,

produktivitas karyawan meningkat dan tingkat penghasilannya (Sedarmayanti,

2009). Salah satu ukuran kualitas karyawan dapat dilihat dari sudut etos kerjanya,

semakin tinggi etos kerja, maka kualitas karyawan akan semakin baik.

Kualitas karyawan akan semakin baik jika memiliki etos kerja yang tinggi.

Etos kerja yang tinggi terlihat dari penilaian positif terhadap hasil kerja,

menempatkan pandangan kerja sebagai suatu hal yang amat luhur, kerja sebagai

aktivitas yang bermakna (Sinamo, 2011). Dengan demikian, kualitas karyawan

yang baik akan mewujudkan etos kerja karyawan yang tinggi pula.

Karyawan yang memiliki etos kerja rendah akan berdampak terhadap

banyak aspek, baik masalah ekonomi, sosial, dan budaya. Oleh karena itu,

peningkatannya perlu ditangani secara terpadu agar dapat mewujudkan etos kerja

yang tinggi. Demikian juga etos kerja karyawan perlu ditingkatkan. Untuk

meningkatkan etos kerja diperlukan keahlian interpersonal. Keahlian interpersonal

sering kali berkaitan dengan hubungan kerja dengan orang lain atau di lingkungan

kerjanya. Keahlian interpersonal meliputi kebiasaan dan sikap. Karyawan yang

memiliki keahlian interpersonal akan mempunyai komitmen untuk bekerja keras.

Komitmen karyawan untuk bekerja keras biasannya akan menumbuhkan perasaan

(27)

pekerjaannya sering disebut dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana

karyawan memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2011). Seseorang dengan

tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan positif tentang

pekerjaannya, sementara seseorang yang tidak puas akan pekerjaanya akan

memiliki perasaan negatif pada pekerjaanya (Handoko, 2011: 81).

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu

yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Tanggapan emosional itu bisa berupa

perasaan puas (positif) atau tidak puas (negatif). Bila secara emosional puas

berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya jika secara emosional tidak puas

maka kepuasan kerja tidak tercapai.

Secara emosional karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya

daripada karyawan yang tidak puas. Perasaan-perasaan yang berhubungan dengan

kepuasan dan ketidakpuasan kerja cenderung mencerminkan penaksiran dari

tenaga kerja tentang pengalaman-pengalaman kerja pada waktu sekarang dan

masa lampau daripada harapan-harapan untuk masa depan. Dapat dilihat bahwa

terdapat unsur penting dalam kepuasan kerja karyawan seperti nilai-nilai

pekerjaan (Sopiah, 2008: 171).

Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam

melakukan tugas penting setiap individu. Nilai-nilai pekerjaan karyawan harus

sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai

(28)

produktivitas. Produktivitas karyawan merupakan suatu kaitan antara output yakni

hasil kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk. Bahkan

secara spesifik dikatakan bahwa salah satu ukuran yang sering digunakan untuk

menentukan efektifitas suatu perusahaan adalah produktivitas kerja.

Produktivitas kerja karyawan dimaksud dengan perbandingan antara hasil

yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Doktrin Olso

pada Kongres Produktivitas Sedunia ke IV bulan Mei 1984 diperoleh tambahan

pengertian produktivitas sebagai berikut:

Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan

semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan banyak orang dengan

menggunakan semakin sedikit sumber-sumber daya (Ravianto, 2010: 4).

Produktivitas kerja karyawan berkaitan erat dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya seperti kemampuan melaksanakan kerja, peningkatan hasil

kerja, semangat kerja, pengembangan diri, mutu yang lebih baik, dan efisiensi

(Ravianto, 2010: 38). Suatu usaha memerlukan pelaksanakan kerja yang baik

supaya produktivitas dapat terus meningkat.

Peningkatan produktivitas penting sekali dalam dunia perusahaan. Namun,

berdasarkan observasi, karyawan di pertenunan ini memiliki produktivitas kerja

yang rendah, pengalaman & ketrampilan kerja minimal. Alat yang digunakan

untuk memproduksi barang adalah ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). ATBM

ialah alat tenun yang masih sederhana.

Apabila dilihat dari pemaparannya mengenai etos kerja dan kepuasan kerja

(29)

Alasan memilih penelitian di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten

Kulon Progo karena sudah banyak penelitian yang meneliti kegiatan usaha dengan

profit besar sehingga lebih tertarik untuk meneliti kegiatan usaha non profit di

pertenunan tersebut. Dalam penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh etos

kerja dan kepuasan kerja karyawan untuk bertahan di kegiatan usaha non profit.

Selain itu, ingin menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi etos

kerja dan kepuasan kerja mereka. Untuk mengingat arti pentinya etos kerja dan

kepuasan dalam bekerja bagi karyawannya dan pengaruh diantara keduanya, maka

penulis memilih judul “Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh etos kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di

Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo?

2. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan

di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo?

3. Bagaimana pengaruh etos kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon

(30)

C.Batasan Masalah:

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada etos kerja dan kepuasan

kerja, dan produktivitas kerja.

D.Definisi Operasional 1. Variabel Dependen (Y)

Produktivitas kerja adalah persepsi karyawan atas kemampuannya dalam

melaksanakan tugas yang didasarkan pada kesediaan untuk meningkatkan

hasil, kesediaan untuk mengembangkan diri, dan semangat kerja, serta

berorientasi pada peningkatan mutu dan efisiensi.

2. Variabel Independen (X)

a. Etos kerja (X1) adalah sikap yang dimiliki karyawan dalam bekerja yang

dilandasi sikap mandiri dan berpegang pada moralitas, pandangan terhadap

waktu luang, kerja keras, ketertarikan efektif akan bekerja dan keyakinan

perlunya menunda kepuasan.

b. Kepuasan kerja (X2) adalah keadaan emosional karyawan yang

mengindikasikan perasaan positif terhadap pekerjaan yang disebabkan oleh

pekerjaan itu sendiri, penggajian, peluang adanya promosi, supervisi, dan

hubungan dengan rekan kerja.

E. Tujuan Penelitian:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh etos kerja terhadap produktivitas

(31)

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten

Kulon Progo.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh etos kerja, kepuasan kerja jika

dilaksanakan secara stimulan terhadap produktivitas kerja karyawan di

Pertenunan Desa Boro Kalibawang Kabupaten Kulon Progo.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis:

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai kajian ilmu

pengetahuan, penambahan wawasan, pengembangan teori dan pendalaman

ilmu pengetahuan dibidang Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan

langsung dalam peningkatan etos kerja dan kepuasan kerja bagi setiap

karyawan, sehingga produktivitas kerja karyawan di Pertenunan Desa Boro

Kalibawang Kabupaten Kulon Progo semakin meningkat dari waktu ke waktu.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Pertenunan

Pertenunan diharapkan mampu mendorong dan mengevaluasi bagaimana

setiap individu ataupun karyawan mengerti betapa pentingnya etos kerja,

kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan karena dua faktor tersebut

berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan serta memiliki kebijakan

yang dapat mendorong perilaku etos kerja, dan kepuasan kerja karyawan

(32)

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi tambahan mengenai pengaruh etos kerja dan kepuasan kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan untuk penelitian lebih lanjut dan

menambah referensi kepustakaan di Sanata Dharma.

c. Bagi Penulis

Penelitian etos kerja dan kepuasan kerja terhadap produktivitas karyawan

ini sangat bermanfaat bagi penulis karena telah memberikan pengalaman

berharga tentang bagaimana pentingnya etos kerja, kepuasan kerja dalam

(33)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Etos Kerja

a. Pengertian Etos Kerja

Pandangan Sinamo (2011) mengenai etos kerja dalam bukunya yang

berjudul “8 Etos Kerja Profesional” mengartikannya sebagai seperangkat

perilaku positif yang berakar pada keyakinan yang disertai komitmen total

pada paradigma kerja.

Harsono & Santoso (2006) menyatakan bahwa etos kerja adalah

semangat kerja yang didasari oleh nilai-nilai atau norma-norma tertentu. Hal

ini sesuai dengan pendapat Sukriyanto (2000) yang menyatakan bahwa etos

kerja adalah suatu semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat untuk

mampu bekerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup mereka. Etos kerja

menentukan penilaian manusia yang diwujudkan dalam suatu pekerjaan

(Sinamo, 2011: 89).

b. Tiga karakteristik etos kerja

Untuk menciptakan etos kerja karyawan yang bersinergi satu dengan

(34)

Gambar II.1

Tiga Karakteristik Etos Kerja

Sumber: Sinamo, 2011

Penjelasan 3 karakteristik untuk menciptakan etos kerja yang

bersinergi dapat disajikan pada gambar adalah sebagai berikut:

1) Keahlian interpersonal

Keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang berkaitan dengan

bagaimana karyawan berhubungan dengan pekerja lain di lingkungan

kerjanya. Keahlian interpersonal meliputi karakteristik pribadi yang

dapat memfasilitasi terbentuknya hubungan interpersonal yang baik dan

memberikan kontribusi dalam performansi kerja. Tiga karakteristik

Etos kerja Keahlian

interpersonal

Inisiatif Dapat

(35)

2) Inisiatif

Perilaku yang dimiliki oleh karyawan yang dapat memfasilitasi

dirinya agar terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak

langsung merasa puas dengan kinerja yang biasa. Sifat karyawan seperti

ini dapat digambarkan seperti cerdik, produktif, antusias, teliti.

3) Dapat diandalkan

Perilaku karyawan yang berhubungan langsung dengan adanya

harapan terhadap hasil kerja yang memuaskan, berdasarkan fungsi kerja

yang diharapkan perusahaan.

Etos kerja yang tinggi seyogyanya dimiliki oleh setiap karyawan

karena perusahaan sangat membutuhkan kerja keras dan komitmen

yang tinggi dari setiap karyawan, jika tidak maka perusahaaan akan

sulit berkembang.

Agar perusahaan semakin maju, perusahaan perlu melibatkan

anggota untuk meningkatkan mutu kinerjanya, untuk itu setiap

karyawan hendaknya memiliki etos kerja yang tinggi.

Dengan demikian, etos kerja merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh setiap masing-masing karyawan, tujuannya untuk

mendapatkan balas jasa yang berhak diterima oleh karyawan secara

(36)

semangat kerja yang tinggi terutama kerja keras dan komitmen untuk

menjalankan pekerjaanya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja dikelompokkan

ke dalam 2 hal (Djanjendra, 2012), yaitu:

1) Faktor Internal

Seseorang yang memiliki etos kerja dapat dipengaruhi oleh

motivasi yang berasal dari dalam diri atau dari faktor internal. Etos

kerja ialah suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai

yang diyakini seseorang. Etos kerja ditentukan oleh kualitas

pendidikan, keahlian, dan ketrampilan yang dimiliki setiap individu

untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Emosi negatif karyawan yang tidak dikelola dengan baik akan

menjadi sumber masalah, dapat mengurangi upaya dan kerja keras,

yang mempengaruhi produktivitas, profitabilitas, kerja keras,

kepuasan kerja, semangat kerja dan pada akhirnya akan mengurangi

keberhasilan perusahaan untuk mencapai targetnya. Emosi negatif

yang tidak dapat dikelola dengan baik akan mempengaruhi etos kerja.

2) Faktor eksternal

Budaya yang tertanam sejak lama dalam masyarakat mampu

mempengaruhi etos kerja yang akan dimunculkan individu. Budaya

tersebut meliputi, disiplin, sikap mental diyakini oleh masyarakat

(37)

memiliki etos kerja yang tinggi. Sedangkan, masyarakat yang

memiliki sistem masyarakat konservatif akan memiliki etos kerja yang

rendah.

Etos kerja akan dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang mampu

meningkatkan kinerja individu. Yang mana lingkungan kerja

dipengaruhi oleh fasilitas kerja, gaji atau tunjangan, dan hubungan

kerja. Hubungan kerja antara individu satu dengan yang lainnya dapat

meningkatkan produktivitas kerja ketika individu mampu menghadapi

pekerjaannya dan juga ketenangan psikologis yang ditimbulkan dari

hubungan kerja tersebut.

d. Pengukuran Etos Kerja

Miller dan Whoer (2001) merumuskan tujuh pengukuran etos kerja.

Adapun tujuh pengukuran etos kerja sebagai berikut:

1) Kemandirian

Sikap yang dimiliki oleh individu terutama kemandirian dalam

pekerjaannya sehari-hari. Kemandirian ini mengacu pada kemampuan

individu untuk menghindari kebutuhan agar tidak bergantung pada

orang lain.

2) Moralitas

Keyakinan individu dalam memperlakukan orang lain,

khususnya tidak pernah mengambil sesuatu yang bukan miliknya dan

(38)

3) Waktu luang

Sikap-sikap yang mendukung waktu luang dalam bekerja,

khususnya sikap individu yang terbiasa memilih menggunakan waktu

senggang untuk bersantai ketika jam kerja sedang berlangsung.

4) Kerja keras

Kepercayaan bahwa seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih

baik dan meraih tujuannya melalui komitmen terhadap nilai dan

pentingnya bekerja.

5) Sentralisasi dalam bekerja

Sentralisasi dalam bekerja merupakan hal yang penting dalam

suatu pekerjaan terutama untuk meningkatkan martabat dan

keefektifan akan bekerja.

6) Waktu yang terbuang

Sikap dan keyakinan yang mencerminkan penggunaan waktu

yang aktif dan produktif. Waktu yang terbuang mengarah sebagai

keyakinan seseorang dalam menggunakan waktu dengan cara yang

paling efesien, produktif, dan konstruktif yang dilakukan dengan

perencanaan dan kegiatan terkoordinasi untuk menghindari waktu

yang terbuang.

7) Penunda kepuasan

Orientasi pada masa depan dan penundaan akan penghargaan.

(39)

untuk bekerja keras terutama dalam mencapai tujuan atau memperoleh

imbalan.

e. Dampak Positif Etos Kerja

Etos kerja yang positif pasti akan menunjukkan kaitan yang sangat

erat antara modal perusahaan dengan nilai kepercayaan untuk mencapai

visi dan misi secara konsisten melalui norma-norma nilai kerja yang

menciptakan suasana nyaman, aman, dan sejahtera bagi setiap

individunya.

Perusahaan memerlukan fleksibilitas yang tinggi dengan budaya

kerja "high trust". Tujuannya adalah untuk membangun kredibilitas yang

memberikan rasa percaya kepada setiap orang, bahwa budaya kerja

perusahaan dikerjakan dengan etos kerja yang terukur dalam sebuah

sistem, prosedur, dan kebijakan yang memiliki tingkat keperdulian sosial

bisnis untuk secara konsisten mampu memberikan nilai-nilai kebutuhan

para individunya secara optimal (Sinamo, 2011: 102).

Etos kerja yang baik berasal dari hasil kesadaran sebuah

perusahaan untuk secara tulus menggali semua potensi positifnya dalam

rangka memberikan nilai-nilai terbaiknya kepada setiap individunya.

Terdapat pengaruh yang signifikan etos kerja terhadap produktivitas

yaitu semakin tinggi tingkat etos kerja yang dimiliki karyawan, maka

semakin tinggi pula produktivitas kerjanya. Begitu juga sebaliknya

semakin rendah etos kerja, maka semakin rendah pula produktivitas yang

(40)

Dalam dunia perusahaan, memungkinkan seseorang bekerja bukan

hanya dilihat dari hasil kinerjanya melainkan proses yang terjadi di

lingkungan kerjanya. Etos kerja dapat meningkatkan produktivitas

seseorang dalam bekerja karena dapat meningkatkan pandangan positif

terhadap hasil kerjanya. Ketika seseorang karyawan mampu memiliki

etos kerja yang tinggi maka dirinya akan melaksanakan tugasnya dengan

tanggung jawab. Secara psikologis seorang karyawan akan menunjukkan

memiliki etos kerja yang positif terutama terkait dengan pekerjaannya

untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Etos kerja juga membuat individu mampu meningkatkan semangat

kerja, sehingga mampu meningkatkan produktivitas untuk lebih produktif

dan berhasil mencapai targetnya di dalam suatu perusahaan. Sehingga,

semakin tinggi etos kerja yang dimiliki seseorang maka semakin baik

pula ia akan memanfaatkan waktu yang ada untuk menghasilkan

pekerjaan yang maksimal terhadap pekerjaan atau produktivitas kerjanya.

Etos kerja sebenarnya mengajarkan kepada setiap sumber daya

manusia untuk secara tulus dan ikhlas dari lubuk hati terdalam

membangun kebiasaan-kebiasaan positif yang efektif dalam memberikan

pelayanan berkualitas tinggi. Untuk itu diperlukan upaya terus-menerus

dari manajemen perusahaan dalam memberikan contoh teladan dari

perilaku etos kerja yang ingin diciptakan oleh perusahaan tersebut.

Nilai-nilai positif secara berkelanjutan akan memberikan wawasan dan

(41)

sumber daya manusia dalam menggali etos kerja terbaik dari sudut kaca

mata positif (Iskandar, 2002: 30).

Etos kerja yang baik lahir dari pribadi-pribadi yang proaktif dalam

mempersiapkan diri mereka untuk menjadi manusia-manusia organisasi

yang siap seratus persen menjalankan misi dan visi perusahaan mereka

dengan nilai-nilai positif yang tidak dapat dikompromikan lagi. Nilai

positif berarti setiap pikiran dan tindakan selalu berkosentrasi untuk

memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.

Untuk menghasilkan kualitas yang tinggi diperlukan pengetahuan,

keterampilan, teknologi, dan keinginan untuk selalu berbuat baik. Selain

kualitas yang tinggi di dalam perusahaan, diperlukan juga etos kerja yang

mampu mendorong kebiasaan-kebiasaan budaya rutin yang efektif dalam

memberikan sinar kebahagian, kenyamanan, keamanan. Semua prinsip

positif pelayanan wajib dihayati secara optimal oleh semua pimpinan dan

staf perusahaan tanpa terkecuali. Setiap stimulus benih-benih positif

kedalam pikiran sumber daya manusia akan menghasilkan respons etos

kerja yang berasal dari kesadaran hati dan pikiran terdalam.

Selain itu, dampak positif dari etos kerja terlihat bahwa semakin

tinggi etos kerja akan semakin tinggi pula produktivitas yang berdampak

pada terciptanya kedisiplinan, sikap mental yang kuat, tekad dan orientasi

maju terhadap pekerjaan. Etos kerja terlihat dari kerja keras, moralitas,

dan sentralitas dalam bekerja sehingga seseorang dapat memanfaatkan

(42)

bentuk kerja keras dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Dengan

demikian mampu menghasilkan produktivitas yang baik dalam

lingkungan kerja. Memiliki keyakinan akan pentingnya bekerja demi

tercapainya tujuan kerja yang lebih besar (Septian, 2014: 57).

2. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja sebagai perasaan positif pada suatu pekerjaan, yang

merupakan dampak/ hasil evaluasi dari berbagai aspek pekerjaan tersebut

(Robbins & Judge, 2008).

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan

mereka. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki

perasaan positif tentang pekerjaannya, sementara seseorang yang tidak puas

akan pekerjaannya akan memiliki perasaan negatif pada pekerjaannya

(Handoko, 2011: 81).

Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan

kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas

jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati

kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika

hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak.

Dari berbagai pengertian kepuasan kerja dapat disimpulkan bahwa

kepuasan kerja merupakan kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan

(43)

dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka

menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan

pekerjaannya dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Kepuasan

di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati diluar

pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil

kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya.

b. Model Kepuasan Kerja

Para pakar telah mengembangkan berbagai desain mengenai kepuasan

kerja. Frederick (Wirawan, 2013: 699) mengemukakan faktor-faktor

kepuasan kerja. Kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja disebabkan oleh

sejumlah faktor atau dimensi yang menyebabkan kepuasan dan

ketidakpuasan kerja. Jika persepsi pegawai terhadap faktor tersebut positif

maka pegawai akan puas terhadap pekerjaannya. Jika persepsi pegawai

(44)

Gambar II.2 Konsep Kepuasan Kerja

Puas dan tidak puas pegawai terhadap pekerjaannya mempengaruhi

variabel mediasi yaitu variabel yang mediasi antara kepuasan kerja dan

ketidakpuasan kerja dengan kinerja pegawai. Jika pengaruh variabel

mediasi tinggi, maka kinerja pegawai relatif tinggi. Dikatakan relatif tinggi,

karena kinerja pegawai berfluktuasi dipengaruhi keadaan lingkungan kerja.

Jika pengaruhnya rendah, kinerja pegawai relatif akan rendah. Keadaan

tersebut akan menentukan tujuan dari perusahaan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja menurut

(45)

1) Pekerjaaan yang secara mental menantang

Pekerjaan ialah hal yang paling dominan di dalam suatu

perusahaan, secara langsung pekerjaan itu dapat dirasakan oleh

karyawan. Terutama pekerjaan karyawan yang cenderung lebih disukai

karyawan ialah pekerjaan yang secara mental menantang, karena akan

memberikan mereka kesempatan untuk memberikan ketrampilan dan

kemampuan mereka serta menawarkan beragam tugas, kebebasan atau

umpan balik mereka mengerjakan pekerjaan.

2) Ganjaran yang pantas

Dalam melaksanakan tugas di suatu perusahaaan karyawan

biasanya menerima upah yang setimpal dengan pekerjaan yang individu

kerjakan. Upah dikenal sebagai ganjaran yang diberikan oleh pemimpin

terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan. Ganjaran yang pantas

merupakan keinginan karyawan akan sistem upah dan kebijakan

promosi mereka yang mereka persepsikan adil, tidak kembar arti dan

segaris dengan pengharapan mereka.

3) Kondisi yang mendukung

Merupakan sebagai kepedulian karyawan akan lingkungan kerja

yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan

pekerjaan tugas dengan baik, mereka lebih cenderung menyukai

(46)

4) Rekan yang mendukung

Mengandung pengertian bahwa orang-orang mendapatkan lebih

dari pada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja,

tetapi kerja juga akan mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, sehingga

sangat penting bagi mereka yang memiliki rekan kerja yang mendukung

dan dapat bekerja dengan baik.

5) Kesesuaian dengan kepribadian dengan pekerjaan

Merupakan suatu unsur yang penting untuk ditambahkan, karena

unsur tersebut merukan unsur yang cukup berperan dalam menentukan

kepuasan kerja, yaitu bahwa karyawan cenderung akan merasa puas

apabila ada kecocokan antara kepribadiaanya dengan pekerjaannya.

d. Pengukuran Kepuasan Kerja

Menurut Luthans (Soedjono, 2005: 27) terdapat 5 indikator yang dapat

dijadikan pengukuran kepuasan kerja. Indikator tersebut adalah:

1) Kepuasan pada pekerjaan itu sendiri

Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dapat menghasilkan

kepuasan kerja, motivasi intern, prestasi kerja yang tinggi, tingkat

kemangkiran yang rendah. Seseorang karyawan akan merasa puas

apabila dalam pekerjaannya dituntut untuk menyelesaikan pekerjaannya

dari awal sampai akhir, atau menuntut tanggung jawab dari pekerja.

2) Kepuasan pada pembayaran

Kepuasan pada pembayaran merupakan hal yang bersifat

(47)

terletak pada gaji ataupun upah semata, namun karyawan lebih melihat

hal itu sebagai suatu refleksi dari pihak perusahaan atas kontribusi yang

mereka berikan. Kepuasan terhadap pembayaran dapat dipengaruhi oleh

kebijakan perusahaan, khususnya tentang sistem pembayaran yang

ditetapkan.

3) Kepuasan terhadap promosi

Kesempatan untuk dipromosikan merupakan bentuk imbalan yang

bentuknya berbeda dengan imbalan lain, yang dapat dilakukan

berdasarkan senioritas maupun berdasarkan kinerja.

4) Kepuasan pada supervisi

Supervisi merupakan hal yang sangat penting sebagai sumber

kepuasan kerja. Kepemimpinan supervisi yang mempengaruhi kepuasan

kerja adalah supervisior yang berorientasi pada karyawan dan

supervisior yang mengutamakan partisipasi karyawan.

5) Kepuasan pada rekan kerja

Rekan kerja bisa menjadi sumber kepuasan yang paling kuat jika

anggotanya mempunyai kemiripan dalam nilai-nilai perilaku. Nilai

perasaan dari suatu kelompok kerja berkaitan erat dengan kepuasan

kerja. Rekan kerja akan menjadi sumber kepuasan kerja karyawan bila

antar karyawan diberi kesempatan berinteksi satu sama lain.

e. Dampak Positif Kepuasan Kerja

Menurut Handoko (2011:193) “kepuasan kerja adalah keadaan

(48)

karyawan memandang pekerjaan mereka”. Kepuasan kerja mencerminkan

perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif

karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi

dilingkungan kerjanya. Secara historis, karyawan yang memiliki kepuasan

kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Masalahnya adalah

terdapatnya idividu yang kepuasan kerjanya tinggi tidak menjadi individu

yang produktivitasnya tinggi.

Banyak pendapat mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih

tinggi, terutama yang dihasilkan oleh prestasi kerja, bukan sebaliknya.

Seperti yang tertulis dalam penelitian Wara (2014) prestasi kerja lebih baik

mengakibatkan penghargaan lebih tinggi. Bila penghargaan tersebut

dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja pegawai akan

meningkat karena mereka menerima penghargaan dalam proporsi yang

sesuai dengan prestasi kerja mereka.

Kepuasan kerja akan berpengaruh positif terhadap produktivitas

kerjanya. Kepuasan kerja diartikan sebagai sikap dan tingkah laku

karyawan terhadap pekerjaanya. Karyawan yang merasa puas terhadap

pekerjaannya di lingkungan perusahaan akan berdampak pada semangat

kerjanya yang mampu membuat seorang karyawan meningkatkan

produktivitas kerjannya.

Kepuasan kerja karyawan tercermin dalam produktivitas kerja yang

tinggi. Jadi semakin tinggi kepuasan kerja yang dimiliki karyawan akan

(49)

karyawan dapat diukur dari tingkat kesenangan karyawan terhadap

aspek-aspek kepuasan kerja, misalnya: gaji, pekerjaan itu sendiri, rekan kerja,

promosi kerja. Semakin tinggi tingkat kesenangan karyawan terhadap

aspek kepuasan kerja maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan

karyawan terhadap produktivitasnya.

Kepuasan kerja yang diperoleh oleh karyawan dapat meningkatkan

kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang

kepuasan kerjanya terpenuhi akan bekerja secara maksimal sehingga

karyawan dapat memenuhi target atau sasaran yang telah disepakati

sebelumnya (Herista, 2014: 30).

3. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas

Pengertian Produktivitas sangat berbeda dengan produksi. Tetapi

produksi merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain

kualitas dan hasil keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang

berhubungan dengan hasil keluaran dan umumnya dinyatakan dengan

volume produksi, sedangkan produktivitas berhubungan dengan efisiensi

penggunaan sumber daya (masukan dalam menghasilkan tingkat

perbandingan antara keluaran dan masukan).

Peningkatan produktivitas dan efisiensi merupakan sumber

pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga merupakan

(50)

jangka panjang. Dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang sama,

pertumbuhan output akan meningkat lebih cepat apabila kualitas dari

kedua sumber daya tersebut meningkat. Walaupun secara teoritis faktor

produksi dapat dirinci, pengukuran kontribusinya terhadap output dari

suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai kesulitan. Di

samping itu, kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar maupun

sebagai manajer, dari suatu aktivitas produksi tentunya juga tidak sama

dengan mesin atau alat diketahui bahwa output dari setiap aktivitas

ekonomi tergantung pada manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut,

maka sumber daya manusia merupakan sumber daya utama dalam

pelaksanaan aktivitas perusahaan (Ravianto, 2010: 76).

Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu

mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik

dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Berdasarkan uraian di atas, produktivitas dapat dijelaskan sebagai

masukan dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan

masukan dalam produksi suatu barang dengan perhitungan biaya-biaya

yang sudah ditetapkan.

b. Tiga Bentuk Peningkatan Produktivitas

Menurut (Ravianto, 2010:4) peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam

tiga bentuk, yakni:

1) Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya yang

(51)

Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari jumlah produksi yang

dihasilkan. Peningkatan jumlah produksi dilatarbelakangi adanya

sumber daya yang sama. Sumber daya itu meliputi keahlian karyawan,

alat yang digunakan selama proses produksi. Jumlah produksi

meningkat karena adanya sikap dan tekad dari setiap individu karyawan

untuk meningkatkan produksi.

2) Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang kurang.

Sumber daya tak terlepas dari jumlah produksi yang dihasilkan

dalam produktivitas. Untuk menentukan jumlah produksi, sumber daya

yang kurang dapat menjadi faktor dalam memproduksi barang.

Contohnya karyawan yang sedang mengalami sikap malas, karyawan

tersebut tetap mau bekerja tanpa memikirkan jumlah produksi yang

dihasilkan akan meningkat atau tidak.

3) Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan

sumber daya relatif lebih kecil.

Dari waktu ke waktu jumlah produksi dapat dilihat karena adanya

keterlibatan dari sumber daya. Peningkatan jumlah produksi dapat

tergantung dari sumber daya yang relatif kecil.

Misi dari sebuah unit produksi adalah menghasilkan sesuatu yang

diinginkan dengan efektif dan efesien. Efektif atau efektivitas

mempunyai pengertian seberapa tepat hasil-hasil kerja kita memenuhi

(52)

kuantitas, maupun waktu. Sedangkan efisien adalah seberapa baik kita

mengolah sumber daya yang kita miliki.

c. Ciri-ciri Karyawan Produktif

Ciri-ciri karyawan yang produktif menurut Timpe (Umar, 2008: 12),

yakni:

1) Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat

Karyawan yang produktif pasti memiliki sikap cerdas dalam

bekerja, dengan kecerdasannya karyawan secara tidak langsung dapat

belajar dengan relatif cepat terhapat pekerjaan yang digeluti.

2) Kompeten secara profesional

Setiap perusahaan pasti menginginkan karyawan yang kompeten

secara profesional. Tujuannya untuk meningkatkan hasil produksi

dalam bekerja.

3) Kreatif dan inovatif

Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil dalam memproduksi

barang karena adanya kreatif dan inovatif yang muncul dari pribadi

setiap karyawan untuk meningkatkan produktivitas.

4) Belajar dengan cerdik menggunakan logika, efisien, tidak mudah

macet dalam pekerjaan.

d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan

(53)

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik

yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan

kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta,

termasuk dalam melakukan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas

dan pendidukan yang tinggi, seseorang karyawan diharapkan mampu

melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

2) Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis

operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekayaan.

Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Dengan

keterampilan yang dimiliki seorang karyawan diharapkan mampu

menyelesaikan pekerjaan secara produktif.

3) Kebiasaan

Kebiasaan sangat erat hubungannya antara kebiasaan dan

perilaku. Kebiasaan merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika

kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam

hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan

menguntungkan. Artinya, kebiasaan karyawan adalah baik, maka hal

(54)

4) Perilaku

Perilaku ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang telah

tertanam dalam diri karyawan sehingga dapat mendukung kerja yang

efektif atau sebaliknya.

e. Indikator Pengukuran Produktivitas

Menurut Sutrisno (Ravianto, 2010: 38) produktivitas merupakan hal

yang penting bagi para karyawan, untuk mengukur produktivitas

diperlukan suatu indikator sebagai berikut:

1) Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas.

Kemampuan seseorang karyawan sangat bergantung pada

ketrampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam

bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang

diemban kepada mereka.

2) Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai merupakan

salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun

yang menikmati hasil pekerjaan tersebut.

3) Semangat kerja

Ini merupakan usaha lebih baik dari kemarin. Indikator ini dapat

dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian

(55)

4) Pengembangan diri

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan

kemampuan kerja. Pengembangan ini dapat dilakukan dengan

melibataan tantangan dan harapan dengan apa yang dihadapi. Sebab

semakin kuat tantangan, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu

juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat

berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan

kemampuan.

5) Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang

lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukan kualitas

kerja seseorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk

memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan sangat berguna

bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

6) Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan

sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan

aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup

signifikan bagi karyawan.

f. Dampak Positif Produktivitas

Kinerja seorang karyawan dapat berpengaruh terhadap produktivitas,

(56)

apabila penurunan produktivitas terus menerus terjadi maka kegiatan usaha

atau perusahaan tersebut akan gulung tikar.

Dalam kegiatan usaha, diperlukan membuat produk sendiri sehingga

produk tersebut akan dibutuhkan oleh pembeli dan kegiatan usaha tersebut

akan terkenal, harga produk tersebut bisa lebih mahal dari harga biasanya.

Kegiatan usaha akan terus berkembang pesat maka akan membuka banyak

lapangan kerja.

Perilaku karyawan yang bersemangat dalam bekerja merupakan

salah satu faktor yang akan membawa dampak terhadap produktivitas

kerja dari masing-masing karyawan. Semangat dalam bekerja merupakan

pola tingkah laku positif, seperti: hasrat yang kuat untuk melaksanakan

tugas dan tanggung jawab dalam perusahaan. Dengan semangat kerja yang

tinggi, maka produktivitas yang dihasilkan akan tinggi. Oleh karena itu,

tidak diragukan lagi bahwa perusahaan akan mampu membuat karyawan

lebih produktif dalam bekerja demi mencapai produktivitas perusahaan

yang dinginkan.

Dampak positif dari produktivitas dapat dilihat dari penghasilan

yang diterima karyawan yang harus dapat memenuhi kebutuhan secara

minimal, misalnya kebutuhan akan makan, minum, pakaian, dan

perumahan. Oleh karena itu setiap perusahaan dalam menetapkan

kompensasi kepada para karyawan, harus sedemikian rupa sehingga gaji

terendah yang diberikan akan dapat memenuhi kebutuhan mereka secara

(57)

dalam bekerja, karyawan bersemangat dan loyal. Hal ini akan berdampak

positif pada produktivitas kerja karyawan di dalam sebuah perusahaan

(Sukoco, 2010).

B.Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh:

a. Herista Valentinus (2014). Penelitian lainnya terkait dengan kepuasan kerja

dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap

Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada PT Pembangunan Daerah Kalimantan

Barat Cabang Kapuas Halu, Kalimantan Barat)”. Pengambilan sampel

dengan teknik population sampling. Teknik pengumpulan data dengan

kuisioner dan observasi dokumen. Dari hasil analisis data kualitatif

disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja sama-sama

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sedangkan secara sendiri-diri

ditemukan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

b. Edwin Sans, Edward dan Belson (2013). Penelitian lainnya terkait dengan

produktivitas dengan judul “Pengaruh Teknik Budaya dan Etos Kerja

terhadap Produktivitas Rumput Laut Euchemau cottoni di Perairan Desa

Revav Kabupaten Maluku Tenggara”. Penelitian ini menunjuk khusus untuk:

menganalisis pengaruh teknik budaya terhadap produktivitas rumput laut,

pengaruh etos kerja terhadap produktivitas rumput laut, pengaruh teknik

budaya dan etos kerja terhadap produktivitas rumput laut. Hasil penelitian

(58)

terhadap produktivitas sehingga ketepatan penggunaan teknik budidaya dan

etos kerja akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

C.Kerangka Konseptual Penelitian

1. Pengaruh Etos Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Etos kerja merupakan suatu semangat kerja yang dimiliki karyawan

untuk mampu bekerja lebih baik guna memperoleh nilai hidup yang semakin

baik. Karyawan yang memiliki etos kerja tinggi cenderung membangun

kesadaran mengenai pentingnya meningkatkan produktivitas kerja. Di dalam

suatu perusahaan sangat dibutuhkan kerja keras dan komitmen yang tinggi

terhadap produktivitas kerja. Tujuannya untuk mendorong perubahan ke arah

yang lebih baik, terutama karyawan akan berprioritas mengunggulkan

produktivitasnya dari waktu ke waktu.

Menurut Petty (Sinamo, 2011: 92) etos kerja memiliki tiga aspek seperti

(1) keahlian interpersonal yang berkaitan langsung dengan hubungan

karyawan dengan pekerjaan lain di lingkungan kerjanya, (2) inisiatif adalah

perilaku yang dimiliki karyawan dalam memfasilitasi dirinya agar terdorong

untuk meningkatkan kinerjanya, (3) dapat diandalkan adalah perilaku

karyawan yang berhubungan langsung dengan adanya harapan terhadap hasil

kerjanya. Ketiga aspek etos kerja tersebut biasanya dimiliki oleh karyawan

yang memiliki etos kerja yang tinggi.

Etos kerja karyawan yang tinggi merupakan wujud gambaran

perusahaan yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi dengan budaya kerja

(59)

memberikan rasa percaya kepada setiap karyawan. Agar budaya kerja

perusahaaan dikerjakan dengan etos kerja yang terukur diperlukan sebuah

sistem, prosedur, dan kebijakan yang memiliki tingkat keperdulian sosial

bisnis untuk secara konsisten mampu memberikan nilai-nilai kebutuhan

secara optimal (Sinamo, 2011: 102).

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut diharapkan karyawan dapat

menerapkan etos kerja yang tinggi terutama dalam meningkatkan

produktivitas kerja karyawan, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Etos kerja dapat dibentuk apabila seorang karyawan mampu

menciptakan kedisiplinan, sikap mental yang kuat, tekad dan orientasi maju

terhadap pekerjaan. Selain itu etos kerja karyawan terhadap produktivitasnya

terlihat dari kerja keras, moralitas, sentralisasi dalam bekerja sehingga

karyawan dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk menghasilkan

produktivitas yang maksimal sebagai bentuk kerja keras dan tanggung jawab.

Apabila suatu perusahaan mimiliki etos kerja yang rendah dalam

melaksanakan pekerjaannya maka perusahaan mengalami kerugian yang

disebabkan karena karyawan tidak bekerja dengan seluruh kemampuan yang

dimiliki (Ega, 2010: 50).

Hal ini menunjukkan bahwa etos kerja yang dilakukan karyawan dapat

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Sebaliknya semakin baik etos

kerja yang dimiliki karyawan, maka produktivitas akan menjadi lebih banyak.

(60)

produktivitas yang dihasilkan akan sedikit. Berdasarkan uraian di atas dapat

dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut.

H1: Etos kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas

kerja karyawan

2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas

Setiap karyawan menuntut adanya perilaku kerja yang memuaskan,

salah satunya adalah kepuasan dalam bekerja di perusahaan. Namun kepuasan

kerja yang tinggi tidak dapat muncul dengan mudah.

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau

tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.

Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan

positif tentang pekerjaannya, sementara seseorang yang tidak puas akan

pekerjaannya akan memiliki perasaan negatif pada pekerjaannya (Handoko,

2011: 81).

Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan merasa senang dan

bahagia dalam melakukan pekerjaanya dan tidak berusaha mengevaluasi

alternatif pekerjaan lain. Sebaliknya karyawan yang merasa tidak puas dalam

pekerjaannya cenderung mempunyai pikiran untuk keluar, mengevaluasi

alternatif pekerjaan lain, dan berkeinginan untuk keluar karena berharap

menemukan pekerjaan yang lebih memuaskan (Andani, 2006: 17)

Karyawan yang memiliki kepuasan kerja tinggi cenderung membangun

kesadaran mengenai pentingnya meningkatkan produktivitas kerja. Setiap

(61)

kinerja karyawan akan berprioritas mengutamakan produktivitasnya.

Kepuasan kerja yang diperoleh karyawan dapat meningkatkan kinerja

karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang kepuasan

kerjanya terpenuhi akan bekerja dengan maksimal sehingga karyawan dapat

memenuhi target atau sasaran yang telah disepakati. Proses timbulnya

kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor kepuasan pada pekerjaan itu sendiri,

pembayaran, promosi, dan supervisi.

Kepuasan kerja yang tinggi dari karyawan dapat meningkatkan

produktivitas itu sendiri, sehingga karyawan dapat bekerja dengan maksimal.

Karyawan yang mempunyai kepuasan dalam bekerja tinggi akan berdampak

positif bagi perusahaan. Bila seseorang puas terhadap pekerjaanya, maka

karyawan tersebut memiliki sikap positif terhadap pekerjaanya dan

sebaliknya bila karyawan merasa tidak puas terhadap pekerjaanya, maka ia

akan bersikap negatif terhadap pekerjaanya.

Dengan demikian, kepuasan kerja karyawan yang muncul dari pribadi

karyawan dapat mempengaruhi produktivitas kerja setiap karyawan. Semakin

tinggi kepuasan kerja karyawan maka tingkat produktivitas kerja semakin

tinggi dan sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja karyawan maka tingkat

produktivitas kerja semakin rendah. Berdasarkan uraian di atas dapat

dirumuskan hipotesis ke dua sebagai berikut:

H2: Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(62)

3. Pengaruh Etos Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas

Berdasarkan latar belakang dan kerangka berpikir diatas, maka dapat

digambarkan bagan seperti dibawah. Hal ini menunjukkan bahwa etos kerja

yang dimiliki karyawan dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.

Semakin tinggi etos kerja yang dimiliki karyawan, maka karyawan dapat

menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Tetapi apabila etos kerja

rendah, maka produktivitas juga akan rendah. Begitu juga dengan kepuasan

kerja yang dimiliki setiap karyawan dapat juga mempengaruhi produktivitas

kerja karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dimiliki karyawan maka

semakin tinggi pula produktivitas kerja karyawan. Sebaliknya semakin

rendah kepuasan kerja yang dimiliki karyawan maka semakin rendah pula

produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan

hipotesis ke tiga sebagai berikut:

H3: Etos kerja dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap produktivitas kerja karyawan.

Berdasarkan tinjauan teoritis dan konsep dasar terdahulu, maka disusun

sebuah kerangka pemikiran teoritis yang merupakan kombinasi dari teori dan

hasil penelitian yang berkaitan sebagaimana disajikan dalam gambar berikut

(63)

Gambar II.I Kerangka Konseptual

pengaruh secara parsial

pengaruh secara bersama-sama

Produktivitas kerja

(Y)

Etos kerja (X1)

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar II.1
Gambar II.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji t test variabel kepuasan kerja, motivasi dan disiplin kerja mempunyai pengaruh signifikansi terhadap produktivitas karyawan hal ini dibuktikan bahwa

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca skripsi dengan judul : “PENGARUH DISIPLIN, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN

Ciputra Albalenta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan kampus III Universitas Sanata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan disiplin kerja berhubungan erat dan signifikan dengan produktivitas karyawan Hotel Inna Dharma Deli Medan pada bagian Marketing

adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: Pengaruh motivasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan CV..

• Penelitian sebelumnya meneliti tentang ”Pengaruh Motivasi, Kepuasan, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Kota

“Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, Etos Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi di PT.. Inko Java

Pengaruh Motivasi dan Disiplin kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Dari hasil analisis diperoleh variabel motivasi dan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas