• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH :

MUHAMMAD AFFANDI TAMBUNAN 160304035

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

DI PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH :

MUHAMMAD AFFANDI TAMBUNAN 160304035

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Muhammad Affandi Tambunan (160304035/AGRIBISNIS) dengan judul Analisis Kontribusi Sektor Pertanian dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir.

Rahmanta, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Mozard Baharuddin Darus, M.Sc sebagai anggota komisi pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dan pengaruh jumlah tenaga kerja pertanian, luas lahan pertanian, dan jumlah ekspor pertanian terhadap peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.

Metode yang digunakan adalah metode analisis kontribusi dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi sektor dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 27,07%

dan faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi sektor pertanian adalah tenaga kerja pertanian, luas lahan pertanian dan ekspor pertanian secara serempak berpengaruh nyata terhadap peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. Variabel-variabel tersebut mampu menjelaskan sebesar 78,1% terhadap kontribusi sektor pertanian sedangkan sisanya merupakan variabel lain yang tidak di masukkan ke dalam model. Secara parsial variabel yang berpengaruh nyata pada kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara adalah tenaga kerja pertanian, luas lahan pertanian dan ekspor pertanian.

Kata Kunci : Pembangunan Ekonomi, Kontribusi, Pertanian

(6)

ABSTRACT

Muhammad Affandi Tambunan (160304035 / AGRIBISNIS) with the thesis title is Analysis of the Contribution of the Agricultural Sector and the Factors Affecting the Contribution of the Agricultural Sector in Economic Development in North Sumatra Province was supervised by Bapak Dr. Ir.

Rahmanta, M.Si as chairman of the supervisory commission and Bapak Ir.

Mozard Baharuddin Darus, M.Sc as a member of the supervisory commission.

This study aims to determine the contribution of the agricultural sector to economic development in North Sumatra Province and the influence of the number of agricultural workers, the area of agricultural land, and the amount of agricultural exports on the role of the agricultural sector in economic development in North Sumatra Province. The method used is the method of contribution analysis and multiple linear regression analysis. The results showed that the average contribution of the sector in economic development in North Sumatra Province was 27.07% and the factors that influenced the contribution of the agricultural sector were agricultural labor, agricultural land area and agricultural exports simultaneously had a significant effect on the role of the agricultural sector. in economic development in North Sumatra Province. These variables are able to explain 78.1% of the contribution of the agricultural sector while the rest are other variables that are not included in the model. Partially, the variables that have a significant effect on the contribution of the agricultural sector to economic development in North Sumatra are agricultural labor, agricultural land area and agricultural exports.

Keywords: Economic Development, Contribution, Agriculture

(7)

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD AFFANDI TAMBUNAN, lahir di Medan, pada tanggal 12 Desember 1998. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, putra dari Bapak Zulham Raja Sojuangan Tambunan, S.Pd dan Ibu Liza Rahmawati Marbun.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2010 lulus dari Sekolah Dasar Negeri 060968 Medan.

2. Tahun 2013 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 39 Medan.

3. Tahun 2016 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Medan.

4. Tahun 2016 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama perkuliahan penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi sebagai berikut:

1. Staff Departemen Kaderisasi BKM Al-Mukhlisin FP USU Periode 2017- 2018

2. Ketua Departemen Kajian Strategis Pemerintahan Mahasiswa FP USU Periode 2019-2020

3. Staff Departemen Kajian Strategis dan Advokasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian IMASEP FP USU Periode 2019-2020

4. Sekretaris Departemen Ekonomi Kreatif, Koperasi dan Kewirausahaan Anak Belawan Bersatu Periode 2020-2022

5. Sekretaris umum Majelis Ta’lim Darul Asyairah Periode 2020-2022 Kegiatan yang pernah diikuti selama masa perkuliahan adalah sebagai berikut:

1. Panitia Festival HUT IMASEP FP USU Ke-38

(8)

2. LKMM 1 BKM Fakultas Pertanian USU 2018

3. Ketua Bakti Sosial Ramadhan 2018 Agribisnis FP USU

4. Peserta IRON Speech Competition 2018 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Narasumber Agriculture Lawyers Club 2019 di Fakultas Pertanian USU 6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Simpang Pulo

Rambung,

Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara dari Bulan Juli – Agustus 2019.

7. Melaksanakan penelitian skripsi di Provinsi Sumatera Utara pada bulan Agustus 2020.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat hidayat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Peran Sektor Pertanain dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara”. Tujuan dari penyusunan sksripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Kepada Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si selaku Ketua Komisi

Pembimbing dan Bapak Ir. Mozard Baharuddin Darus, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec, sebagai ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

3. Kepada Ibu Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan Bapak Dr. Rulianda Purnomo Wibowo, SP, M.Ec sebagai Dosen Penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini .

4. Kepada Pembina dan Penasehat IMASEP FP USU Bapak Ir. Thomson Sebayang, M.T, Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma M.Si yang telah membimbing dan mengarahkan saya dalam menjalankan roda organisasi selama menjadi mahasiswa.

5. Kepada seluruh dosen di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis selama Penulis menjadi mahasiswa.

6. Kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, Khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi

(10)

7. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Zulham Raja Sojuangan Tambunan, S.Pd dan Ibunda Liza Rahmawati Marbun, nenek tercinta Zaidarlis Chaniago, om-om saya Afrizal Marbun, M. Nur Syahputra Marbun, Ibu saya Rahmi Wahyuni Marbun dan adik-adik saya Fachrur Rojie Tambunan, Ahmad Fauzi Tambunan, Reza Suryadi Marbun yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti- hentinya, juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini.

8. Terimakasih Kepada keluarga besar IMASEP FP USU yang sudah memberikan penulis ilmu dan pengalaman selama menjadi mahasiswa di jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada sahabat- sahabat saya Keluarga Azmi TV, Muhammad Ridwan, Aditya Pratama Arifin, Muhammad Affandi Tambunan,Muhammad Farid Ansyari Nasution, Raju Pratama Ritonga, Dimas Tauhid, Anggie Arya Wiguna, Muhammad Yoga Pratama, Ahmad Bahri Situmorang, Muhammad Rizky Zein, Asta dan Yuno dalam Black Clover dan teman- teman Majelis Ta’lim Darul Asyairah yang memberikan motivasi, meluangkan waktu dan pemikiran kepada penulis selama masa perkuliahan sampai penulisan skripsi.

10. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Agribisnis stambuk 2016, yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan selama penulis menempuh pendidikan sampai menyelesaikan skripsi.

Sebagai sebuah karya ilmiah, skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki Penulis. Masukan dan saran akan sangat berarti agar skripsi ini dapat dikembangkan dengan penelitian penelitian selanjutnya. Akhir kata, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2021

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka ... 6

2.1.1. Kontribusi Sektor Pertanian... 6

2.1.2. Pembangunan Ekonomi ... 7

2.1.3. Tenaga Kerja... 9

2.1.4 Luas Lahan ... 10

2.1.5 Ekspor Pertanian ... 12

2.2. Landasan Teori... 14

2.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 14

2.2.2. Subsektor Pertanian ... 15

2.3. Penelitian Terdahulu ... 18

2.4. Kerangka Pemikiran... 20

2.5. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 23

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 23

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 23

3.4. Metode Analisis Data ... 23

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 28

3.5.1. Definisi ... 28

3.5.2. Batasan Operasional ... 30

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara ... 31

4.1.1. Kondisi Geografis ... 31

4.1.2. Kondisi Iklim dan Topografi ... 32

4.1.3. Kondisi Demografi ... 32

4.1.4. Potensi Wilayah ... 32

4.1.5. PDRB Provinsi Sumatera Utara ... 33

(12)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Perekonomian di Provinsi Sumatera Utara……….36 5.2. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Sektor

Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi di Provinsi Sumatera

Utara 38

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 47 6.2. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1.1

Perbandingan PDRB dan Kontribusi PDRB Sumatera Utara ADHB dan ADHK 2010 Tahun 2018 di Pulau Sumatera (miliar rupiah)

2

4.1

Produk Domestik Regional menurut Lapangan Usaha Di Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 (juta rupiah) 2016-2018

35 5.1 Hasil Analisis Kontribusi Sektor Pertanian Di Sumatera

Utara Tahun 1990 – 2019 (Persen) 37

5.2

Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian di Provinsi Sumatera Utara

40

5.2 Nilai Toleran Variabel Independen 45

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tercermin dalam kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.

Pembangunan hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, berkeadilan, berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sesuai tujuan yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi.

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu unsur utama pembangunan nasional yang perlu dirancang dengan strategi matang dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan tersebut. Pembangunan ekonomi dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan per kapita dan lajunya pembangunan ekonomi ditujukan dengan menggunakan tingkat pertambahan PDB (Produk Domestik Bruto) untuk tingkat nasional dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) untuk tingkat wilayah atau regional. Pembangunan regional (regional development) sangat terkait dengan perkembangan kota itu sendiri. Dengan demikian pembangunan regional mempunyai arti dan dampak yang luas sekaligus tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi, akan tetapi melibatkan aspek institusional, sosial dan lingkungan (Sirojuzilam, 2010).

(16)

Pembangunan regional atau pembangunan daerah khususnya di pulau Sumatera cenderung menghasilkan nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang beragam. Adapun nilai PDRB masing - masing daerah di Pulau Sumatera dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Perbandingan PDRB dan Kontribusi PDRB Sumatera Utara ADHB dan ADHK 2010 Tahun 2018 di Pulau Sumatera (miliar rupiah)

Provinsi Harga

Berlaku

Harga Konstan

Kontribusi terhadap

PDB Sumatera

Kontribusi terhadap

PDB Nasional

Aceh 155.912,32 126.824,49 4,82 1,04

Sumatera Utara 741.192,69 512.765,63 22,92 4,95 Sumatera Barat 230.528,81 163.995,27 7,13 1,54

Riau 755.274,29 482.087,22 23,36 5,04

Jambi 208.378,56 142.995,28 6,44 1,39

Sumatera Selatan 419.723,11 298.569,34 12,98 2,80

Bengkulu 66.412,90 44.171,16 2,05 0,44

Lampung 333.681,43 232.214,28 10,32 2,23

Kep.Bangka Belitung 73.069,31 52.212,09 2,26 0,49 Kepulauan Riau 249.076,91 173.689,13 7,70 1,66 Pulau Sumatera 3.233.250,32 2.498.488,20 100,00 21,58 Indonesia 14.837.357,5 10.425.316,3 - 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara 2018 (Diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Sumatera Utara berada posisi kedua dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Pulau Sumatera tahun 2018 sebesar 22,92 persen, dan terhadap PDB Nasional sebesar 4,95 persen.

Sedangkan Riau berada pada posisi pertama dengan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Pulau Sumatera tahun 2018 sebesar 23,36 persen dan terhadap PDB Nasional sebesar 5,04 persen. Berdasarkan kontribusinya terhadap PDRB Pulau Sumatera dan PDB Nasional, Sumatera Utara memilki kontribusi yang cukup besar sehingga dapat berada posisi kedua setelah Riau.

(17)

Sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi termasuk sektor yang sangat potensial dalam memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional maupun regional, baik dari segi pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Kontribusian sektor pertanian dalam pembangunan Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Disamping itu, usaha dalam sektor pertanian akan selalu berjalan selama manusia masih memerlukan makanan untuk mempertahankan hidup dan manusia masih memerlukan hasil pertanian sebagai bahan baku dalam industrinya. Di Indonesia, pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor dan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, serta mendorong pemerataan.

Namun kontribusian sektor pertanian belum tentu memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang paling besar untuk beberapa daerah tapi untuk sebagian daerah lagi pertanian memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB (Kusumastuti, 2010).

Kontribusi sektor pertanian di Sumatera Utara sangat beragam. Didalam sektor pertanian, beberapa subsektor pertanian cenderung memiliki kontribusi yang kecil, namun beberapa subsektor pertanian yang lain memiliki kontribusi yang cukup besar dan strategis untuk dikembangkan. Hal ini tentunya dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk melakukan pembangunan daerah terutama pada sektor pertanian sehingga visi utama dalam pembanguan daerah dapat terlaksana.

Kontribusi sektor pertanian juga tentunya berkaitan dengan tenaga kerja sebagai salah satu input yang memiliki pengaruh terhadap kontribusi sektor pertanian itu

(18)

menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan sektor lainnya. Selain tenaga kerja, luas lahan dan jumlah ekspor produk pertanian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kontribusi sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. Semakin luas lahan yang dimiliki petani dan semakin banyak jumlah ekspor produk pertanian yang ada di Sumatera Utara akan menyebabkan kontribusi sektor pertanian semakin signifikan terhadap pembangunan ekonomi di Sumatera Utara.

Sesuai dengan itu, sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan untuk mencapai visi utama dari pembangunan daerah khususnya pembangunan ekonomi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki oleh Provinsi Sumatera Utara. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui kontribusi sektor pertanian serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara ?

2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja pertanian, luas lahan pertanian, dan jumlah ekspor pertanian terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara?

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja pertanian, luas lahan pertanian, dan jumlah ekspor pertanian terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi pemerintah, khususnya seluruh pemerintahan kota di Provinsi Sumatera Utara penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan terkait pembangunan pertanian.

3. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan wacana dan kajian untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama terkait potensi suatu wilayah dengan pembangunan daerah serta sebagai referensi bagi penelitian sejenis.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kontribusi Sektor Pertanian

Kontribusian sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian anggota masyarakat di negara-negara miskin menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, maka satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup di sektor pertanian itu. Cara itu bisa ditempuh dengan jalan meningkatkan produksi tanaman pangan dan tanaman perdagangan mereka dan atau dengan meningkatkan harga yang mereka terima atas produk-produk yang mereka hasilkan (Arsyad, 1992).

Mubyarto (1995), melihat bahwa sektor pertanian memiliki arti penting dalam pembangunan ekonomi. Misal kontribusiannya dalam pembentukan pendapatan nasional, penyedia lapangan pekerjaan dan kontribusinya dalam perolehan devisa.

Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi setiap sektor saling terkait termasuk antara sektor pertanian, sektor industri, dan sektor jasa.

Secara tradisional kontribusian pertanian dalam pembangunan ekonomi dianggap pasif dan hanya sebagai penunjang. Berdasarkan pengalaman sejarah negara- negara barat, pembangunan ekonomi tampaknya memerlukan transformasi struktural ekonomi yang cepat yaitu yang semula mengutamakan kegiatan pertanian menjadi masyarakat yang lebih kompleks di mana terdapat bidang

(21)

industri dan jasa yang lebih modern. Dengan demikian, peranan utama pertanian adalah menyediakan tenaga kerja dan pangan yang cukup dengan harga yang murah untuk pengembangan industri yang dinamis sebagai sektor penting dalam semua strategi pembangunan ekonomi (Todaro,1994).

Sektor pertanian memegang kontribusian penting di Indonesia sehingga sampai saat ini masih mendominasi pendapatan suatu daerah. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa seiring perkembangan zaman kedudukan ini kian menurun kontribusinya dalam pendapatan nasional/regional, digantikan oleh sektor yang lain (Soekartawi, 2003).

2.1.2 Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan kualitas hidup masyarakatnya. Dengan adanya Batasan di atas, maka pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2005).

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang teliti mengenai sumberdaya-sumberdaya publik dan sektor swasta. Petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, dan organisasi-organisasi sosial harus mempunyai kontribusi dalam proses perencanaan. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi (economic entity) yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain (Arsyad, 1999).

(22)

Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan yang berbeda dengan daerah lain.

Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian, tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan eknomi wilayah, yang dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai wilayah, merupakan satu faktor yang cukup menentukan kualitas rencana pembangunan ekonomi daerah (Darwanto, 2006).

Masalah pokok dalam pembangunan ekonomi daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development). Orientasi ini mengarahkan kita pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi (Arsyad, 1999)

Menurut Suryana (2000), usaha-usaha yang sedang giat dilaksanakan oleh negara- negara berkembang (developing countries) di dunia pada umumnya berorientasi kepada bagaimana memperbaiki atau mengangkat taraf hidup (Level of living) masyarakat di negara-negara tersebut agar mereka bisa hidup seperti masyarakat di negara-negara maju. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan-akan menjadi semacam kunci keberhasilan suatu negara untuk meningkatkan taraf hidup warga negaranya.

(23)

2.1.3 Tenaga Kerja

Pengertian tenaga kerja menurut Sumitro Djojohadikusumo adalah semua orang yang bersedia dan sanggup, dan golongan ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri, anggota keluarga yang tidak menerima bayaran serta mereka yang bekerja untuk menerima bayaran/upah/gaji. (Sumitro Djojohadikusumo, 1985:70) Adapun pengertian tenaga kerja menurut undang-undang RI sebagai berikut

“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kebutuhan masyarakat” (Undang-undang RI No.13 Tahun 2003).

Pengertian tenaga kerja pun sifatnya terbatas karena tidak semua penduduk merupakan tenaga kerja, hanya penduduk yang telah mencapai usia minimumlah yang baru bisa dianggap sebagai tenaga kerja. Sedangkan untuk usia 14 tahun keatas (remaja) yang mempunyai tertentu dalam suatu kegiatan ekonomi dan mereka yang tidak bekerja, sebenarnya mereka tidak dihitung sebagai angkatan kerja karena mereka yang masih bersekolah, juga wanitayang mengurus rumah tangga/keadaan fisik tidak bekerja/tidak mencari pekerjaan tidak dikatakan sebagai angkatan kerja (Payman J. Simanjuntak, 1985).

Tenaga kerja sektor pertanian di Sumatera Utara memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2010 berjumlah 42.825.807 orang dan pada tahun 2019 berjumlah 38.109.196 orang.

(24)

2.1.4 Luas Lahan

Lahan adalah suatu wilayah dipermukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa akan datang. (Brinkman dan Smyth, 1973; Vink, 1975; dan FAO, 1976).

Penggunaan lahan secara umum tergantung pada kemampuan lahan dan pada lokasi lahan. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifat-sifat yang menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi.Penggunaan lahan juga tergantung pada lokasi, khususnya untuk daerah-daerah pemukiman, lokasi industri, maupun untuk daerah-daerah rekreasi. (Suparmoko, 1995)

Analisis penggunaan lahan berdasar fisik medan menurut Ritohadoyo, (2013) : 1. Lahan permukiman

Adanya bentuk-bentuk perkampungan yang berhubungan dengan medan pada dasarnya adalah ditandai dengan adanya tanda-tanda kemungkinan manusia dapat hidup di daerah itu dan juga sesuai dengan aktivitas dan keahlian mereka.

Perkampungan dataran rendah yang kering, lebih ditandai oleh persebaran yang terpencar sementara di daerah pesisir perkampungan itu nampak memusat dan memanjang, itu dikarenakan mengikuti aliran sungai atau sumber air.

(25)

2. Lahan sawah

Daerah persawahan yang baik mempunyai irigasi teratur dan kesuburan tanah yang tinggi. Keadaan ini terjadi pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Akibatnya adanya perkembangan sistem pertanian dengan tujuan peningkatan kualitas dan kuantitas taraf hidup masyarakat, sehingga hal ini berpengaruh terhadap konversi lahan pertanian (sawah), ke pertanian non pangan atau non pertanian.Dampaknya adalah lahan pertanian pangan menurun, dan ancaman kekurangan bahan pangan sangat besar.

3. Lahan perkebunan

Lahan perkebunan merupakan lahan yang termasuk dalam lahan pertanian. Lahan perkebunan merupakan lahan pertanian kering. Biasanyalahan perkebunan terdapat pada tingkat jumlah penduduk yang sedikit atau jarang.

4. Lahan tegal

Jenis pertanian lahan tegal lazimnya berada pada daerah dengan kepadatan penduduk yang jarang, namun dalam perkembangannya cenderung di daerah dengan tingkat penduduk yang padat.Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman musiman.Terdapat pada daerah-daerah yang beriklim kering.

5. Lahan kebun campuran

Jenis pertanian kebun campuran adalah bermacam-macam tanaman yang hidup pada lahan yang terletak di luar pekarangan.Berbagai tanaman musiman hidup di tempat ini, seperti ubi-ubian, buah-buahan dan lainnya.Dibandingkan dengan lahan tegal lahan campuran lebih sulit dikelola secara intensif.

(26)

6. Lahan perladangan

Lahan perladangan sering disebut dengan ladang berpidah, sebagian besar terdapat di dataran rendah dengan lahan kering.Pada wilayah yang berkepadatan penduduk rendah.

7. Lahan hutan

Lahan hutan merupakan jenis lahan pertanian dengan jenis tanaman lahan kering dengan satu jenis tanaman yang sama pada skala besar. Masing-masing setiap hutan mempunyai jenis tanaman yang berbeda-beda.Kualitas hutan ditentukan oleh iklimnya.

8. Lahan pertambangan

Lahan pertambangan merupakan lahan yang memerlukan luas lahan yang banyak.

Lahan pertambangan merupakan lahan yang memiliki dan menggali potensi pertambangan bahan galian golongan A, golongan B, dan golongan C. Kasus yang sering terjadi pada lahan pertambangan adalah adanya tidak kesesuaian peta lahan pertambangan yang menunjukkan di daerah tersebut berpotensi pertambangan, namun kenyataannya setelah digali tidak ada.

2.1.5 Ekspor Pertanian

Ekspor merupakan pengeluaran otonomi yang mempunyai efek positif keatas kegiatan ekonomi Negara karena ia merupakan pengeluaran penduduk Negara lain keatas barang-barang yang dihasilkan di dalam negeri (Sukirno, 2004). Syahza (2003) menemukan bahwa ekspor ternayata sangat berkontribusi dalam menunjang pertumbuhan PDRB . Peningkatan ekspor akan merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah dikarenakan berlakunya multiplier effect

(27)

terhadap peningkatan daerah. Multiplier effect tersebut akan meningkatkan PDRB seiring dengan meningkatnya investasi di daerah tersebut.

Ekspor merupakan sumber pendapatan terbesar negara setelah pajak, dimana ekspor merupakan arus keluar sejumlah barang dan jasa dari suatu negara ke pasar internasional. Ekspor akan secara langsung memberi kenaikan penerimaan dalam pendapatan suatu negara. Terjadinya kenaikan penerimaan pendapatan suatu negara akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi (Juniarsih, 2012).

Ekspor merupakan pengeluaran otonomi yang mempunyai efek poisitif keatas kegiatan ekonomi negara karena ia merupakan pengeluaran penduduk negara lain keatas barang-barang yang dihasilkan di dalam negeri (Sukirno,2004). Nilai ekspor yang telah dikurangi dengan nilai impor disebut sebagai ekspor bersih.

Ekspor sendiri ditentukan oleh beberapa faktor yang akan menentukan kemampuan Negara pengekspor. Menurut Sukirno (2004) beberapa faktor tersebut antara lain adalah daya saing di pasaran luar negeri, keadaan ekonomi di negara-negara lain, kebijakan proteksi di negara luar, dan kurs valuta asing.

Sukirno (2004) menjelaskan beberapa keuntungan melakukan perdagangan luar negri yaitu mempereoleh barang yang tidak dapat diproduksi didalam negri, faktor produksi dapat digunakan dengan lebih efisien, memperluas pasar industri dalam negeri, menggunakan teknologi modern dan peningkatan produktivitas.

Berdasarkan tabel berikut dapat disimpulkan bahwa jumlah ekspor sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 Provinsi Sumatera mampu mengekspor sektor pertanian sejumlah 2.853 ton dan pada tahun 2019 sejumlah 4.982 ton. Pada tabel dapat dilihat bahwa adanya

(28)

kenaikan yang signifikan dalam ekspor sector pertanian di Provinsi Sumatera Utara.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.

Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah:

1. PDRB harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.

(29)

2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun.

3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau kontribusian setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah.

Kategori-kategori ekonomi yang mempunyai kontribusi besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.

4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB dan PNB per satu orang penduduk.

5. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.

2.2.2. Subsektor Pertanian

2.2.2.1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian

Subkategori ini mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan perburuan hewan yang ditujukan untuk dijual (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

1) Tanaman Pangan

Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan.

Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll).

(Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018) 2) Tanaman Hortikultura

(30)

Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman hortikultura semusim meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan tanaman hortikultura tahunan meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur lebih dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali penanaman.

Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

3) Tanaman Perkebunan

Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen, tanaman berserat (kapas, rosela dan-lain-lain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, jambu mete, dan sebagainya (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

4) Peternakan

Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya, baik yang

(31)

dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan. Subkategori ini juga mencakup pembudidayaan ternak maupun unggas yang menghasilkan produk berulang, misalnya untuk menghasilkan susu dan telur. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong, kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam bukan ras, telur itik, susu segar dan sebagainya (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

5) Jasa Pertanian dan Perburuan

Kegiatan jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan penangkapan satwa liar, serta penangkaran satwa liar. Kegiatan jasa pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang khusus yang diberikan untuk menunjang kegiatan pertanian (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, dan peternakan). Dicakup juga dalam kegiatan jasa pertanian adalah penyewaan alat pertanian/hewan bersama operatornya dan risiko kegiatan jasa tersebut ditanggung oleh yang memberikan jasa (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

2.2.2.2. Kehutanan dan Penebangan Kayu

Subkategori ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getahgetahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang

(32)

menunjang kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

2.2.2.3. Perikanan

Subkategori ini meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan, dan budidaya segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang berada di air tawar, air payau maupun di laut. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan perikanan meliputi segala jenis ikan, crustacea, mollusca, rumput laut, dan biota air lainnya yang diperoleh dari penangkapan (di laut dan perairan umum) dan budidaya (laut, tambak, karamba, jaring apung, kolam, dan sawah). Dicakup juga dalam kegiatan perikanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan perikanan atas dasar balas jasa atau kontrak (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2018).

2.3. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Mutiya (2013) yang berjudul “Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Perekonomian terhadap PDRB di Kabupaten Aceh Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi sektor-sektor PDRB di Kabuapten Aceh Barat selama kurun waktu tahun 2003-2011 dengan menggunakan pendekatan analisis kontribusi. Dari hasil analisis kontribusi terlihat bahwa sektor ekonomi yang mengalami peningkatan tiap tahunnya pada periode tahun 2003-2011 adalah sektor listrik, gas dan air bersih dan juga sektor jasa-jasa. Sektor listrik, gas dan air bersih memberikan kontribusi yang kecil dalam pembentukkan PDRB Kab.

Aceh Barat. Kontribusi tertinggi yang diberikan oleh sektor listrik, gas dan air bersih terjadi pada tahun 2011 sebesar 0,35 % dan kontribusi terendahnya terjadi pada tahun 2003 sebesar 0,21 % dengan kontribusi rata-rata sebesar 0.27 %

(33)

pertahun. Sedangkan sektor jasa-jasa memberikan kontribusi yang semakin meningkat dalam pembentukkan PDRB Kabupaten Aceh Barat. Kontribusi paling besar terjadi pada tahun 2010 sebesar 25,21 % dan paling kecil terjadi pada tahun 2003 sebesar 19,92 % dengan kontribusi rata-rata sebesar 23,42 % pertahun. Dari hasil analisis kontribusi terlihat bahwasektor pertanian yang memberikan kontribusi terbesar pertama terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Barat mengalami penurunan pada tahun 2003-2007 dan mengalami peningkatan pada tahun 2008-2010 dengan kontribusi rata-rata sebesar 28,23 % pertahun.

Sedangkan sektor perdagangan, hotel ,dan restoran yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Barat mengalami peningkatan pada tahun 2003 - 2007, dan mengalami penurunan pada tahun 2008 – 2010 dengan kontribusi rata-rata sebesar 25,98 % pertahun.

Dalam penelitian Novridho Rakhmad (2008) yang berjudul “Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Ekspor dan Kredit Perbankan Terhadap PDRB Sektor Pertanian Sumatera Utara”. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja sektor pertanian, ekspor sektor pertanian, dan kredit perbankan sektor pertanian terhadap PDRB sektor pertanian, digunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Bank Indonesia Cabang Medan, dan sumber-sumber kepustakaan lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang digunakan adalah adalah data sekunder yang bersifat time series dari tahun 1985 sampai 2006 (22 tahun). Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang cukup akurat mengenai pengaruh tenaga kerja sektor pertanian, ekspor sektor pertanian, dan kredit perbankan sektor pertanian terhadap PDRB sektor pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(34)

tenaga kerja sektor pertanian, ekspor sektor pertanian, dan kredit perbankan sektor pertanian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap PDRB sektor pertanian dengan koefisien determinasi (R2 ) 95%.

2.4. Kerangka Pemikiran

Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi pertanian yang sangat beragam. Oleh sebab itu, kontribusi ekonomi sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara memiliki nilai yang berbeda dalam jenjang waktu terntentu. Dalam meningkatkan pengembangan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara, perlu dibuat kebijakan- kebijakan dan regulasi tertentu untuk merangsang pertumbuhan sektor-sektor perekonomian yang ada khususnya sektor pertanian. Di dalam merumuskan kebijakan-kebijakan tersebut, perlu dilakukan analisis yang tepat agar kebijakan tersebut memiliki pengaruh positif yang nyata dan memenuhi tujuan yang diharapkan.

Diantara analisis yang digunakan adalah Analisis Kontribusi untuk mengetahui tingkat persentase kontribusi sektor pertanian dalam prerekonomian di Provinsi Sumatera sehingga kebijakan-kebijakan yang dihasilkan akan lebih akurat dan tepat sasaran meningkatkan perekonomian secara makro.

Selan itu, faktor – faktor yang mempengaruhi kontribusi sektor pertanian tersebut juga perlu diketahui dan dianalisis dalam rangka menciptakan kebijakan kebijakan yang tepat sasaran. Berdasarkan penelitian terdahulu, faktor – faktor yang dapat mempengaruhi tersebut diantaranya adalah tenaga kerja pertanian, luas lahan pertanian dan ekspor pertanian.

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 sebagai

berikut :

(35)
(36)

Keterangan :

: Menyatakan Hubungan : Menyatakan Pengaruh

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pemikiran

Analisis Kontribusi Sektor Pertanian Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi di Provinsi

Sumatera Utara

PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan

Analisis Kontribusi

Kontribusi Sektor Pertanian

Tenaga Kerja Pertanian Luas Lahan Pertanian

Ekspor Pertanian

(37)
(38)

2.5 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : terdapat pengaruh nyata secara serempak antara variabel X (Tenaga kerja pertanian, Luas lahan pertanian, dan Ekspor pertanian) terhadap variabel Y (PDRB sektor pertanian).

H2 : terdapat pengaruh nyata secara parsial antara variabel tenaga kerja pertanian, luas lahan pertanian dan variabel ekspor pertanian terhadap PDRB sektor

pertanian.

(39)
(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan lokasi daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yang berarti penentuan daerah penelitian didasarkan atas tujuan tertentu. Penentuan lokasi ini juga dilakukan secara teritorial (wilayah) yaitu di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dianalisis dengan alat bantu program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.0 dan Microsoft Excel.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan data sekunder berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Distribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara. Data lainnya meliputi data keadaan alam, jumlah tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan pertanian, jumlah dan nilai ekspor pertanian, keadaan penduduk, keadaan perekonomian dan keadaan pertanian. Data tersebut didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Pertanian Sumatera Utara.

3.4. Metode Analisis Data

Identifikasi masalah 1 dianalisis menggunakan metode analisis kontribusi.

(41)
(42)

Analisis kontribusi yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari sektor-sektor PDRB terhadap pembentukan PDRB. Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi (Budiyuwono 2000) sebagai berikut:

Pn = 𝑄𝑋𝑛 / 𝑄𝑌𝑛 × 100 % Keterangan:

Pn = Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (%) QYn = PDRB total (Rupiah)

QXn = Sektor pertanian (Rupiah) N = Tahun (periode) tertentu.

Identifikasi masalah 2 dianalisis menggunakan metode analisis regresi linier.

Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan :

Y = PDRB Sektor Petanian (Rp/tahun) a = Nilai Konstanta

b1-b3 = Koefisien Regresi e = Variabel Kesalahan

X1 = Tenaga Kerja Sektor Pertanian (Jiwa) X2 = Luas Lahan Pertanian (Ha)

X3 = Ekspor Pertanian (Ton)

(43)

Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit) 1. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi R² merupakan suatu nilai statistik yang dihitung dari data sampel.Koefisien ini menunjukkan persentase variasi seluruh variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas (explanatory variables).

Koefisien ini merupakan suatu ukuran sejauh mana variabel bebas dapat merubah variabel terikat dalam suatu hubungan (Supriana, 2013).

Koefisien determinasi (R²) memiliki nilai yang berkisar antara 0 < R² < 1 dan kriteria pengujiannya adalah apabila nilai koefisien determinasi semakin tinggi atau mendekati 1, maka hal tersebut menunjukkan model yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat dan begitu pula sebaliknya.

2. Uji Serempak (Uji F – Statistik)

Uji F adalah uji secara serempak (simultan) signifikansi pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.Artinya parameter X1, X2, dan X3 secara bersamaan diuji apakah memiliki signifikansi atau tidak.

Kriteria pengujian:

Jika sig. F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika sig. F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika H0 diterima artinya X1, X2, dan X3 secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap Y.

Jika H1 diterima artinya X1, X2, dan X3 secara serempak berpengaruh nyata terhadap Y.

(44)

3. Uji Parsial (Uji T Statistik)

Uji t adalah uji secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat.Taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 5% (Firdaus, 2011).

Kriteria Pengujian:

Jika sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika H0 diterima artinya X1, X2, dan X3 secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Y.

Jika H1 diterima artinya X1, X2, dan X3 secara parsial berpengaruh nyata terhadap Y.

Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal.Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, dengan melihat nilai signifikansi.

Sig.KS> 0,05 = Data berdistribusi normal Sig.KS ≤ 0,05 = Data tidak berdistribusi normal

Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji null hipotesis suatu sampel atas suatu distribusi tertentu.

(45)

2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji Glejser sebagai penguji heterokedastisitas dengan melihat nilai signifikansi.

Sig.> 0,05 = Homokedastisitas (tidak terjadi masalah heterokedastisitas) Sig. ≤ 0,05 = Heterokedastisitas

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya hubungan linier (korelasi) yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Data yang digunakan adalah penggunaan faktor yang dilogaritmakan.Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi terlihat dari toleransi dan VIF (Variance Inlaction Factor) (Widiyanto, 2010).

Kriteria nilai uji yang digunakan yakni:

1) Jika nilai VIF < 10, maka model tidak mengalami multikolinieritas 2) Jika nilai VIF >10, maka model mengalami multikolinieritas

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi ialah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu. Umumnya kasus autokorelasi banyak terjadi pada data time

(46)

adalah dengan melihat pola hubungan antara residual dan variabel bebas .metode yang digunakan adalah uji Durbin – Watson. Kriteria nilai uji yang digunakan yakni:

d <dL : ada autokorelasi positif

dL ≤ d ≤ dU : maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa - apa dL < 4 - d > dU : tidak ada autokorelasi

4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL : maka kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa d > 4 – dL : ada autokorelasi negatif

3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi

1. Kontribusi sektor pertanian merupakan persentase kontribusi yang dapat diberikan sektor pertanian dalam struktur perekonomian di Provinsi Sumatera Utara.

2. Sektor merupakan lapangan usaha yang mencakup beberapa unit produksi yang terdapat dalam suatu perekonomian. Ada sembilan sektor perekonomian yang ada di seluruh kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu sektor pertanian, sektor penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa- jasa.

3. Sektor perekonomian merupakan suatu lingkungan usaha yang lebih menitikberatkan pada bidang ekonomi.

(47)

4. Sektor pertanian adalah kegiatan perekonomian yang mempunyai proses produksi dalam menghasilkan barang dengan mendasarkan pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, hewan dan ikan.

5. Subsektor pertanian adalah unit produksi yang terdapat dalam sektor pertanian dalam menghasilkan produk pertanian. Subsektor ini meliputi subsektor . pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian, subsektor kehutanan dan penebangan kayu serta subsektor perikanan.

6. PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu.

7. Analisis kontribusi adalah teknik untuk menganalisis tingkat persentase kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap struktur perekonomian suatu wilayah.

8. Tenaga kerja sektor pertanian adalah penduduk baik laki – laki maupun perempuan yang berusia 15 tahun ke atas, yang bekerja dalam sektor pertanian dan atau menghasilkan barang dalam sektor pertanian, diukur dengan satuan jiwa.

9. Luas lahan pertanian merupakan banyaknya lahan yang digunakan untuk kegiatan yang berbasis pertanian terdiri dari luas lahan tanaman pangan, luas lahan hortikultura, luas lahan tanaman perkebunan, luas lahan peternakan, luas lahan perikanan, luas lahan kehutanan, diukur dengan satuan hektar.

10. Ekspor pertanian adalah jumlah produk pertanian yang dijual keluar wilayah yang berdampak langsung pada penerimaan suatu wilayah yang melakukan ekspor tersebut.

(48)

3.5.2. Batasan Operasional

1. Data yang akan dianalisis dalam penelitian merupakan data time series berupa data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Provinsi Sumatera Utara tahun 1990 - 2019 Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010.

2. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian di Sumatera Utara (dalam satuan jiwa).

3. Luas lahan sektor pertanian di Sumatera Utara (dalam satuan hektar).

4. Jumlah ekspor sektor pertanian di Sumatera Utara (dalam satuan ton).

(49)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

4.1.1 Kondisi Geografis

Provinsi Sumatera Utara terletak di bagian barat Indonesia pada garis 1º - 4º LU dan 98º - 100º BT. Letak provinsi ini sangat strategis karena dilintasi oleh jalur perdagangan internasional dan berdekatan dengan dua negara tetangga yaitu Malasyia dan Singapura serta diapit oleh beberapa provinsi dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka.

b. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

c. Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

d. Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat dan Riau.

Luas daratan Provinsi Sumatera Utara sekitar 71680,68 km2, sebagian besar berada di Pulau Sumatera dan sebagian lainnya berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat maupun timur pantai Pulau Sumatera.

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara terbagi dalam tiga kelompok wilayah yaitu Pantai Barat (terdiri dari Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Nias), Dataran Tinggi (terdiri dari Tapanuli Utara, Simalungun, Pematang Siantar, Karo, dan Dairi), serta Pantai Timur (terdiri dari Medan ,Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, dan Labuhan

(50)

4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi

Provinsi Sumatera Utara termasuk dalam daerah dengan iklim tropis karena letaknya dekat dengan garis khatulistiwa. Curah hujan di provinsi ini berkisar antara 1.800 - 4.000 mm per tahun dan suhu udara antara 12,40 – 34,20 C.

Ketinggian permukaan daratan Sumatera Utara bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut dengan suhu bisa mencapai 34,20 C. Sebagian lagi merupakan daerah berbukit dengan kemiringan yang landai dan beriklim sedang. Sementara itu, bagian yang terakhir merupakan daerah tinggi yang ketinggiannya mencapai 2.300 m di atas permukaan laut dengan suhu udara minimalnya bisa menyentuh 13,40 C.

4.1.3 Kondisi Demografi

Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar dalam jumlah penduduknya di Indonesia setelah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Dihuni oleh berbagai suku seperti Batak, Melayu, Aceh, Minangkabau, dan Jawa serta menganut berbagai agama seperti Islam, Hindu, Budha, Kristen dan berbagai aliran kepercayaan lainnya. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 12.982.204 jiwa.

Sedangkan pada tahun 2015, jumlah penduduk Sumatera Utara telah mencapai 13.937.797 jiwa dengan kepadatan penduduk 191 km2. Dari jumlah tersebut sebanyak 7.246.534 berada di wilayah perkotaan dan sebanyak 6.691.263 berada di wilayah pedesaan.

4.1.4 Potensi Wilayah

Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi lahan yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian yang dapat menunjang pertumbuhan

(51)

ekonomi. Sebagian besar dari wilayah ini merupakan areal pertanian. Oleh sebab itu, sektor pertanian merupakan sektor andalan dari Sumatera Utara. Disamping itu, Sumatera Utara juga memiliki wilayah perairan yang cukup luas seperti sungai, laut, dan danau, yang secara ekonomi memiliki potensi untuk dikembangkan. Wilayah perairan tersebut dapat digunakan sebagai sarana perhubungan dan perikanan. Sementara itu, keindahan alamnya merupakan potensi untuk sektor lainnya seperti industri, perdagangan, jasa, dan lain-lain.

Bahan-bahan galian dan tambang seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, kaolin, diatone, emas, batu bara, serta minyak dan gas bumi juga banyak terkandung di wilayah Sumatera Utara.

Kegiatan perekonomian yang terpenting di Sumatera Utara adalah di sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan komoditi ekspor seperti dari perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri pengolahan yang menunjang sektor pertanian, industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Posisi strategis wilayah Sumatera Utara yang terletak dalam jalur perdagangan internasional membawa keuntungan tersendiri dalam menyokong perekonomian daerah. Disamping itu, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti perhubungan darat, telepon, teleks, faksmili, pos, dan giro telah cukup berkembang.

4.1.5 PDRB Provinsi Sumatera Utara

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara

(52)

yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.

Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

PDRB Sumatera Utara cenderung menunjukkan peningkatan setiap tahunnya termasuk Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang terus mengalami peningkatan mulai dari tahun 1990 hingga 2019. Dalam rangka melakukan pembangunan ekonomi yang lebih baik, maka peningkatan ini perlu tetap dijaga dan dipercepat bahkan ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa PDRB Sumatera Utara merupakan salah satu potensi bagi wilayahnya sendiri yang dapat meingkatkan kesejahteraan penduduk pada akhirnya.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada tahun 2018 sebesar Rp 512.765.628,04. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan merupakan sektor unggulan yang memberikan kontribusi paling besar dibandingkan sektor lain mencapai Rp 127.202.647,27. Selanjutnya diikuti oleh sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar Rp 96.174.604,86 dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp 90.652.798,85. Sedangkan sektor-sektor lain memberikan total kontribusi sebesar Rp 198.735.577,06 terhadap perekonomian di Sumatera Utara.

(53)

Tabel 4.1 Produk Domestik Regional menurut Lapangan Usaha Di Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 (juta rupiah) 2016-2018

Lapangan Usaha 2016 2017 2018

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 115.179.690,00 121.300.041,98 127.202.647,27 Pertambangan dan

Penggalian 6.144.994,91 6.440.540,63 6.792.014,01 Industri Pengolahan 90.680.988,97 92.777.245,99 96.174.604,86 Pengadaan Listrik, Gas 622.755,34 677.083,93 694.580,53

Pengadaan Air 446.052,07 475.824,80 489.606,31

Konstruksi 57.286.443,37 61.175.986,31 64.507.110,54 Perdagangan Besar dan

Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

80.702.743,73 85.436.747,87 90.652.798,85 Transportasi dan

Pergudangan 21.390.026,61 22.961.901,53 24.372.509,87 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 10.512.200,51 11.282.160,63 12.131.736,74 Informasi dan Komunikasi 11.913.127,13 12.933.952,27 14.024.319,77 Jasa Keuangan 14.531.037,53 14.601.550,44 14.854.353,07 Real Estate 19.187.892,36 20.637.928,93 21.740.027,53 Jasa Perusahaan 4.065.405,17 4.368.694,66 4.678.854,18 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

15.083.577,31 15.463.267,39 16.409.755,27 Jasa Pendidikan 9.341.369,60 9.802.139,02 10.418.747,77 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 4.366.281,29 4.699.926,48 4.977.046,00 Jasa Lainnya 2.320.878,98 2.496.239,02 2.644.915,45 Total 117.932.958,03 124.109.927,58 512.765.628,04 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (Diolah)

(54)
(55)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara

Untuk menganalisis kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian di Provinsi Sumatera Utara digunakan rumus analisis kontribusi.

Rumus analisis kontribusi yang digunakan adalah sebagai berikut : Pn = 𝑄𝑋𝑛 / 𝑄𝑌𝑛 × 100 %

Keterangan:

Pn = Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (%) QYn = PDRB total (Rupiah)

QXn = PDRB Sektor pertanian (Rupiah) N = Tahun (periode) tertentu.

Dengan menggunakan rumus diatas maka tingkat persentase kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian di Provinsi Sumatera Utara dapat dihitung. Untuk mengetahui kontribusi sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel hasil analisis kontribusi berikut:

(56)
(57)

Tabel 5.1 Hasil Analisis Kontribusi Sektor Pertanian Di Sumatera Utara Tahun 1990 – 2019

Tahun PDRB Sumatera Utara

PDRB Pertanian Sumatera Utara

Kontribusi Sektor Pertanian

(Persen)

1990 5934566 1951908 32,89

1991 6364634 2097647,58 32,96

1992 6832672 2266665,53 33,17

1993 18215459 2465261,66 13,53

1994 19942024 5249345,49 26,32

1995 21753806 5701575,59 26,21

1996 23714738 6197977,91 26,14

1997 25065405 6754524,07 26,95

1998 22332690 6896115,62 30,88

1999 22910086 7288312,09 31,81

2000 69154112 18963315,44 27,42

2001 71908359 19683516,27 27,37

2002 75189141 20182423,94 26,84

2003 78805609 20689486,29 26,25

2004 83328949 21465423,27 25,76

2005 87897791 22191304,61 25,25

2006 93347404 22724491,3 24,34

2007 99792273 23856154,64 23,91

2008 213931696,8 48871765,56 22,84

2009 236353615,4 54413193,86 23,02

2010 331085237,5 85561143,96 25,84

2011 353147591,2 90592547,11 25,65

2012 375924139,5 95405416,89 25,38

2013 398727142,8 99894566,31 25,05

2014 419573308,7 104262829,8 24,85

2015 440955852,5 110066000,4 24,96

2016 463775464,9 115179690 24,84

2017 487531231,9 121300042 24,88

2018 512765628 127202647,3 24,81

2019 539526604,4 133726024,4 24,79

Rata – rata 27,07

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang didapat adalah pelaksanaan teknologi PTT berjaln dengan baik, dan mengalami perkembangan produksi dari tahun ke tahun, kemudian tingkat keberhasilan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permintaan kompos dari tandan kosong kelapa sawit oleh perusahan perkebunan kelapa sawit dan menganalisis pengaruh harga kompos

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat 11 (sebelas) faktor- faktor internal dalam pengembangan budidaya udang vanname di Desa Bogak Besar, (2) terdapat 9

Hubungan antara efektivitas penggunaan alsintan (Hand Tractor, Mesin Pompa Air, dan Sprayer Electric yang dikelola UPJA Namora di Desa Kota Datar dan UPJA Berkat Rukun di

Hubungan antara kedua variabel, yaitu antara harga dengan jumlah barang yang di minta atas suatu barang dapat dilihat melalui kurva permintaan.Kurva permintaan adalah suatu kurva

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pengolahan Ikan Asin Gulamah Batu di daerah penelitian layak untuk tetap diusahakan karena nilai R/C lebih besar dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan input (bahan baku, modal, tenaga kerja) pada usaha pembuatan batu bata dengan tandan kosong kelapa sawit sebagai

PERBANDINGAN PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PADA PENDAPATAN STRATA ATAS DAN STRATA BAWAH (Studi Kasus: Kelurahan Sei Bilah Kecamatan Sei Lepan Kabupaten