• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI EKOSISTEM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAS DARUNNAJAH BOTONG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI EKOSISTEM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAS DARUNNAJAH BOTONG SKRIPSI"

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh DIANA 105441102317

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(2)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI EKOSISTEM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X MAS DARUNNAJAH BOTONG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

DIANA 105441102317

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Maka Sesungguhnya Bersama Kesulitan Itu Ada Kemudahan”

(Q.S Al-Insyirah:5)

“Kebahagian Seseorang Berbeda-Beda Maka Dari Itu Carilah Kebahagian Mu Sendiri Dan Hiduplah Dengan Bahagia”

“Kupersembahkan karya yang sangat sederhana ini untuk kedua orang tua yang sangat saya cintai, yang tidak pernah lelah untuk mendoakan dan mendukung

setiap yang saya lakukan. Dan juga semua keluarga dan sahabat atas doa dan dukungan nya selama ini “

(9)

viii ABSTRAK

Diana, 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Materi Ekosistem Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MAS Darunnajah Botong. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Kasifah dan Pembimbing II Anisa.

Penelitian ini merupakan penelitian Pre- eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Goup Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas X MAs Darunnajah Botong pada materi ekosistem dengan desain penelitian “one-group pretest-posttest designs”. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X MAS Darunnajah Botong yang terdiri dari satu kelas. Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang dipilih secara sampling jenuh.

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model Group Investigation (GI) sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian pretest-posttest. Teknik yang digunakan menggunakan dua cara yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial (uji normalitas, uji hoogenitas dan uji hipotesis). Uji hipotesis dengan menggunakan uji Anova dan uji paired sample t-test dengan program Statistical Package For Sosial Science (SPSS) for windows versi 25. Nilai hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) berada pada kategori kurang 86,6 setelah penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) hasil belajar siswa berada pada ketegori cukup 53,3% dan pada kategori baik 20%, lebih dari itu terdapat siswa yang mencapai kategori sangat baik 13,3%.

Kata kunci: Group Investigation (GI), Hasil Belajar

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur dan Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan anugerah dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.

Tidak lupa shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang merupakan contoh tauladan dalam kehidupan manusia menuju jalan yang di ridhoi Allah SWT.

Skripsi ini berjudul: “Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Materi Ekosistem Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X MAS

Darunnajah Botong” yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Kasifah, M.P. sebagai pembimbing I dan Ibu Anisa, S.Pd., M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan selama penyusunan skeipsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

(11)

Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama kuliah, Bapak Muhammad Yahya S.Kom sebagai kepala sekolah MAs Darunnajah Botong yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian disekolah yang dipimpin serta guru dan staf MAS Darunnajah Botong, Siswa-siswi MAs Darunnajah Botong, terkhusus Kelas X yang bersedia membantu penulis selama melakukan penelitian. Sahabat-sahabat selama kuliah: Rahima Suling Allo, Nurfadillah Anton, Syamsurya Ariani Syafri, Herliana, Ridha Ramdhani K, Densi Saputri, Nur Azizah terima kasih atas doa, bantuan, semangat, canda tawa kalian, Sahabat-sahabat saya dari kecil sampai sekarang Desi Rahmadana, Nurliah yang selalu ada untuk saya, Teman-teman Pendidikan Biologi 17A yang berjuang bersama dengan penuh suka dan duka selama perkuliahan, serta teman-teman Pendidikan Biologi 2017 Universitas Muhammadiyah Makassar, Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Rasa terima kasih yang teristimewa dan tercinta penulis persembahkan kepada Ayahanda Lewa dan Ibunda Ratna atas segala do’a, dukungan dan pengorbanannya yang tidak mengenal kata lelah kepada ananda selama menenpu jenjang pendidikan hingga sampai tahap ini, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan yang menjadi kekuatan bagi penulis untuk tetap

(12)

semangat dalam meraih cita-cita. Semoga kalian tetap dalam lindungan Allah SWT. Terima kasih.

Demi kesempurnaan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang ersifat membangun para pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Wassalam...

Makassar, Februari 2022

Penulis

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

SURAT KETERANGAN PLAGIAT ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 6

A. Kajian Teori ... 6

B. Kerangka Pikir ... 17

C. Hasil Penelitian Relevan ... 18

D. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Lokasi Penelitian ... 21

C. Populasi dan Sampel ... 21

D. Desain Penelitian ... 22

E. Variabel Penelitian ... 22

F. Definisi Operasional Variabel ... 23

(14)

G. Prosedur Penelitian ... 24

H. Instrumen Penelitian ... 24

I. Teknik Pengumpulan Data ... 25

J. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 43

RIWAYAT HIDUP ... 193

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain One Group Pretest-Posttest Design ... 22

3.2 Kriteria Hasil Belajar Siswa ... 26

4.1 Data Statistik Deskriptif Pretest dan Posttest ... 29

4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa ... 30

4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa (Pretest dan Posttest) ... 31

4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest Dan Posstest ... 32

4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ... 33

4.6 Hail Uji Anova Pretest dan Posttest ... 34

4.7 Hasil Uji Hipotesis Uji Paired Sample T-Test ... 35

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir ... 18

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

PERSURATAN ... 43

A.1 Surat Pengantar Penelitian dari Tata Usaha ... 44

A.2 Surat Pengantar Penelitian LP3M ... 45

A.3 Surat Izin Meneliti ... 46

A.4 Surat Keterangan Selesai Meneliti ... 47

A.5 Kartu Kontrol Pelaksanaan Penelitian ... 48

A.6 Persetujuan Pembimbing ... 49

A.7 Kartu Kontrol Pembimbing I... 50

A.8 Kartu Kontrol Pembimbing II ... 51

INSTRUMEN PENELITIAN ... 52

B.1 Surat Keterangan Validasi ... 53

B.2 Lembar Penilaian Validasi Intrumen Penelitian Validator I... 54

B.3 Lembar Penilaian Validasi Intrumen Penelitian Validator II ... 65

B.4 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 71

PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 72

C.1 Silabus ... 73

C.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 75

C.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 83

C.4 Kisi-Kisi Soal ... 104

C.5 Soal Pilihan Ganda ... 114

C.6 Rubrik Penilaian ... 123

(18)

xvii

C.7 Daftar Hadir Siswa ... 133

HASIL BELAJAR SISWA ... 134

D.1 Daftar Nilai Hasil Pretest ... 135

D.2 Daftar Nilai Hasil Posttest ... 136

D.3 Lembar Jawaban Soal Pretest ... 137

D.4 Lembar Jawaban Soal Posttest ... 146

D.5 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 155

ANALISIS DATA... 176

E.1 Uji Des kriptif ... 177

E.2 Uji Normalitas ... 177

E.3 Uji Homogenitas ... 177

E.4 Uji Anova ... 177

E.5 Uji Paired Sample T-Test ... 177

DOKUMENTASI ... 178

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu penentu apakah hasil yang didapatkan seperti apa yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran atau masih belum. Siswa diharapkan mengalami suatu perubahan baik dalam nilai, pemahaman, sikap maupun keterampilan. Agar proses belajar dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya maka diperlukan suatu model pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut. Guru memiliki peran penting dalam proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang dapat memberi motivasi kepada siswa. Siswa merupakan sasaran dari proses pembelajaran sehingga memiliki motivasi dalam belajar, sikap yang baik terhadap pembelajaran, dapat memiliki keterampilan sosial, serta hasil pencapaian yang lebih baik.

Tujuan pembelajaran dapat tercapai apabila didukung oleh suasana pembelajaran yang kondusif serta tenaga pendidik yang profesional, namun apabila guru atau tenaga pendidik memilih atau menggunakan metode yang tidak sesuai dan yang ia kuasai maka hasil belajar tidak baik pula, guru ataupun tenaga pendidik juga perlu memilih model pembelajaran yang cocok dengan materi pembelajaran serta sesuai dengan karakter siswa. Saat ini masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dimana hanya guru yang aktif selama pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagai

(20)

pendengar saja sehingga membuat siswa pasif dalam kelas, untuk itu guru perlu menggunakan metode yang dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam kelas.

Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu kegagalan mencapai tujuan pembelajaran dimana seharusnya hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Rendahnya hasil belajar siswa dapat terjadi karena beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi ekosistem, diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada materi tersebut

Pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan suatu perencanaan serta pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil , diskusi kelompok, dan perencanaan kooperatif dan proyek.

Pembelajaran dengan menggunakan tipe GI ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, bersosialisasi, kreativitas dan kerja sama maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui hal-hal yang dialami oleh siswa di MAs Darunnajah Botong saat berada di dalam kelas selama proses pembelajaran biologi, salah satunya ketika proses pembelajaran berlangsung dimana saat guru menyampaikan beberapa materi pembelajaran hanya beberapa siswa yang menerima ataupun memahami pelajaran dengan baik serta pada saat guru memberikan sedikit pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang terkait pembelajaran hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan sama hal nya ketika guru memberikan kesempatan

(21)

kepada siswa untuk menanggapi salah satu jawaban dari salah satu teman nya ataupun pernyataan terkait materi pembelajaran. Hanya sebagian kecil siswa yang aktif dalam kelas, dimana seharusnya siswa yang lebih aktif dalam kelas dan guru hanya sebagai fasilitator agar siswa dapat lebih berpikir kritis, bertanggung jawab, mengembangkan kreativitas sehingga hasil belajar siswa pun menjadi lebih baik lagi. Diketahui nilai hasil belajar siswa di MAs Darunnajah Botong 50% peserta didik tidak mencapai nilai KKM, 50% yang mencapai nilai KKM yang ditetapkan di MAs Darunnajah Botong.

Model pembelajaran yang perlu di terapkan dalam hal ini yaitu model pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai subjek dan guru bertindak hanya sebagai fasilitator dalm proses pembelajaran, model pembelajaran Group Investigation (GI) salah satu model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran karena pada model ini guru hanya berperan sebagai motivator siswa sebagai fasilitator dan juga siswa dapat berperan lebih aktif, berpikir kritis dan juga bertanggung jawab. Hal ini sesaui dengan teori Faturrohman (2015: 69) yang mengatakan bahwa group investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet dan juga penelitian yang telah dilakukan oleh Meliya (2016:

31) yang mengatakan bahwa Salah satu model pembelajaran yang dapat

(22)

memfasilitasi siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap objek dan persoalan Biologi adalah Group investigation (GI) .

Berdasarkan hal tersebut melalui penelitian ini dengan model pembelajar Group Investigation (GI) ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas serta meningkatkan kreativitas siswa untuk belajar dari berbagai sumber dan media pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitain ini adalah apakah terdapat pengaruh model pemberlajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa Kelas X MAs Darunnajah Botong pada meteri ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitain ini adalah, untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pemberlajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa Kelas X MAs Darunnajah Botong pada materi ekosistem.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis

siswa adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya oleh guru, kepala sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi, sumber pengetahuan, bahan

(23)

kepustakaan atau bahan penelitian dalam dunia pendidikan selanjutnya dan menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan sejenis guna penyempurnaan penelitian ini. Serta mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) ini

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti, mengetahui aktivitas belajar siswa dan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) terhadap aktivitas belajar mengajar siswa kelas X MAs Darunnajah Botong Bagi Lembaga, sebagai bahan kajian bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran, khususnya dalam penggunaan model pembelajaran yang baik supaya menarik minat dan semangat siswa yang berpengaruh pada aktivitas belajar nantinya.

b. Bagi Guru, dapat memberikan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran untuk dapat menentukkan model yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

c. Bagi Siswa, meningkatkan aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif lagi. Serta membuat siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran yang akan berakibat pada pemahaman siswa.

(24)

6 BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

a. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Menurut Faturrohman, (2015: 69) group investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Menurut Shoimin (2014: 80), group investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas.

Menurut Meti, dkk (2016: 31) pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif mengupayakan peserta didik mampu mengajarkan sesuatu kepada peserta didik lainnya, mengajar teman sebaya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu bersamaan. Kondisi ini dapat mendorong (memotivasi) siswa untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa macam model

(25)

pembelajaran kooperatif salah satunya adalah model Group Investigation (GI).

Biologi sebagai bagian dari IPA mengkaji berbagai objek dan persoalan yang berkait dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu . Mengacu pada hal tersebut, proses pembelajaran Biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar. Oleh karena itu, pembelajaran Biologi idealnya dipelajari secara ilmiah untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap objek dan persoalan Biologi adalah Group investigation (GI). Meiliya dan Novy, (2016: 30- 31).

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Group Investigation Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menurut Faturrohman, (2015: 71) adalah sebagai berikut:

1) Seleksi topik

Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2-6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.

(26)

2) Merencanakan kerja sama

Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih.

3) Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan . Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat didalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4) Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkas dalam suatu penyajian yang menarik didepan kelas.

5) Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasikan oleh guru.

6) Evaluasi

Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu

(27)

keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup sikap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menurut Shoimin (2014: 81), adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) Secara pribadi

(1) Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas (2) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.

(3) Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.

(4) Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah.

(5) Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik.

b) Secara sosial

(1) Meningkatkan belajar bekerja sama.

(2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.

(3) Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.

(4) Belajar menghargai pendapat orang lain.

(5) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

c) Secara akademis

(1) Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan.

(28)

(2) Bekerja secara sistematis.

(3) Mengembangkan dan melatih ketrampilan fisik dalam berbagai bidang.

(4) Merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya.

(5) Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat.

(6) Selalu berpikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

2) Kekurangan

a) Sedikitnya materi yang disampaikan pada satu kali pembelajaran.

b) Sulit memberikan penilaian secara personal.

c) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Model ini cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasn dari pengalaman yang dialami sendiri.

d) Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

e) Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Belajar merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai

(29)

tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar merupakan prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak .Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa berupa pernyataan dalam bentuk angka dan nilai tingkah laku. Hartoto (2016: 133-134)

Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berbeda-beda. Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Perbedaan hasil belajar di kalangan para siswa disebabkan oleh berbagai alternatif faktor-faktor, antara lain: faktor kematangan akibat dari kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberika.Prestasi belajar anak sangat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aktivitas. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa mempunyai pengaruh yang besar. Hartoto (2016: 134)

Hasil belajar merupakan kompetensi yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sudjana (2016: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang menjadi indikator tingkat penguasaan terhadap

(30)

tujuan- tujuan khusus dan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Menurut KTSP, hasil belajar dibagi dalam 3 aspek yaitu pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka dilakukan evaluasi melalui tes hasil belajar.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2016: 22), hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah psikomotoris, dan ranah afektif.

1) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri enam aspek, yakni:

a) Tipe hasil belajar: pengetahuan b) Tipe hasil belajar: pemahaman c) Tipe hasil belajar: aplikasi d) Tipe hasil belajar: analisis e) Tipe hasil belajar: sintesis f) Tipe hasil belajar: evaluasi

2) Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.

3) Ranah Psikomotor tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.

3. Materi Ajar Ekosistem a. Pengertian Ekosistem

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara Makhluk hidup dan lingkungan. Makhluk hidup antara lain tumbuhan hijau sebagai

(31)

produsen, herbivora, karnivora, omnivora dan dekomposer. Materi ini juga mempelajari aliran energi, daur biogeokimia, dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Susilawati, dkk (2016: 1092). Sedangkan menurut Rangkuti (2017: 6) mengatakan, “Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk dari proses reaksi timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya”. Sehingga ekosistem atau sistem ekologi merupakan pertukaran bahan–bahan antara bagian yang hidup dan tak hidup di dalam sistem.

Dari uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik (yang terdiri dari makhluk hidup) dan abiotik (yang terdiri dari komponen tak hidup) yang saling mempengaruhi antara yang satu komponen dengan komponen yang lainnya, sehingga ekosistem tidak dapat dipisahkan.

Ekosistem ini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energi yang menjadi sumber kekuatan, sehingga peserta didik akan lebih mandiri serta lebih dapat berkomunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe group Investigation (GI). Aprilia (2015: 143)

b. Komponen Ekosistem

Rangkuti (2017: 6) mengatakan, “Ada dua komponen ekosistem yang saling berinteraksi satu sama lain. Komponen tersebut adalah:

(32)

komponen biotik dan abiotic”. Dimana komponen biotik itu merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup, dan komponen abiotik yaitu komponen yang terdiri dari makhluk tak hidup. Komponen hidup seperti lingkungan fisik-kimia, termasuk subtrat dan air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Komponen ekosistem terdiri dari dua komponen, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik, dimana komponen abiotik ini merupakan komponen yang terdiri dari makluk tak hidup (seperti: air, tanah, udara, suhu dan cahaya matahari), sedangkan komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup (seperti:

tumbuhan, hewan, bakteri, dan jamur), sehingga ekosistem merupakan kesatuan yang menyeluruh antara unsur biotik dan abiotik yang saling mempengaruhi.

c. Jenis Ekosistem

Rangkuti, (2017: 8) menjelaskan, secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan sebagai berikut:

a. Ekosistem darat

Ekosistem darat merupakan ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya, ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut:

1) Bioma gurun, yaitu bioma yang banyak dijumpai pada tumbuhan menahun berdaun, seperti duri, contohnya yaitu pada tumbuhan kaktus. Sedangkan hewan yang banyak dijumpai di bioma gurun yaitu rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

(33)

2) Bioma padang rumput, tumbuhan yang terdapat pada bioma tersebut yaitu terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput, sedangkan pada hewannya antara lain: kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

3) Bioma hutan basah, pada bioma hutan basah sering terdapat tumbuhan khas yaitu, liana (rotan sedangkan pada hewannya antara lain, kera dan burung hantu.

4) Bioma hutan gugur, bioma ini, terdapat di daerah – daerah yang mengalami beberapa musim, dan jenis pohon yang terdapat pada bioma hutan gugur ini tidak banyak, sekitar 10 sampai 20, sedangkan hewan yang terdapat pada bioma hutan gugur ini antara lain, rusa, beruang, rubah, bajing, burung, pelatuk, dan rakoon.

5) Bioma taiga, merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies, sepeti konifer, pinus, dan sejenisnya, pada bioma taiga terdapat semak Sedangkan hewan yang terdapat pada bioma ini antara lain, moose, dan burung – burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

6) Bioma tundra, contoh tumbuhan yang dominan yang terdapat pada bioma tundra yaitu, sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput.

b. Ekosistem Perairan

Ekosistem perairan ini dibedakan menjadi dua ekosistem, antara lain, ekosistem tawar dan ekosistem air laut sebagai berikut:

(34)

1) Ekosistem air tawar, merupakan ekosistem yang mempunyai variasi suhu yang tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang banyak dijumpai pada ekosistem ini adalah tumbuhan jenis ganggang dan tumbuhan biji, sedangkan hewan yang terdapat pada ekosistem air tawar ini yaitu terdiri dari semua jenis filum pada hewan, Ekosistem air tawar juga digolongkan menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar tenang dan ekosistem air tawar mengalir.

2) Ekosistem air laut, dibedakan menjadi beberapa ekosistem, antara lain: 1. Ekosistem laut, merupakan ekosistem yang habitat nya di laut (oseanik) dan berada pada kedalaman lebih dari 2000 m dari permukaan laut. 2. Ekosistem estuari (muara), merupakan ekosistem tempat bersatunya air sungai dengan air laut sehingga terumbu karang di dominasi oleh jenis karang (koral) sedangkan hewan yang hidup di terumbu karang ini memakan organisme mikroskopis dan sisa – sisa dari organisme lain.3. Ekosistem pantai, dikenal sebagai salah satu jenis ekosistem yang unik, karena memilki beberapa unsur, yaitu tanah di daratan, air di lautan dan juga udara.4. Terumbu karang, merupakan ekosistem yang dangkal, dimana sinar matahari masih dapat masuk, sehingga terumbu karang di dominasi oleh jenis karang (koral) sedangkan hewan yang hidup di terumbu karang ini memakan organisme mikroskopis dan sisa – sisa dari organisme lain.

(35)

B. Kerangka Berpikir

Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu kegagalan mencapai tujuan pembelajaran dimana seharusnya hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Rendahnya hasil belajar siswa dapat terjadi karena beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi ekosistem, diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada materi tersebut

Saat ini masih banyak guru yang menggunakan cara belajar konvensional dalam pembelajaran biologi dimana dalam pembelajaran ini siswa belajar secara kompetitif dan individualis. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling.

Pokok. Hal ini bahwa berhasil tidaknya pendidikan tergantung pada proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe group investigation, guru menyampaikan materi ajar dan siswa saling kerjasama dalam memahami materi ajar tersebut sehingga pemahaman konsep dan prosedur dalam pembelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, selain itu dalam pembelajaran group investigation ini terdapat interaksi antara siswa karena disini siswa di bagi kelompok sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab.

(36)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

C. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meiliya (2016: 33) dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajarn Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal

Biologi dan Pembelajaran Biologi. Model pembelajaran Group Investigation (GI) melibatkan siswa secara aktif dalam proses pencarian pengetahuan

melalui investigasi atau penyelidikan dan penelusuran informasi terkait maeri yang dipelajari, penerapan model pembelajaran ini juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya memahami pengetahuan baru melalui pengalaman belajar secara langsung maupun berkelompok.

2. Meti (2016: 37) dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada

Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia. Jurnal Pendidikan Biologi. Belajar dengan teknik Group Investigation (GI), sangat cocok dengan bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarah pada kegiatan perolehan analisis, sintesis dalam informasi dalam upaya untuk

Hasil belajar siswa rendah

Proses pembelajaran berpusat

pada guru Siswa menjadi pasif di dalam kelas

Penerapan model Group Investigation

1. Guru sebagai pembimbing dan fasilitator untuk membuat siswa aktif

2. siswa mampu menemukan sendiri konsep dari permasalah karena terlibat langsung

Hasil belajar siswa meningkat

(37)

memecahkan suatu masalah, stratagi belajar ini sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran biologi.

3. Rizqi (2017: 9) dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem

Ekskresi Manusia. Jurnal Studi Pendidikan Biologi. Selain berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Group Investigation juga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan juga dapat menuntun siswa untuk mengembangkan seluruh keterampilan dan kemampuan mereka dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran menjadi berpusat pada siswa dan guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator dan mediator.

4. Wahyuningsi (2017: 31-32) dengan judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA. Pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan rasa tanggung jawab siswa pada jawaban yang mereka pilih, serta dapat meningkatkan belajar bekerja sama, belajar bberkomunikasi dengan teman sendiri maupun guru, dan juga dapat meningkatkan partisipasi dalam membuat keputusan saat berdiskusi dengan temannya, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Irwan (2015: 46) dengan judul penelitian Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dan Teamwork Skills Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika. Kemampuan sosial yang baik termasuk berkerja sama dengan kelompok akan menjadikan siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kemampuan

(38)

sosialnya kurang baik, kerja sama yang baik berhasil meningkatkan hasil belajar.

6. Aprilia (2015: 146) dengan judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Pada Materi Ekosistem Di Kelas VII Semester II MTsN 1 Palangkaraya Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil belajar peserta didik yang menggunakan model embelajaran Group Investigation jauh lenih tinggi dari pada hasil belajar peserta didik yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional, hal ini berarti bahwa model pembelajaran Group Investigation berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar

biologi peserta didik pada materi ekosistem.

7. Hartoto (2016: 135) dengan judul Model Pembelajaran Kooperatif Tipe group Investigation (GI) Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sejarah.

Jurnal HISTORIA. Vol 4 No 2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk memyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas X MAs Darunnajah

Botong pada materi ekosistem.

Secara Statistik dirumuskan sebagai berikut:

H0: µ1 = µ2 Vs H1 : µ1 > µ2

(39)

µ1: Paramater hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Group Investigataion (GI) siswa kelas X MAs Darunnajah Botong.

µ2: Paramater hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran Group Investigataion (GI) siswa kelas X MAs Darunnajah Botong.

H0: Tidak ada pengaruh model pembbelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas X MAs Darunnajah Botong pada materi ekosistem.

H1: Ada pengaruh model pembbelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas X MAs Darunnajah Botong pada materi ekosistem.

(40)

21 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Pre-Eksperimen. Pada Pre-Eksperimen hanya terdiri dari satu kelas yang akan diteliti tanpa adanya kelas kontrol.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAs Darunnajah Botong yang berlokasi di Botong, Desa Bontomanai, Kec Bungaya, Kab Gowa dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Penelitian memiliki objek dan subjek yang akan diteliti. Objek dalam penelitian itu seperti alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung, sedangkan subjek penelitian itu seperti adanya peserta didik, guru, kepala sekolah dan lainnya. Dimana subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAs Darunnajah Botong Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa semester Tahun Ajaran 2021/2022 yang berjumlah satu kelas.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan Sampel Jenuh. Teknik ini dilakukan bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

(41)

Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAs Darunnajah Botong Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa

D. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan one-group pretest-posttest designs.

Pada desain ini terdapat pretest sebelum dilakukan perlakuan untuk mengatahui hasil awal belajar siswa. Kemudian diberikan posttest setelah diberikan perlakuan untuk mengetahui hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa apakah terdapat peningkatan atau tidak. Adapun desain ini digambarkan sebagai berikut:

Table 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

(Sugiyono, 2017:74) Keterangan:

O1 : nilai hasil belajar sebelum diberikan perlakuan (pretest) X : perlakuan yang diberikan

O2 : nilai hasil belajar setelah diberikan perlakuan (posttest)

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran Group Investigation (GI). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

(42)

F. Definisi Operasional Variabel

Defenisi opersional variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Model Group Investigation (GI)

Model Group Investigation (GI) merupakan model yang melibatkan peserta didik dalam kelompok untuk menginvestigasi masalah secara kompleks yang akan memberikan pengetahuan baru untuk peserta didik.

Langkah yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan Faturrohman (2015) yaitu: (1) seleksi topik (2) merencanakan kerja sama (3) implemenrasi (4) analisis dan sintesis (5) penyajian hasil akhir (6) evaluasi.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan hasil belajar secara kognitif berupa tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda terdiri atas suatu pemberitahuan tentang pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Pengukuran hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes materi ekosistem dilakukan sebanyak dua kali yaitu berupa pretest dan posttest.

Tujuan pretest yaitu untuk mengetahui hasil kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Tujuan dari posttest yaitu untuk mengetahui hasil kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari skor pretest dan posttest.

(43)

G. Prosedur Penelitian a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah 1) Perencanaan penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah 1) Penentuan kelompok kontrol dan eksperimen

2) Melakukan pretest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui kemampuan awal siswa

3) Penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada kelompok eksperimen yang telah ditentukan

4) Melakukan posttest setelah proses pembelajaran pada materi ekosistem telah selesai untuk mengetahui kemampuan akhir setelah penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI)

c. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis dan mengelolah data dari hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

d. Tahap penyusunan Laporan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan melaporkan hasil-hasil penelitian.

H. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

(44)

Observasi yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif adalah observasi sistematis, yang akan dilakukan pengamatan dengan menggunakan instrumen pengamatan.

Adapun observasi yang dilakukan antara lain terdiri dari:

a. Pengamatan kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang sedang berlangsung

b. Melihat cara belajar siswa berlangsung didalam kelas

c. Melihat data hasil belajar Biologi kelas X MAs Darunnajah Botong d. Mengamati keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

2. Tes Hasil Belajar

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tes yang akan dilakukan oleh peneliti berupa soal tertulis yang akan diberikan di awal (pretest) dan di akhir (posttest). Tipe tes yang digunakan adalah tes jenis pilihan ganda tipe C2, C3, C4dan C5 sebanyak 30 butir soal

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan tes yaitu:

1. Tes

Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi.Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data yang berupa posttest dan pretest yang digunakan untuk mengetahui hasil

(45)

belajar siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Tes terdiri dari 30 soal pilihan ganda

2. Non Tes

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara partisipatif.

Peneliti mengamati langsung proses pembelajaran di kelas untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan.

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Belajar Siswa Interval Nilai Keterangan

93-100 Sangat Baik

84-92 Baik

75-83 Cukup

<75 Kurang

Sumber : Kemendikbud 2017 J. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriftif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai karakteristik pencapaian hasil belajar siswa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dalam bentuk analisis rata-rata, variansi, standar deviasi, modus, median dan skor ideal

(46)

2. Analisis Statistik Inferensial a. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Uji normalitas digunskan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini digunakan aplikasi SPSS 25.

Hipotesis:

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Kriteria pengujian apabila nilai formalitas lebih besar dari taraf nyata 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian mempunyai varians homogen atau tidak. Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat dilakukan dengan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 25.

Hipotesis:

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Kriteria pengujian apabila nilai formalitas lebih besar dari taraf nyata 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak.

c. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan dengan metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol maupun

(47)

dari observasi. Uji Anova digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas X atau tidak. Apabila berpengaruh maka dilanjutkan dengan Uji Paired Sampel T-Test sampel berpasangan dengan kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima jika nilai sig > a, artinya ada pengaruh antara dua perlakuan yang diberikan. Sebaliknya H0 diterima atau H1 tolak jika sig > a artinya tidak ada pengaruh antara perlakuan yang diberikan.

(48)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di MAs Darunnajah Botong pada siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2021/2022 tentang pangaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) pada materi ekosistem terhadap hasil belajar siswa kelas X MAs Darunnajah Botong. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah populasi 15 orang. Data diambil dari hasil pretest dan posttest didapatkan melaui analisis data secara deskriptif dan statistik inferensial.

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis deskriptif diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25, hasil analisis menunjukkan tentang data hasil belajar biologi siswa kelas X MAs Darunnajah Botong. Data hasil belajar disajikan pada tabel berikut:

Hasil pretest dan posttest kelas X dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Data Statistik Deskriptif Pretest dan posttest

Statistik Pretest

Posttest

Ukuran sampel 15 15

Skor Minimum 43 70

Skor Maksimum 76 96

Skor Rata-Rata (Mean ) 58,73 82,00

Standar Deviasi 10,951 7,792

Sumber: Lampiran E.1 (hal:174)

(49)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebelum penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) skor rata-rata hasil berlajar siswa (pretest) adalah 58,73, kemudian setelah penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) skor rata-rata hasil belajar siswa (posttest) adalah 82,00.

Skor tes hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem dikelompokkan ke dalam kiteria hasil belajar siswa dimana terdiri dari kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Adapun skor hasil belajar siswa dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui kategori penilaian hasil belajar siswa sebagai berikut:

Table 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa

Interval

Nilai Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase (%)

93-100 Sangat Baik

0 0 2 13,3

84-92 Baik 0 0 3 20

75-83 Cukup 2 13,3 8 53,3

<75 Kurang 13 86,6 2 13,3

Jumlah 15 100 15 100

Sumber: Lampiran E.1 (hal:174)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebelum penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) persetase hasil berlajar siswa

(50)

(pretest) berada pada kategori kurang 86,6% setelah penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) persentase hasil belajar siswa (posttest) berada pada ketegori cukup 53,3% dan pada kategori baik 20%,

lebih dari itu terdapat siswa yang mencapai kategori sangat baik 13,3%, dengan adanya siswa yang mencapai persentase belajar dengan kategori sangat baik setelah penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa.

Data tes hasil belajar siswa sebelum di terapkan model pembelajaran terhadap hasil belajar biologi pada siswa berdasarkan kriteria ketuntasan maksimal (KKM), dapat dilihat pada table berikut ini:

Table 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa (Pretest dan Posttest)

Nilai Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Persentase (%)

Frekuensi Persentase (%)

0-74 Tidak

Tuntas 13 86,6 2 13,3

75-

100 Tuntas 2 13,3 13 86,6

Jumlah 15 100 15 100

Sumber: Lampiran E.1 (hal:174)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebelum penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) ketuntasan belajar siswa (pretest) adalah 86,6% tidak tuntas, 13,3% tuntas. Setelah penerapan

(51)

model pembelajaran Group Investigation (GI) ketuntasan belajar siswa (posttest) adalah 13,3% tidak tuntas, 86,6% tuntas.

2. Hasil Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis, adapun hipotesisn yang akan dilihat adalah apakah model pembelajaran Group Investigation (GI) memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X MAs Darunnajah Botong. Namun sebelum melakukan analisis statistik inferensial, terlebih dahulu dilakukan beberapa pengujian persyaratan analisis, antara lain

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Seluruh pengujiannya dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 25

dengan analisis Shapiro wilk. Adapun kriteria data dikatakan berdistribusi normal dengan melihat signifikansi lebih besar 0,05, namun jika nilai signifikansi lebih kecil 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Data Sig. Taraf Sig.(α)

Pretest 0,200

0,05

Posttest 0, 200

Sumber: Lampiran E.2 (hal:174)

(52)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest berdistribusi normal dengan nilai (pretest) sig = 0,200 dan

(posttest) dengan nilai sig = 0,200.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti memiliki varians yang homogen atau tidak. Seluruh data hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 25. Data dikatakan homogen

apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05.

Adapun hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Statistik

Pretest Posttest

Sig 0,168 0,235

Taraf Sig (α) >0,05

Kesimpulan Homogen Homogen

Sumber: Lampiran E.3 (hal:174)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa uji homogenitas dengan nilai signifikan 0,168. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa data pretest dan posttest memiliki varian homogen.

c. Uji Hipotesis

(53)

Uji Anova digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas X atau tidak. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut

Tabel 4.6 Hasil Uji Anova Hasil Belajar

Siswa

Sum of Squares Df Mean Square

F Sig

Between Groups 4060,033 1 4060,033 44,952 0,000

Wthin Groups 2528,933 28 90,319

Total 6588,967 29

Sumber: Lampiran E.5 (hal: 174)

Berdaserkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa uji Anova dengan nilai signifikan 0,000, hasil tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen, oleh karena itu dimungkinkan untuk menguji hipotesis untuk menjawab hipotesis yang ada. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu uji-t dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 25 dengan uji Paired Sample T-Test. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut

(54)

Sumber: Lampiran E.5 (hal:174)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil uji hipotesis menghasilkan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut membuktikan bahwa H1 diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa kelas X MAS Darunnajah Botong pada materi ekosistem.

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-Eksperimen. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI) pada materi ekosistem terhadap hasil belajar siswa kelas X MAS Darunnajah Botong.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menggunakan analaisis deskriptif untuk data ptetest, rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh sebesar 58,73 sedangkan untuk data posttest rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) yang diperoleh sebesar 82,00. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkannya model Group Investigation (GI). Hal ini dikarenakan model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan model

(55)

pembelajaran yang berpusat pada siswa selama pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih aktif selama pembelajaran berlangsung.

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Rizqi (2017:9) menyatakan bahwa Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan juga dapat menuntun siswa untuk mengembangkan seluruh keterampilan dan kemampuan mereka dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran menjadi berpusat pada siswa dan guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator dan mediator.

Adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dimana dalam pembelajaran menekankan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran serta kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Penelitian Meti, dkk( (2016:31) Pembelajaran kooperatif mengupayakan peserta didik mampu mengajarkan sesuatu kepada peserta didik lainnya, mengajar teman sebaya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu bersamaan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa macam model pembelajaran kooperatif salah satunya adalah model Group Investigation (GI).

Meningkatnya hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) tersebut juga didukung dengan adanya data hasil obesrvasi aktivitas siswa. Hasil dari observasi aktivitas siswa selama tiga kali pertemuan pembelajaran, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada materi

(56)

ekosistem efektif untuk di terapkan. Hal ini dapat dilihat dari ketercapaian persentase rata-rata yang diperoleh selama proses pembalajaran yakni mencapai 71%, yang menunjukkan bahwa kategori aktif. Hal ini dapat menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar sangat terlihat, mulai menentukan topik, merencanakan kerja sama,implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir hingga evaluasi. Hal sesuai dengan penelitian Hartanto (2016,134) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aktivitas. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa mempunyai pengaruh yang besar. Menurut Aprilia (2015: 146) model pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar biologi peserta didik pada materi ekosistem.

Ada beberapa alasan mengapa hasil belajar siswa dapat meningkat setelah di terapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) karena model pembelajaran ini memiliki beberapa keuntungan menurut Sohaimin (2014: 81) adalah (1) Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif, (2) Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru, (3) Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan, (4) Siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan.

Siswa lebih berani menyampaikan pendapat maupun pertanyaann, inisiatif, kreatif dan aktif untuk memahami dan mempelajai materi pembelajaran, dengan itu siswa dapat melakukan sesuatu tanpa harus diberi tahu apa yang harus mereka lakukan dan juga siswa tidak akan pernah berhenti belajar dan berusaha untuk mengembangkan dirinya. Penelitian

(57)

Hartoto (2016:135) menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk memyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan.

Bekerja sama dengan baik dalam kelompok, sehingga dalam menyelesaikan serta memecahkan masalah-masalah yang ada, kerja sama dengan baik dapat meningkatkan kemampuan sosial yang baik. Penelitian Irwan (2015: 46) menyatakan bahwa kemampuan sosial yang baik termasuk bekerja sama dengan kelompok akan menjadikan siswa memiliki hasil belajar yang baik dibandingkan dengan siswa yang kemampuan sosialnya kurang baik, kerja sama yang baik berhasil meningkatkan hasil belajar.

Meningkatkan partisipasi dalam membuat keputusan dan juga siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan dalam diskusi membuat siswa lebih menghargai pendapat orang lain serta berhati-hati dalam mengambil kepusan. Penelitian Wahyuningsi (2017: 31-32) menyatakan bahwa pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan rasa tanggung jawab siswa pada jawaban yang mereka pilih, serta dapat meningkatkan belajar bekerja sama, belajar berkomunikasi dengan teman sendiri maupun guru, dan juga dapat meningkatkan partisipasi dalam membuat keputusan saat berdiskusi dengan temannya, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Mampu berdiskusi dengan baik dalam melakukan investigasi atau penyelidikan suatu masalah, hal ini lebih memudahkan siswa untuk

(58)

memecahkan dan mencari solusi maupun jawaban dari masalah yang didiskusikan. Penelitian Faturrohman, (2015: 69) menyatakan bahwa pembelajaran yang menerapkan model Group Investigation (GI) mengarahkan siswa untuk mendiskusikan dan menginvestigasi suatu permasalahan yang disajikan, melalui kegiatan diskusi kelompok dan memastikan semua siswa dalam kelompok mereka mengetahui dan memahami inti dari permasalahan, dan juga Meiliya dan Novy (2016:31) menyatakan bahwa pembelajaran Biologi idealnya dipelajari secara ilmiah untuk meningkatkan hasil belajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap objek dan persoalan Biologi adalah Group investigation (GI).

Penelitian ini memiliki kendala yaitu masih ada beberapa siswa yang masih takut dan malu untuk mengutarakan pendapatnya, ketakutan tersebut biasanya disebabkan karena siswa merasa jika jawaban yang ada di pikirannya itu salah, hal ini dapat diatasi dengan terus memberikan motivasi dan semangat agar siswa lebih bisa percaya diri untuk mengungkapkan pendapatnya tanpa rasa takut dan malu lagi.

Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Group Investiagation (GI) pada materi ekosistem merupakan salah satu alternatif pembelajaran efektif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik.

Gambar

Gambar             Halaman
Table 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
Tabel 3.2  Kriteria Hasil Belajar Siswa  Interval Nilai  Keterangan
Table 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pretest dan Posttest     Hasil Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa pada materi

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) untuk mengetahui

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pokok Ekosistem Siswa Kelas X

Penelitian ini bertujuan untuk: Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) menggunakan Macromedia flash,

Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA materi sumber daya alam, siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

Penelitian yang dilakukan oleh Iwan Saptati, dkk dengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group Investigation (GI) untuk meningkatkan hasil belajar Fisika

“Efektivitas penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Team Group Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Matematika kelas IV SDN 3