• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 1 tahun pelajaran 2011/2012."

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Lucia Merrina Ekaristi

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, (3) apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 61 siswa.Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi.Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa.Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut: (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 10% (6 siswa), siswa dengan minat belajar sedang sebesar 16,7% (10 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 73,3% (44 siswa); (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 23,3% (14 siswa), siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 60% (36 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 16,7% (10 siswa) ; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai rser = 0,703 dan termasuk dalam kategori kuat.

Signifikan pada taraf 1% dengan t hitung = 7,528 ≥ ttabel = 2,660; (4) minat belajar

memberikan sumbangan sebesar 49,4% dengan prestasi belajar siswa.

(2)

ix ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND ACADEMIC ACHIEVEMENT OF FIFTH GRADE STUDENTS OF KANISISUS

PUGERAN YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL IN FIRST SEMESTER, LESSON YEAR 2011/2012

Lucia Merrina Ekaristi Sanata Dharma University

2012

This descriptive research used quantitative correlational method. The purpose

of this research was to find out: (1) students’ learning motivation, (2) students’ academic achievement, (3) possible correlation between students’ learning motivation and their academic achievement, and (4) the effects of students’ learning motivation

on academic achievement. There were two variables involved in this research. Those were learning motivation as independent variable and academic achievement as independent variable.

This research was undertaken at Kanisius Pugeran Yogyakarta Elementary School, involving sixty-six fifth grade students. Data were collected using questionnaire measuring students learning motivation and documentation of students’

academic achievement. Documentation was provided by students’ academic report.

Statistical technique used in this research was serial correlation technique.

The results of this research were: (1) students with low learning motivation constituted 10% of total students (6 student), while students with medium learning motivation constituted 16.7% of total students (10 student), and students with high learning motivation were at 73.3 percentage (44 student) ; (2) 23.3% of students had low academic achievement (14 student), while 60% of them had medium achievement (36 student), and 16.7% of students had high academic achievement (10 student) ; (3) there isa positiveand significantrelationshipbetweeninterest in learningwithstudent achievement, withrvalues0.703andincluded in thestrongcategory. Significanceat1% levelbyt count=7.528 ≥ t table =2,660; (4) learning motivation signified 49.4% of students academic achievement.

(3)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DisusunOleh : Lucia Merrina Ekaristi

NIM. 081134066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Lucia Merrina Ekaristi

NIM. 081134066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

Persembahan

Karyaku ini kupersembahkan kepada yang terkasih:

Yesus Kristus dan Bunda Maria

Kedua orangtua ku Bapak Yeheskiel Haryanto dan Ibu Caecilia Maria Ambarwati

Adik-adikku Andreas Armando Septyanto dan Jeanne Erika Agustin

Sahabat-sahabat ku

(8)

v

Motto

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”.

(Roma 12: 12)

“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu”.

(Efesus 4: 2)

“Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya”.

(Pengkotbah 3: 11)

“Dalam hidup, selalu berikan yg terbaik yg kamu bisa.Tak perlu jadi

sempurna, karena apa yang buatmu berbeda, membuatmu istimewa”.

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juli 2012

Peneliti,

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tanggan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Lucia Merrina Ekaristi

Nomor Mahasiswa : 081134066

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 1 TAHUN”.Dengan demikian saya memberikanhak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 20 Juli 2012

Yang menyatakan,

(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Lucia Merrina Ekaristi

Universitas Sanata Dharma 2012

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, (3) apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 61 siswa.Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi.Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa.Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.

Hasil penelitian sebagai berikut: (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 10% (6 siswa), siswa dengan minat belajar sedang sebesar 16,7% (10 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 73,3% (44 siswa); (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 23,3% (14 siswa), siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 60% (36 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 16,7% (10 siswa) ; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai rser = 0,703 dan termasuk dalam kategori kuat.

Signifikan pada taraf 1% dengan t hitung = 7,528 ≥ ttabel = 2,660; (4) minat belajar

memberikan sumbangan sebesar 49,4% dengan prestasi belajar siswa.

(12)

ix ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND ACADEMIC ACHIEVEMENT OF FIFTH GRADE STUDENTS OF KANISISUS

PUGERAN YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL IN FIRST SEMESTER, LESSON YEAR 2011/2012

Lucia Merrina Ekaristi Sanata Dharma University

2012

This descriptive research used quantitative correlational method. The purpose of this research was to find out: (1) students’ learning motivation, (2) students’ academic achievement, (3) possible correlation between students’ learning motivation and their academic achievement, and (4) the effects of students’ learning motivation on academic achievement. There were two variables involved in this research. Those were learning motivation as independent variable and academic achievement as independent variable.

This research was undertaken at Kanisius Pugeran Yogyakarta Elementary School, involving sixty-six fifth grade students. Data were collected using questionnaire measuring students learning motivation and documentation of students’ academic achievement. Documentation was provided by students’ academic report. Statistical technique used in this research was serial correlation technique.

The results of this research were: (1) students with low learning motivation constituted 10% of total students (6 student), while students with medium learning motivation constituted 16.7% of total students (10 student), and students with high learning motivation were at 73.3 percentage (44 student) ; (2) 23.3% of students had low academic achievement (14 student), while 60% of them had medium achievement (36 student), and 16.7% of students had high academic achievement (10 student) ; (3) there isa positiveand significantrelationshipbetweeninterest in learningwithstudent achievement, withrvalues0.703andincluded in thestrongcategory. Significanceat1% levelbyt count=7.528 ≥ t table =2,660; (4) learning motivation signified 49.4% of students academic achievement.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan

Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dengan lancar dan tepat waktu sesuai

dengan yang direncanakan. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini

tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi.,Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Elga Andriana, S.Psi., M. Ed. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing pertama yang telah

memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi sehingga penyusunan skripsi ini

dapat terselesaikan.

5. Drs. J. Sumedi. Selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, kritik dan saran hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Segenap dosen Program Studi PGSD yang telah memberikan banyak

pengalaman dan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Segenap karyawan di sekretariat PGSDatas segala pelayanan dan bantuannya

selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.

8. Ibu C. Novi Suratri P.,S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran

(14)

xi

9. Bapak Florianus Wisnu dan Ibu Elisabeth Listriyani, S.Pd. selaku guru kelas V

SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.

10. Seluruh siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.

11. Kedua orangtuaku, Bapak Yeheskiel Haryanto dan Ibu Caecilia Maria

Ambarwati yang terkasih, yang selalu menyertaiku dengan doa, kasih sayang,

dan dukungan baik moril maupun material. Tuhan selalu memberkati kalian.

12. Kedua adikku, Andreas Armando Septyanto dan Jeanne Erika Agustin yang

sudah mendukungku dan berbagi tawa dan canda. Belajar yang rajin dan sukses.

13. Kedua sahabatku terkasih, Maria Aprita Kusuma dan Iryun Trianawati

terimakasih atas kebersamaan, canda tawa dan supportnya selama ini.

14. Arief Setyo Widodo, yangmemberikan dukungan, semangat, dan doa serta segala

bantuan selama penyelesaian skripsi ini. Sukses selalu. God Bless You.

15. Teman-teman PGSD S1 angkatan 2008 khususnya teman-teman kelas C yang

aku kasihi dan banggakan, terimakasih atas persaudaraan yang terjalin selama

ini. Sukses selalu untuk kita semua. Semoga persaudaraan ini akan terus terjalin.

16. Teman-teman kos pak RT: Nawang, Septi “nDut” dan Devi “Butet” makasih

buat candaan dan keusilannya selama di kos.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan berupa apapun.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan

demi perbaikan skripsi ini.Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 20 Juli 2012

Penulis

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Istilah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar ... 8

1. Pengertian Minat ... 8

2. Faktor Pendorong Minat ... 10

(16)

xiii

4. Metode Pengukuran Minat ... 15

5. Cara Membangkitkan Minat Siswa ... 20

6. Indikator Minat Belajar ... 20

7. Pengertian Belajar ... 24

8. Prinsip-Prinsip Belajar ... 27

9. Pengertian Minat Belajar... 28

B. Prestasi Belajar ... 29

C. Hubungan antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar ... 32

D. Penelitian yang Relevan ... 33

E. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Variabel Penelitian ... 37

C. Populasi Penelitian ... 38

D. Tempat Penelitian... 39

E. Jadwal Penelitian ... 39

F. Instrument Penelitian/ Alat Ukur ... 40

1. Teknik Pengumpulan Data ... 40

a. Kuisioner/ Angket ... 40

b. Dokumentasi ... 49

2. Uji Coba Instrumen ... 50

a. Uji Validitas ... 50

b. Uji Reliabilitas ... 54

G. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 62

1. Minat Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran Yogyakarta ... 62

2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran Yogyakarta ... 66

(17)

xiv

a. Hipotesis ... 72

b. Hasil Pengujian Hipotesis ... 72

4. Besar Sumbangan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 83

B. Pembahasan ... 84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Subjek Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 39

Tabel 3.3 Indikator Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 43

Tabel 3.4 Sebaran Item Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa... 48

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal untuk Mencari Validitas Item ... 53

Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 55

Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Uji Coba Penelitian ... 57

Tabel 3.8 Jarak Skor Minat Tiap Kelompok ... 58

Tabel 3.9 Pedoman Pemberian Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 61

Tabel 4.1 Jarak Skor Minat Tiap Kelompok ... 62

Tabel 4.2 Kriteria Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 68

Tabel 4.3 Skor Minat Belajar Siswa dan Prestasi Belajar Siswa ... 73

Tabel 4.4 Proporsi Individu dalam Tiap Kelompok ... 76

Tabel 4.5 Jumlah Subjek Tiap Kelompok ... 76

Tabel 4.6 Nilai Rata-Rata (mean) setiap Kelompok Minat Belajar ... 77

Tabel 4.7 Nilai Ordinat... 77

(19)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Klasifikasi Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisus

Pugeran Yogyakarta ... 63

Diagram 4.2 Persentase Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius

Pugeran Yogyakarta ... 66

Diagram 4.3Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran

Yogyakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 69

Diagram 4.4 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Uji Coba Penelitian Minat Belajar Siswa ... 95

Lampiran 2 Tabel Skoring (4,3,2,1) Hasil Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Gayam... 101

Lampiran 3 Tabel Persiapan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 111

Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Gayam ... 123

Lampiran 5 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 125

Lampiran 6 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Gayam ... 128

Lampiran 7 Tabel Revisi Kisi-Kisi Kuisioner Penelitian Minat Belajar ... 130

Lampiran 8 Tabel Revisi Sebaran Item Kuisioner Penelitian Minat Belajar ... 134

Lampiran 9 Kuisioner Penelitian Minat Belajar ... 136

Lampiran 10 Skor Hasil Penelitian Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta ... 141

Lampiran 11 Tabel Klasifikasi Minat Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran... 149

Lampiran 12 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran ... 152

Lampiran 13 Daftar Nilai Rapor Kelas V Semester 1 SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 155

Lampiran 14 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ... 157

Lampiran 15 Nilai-Nilai dalam Distribusi t ... 158

Lampiran 16 Tabel Ordinat pada Kurva Normal ... 160

Lampiran 17 Tabel Hubungan Antar Kelompok Minat Belajar dengan Kelompok Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran Yogyakarta ... 162

Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian ... 165

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pendidikan, seseorang yang belajar itu berusaha mengembangkan

dirinya agar mampu berdiri sendiri dan mandiri dalam berbagai pengalaman.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah

rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Kurangnya kemampuan

siswa dalam memahami materi pelajaran mengakibatkan rendahnya pencapaian

prestasi belajar siswa. Padahal semakin ke depan tuntutan pencapaian prestasi

belajar siswa akan semakin tinggi. Guru yang bertindak sebagai fasilitator yang

mendidik siswanya merupakan salah satu kunci kesuksesan pencapaian prestasi

belajar siswa. Maka dari itu, hubungan yang baik antara guru dan siswa dalam

kegiatan pembelajaran di kelas merupakan hal yang sangat penting. Dengan

adanya hubungan yang baik antara guru dan siswa, diharapkan siswa dapat

memberikan respon yang positif saat pelajaran seperti memiliki semangat,

gembira dan penuh gairah sehingga akan tercipta pembelajaran yang efektif dan

(22)

Masalah tersebut menjadi tantangan bagi guru, orangtua dan siswa untuk

selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Untuk mencapai keberhasilan dalam belajar siswa tentu saja tidak hanya

ditentukan dari faktor pendidik saja. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh

berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang penting adalah

minat belajar. Minat belajar adalah rasa ketertarikan seseorang terhadap aktivitas

belajar. Siswa yang berminat terhadap kegiatan pembelajaran dibandingkan siswa

yang tidak berminat terhadap kegiatan pembelajaran, akan menunjukkan respon

yang berbeda. Bagi siswa yang berminat terhadap kegiatan pembelajaran akan

tampak terdorong untuk tekun dalam belajar dan memiliki semangat untuk belajar.

Berbeda dengan siswa yang tidak berminat terhadap kegiatan belajar mereka

cenderung akan memberikan reaksi sikap yang negatif seperti tidak semangat

mengikuti kegiatan pembelajaran, tidak memperhatikan pelajaran dan sering

membolos. Mereka tidak terdorong untuk tekun belajar. Oleh sebab itu, untuk

memperoleh hasil yang baik atau prestasi belajar yang baik, seorang siswa harus

memiliki minat terhadap pelajaran sehingga siswa akan terdorong untuk terus

belajar dan meningkatkan prestasinya.

Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.

Pada umumnya, seseorang merasa senang untuk melakukan sesuatu apabila dia

merasa tertarik terhadap suatu hal. Perasaan senang akan menimbulkan minat

pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Minat merupakan

(23)

tertarik pada bidang/ hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang

itu (Winkel, 1984: 30). Oleh karena itu, saat orang memiliki minat terhadap

sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk

mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian diharapkan hasil yang

diperoleh akan menjadi lebih baik begitu pula dengan prestasi belajar.

Dari uraian diatas, peneliti akan meneliti mengenai minat belajar siswa

yang akan dilihat hubungannya dengan prestasi belajar siswa selama satu

semester. Peneliti melakukan penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui

seberapa besar pengaruh dari minat siswa terhadap pencapaian prestasi belajar

siswa. Sehingga dapat menjadi bekal pembelajaran juga bagi peneliti saat kelak

menjadi seorang guru.

Penelitian ini akan membahas mengenai minat belajar, prestasi belajar,

hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar, serta untuk mengetahui besar

sumbangan minat terhadap prestasi belajar siswa. Subjek penelitian tersebut

adalah siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Maka peneliti

mengangkat judul “Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas

V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa rumusan masalah

(24)

1. Bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta

Tahun Pelajaran 2011/ 2012?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta

Tahun pelajaran 2011/ 2012?

3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2011/ 2012?

4. Seberapa besar sumbangan minat terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD

Kanisius Pugeran Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012?

C. Batasan Istilah

Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan multi

tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya pembatasan

istilah. Adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Minat

Minat merupakan suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang

cenderung bersifat menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang.

b. Minat belajar

Minat belajar merupakan ketertarikan siswa pada pelajaran dan perasaan

senang terhadap kegiatan yang berkaitan dengan belajar dan pelajaran guna

(25)

c. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik yang dicapai siswa dalam

suatu pelajaran yang menunjukan tingkat penguasaan siswa terhadap mata

pelajaran inti Sekolah Dasar (Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan

Alam) setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan

tes.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk

mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

3. Mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat

belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran

Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar

(26)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hubungan

minat belajar dengan prestasi belajar siswa bagi beberapa pihak di bawah ini.

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memberikan informasi dalam

meningkatkan dan menentukan program pendidikan di sekolah untuk

kedepannya.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru tentang

pentingnya menumbuhkan minat belajar pada diri siswa dan dapat menjadi

bahan pertimbangan dalam memilih metode pengajaran bagi siswa sehingga

siswa mau terlibat dalam pembelajaran dan terdorong untuk tekun dalam

belajar.

3. Bagi Orangtua

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi orangtua

untuk mendorong dan menumbuhkan minat belajar anak supaya prestasi

belajar anak dapat berkembang dengan optimal.

4. Bagi Penulis

Sebagai calon guru, penulis diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar

siswa dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar dalam diri

(27)

5. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan sebagai

acuan penelitian-penelitian yang relevan bagi peneliti selanjutnya yang ingin

(28)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat

Minat merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses

pembelajaran karena mempengaruhi hasil belajar siswa. Ada beberapa

definisi tentang minat yang dikemukakan oleh para ahli.

a. Hurlock (1995: 114) menjelaskan bahwa minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka

inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi

yang kuat untuk belajar.

b. Winkel (1984: 30) mendefinisikan minat adalah kecenderungan yang

menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu

dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

c. Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri

sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan

(29)

d. Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak

senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa

motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang

bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

e. Jersild dan Tasch (dalam Nurkancana, 1983: 224) menekankan bahwa

minat atau intrest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara

bebas oleh individu.

f. Sardiman A. M (1986: 76) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai

suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

g. Fuad Hasan (1989: 59) mengartikan minat sebagai hal yang menunjuk

pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal, peristiwa,

orang, atau benda.

h. Doyles Fryer (dalam Nurkancana, 1983: 224) minat atau intrest adalah

gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang

menstimulir perasaan senang pada individu.

Minat sangat berhubungan dengan perasaan seorang siswa, dimana

perasaan itu sangat berpengaruh terhadap semangat dan gairah siswa untuk

belajar. Dengan perasaan, siswa dapat menerima dengan baik

(30)

minat yang positif dan sebaliknya, jika perasaan tidak senang maka akan

menimbulkan minat yang negatif. Berdasarkan dari beberapa pengertian minat

di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu ketertarikan atau

perhatian yang muncul dari dalam diri seseorang pada suatu hal/ aktivitas

yang disenanginya. Ketertarikan pada suatu hal tersebut cenderung bersifat

menetap dan disertai dengan rasa senang.

2. Faktor Pendorong Minat

Minat dan motivasi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana

minat sebagai alat motivasi yang utama. Esti (2002: 365) salah satu cara

untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman

belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa,

banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan dengan minat siswa.

Soewardi (1987: 183) Minat didorong oleh motivasi. Motivasi

merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau

berbuat untuk tujuan tertentu. Motivasi inilah yang mendorong mengapa

mereka itu melakukan suatu kegiatan/ pekerjaan. Minat dimanifestasikan

berdasarkan komponen dorongan yang mendorongnya. Menurut beberapa

ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mendorong minat adalah

(31)

3. Ciri-Ciri Siswa Berminat Dalam Belajar

Hurlock (1995:115) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat antara lain

sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah. Perubahan

minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa berkembang.

Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan

tumbuh bersamaan dengan minat siswa.

b. Minat bergantung pada kesiapan belajar

Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara

fisik dan mental untuk belajar. Misalnya, siswa tidak akan mempunyai

minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai siswa tersebut

memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar IPA sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,

baik anak-anak maupun dewasa. Minat berasal dari lingkungan dimana

mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas

pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan bertambah

luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang yang berada di

luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat bergantung pada

(32)

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang

terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang memiliki

cacat fisik, anak tersebut tidak mungkin mempunyai minat yang sama

seperti dengan teman sebayanya yang memiliki perkembangan fisik

normal.

e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang

dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya

mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka

tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap

tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang

mereka tekuni dengan baik.

f. Minat berbobot emosional

Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang

menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan

akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot

emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat

seorang siswa tersebut.

g. Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat egosentris.

(33)

pada mata pelajaran tertentu, kepandaian mereka di bidang tersebut di

sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik

dan menguntungkan di bidang yang diminati anak.

Djemari Mardapi (2008: 112) menyebutkan beberapa indikator

siswa yang berminat antara lain: manfaat belajar, usaha dalam memahami

pelajaran, membaca buku yang berkaitan dengan bidang studi, bertanya di

kelas, bertanya kepada teman, bertanya kepada orang lain, mengerjakan soal

dengan sungguh-sungguh.

Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang

diminati.

d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang

lainnya.

(34)

Dari uraian di atas yang menjelaskan tentang indikator dan ciri siswa

yang berminat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator siswa yang

berminat antara lain:

a. Ekspresi perasaan hati selama belajar, meliputi : siswa merasa senang

mengikuti pelajaran, siswa mengikuti pelajaran dengan antusias, siswa

tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru, siswa datang tepat waktu

sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum

pelajaran dimulai, dan siswa duduk dengan tenang siap untuk belajar.

b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas,

siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan guru

dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, dan siswa tidak

mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar.

c. Ketertarikan pada materi dan guru, meliputi : siswa giat membaca buku

pelajaran, siswa menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru, siswa

membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru, siswa

mengerjakan tugas dari guru, dan siswa membawa buku atau sumber

lain dalam belajar.

d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif

menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa mau membantu teman

lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerjasama dengan

kelompok, siswa maju ke depan mengerjakan tugas, dan siswa

(35)

e. Tekun menghadapi tugas-tugas, meliputi: siswa membentuk kelompok

belajar dengan teman-teman, siswa mengerjakan setiap tugas yang

diberikan oleh guru, dan siswa selalu ingin mengerjakan soal-soal

latihan walaupun tidak disuruh.

f. Ulet menghadapi kesulitan dalam belajar, meliputi: siswa berusaha

meminta bantuan pada guru ataupun orang tua jika mengalami kesulitan

belajar, dan siswa akan tetap berusaha mengerjakan soal dengan

sungguh-sungguh walaupun dia kesulitan dalam mengerjakannya.

Indikator-indikator tersebut juga digunakan oleh peneliti untuk

menyusun instrument penelitian tentang minat belajar. Indikator minat

tersebut digunakan dalam membuat kuisioner sebagai alat pengumpulan data

dalam penelitian.

4. Metode Pengukuran Minat

Nurkancana (1983: 227) menyatakan ada beberapa metode yang dapat

dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat. Di bawah ini akan

diuraikan metode-metode pengukuran tersebut.

a. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu

keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi

(36)

setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pencatatan

hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

Tetapi guru juga harus menyadari bahwa observasi ini mempunyai

kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa

situasi atau beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila kita hendak

mengukur minat semua anak yang kita didik, maka kita akan

memerlukan waktu yang sangat panjang. Jadi seorang guru tidak

mungkin akan berhasil mengukur minat anak-anak hanya dengan

mempergunakan observasi. Biasanya observasi dilakukan terhadap

beberapa orang anak berdasarkan data yang telah terkumpulkan

sebelumnya.

Kelemahan yang lain dari pada observasi ialah bahwa penafsiran

terhadap hasil-hasil observasi sering bersifat subyektif. Sikap dari pada

guru-guru, jarak waktu yang panjang antara situasi-situasi tingkah laku

yang diobservasi, serta obyektifitas dari pada pencatatan sangat

mempengaruhi validitas dari pada observasi.

b. Interview (wawancara)

Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak-anak. Sebab

biasanya anak-anak memperbincangkan hobinya dan aktivitas yang

menarik hatinya. Pelaksanaan interview ini biasanya lebih baik

(37)

sehingga percakapan akan dapat belangsung dengan lebih jelas.

Misalnya dalam percakapan sehari-hari diluar jam pelajaran, dengan

mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Guru dapat memperoleh

informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan

kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak setelah pulang sekolah,

permainan apa yang disenangi, apa hobinya, perjalanan-perjalanan atau

tamasya yang berkesan dihatinya, pengalaman apa yang paling

mengesankan, buku-buku apa yang digemari dan sebagainya.

c. Kuesioner

Dengan mempergunakan kuesioner guru dapat melakukan

pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan demikian apabila

dibandingkan dengan interview dan observasi, kuesioner ini jauh lebih

baik dan efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan yang diajukan

dalam kuesioner pada prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan

dalam interview. Jadi dalam kuisioner guru dapat menanyakan tentang

kegiatan yang dilakukan anak-anak diluar sekolah, permainan yang

disenangi, bacaan yang menarik, dan sabagainya. Perbedaannya dengan

interview ialah bahwa interview dilakukan secara lisan, dan guru hanya

menghadapi seorang anak. Sedangkan kuisioner dilakukan secara tertulis

dan guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.

(38)

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau

penilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama merupakan

daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaanya ialah dalam kuesioner

responden menulis jawaban-jawaban yang relatif panjang terhadap

sejumlah pertanyaan, sedangkan pada inventori responden memberi

jawaban dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi nomor atau

tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap

sejumlah pertanyaan yang lengkap.

Minat siswa diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo

(1995:59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan

atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang

kurang distandarisasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur

kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari

individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa pengamatan

(observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara.

Sejalan dengan pendapat di atas, Mustaqim (2008: 170) mengemukakan

bahwa alat evaluasi non tes dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek

dari individu, sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga

untuk aspek afektif dan psikomotorik. Macam-macam alat evaluasi non tes

(39)

list), wawancara (Interview), obsevasi, riwayat hidup, studi kasus, dan

sosiometri.

Dalam penelitian ini, minat siswa diukur dengan menggunakan

kuisioner (angket). Pengertian kuisioner menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2007: 609) adalah alat riset atau survey yang terdiri atas

serangkaian pertanyaan tertulis. Mustaqim (2008: 171) menyatakan kuisioner

adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan

diukur (responden). Dengan alat ini orang dapat diketahui tentang keadaan/

data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat dan lain-lain.

Pendapat ini sejalan dengan Masidjo (1995: 70) yang mengemukakan angket

atau kuisioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan

lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal

yang diketahuinya. Dalam penelitian ini, kuisioner dilakukan secara langsung

dan menurut cara menjawabnya termasuk kuisioner tertutup. Masidjo (1995:

71) menyatakan bahwa angket langsung adalah angket yang dikirim kepada

responden dan langsung diisinya. Mustaqim (2008: 171) dikatakan langsung

karena kuisioner tersebut dikirim dan diisi langsung oleh orang yang akan

diminta jawaban tentang dirinya. Mustaqim (2008: 172) menurut cara

menjawabnya termasuk kuisioner tertutup (berstruktur) yaitu kuisioner yang

disusun dengan menggunakan pilihan jawaban, sehingga responden tinggal

(40)

5. Cara Membangkitkan Minat Siswa

Sardiman (1986: 93-94) Proses belajar akan berjalan lancar apabila

disertai minat. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau

c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar

6. Indikator Minat Belajar

Dalam penelitian ini peneliti merumuskan sepuluh indikator yang

digunakan dalam membuat kuisioner sebagai alat untuk mengukur minat

belajar siswa. Indikator-indikator tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Ekspresi dan perasaan hati selama belajar.

Ketika seorang siswa memiliki minat terhadap suatu hal, tanda awal

yang nampak dan dapat langsung kita ketahui adalah melalui ekspresi

siswa tersebut. Siswa yang memiliki minat akan menunjukkan ekspresi

gembira dan senang hati selama mengikuti proses pembelajaran. Jadi

salah satu indikator siswa berminat terhadap suatu pelajaran adalah

adanya ekspresi dan perasaan senang selama siswa mengikuti pelajaran,

antara lain siswa tidak mengeluh selama mengikuti pelajaran, siswa tidak

merasa bosan belajar di sekolah juga siswa senang bila diberi tugas atau

(41)

cepat merasa bosan dan tampak tidak senang serta tidak menikmati

proses pembelajaran.

b. Menunjukkan perhatian dalam belajar.

Siswa yang berminat terhadap pelajaran akan menunjukkan perhatian

yang lebih dalam belajar, juga pada saat ia mengikuti proses

pembelajaran di sekolah. Misalnya, siswa sudah siap di kelas sebelum

pelajaran di mulai, setiap hari siswa membawa buku-buku pelajaran yang

dijadwalkan, siswa membaca dan mempelajari berbagai macam buku

yang dapat menunjang pelajaran serta menambah pengetahuan siswa.

Jika siswa tidak berminat, ia kurang menunjukkan perhatian dalam

belajar, misalnya siswa lebih senang membaca buku cerita yang tidak

menambah pengetahuan dari pada membaca buku-buku yang mendukung

pelajaran.

c. Ketertarikan pada materi dan guru.

Metode mengajar guru dan pengolahan materi pelajaran yang menarik

bagi siswa merupakan hal yang sangat penting. Karena salah satu

indikator siswa memiliki minat belajar adalah ketertarikan siswa pada

materi dan guru. Jika guru mampu mengolah materi pelajaran menjadi

suatu hal yang menarik dan menyenangkan, dapat membuat siswa

berminat terhadap pelajaran. Misalnya, siswa selalu mendengarkan jika

guru sedang menyampaikan materi, serta siswa akan bersemangat

(42)

penyampaian guru kurang menarik siswa tentu tidak berminat dalam

pelajaran, siswa menjadi kurang semangat dan mengantuk saat diajarkan

materi pelajaran oleh guru.

d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Ketika siswa berminat pada pelajaran, siswa akan cenderung aktif dan

mau ikut terlibat dalam pembelajaran. Misalnya, saat diskusi kelompok

siswa ikut memberikan pendapat dan aktif dalam diskusi kelompok,

selain itu siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru serta

sering maju ke depan mengerjakan soal-soal dari guru. Namun jika siswa

tidak memiliki minat, ia jarang terlibat dalam proses pembelajaran

bahkan sering sibuk sendiri pada saat pembelajaran berlangsung.

e. Kesenangan mempelajari kembali dan selalu mengingat pelajaran.

Siswa yang memiliki minat dalam belajar akan senang mempelajari

kembali palajaran yang diajarkan dan selalu mengingatnya, seperti siswa

akan mengulang kembali hal-hal yang penting dalam pelajaran saat di

rumah, serta siswa setiap hari akan meluangkan waktu untuk belajar baik

ada ulangan ataupun tidak ada ulangan. Jika siswa tidak memiliki minat,

sesudah menerima pelajaran ia tidak mengulang dan mempelajari

kembali apa yang sudah ia pelajari.

f. Tekun menghadapi tugas.

Salah satu indikator siswa memiliki minat belajar adalah tekun

(43)

diberikan guru, siswa sering mengerjakan sosl-soal latihan, serta siswa

membentuk kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas

pelajaran. Jika siswa tidak memiliki minat, ia cenderung kurang tekun

menghadapi tugas, seperti sering melupakan dan tidak mengerjakan tugas

sekolah.

g. Ulet menghadapi kesulitan belajar.

Siswa yang ulet menghadapi kesulitan belajar antara lain siswa tidak

mudah menyerah mengerjakan soal-soal pelajaran yang sulit

diselesaikan, siswa berusaha meminta bantuan pada guru atau orangtua

jika mengalami kesulitan belajar, dan siswa mau mengikuti pelajaran

tambahan untuk mengatasi kesulitan belajar. Siswa yang kurang ulet

menghadapi kesulitan belajar, ia cenderung malas dan mudah putus asa

ketika mengahdapi kesuliatan belajar.

h. Mempunyai konsentrasi dan antusias yang tinggi dalam belajar di kelas.

Ketika siswa berminat terhadap pelajaran, ia memiliki konsentrasi dan

antusian yang tinggi dalam belajar di kelas. Contohnya, siswa selalu

mengumpulkan tugas tepat waktu, ketika guru mengajukkan pertanyaan

siswa dengan antusias menjawab pertanyaan tersebut, dan siswa selalu

bertanya jika ada materi yang belum jelas dalam palajaran.

i. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan.

Seorang siswa yang memiliki minat pada pelajaran, salah satu

(44)

mencapai keberhasilan. Contohnya, siswa selalu ingin memperoleh nilai

yang baik pada setiap mata pelajaran, siswa membuat catatan khusus

untuk hal-hal yang penting dalam pelajaran untuk memudahkan dalam

belajar, ketika ada ulangan ia akan berusaha mengerjakan sendiri bukan

hasil dari mencontek, dan siswa memiliki keinginan menjadi juara kelas.

j. Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju

cita-cita.

Kesadaran akan pentingnya belajar sebagai jalan menuju cita-cita akan

memacu minat siswa untuk terus dan lebih giat belajar. Dengan kata lain,

siswa yang memilki cita-cita, ia memiliki minat belajar yang kuat

sehingga ia akan berusaha meraih cita-citanya dengan belajar.

7. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (2007: 17) belajar memiliki arti berubah tingkah

laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Slameto

(2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Hakim (2005: 1) mendefinisikan belajar adalah suatu proses

(45)

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Muhibbin Syah (2008: 63) Belajar merupakan suatu kegiatan

berproses dan merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaran setiap

jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berati, berhasil atau tidaknya suatu

pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang

dialami oleh siswa. Proses belajar yang dialami siswa baik secara langsung

maupun tidak langsung, baik ketika ia berada di sekolah, di lingkungan

rumah, maupun di keluarganya sendiri.

Suryono dan Hariyanto (2011:9) Belajar adalah suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks ini, belajar

dari tidak tahu menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan.

Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (1996: 84)

mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan

tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon

pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

Sedangkan menurut Gagne dalam Ngalim Purwanto (1996: 84) menyatakan

(46)

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

mengalami situasi tadi.

Ngalim Purwanto (1996: 84-85) mengemukakan adanya beberapa

elemen penting tentang belajar.

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi

juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman. Dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar;

seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantab,

harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup

panjang. Berapa lama periode waktu itu berlagsung sulit di tentukan

dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu

periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun

bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengesampingkan

perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh kelelahan, adaptasi,

ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya

(47)

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan

dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berpikir, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

Dari beberapa definisi belajar di atas, secara umum belajar dapat

dipahami sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami individu

dimana perubahan itu berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar

yang merupakan hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.

Hasil dari kegiatan belajar itu melalui suatu proses, oleh karena itu belajar

berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai

bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

8. Prinsip-Prinsip Belajar

Mustaqim (2008: 69) Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para

ahli bisa dirangkum prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai berikut.

a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.

b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan.

c. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.

d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas

belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.

e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami, bukan

(48)

f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain

g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar.

h. Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.

9. Pengertian Minat Belajar

Gie (1994: 28) menurut pengertiannya yang paling dasar, minat berarti

sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena

menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian minat belajar, adalah

keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara

penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman

tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan yang dituntutnya melalui

pendidikan di sekolah. Minat merupakan salah satu faktor utama untuk

meraih keberhasilan dalam belajar. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat

mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan belajar para siswa

menunjukkan bahwa sebabnya adalah kurangnya minat.

Secara lebih terinci arti penting minat dalam kaitannya dengan

pelaksanaan belajar ialah sebagai berikut:

a. Minat melahirkan perhatian

b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

(49)

Perlu ditegaskan bahwa kebalikan minat adalah kebosanan,

kekosongan perhatian, atau bahkan penolakan keterlibatan diri terhadap

sesuatu hal. Melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri

seseorang dari pada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu,

penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa

terlaksana dengan cara pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan

kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.

Dari uraian pengertian-pengertian yang telah diuraikan pada poin-poin

sebelumnya, secara singkat yang dimaksud dengan minat belajar adalah

kecenderungan, perhatian, rasa tertarik dan kesenangan terhadap aktivitas

belajar yang bersifat menetap, sehingga timbul dorongan untuk terlibat dalam

aktivitas belajar karena menyadari pentingnya hal yang ia pelajari.

Minat belajar merupakan faktor penting yang mendorong siswa

melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat dalam diri siswa untuk

mempelajari suatu hal, maka ia akan setengah-setengah dalam belajar

sehingga tidak mendapatkan hasil belajar yang optimal, begitu juga

sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat dalam belajar sangatlah

penting bagi pendidikan, sebab minat merupakan sumber dari usaha.

B. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

(50)

salah satu unsur penting dalam proses belajar mengajar karena dengan prestasi

belajar dapat diketahui sejauh mana pendidik dapat mengelola proses

pembelajaran dengan efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi terhadap

materi belajar yang telah diberikan. Berdasarkan hasil evaluasi ini dapat

diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat

dilakukan perbaikan terhadap metode, pola pengajaran, sarana dan prasarana

maupun bahan atau materi yang disampaikan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2007: 895) Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Winkel (1996: 162)

berpendapat bahwa prestasi adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai

dengan bobot yang dicapainya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

adalah tingkat penguasaan yang dicapai individu mengenai bahan pelajaran yang

diberikan guru setelah siswa mempelajari bahan tersebut dalam periode waktu

tertentu. Prestasi belajar siswa diukur melalui evaluasi berupa tes terhadap materi

yang telah diajarkan. Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa dikhususkan pada

lima mata pelajaran inti SD dalam rapor, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu

(51)

Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Muhibbin Syah (2001:132), mengemukakan secara global

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi

tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa menjadi

tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar anatara lain:

1) Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar.

2) Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa.

3) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang

cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.

4) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak

atau berbuat untuk tujuan tertentu.

b. Faktor eksternal

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak mengesampingkan

peranan faktor eksternal dalam meningkatkan prestasi belajar. Faktor

eksternal memiliki pengaruh yang tidak sebesar faktor internal. Faktor

eksternal prestasi belajar antara lain:

1) Kualitas guru dalam penguasaan materi

2) Metode yang digunakan dalam mengajar

(52)

4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya

c. Faktor pendekatan belajar

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi

belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu

upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang

digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi

prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam

cara belajar siswa dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar

maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.

C. Hubungan antara Minat dan Prestasi Belajar

Minat belajar memiliki pengaruh yang besar pada prestasi belajar siswa.

Ketika siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran,

ia akan memberikan perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut.

Siswa akan merasa tertarik dan sangat antusias dalam mencari

pengalaman-pengalaman baru melalui kegiatan pembelajaran. Dengan begitu hasil belajarnya

juga lebih optimal dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Dalam pencapaian

prestasi belajar yang baik selain dipengaruhi dari faktor kecerdasan seorang

siswa, faktor lain yang juga penting adalah adanya minat dari diri siswa itu

sendiri. Tanpa adanya minat, semua aktivitas belajar tidak akan berjalan secara

(53)

kurangnya rasa tertarik pada suatu bidang tertentu sehingga menimbulkan sikap

yang negatif pada diri siswa.

Minat belajar tinggi yang dimiliki seorang siswa akan memberikan respon

yang positif dengan demikian materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima

dengan baik sehingga hasil belajarnya juga meningkat. Hal itu bertolak belakang

dengan siswa yang memilki minat belajar rendah, ia akan memberikan respon

yang negatif dengan demikian materi yang disampaikan guru tidak dapat

diterima dengan baik sehingga hasil belajarnya juga kurang baik. Jadi dapat

disimpulkan bahwa minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Dalam hal ini prestasi belajar diambil dari nilai rapor lima mata pelajaran inti

SD, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu

Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelima mata pelajaran ini

dapat mewakili prestasi belajar siswa.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti menemukan dua penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan

minat belajar dan prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut dilakukan oleh

Nindya Ayu Wulandari dan Anisa Septi Kirana.

1. Penelitian Nindya Ayu Wulandari

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Nindya Ayu Wulandari program

studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan)

(54)

SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Hasil penelitiannya sebagai

berikut: (a) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan

minat belajar sedang sebesar 6,7% serta siswa dengan minat belajar tinggi

sebesar 80%; (b) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 10%, siswa

dengan prestasi belajar sedang sebesar 58,33% serta siswa dengan prestasi

belajar tinggi sebesar 31,67%; (c) minat belajar memiliki hubungan yang positif

dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, denga nilai r = 0,834 dan signifikan

pada taraf 1%; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 83,4% dengan

prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa minat belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan

prestasi belajar siswa. Dengan demikian berarti minat berpengaruh terhadap

prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi

belajar. Minat belajar anak perlu ditumbuhkan dan dikembangkan agar prestasi

belajar yang diperoleh dapat maksimal.

2. Penelitian Anisa Septi Kirana

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Anisa Septi Kirana program

studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan)

berjudul Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Para Siswa Kelas V

SD Negeri I Bareng Klaten Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa (1) adanya minat belajar siswa kelas V dibagi

tiga kategori yaitu rendah sebesar 2,22%, sedang sebesar 6,67% dan tinggi

(55)

belajar siswa yaitu, kategori rendah sebesar 8,89%, sedang sebesar 57,78% dan

tinggi sebesar 33,33%. Dari penjabaran minat belajar dan prestasi belajar di atas,

(3) ada hubungan antara minat dan prestasi belajar seperti yang ditunjukkan

koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,704

termasuk dalam tingkat kuat, taraf signifikasi untuk N = 45 maka koefisien

korelasinya sebesar 0,380. (4) Serta ada sumbangan minat terhadap prestasi

belajar siswa yaitu sebesar 70,4%.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti

di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian yang sejenis

namun di sekolah yang berbeda untuk mengetahui seberapa besar minat

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa khususnya siswa kelas V SD

Kanisius Pugeran.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan yang disajikan dalam penelitian

ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

“Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi

belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 1 tahun

(56)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan prestasi

belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 1 Tahun

Pelajaran 2011/ 2012. Oleh karena itu jenis penelitian yang dipakai peneliti yaitu

menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis deskriprif tingkat korelasi.

Penelitian kuantitaif (Quantitative Research) adalah penelitian yang digunakan

untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap

variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat

digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang

dikumpulkan terutama data kuantitatif (Zainal Arifin, 2011: 29) Menurut

Furchan (2007: 447) penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi

tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Menurut Sukardi (2011: 157)

Gambar

Tabel 3.1. Subjek Penelitian
Tabel 3.2. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3.Indikator Kuisioner Minat Belajar Siswa
Tabel 3.4 Sebaran Item Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peningkatan kemampuan menulis karangan dengan topik sederhana menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Kenteng semester

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Sorowajan mengenai materi pecahan menggunakan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) minat belajar siswa; (2) prestasi belajar siswa; (3) hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) besar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Sorowajan mengenai materi pecahan menggunakan