viii ABSTRAK
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Lucia Merrina Ekaristi
Universitas Sanata Dharma 2012
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, (3) apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 61 siswa.Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi.Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa.Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.
Hasil penelitian sebagai berikut: (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 10% (6 siswa), siswa dengan minat belajar sedang sebesar 16,7% (10 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 73,3% (44 siswa); (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 23,3% (14 siswa), siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 60% (36 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 16,7% (10 siswa) ; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai rser = 0,703 dan termasuk dalam kategori kuat.
Signifikan pada taraf 1% dengan t hitung = 7,528 ≥ ttabel = 2,660; (4) minat belajar
memberikan sumbangan sebesar 49,4% dengan prestasi belajar siswa.
ix ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND ACADEMIC ACHIEVEMENT OF FIFTH GRADE STUDENTS OF KANISISUS
PUGERAN YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL IN FIRST SEMESTER, LESSON YEAR 2011/2012
Lucia Merrina Ekaristi Sanata Dharma University
2012
This descriptive research used quantitative correlational method. The purpose
of this research was to find out: (1) students’ learning motivation, (2) students’ academic achievement, (3) possible correlation between students’ learning motivation and their academic achievement, and (4) the effects of students’ learning motivation
on academic achievement. There were two variables involved in this research. Those were learning motivation as independent variable and academic achievement as independent variable.
This research was undertaken at Kanisius Pugeran Yogyakarta Elementary School, involving sixty-six fifth grade students. Data were collected using questionnaire measuring students learning motivation and documentation of students’
academic achievement. Documentation was provided by students’ academic report.
Statistical technique used in this research was serial correlation technique.
The results of this research were: (1) students with low learning motivation constituted 10% of total students (6 student), while students with medium learning motivation constituted 16.7% of total students (10 student), and students with high learning motivation were at 73.3 percentage (44 student) ; (2) 23.3% of students had low academic achievement (14 student), while 60% of them had medium achievement (36 student), and 16.7% of students had high academic achievement (10 student) ; (3) there isa positiveand significantrelationshipbetweeninterest in learningwithstudent achievement, withrvalues0.703andincluded in thestrongcategory. Significanceat1% levelbyt count=7.528 ≥ t table =2,660; (4) learning motivation signified 49.4% of students academic achievement.
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
DisusunOleh : Lucia Merrina Ekaristi
NIM. 081134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Lucia Merrina Ekaristi
NIM. 081134066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Persembahan
Karyaku ini kupersembahkan kepada yang terkasih:
Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua orangtua ku Bapak Yeheskiel Haryanto dan Ibu Caecilia Maria Ambarwati
Adik-adikku Andreas Armando Septyanto dan Jeanne Erika Agustin
Sahabat-sahabat ku
v
Motto
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”.
(Roma 12: 12)
“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu”.
(Efesus 4: 2)
“Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya”.
(Pengkotbah 3: 11)
“Dalam hidup, selalu berikan yg terbaik yg kamu bisa.Tak perlu jadi
sempurna, karena apa yang buatmu berbeda, membuatmu istimewa”.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Juli 2012
Peneliti,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tanggan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lucia Merrina Ekaristi
Nomor Mahasiswa : 081134066
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA SEMESTER 1 TAHUN”.Dengan demikian saya memberikanhak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Juli 2012
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD KANISIUS PUGERAN YOGYAKARTA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 Lucia Merrina Ekaristi
Universitas Sanata Dharma 2012
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis deskriptif tingkat korelasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana minat belajar siswa, (2) bagaimana prestasi belajar siswa, (3) apakah ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, dan (4) mengetahui besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa. Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Minat belajar sebagai variabel bebas dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 61 siswa.Alat pengumpulan data berupa angket dan dokumentasi.Angket digunakan untuk mengukur minat belajar siswa, sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa.Dokumentasi diperoleh dengan melihat data nilai rapor siswa.Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi serial.
Hasil penelitian sebagai berikut: (1) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 10% (6 siswa), siswa dengan minat belajar sedang sebesar 16,7% (10 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 73,3% (44 siswa); (2) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 23,3% (14 siswa), siswa dengan prestasi belajar sedang sebesar 60% (36 siswa), dan siswa dengan minat belajar tinggi sebesar 16,7% (10 siswa) ; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai rser = 0,703 dan termasuk dalam kategori kuat.
Signifikan pada taraf 1% dengan t hitung = 7,528 ≥ ttabel = 2,660; (4) minat belajar
memberikan sumbangan sebesar 49,4% dengan prestasi belajar siswa.
ix ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION AND ACADEMIC ACHIEVEMENT OF FIFTH GRADE STUDENTS OF KANISISUS
PUGERAN YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOL IN FIRST SEMESTER, LESSON YEAR 2011/2012
Lucia Merrina Ekaristi Sanata Dharma University
2012
This descriptive research used quantitative correlational method. The purpose of this research was to find out: (1) students’ learning motivation, (2) students’ academic achievement, (3) possible correlation between students’ learning motivation and their academic achievement, and (4) the effects of students’ learning motivation on academic achievement. There were two variables involved in this research. Those were learning motivation as independent variable and academic achievement as independent variable.
This research was undertaken at Kanisius Pugeran Yogyakarta Elementary School, involving sixty-six fifth grade students. Data were collected using questionnaire measuring students learning motivation and documentation of students’ academic achievement. Documentation was provided by students’ academic report. Statistical technique used in this research was serial correlation technique.
The results of this research were: (1) students with low learning motivation constituted 10% of total students (6 student), while students with medium learning motivation constituted 16.7% of total students (10 student), and students with high learning motivation were at 73.3 percentage (44 student) ; (2) 23.3% of students had low academic achievement (14 student), while 60% of them had medium achievement (36 student), and 16.7% of students had high academic achievement (10 student) ; (3) there isa positiveand significantrelationshipbetweeninterest in learningwithstudent achievement, withrvalues0.703andincluded in thestrongcategory. Significanceat1% levelbyt count=7.528 ≥ t table =2,660; (4) learning motivation signified 49.4% of students academic achievement.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan
Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012 dengan lancar dan tepat waktu sesuai
dengan yang direncanakan. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rohandi.,Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Elga Andriana, S.Psi., M. Ed. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan.
5. Drs. J. Sumedi. Selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, kritik dan saran hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Segenap dosen Program Studi PGSD yang telah memberikan banyak
pengalaman dan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Segenap karyawan di sekretariat PGSDatas segala pelayanan dan bantuannya
selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.
8. Ibu C. Novi Suratri P.,S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Pugeran
xi
9. Bapak Florianus Wisnu dan Ibu Elisabeth Listriyani, S.Pd. selaku guru kelas V
SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.
10. Seluruh siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta.
11. Kedua orangtuaku, Bapak Yeheskiel Haryanto dan Ibu Caecilia Maria
Ambarwati yang terkasih, yang selalu menyertaiku dengan doa, kasih sayang,
dan dukungan baik moril maupun material. Tuhan selalu memberkati kalian.
12. Kedua adikku, Andreas Armando Septyanto dan Jeanne Erika Agustin yang
sudah mendukungku dan berbagi tawa dan canda. Belajar yang rajin dan sukses.
13. Kedua sahabatku terkasih, Maria Aprita Kusuma dan Iryun Trianawati
terimakasih atas kebersamaan, canda tawa dan supportnya selama ini.
14. Arief Setyo Widodo, yangmemberikan dukungan, semangat, dan doa serta segala
bantuan selama penyelesaian skripsi ini. Sukses selalu. God Bless You.
15. Teman-teman PGSD S1 angkatan 2008 khususnya teman-teman kelas C yang
aku kasihi dan banggakan, terimakasih atas persaudaraan yang terjalin selama
ini. Sukses selalu untuk kita semua. Semoga persaudaraan ini akan terus terjalin.
16. Teman-teman kos pak RT: Nawang, Septi “nDut” dan Devi “Butet” makasih
buat candaan dan keusilannya selama di kos.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan berupa apapun.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan
demi perbaikan skripsi ini.Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 20 Juli 2012
Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Istilah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar ... 8
1. Pengertian Minat ... 8
2. Faktor Pendorong Minat ... 10
xiii
4. Metode Pengukuran Minat ... 15
5. Cara Membangkitkan Minat Siswa ... 20
6. Indikator Minat Belajar ... 20
7. Pengertian Belajar ... 24
8. Prinsip-Prinsip Belajar ... 27
9. Pengertian Minat Belajar... 28
B. Prestasi Belajar ... 29
C. Hubungan antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar ... 32
D. Penelitian yang Relevan ... 33
E. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36
B. Variabel Penelitian ... 37
C. Populasi Penelitian ... 38
D. Tempat Penelitian... 39
E. Jadwal Penelitian ... 39
F. Instrument Penelitian/ Alat Ukur ... 40
1. Teknik Pengumpulan Data ... 40
a. Kuisioner/ Angket ... 40
b. Dokumentasi ... 49
2. Uji Coba Instrumen ... 50
a. Uji Validitas ... 50
b. Uji Reliabilitas ... 54
G. Teknik Analisis Data ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 62
1. Minat Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran Yogyakarta ... 62
2. Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran Yogyakarta ... 66
xiv
a. Hipotesis ... 72
b. Hasil Pengujian Hipotesis ... 72
4. Besar Sumbangan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 83
B. Pembahasan ... 84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Subjek Penelitian ... 38
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 39
Tabel 3.3 Indikator Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 43
Tabel 3.4 Sebaran Item Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa... 48
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal untuk Mencari Validitas Item ... 53
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 55
Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Uji Coba Penelitian ... 57
Tabel 3.8 Jarak Skor Minat Tiap Kelompok ... 58
Tabel 3.9 Pedoman Pemberian Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 61
Tabel 4.1 Jarak Skor Minat Tiap Kelompok ... 62
Tabel 4.2 Kriteria Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 68
Tabel 4.3 Skor Minat Belajar Siswa dan Prestasi Belajar Siswa ... 73
Tabel 4.4 Proporsi Individu dalam Tiap Kelompok ... 76
Tabel 4.5 Jumlah Subjek Tiap Kelompok ... 76
Tabel 4.6 Nilai Rata-Rata (mean) setiap Kelompok Minat Belajar ... 77
Tabel 4.7 Nilai Ordinat... 77
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Klasifikasi Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisus
Pugeran Yogyakarta ... 63
Diagram 4.2 Persentase Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius
Pugeran Yogyakarta ... 66
Diagram 4.3Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran
Yogyakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 69
Diagram 4.4 Persentase Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Uji Coba Penelitian Minat Belajar Siswa ... 95
Lampiran 2 Tabel Skoring (4,3,2,1) Hasil Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Gayam... 101
Lampiran 3 Tabel Persiapan Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 111
Lampiran 4 Tabel Hasil Analisis Uji Validitas Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Gayam ... 123
Lampiran 5 Tabel Validitas Tiap Indikator dan Sebaran Item Kuisioner Minat Belajar Siswa ... 125
Lampiran 6 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Uji Coba Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Gayam ... 128
Lampiran 7 Tabel Revisi Kisi-Kisi Kuisioner Penelitian Minat Belajar ... 130
Lampiran 8 Tabel Revisi Sebaran Item Kuisioner Penelitian Minat Belajar ... 134
Lampiran 9 Kuisioner Penelitian Minat Belajar ... 136
Lampiran 10 Skor Hasil Penelitian Kuisioner Minat Belajar Siswa Kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta ... 141
Lampiran 11 Tabel Klasifikasi Minat Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran... 149
Lampiran 12 Klasifikasi Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran ... 152
Lampiran 13 Daftar Nilai Rapor Kelas V Semester 1 SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 155
Lampiran 14 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ... 157
Lampiran 15 Nilai-Nilai dalam Distribusi t ... 158
Lampiran 16 Tabel Ordinat pada Kurva Normal ... 160
Lampiran 17 Tabel Hubungan Antar Kelompok Minat Belajar dengan Kelompok Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDK Pugeran Yogyakarta ... 162
Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian ... 165
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pendidikan, seseorang yang belajar itu berusaha mengembangkan
dirinya agar mampu berdiri sendiri dan mandiri dalam berbagai pengalaman.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah
rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Kurangnya kemampuan
siswa dalam memahami materi pelajaran mengakibatkan rendahnya pencapaian
prestasi belajar siswa. Padahal semakin ke depan tuntutan pencapaian prestasi
belajar siswa akan semakin tinggi. Guru yang bertindak sebagai fasilitator yang
mendidik siswanya merupakan salah satu kunci kesuksesan pencapaian prestasi
belajar siswa. Maka dari itu, hubungan yang baik antara guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas merupakan hal yang sangat penting. Dengan
adanya hubungan yang baik antara guru dan siswa, diharapkan siswa dapat
memberikan respon yang positif saat pelajaran seperti memiliki semangat,
gembira dan penuh gairah sehingga akan tercipta pembelajaran yang efektif dan
Masalah tersebut menjadi tantangan bagi guru, orangtua dan siswa untuk
selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Untuk mencapai keberhasilan dalam belajar siswa tentu saja tidak hanya
ditentukan dari faktor pendidik saja. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang penting adalah
minat belajar. Minat belajar adalah rasa ketertarikan seseorang terhadap aktivitas
belajar. Siswa yang berminat terhadap kegiatan pembelajaran dibandingkan siswa
yang tidak berminat terhadap kegiatan pembelajaran, akan menunjukkan respon
yang berbeda. Bagi siswa yang berminat terhadap kegiatan pembelajaran akan
tampak terdorong untuk tekun dalam belajar dan memiliki semangat untuk belajar.
Berbeda dengan siswa yang tidak berminat terhadap kegiatan belajar mereka
cenderung akan memberikan reaksi sikap yang negatif seperti tidak semangat
mengikuti kegiatan pembelajaran, tidak memperhatikan pelajaran dan sering
membolos. Mereka tidak terdorong untuk tekun belajar. Oleh sebab itu, untuk
memperoleh hasil yang baik atau prestasi belajar yang baik, seorang siswa harus
memiliki minat terhadap pelajaran sehingga siswa akan terdorong untuk terus
belajar dan meningkatkan prestasinya.
Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.
Pada umumnya, seseorang merasa senang untuk melakukan sesuatu apabila dia
merasa tertarik terhadap suatu hal. Perasaan senang akan menimbulkan minat
pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Minat merupakan
tertarik pada bidang/ hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang
itu (Winkel, 1984: 30). Oleh karena itu, saat orang memiliki minat terhadap
sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian diharapkan hasil yang
diperoleh akan menjadi lebih baik begitu pula dengan prestasi belajar.
Dari uraian diatas, peneliti akan meneliti mengenai minat belajar siswa
yang akan dilihat hubungannya dengan prestasi belajar siswa selama satu
semester. Peneliti melakukan penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui
seberapa besar pengaruh dari minat siswa terhadap pencapaian prestasi belajar
siswa. Sehingga dapat menjadi bekal pembelajaran juga bagi peneliti saat kelak
menjadi seorang guru.
Penelitian ini akan membahas mengenai minat belajar, prestasi belajar,
hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar, serta untuk mengetahui besar
sumbangan minat terhadap prestasi belajar siswa. Subjek penelitian tersebut
adalah siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta. Maka peneliti
mengangkat judul “Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/ 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa rumusan masalah
1. Bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2011/ 2012?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta
Tahun pelajaran 2011/ 2012?
3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2011/ 2012?
4. Seberapa besar sumbangan minat terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD
Kanisius Pugeran Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012?
C. Batasan Istilah
Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan multi
tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya pembatasan
istilah. Adapun istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Minat
Minat merupakan suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang
cenderung bersifat menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang.
b. Minat belajar
Minat belajar merupakan ketertarikan siswa pada pelajaran dan perasaan
senang terhadap kegiatan yang berkaitan dengan belajar dan pelajaran guna
c. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik yang dicapai siswa dalam
suatu pelajaran yang menunjukan tingkat penguasaan siswa terhadap mata
pelajaran inti Sekolah Dasar (Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan
Alam) setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan
tes.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini dimaksudkan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
2. Mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
3. Mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
4. Mengetahui seberapa besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hubungan
minat belajar dengan prestasi belajar siswa bagi beberapa pihak di bawah ini.
1. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memberikan informasi dalam
meningkatkan dan menentukan program pendidikan di sekolah untuk
kedepannya.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru tentang
pentingnya menumbuhkan minat belajar pada diri siswa dan dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam memilih metode pengajaran bagi siswa sehingga
siswa mau terlibat dalam pembelajaran dan terdorong untuk tekun dalam
belajar.
3. Bagi Orangtua
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi orangtua
untuk mendorong dan menumbuhkan minat belajar anak supaya prestasi
belajar anak dapat berkembang dengan optimal.
4. Bagi Penulis
Sebagai calon guru, penulis diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar
siswa dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar dalam diri
5. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan sebagai
acuan penelitian-penelitian yang relevan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Belajar
1. Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses
pembelajaran karena mempengaruhi hasil belajar siswa. Ada beberapa
definisi tentang minat yang dikemukakan oleh para ahli.
a. Hurlock (1995: 114) menjelaskan bahwa minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Minat menjadi sumber motivasi
yang kuat untuk belajar.
b. Winkel (1984: 30) mendefinisikan minat adalah kecenderungan yang
menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
c. Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
d. Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak
senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa
motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang
bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.
e. Jersild dan Tasch (dalam Nurkancana, 1983: 224) menekankan bahwa
minat atau intrest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara
bebas oleh individu.
f. Sardiman A. M (1986: 76) berpendapat bahwa minat diartikan sebagai
suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
g. Fuad Hasan (1989: 59) mengartikan minat sebagai hal yang menunjuk
pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal, peristiwa,
orang, atau benda.
h. Doyles Fryer (dalam Nurkancana, 1983: 224) minat atau intrest adalah
gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang
menstimulir perasaan senang pada individu.
Minat sangat berhubungan dengan perasaan seorang siswa, dimana
perasaan itu sangat berpengaruh terhadap semangat dan gairah siswa untuk
belajar. Dengan perasaan, siswa dapat menerima dengan baik
minat yang positif dan sebaliknya, jika perasaan tidak senang maka akan
menimbulkan minat yang negatif. Berdasarkan dari beberapa pengertian minat
di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu ketertarikan atau
perhatian yang muncul dari dalam diri seseorang pada suatu hal/ aktivitas
yang disenanginya. Ketertarikan pada suatu hal tersebut cenderung bersifat
menetap dan disertai dengan rasa senang.
2. Faktor Pendorong Minat
Minat dan motivasi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana
minat sebagai alat motivasi yang utama. Esti (2002: 365) salah satu cara
untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman
belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa,
banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan dengan minat siswa.
Soewardi (1987: 183) Minat didorong oleh motivasi. Motivasi
merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau
berbuat untuk tujuan tertentu. Motivasi inilah yang mendorong mengapa
mereka itu melakukan suatu kegiatan/ pekerjaan. Minat dimanifestasikan
berdasarkan komponen dorongan yang mendorongnya. Menurut beberapa
ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mendorong minat adalah
3. Ciri-Ciri Siswa Berminat Dalam Belajar
Hurlock (1995:115) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat antara lain
sebagai berikut:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah. Perubahan
minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa berkembang.
Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan
tumbuh bersamaan dengan minat siswa.
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara
fisik dan mental untuk belajar. Misalnya, siswa tidak akan mempunyai
minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai siswa tersebut
memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar IPA sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat,
baik anak-anak maupun dewasa. Minat berasal dari lingkungan dimana
mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas
pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan bertambah
luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang yang berada di
luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat bergantung pada
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang memiliki
cacat fisik, anak tersebut tidak mungkin mempunyai minat yang sama
seperti dengan teman sebayanya yang memiliki perkembangan fisik
normal.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang
dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya
mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka
tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap
tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang
mereka tekuni dengan baik.
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan
akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot
emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat
seorang siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat egosentris.
pada mata pelajaran tertentu, kepandaian mereka di bidang tersebut di
sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik
dan menguntungkan di bidang yang diminati anak.
Djemari Mardapi (2008: 112) menyebutkan beberapa indikator
siswa yang berminat antara lain: manfaat belajar, usaha dalam memahami
pelajaran, membaca buku yang berkaitan dengan bidang studi, bertanya di
kelas, bertanya kepada teman, bertanya kepada orang lain, mengerjakan soal
dengan sungguh-sungguh.
Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa ketertarikan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati.
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang
lainnya.
Dari uraian di atas yang menjelaskan tentang indikator dan ciri siswa
yang berminat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator siswa yang
berminat antara lain:
a. Ekspresi perasaan hati selama belajar, meliputi : siswa merasa senang
mengikuti pelajaran, siswa mengikuti pelajaran dengan antusias, siswa
tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru, siswa datang tepat waktu
sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum
pelajaran dimulai, dan siswa duduk dengan tenang siap untuk belajar.
b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas,
siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan guru
dengan seksama, siswa tidak melamun di dalam kelas, dan siswa tidak
mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar.
c. Ketertarikan pada materi dan guru, meliputi : siswa giat membaca buku
pelajaran, siswa menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru, siswa
membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru, siswa
mengerjakan tugas dari guru, dan siswa membawa buku atau sumber
lain dalam belajar.
d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif
menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa mau membantu teman
lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerjasama dengan
kelompok, siswa maju ke depan mengerjakan tugas, dan siswa
e. Tekun menghadapi tugas-tugas, meliputi: siswa membentuk kelompok
belajar dengan teman-teman, siswa mengerjakan setiap tugas yang
diberikan oleh guru, dan siswa selalu ingin mengerjakan soal-soal
latihan walaupun tidak disuruh.
f. Ulet menghadapi kesulitan dalam belajar, meliputi: siswa berusaha
meminta bantuan pada guru ataupun orang tua jika mengalami kesulitan
belajar, dan siswa akan tetap berusaha mengerjakan soal dengan
sungguh-sungguh walaupun dia kesulitan dalam mengerjakannya.
Indikator-indikator tersebut juga digunakan oleh peneliti untuk
menyusun instrument penelitian tentang minat belajar. Indikator minat
tersebut digunakan dalam membuat kuisioner sebagai alat pengumpulan data
dalam penelitian.
4. Metode Pengukuran Minat
Nurkancana (1983: 227) menyatakan ada beberapa metode yang dapat
dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat. Di bawah ini akan
diuraikan metode-metode pengukuran tersebut.
a. Observasi
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai suatu
keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi
setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Pencatatan
hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.
Tetapi guru juga harus menyadari bahwa observasi ini mempunyai
kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa
situasi atau beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila kita hendak
mengukur minat semua anak yang kita didik, maka kita akan
memerlukan waktu yang sangat panjang. Jadi seorang guru tidak
mungkin akan berhasil mengukur minat anak-anak hanya dengan
mempergunakan observasi. Biasanya observasi dilakukan terhadap
beberapa orang anak berdasarkan data yang telah terkumpulkan
sebelumnya.
Kelemahan yang lain dari pada observasi ialah bahwa penafsiran
terhadap hasil-hasil observasi sering bersifat subyektif. Sikap dari pada
guru-guru, jarak waktu yang panjang antara situasi-situasi tingkah laku
yang diobservasi, serta obyektifitas dari pada pencatatan sangat
mempengaruhi validitas dari pada observasi.
b. Interview (wawancara)
Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak-anak. Sebab
biasanya anak-anak memperbincangkan hobinya dan aktivitas yang
menarik hatinya. Pelaksanaan interview ini biasanya lebih baik
sehingga percakapan akan dapat belangsung dengan lebih jelas.
Misalnya dalam percakapan sehari-hari diluar jam pelajaran, dengan
mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Guru dapat memperoleh
informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan
kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak setelah pulang sekolah,
permainan apa yang disenangi, apa hobinya, perjalanan-perjalanan atau
tamasya yang berkesan dihatinya, pengalaman apa yang paling
mengesankan, buku-buku apa yang digemari dan sebagainya.
c. Kuesioner
Dengan mempergunakan kuesioner guru dapat melakukan
pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan demikian apabila
dibandingkan dengan interview dan observasi, kuesioner ini jauh lebih
baik dan efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan yang diajukan
dalam kuesioner pada prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan
dalam interview. Jadi dalam kuisioner guru dapat menanyakan tentang
kegiatan yang dilakukan anak-anak diluar sekolah, permainan yang
disenangi, bacaan yang menarik, dan sabagainya. Perbedaannya dengan
interview ialah bahwa interview dilakukan secara lisan, dan guru hanya
menghadapi seorang anak. Sedangkan kuisioner dilakukan secara tertulis
dan guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.
d. Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau
penilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama merupakan
daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaanya ialah dalam kuesioner
responden menulis jawaban-jawaban yang relatif panjang terhadap
sejumlah pertanyaan, sedangkan pada inventori responden memberi
jawaban dengan memberi lingkaran, tanda chek, mengisi nomor atau
tanda-tanda lain yang berupa jawaban-jawaban yang singkat terhadap
sejumlah pertanyaan yang lengkap.
Minat siswa diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo
(1995:59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang
kurang distandarisasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari
individu atau kelompok. Penilaian nontes dapat berupa pengamatan
(observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara.
Sejalan dengan pendapat di atas, Mustaqim (2008: 170) mengemukakan
bahwa alat evaluasi non tes dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek
dari individu, sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga
untuk aspek afektif dan psikomotorik. Macam-macam alat evaluasi non tes
list), wawancara (Interview), obsevasi, riwayat hidup, studi kasus, dan
sosiometri.
Dalam penelitian ini, minat siswa diukur dengan menggunakan
kuisioner (angket). Pengertian kuisioner menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007: 609) adalah alat riset atau survey yang terdiri atas
serangkaian pertanyaan tertulis. Mustaqim (2008: 171) menyatakan kuisioner
adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Dengan alat ini orang dapat diketahui tentang keadaan/
data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapat dan lain-lain.
Pendapat ini sejalan dengan Masidjo (1995: 70) yang mengemukakan angket
atau kuisioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan
lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal
yang diketahuinya. Dalam penelitian ini, kuisioner dilakukan secara langsung
dan menurut cara menjawabnya termasuk kuisioner tertutup. Masidjo (1995:
71) menyatakan bahwa angket langsung adalah angket yang dikirim kepada
responden dan langsung diisinya. Mustaqim (2008: 171) dikatakan langsung
karena kuisioner tersebut dikirim dan diisi langsung oleh orang yang akan
diminta jawaban tentang dirinya. Mustaqim (2008: 172) menurut cara
menjawabnya termasuk kuisioner tertutup (berstruktur) yaitu kuisioner yang
disusun dengan menggunakan pilihan jawaban, sehingga responden tinggal
5. Cara Membangkitkan Minat Siswa
Sardiman (1986: 93-94) Proses belajar akan berjalan lancar apabila
disertai minat. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
6. Indikator Minat Belajar
Dalam penelitian ini peneliti merumuskan sepuluh indikator yang
digunakan dalam membuat kuisioner sebagai alat untuk mengukur minat
belajar siswa. Indikator-indikator tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Ekspresi dan perasaan hati selama belajar.
Ketika seorang siswa memiliki minat terhadap suatu hal, tanda awal
yang nampak dan dapat langsung kita ketahui adalah melalui ekspresi
siswa tersebut. Siswa yang memiliki minat akan menunjukkan ekspresi
gembira dan senang hati selama mengikuti proses pembelajaran. Jadi
salah satu indikator siswa berminat terhadap suatu pelajaran adalah
adanya ekspresi dan perasaan senang selama siswa mengikuti pelajaran,
antara lain siswa tidak mengeluh selama mengikuti pelajaran, siswa tidak
merasa bosan belajar di sekolah juga siswa senang bila diberi tugas atau
cepat merasa bosan dan tampak tidak senang serta tidak menikmati
proses pembelajaran.
b. Menunjukkan perhatian dalam belajar.
Siswa yang berminat terhadap pelajaran akan menunjukkan perhatian
yang lebih dalam belajar, juga pada saat ia mengikuti proses
pembelajaran di sekolah. Misalnya, siswa sudah siap di kelas sebelum
pelajaran di mulai, setiap hari siswa membawa buku-buku pelajaran yang
dijadwalkan, siswa membaca dan mempelajari berbagai macam buku
yang dapat menunjang pelajaran serta menambah pengetahuan siswa.
Jika siswa tidak berminat, ia kurang menunjukkan perhatian dalam
belajar, misalnya siswa lebih senang membaca buku cerita yang tidak
menambah pengetahuan dari pada membaca buku-buku yang mendukung
pelajaran.
c. Ketertarikan pada materi dan guru.
Metode mengajar guru dan pengolahan materi pelajaran yang menarik
bagi siswa merupakan hal yang sangat penting. Karena salah satu
indikator siswa memiliki minat belajar adalah ketertarikan siswa pada
materi dan guru. Jika guru mampu mengolah materi pelajaran menjadi
suatu hal yang menarik dan menyenangkan, dapat membuat siswa
berminat terhadap pelajaran. Misalnya, siswa selalu mendengarkan jika
guru sedang menyampaikan materi, serta siswa akan bersemangat
penyampaian guru kurang menarik siswa tentu tidak berminat dalam
pelajaran, siswa menjadi kurang semangat dan mengantuk saat diajarkan
materi pelajaran oleh guru.
d. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Ketika siswa berminat pada pelajaran, siswa akan cenderung aktif dan
mau ikut terlibat dalam pembelajaran. Misalnya, saat diskusi kelompok
siswa ikut memberikan pendapat dan aktif dalam diskusi kelompok,
selain itu siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru serta
sering maju ke depan mengerjakan soal-soal dari guru. Namun jika siswa
tidak memiliki minat, ia jarang terlibat dalam proses pembelajaran
bahkan sering sibuk sendiri pada saat pembelajaran berlangsung.
e. Kesenangan mempelajari kembali dan selalu mengingat pelajaran.
Siswa yang memiliki minat dalam belajar akan senang mempelajari
kembali palajaran yang diajarkan dan selalu mengingatnya, seperti siswa
akan mengulang kembali hal-hal yang penting dalam pelajaran saat di
rumah, serta siswa setiap hari akan meluangkan waktu untuk belajar baik
ada ulangan ataupun tidak ada ulangan. Jika siswa tidak memiliki minat,
sesudah menerima pelajaran ia tidak mengulang dan mempelajari
kembali apa yang sudah ia pelajari.
f. Tekun menghadapi tugas.
Salah satu indikator siswa memiliki minat belajar adalah tekun
diberikan guru, siswa sering mengerjakan sosl-soal latihan, serta siswa
membentuk kelompok belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas
pelajaran. Jika siswa tidak memiliki minat, ia cenderung kurang tekun
menghadapi tugas, seperti sering melupakan dan tidak mengerjakan tugas
sekolah.
g. Ulet menghadapi kesulitan belajar.
Siswa yang ulet menghadapi kesulitan belajar antara lain siswa tidak
mudah menyerah mengerjakan soal-soal pelajaran yang sulit
diselesaikan, siswa berusaha meminta bantuan pada guru atau orangtua
jika mengalami kesulitan belajar, dan siswa mau mengikuti pelajaran
tambahan untuk mengatasi kesulitan belajar. Siswa yang kurang ulet
menghadapi kesulitan belajar, ia cenderung malas dan mudah putus asa
ketika mengahdapi kesuliatan belajar.
h. Mempunyai konsentrasi dan antusias yang tinggi dalam belajar di kelas.
Ketika siswa berminat terhadap pelajaran, ia memiliki konsentrasi dan
antusian yang tinggi dalam belajar di kelas. Contohnya, siswa selalu
mengumpulkan tugas tepat waktu, ketika guru mengajukkan pertanyaan
siswa dengan antusias menjawab pertanyaan tersebut, dan siswa selalu
bertanya jika ada materi yang belum jelas dalam palajaran.
i. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan.
Seorang siswa yang memiliki minat pada pelajaran, salah satu
mencapai keberhasilan. Contohnya, siswa selalu ingin memperoleh nilai
yang baik pada setiap mata pelajaran, siswa membuat catatan khusus
untuk hal-hal yang penting dalam pelajaran untuk memudahkan dalam
belajar, ketika ada ulangan ia akan berusaha mengerjakan sendiri bukan
hasil dari mencontek, dan siswa memiliki keinginan menjadi juara kelas.
j. Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan menuju
cita-cita.
Kesadaran akan pentingnya belajar sebagai jalan menuju cita-cita akan
memacu minat siswa untuk terus dan lebih giat belajar. Dengan kata lain,
siswa yang memilki cita-cita, ia memiliki minat belajar yang kuat
sehingga ia akan berusaha meraih cita-citanya dengan belajar.
7. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2007: 17) belajar memiliki arti berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Slameto
(2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Hakim (2005: 1) mendefinisikan belajar adalah suatu proses
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.
Muhibbin Syah (2008: 63) Belajar merupakan suatu kegiatan
berproses dan merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaran setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berati, berhasil atau tidaknya suatu
pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang
dialami oleh siswa. Proses belajar yang dialami siswa baik secara langsung
maupun tidak langsung, baik ketika ia berada di sekolah, di lingkungan
rumah, maupun di keluarganya sendiri.
Suryono dan Hariyanto (2011:9) Belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks ini, belajar
dari tidak tahu menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan.
Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (1996: 84)
mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Sedangkan menurut Gagne dalam Ngalim Purwanto (1996: 84) menyatakan
ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi.
Ngalim Purwanto (1996: 84-85) mengemukakan adanya beberapa
elemen penting tentang belajar.
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi
juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman. Dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar;
seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantab,
harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup
panjang. Berapa lama periode waktu itu berlagsung sulit di tentukan
dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu
periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun
bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengesampingkan
perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh kelelahan, adaptasi,
ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berpikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
Dari beberapa definisi belajar di atas, secara umum belajar dapat
dipahami sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami individu
dimana perubahan itu berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar
yang merupakan hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
Hasil dari kegiatan belajar itu melalui suatu proses, oleh karena itu belajar
berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai
bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
8. Prinsip-Prinsip Belajar
Mustaqim (2008: 69) Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh para
ahli bisa dirangkum prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai berikut.
a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.
b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan ulangan.
c. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.
d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktivitas
belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya.
e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami, bukan
f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain
g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar.
h. Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
9. Pengertian Minat Belajar
Gie (1994: 28) menurut pengertiannya yang paling dasar, minat berarti
sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena
menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian minat belajar, adalah
keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara
penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman
tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan yang dituntutnya melalui
pendidikan di sekolah. Minat merupakan salah satu faktor utama untuk
meraih keberhasilan dalam belajar. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat
mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan belajar para siswa
menunjukkan bahwa sebabnya adalah kurangnya minat.
Secara lebih terinci arti penting minat dalam kaitannya dengan
pelaksanaan belajar ialah sebagai berikut:
a. Minat melahirkan perhatian
b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi
c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar
d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan
Perlu ditegaskan bahwa kebalikan minat adalah kebosanan,
kekosongan perhatian, atau bahkan penolakan keterlibatan diri terhadap
sesuatu hal. Melakukan sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri
seseorang dari pada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu,
penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa
terlaksana dengan cara pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan
kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.
Dari uraian pengertian-pengertian yang telah diuraikan pada poin-poin
sebelumnya, secara singkat yang dimaksud dengan minat belajar adalah
kecenderungan, perhatian, rasa tertarik dan kesenangan terhadap aktivitas
belajar yang bersifat menetap, sehingga timbul dorongan untuk terlibat dalam
aktivitas belajar karena menyadari pentingnya hal yang ia pelajari.
Minat belajar merupakan faktor penting yang mendorong siswa
melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat dalam diri siswa untuk
mempelajari suatu hal, maka ia akan setengah-setengah dalam belajar
sehingga tidak mendapatkan hasil belajar yang optimal, begitu juga
sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat dalam belajar sangatlah
penting bagi pendidikan, sebab minat merupakan sumber dari usaha.
B. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
salah satu unsur penting dalam proses belajar mengajar karena dengan prestasi
belajar dapat diketahui sejauh mana pendidik dapat mengelola proses
pembelajaran dengan efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi terhadap
materi belajar yang telah diberikan. Berdasarkan hasil evaluasi ini dapat
diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat
dilakukan perbaikan terhadap metode, pola pengajaran, sarana dan prasarana
maupun bahan atau materi yang disampaikan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007: 895) Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Winkel (1996: 162)
berpendapat bahwa prestasi adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar
adalah tingkat penguasaan yang dicapai individu mengenai bahan pelajaran yang
diberikan guru setelah siswa mempelajari bahan tersebut dalam periode waktu
tertentu. Prestasi belajar siswa diukur melalui evaluasi berupa tes terhadap materi
yang telah diajarkan. Pada penelitian ini, prestasi belajar siswa dikhususkan pada
lima mata pelajaran inti SD dalam rapor, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu
Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Muhibbin Syah (2001:132), mengemukakan secara global
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa menjadi
tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar anatara lain:
1) Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar.
2) Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa.
3) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang
cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.
4) Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak
atau berbuat untuk tujuan tertentu.
b. Faktor eksternal
Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak mengesampingkan
peranan faktor eksternal dalam meningkatkan prestasi belajar. Faktor
eksternal memiliki pengaruh yang tidak sebesar faktor internal. Faktor
eksternal prestasi belajar antara lain:
1) Kualitas guru dalam penguasaan materi
2) Metode yang digunakan dalam mengajar
4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya
c. Faktor pendekatan belajar
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi
belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu
upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang
digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi
prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam
cara belajar siswa dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar
maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.
C. Hubungan antara Minat dan Prestasi Belajar
Minat belajar memiliki pengaruh yang besar pada prestasi belajar siswa.
Ketika siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran,
ia akan memberikan perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut.
Siswa akan merasa tertarik dan sangat antusias dalam mencari
pengalaman-pengalaman baru melalui kegiatan pembelajaran. Dengan begitu hasil belajarnya
juga lebih optimal dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Dalam pencapaian
prestasi belajar yang baik selain dipengaruhi dari faktor kecerdasan seorang
siswa, faktor lain yang juga penting adalah adanya minat dari diri siswa itu
sendiri. Tanpa adanya minat, semua aktivitas belajar tidak akan berjalan secara
kurangnya rasa tertarik pada suatu bidang tertentu sehingga menimbulkan sikap
yang negatif pada diri siswa.
Minat belajar tinggi yang dimiliki seorang siswa akan memberikan respon
yang positif dengan demikian materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima
dengan baik sehingga hasil belajarnya juga meningkat. Hal itu bertolak belakang
dengan siswa yang memilki minat belajar rendah, ia akan memberikan respon
yang negatif dengan demikian materi yang disampaikan guru tidak dapat
diterima dengan baik sehingga hasil belajarnya juga kurang baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa minat belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dalam hal ini prestasi belajar diambil dari nilai rapor lima mata pelajaran inti
SD, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Kelima mata pelajaran ini
dapat mewakili prestasi belajar siswa.
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Peneliti menemukan dua penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan
minat belajar dan prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Nindya Ayu Wulandari dan Anisa Septi Kirana.
1. Penelitian Nindya Ayu Wulandari
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Nindya Ayu Wulandari program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan)
SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Hasil penelitiannya sebagai
berikut: (a) siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3%, siswa dengan
minat belajar sedang sebesar 6,7% serta siswa dengan minat belajar tinggi
sebesar 80%; (b) siswa dengan prestasi belajar rendah sebesar 10%, siswa
dengan prestasi belajar sedang sebesar 58,33% serta siswa dengan prestasi
belajar tinggi sebesar 31,67%; (c) minat belajar memiliki hubungan yang positif
dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, denga nilai r = 0,834 dan signifikan
pada taraf 1%; (4) minat belajar memberikan sumbangan sebesar 83,4% dengan
prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa minat belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan
prestasi belajar siswa. Dengan demikian berarti minat berpengaruh terhadap
prestasi belajar dan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap prestasi
belajar. Minat belajar anak perlu ditumbuhkan dan dikembangkan agar prestasi
belajar yang diperoleh dapat maksimal.
2. Penelitian Anisa Septi Kirana
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Anisa Septi Kirana program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan)
berjudul Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Para Siswa Kelas V
SD Negeri I Bareng Klaten Semester 2 Tahun Pelajaran 2010/ 2011. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa (1) adanya minat belajar siswa kelas V dibagi
tiga kategori yaitu rendah sebesar 2,22%, sedang sebesar 6,67% dan tinggi
belajar siswa yaitu, kategori rendah sebesar 8,89%, sedang sebesar 57,78% dan
tinggi sebesar 33,33%. Dari penjabaran minat belajar dan prestasi belajar di atas,
(3) ada hubungan antara minat dan prestasi belajar seperti yang ditunjukkan
koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,704
termasuk dalam tingkat kuat, taraf signifikasi untuk N = 45 maka koefisien
korelasinya sebesar 0,380. (4) Serta ada sumbangan minat terhadap prestasi
belajar siswa yaitu sebesar 70,4%.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti
di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Peneliti merasa tertarik melakukan penelitian yang sejenis
namun di sekolah yang berbeda untuk mengetahui seberapa besar minat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa khususnya siswa kelas V SD
Kanisius Pugeran.
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan yang disajikan dalam penelitian
ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
“Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi
belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 1 tahun
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan prestasi
belajar siswa kelas V SD Kanisius Pugeran Yogyakarta semester 1 Tahun
Pelajaran 2011/ 2012. Oleh karena itu jenis penelitian yang dipakai peneliti yaitu
menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis deskriprif tingkat korelasi.
Penelitian kuantitaif (Quantitative Research) adalah penelitian yang digunakan
untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap
variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat
digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang
dikumpulkan terutama data kuantitatif (Zainal Arifin, 2011: 29) Menurut
Furchan (2007: 447) penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi
tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Menurut Sukardi (2011: 157)