• Tidak ada hasil yang ditemukan

I

Thtkala Rasulullah hijrah ke Madinah dan tiba

di

Quba', seorang juru

panggil

berseru menyatakan kedatangan beliau. Saat

itu

Husen bin Salam sedang berada di atas pohon kurma. Bibinya, Khalidah binti Harits menunggu di bawah pohon tersebut. Begitu mendengar berita kedatangan Rasulullah, ia berteriak, "Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!"

Mendengar teriakan itu, bibinya berkata, "Kamu akan kecewa. Sean- dainya saja kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak bisa berbuat apa-apa."

"'Wahai Bibi! Demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan membawa ag manya yang sama," jawab Husen.

"Diakah Nabi yang sering kamu ceritakan?" tanya bibinya.

"Benar!"

Lalu Husen bergegas menemui Rasulullah yang sedang dikerumuni orang banyak. Setelah berdesakdesakan, akhirnya Husen berhasil menemui beliau. Sabda beliau pertama kali adalah,

'\Wahai manusia, sebar luaskan salam. Beri makan orang yang kela-

paran.

Shalatlah

di

tengah malam,

ketika orang

banyak sedang tidur nyenyak. Pasti kamu masuk surga dengan bahagia."

Husen bin Salam memandangi Rasulullah dengan seksama. Ia yakin, wajah beliau tidak menunjukkan raut pembohong. Perlahan Husen mende- kat seraya mengucapkan dua kalimah syahadat.

Rasulullah menoleh kepadanya, "Siapa namamu?"

"Husen bin Salam," jawabnya.

"Mestinya Abdullah bin Salam," kata Rasulullah mengganti namanya dengan

yang

lebih baik.

"Saya seruju!" jawab Husen. "Demi Allah yang mengutus kamu dengan benar,

mulai hari ini

saya

tidak ingin lagi

memakai nama

lain,

selain Abdullah bin Salam."

Setelah

itu Husen yang sudah berganti nama dengan Abdullah bin Salam segera pulang. Ia mengajak seluruh keluarganya, termasuk bibinya, Khalidah yang saat

itu

sudah lanjut usia, untuk memeluk agama Islam.

Mereka menerima ajakannya. Abdullah

bin

Salam meminta keluarganya untuk merahasiakan keislaman mereka kepada orang-orang Yahudi sampai batas waktu yang tepat.

ABDULLAH BIN SALL-AM "Calon Penghuni Surgo" 55

Beberapa saat kemudian Abdullah menemui Rasulullah lalu berkata,

"Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi suka berbohong dan sesat. Saya

minta kamu memanggil ketua-ketua mereka, tapi jangan sampai mereka tahu kalau saya masuk Islam. Serulah mereka ke agama Allah, saya akan bersembunyi di kamar kamu mendengar reaksi mereka."

Rasulullah menerima permintaan Abdullah bin Salam. Beliau mema- sukkannya ke dalam

bilik

dan mengumpulkan para pemuka Yahudi. Rasu-

lulllah mengingatkan mereka tentang ayat-ayat Al-Qur'an dan mengajak mereka masuk agama Islam.

Tetapi

orang-orang Yahudi

itu tidak

mau menerima ajakan beliau. Bahkan dengan beraninya mereka membantah ucapan-ucapan Rasullah.

Setelah mengetahui bahwa mereka enggan menerima seruannya, Rasulullah bertanya, "Bagaimana kedudukan Husen menurut kalian?"

"Dia

pemimpin

kami,

Kepala Pendeta

kami

dan pemuka agama kami," jawab mereka.

"Bagaimana pendapat kalian kalau dia masuk islam? Maukah kalian mengikutinya?" tanya Rasulullah.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin dia masuk Islam. Kami berlindung kepada Allah, tidak mungkin dia masuk Islam," jawab mereka.

Tiba-tiba Abdullah bin

Salam

keluar dari bilik

Rasulullah dan menemui mereka seraya berkata, "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Terimalah agama yang dibawa Muhammad. Demi Allah, sesungguhnya kalian sudah mengetahui bahwa Muhammad itu benar-benar utusan

Allah.

Bukankah kalian telah membaca nama dan sifat-sifatnya dalam Thurat? Demi Allah, saya mengakui Muhammad adalah Rasulullah.

Saya beriman kepadanya dan membenarkan segala ucapannya."

"Bohong!" jawab orang-orang Yahudi. "Kamu jahat dan bodoh, tidak bisa membedakan manayang benar dan salah," umpat mereka lalu pergi meninggalkan Abdullah bin Salam dan Rasulullah.

"Kamu lihat, wahai Rasulullah. Orangorang Yahudi itu pendusta dan sesat. Mereka tidak mau mengakui kebenaran walaupun

di

depan mata,"

ujar Abdullah.

Abdullah

bin

Salam menerima Islam seperti orang yang kehausan dan merindukan jalan ke telaga. Lidahnya selalu basah oleh untai ayat-ayat Al-Qur'an. Ia selalu mengikuti semua seruan Rasulullah sehingga beliau memberi kabar gembira tentang surga.

56 101 SahobotNobi

Suatu ketika Qais

bin

Ubadah dan beberapa orang lainnya sedang belajar

di

serambi masjid. Dalam kelompok

itu

terdapat seorang laki-laki tua yang ramah dan sangat menyenangkan hati. Setiap ucapan yang keluar darinya selalu menarik perhatian orang. Ketika laki-laki

itu

pergi, orang- orang saling bertanya siapa dia.

Di

antara mereka adayangberkata, "Siapa yang ingin melihat penduduk surga, lihatlah laki-laki iru!"

Qais bin Ubadah segera bertanya, "Siapa dia?"

"Abdullah bin Salam!" jawab mereka.

Qais

bin

Ubadah memutuskan untuk mengikutilaki-laki iru sampai jauh keluar kota Madinah. Setelah diizinkan masuk, Qais menemuinya.

"Apa keperluanmu anak muda?" tanya Abdullah.

"Saya mendengar orang-orang berbicara tentang

diri

Bapak. Kata mereka, siapa yang ingin melihat penghuni surga,lihadah Bapak!Menden- gar ucapan mereka, saya

mengikuti

Bapak sampai

ke sini.

Saya ingin mengetahui mengapa orang banyak berkata begitu?"

"Allah yang lebih mengetahui tentang penduduk surga," jawab Ab- dullah.

"Ya, tapi pasti ada sebabnya mengapa orang-orang berkata begitu?"

"Baik, akan kujelaskan."

"Silakan, semoga

Allah

membalas segala kebaikan Bapak," ujar Qais.

"Pada suaru malam ketika Rasulullah masih hidup, saya bermimpi.

Seorang laki-laki datang menemuiku seraya menyuruhku bangun dan mengajakku pergi.

Tiba-tiba saya melihat sebuah jalan

di

sebelah

kiri.

Saya bertanya,

"Jalan ke manakah ini?"

"Jangan turuti jalan itu.

Itu

bukan jalanmu," jawab orang itu.

Tiba-tiba

saya

melihat

jalan yang terang benderang

di

sebelah kananku. "Lewatilah jalan

itu!"

tambah orang tersebut.

Saya mengikuti jalan yangterang

itu

hingga tiba

di

sebuah taman yang subur, luas dan penuh dengan pohon-pohon hijau yang indah. Di tengah-tengah taman terdapat sebuah tiang besi. Pangkalnya tertancap di tanah dan ujungnya sampai ke langit.

Di

puncaknya terdapat sebuah aula berlapis emas.

ABDULLIIH BIN SALU\M "Calon knghuni Surgo" 57

Orang

itu

berkata, "Panjatlah tiang itu!"

"Aku tidak bisa," jawabku.

Tiba-tiba datang seorang pembantuku. Lalu dia menaikkan tubuhku sampai ke puncak tiang. Aku tinggal di sana sampai pagi dengan perasaan yang sangat bahagia.

Setelah pagi hari, kudatangi Rasulullah dan kuceritakan kepada beliau perihal mimpiku. Beliau bersabda, 'Jalan yang kamu lihat di sebelah

kiri

adalah jalan ke neraka. Sedangkan jalan yang kamu

lalui di

sebelah

kanan adalah jalan penduduk surga. Taman yang dirindukan

itu

adalah

Islam. Tiang yang terpancang

di

tengah taman

itu

adalah tiang agama.

Adapun aula

itu

adalah pegangan yang kokoh dan kuat. Kamu senantiasa harus berpegangan dengannya sampai

mati."

6.

58 707 Sohobat Nabi

Dalam dokumen Hikmah dan Pelajaran untuk Kehidupan Modern (Halaman 82-87)