Pada suatu hari Sa'ad berkata kepada saudaranya, Abdurrahman,
"Wahai saudaraku
Abdurrahman,
saya termasuk orang kayadi
antara penduduk Madinah, hartaku banyak. Saya mempunyai dua bidang kebun yang luas, dan dua orang pembantu.Pilihlah
salah satudi
antara dua bidang kebunku iru, kuberikan kepadamu mana yang kau sukai. Begitu juga salah seorangdi
antara kedua pembantuku, akan kuserahkan mana yangkamu
senangi, kemudian saya kawinkan kamu dengan dia."Abdurrahman bin Auf menjawab, "Semoga Allah melimpahkan ber- kah-Nya kepada saudara, kepada keluarga saudara, dan kepada harta sau-
dara. Saya hanya minta tolong
untuk
menunjukkan di mana letaknya pasar di Madinah ini?"Sa'ad menunjukkan pasar tempat berjual beli kepada Abdurrahman.
Maka mulailah Abdurrahman
berniagadi
sana. Berjualbeli,
mencari laba dan terkadang juga rugi. Belum berapa lama dia berdagang, terkum- pullah uangnya sekadar cukup untuk mahar kawin.Dia
datang kepada Rasulullah memakai harum-haruman. Rasulullah menyambut kedatangan Abdurrahman seraya berkata,"
Wah, alangkah wanginya kamu, wahai Abdurrahman.""Saya
ingin
menikah, ya Rasulullah,"
jawab Abdurahman"Apa mahar yang akan kamu kerikan kepada istrimu?" tanya Rasulullah.
"Emas seberat biji kurma."
Rasulullah menjawab, "Laksanakanlah walimah (kenduri), walau hanya dengan menyembelih seekor kambing. Semoga Allah memberkati pernika- hanmu dan hartamu!"
Sejak saat
itu
kehidupan Abdurrahman binAuf menjadi
makmur.Seandainya dia mendapatkan sebuah batu, maka
di
bawahnya terdapat emas dan perak. Begitu besar berkah yang diberikanAllah
kepadanya, sampai ia dijuluki'sahabat Bertangan Emas'.Ketika perang Badar meletus, Abdurrahman bin Auf turut
berjihadfii
sabilillah. Dalam peperanganitu
ia berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, arftara lain Umar bin Utsman bin Ka'ab At:fhimy. Begiru juga dalam perangUhud, dia tetap
teguh bertahandi
samping Rasulullah, ketika tentara muslimin banyak yang meninggalkan medan peperangan.Saat perang berakhir, Abdurrahman mendapat 'hadiah' sembilan Iuka parah menganga
di
tubuhnya dan dua puluh lukaluka kecil yang di antar anya ada yang sedalam anak jari. Walaupun demikian, per juan gan nyaABDURBAHMAN BIN AUF "Sohobat Bertangan Emos" 73
di
medan tempur jauh lebih kecil dibandingkan pengorbanannya dengan harta benda.Pernah suatu ketika Rasulullah berpidato membangkitkan semangat jihad dan pengorbanan kaum muslimin. Beliau
berdiri di
tengah-tengah para sahabat, seraya bersabda,'Jika kalian
ada yang mau bershadaqah, maka bershadaqahlah. Sayaingin mengirim
satu pasukanke
medan perang!"Mendengar ucapan Rasulullah itu, Abdurrahman bergegas pulang ke rumahnya. Beberapa saat kemudian ia kembali ke hadapan Rasulullah, seraya berkata, "Ya Rasulullah, saya mempunyai uang empat ribu dinar. Dua ribu saya shadaqahkan karena Allah, dan dua
ribu
saya tinggalkan unruk keluarga saya."lalu
diserahkannya sebanyak dua ribu kepada Rasulullah.Rasulullah bersabda, "Semoga
Allah
melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan semoga Allah member- kati juga hartayangkamu tinggalkan unruk keluargamu."Kedermawanan Abdurrahman bin Auf dapat juga dilihat ketika ber- langsung perang Thbuk, yaitu perang yang terakhir kalinya
diikuti
Nabi.ttkala
Rasulullah bersiapsiap untuk menghadapi pasukan Romawi dalam perang ini, beliau membutuhkan dana dan tentara yang tidak sedikit. Selain itu, Madinah tengah dilanda musim panas. Ditambah lagi perjalanan ke Tabuk sangat jauh dan sulit. Dana yang tersedia hanya sedikit. Banyak di antara kaum muslimin yang kecewadan
sedih, karena ditolak Rasulullah menjadi tentara yang akan turut berperang, dikarenakan kendaraan tidak mencukupi. Mereka yangditolak itu
pulang dengan air mata bercucuran kesedihan, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk disumbangkan.Mereka yang kembali
ini
terkenal dengan nama"Al-Bakkaain"
(orang yang menangis).Pasukan yang berangkat terkenal dengan sebutan"Jai- syul'Usrah" (pasukan susah).Karena itu, Rasulullah memerintahkan kaum muslimin mengorban- kan harta benda mereka untuk jrhad
fii
sabilillah. Dengan patuh dan setia mereka memenuhi seruan Nabi yang mulia itu. Abdurrahman bin Auf turut mempelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyab emas.Mengetahui hal itu, Umar bin Khathab berbisik kepada Rasulullah,
"Sepertinya Abdurrahman berdosa karena tidak meninggali uang belanja sedikit pun untuk keluarganya."
Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman, 'Apakah kamu meninggal- kan uang belanja untuk istrimu?"
74 101 SahabatNabi
"Ya! jawab Abdurrahman, "Mereka saya tinggali lebih banyak dan Iebih baik daripada yang saya sumbangkan."
"Berapa?" tanya Rasulullah.
"Sebanyak rezeki, kebaikan, dan pahala yang dijaniikan Allah."
Pasukan tentara muslimin berangkat ke Tabuk. Dalam kesempatan
inilah Allah
memuliakan Abdurrahman dengan kemuliaan yang belum pernah diperoleh siapa pun. Ketika wakru shalat sudah tiba, Rasulullah ter- lambat datang. Maka Abdurrahman bin Auflah yang menjadi imam shalat berjama'ah bagi kaum muslimin saatitu.
Setelah hampir selesai rakaat pertama, Rasulullah tiba, lalu beliau shalatdi
belakangnya dan mengikuti sebagai makmum. Sungguh tidak ada yang lebih mulia dan utama daripadamenjadi imam bagi pemimpin umat dan pemimpin
para Nabi, yaitu Muhammad Rasulullah.Setelah Rasulullah Sballallahu Al"aihi wa Sallam wafat, Abdurrahman
bin Auf
bertugas menjaga kesejahteraan dan keselamatan UmmahatulMu'minin
( para isteri Rasulullah ). Dia bertanggung jawab memenuhi segala kebutuhan mereka dan mengadakan pengawalan bagi ibu-ibu yang muliaitu
bila bepergian.Apabila mereka melaksanakan haji, Abdurrahman
turut
bersama- sama mereka. Dia yang membantu mereka naik danturun
dari haudaj (sekedup, yaitu tenda kecil yang beradadi
punggung unta tunggangan).Itulah salah satu tugas khusus yang ditangani Abdurrahman. Dia pantas bangga dan bahagia dengan rugas dan kepercayaan yang dilimpahkan para ibu orang-orang mukmin itu kepadanya.
Di
antara bukti lain yang dilakukan Abdurrahman dalam membantu (JmmahatulMu'minin itu
adalah bahwaia
pernah membeli sebidang tanah berharga empat ribu dinar. [.alu tanah itu dibagi-bagikan seluruhnya kepada BaniZuhrah, dan kepada ibu-ibu orang mukmin, isteri Rasulullah.Ketika jatah Aisyah Radhiyallahu Anha disampaikan kepadanya, ibu yang mulia bertanya," Siapa menghadiahkan tanah
iu
buat saya?"'Abdurrahman bin
Auf, "
jawab orang itu.Aisyah Radhiyallahu Anha berkata,
"
Rasulullah ShallallahuAlaihi
wa Sallam pernah bersabda,*Tidak
ada orang yang knsihan kepada kalian sepeninggalku kecunli orang-orang y an? sabar. "
ABDURRAHMAN BIN AUF "Sohabat Bertangan Emas" 75
Begitulah, do'a Rasulullah bagi Abdurrahman terkabulkan. Allah senantiasa melimpahkan berkah-Nya, sehingga Abdurrahman menjadi orang terkaya di antara para sahabat. Perniagaannya selalu meningkat dan berkembang. Kabilah dagangnya terus menerus
hilir
mudik dari dan ke Madinah mengangkut gandum, tepung, minyak, pakaian, barang-barang pecah-belah, wangi-wangian dan segala kebutuhan penduduk.Pada suatu saat iring-iringan kabilah dagang Abdurrahman yang terdiri dari tujuh ratus unta bermuatan penuh, tiba di Madinah. Semuanya membawa pangan, sandang dan barang-barang lain keburuhan penduduk.
Ketika rombongan masuk kota, bumi seolah-olah bergetar! Suara gemuruh dan hiruk-pikuk terdengar sehingga membuat Aisyah berranya,
"Suara ap^ yang hiruk-pikuk itu?"
"Kabilah Abdurrahman!" jawab seseorang memberi tahu Aisyah.
"Semoga
Allah melimpahkan berkah-Nya bagi Abdurrahman
denganbaktinya di dunia
sertapahalayang
besardi akhirat.
Saya mendengar Rasulullah bersabda: 'Abdurrahmanbin
'Auf masuk syurga dengan merangkak (karena syurga sudah dekat sekali kepadanya)" kara Aisyah.Sebelum menghentikan iring-iringan unta, seorang pembawa berita mengatakan kepada Abdurrahman berita gembira yang disampaikan ibu Aisyah, bahwa Abdurrahman masuk syurga. Mendengar berita itu, bagai- kan terbang dia pergi menemui Aisyah.
"'Wahai
ibu,
apakah ibu mendengar ucapanitu
dari Rasulullah?""Ya, saya mendengarnya sendiri!" jawab Aisyah.
Abdurrahman melonjak kegirangan seraya berkata, "seandainya saya sanggup; saya akan memasukinya sambil berjalan. Sudilah Ibu menyaksikan, kabilah
ini
dengan seluruh kendaraan dan muarannya kuserahkan unrukjihad
fii
sabilillah."Sejak saat
itu
semangat Abdurrahman semakin memuncak dalam mengorbankan kejayaannya ke jalanAllah. Hartanya
dinafkahkannya dengan kedua belah tangannya, baik secara sembunyi-sembunyi atau terang- terangan, sehingga mencapai 40.000 dirham perak. Kemudian mennrsul juga 40.000 dinar emas. Sesudah iru dia bersedekah lagr 200 Uq,yrh emas.l,alu diserahkanya 500 ekor kuda kepada par^ pejuang. Sesudah
iru
1.500 ekor unta unruk pejuang-pejuang yang lain.76 701 SohabotNabi
Tatkala hampir meninggal dunia, Abdurahman memerdekakan sejum- lah besar budak-budak yang dimilikinya. Kemudian mewasiatkan supaya memberikan
400 dinar
emas kepada masing-masing mantan pejuang perang Badar yang berjumlah tidak kurang dari 100 orang. Dia juga berwasiat agar memberikan hartanya yang paling mulia unruk ibu-ibu orang mukmin, sehingga Aisyah sering mendoakannya, "Semoga Allah memberinya minum dengan minuman dari telaga Salsabill"Di
samping itu dia meniggalkan warisan j,ga untuk kelurganya sejum- Iah harta yang hampir tak terhitung banyaknya. Dia meniggalkan kira-kira 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3000 ekor kambing. Diaberistri
empat orang. Masing-masing mendapat bagian khusus 80.000. Dia juga mening- galka emas dan perak, yang kalau dibagi-bagikan kepada ahli warisnya, cukup menjadikan seorang ahli warisnyal<aya raya.'Walaupun
begiru kayanya dia, namun tidak mempengaruhi jiwanya yang penuh iman, tahrva dan sederhana. Apabila ia berada
di
tengah para budaknya, orang tidak dapat membedakandi
antara mereka, mana yang majikan dan mana yang budak.Pada suatu hari seseorang menghidangkan makanan kepadanya- padahal dia puasa-. Dia menengok makanan
itu
seraya berkata, 'Mush'abbin Umair
tewasdi
medan juang.Dia
lebih baik daripada saya. \7aktu dikafani, jika kepalanya ditutup, maka terbuka kakinya. Dan jika kakinyaditutup,
terbuka kepalanya. Kemudian Allah membentangkan duniaini
bagi kita seluas-luasnya. Sesungguhnya saya sangat takut jika pahala untukkita
disurga didahulukan Allah pemberiannya kepada kita(di
duniaini)"
Setelah berkata demikian dia menangis tersedu-sedu sehingga nafsu makan- nya jadi hilang.
Berbahagialah Abdurrahman
bin Auf
dengan ribuan karunia dan kebahagiaan yang diberikanAllah
kepadanya. [a meninggal dunia dan jenazahnya diantar oleh para sahabat yang muliaseperti
Sa'adbin
Abi 'Waqash, Utsman bin Affan dan kerabatny^yanglain. Dalam kata sambu- tannya yang terakhir AmirulMu'minin, Ali
bin Abi Thalib berkata, "Anda telah mendapatkan kasih sayang Allah, dan Anda berhasil menundukkan kepalsuan dunia. Semoga Allah senantiasa merahmati Anda. Amin!"i.
ABDURRAHMAN BIN AUF "Sohabot Bertongan Emas" 77