Dalam kehidupannya sebagai muslim, Abu Ubaidah mengalami masa penindasan yangkejam dari kaum
Q*riry
terhadap kaum muslimin di Mekah, sejak permulaan sampai akhir. Diaturut
menderita bersama-sama kaum muslimin yang mula-mula merasakan tindakan kekerasan, kesulitan dan kesedihan, yang tidak pernah dirasakan oleh pengikut agama-agama lain di muka bumi ini. Walaupun begitu, diatetap
teguh menerima segala macam cobaan. Dia tetap setia membela Rasululllah pada setiap siruasi dan kon- disi yang berubah-ubah.Bahkan
ujian
yangdialami Abu Ubaidah
dalam perang Badar, melebihi segala macam kekerasan yang pernahkita
alami. Iaikut
serta dalam perang Badar dan berhasil menyusup ke barisan musuh tanpa takut mati. Tetapi tentara berkuda kaum musyrikin menghadang dan mengejarnya, sampai ke mana dialari.
terutama seoranglakiJaki dari
musuh, yang mengejar Abu Ubaidah dengan sangat beringas ke mana saja. Abu Ubaidah selalu menghindar dan menjauhkandiri
untuk bertarung dengan orang- orang itu. Namun orangitu
tidak mau berhenti mengejarnya.Setelah lama berputar-putar, akhirnya Abu Ubaidah terpojok. Dia waspada menunggu orang yang mengejarnya. Ketika orang itu bertambah dekat, dalam posisi yang sangat strategis, Abu Ubaidah mengayunkan pedangnya tepat di kepala lawan. Orang itu jatuh terbanting dengan kepala terbelah dua. Musuh itu tewas seketika di hadapan Abu Ubaidah. Siapakah lawan Abu Ubaidahyangsangat beringas itu?
Di
atas telah dikatakan, bahwa tindakan kekerasan terhadap kaummuslimin
telah melampaui batas.Mungkin
siapa pun akan heran bila mengetahui musuh yang tewasdi
tangan Abu Ubaidahiru
tak lain ialah Abdullah bin Jarrah, ayah kandungnya sendiri!Abu Llbaidah tidak membunuh ayahny4 tetapi membunuh kemusyrikan yang bersarang dalam
pribadi
ayahnya. Berkenaan dengan kasus Abu Ubaidah tersebut Nlah Subhanahu waTa'ala
berfirman,'ifr ;G; 3;ri rfi:fii:t :'\34i4'q i
L,:..-
-irt-t*
3i'A:l>t,ei !;ai
31!X.t;i;u ?: ayl:
- ,r. _,. l- . , t..r(. , ,',y ,g.F
C,:!.-_ +ji
*$>.;-g o4 glt, frrrt; O-
iH; i# ui'g|r+r*'$:fi V,t 6i *
ABt L UBAIDAH BIN JARRAH "Orong Kud yongTerprcaya"
:
159,, r'
Ir r:itrr*r]
"Kamu tidok alan mendapati stntu kawnyang bertman kepadn Allah dan hari kiamat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-|,{ya, selcalt pun orang-orang itu bapak- bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka ttulah orang-orang yang telah
Allah
tananan*an keimanan dalamhati
mereka dan menguatkan mereka dengan penolonganyang datang dari-l'{ya. Dan dimasuklan-Irlya merekn ke dnlnm surgayang mcngalir di bawafurya sungai-sungat, merel<a l<elal di dnlamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merelu pun merasa puas te rhadap (limpalm rahma) -l,lya. Merela itulah golongan Allah.Ketahuilnh, balwa s e smg guhrry a golongan Allah inlah golongan y ang
be runtung.
"
(AI-Muja dalahz 22)Ayat di atas tidak menyebabkan Abu Ubaidah membusungkan dada.
Bahkan menambah
kokoh
imannya kepadaAllah dan
ketulusannya terhadap agama. Orang yangmendapatkan
gelar "kepercayaan umat Muhammad"ini
ternyata menarik perhatian orang-orang besar, bagaikan besi berani menarik logamdi
sekitarnya.Pada suatu ketika para utusan kaum Nasrani datang menghadap Rasulullah, seraya berkata, "Ya Abu Qasim, kirimlah kepada kami seorang sahabat Anda yang pintar menjadi hakim tentang harta yang menyebabkan
kami berselisih
sesamakami. Kami
senang menerima putusan yang ditetapkan kaum muslimin."Jawab Rasulullah, "Datanglah nanti sore, saya akan mengirimkan bersama kalian 'orang kuat yang terpercaya."
Umar bin Khatab menuturkan, "Saya melaksanakan shalat Zhuhur lebih cepat dari biasa. Saya ingin tugas iru ddak diserahkan kepada orang lain, karena saya ingin mendapatkan gelar "orang kuat yang terpercaya."
Setelah shalat Zhuhur, Rasulullah menengok ke kanan dan ke kiri.
Umar bin Khattab agak menonjolkan diri agar Rasulullah melihatnya. Tetapi beliau tidak menunjuknya. Ketika melihat Abu Ubaidah bin Jarrah, beliau memanggil seraya berkata, "Pergilah kamu bersama mereka.
Adili
dengan baik perkara y^ng mereka perselisihkan."@ r;fri
dll,lqt
'bt,v
E.dllllb'+il l:;
160 707 SohobatNobi
Abu
Ubaidah berangkat bersama para utusan Nasrani tersebut dengan menyandang gelar, "orAng kuat yang terpercaya"Abu Ubaidah bukanlah sekadar orang kepercayaan semata-mara. Dia juga seorang yang berani memikul kepercayaan yang dibebankan kepadanya.
Keberaniannya iru ditunjukkan dalam berbagai peristiwa dan tugas yang dipikulkan kepadanya.
Pada suatu hari Rasulullah ShAlallahu
Naibi
wa Sallam mengirim satu pasukan yangterdiri
dari para sahabat untuk menghadang kabilah Quraisy. Beliau mengangkat Abu Ubaidah sebagai kepala pasukan, dan membekali mereka hanya dengan sekarung kurma. Tidak lebih dari iru.Karena itu Abu Ubaidah membagi-bagikan kepad^ para prajuritnya sehari sebuah kurma bagi setiap orang. Mereka mengulum kurma itu seperti menghisap gul"g,rl".Sesudah itu mereka minum. Setelah kurma habis sama sekali, mereka mencari daun khabath, lalu mereka tumbuk halus unnrk dijadikan makanan. Hanya dengan cara begitu mereka bertahan hidup selama beberapa hari. Karena iru, ekspedisi tersebut dinamakan akspedisi Daun Khabat.
Ketika kaum muslimin kalah dalam perang Uhud, kaum musyrikin bernafsu ingin membunuh Rasulvllah Shalallahu
Naihi
uta Sallam. Waktu itu, Abu Ubaidah termasuk sepuluh orang yang selalu membentengi Rasu-lullah. Mereka mempertaruhkan dada ditembus panah kaum musyrikin, demi keselamatan Rasulullah. Ketika pertempuran telah usai, sebuah gigi Rasulullah ternyata patah, kening beliau luka, dan
di
pipi beliau tertancap dua matarantai
baju besi beliau.Abu
Bakar menghampiri Rasulullah hendak mencabut kedua mata rantaiitu
daripipi
beliau.Kata Abu Ubaidah, "Biarlah saya yang mencabutnya!"
Abu Bakar mempersilahkan Abu Ubaidah. Abu Ubaidah khawatir kalau Rasulullah kesakitan bila dicabutnya dengan tangan. Maka digrgimya mata rantai itu kuat-kuat dengan glgnya lalu ditariknya. Setelah mata rantai itu tercabut,
glg
Abu Ubaidah tanggal sanr. Kemudian digigitnyalags mata rantai yang sebuah lagr, ggr Abu Ubaidah pun tanggal sebuah lagi. Karena itu Abu Bakar berkata, "Abu Ubaidah orang ompong yang paling cakap."Abu Ubaidah selalu mengikuti Rasululah berperang dalam setiap peperangan yang dipimpin beliau, sampai beliau wafat. Dalam musyawarah pemilihan Khalifah yang pertama (Yaumuts tsaqifah), Umar bin Khattab mengulurkan t^ngannyakepada Abu Ubaidah seraya berkata, "Saya memi- lihmu dan bersumpah setia. Karena saya pernah mendengar Rasululah
ABLIL ITBAIDAH BIN JARRAH "Orang Knt yangTerpercoya"
-
76t
bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap umat mempunyai orang kepercayaan.
Orang yang paling dipercaya dari umat
ini
adalah Anda (Abu Ubaidah)."Abu Ubaidah menjawab, "Saya tidak mau mendahului orang yang pernah disuruh Rasulullah untuk mengimami kita shalat, sewaktu beliau
hidup
(Abu Bakar). Walaupun sekarang beliau telah wafat, marilahkita
imamkan juga dia."Akhirnya mereka sepakat untuk memilih Abu Bakar menjadi khalifah pertama, sedangkan Abu Ubaidah diangkat menjadi penasihat dan pem- bantu utama khalifah.
Setelah Abu Bakar meninggal, jabatan khalifah pindah ke tangan Umar bin Khatab Al-Faruq. Abu Ubaidah selalu dekat dengan Umar dan tidak pernah membangkang perintahnya, kecuali sekali. Peristiwa itu terja- di ketika Abu Ubaidah bin Jarrah memimpin tentara muslimin menakluk- kan wilayah Syam
(Slria).
Dia berhasil memperoleh kemenangan berturut- turut, sehingga seluruh wilayah Syam takluk di bawah kekuasaannya sefak dari tepi sungai Furat di sebelah Timur sampai ke Asia Kecil di sebelah Ut- ata.Sementara inr, penduduk di negeri Syam terjangkit penyakit menular (Tha'un) yang amat berbahaya, yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga korban berjatuhan. Khalifah Umar datang dari Madinah, sengaja hendak menemui Abu Ubaidah. Tetapi Umar tidak dapat masuk kota karena penyakit yang sedang mengganas itu.
lalu
Umar menulis surat kepada Abu Ubaidah sebagai berikut:"Saya ingin bertemu denganmu. Tetapi saya ddak bisa menemuimu karena wabah penyakit sedang berjangkit dalam kota. Karena itu bila surat
ini
sampai ke tanganmu siang hari, berangkatlah sebelum sore."Ketika surat Khalifah
itu
dibaca, Abu Ubaidah berkata, "Saya tahu maksudAmirul Mukminin.
Beliauingin
agar saya menghindarkandiri
menyingkir dari penyakit berbahayaini."
Ia pun membalas surat Khdifah, "Ya lunirul Mukminin, Saya mengerti maksud Khalifah. Saya berada
di
tengah-tengah tentara muslimin, sedang bertugas memimpin mereka. Saya tidak ingin meninggalkan mereka dalam bahaya yang mengancam, hanya untuk menyelamatkandiri
sendiri. Sayatidak ingin berpisah dengan mereka, sehingga Allah memberi keputusan kepada kami semua (selamat atau binasa). Bila surat
ini
sampai ke tangan Khalifah, ma'afkan saya karena tidak bisa memenuhi permintaanmu. Izin- kan saya untuk tetap tinggal bersama-sama mereka."762
I0I
SohobotNobiSetelah
Khalifah Umar
selesai membacasurat
tersebut, beliau menangis sehinggaair
matanya meneteske pipinya
karena sedih dan terharu. Melihat Umar menangis, orang-orang pun bertanya,"Ya, AmirulMukminin,
apakah Abu Ubaidah wafat?""Tidak!"
jawab Umar. "Tetapi dia beradadi
ambang kematian."Dugaan Khalifah
itu
benar. Tidak lama sesudahitu,
Abu Ubaidah meninggal. Sebelum kematian menjemputnyaAbu
Ubaidah berwasiat kepada seluruh prajuritnya, "Saya berwasiat kepada kalian. Jika wasiat ini kalian terima dan laksanakan, kalian tidak akan sesat dari jalan yang baik, dan senantiasa berada dalam bahagia. Tetaplah kalian menegakkan shalat, laksanakan puasa Ramadhan, bayar sedekah (zakat), tunaikan ibadah haji dan umrah. Hendaklah kalian saling menasehati sesama kalian. Nasehati pemerintah kalian, jangan biarkan mereka tersesat. Dan janganlah kalian tergoda oleh dunia. 'Walaupunseseorang bisa berusia panjang sampai seribu tahun, namun akhirnya dia akan menjumpai kematian seperti yang kalian saksikan ini. Wassalamu' alaikum warahmatullahi wa barakatuh."
Kemudian dia menoleh kepada
Mu'adz
bin Jabal,"Hai
Mu'adz, sekarang kamu menjadi Imam (Panglima)!" Tidak lama kemudian, ruhnya yang suci berangkat ke rahmatullah. Dia telah tiadadi
dunia fana. Jasad- nya telah habis dimakan masa, tetapi amal pengorbanannya akan tetap hidup selama-lamanya.*
ABUL URAnAH BIN JARRAH "Orang Kuot yongTbrpercoyo" 163