• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tetapi, tidak sembarang

orang

bisa memetiknya?

Di

antara mereka yang ingin meminmg7qrnab telah hadir putera bibinya sendiri, seorang pemuda ganteng dan rupawan, yairu Abul Ash bin Rabi'yang tak asing lagi.

Belum begitu lama berlangsung perkawinan Tarnab binti Muhammad dengan

Abul

Ash,

Nur Ilahi

yang cemerlang memancar

di

kota Mekah yang diselimuti kesesatan, Allah Subhanahu utaTa'aln mengutus Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya.

Pada

tahap pertama Allah memerintahkan Nabi-Nya

supaya mengaiak keluarga terdekat. Maka wanita yang pertama-tama beriman ialah Khadijah binti Khuwailid, puteri-puterinya; Zainab, Ruqalyah, Ummi Kultsum dan Fatimah, kecuali menantunya AbulAsh. Dia enggan mening- galkan aguna nenek moyangnya dan enggan juga menganut agama istrinya, Zanab. Namun begitu, Abul

fuh

teap mencintai isteri-nya, cintanya kepada Tarnab isterinya, tetap tulus dan murni.

Ketika pertentangan antara Rasulullah dengan kaum kafir Quraisy semakin

meningkat,

mereka

saling

menyalahkan

antar

sesamanya,

"Celakalah kalian! Sesungguhnya kalianlah yang membawa kesusahan.

Kalian kawinkan putera-putera kalian dengan puteri-puteri Muhammad.

Seandainya kalian kembalikan puteri-puteri Muhammad itu kepadanya, kita tidak akan memikirkan nya lags."

Mereka segera menemui Abul Ash seraya berkata,

"Hai

Abul Ash, ceraikan isterimu, kembalikan dia ke rumah bapaknya! Kami sanggup dan bersedia mengawinkan dengan siapa saja yang kamu sukai dari segudang wanita Quraisy yang cantik-cantik. "

"Tidak!"

jawab Abul Ash,

"Aku tidak

akan menceraikannya. saya tidak ingin menggantinya dengan wanita manapun

di

seluruh dunia ini."

Sementara

itu,

dua orang

puteri

Rasulullah, Ruqayah dan Ummi

Kultsum telah dicerai oleh

suami mereka masing-masing. Rasulullah gembira menerima kedua puterinya itu diantar kembali kepadanya. Bahkan beliau berharap, Abul Ash melakukan hal yang sama terhadap isterinya, Z,ainab. Tetapi

^pay^ng

terjadi, beliau tidak kuasa untuk memaksakan keinginannya itu.

Selain itu, hukum Islam belum mengharamkan perkawinan wanita mukminah dengan pria musyrik. Setelah Rasulullah Shalallahu

Alaihi

wa Salhm hijrah ke Madinah, kaum Quraisy memerangi beliau di Badar. Abul Ash terpaksa

ikut

berperang di pihak Quraisy, memerangi Rasulullah dan kaum muslimin. Dia memang sungguh-sungguh terpaksa; karena tidak ada

ABUL AsH BtN RABI' "Menontu Kepercayoon Rosululloh"

-

165

sedikit

pun

keinginan untuk

berperang dengan Rasulullah dan kaum muslimin. Dan tidak ada suatu kepentingan yang akan diperolehnya dengan memerangi mereka. Tetapi karena

dia berdomisili

dalam kaumnya, ia terpaksa ikut berperang.

Perang Badar membawa kekalahan besar yang memalukan bagi kaum Quraisy; sehingga mampu menundukkan puncak kesombongan kaum kemusyrikan, menghancurkan lambang keangkuhan, keganasan dan kekeja- man mereka.

Di

antara mereka adayang meninggal

dunia

terbunuh, tertawan, dan ada juga yang dapat lolos melarikan

diri.

Abul Ash, suami 7-ainab binti Muhammad termasuk kelompok orang-orang yang tertawan.

Rasulullah mewajibkan setiap tawanan menebus diri mereka dengan tebusan, jika mereka ingin bebas. Beliau menetapkan besar uang tebusan itu antara seribu sampai dengan empat ribu dirham, sesuai dengan kedudu- kan dan kekayaan tawanan itu dalam kaumnya. Maka berdatanganlah para unrsan pulang dan pergi antara Mekah dan Madinah, membawa uang unruk menebus orangorang yang tertawan.

7-ainab binti Muhammad mengirim utusan juga ke Madinah dengan uang tebusan, untuk menebus suaminya, Abul Ash. Dalam uang tebusan itu terdapat antara

lain

sebuah

kalung milik

Zainab, hadiah

dari

ibunya, Khadijah binti Khuwailid, pada hari perkawinanZainab dengan Abul Ash.

Ketika Rasulullah melihat kalung itu, wajah beliau berubah sedih dengan kesedihan yang sangat dalam, membayangkan rindu kepada anaknya Zainab, atau mungkin teringat kepada almarhumah isterinya, Khadijah

binti

Khu- wailid.

Rasulullah menoleh kepada para sahabat seraya berkata, "Harta ini

dikirim

olehZainab untuk menebus suaminya Abul Ash. Jika kalian setuju, saya harap bebaskan tawanan

itu

tanpa uang tebusan. Uang dan harta Zainab kirimkan kembali kepadanya! "

"Baik, ya Rasulullah! Kami setuju!" jawab para sahabat.

Rasulullah membebaskan Abul Ash dengan syarat, agar dia segera mengantarkanZ-ainab kepada beliau. Maka setibanya di Mekah, AbulAsh segera mempersiapkan

diri

untuk memenuhi janjinya kepada Rasulullah.

Diperintahkannya isterinya agar segera bersiap-siap

untuk

melakukan perjalanan jauh ke Madinah. Para utusan Rasulullah menunggu tidak jauh berada

di

luar kota Mekah.

Abul

Ash menyiapkan perbekalan dan ken- daraan untuk kepergian isterinya. Abul Ash menyuruh adiknya

Amr

bin Rabi' unruk mengantar Tainab dengan menyerahkan kepada utusan Rasu-

lullah dari tangan ke tangan.

766 707 SahabotNabi

Amr

bin Rabi' menyandang busur dan membawa sekantong anak panah. Z-ainab dinaikkannya ke Haudaj. Mereka pergi ke luar kota pada tengah

hari, di

hadapan orang banyak kaum Quraisy.

Melihat

mereka pergi, orang-orang Quraisy bangkit kemarahannya dan heboh. I-alu mereka susulkeduanya dan mereka dapatkan belum jauh dari kota.Tainab mereka takut-takuti dan mereka ancam. Tetapi Amr telah siap dengan busur panah dan meletakkan kantong anak panah

di

hadapannya. Kata

Amr,

"Siapa mendekat, saya panah batang lehernya!"

Amr memang terkenal sebagai pemanah jiru yang tidak pernah gagal bidikannya. Di tengah-tengah suasana tegang seperti itu, tibalah Abu Sufyan

bin Harb

yang sengaja mereka hubungi. Kata

Abu

Sufyan,

"Hai

anak saudaraku! Letakkan panahmu! Kami akan bicara denganmu!"

Amr meletakkan panahnya. Kata Abu Sufyan,"Perbuatanmu ini tidak benar, haiAmr. Kamu membawa Zainab keluar dengan terang-terangan di hadapan orang banyak dan di depan mata kami. Orang Quraisy seluruhnya tahu akan kekalahan mereka di Badar dan musibah yang ditimpakan bapak Zainab kepada kami. Bila kamu membawa Zainab ke luar secara terang- terangan

begini, berarti

kamu menghina seluruh

kabilah ini

sebagai penakut, lemah dan

tidak

berdaya. Alangkah hinanya

itu.

Karena

itu

bawalah Zainab kembali kepada suaminya untuk beberapa hari. Setelah penduduk tahu kami telah berhasil mencegah kepergiannya, kamu boleh membawanya secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi; jangan siang bolong seperti ini. Kamu boleh mengantarkannya kepada bapaknya. Kami tidak mempunyai kepenti-ngan apa-apa untuk menahannya."

Amr setuju dengan saran Abu Sufyan. Dia membawa Zainab kembali ke rumahnya di Mekah. Sesudah beberapa hari kemudian, Amr membawa Zainab

ke luar kota

dengan sembunyi-sembunyi tengah malam, dan menyerahkannya kepada para utusan bapaknya

dari

tangan ke tangan, sebagaimana dipesankan abangnya Abul Ash bin Rabi'.

Sesudah berpisah dengan isterinya, Abul Ash tetap tinggal di Mekah beberapa waktu hingga menjelang pembebasan kota Mekah. Dia berda- gang ke Syam seperti yang biasa dilakukan sebelumnya.

Pada suatu hari dalam perjalanan pulang ke Mekah, dia menggiring seratus ekor unta sarat dengan muatan, dan seratus rujuh puluh personil yang menggiring unta-unta tersebut. Di tengah jalan, dekat kota Madinah, kabilahnya dicegat oleh pasukan patroli Rasulullah. Unta-untanya dirampas dan orangoraflgyang mengiringkan

di

tawan.Thpi mujur bagi Abul Ash, dia lolos dari tangkapan lalu bersembunyi. Setelah malam tiba dan hari

ABLJL AsH BIN RABI' "Menontu Kepercayaan Rosulullah" 167

sudah gelap, dia masuk ke kota Madinah dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati sekali. Sampai

di kota

dia mendatangi

rumahZainab,

minta bantuan dan perlin-dungan kepadanya. Zainab melindunginya.

Ketika Rasulullah hendak shalat Subuh, beliau berdiri di mihrab, dan takbir ihram. Jamaah pun takbir mengikuti beliau. 7-ainab berteriak dari Shuffah (tempat) para wanita. Katanya,

"Hai

manusia! Saya Zainab

binti

Muhammad! Abul Ash minta perlindungan kepada saya. Karena

itu

saya

melindunginya!"

Setelah selesai shalat, Rasulullah berkata kepada jamaah, "Adakah tuan-tuan mendengar teriakan Z,ainab?"

"Ada! Kami mendengarnya, wahai Rasulullah!" jawab para sahabat.

"Demi

Allah yang jiwaku dalam genggaman-Nya, saya

tidak

tahu apa-ap tentang hal ini, kecuali setelah mendengar teriakan Z-ainab." ujar Rasulullah. Kemudian beliau pergr ke rumah Zainab lalu berkata, "Horma- tilah Abul Ash! Tetapi ketahuilah, kamu tidak halal lagi baginya."

Beliau segera memanggil pasukan patroli yang bertugas semalam, dan menangkap unta-unta serta menahan orang-orang dari kabilah Abul Ash. Kata beliau kepada mereka, "Sebagaimana kalian ketahui, orang ini (Abul Ash) adalah famili kami. Kalian telah merampas hartanya. Jika kalian ingin berbuat baik, kembalikanlah hartanya. Itulah yang kami sukai. Tetapi jika kalian enggan mengembalikan, itu adalah hak kalian, karena harta itu adalah rampasan yang

diberikan Allah untuk kalian. Kalian

berhak mengambilnya."

"Kami kembalikan, wahai Rasulullah!" jawab mereka.

Ketika Abul Ash datang mengambil hartanya, mereka berkata,

"Hai

Abul Ash! Kamu adalah seorang bangsawan Quraisy. Kamu anak paman Rasulullah dan menantu beliau. Alangkah baiknya kalau kamu masuk Islam. Kami akan serahkan harta ini semuanya kepadamu. Kamu akan dapat menikmati harta penduduk Mekah yang kamu bawa ini. Tinggallah bersama kami

di

Madinah."

"Usul kalian sangat jelek dan

tidak

pantas. saya harus membayar hutang-hutangku segera." jawab Abul Ash.

Abul Ash berangkat ke Mekah membawa kabilah dan barang-barang dagangannya. Sampai

di

Mekah, dibayarnya seluruh hutang-hutangnya kepada setiap orang yang berhak menerimanya. Kemudian dia berkata,

168 107 Sahobot Nobi

"Hai kaum Quraisy!Masih adakah orangyang belum menerima pembayaran dariku?

"Tidak! Semoga Tuhan memberi balasan kepadamu dengan balasan yang lebih baik." Jawab mereka.

"Sekarang ketahuilah! saya telah membayar hak kamu masing-masing secukupnya! Maka

kini

dengark^n: saya mengaku tidak ada Tuban selain

Nlah,

dan Muhammad sesungguhnya Rasulullah!Demi Allah, tidak ada yang menghalangiku unruk menyatakan masuk Islam kepada Muhammad ketika saya berada di Madinah, kecuali kekhawatiranku seandainya kalian menyangka, saya masuk Islam karena memakan harta kalian. Kini, setelah Allah membayarnya kepada kamu sekalian dan tanggung jawabku telah selesai, saya menyatakan masuk Islam."

Abul Ash keluar dari Mekah menemui Rasulullah Shalallahu

Naihi

uta Sallam. Beliau menyambut kedatangannya dan menyerahkan T.ainab kembali kepangkuannya. Rasulullah bersabda,

'Dta

berbicara kepadnku

dan

saya mempercayairrya.

Dia

berjanji kepadalu dan dia memenuhi janjinya. "

*

ABULASH BtN RABI' "Menantu Keperuyaan Rasulullah" 769

Dalam dokumen Hikmah dan Pelajaran untuk Kehidupan Modern (Halaman 192-198)