"Pahlawan Sampai Saat Terakhir"
Ia merupakan lukisan nyata tentang kepribadian fuab dengan segala kedalaman ilmunya. Sementara bapaknya adalah orang yang pertama kali beriman, dan mendapat gelar "Shiddiq" yang
memiliki
corak keimanan tiada taranya terhadapAllah
dan Rasul-Nya. Ayahnyalah sahabat yang bersama Rasullah berada dalam gua Tsur.Abdurrahman termasuk salah seorang yang keras laksana batu karang menyatu menjadi satu, senyawa dengan agama nenek moyangnya dan berhala-berhala Quraisy.
Di
perang Badaria tampil
sebagai barisan penyerangdi
pihak tentara musyrik.Di
perangUhud ia
mengepalai pasukan panah yang dipersiapkan Quraisy unruk menghadapi kaum Muslimin. Sebelum kedua pasukan itu bertempur, terlebih dahulu seperti biasa dimulai dengan perang tanding. Abdurrahman majuke
depan dan meminta lawandari
pihak Muslimin. Maka bangkitlah bapaknya yakni Abu Bakar Shiddiq RadhiyallahAnhu
maju ke muka melayani tantangan anaknya iru. Namun, Rasulullah menahan sahabatnya iru dan menghalanginya melakukan perang tanding dengan putranya sendiri.Bagi seorang
Arab
asl.i"tidak
adaciri
yanglebih menonjol
dari kecintaannya yang teguhterhadap
apa-yang diyakininya. Jika ia telah meyakini kebenaran suatu agama atau sebuah pendapat, maka tak ubahnyaiabagai
tawanan yang diperbudak oleh keyakinannyaitu
hingga tidak dapat melepaskandiri
lagi.68
I0I
SohobotNobiKecuali bila ada keyakinan baru yang lebih kuat, memenuhi rongga akal dan jiwanya tanpa syak wasangka sedikit pun, serta mampu menggeser keyakinanny^ yang pertama tadi.
Demikianlah, bagaimana pun juga hormatnya Abdurrahman kepada bapaknya, serta kepercayaannya yang penuh pada kematangan akal dan kebesaran Jiwa serta budinya, namun keteguhan hati terhadap keyakinan- nya tetap mengakar hingga tiada terpengaruh oleh keislaman bapaknya itu.
Maka ia berdiri teguh dan tak beranjak dari tempatnya, memikul tanggung jawab akidah dan keyakinannya itu, membela berhala-berhala Quraisy dan bertahan mati-matian
di
bawah bendera dan panji-panjinya, melawan KaumMu'minin
yang telah siap mengorbankan jiwanya.Orangorang kuat seperti ini, tidak buta akan kebenaran, walaupun untuk mencapai hal iru diperlukan waktu yang lama.
Kekerasan
prinsip,
cahaya kenyataan dan ketulusan mereka, pada akhimya akan membimbing mereka pada jalan yang haq dan mempertemu- kan mereka dengan petunjuk dan kebaikan. oleh taqdir itu, yakni saat yang menandai kelahiran baru dari Abdurrahman bin Abu Bakar Shiddiq. Pelita-pelita
petunjuk telah menerngi dirinya, hingga mengikis habis bayang- bayangkegelapan dan kepalsuan warisan jahiliyah. Dilihatnya Allah Maha Tunggal lagi Esadi
segala sesuatu yang terdapatdi
sekelilingnya, dan petunjuk Allah pun mengurat-mengakar padadiri
dan jiwanya, hingga ia pun menjadi salah seorang Muslim.Secepatnya ia bangkit melakukan perjalanan jauh menemui Rasulullah untuk kembali ke pangkuan Agama yang haq. Maka bercahaya-cahayalah wajah Abu Bakar karena gembira ketika melihat putranya iru menyatakan bai'at kepada Rasulullah Shallallahu
Alaihi
wa Sallam.Di waktu kafirnya ia adalah seorang jantan! Maka sekarang ia meme- luk Islam secara jantan juga! Tiada sesuaru harapan yang menariknya, tiada juga sesuaru ketakutan yang menghalanginya!
Hal itu
tiada lain hanyalah suatu keyakinan yang benar dan tepat, yang dikaruniakan oleh hidayah Allah dan taufik-Nya!Sejak saat itu Abdurrahman pun berusaha sekuat ten2ga untuk menyusul ketinggalan-ketinggalannya selama ini, baik di jalan Allah, maupun di jalan Rasul dan orang-orang Mu'min.
Di
masa Rasulullah ShallallahuAkihi ua
Sallam dan masa khalifah- khalifah sepeninggalnya, Abdurrahman tak ketinggalan mengambil bagianABDURRAHMAN BrN ABU BAr(AR "fuhlawan Sampai SaatTbrakhir" 69
dalam peperangan, dan tidak pernah berpangku tangan dalam jihad yang beraneka ragam.
Dalam perang Yamamah yang terkenal
itu,
jasanya amat besar.Keteguhan dan keberaniannya
memiliki
peranan besar dalam merebut kemenangan dari tentara Musailamah dan orang-orangmurtad.
Bahkan dialah yang menghabisi riwayar. Mahkam binThufeil,
yan1 menjadi otak perencana bagi Musailamah. Dengan segala daya upaya dan kekuatannya ia berhasil mengepung benteng terpenting yang digunakan oleh tentara murtad sebagai tempat yang strategis untuk pertahanan mereka.ttkala
Mahkam jatuh disebabkan suatu pukulan yang menentukan dari Abdurrahman, sedang orang-orang sekelilingnya lari tunggang lang- gang, terbukalah kesempatan besar dan luas di benteng itu,-hingga prajurit- prajurit Islam masuk berlompatan ke dalam benteng itu.Di bawah naungan Islam, sifat-sifat utama Abdurrahman bertambah tajam dan lebih menonjol. Kecintaan pada keyakinannya dan kemauan yang teguh untuk mengikuti apa yang dianggapnya haq dan benar, keben- ciannya terhadap sikap bermanis mulut dan mengambil muka, merupakan sari hidup dan permata kepribadiannya. Tiada sedikit pun ia terpengaruh oleh sesuatu pancingan atau di bawah sesuatu tekanan, bahkan juga pada saat
yang
amat gawat,yakni ketika Muawiyah
memutuskan hendak memberikan bai'at sebagai khalifah kepada Yazid dengan menggunakan ketajaman senjata.Mu
awiyah mengirim surat bai'at kepada Marwan gubernurnya di Madinah dan menyuruh unnrk membacakannya kepada Kaum Muslimin di masjid. Marwan melaksanakan perintahitu,
tetapi belum selesai ia mem- bacakannya, Abdurrahman bin Abu Bakar pun bangkit dengan maksud hendak merubah suasana hening yang mencekam itu menjadi banjir protes dan perlawanan keras. Ia berkata: "Demi Allah, rupanya bukan kebebasan memilih yang anda berikan kepada ummat Nabi Muhammad ShallallahuAlaibi
uta Sallam, tetapi anda hendak menjadikannya kerajaan seperri di Romawi sehinggabila
seorang kaisar meninggal,tampillah
kaisar lain sebagai penggantinya!"Saat
itu
Abdurrahman melihat adanya bahaya besar yang sedang mengancam Islam, seandainyaMu
awiyah melanjutkan rencananya itu.Karena akan merubah hukum demokrasi dalam Islam di mana rakyat dapat memilih kepala negaranya secara bebas, menjadi sistem monarki
di
mana rakyat akan diperintah oleh raja-raja atau kaisar*aisar yang akan mewarisi tahta secara turun temurun.70 101 SohabatNabi
Belum lagi selesai Abdunahman melontarkan kecaman keras ini kepada Marwan, ia telah disokong oleh segolongan Muslimin yang dipimpin oleh Husein bin
Ali,
Abdullah bin Zubeir dan Abdullah bin Umar.Di
belakang muncul beberapa keadaan mendesak yang memaksa Husein, Ibnu Zubeir dan Ibnu Umar berdiam diri terhadap rencana bai'at yang hendak dilaksanakanMu
awiyah dengan kekuatan senjata ini. Tetapi Abdurrahman ddak punrs asa menyatakan tentang batalnya bai'at ini secara terus terang.Mu
awiyahmengirim
utusanuntuk
menyerahkan uang kepadaAbdurrahman
sebanyak seratusribu dirham
dengan maksud hendak membujuknya. Tetapi Abdurrahman melemparkan harta itu jauh-jauh, dan berkata kepada utusanMu
awiyah:"Kembalilah kepadanya dan katakan bahwa Abdurrahman tidak akan menjual Agamanya dengan dunia!"
Thtkala diketahuinya setelah
itu
bahwaMu
awiyah sedang bersiap siap akan melakukan kunjungan ke Madinah, Abdurrahman segera mening- galkan kota itu menuju Mekah. Rupanya iradah Allah akan menghindarkan dirinya dari bencana dan akibat pendiriannya ini.Karena baru saja ia sampai di kota Mekah dan tinggal sebentar di sana, ruhnya pun berangkat mene- mui Tuhannya.Orang-orang mengusung jenazahnya di bahu-bahu mereka dan mem- bawanya ke suaru daaran tinggi kota Mekah lalu memakamkannya di sana, yairu
di
bawah tanah yang telah menyaksikan masa jahiliyahnya, dan juga telah menyaksikan masa Islamnya! Yakni keislaman seorang laki-laki yang benar, berjiwa bebas dan kesatria! €.ABDUBRAHMAN BINABUBAKAB "Pahlawan Sampoi
Saotkrakhir"
-
77