• Tidak ada hasil yang ditemukan

Administrasi Keuangan UMKM 156

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 164-178)

keuntungan yang bisa didapat sebesar :

a). Per panen : ...

b). Per tahun : ...

e. BEP atau titik balik modal

Menghitung BEP bertujuan untuk mengetahui kapan hasil usaha yang dilakukan mencapai titik impas, artinya perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Nilai titik impas yang dihitung yaitu BEP harga, BEP volume dan BEP Pendapatan

• BEP harga =Total biaya = Rp ...= Rp ... = Rp ...

Produksi ...

Artinya, titik impas jika akan dicapai apabila harga jual Rp. ... per tanaman per panennya.

• BEP produksi = Total biaya = Rp ____________

Harga Rp

Artinya, Titik impas akan diperoleh pada saat panen ke...

• BEP Pendapatan : Biaya Tetap

BEP(unit) = --- Harga per unit – biaya variabel per unit Biaya tetap

BEP ( Rp ) =--- { 1- ( Biaya variabel per unit / Harga jual per unit )}

f. Return of Investmen (ROI) dan B/C Ratio

ROI = Hasil penjualan x 100 % = Rp.___________ x 100 % = 425,33 %

Total biaya Rp

Artinya...

B/C = Keuntungan = Rp ____________ = ...

Total Biaya Rp

Artinya...

baik, bisa ditebak bahwa usaha tersebut akan menemui banyak kendala dalam pertumbuhannya. Bahkan berdasarkan pengala- man, sebagian besar kendala dan masalah yang muncul adalah berawal dari buruknya tata kelola keuangan pada sebuah usaha.

Aspek keuangan pada sebuah usaha, bukan saja dijadikan se- bagai patokan untuk mengetahui sehat tidaknya sebuah usaha.

Namun dilain hal, administrasi keuangan yang teratur yang diwu- judkan dalam pencatatan pembukuan yang tertib dan runut, dapat dijadikan sebagai dasar pijakan untuk menyusun rencana kedepan- nya, baik itu jangka pendek, maupun rencana jangka panjang.

Bagi beberapa pelaku UMKM, mencatat setiap transaksi diang- gap sebagai pekerjaan yang menyita waktu, sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengabaikannya. Anggapan bahwa pembukuan tidaklah penting membuat sebagian pengusaha tidak bisa memas- tikan apakah selama ini usaha mereka maju atau tidak, labakah atau rugi, dan apakah sudah kembali modal (break event point / BEP) atau belum.

Parahnya lagi, ada juga pelaku UMKM yang mengatakan bahwa urusan catat mencatat keuangan dan transaksi bukan hal utama.

Yang penting selama ini usaha mereka tetap jalan, itu sudah cukup.

Dari situ pula mereka menyimpulkan bahwa usaha mereka aman- aman saja alias tanpa masalah.

Lalu bagaimana pula dengan beberapa pelaku UMKM yang ser- ing mengeluhkan bahwa selama ini mereka menjalankan usaha tapi bingung dengan pertumbuhan usahanya? Diantara mereka ada mengatakan kalau selama ini tidak ada progress yang mereka ra- sakan. Usaha seakan-akan jalan ditempat meski waktu dan tenaga telah terkuras banyak. Jadi, apanya yang salah ya? Sebelum men- jawab pertanyaan itu, ada baiknya kita simak dulu apa yang dimak- sud dengan administrasi keuangan.

Administrasi keuangan merupakan kegiatan pencatatan dan pengarsipan bukti-bukti yang berkaitan dengan data keuangan dengan tujuan memenuhi pertanggungjawaban dan akuntabilitas laporan keuangan yang telah dibuat. Bukti-bukti yang dimaksud dapat berupa kuitansi baik kuitansi penerimaan maupun keitansi penerimaan, nota factor, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan untuk dapat mempertanggungjawabkan secara tertulis dan factual apa yang dituangkan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan hal tersebut, maka administrasi keuangan harus dilakukan dengan prinsip transparan dan accountable. Transpar- an dalam artian mengungkapkan secara factual apa adanya, tanpa manipulasi baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Accountable dalam artian apa yang diungkapkan dalam laporan keuangan dapat

dipertanggungjawabkan karena didukung oleh bukti-bukti (doku- men, arsip) keuangan yang lengkap dan sesuai.

Administrasi keuangan dapat berarti pembukuan keuangan, yaitu catatan transaksi keuangan yang dibuat secara kronologis (munurut urutan waktu) dan sistematis (menurut cara-cara tertentu). Sedang- kan menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28 (UU Pajak), bahwa Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa ner- aca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

Manfaat Pembukuan

Setiap usaha, baik perorangan ataupun kemitraan, organisasi /lembaga, wajib mengelola administrasi keuangan dengan baik yaitu sesuai jenis serta diisi dengan tertib, teratur dan benar.

1. Alat pemantau perkembangan keuangan;

2. Alat pengendalian keuangan;

3. Alat evaluasi terhadap pencapaian tujuan/sasaran dari seti- ap kegiatan atau usaha;

4. Alat manajemen dalam pengambilan keputusan.

5. Sebagai Dokumentasi Prinsip Pembukuan

1. Sistematis, buku diisi sesuai urutannya menurut cara-cara tertentu sesuai dengan jenis bukunya;

2. Kronologis, buku diisi sesuai dengan urutan terjadinya tran- saksi (Tanggal transaksinya diurutkan; 1,2,3,4,5,6…. Dan se- terusnya) alias tidak tertukar tanggalnya.

3. Informatif, memuat informasi penting sesuai keadaannya dan dapat dipahami/dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan;

4. Accountable, buku diisi memenuhi kaidah-kaidah atau ketentuan akuntansi, antara lain: Semua informasi yang ter- catat harus dapat diukur dan dinilai atau dihitung, dapat dievaluasi dan dipertanggungjawabkan. Selain itu infor- masi tersebut juga harus dapat mencerminkan kenyataan/

keadaan yang sebenarnya

5. Auditable, catatan keuangan dapat diperiksa dengan mu- dah. Tulisan yang jelas dan tidak penuh coretan.

Proses Pencatatan Keuangan

Administrasi keuangan berlangsung sejak terjadinya transak- si atau kegiatan usaha. Setiap kegiatan usaha yang di dalamnya terdapat nilai uang, maka itu merupakan transaksi yang harus didokumentasikan untuk kemudian dijadikan dasar penyususan laporan keuangan. Untuk itulah sangat penting adanya bukti da- lam setiap transaksi untuk menujukkan bahwa transaksi itu be- nar-benar terjadi. Transaksi usaha yang dilakukan tanpa bukti atau dokumentasi, akan menjadi awal rusaknya manajemen se- cara keseluruhan.

Segala bentuk bukti transaksi harus dikumpulkan dan diurut- kan sesuai waktu terjadinya kemudian dicatat dalam buku ses- uai dengan klasifikasinya. Proses pencatatan inilah yang disebut dengan pembukuan. Setelah semuanya dibukukan, selanjutnya disusunlah laporan keuangan untuk menunjukkan posisi terakhir dari harta atau kekayaan usaha kita.

Format-format Pembukuan

Dengan memiliki kebiasaan mencatat kegiatan usaha, sebe- narnya dapat diarahkan untuk mencatat kegiatan usaha yang ada sesuai dengan standar akuntansi secara lengkap dan rapi.

Untuk menumbuhkan kebiasaan bagi koperasi dan UMKM da- lam menyusun laporan keuangan, yaitu dengan cara member- ikan format pencatatan transaksi yang secara sederhana, tidak membutuhkan waktu lama, dan tidak membutuhkan tenaga ker- ja yang banyak.

Berikut ini adalah format yang dapat digunakan oleh koperasi dan UMKM dalam mencatat setiap transaksi keuangan. Format ini terdiri atas: buku kas, buku pembelian tunai dan kredit, buku penjualan tunai dan kredit, buku piutang dan buku utang. Semua buku tersebut memiliki hubungan satu dengan yang lain.

Format Buku kas

Dalam buku ini yang dicatat adalah transaksi yang mengaki- batkan kas bertambah atau berkurang. Dengan format seperti ini, kita bisa melihat posisi kas yang kita miliki secara cepat. Kita tinggal melihat kolom saldo dari pencatatan transaksi terakhir.

Selain itu, kita juga dapat mengawasi pemakaian kas agar dapat digunakan secara efektif dengan melihat selisih penerimaan dan pengeluaran.

Format Buku kas

Tanggal Keterangan Penerimaan Pengeluaran Saldo

Jumlah Format Buku Pembelian Tunai

Dalam buku ini yang dicatat adalah setiap transaksi pembelian secara tunai. Dengan adanya pencatatan menggunakan format ini pada setiap pembelian, maka kita dapat mencatat setiap pem- belian secara lengkap.

Format Buku Pembelian Tunai

Tanggal Nama Toko dan Barang

Jumlah Barang

Harga Beli

Satuan Jumlah

Jumlah

Dengan melakukan pencatatan menggunakan format ini, kita juga dapat melihat perubahan harga satuan barang sehingga baik untuk perencanaan pembelian selanjutnya. Selanjutnya jum- lah total pembelian tunai pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku kas kolom pengeluaran.

Format Buku Pembelian Kredit

Dalam buku ini yang dicatat adalah setiap terjadi transaksi pem- belian secara kredit. Pencatatan dapat dilakukan secara lengkap.

Yang membedakan jumlah total pembelian kredit pada hari yang bersangkutan lalu dicatat pada buku utang kolom kredit.

Format Buku Pembelian Kredit

Tanggal No. Faktur Nama Toko dan Barang

Jumlah Barang

Harga Beli

Satuan Jumlah

Jumlah

Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi tran- saksi pembelian secara kredit. Hampir sama dengan format di- atas, transaksi pembelian juga dapat dicatat secara lengkap.

Bedanya jumlah total pembelian kredit pada hari yang bersang- kutan kemudian dicatat pada buku utang kolom kredit.

Format Buku Penjualan Tunai

Dalam buku ini pencatatan setiap terjadi transaksi penjualan secara tunai. Dengan format seperti ini, kita dapat melihat posisi penjualan produk kita. Jumlah total penjualan tunai pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku kas kolom pendapatan.

Format Buku Penjualan Tunai

Tanggal Nama Toko

Barang Jumlah

Satuan Harga

Jual Jumlah

Jumlah Format Buku Penjualan Kredit

Dalam buku ini yang dicatat adalah transaksi penjualan se- cara kredit atau yang membuat piutang. Jumlah total penjualan kredit pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku piutang kolom debet.

Format Buku Penjualan Kredit

Tanggal Nama

Toko Jumlah

Barang Harga Jual

Satuan Jumlah

Format Buku Piutang

Dalam buku ini yang dicatat adalah setiap perusahaan memin- jamkan uang kepada pihak lain, rekapitulasi penjualan kredit harian, dan pembayaran piutang oleh pihak lain . Pada kolom keterangan dapat dicatat dari siapa perusahaan menerima pem- bayar piutang. Piutang bertambah dicatat pada kolom debet dan piutang berkurang dicatat di kolom kredit.

Format Buku Piutang

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

Jumlah Format Buku Utang

Dalam buku ini yang dicatat adalah setiap terjadi transaksi pe- rusahaan meminjam uang dari pihak lain, rekapitulasi pembelian kredit harian, dan pembayaran utang oleh perusahaan . Pada ko- lom keterangan kita mencatat kepada siapa perusahaan memba- yar utang. Utang bertambah dicatat pada kolom kredit dan utang berkurang dicatat di kolom debet.

Format Buku Utang

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

Jumlah Macam-Macam Bukti Transaksi

1. Bukti Transaksi Intern

Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus di buat oleh intern dan dibuat untuk intern perusahaan. Yang termasuk bukti intern sebagai berikut:

a. Bukti Kas Masuk

Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau secara tunai.

b. Bukti Kas Keluar

Bukti kas keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, seperti pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengelu- aran-pengeluaran yang lainnya.

2. Bukti Transaksi Ekstern

Bukti ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang ber- hubungan dengan pihak di luar perusahaan. Misalnya, bukti pengeluaran kas, faktur pembelian / penjualan dan pemba- yaran upah. Berikut contoh bukti ekstern.

a. Faktur

Adalah bukti pembelian atau penjualan barang secara kredit yang dibuat oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak pem- beli. Invoice / Faktur penjualan yang selanjutnya kita Sebut faktur adalah dokumen yang Digunakan Sebagai Pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh pelanggan. Dalam bentuk sederhana dikenal dengan nama BON. Pada transaksi yang nominalnya rela- tif kecil, invoice digunakan langsung sebagai dokumen tagihan sedangkan pada perusahaan yang nominal transaksinya besar, biasanya dilengkapi dengan surat tagihan atau kwitansi

b. Kwitansi

Adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatan- gani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang mem- bayar sejumlah uang tersebut.

c. Nota Kontan

Nota kontan adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual

d. Nota Kredit

Nota kredit adalah surat bukti terjadinya pengurangan piutang usaha karena ada pengembalian barang yang dibuat oleh pen- jual. Lembar yang asli diberikan kepada pembeli sedangakan sa- linannya disimpan oleh penjual.

e. Nota Debet

Nota debet adalah surat bukti terjadinya pengurangan utang usaha karena adanya pengembalian barang dagangan yang tidak sesuai denan pesanan atau rusak yang dibuat oleh pihak pembe- li. Lembar yang asli diserahkan kepada penjual dan salinannya disimpan oleh pembeli.

f. Cek

Adalah surat perintah kepada bank sebesar jumlah yang ter- cantum dalam cek tersebut kepada seseorang atau orang yang membawa cek tersebut. Cek dibuat oleh pihak yang mempunyai simpanan di bank dan pengeluaran cek ditujukan kepada orang yang dikehendakinya.

g. Bukti Memorial

Bukti memorial adalah bukti transaksi intern berupa memo (catatan) dari pinjaman perusahaan kepada bagian akuntansi un- tuk melakukan pencataan suatu kejadian

Mari Mulai Mencatat!!!

Setelah mengetahui pentingya pembukuan, tentu anda harus mengerti bagaimana melakukan pembukuan tersebut, setida- knya taraf yang sederhana pada pelaku usaha mikro,kecil dan

menengah. Kata kunci yang penting diingat adalah “3M” yang merupakan singkatan dari Mari Mulai Mencatat. Kata kunci ini harus selalu disampaikan pendamping kepada pelaku UMKM yang didampingi.

Dengan kata lain bahwa apapun pemasukan dan pengeluaran perusahaan anda, mulai sekarang harus dicatat, jangan ditun- da-tunda. Itulah yang paling sederhana. Bahkan pentingnya pen- catatan ini sampai pebisnis sekelas Bob Sadino pun dulu melaku- kan cara ini pada masa awal bisnisnya.

Bagi pelaku usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) harus mau belajar lebih serius dari disiplin akuntansi, ada tiga hal yang harus Anda pelajari. Paling tidak Anda punya cash-flow (Aliran Kas), profit and lost (Rugi Laba), serta neraca sederhana.

Adapun model pembukuan keuangan yang digunakan dalam organisasi usaha skala mikro, kecil dan menengah (UMKM), pada dasarnya adalah model pembukuan yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga diharapkan akan sangat membantu dalam mempertanggungjawabkan keuangan (Kas, Laporan L/R, Neraca) Membuat Laporan Keuangan

Setelah melakukan pencatatan setiap transaksi selama satu periode tertentu, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan dengan berdasarkan pada buku – buku pencatatan transaksi usaha.

Adapun yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah laporan yang berisikan mengenai informasi kinerja keuangan se- lama periode tertentu. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern dan pihak ekstern perusahaan. Adapun bagi pihak internal laporan keuangan berguna bagi seorang pendaming un- tuk menilai kinerja keuangan perusahaan selama satu periode pencatatan yang kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manaje- men.Sedangkan bagi pihak ekstern, laporan keuangan digunakan salah satunya sebagai dasar pemberian kredit pinjaman modal untuk perusahaan. Laporan keuangan dapat dibuat secara ming- guan, bulanan, triwulanan atau tahunan. Perusahaan yang baik, minimal akan membuat laporan keuangan minimal secara bula- nan.Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kin- erja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini me- menuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputu- san ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Komponen laporan keuangan meliputi Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba/ Rugi (Income Statement), Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes ofEquity), Laporan Arus Kas (State- ment of Cash Flow), dan Catatan Atas LaporanKeuangan (Notes of Financial Statement). Namun bagi usaha kecil dan menengah, laporan keuangan yang perlu disusun hanyalah tiga komponen saja, yaitu Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba/ Rugi (Income Statement), dan Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow).

Dengan menyusun laporan keuangan dan memahami isi dari laporan keuangan, diharapkan akan dapat membantu pengusa- ha dalam membuat keputusan dalam mengembangkan usaha, baik keputusan investasi maupun keputusan untuk mengajukan kredit usaha.

Laporan Arus Kas (Cash Flow

Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash equivalent), atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 2.2). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47). Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang ber- jangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan.

Laporan Laba/ Rugi (Income Statement)

Laporan Laba/ Rugi adalah adalah laporan yang mengukur ke- berhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu. Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk mengetahui hasil kinerja op- erasi perusahaan, untung atau rugi. Yang disusun dalam laporan

laba/ rugi adalah penjualan bersih dan biaya – yang dikeluarkan selama periode tertentu. Perusahaan dikatakan untung apabila total pendapatan lebih besar dari total biaya dan dikatakan rugi apabila total pendapatan lebih kecil dari total biaya.

“Kegunaan laporan laba/ rugi adalah untuk mengevaluasi ki- nerja masa lalu perusahaan, memberikan dasar untuk mempre- diksi kinerja masa depan, dan membantu menilai resiko ketidak- pastian arus kas.”

Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan keuangan yang memperlihatkan har- ta, utang, dan modal perusahaan pada waktu tertentu secara seimbang. Neraca dapat dikatakan seimbang apabila harta pe- rusahaan jumlahnya sama dengan utang yang ditambah mod- al (Harta = Utang + Modal). “Neraca digunakan untuk tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan.

Selain itu, neraca juga dapat digunakan untuk menilai likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan perusahaan”

Fungsi Laporan Keuangan

Setelah laporan keuangan selesai disusun, laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk mengukur, menilai, dan men- gevalusai kondisi dan potensi perusahaan yang dalam hal ini adalah usaha kecil dan menengah. Untuk melihat kondisi kinerja keuangan perusahaan digunakan rasio laporan keuangan. Peng- hitungan analisis keuangan dimaksudkan untuk mengetahui ke- mampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kawajiban pada pihak lain dan kemampuan perusahaan dalam menghasil- kan laba bersih. Dengan rasio ini, sangat dimungkinkan koperasi dan UMKM untuk dapat menilai kinerja usahanya sendiri. Rasio keuangan yang dimaksud adalah:

1. Rasio Likuiditas, digunakan untuk mengetahui kemampuan KOPERASI DAN UMKM dalam memenuhi kewajiban keuan- gan jangka pendek pada suatu saat.

2. Rasio Aktivitas, digunakan untuk mengukur sejauh mana efektifitas manajemen dalam mengelola sumber – sumber dana dalam periode tertentu.

3. Rasio Leverage, digunakan untuk mengukur seberapa jauh suatu aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

4. Rasio Profitabilitas, digunakan untuk mengukur produktif- itas atau efisiensi penggunaan aktiva perusahan dan hasi – hasil yang dicapai manajemen.

Tips Pembukuan

Teman-teman pelaku UMKM yang kami banggakan, ada be- berapa hal yang harus dipatuhi terkait aspek keuangan jika ingin melihat usaha anda semua maju dan berkembang, sehingga tar- get yang ditetapkan dapat dicapai.

1. Setiap transaksi harus mempunyai bukti berupa nota, kwi- tansi, faktur, atau semacamnya.

2. Catat setiap transaksi pada buku kas, buku pembelian, buku penjualan, buku persediaan (stock control), atau buku lain yang terkait transaksi.

3. Cocokkan antara saldo kas yang ada di dalam catatan den- gan saldo uang tunai di laci usaha anda. Jika hasilnya ber- beda atau terdapat selisih, berarti ada masalah yang timbul.

Segera lakukan pengecekan dan lakukan perbaikan

4. Jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan pen- catatan karena bisa jadi anda lupa untuk mencatatnya kemu- dian.

5. Pisahkan antara uang pribadi dengan uang usaha yang anda kelola.

6. Periksa catatan Anda setiap saat, setiap hari.

7. Agar tidak kehabisan modal, upayakan agar selalu ada uang tunai dalam usaha anda. Ini sangat penting, karena usaha anda membutuhkan uang tunai untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai dan membayar biaya-biaya per- baikan.

8. Ingat! Jangan pernah mencampur adukkan antara uang prib- adi dan uang usaha anda. Jika itu terjadi, anda akan lalai da- lam menggunakan uang tunai yang ada karena merasa bah- wa semuanya adalah milik anda pribadi.

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 164-178)