• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memaknai Pendampingan UMKM 27

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 35-38)

P

ertumbuhan UMKM yang semakin meningkat, ada beberapa hal yang dianggap masih menjadi kendala ataupun masalah yang dira- sakan oleh sebagian besar UMKM yang tersebar diseluruh daerah.

Beberapa bidang yang membutuhkan pendampingan dan penguatan di antaranya Tehnik Produksi, Manajemen Keuangan dan Pemasaran, sering menjadi keluhan mereka. Disinilah peran seorang pendamping sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi koperasi dan pelaku UMKM un- tuk menjadikan usaha mereka tumbuh dan berkembang dengan baik.

Berbagai macam bentuk layanan pendampingan yang diberikan ten- tunya harus berdasarkan kebutuhan masing-masing UMKM.

Mendampingi UMKM adalah pekerjaan yang membutuhkan tidak hanya fisik namun juga ketahanan mental. Kekuatan mental dibu- tuhkan untuk menghadapi semua bentuk tantangan dan kendala di lapangan. Karena setiap pelaku UMKM akan memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter inilah yang kemudian menjadikan seti- ap permasalahan akan berbeda sehingga penyelesaiannya pun akan berbeda. Jika kemudian pendamping tidak mampu menyikapi seti- ap perbedaan yang ada, besar kemungkinan kendala yang dihadapi oleh koperasi dan UMKM tidak dapat terselesaikan dengan baik.

Perbedaan karakteristik UMKM sangat dipengaruhi oleh budaya atau kultur wilayah dimana Kperasi dan UMKM berlokasi. Pendeka- tan yang digunakan ikut menentukan keberhasilan pendampingan

di lapangan. Salah satu yang penting dalam hal ini adalah peng- gunaan bahasa yang tepat dalam memberikan layanan konsultasi untuk membuat pelaku operasi dan UMKM cepat memahami infor- masi yang mereka terima. Untuk itu, sangat penting bagi seorang pendamping untuk memahami budaya dan karakteristik Koperasi dan UMKM dampingannya sebelum benar-benar turun menyele- saikan permasalahan yang ada.

Awal-awal menjadi pendamping memang bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan kepekaan yang kuat dalam proses pengenalan dengan kelompok dampingan. Pedoman teknik fasilitasi partisipa- tif pendampingan masyarakat (BAPPENAS, 2007) memperkenalkan cara mudah untuk melihat peran pendamping dalam kegiatan pem- belajaran masyarakat, yaitu dengan menggunakan jendela Johari, sebagaimana gambar selanjutnya.

Pendamping sebaiknya mendorong peserta untuk menggunakan komunikasi yang positif. Ini berarti menggunakan persepsi (terma- suk citra diri dan citra pihak lain), sikap dan pendapat (opini) secara positif. Berikut ini contoh-contohnya:

1. Jendela pertama (aku tahu, masyarakat tahu): fasilitator mengajak peserta mendialogkan sesuatu yang sama-sama diketahui, tetapi ternyata terdapat perbedaan pandangan dan pendapat terhadap topik tersebut. Fasilitator mendorong sikap positif terhadap perbedaan pendapat. Fasilitator men- gajak peserta saling memahami persepsi dan sikap orang lain.

2. Jendela kedua (aku tidak tahu, masyarakat tahu): fasilitator mendorong kepercayaan diri peserta bahwa pengetahuannya penting bagi orang lain (mengubah ‘citra diri’ sebagai petani yang bodoh karena tidak sekolah tinggi). Sebaliknya fasilitator perlu mengubah pandangan penyuluh yang beranggapan bah- wa teknologi lokal ketinggalan jaman (mengubah ‘citra terha- dap orang lain/petani’ sebagai tidak inovatif).

3. Jendela ketiga (aku tahu, masyarakat tidak tahu): fasilitator mendorong peserta menerima pendapatnya sebagai alternatif dari pendapatnya sendiri. Fasilitator mendorong peserta untuk memeriksa apakah pengetahuan baru perlu diterapkan atau ti- dak (butuh atau tidak).

4. Jendela keempat (aku dan masyarakat sama-sama tidak tahu): fasilitator mendorong pengembangan gagasan inovasi baru dan mencari sumber pengetahuan/informasi ‘luar’ secara selektif (diperiksa dahulu).

Pemberdayaan UMKM melalui pendampingan merupakan lang- kah strategis untuk memajukan Koperasi dan UMKM agar tumbuh dan berkembang secara matang. Munculnya berbagai permasala- han dalam mengelola sebuah usaha hendaknya dijadikan sarana pembelajaran untuk menemukan solusi terbaik. Tidak satupun Ko- perasi dan UMKM yang tidak mengalami kendala dalam pertumbu- hannya. Akan tetapi setiap kendala hendaknya dijadikan tantangan untuk melakukan perbaikan dalam semua aspek manajemen di da- lamnya. Maka untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:

1. Pemerintah hendaknya menyediakan tenaga pendamping yang handal yang memiliki kapasitas mampu menangani dan menyelesaikan setiap masalah yang muncul pada Koperasi dan UMKM, serta meningkatkan kapasitas pendamping Kopersi dan UMKM melalui perlatihan dan bimbingan berkesinambungan.

Karena seiring berjalannya waktu, akan semakin beragam pula tingkat kesulitan dan masalah yang akan dihadapi di lapangan.

2. Dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk menye- diakan program khusus pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan menyiapkan anggaran khusus untuk memajukan Kop- erasi dan UMKM, baik untuk UMKM itu sendiri, maupun untuk kesejahteraan pendampingnya.

3. Di setiap daerah, perlu kiranya disediakan sebuah wadah pe- layanan yang maksimal untuk membantu UMKM agar dapat berkembang lebih baik lagi. Sebuah wadah yang lebih dikenal dengan istilah Sentra Layanan UMKM, Klinik Bisnis dll sebagai

pusat konsultasi dan pendampingan UMKM, yang bertujuan untuk memfasilitasi UMKM yang mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya, juga sebagai pusat peningkatan kapasitas dan pemberdayaan UMKM secara terpadu.Pen- dampingan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberi- kan bimbingan dan konsultasi mencakup aspek-aspek usaha dan sumber permodalan dalam rangka menjalankan usaha.

Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan atau penguatan (empowerment) masyarakat, yang berarti mengembangkan kekua- tan, kemampuan (daya), dan potensi sumber daya masyarakat agar mampu membela dirinya, sehingga pada gilirannya masyarakat mampu menformulasikan secara mandiri kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring atas penyelenggaraan aktifitas ke- hidupan mereka. Dalam konteks ini tugas yang harus dijalankan oleh pendamping, menurut Mansour Fakih, adalah menciptakan aktifitas agar peserta atau subyek dampingan dapat terlibat langsung dalam proses pendidikan sekaligus terlibat dalam keseluruhan proses ke- giatan tersebut.

Dengan uraian terdahulu maka dapat dipahami pendampingan mengandung pengertian kesetaraan, kesejajaran, antara pendamp- ing dan yang didampingi. Hal ini mengandung implikasi adanya proses tawar menawar dan negosiasi dalam penentuan harga, take and give dalam pendapat, informasi dan pengalaman. Aspek men- dasar pendampingan dari sekedar sharing knowledge dan skills adalah ‘membangun kesadaran’ dan attitude untuk berubah menja- di lebih baik. Sehingga pendampingan pada dasarnya juga menga- jak kepada kebaikan, kemaslahatan dan juga dapat menjadi rahmat bagi lingkungan sekitar.

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 35-38)