• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pendamping 30

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 38-41)

pusat konsultasi dan pendampingan UMKM, yang bertujuan untuk memfasilitasi UMKM yang mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya, juga sebagai pusat peningkatan kapasitas dan pemberdayaan UMKM secara terpadu.Pen- dampingan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberi- kan bimbingan dan konsultasi mencakup aspek-aspek usaha dan sumber permodalan dalam rangka menjalankan usaha.

Tujuan pendampingan adalah pemberdayaan atau penguatan (empowerment) masyarakat, yang berarti mengembangkan kekua- tan, kemampuan (daya), dan potensi sumber daya masyarakat agar mampu membela dirinya, sehingga pada gilirannya masyarakat mampu menformulasikan secara mandiri kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring atas penyelenggaraan aktifitas ke- hidupan mereka. Dalam konteks ini tugas yang harus dijalankan oleh pendamping, menurut Mansour Fakih, adalah menciptakan aktifitas agar peserta atau subyek dampingan dapat terlibat langsung dalam proses pendidikan sekaligus terlibat dalam keseluruhan proses ke- giatan tersebut.

Dengan uraian terdahulu maka dapat dipahami pendampingan mengandung pengertian kesetaraan, kesejajaran, antara pendamp- ing dan yang didampingi. Hal ini mengandung implikasi adanya proses tawar menawar dan negosiasi dalam penentuan harga, take and give dalam pendapat, informasi dan pengalaman. Aspek men- dasar pendampingan dari sekedar sharing knowledge dan skills adalah ‘membangun kesadaran’ dan attitude untuk berubah menja- di lebih baik. Sehingga pendampingan pada dasarnya juga menga- jak kepada kebaikan, kemaslahatan dan juga dapat menjadi rahmat bagi lingkungan sekitar.

ya, sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala yang lebih besar (naik kelas atau scalling up). Pen- damping UMKM adalah Tenaga terlatih yang bertugas melakukan penguatan terhadap Pelaku UMKM dalam mengatasi permasala- hannya.

Secara umum mereka yang melakukan kegiatan pendampingan pada umumnya disebut “pendamping”. Jadi pendamping melaku- kan pendampingan dalam arti bahwa pendamping berada dalam pihak masyarakat, menemani, atau bermitra dengan masyarakat.

Adapun pengertian Pendamping diuraikan adalah:

a. Orang yang mendampingi (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:

234).

b. Pendamping adalah tenaga kerja sarjana yang berperan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator bagi kelompok usaha mas- yarakat dan pencari kerja (Pedoman Tenaga Kerjasama, 2013).

c. Seseorang atau sekelompok orang dalam wadah organisasi atau instansi yang terkait dengan pendampingan serta bergerak di bidang kehutanan dan melakukan pendampingan di tengah-ten- gah masyarakat (Permenhut Nomor: P.03/Menhut-V/2004).

d. Penyuluh lapangan, koperasi/LSM/Tenaga Kerja Sarjana Terdidik (TKST)/Tenaga Kerja Sosial yang bertugas sebagai pendamping yang bersifat teknis, penguatan kelembagaan dan usaha, yang ditunjuk oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk, yang memiliki pengetahuan dan keter- ampilan dalam bidang pembangunan usaha Hutan Tanaman Rakyat. (Permenhut Nomor: P.9/Menhut-II/2008).

Peran pendamping dikemukakan Sumodiningrat (2009:106) bah- wa para pendamping dalam melaksanakan tugasnya, memposisikan dirinya sebagai perencana, pembimbing, pemberi informasi, moti- vator, penghubung, fasilitator, dan evaluator, sekaligus peran teknis.

1. Sebagai Perencana/Konseptor, terlihat dalam berbagai aktivitas ilmiah dan kaji terap yang dihasilkan, menunjukkan kemampuan dalam mengaitkan konsep, teori dengan kebutuhan saat ini maupun untuk kebutuhan masa yang akan datang.

2. Sebagai Pembimbing, harus menyadarkan agar kelompok mam- pu memilih pemimpin mereka sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri, seperti melaksanakan pertemuan-pertemuan, melakukan pencatatan dan pelaporan, mengoperasikan tabun- gan dan kredit.

3. Sebagai Pemberi Informasi, pendamping dapat bertugas men- cari sumber-sumber, melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat, dan membangun

jaringan kerja.

4. Sebagai Motivator, baik kepada individu ataupun kelompok yang dimotivasi untuk terlibat dalam kegiatan peningkatan pendapatan dengan menggunakan sumber-sumber dan ke- mampuan-kemampuan mereka sendiri.

5. Sebagai Penghubung dimaksudkan agar pendamping menfasili- tasi kelompok menjalin hubungan relasi, bernegosiasi, berkomu- nikasi, memberi konsultasi, dan mencari sumber dana mengem- bangkan berbagai akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan masyarakat miskin.

6. Sebagai Fasilitator, bertujuan untuk membantu dampingan atau masyarakat agar mampu menangani tekanan situasional atau transisional yang terjadi di lingkungannya antara lain melalui pengidentifikasian dan mendorong kekuatan-kekuatan person- al dan asset-asset social.

7. Sebagai Evaluator tampak dalam kegiatan melakukan anali- sis dan evaluasi terhadap berbagai masalah sosial yang atau dampak upaya-upaya yang pernah dilakukan untuk melakukan penanggulangan masalah sosial.

8. Peran teknis, memberikan teknis aplikasi keterampilan yang ber- sifat praktissesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti;

melakukan analisis sosial dan mengelola dinamika kelompok, Pengorganisasian kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan peningkatan kemampuan para anggotan- ya membangun dan mempertahankan jaringan dengan berb- agai sistem sosial di sekitarnya.

Sementara menurut Bambang Ismawan, mengemukakan peran pendamping sebagai berikut: Pertama, fasilitator. Peran ini menun- juk pada teknis/keterampilan. Dengan kata lain, fungsi pendamping sebagai fasilitator adalah memperlancar proses interaksi di dalam kelompok maupun dipihak lain untuk memcapai kemajuan kelom- pok. Kedua, inspirator. Peran ini menunjuk pada segi pengetahuan.

Pendamping dapat membantu anggota-anggota kelompok mencari alternatif bagi kegiatan atau pemecahan baru yang berguna bagi pengembangan kelompok. Ketiga, motivator. Peran ini menunjuk pada aspek sikap; pendamping menumbuhkan motivasi tertentu anggotanya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan mereka. Cara-cara ini menumbuhkan sikap anggota dalam rang- ka pengembangan diri maupun usahanya dapat dibantu dengan media pelatihan dan keterampilan pendamping dalam menfasili- tasi dan berkonsultasi. Selain tiga peran pendamping sebagaimana disebutkan di atas, Edi Suharto menambahkan pendamping juga

berperan sebagai berikut:

1. Pendidik.

Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi ma- sukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan pen- galamanya serta bertukar gagasan dengan pengetahuan dan pengalaman masyarakat yang di dampinginya. Membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, menyelengga- rakan pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas yang berkaitan dengan peran pendidik.

2. Perwakilan masyarakat

Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi antara pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dami kepentingan masyarakat dampingannya. Pekerja sosial dapat bertugas mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.

3. Peran-peran teknis

Mengacu pada aplikasi ketrampilan yang bersifat praktis.

Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi manajer pe- rubahan yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mam- pu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai ketrampilan dasar.

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 38-41)