• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghitung Biaya, HPP dan BEP Usaha Kecil 141

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 149-154)

S

etiap bisnis memiliki biaya. Biaya adalah semua uang yang dikeluarkan untuk membuat dan menjual produk atau jasa Anda. Pembebanan biaya (Costing) adalah cara Anda meng- hitung total biaya dari membuat atau menjual sebuah produk, atau menyediakan jasa.

Biaya sebagai suatu pengorbanan atas sumber-sumber

ekonomi untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan ter- tentu yang bermanfaat pada saat ini atau pada masa yang akan datang (pendapatan).

• Menentukan biaya membantu bisnis Anda untuk:

• Menentukan harga;

• Menurunkan dan mengendalikan biaya;

• Membuat keputusan yang lebih baik mengenai bisnis;

• Merencanakan masa yang akan datang.

Tiap bisnis memiliki biaya yang berbeda. Namun semua bisnis memiliki dua jenis biaya:

1. Biaya langsung;

2. Biaya tidak langsung.

Biaya langsung adalah semua biaya yang secara langsung ter- kait dengan produk atau layanan yang dibuat atau dijual bisnis Anda. Biaya langsung biasa juga disebut biaya variable atau biaya tidak tetap. Biaya langsung akan berubah-ubah seiring dengan pe- rubahan kegiatan usaha, terutama kegiatan produksi. Ada dua jenis biaya langsung:

a. Biaya bahan langsung;

b. Biaya tenaga kerja langsung.

Biaya bahan langsung adalah semua uang yang dikeluarkan un- tuk komponen suku cadang atau bahan baku (bahan mentah) yang menjadi bagian, atau terkait langsung dengan produk atau jasa yang dibuat atau dijual. Untuk pedagang eceran atau grosiran biaya membeli barang untuk dijual kembali adalah biaya bahan langsung.

Untuk dihitung sebagai biaya bahan langsung, jumlah bahan ha- ruslah mudah untuk dihitung, dan biaya bahan haruslah cukup be- sar untuk menambahkan biaya bahan langsung total.

Biaya tenaga kerja langsung adalah semua uang yang dikeluar- kan bisnis Anda untuk upah, gaji dan tunjangan untuk orang yang secara langsung terlibat dalam produksi barang atau jasa Anda.

Waktu yang dihabiskan untuk membuat produk haruslah mudah untuk dihitung dan biaya tenaga kerja langsung haruslah cukup be- sar untuk menambahkan biaya tenaga kerja langsung total.

Pedagang eceran dan grosiran tidak memiliki pegawai yang bekerja langsung membuat produk, sehingga mereka tidak memili- ki biaya tenaga kerja langsung apapun. Untuk pedagang eceran dan grosiran, semua gaji dan upah adalah biaya tidak langsung.

Biaya tidak langsung adalah semua biaya lain yang Anda keluarkan untuk menjalankan bisnis Anda, misalnya biaya sewa, bunga dan listrik. Biaya tidak langsung biasanya tidak terkait

langsung dengan satu produk atau jasa tertentu. Biaya tidak langsung kadangkala disebut sebagai biaya tetap (fixed cost), yakni merujuk kepada biaya operasional atau pengeluaran.

Anda harus memahami jenis biaya yang berbeda-beda untuk dapat menghitung biaya total untuk produk atau jasa apapun yang dibuat atau dijual bisnis Anda:

HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) Pengertian Harga Pokok Produksi

Yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa atau harga perolehan dari barang yang diproduksi.

Ada dua manfaat dari menghitung harga pokok produksi:

1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.

2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan yang be- rupa neraca. Harta dalam neraca yang berupa persediaan pro- duk jadi harus dinilai, diberi harga. Dengan pemberian harga tersebut dapat diketahui kekayaan perusahaan. Penilaian atau pemberian harga tersebut informasinya dari harga pokok.

4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan. Misalnya dalam ka- sus akan memberi potongan harga pada saat menjual secara besar-besaran.Dalam pengambilan kebijakan ini jangan sam- pai harga yang ditentukan berada di bawah harga pokok.

5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini dapat dilaku- kan dengan membandingkan perkiraan penentuan harga pokok sebelum proses produksi dikaksanakan dengan per- hitungan harga pokok setelah proses produksi dikerjakan.

Tujuan perhitungan harga pokok tersebut di atas tidak dapat terpisah satu dengan yang lain. Masing-masing tujuan saling terkait. HPP merupakan faktor penting yang mem- pengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. HPP member- ikan informasi batas bawah suatu harga penjualan yang harus ditentukan.

Jika perusahaan salah menentukan HPP maka akan berdampak pada penentuan harga jual. Harga jual yang kurang tepat akan berdampak pada laporan rugi laba

dan mengakibatkan kerugian yang terus menerus atau perusahaan tidak dapat berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penghitungan HPP dan laba yang diharapkan sehingga akan memperoleh harga jual yang tepat bagi perusahaan.

Menghitung Harga Pokok Produksi

Untuk dapat menghitung HPP produk, anda harus yakin bahwa semua biaya telah dimasukkan terutama yang berkaitan den- gan kegiatan produksi atau pengolahan bahan baku. Jenis bi- aya yang paling utama harus dimasukkan adalah biaya bahan langsung (baha baku) dan biaya tenaga kerja langsung dan bi- aya lain yang berkaitan langsung dengan kegitan produksi (bi- aya overhead pabrik).

Ada beberapa cara menghitung HPP produk sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan. Tetapi untuk usaha mikro dan kecil, HPP biasanya dihitung secara sederhana dengan memasukkan semua unsur biaya, kemudian dibagi dengan jumlah produksi.

Berikut contoh hitungan HPP usaha kelompok Telur Asin:

Biaya langsung (Variable Cost)

Struktur biaya Satuan Jumlah Fisik

Biaya satuan (Rp)

Total Biaya Bahan Bahan / Pengasin

a. Harga beli telur butir 1500 1,000 1.500.000

b. Tanah liat kg 450 250 112.500

c. Garam liter 150 400 60.000

Bahan Pembantu

a. Gas tabung 1 17,000 17.000

b. Sabun bungkus 3 3,000 9.000

c. Pengemas plastik unit 250 900 225.000

Tenaga Kerja Langsung a. Penyiapan Bahan +

pengasinan Orang 2 50,000 100.000

c. Pencucian Orang 2 50,000 100.000

d. Perebusan + pengemas Orang 2 75,000 150.000 Total Keseluruhan Biaya Langsung (Rp) Rp. 2.273.500

a. Biaya Tidak Langsung (Fixed Cost)

• Air dan Listrik Rp. 60.000,-

• Penyusutan peralatan Rp. 150.000,-

• Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. 300.000,- Total Biaya Tidak Langsung : Rp. 510.000,-

Total Biaya = Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung = Rp. 2,273,500 + Rp. 510.000

= Rp. 2,783,500

Jumlah Telur yang dihasilkan : 1,500 butir HPP = Total Biaya : Hasil produksi

` = Rp. 2,783,500 : 1,500 = Rp. 1,856 per butir Jika harga jual Telur Asin di pasaran : Rp. 2.500 per butir, Maka keuntungan per butir (margin) adalah: Rp. 2,500 – 1,856 = Rp. 644,- per butir

Dengan penjualan 1,500 butir, total keuuntungannya adalah : 1,500 X Rp.644 = Rp.966,000,-

Analisa BEP

Break Event Point (BEP) sering juga disebut titik impas, yaitu titik dimana bisnis belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi. Atau BEP merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume aktivitas.

Masalah BEP biasanya baru akan muncul dalam bisnis apa- bila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan penjual- annya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap.

Perhitungan BEP pada usaha mikro dan kecil (UMKM), ma- sih bisa dengan menggunakan metode yang sangat sederha- na, dimana keseluruhan modal (biaya) dibagi dengan keun- tungan per unit produk (margin). Margin diperoleh dari Harga jual per unit dikurangi HPP per unit.

Ada dua jenis BEP, yaitu BEP volume produksi dan BEP har- ga produksi. Kita kembali pada contoh kasus diatas, dimana usaha Telur Asin mendapatkan margin (keuntungan per unit) sebesar Rp. 644 per unit (butir). Dengan total biaya sebesar Rp. 2.783.500,- maka BEP usaha Telur Asin adalah:

Modal (Biaya keseluruhan) BEP Volume produksi = --- Harga Jual per unit

Rp. 2,783,500,-

= --- = 1.113 unit (butir) Rp. 2,500

Artinya, titik impas atau titik balik modal usaha Telur Asin su- dah tercapai pada tingkat volume produksi sebanyak 1.113 butir per untuk sekali produksi dengan harga jual Rp 2.500,- per butir.

Modal (Biaya keseluruhan) BEP harga produksi = --- Jumlah produksi

Rp. 2.783.500

= --- = Rp. 1.856 per butir 1.500 butir

Artinya, titik balik modal atau titik impas tercapai bila harga Telur Asin yang diperoleh dijual dengan harga Rp 1.856 per butir dengan jumlah 1500 butir per sekali produksi.

Dalam dokumen Pendampingan UMKM Naik Kelas (Halaman 149-154)