• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aparatur Sipil Negara (ASN)

Dalam dokumen BUKU MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK ERA40 uo. (Halaman 79-84)

Bab 5 Core Values dan Employer Branding ASN

5.2 Aparatur Sipil Negara (ASN)

Sumber daya manusia (SDM), adalah aset yang berharga dalam peningkatan dan pengembangan suatu organisasi, perusahaan, atau instansi pemerintahan.

SDM yang kompeten dapat mendorong kemajuan suatu organisasi, sehingga organisasi tersebut dapat terus berkembang dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta keberhasilan. Setiap pegawai memiliki latar belakang pendidikan, usia, serta pemikiran yang berbeda-beda, jika perbedaan tersenut dapat disatukan maka akan menjadi kekuatan yang sangat besar.

Mengembangkan sumber daya manusia (SDM) bertujuan untuk mempersiapkan kompetensi yang diharapkan bagi perubahan posisi atau jabatan pada jangka panjang sebagai bentuk antisipasi jika ada kemungkinan perubahan dalam masyarakat atau lingkungan lembaga yang bersangkutan.

Mengembangkan SDM merupakan faktor penentu dalam keunggulan kompetitif yang berkaitan dengan kebutuhan organisasi akan pegawai yang memiliki potensi yang tinggi. SDM yang berkualitas baik harus dimiliki oleh setiap organisasi, baik swasta maupun pemerintah. SDM dalam pemerintahan ialah Aparatur Sipil Negara.

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK/P3K). ASN merupakan profesi yang sangat diminati oleh masyarakat, hal ini terbukti dari tingginya angka peserta yang mendaftar pada saat pembukaan penerimaan ASN diberbagai instansi dan daerah. Animo masyarakat yang luar biasa terhadap profesi jni menjadikan ASN sebagai profesi idaman. Tidak mudah untuk menjadi seorang ASN, banyaknya pesaing dan test dengan tingkat kesulitan tinggi menjadikan seleksi ASN sebagai bagian dalam perekrutan SDM yang kompeten.

Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya pemerintah dalam menyelenggarakan pembangunan.

Oleh karenanya tidak bisa dipungkiri bahwa faktor manusia menjadi hal penting yang harus diperhatikan di dalam pemerintahan. Kualitas sumber daya manusia menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan bahwa peran ASN adalah sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan

nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Tugas ASN sesuai dengan undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan 3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

ASN adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan juga abdi masyarakat yang setia dan taat kepada segala peraturan perundang-undangan serta kode etik yang melekat dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. ASN diberikan tugas-tugas sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsinya masing-masing untuk membantu penyelenggaraan pemerintahan dan melayani masyarakat. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat setiap ASN harus mampu mengutamakan kepentingan negara dan juga masyarakat di atas kepentingan pribadinya. ASN memiliki tanggung jawab penuh dalam meberikan pelayanan sebaik-baiknya untuk masyarakat.

5.2.1 ASN dan Pelayanan Publik

Kata pelayanan tidak asing lagi bagi para ASN, karena pada hakikatnya tugas utama seorang ASN adalah melayani bangsa, negara, dan masyarakat. pada dasarnya terdapat dua istilah dalam pelayanan, yaitu pelayanan dan melayani.

Pelayanan merupakan usaha untuk melayani segala kebutuhan dari masyarakat, sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan a=apa yang diperlukan oleh masyarakat.

Wasistiono mendefinisikan bahwa pelayanan merupakan pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat (Mursyidah dan Choiriyah, 2020).

Batinggi (2005), menyebutkan bahwa pelayanan umum lahir dikarenakan adanya kepentingan umum. Pelayanan umum bukan merupakan tujuan melainkan proses untuk mencapai sasaran tertentu yang telah ditetapkan.

Pelayanan terdiri dari empat faktor yaitu: 1) sistem, prosedur, dan metode, 2) personel, terutama ditekankan pada perilaku aparatur, 3) sarana dan prasarana, dan 4) masyarakat sebagai pelanggan. Pelayanan publik diartikan sebagai

pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuaidengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik menegaskan pedoman umum tentang pelayanan publik, di antaranya sebagai berikut:

1. Pelayanan Publik sebagai segala kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang–undangan;

2. Penyelenggara pelayanan publik adalah Instansi Pemerintah;

3. Instansi Pemerintah yaitu sebutan kolektif meliputi satuan kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun daerah termasuk Badan Usaha Milik Daerah;

4. Unit penyelenggara pelayanan publik yaitu unit kerja pada instansi pemerintah yang secara langsung memberikan pelayanan kepada penerima pelayanan publik;

5. Pemberi pelayanan publik yaitu pejabat/pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

6. Penerima pelayanan publik merupakan orang, masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah.

Pada dasarnya terdapat tiga bentuk layanan yang dapat diberikan oleh para ASN, yaitu:

1. Layanan lisan

Layanan secara lisan dilakukan oleh pegawai yang ada di bidang hubungan masyarakat, bidang informasi dan bidang lainnya yang mempunyai tugas untuk memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapa saja yang membutuhkan pelayanan. Agar layanan secara lisan dapat berhasil sesuai dengan harapan maka terdapat

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemberi. Contoh layanan lisan, antara lain: Memahami masalah-masalah yang terdapat di bidangnya, 2) Memberikan penjelasan yang diperlukan secara lancar, benar, singkat dan jelas, Bersikap sopan dan ramah, Disiplin.

2. Layanan tulisan

Layanan dengan tulisan adalah bentuk layanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya secara jumlah tetapi dalam pelayanannya juga. Layanan dengan tulisan cukup efisien khususnya bagi layanan yang diberikan jarak jauh dikarenakan faktor biaya.

Layanan dengan tulisan dibagi ke dalam dua bagian yaitu: Layanan yang berupa petunjuk informasi dan Layanan yang berupa dokumen tertulis atas permohonan, keluhan, pemberian, laporan, dan pemberitahuan.

3. Layanan perbuatan

Layanan dalam bentuk perbuatan biasanya terkombinasi dengan layanan secara lisan. Hal ini dikarenakan hubungan lisan yang paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan namun focus lebih pada perbuatan yang ditunggu oleh orang yang berkepentingan.

Tujuan utamanya yaitu mendapatkan layanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan bukan hanya sekedar penjelasan dan/atau kesanggupan secara lisan.

Dwiyanto (2005), menyatakan bahwa pelayanan publik merupakan produk birokrasipublik yang diterima oleh warga pengguna maupun masyarakat secara luas, karena itu pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian akivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna. Pengguna yang dimaksud disini adalah warga negara yang membutuhkan pelayanan publik seperti pembuatan kartu tanda penduduk, akta kelahiran, akta nikah, akta kematian, sertifikat tanah, izin usaha, izin mendirikan bangunan (IMB), izin gangguan (HO), izin pengambilan air bawah tanah, listrik dan sebagainya.

5.2.2 Asas Pelayanan

Tamrin (2013), menjelaskan bahwa pelayanan publik pada dasarnya bertujuan untuk memuaskan masyarakat. Selain itu, untuk memberikan standar

pelayanan publik bagi masyarakat, terutama untuk meningkatkan kualitas masyarakat, sebenarnya telah dikeluarkan Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara 63 tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Keputusan Mentri tersebut juga mengandung asas-asas pelayanan publik yang baik, yang selanjutnya dapat dilihat dan dirinci sebagai berikut:

1. Transparansi

Asas ini menghendaki ada nya sifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas

Asas ini menghendaki bahwa dalam pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. Kondisional

Asas ini dimaksudkan dalam pelayanan public harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengann tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif

Asas ini diharapkan agar dapat mendukung/mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan public dengan memperhatikan aspirasi, kenutuhan dan harapan masyarakat;

5. Kesamaan Hak

Asas ini menghendaki adanya perlakuan yang tidak deskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi;

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Asas ini menghendaki adanya keseimbangan antara Hak dan Kewajiban dari masyarakat dan pemerintah bahwa pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masingmasing pihak.

Asas pelayanan publik yang wajib untuk dipenuhi dalam proses pelayanan publik yaitu harus memiliki prinsip pelayanan dan asas transparansi,

kondisional, akuntabilitas, partisipatif, hak, keamanan, keseimbangan hak dan kewajiban. Asas tersebut diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat atas pelayanan. Hakikat pelayanan publik yaitu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat, maka dari itu asas-asas untuk mengembangkan kinerja aparatur pelayanan publik senantiasa menyangkut tiga pokok pelayanan publik yakni: unsur kelembagaan penyelenggaraan pelayanan, proses pelayanan, serta sumber daya manusia pemberi layanan.

Dalam dokumen BUKU MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK ERA40 uo. (Halaman 79-84)