• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Strategi Pelayanan Publik Berbasis E-Gov

Dalam dokumen BUKU MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK ERA40 uo. (Halaman 152-157)

Bab 10 Strategi Penerapan Pelayanan Publik Berbasis E-Gov

10.3 Implementasi Strategi Pelayanan Publik Berbasis E-Gov

4. Transformasi, yaitu dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat secara terintegrasi

10.3 Implementasi Strategi Pelayanan

SDM yang mumpuni. (3) Infrastruktur dan ketersediaan media akses yang memadai. (4) Pembentukan karakter dan etos kerja yang baik bagi SDM aparatur pemerintahan. (5) Merubah mindset aparatur menjadi disruptive mindset aparatur di Indonesia. (6) Revolusi industri 4.0 berbasis revolusi moral. (7) Menciptakan Entrepreneurial Leadership yang handal. (8) Diperkuatnya pendidikan agama (Wirawan, 2020).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yeni Denisa Lestari, dkk (2019), bahwa layanan aspirasi masyarakat Kabupaten Magelang didasarkan atas Peraturan Bupati No. 37 Tahun 2014 tentang pedoman pengelolaan informasi dan dokumentasi di lingkungan pemerintah Kabupaten Magelang dan dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Magelang.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) aspek dalam pengembangan e-government melalui Layanan Aspirasi Masyarakat di Diskominfo Kabupaten Magelang, yaitu:

1. Publish (komunikasi satu arah), dalam hal ini Layanan Aspirasi Masyarakat dapat diakses oleh seluruh masyarakat di mana informasi yang dapat diakses adalah seluruh aspirasi masyarakat beserta tanggapannya dari SKPD terkait. Diskominfo Kabupaten Magelang belum pernah melakukan sosialisasi secara langsung mengenai layanan tersebut, masyarakat mengetahui adanya layanan tersebut di antaranya dari website resmi Kabupaten Magelang dan Diskominfo Kabupaten Magelang, masyarakat lainnya, maupun mencari tahu sendiri dengan browsing. Namun, layanan tersebut dinilai kurang maksimal karena masih mengalami permasalahan seperti belum dilaksanakannya sosialisasi secara merata dan berkelanjutan dikarenakan anggaran yang terbatas.

2. Interact (komunikasi dua arah), dalam hal ini sudah tersedia media pendukung interaksi antara pemerintah dengan masyarakat. Namun media seperti komputer dan jaringan yang ada di Diskominfo Kabupaten Magelang sering mengalami kendala. Sedangkan untuk tanggapan yang diberikan atas aspirasi masyarakat dinilai dari sisi kecepatan, ketepatan dan kepuasan masyarakat. Ketiganya memiliki perbedaan tergantung pada masing-masing SKPD, karena antara SKPD yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda dalam

memberikan tanggapan kepada masyarakat. Selanjutnya, penindaklanjutan aspirasi seperti pembuatan kebijakan baru, perubahan kebijakan dan sebagainya juga merupakan kewenangan tiap SKPD dan publikasi tindak lanjut tersebut biasanya terdapat di masing-masing website SKPD, bukan dalam website Layanan Aspirasi Masyarakat.

3. Transact (transaksi), dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Magelang membebaskan biaya kepada masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya melalui Layanan Aspirasi Masyarakat, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik bahwa untuk mendapatkan pelayanan publik, masyarakat dibebankan biaya seminimal mungkin

Hal yang sama juga penelitian yang dilakukan oleh Andre Gioh (2020), bahwa implementasi e-government berperan dalam mewujudkan good governance pada pemerintah kabupaten Minahasa menyimpulkan bahwa:

1. Pelayanan public e-government tidak hanya memberikan pelayanan public tetapi juga membangun hubungan antara pemerintah dan masyarakat, keberhasilan pemerintah dalam menarik perhatian masyarakat akan produk maupun jasa yang ditawarkan oleh pemerintah dilihat dari seberapa besar partisipasi masyarakat dalam menggunakan layanan informasi publik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang terjadi pada masyarakat dalam memanfaatkan layanan informasi publik baik secara elektronik maupun manual, meskipun di dalam pelayanan publik e-government ini seharusnya segala kegiatan pelayanan oleh pemerintah telah dilakukan secara elektronik namun kedudukan antara pemerintah layanan informasi publik berbasis elektronik dan secara manual,

2. E-government merupakan bentuk penerapan pelayanan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan publik dengan berbasis teknologi dan komunikasi,pengelolaan data yang cepat dan informasi yang tepat,e- government diperlukan untuk efisiensi,efektivitas transparansi dan akuntabilitas,pengemplementasi di instansi-instansi, pemerintah dimulai sejak dikeluarkan kebijakan pada tahun 2001 melalui

instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang telematika yang menyatakan bahwa aparatur pemerintah harus menggunakan teknologi teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi.

3. Selanjutnya dikeluarkannya instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang kebijakan dan strategi Nasional, pengembangan e- government yang merupakan bukti nyata pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui e-government.

4. Pada tahap planning atau perencanaan di dalam penerapan e- government Kabupaten Minahasa perencanaan berbentuk rencana induk penyelenggaraan e-government yang selaras dengan rencana pembangunan daerah rencana induk penyelenggaraan e-government disusun oleh perangkat daerah yang melindungi urusan pemerintah dibidang komunikasi dan informatika dan ditetapkan dengan keputusan keputusan tersebut.

Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Joko Tri Nugraha (2018), hasil temuan di lapangan menunjukkan empat aspek yang menjadi kunci sukses pengembangan e-government, antara lain:

1. Kesepakatan bersama untuk menerapkan e-government.

Pemahaman informan mengenai konsep e-government sudah cukup baik. Mereka meyakini bahwa penerapan e-government dalam pelayanan publik akan menjadi lebih efektif dan efisien. Tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Sleman selaku pihak yang memiliki inisiatif mengimplementasikan e-government ialah harus tetap dapat meyakinkan mereka yang tidak bisa atau tidak berminat untuk mempergunakan berbagai fasilitas teknologi informasi.

2. Dialokasikannya berbagai sumber daya (manusia, finansial, tenaga, waktu, informasi).

Kesungguhan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mengembangkan e-government dapat dilihat dari beberapa fitur layanan yang sudah mulai dikembangkan berbasis digital, meski belum menjangkau semua pelayanan. Keterbatasan SDM dengan background IT disiasati

pihak Pemkab dengan melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan literacy para pegawainya.

3. Dibangunnya berbagai infrastruktur dan super struktur pendukung agar tercipta lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan e- government.

Hasil wawancara di lapangan meski tidak secara khusus dianggarkan di masing-masing OPD, tetapi ada kemauan dari pimpinan OPD untuk memasukkan anggaran pengembangan IT dan pemeliharaan maintenance. Pengembangan infrastruktur dilakukan bekerjasama dengan pihak ketiga.

4. Disosialisasikannya konsep e-government secara merata, konsisten dan menyeluruh.

Hasil di lapangan menunjukkan informan menyatakan setuju Pemkab Sleman telah mensosialisasikan penerapan e-government dalam pelayanan publik. Ada usaha nyata dari pemkab untuk merubah layanan menjadi layanan yang responsif dari hari ke hari. Masyarakat tidak perlu tahu apa yang terjadi di belakang semua itu (back office), namun yang perlu mereka ketahui adalah kinerja pemerintah terlihat meningkat dan hal ini terjadi sejak program e-government di Pemkab Sleman dicanangkan yang konvensional

Dalam dokumen BUKU MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK ERA40 uo. (Halaman 152-157)