• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOAKTIF RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

Dalam dokumen Prosiding (Halaman 79-85)

69

KOMPARASI METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN METODE EKSTRAKSI

70

sekunder yang mempunyai efek fisiologis dalam tubuh yang berpengaruh positif terhadap Kesehatan (Sari, dkk. 2016) dan kecantikan kulit (Ginanjar, dkk. 2020). Senyawa-senyawa yang terkandung seperti flavonoid, saponin,terpenoid, fenol dan alkaloid (Mayore, dkk. 2018) .

Pencarian senyawa bioaktif rumput laut dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi adalah suatu proses penarikan senyawa dari tumbuhan atau hewan yang dapat larut dalam pelarut cair.

Jenis senyawa yang terekstraksi sangat tergantung kandungan senyawa bahan ekstrak dan jenis kepolaran dari pelarut. Maserasi adalah salah satu metode ekstraksi yang sering digunakan untuk mendapatkan senyawa bioaktif pada rumput laut. Metode ini membutuhkan waktu yang lama, menggunakan alat yang sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi.

Metode ekstraksi yang sering digunakan selain maserasi adalah metode sonikasi. Sonikasi adalah metode ektraksi berbantu gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi diatas pendengaran manusia (≥ 20 kHz). Metode ekstraksi ini menggunakan waktu yang relatif singkat. prinsip kerja dari sonikasi adalah dinding sel dari bahan dipecahkan dengan getaran ultrasonik sehingga kandungan yang ada di dalamnya dapat keluar dengan mudah ( Mason, 1990 dalam Sholihah, dkk. 2014) sehingga proses menarikan senyawa bioaktif pada tanaman dapat berlangsung lebih cepat.

Penelitian ini bertujuan membandingkan metode ekstraksi maserasi dengan metode gelombang ultrasonik untuk mendapatkan metode ekstraksi yang menghasilkan rendemen yang tinggi.

METODE

Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Nutrisi Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental skala laboratorium menggunakan 3 kali ulangan masing-masing metode, sehingga diperoleh 6 unit percobaan.

Perhitungan rendemen total menggunakan persamaan berikut:

Berat ekstrak kering

% rendemen = X 100%

Berat sampel awal

Bahan yang digunakan adalah rumput laut K. alvarezii yang diperoleh di perairan desa Mandalle kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkajene Kepulauan, pelarut metanol, kertas saring whatman

71

no.42, aluminium foil, gas nirogen dan aquades. Alat yang digunakan Sonikator (Branson 1510), oven, rotary evaporator, mixer, tabung reaksi (pyrex), gelas beaker (pyrex) dan timbangan analitik.

Prosedur penelitian Preparasi Sampel

Sampel rumput laut K. alvarezii yang diambil dari laut dicuci dia air tawar mengalir untuk menghilangkan kotoran dan garam-garam yang menempel, setelah bersih kemudian ditiriskan, lalu dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 40OC, setelah kering diblender hingga berbentuk serbuk.

Ekstraksi

Ekstraksi Gelombang Ultrasonik

Serbuk rumput laut ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan kedalam gelas beaker dan ditambahkan pelarut methanol sebanyak 100 ml (perbandingan 1:4), sampel yang akan diekstrak dengan ultrasonic ditutup dengan almunium foil , kemudian disonikasi selama 3 jam dengan suhu 50O C lalu disaring dengan menggunakan pompa vakum, filtrat yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental, kemudian disemprot dengan gas nitrogen untuk menguapkan sisa-sisa pelarut yang masih tertinggal.

Ekstrat yang diperoleh kemudian ditimbang.

Ekstraksi Maserasi

Serbuk rumput laut ditimbang sebanyak 25 gram dan dimasukkan kedalam gelas beaker dan ditambahkan pelarut methanol sebanyak 100 ml (perbandingan 1:4), sampel yang akan di aduk dengan mikser selama 3 jam untuk meningkatkan kontak antara sampel dengan pelarut, lalu disaring dengan menggunakan pompa vakum, filtrat yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrat kental, kemudian disemprot dengan gas nitrogen untuk menguapkan sisa-sisa pelarut yang masih tertinggal. Ekstrat yang diperoleh kemudian ditimbang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode ekstraksi maserasi memerlukan waktu yang lama, semakin lama waktu ekstraksi maka semakin banyak pula bioaktif yang didapatkan, namun semakin banyak waktu yang digunakan maka biaya akan juga meningkat. Prinsip kerja metode ekstraksi adalah pelarut akan masuk ke dalam sel bahan melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi

72

akan terdesak keluar dan diganti oleh pelaut dengan konsentrasi rendah biasa (proses difusi).

Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

Metode gelombang ultrasonik memerlukan waktu yang sedikit dengan hasil yang tinggi.

Prinsip kerja dari sonikasi adalah dinding sel dari bahan dipecahkan dengan getaran ultrasonik sehingga kandungan yang ada di dalamnya dapat keluar dengan mudah.

Hasil yang diperoleh dari proses ekstraksi metode maserasi dan ultrasonografi yang menggunakan pelarut methanol dengan perbandingan antara serbuk kering rumput laut K.

alvarezii dengan pelarut adalah 1:4, yang diekstraksi selama 3 (tiga) jam, rendemen tertinggi diperoleh dari metode ekstraksi maserasi yaitu sebesar 53,4 % sedangkan metode gelombang ultrasonik hanya menghasil rendemen sebesar 3,64 %. Rendemen hasil ekstrak rumput laut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Rendemen Hasil Ekstrak K. alvarezii Metode Ekstraksi Berat serbuk yang

diekstrak (g)

Berat Ekstrak yang dihasilkan (g)

Nilai rendemen (%)

Maserasi 25 0,5347 0,0214

Ultra Sonikasi 25 0,0364 0,0015

Namun jika diamati secara visual tekstur ekstrak K. alvarezii pada penelitian ini maka ekstrak yang diperoleh pada metode gelombang ultrasonik berupa bubuk halus sedangkan pada ekstrak metode maserasi selain berupa bubuk masih terdapat serat halus (campuran antara bubuk dan serat halus). Ada dua faktor yang menyebabkan hasil ektrak metode maserasi masih mengandung serat halus, pertama waktu yang digunakan untuk ekstraksi sedikit, sehingga bubuk rumput laut tidak autolysis dengan sempurna. Faktor kedua adalah suhu, peningkatan kecepatan reaksi dan hasil ekstrak diperngaruhi oleh suhu.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Evania (2019) yang melakukan studi literatur berbagai metode ekstraksi oleoresin pada biji pala, lada, dan jahe. Berdasarkan hasil review dari keempat metode ekstraksi yaitu maserasi, sokhlet ultrasonik dan cairaran super kritis maka ultrasonik memberikan efisiensi waktu dan rendemen yang tinggi pada semua jenis bahan, jika dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya pada bahan jahe, ekstraksi oleoresin berlangsung optimum menggunakan metode ultrasonik dengan suhu 42°C dan pelarut etanol selama 79 menit. Pada bahan biji lada, ekstraksi oleoresin berlangsung optimum menggunakan metode ultrasonik dengan suhu 55°C dan pelarut etanol selama 60 menit. Pada bahan biji pala,

73

ekstraksi oleoresin berlangsung optimum menggunakan metode ultrasonik dengan suhu 35°C dan pelarut etanol selama 30 menit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dari metode ekstraksi adalah jenis pelarut yang digunakan, ukuran partikel, temperatur, dan waktu ekstraksi. Ukuran partikel yang lebih kecil akan memperbesar luas permukaan kontak antara partikel dengan pelarut, sehingga akan memperbesar laju perpindahan bioaktif, selain itu juga akan memperkecil jarak difusi. Kelarutan suatu bahan yang akan di ekstrak akan bertambah jika suhunya juga semakin tinggi dan akan memperbesar difusi sehingga naiknya suhu akan menaikkan kecepatan ekstraksi. Tetapi suhu tidak boleh terlalu tinggi karena akan menyebabkan rumput laut rusak.

Penelitian yang dilakukan oleh Sayuti (2017) yang melihat pengaruh perbedaan metode ekstraksi, bagian dan jenis pelarut terhadap rendemen dan aktifitas antioksidan bambu laut (Isis hippuris) memperoleh hasil rendemen tertinggi pada ekstrak dengan pelarut metanol metode ekstraksi maserasi.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawansyah dkk. (2018) yang membandingkan metode ekstrak maserasi dan sonikasi dengan pelarut etanol terhadap kadar kurkumin pada temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rendemen tertinggi dihasil oleh metode sonikasi kandungan curcumin 1.138% sedangkan pada metode maserasi kandungan curcumin 0.7%.

KESIMPULAN

- Rendemen tertinggi diperoleh dari metode ekstraksi maserasi yaitu sebesar 53,47 % sedangkan metode gelombang ultrasonik menghasil rendemen sebesar 3,64 %.

- Kemungkinan tingginya hasil ekstrak pada metode maserasi disebabkan ektrak masih bercampur dengan serat halus (bubuk rumput laut tidak autolysis dengan sempurna) sehingga menambah berat ekstrak, maka perlu dilakukan penelitian untuk mempurifikasi kandungan bioaktif lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Evania dan Maria K. 2019. Studi Literatur Berbagai Metode Ekstraksi Oleoresin Pada Biji Pala, Lada, Dan Jahe. Tesis, Fakultas Teknologi Agrikultur Jurusan Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Mayore S., Damongilala L.J., Mewengkang H.W., Salindeho N., Sanger G., Makapedua D.M.

2018. Analisis Uji Fitokima Dan Uji Total Kapang Pada Rumput Laut Kering Euchema denticulatum Dan Kappaphycus alvarezii. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol.6 No.3.

74

Pratama G., Novshally A., Apriandi A., Suhandana M., Ilhamdy A.F. 2020. Evaluasi of Body Lotion dari Rumput Laut Kappaphycus alvaresi dan Bengkoang (Pachyrizus erosus). Fishery and Marine Journal Vol.10 No.1.

Sari D.K., Lestari R.D., Kustiningsih I. 2016. Pengaruh Ekstraksi Berbantu gelombang Ultrasonik dan Variasi Pengeringan terhadap Sintesis Nanoperak. Jurnal Teknika Vol.12 No.3.

Sayuti M. 2017. Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi, Bagian Dan Jenis Pelarut Terhadap Rendemen Dan Aktifitas Antioksidan Bambu Laut ( Isis hippuris). Technology Science and Engineering Journal Vol.1 No.3.

Setiawansyah A., Sellyma Y.W., Turisia N.A., Rosnani, Aprianti Y. 2018. Optimasi Metode Dan Pelarut Ekstraksi Terhadap Kadar Kurkumin Pada Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza).

Program Studi Farmasi fakultas Kedokteran. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan.

Sholehah M., Ahmad U., Budiastra I.W. 2017. Aplikasi Gelombang Ultrasonik untuk Meningkatkan Rendemen Ekstraksi dan Efektivitas Antioksi dan Kulit Manggis, Jurnal Keteknikan Pertanian.

75

MORFOLOGI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Dalam dokumen Prosiding (Halaman 79-85)