• Tidak ada hasil yang ditemukan

MORPHOLOGY OF NILE TILAPIA (Oreochromis niloticus) FROM MASCULINIZATION USING HORMONES

Dalam dokumen Prosiding (Halaman 85-90)

75

MORFOLOGI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

76

(PDh:PTT) 0.09 - 0.14 respectively. Whereas, the range of tilapia morphological ratios without hormone application had a ratio (TL: PTT) 0.19-0.22 (PMu: PTT) 0.08-0.12 (PHi: PTT) 0.06-0.07 (PRh: PTT) 0,06-0.08 (PDh: PTT) 0.09-0.16. Generally, the morphological ratio of the head of tilapia resulting from the application of methyl testosterone and natural hormone of bull testicles tends to be greater than without the application of hormones.

Keywords: Natural hormones, Nile tilapia, morphology, cow testicles

PENDAHULUAN

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas penting perikanan air tawar yang telah lama diintroduksi oleh masyarakat Indonesia. Ikan nila memiliki keunggulan, diantaranya mudah berkembangbiak, pertumbuhan cepat, toleran terhadap kondisi lingkungan dan mudah dibudidayakan (Shalaby et al., 2007; Bombata & Somatun, 2008). Sifat ikan nila yang mudah berkembangbiak berdampak pada alokasi penggunaan energi, dimana energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan dialihkan ke reproduksi, sehingga pertumbuhannya menjadi lambat. Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan upaya budidaya monoseks, dengan aplikasi sex reversal atau pembalikan sifat kelamin dengan menggunakan hormon, diantaranya penggunaan hormon berbahan alami. Diharapkan dengan penggunaan hormon tersebut, tidak menimbulkan dampak negatif terhadap morfologi ikan nila. Oleh karena itu diperlukan informasi karakter morfologi ikan nila yang dihasilkan, dengan aplikasi bahan alami testis sapi pada penerapan sex reversal.

Metode pengukuran morfologi memiliki keunggulan, diantaranya: sifat-sifatnya dapat langsung dilihat, mudah dilakukan dan tanpa fasilitas yang rumit. Beberapa penelitian evaluasi karakter morfologi pada ikan air tawar, diantaranya Muhotimah dkk. (2013) pada ikan nila, Ayuningtyas, dkk. (2015) pada ikan nila dan Ayyubi, dkk. (2018) pada ikan tawes. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasio morfologi bagian kepala ikan nila (Oreochromis niloticus) hasil jantanisasi menggunakan hormon

METODE

Evaluasi terhadap 5 karakter morfologi yang mengacu pada penelitian Ariyanto (2003) yaitu: tinggi leher (TL), panjang muka (PMu), panjang hidung (PHi), panjang rahang (PRh) dan panjang dahi (PDh). Pengukuran dilakukan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm.

Sampel ikan diletakkan di atas kertas tahan air dengan posisi kepala di sebelah kiri. Pengukuran dilakukan pada 135 ekor ikan nila hasil aplikasi bahan alami testis sapi, 45 ekor ikan nila hasil aplikasi hormon methyl testosterone dan 45 ekor ikan nila tanpa aplikasi hormon. Analisis

77

dilakukan secara deskriptif dengan mengevaluasi rasio 5 karakter morfologi tersebut terhadap panjang total tubuh (PTT) ikan nila.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran pada 5 karakter morfologi pada bagian kepala ikan nila dengan aplikasi bahan alami testis sapi, hormon methyl testosterone dan tanpa aplikasi hormon. Penggunaan metode morfometrik didasarkan pada keunggulan metode tersebut dimana mampu menggambarkan lebih akurat indeks panjang tubuh, lebar tubuh dan tinggi tubuh sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antarspesies, mendeskripsikan pola keragaman morfologis antarpopulasi atau spesies serta mengklasifikasikan dan menduga hubungan filogenik (Haryono, 2001).

Rerata hasil pengukuran kisaran rasio karakter morfologi ikan nila aplikasi bahan alami testis sapi tertera pada Tabel 1. Kisaran nilai minimal–maksimal rerata rasio karakter PRh : PTT adalah 0.04; PMu : PTT dan PHi : PTT adalah 0.05; sedangkan kisaran rasio PDh : PTT dan TL : PTT hampir sama, yaitu masing-masing 0.1 dan 0.09. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat variasi ukuran pada karakter PDh dan TL, dibanding karakter lainnya (PRh, PMu dan Phi).

Tabel 1. Rasio Karakter Morfologi Ikan Nila Hasil aplikasi Bahan Alami Testis Sapi Rasio Karakter

Morfologi

Kisaran Rerata Ulangan

Minimal Maximal

I II III

TL : PTT 0.19 – 0.26 0.17 – 0.20 0.19 0.17 0.26

PMu : PTT 0.10 – 0.12 0.07 – 0.11 0.08 – 0.11 0.07 0.12 PHi : PTT 0.06 – 0.08 0.05 – 0.08 0.07 – 0.10 0.05 0.10 PRh : PTT 0.06 – 0.10 0.08 – 0.10 0.08 0.06 0.10 PDh : PTT 0.10 – 0.16 0.09 – 0.17 0.07 – 0.10 0.07 0.17

Kisaran rasio karakter morfologi ikan nila hasil aplikasi hormon methyl testosterone tertera pada Tabel 2. Kisaran rasio dari 5 karakter morfologi yang dievaluasi berkisar 0.05 – 0.07.

Kondisi ini menunjukkan bahwa ikan nilai hasil aplikasi hormon methyl testosterone memiliki variasi ukuran yang cenderung tidak berbeda jauh.

Tabel 2. Rasio Karakter Morfologi Ikan Nila Hasil Aplikasi Hormon Methyl Testosterone Rasio Karakter

Morfologi

Rerata Ulangan

Minimal Maximal

I II III

TL : PTT 0.22 0.25 0.19 0.19 0.25

PMu : PTT 0.11 0.15 0.10 0.10 0.15

PHi : PTT 0.07 0.13 0.08 0.07 0.13

PRh : PTT 0.08 0.14 0.07 0.07 0.14

PDh : PTT 0.10 0.14 0.09 0.09 0.14

78

Sedangkan ikan nila tanpa aplikasi hormon menunjukkan nila rasio karakter sebagaimana pada Tabel 3. Kisaran nilai minimal – maksimal rerata rasio karakter morfologi berkisar 0.01 – 0.07. Karakter morfologi PHi cenderung seragam, sedangkan karakter PRh, TL dan PMu variasinya cenderung rendah bahkan lebih rendah dibanding kedua perlakuan yang menggunakan hormon dan bahan alami testis sapi. Karakter PDh merupakan karakter dengan kisaran nilai tertinggi.

Tabel 3. Rasio Karakter Morfologi Ikan Nila Hasil Tanpa Aplikasi Hormon Rasio Karakter

Morfologi

Rerata Ulangan

Minimal Maximal

I II III

TL : PTT 0.21 0.19 0.22 0.19 0.22

PMu : PTT 0.12 0.08 0.12 0.08 0.12

PHi : PTT 0.07 0.06 0.07 0.06 0.07

PRh : PTT 0.08 0.06 0.08 0.06 0.08

PDh : PTT 0.12 0.09 0.16 0.09 0.16

Rerata perbandingan karakter morfologi terhadap panjang total menunjukkan adanya variasi. Kisaran rerata karakter PDh : PTT dan TL : PTT pada aplikasi bahan alami testis sapi (Tabel 1) tertinggi dibanding rasio karakter lainnya. Begitupula nilai pada nilai maksimal, tertinggi ditemui pada kedua karakter tersebut. Kondisi ini menunjukkan karakter PDh dan TL merupakan karakter dengan nilai tertinggi dan variatif.

Nilai maximal rasio karakter PMu : PTT; PHi : PTT dan PRh : PTT, tertinggi ditemui pada aplikasi hormon methyl testosterone, begitupula dengan nilai minimalnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan ikan nila aplikasi hormon methyl testosterone memiliki ukuran yang lebih besar dibanding kedua kelompok ikan nila lainnya.

Nilai rerata rasio karakter morfologi menunjukkan ikan nila hasil aplikasi bahan alami testis sapi memiliki kisaran rasio morfologi yang lebih besar dibanding dengan aplikasi hormon methyl testosterone dan tanpa aplikasi hormon.

KESIMPULAN

Secara umum rasio morfologi bagian kepala ikan nila hasil aplikasi hormon methyl testosterone dan bahan alami testis sapi, cenderung lebih besar dibanding tanpa aplikasi hormon

.

79 UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada DRPM Kemenristek Dikti atas dukungan pembiayaan pada penelitian ini melalui skema Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT), berdasarkan No. Kontrak 009/PL.22.7.1/SP.PG/2019.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto D. 2003. Analisis keragaman genetik tiga strain ikan nila dan satu strain ikan mujair berdasarkan karakter morfologinya. Zuriat 14 (1): 1 – 6.

Ayuningtyas S.Q, Zairin Junior M, Soelistyowati DT. 2015. Alih kelamin jantan ikan nila menggunakan 17α-metiltestosteron melalui pakan dan peningkatan suhu. Sex reversal of red tilapia using 17α-methyltestosterone-enriched feed and increased temperature. Jurnal Akuakultur Indonesia 14 (2): 159 – 163.

Ayyubi H., Budiharjo A., Sugiyarto. 2018. Karakteristik morfologis populasi ikan tawes Barbonymus gonionotus (Bleeker, 1849) dari lokasi perairan berbeda di Provinsi Jawa Tengah. [Morphological characteristics of silver barb fish population Barbonymus gonionotus (Bleeker, 1849) from different waters locations in Central Java Province]. Jurnal Iktiologi Indonesia 19(1): 65 – 78 DOI: https://doi.org/10.32491/jii.v19i1.378

Bombata H.A.F., Somatun A.O. 2008. The effect of lyophilized goat testes meal as first feed on the growth of “wesafu”: an ecotype cichlid of epe-lagoon, in Lagos State, Negeria. Pakistan Journal of Nutrition 7(5): 686 – 688.

Haryono. 2001. Variasi morfologi dan morfometri ikan dokun (Puntius lateristriga) di Sumatera.

Jurnal Biota 6(3): 109-116.

Muhotimah, Triyatmo B., Priyono S.B., Kuswoyo T. 2013. Analisis morfometrik dan meristik nila (Oreochromis sp.) strain larasati F5 dan tetuanya. morphometric and meristic analysis of tilapia (Oreochromis sp.) strain larasati F5 and parents. Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XV (1): 42-53.

Shalaby A.M.E., Ashraf A.R., Yassir A.E.K. 2007. Sex reversal of nile tilapia fry using different doses of 17α- metyltestosteron at different dietary protein levels. Central Laboratory for Aquaculture Research, Abbassa, Abo-Hammad, Sharkia Governorate, Egypt.

80

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN GILL NET DASAR DENGAN

Dalam dokumen Prosiding (Halaman 85-90)