• Tidak ada hasil yang ditemukan

EXTRACT TO THE LATENCY TIME OF CARF (Cyprinus carpio, L.) Dahlia

Dalam dokumen Prosiding (Halaman 47-53)

37

EFEKTIFITAS sGNRHa+DOMPERIDON DAN EKSTRAK KELENJAR HIPOFISA

38 PENDAHULUAN

Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan. Dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, ikan mas memiliki beberapa keunggulan, yaitu pertumbuhan yang cepat, mudah dipelihara, mengandung nilai gizi yang baik serta nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ketersediaan benih berkualitas dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan merupakan faktor mutlak yang sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan mas. Hal tersebut dapat terpenuhi melalui pembenihan secara terkontrol yaitu dengan melakukan pemijahan buatan (induced breeding) yang diikuti dengan pembuahan buatan (artificial fertilization).

Pemijahan ikan dapat dipercepat dengan cara memanipulasi kondisi yang ada, misalnya dengan memberikan ransangan menggunakan hormon sGnRHa atau ekstrak kelenjar hipofisa yang disuntikkan pada tubuh ikan (Woynarovich and Horvarth, 1981), yang sudah matang gonad untuk mempercepat proses pemijahan sehingga dapat dihasilkan benih ikan mas yang baik dimana jumlah, mutu dan waktu penyediaannya dapat diatur sesuai yang diinginkan (Djarijah, 2001).

Salmon Gonadotropin Releasing Hormone Analogue (sGnRHa) merupakan salah satu jenis hormon yang berfungsi merangsang dan memacu hormon gonadotropin pada tubuh ikan sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan. Hormon ini dilengkapi dengan antidopamin yaitu domperidone yang dapat berfungsi memblok aksi dopamine yang ada dalam tubuh ikan, sehingga sangat efektif dalam memacu proses pematangan gonad, dan dapat memberikan daya rangsang yang lebih tinggi, menghasilkan telur dengan kualitas yang baik, menghasilkan masa laten pemijahan yang relatif singkat, serta dapat menekan angka mortalitas (Sukendi, 1995).

Demikian halnya dengan ekstrak kelenjar hipofisa, juga dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan karena adanya hormon gonadotropin yang terkandung di dalamnya.

Setiap jenis hormon memiliki efektifitas yang berbeda dalam menstimulasi pemijahan, sehingga perlu penelitian untuk melihat efektifitas kerja sGnRHa+Domperidon dan ekstrak kelenjar hipofisa terhadap masa laten pemijahan ikan mas (C. carpio, L.).

METODE

Persiapan Ikan Uji.

Ikan uji yang digunakan adalah induk ikan mas yang telah matang gonad sebanyak 15 pasang (15 ekor jantan dan 15 ekor betina), berumur kurang lebih 1 tahun, dengan kisaran bobot jantan dan betina adalah 800-1000 gram per individu. Sebelum digunakan induk ikan tersebut ditampung dalam bak pemberokan selama 1 hari secara terpisah antara jantan dan betina.

Ekstrak Kelenjar Hipofisa (EKH)

Ekstrak kelenjar hipofisa yang digunakan diekstrak dari kelenjar hipofisa ikan donor (ikan mas) dengan perbandingan antara ikan donor dan ikan resipien adalah 2 : 1.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 3 perlakuan dengan masing-masing 5 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah:

Perlakuan A : Injeksi sGnRHa+Domperidon 0,5 ml per kg berat badan induk Perlakuan B : Injeksi Ekstrak Kelenjar Hipofisa (ikan donor : ikan resipien = 2 : 1 ) Perlakuan C : Tanpa injeksi (kontrol)

39 Prosedur Penelitian

Ikan uji diinjeksi berdasarkan perlakuan, lalu dimasukkan ke dalam masing-masing bak pemijahan yang telah disiapkan. Masa laten pemijahan ikan mas dihitung berdasarkan selisih waktu antara penyuntikan dengan terjadinya pemijahan.

Analisis Data

Data masa laten pemijahan yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis ragam dengan program SPSS, dan dilanjutkan dengan uji BNT.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa laten pemijahan tercepat didapatkan pada perlakuan A dengan rata-rata sebesar 7,9 jam (Tabel 1).

Tabel 1. Masa Laten Pemijahan Ikan Mas pada Masing-masing Perlakuan.

Ulangan Perlakuan (menit)

A B C

1 2 3 4 5

8,5 7,0 7,0 9,0 8,0

10,0 12,5 10,0 11,0 12,5

13,0 13,5 14,0 14,5 10,0

Jumlah 39,5 57,0 63,5

Rata-rata 7,9a 11,4b 12,7b

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa injeksi sGnRHa+Domperidon dan Ekstrak Kelenjar Hipofisa berpengaruh terhadap masa laten pemijahan ikan mas. Hasil analisis uji Beda Nyata Terkecil (BNT) menunjukkan adanya perbedaan di antara perlakuan. Perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B dan C, sedangkan perlakuan B tidak berbeda nyata dengan perlakuan C (kontrol).

40

Efek injeksi sGnRHa+Domperidon dalam mempercepat masa laten pemijahan ikan mas seperti diilustrasikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Efek Injeksi sGnRHa+Domperidon dan Ekstrak Kelenjar Hipofisa dalam Reproduksi Ikan (dimodifikasi dari Dahlia, 2005).

Stimulasi dari lingkungan berupa cahaya, musim, parameter kualitas air dan pakan diterima oleh organ sensor ikan dalam hal ini mata, hidung dan kulit. Kemudian diteruskan ke sistem saraf pusat, untuk diolah dan diterjemahkan. Hasil terjemahan disampaikan ke hypothalamus, sehingga dihasilkan Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang berfungsi menstimulasi kelenjar hipofisa untuk menghasilkan Gonadotropin Hormon (GtH). Selanjutnya GtH akan menstimulasi proses perkembangan gonad. Hypothalamus, selain memproduksi GnRH juga memproduksi dopamine yang dapat menghambat proses perkembangan gonad pada ikan.

Injeksi sGnRHa+Domperidon dapat menambah konsentrasi GnRH yang diproduksi oleh hypothalamus secara alami dalam tubuh ikan. Dengan adanya Domperidon yang terkandung

LINGKUNGAN

(Cahaya, musim, kualitas air, makanan, dll)

ORGAN SENSORI (Mata, hidung, kulit)

SISTEM SARAF PUSAT

VITELOGENIN KELENJAR HIPOFISIS

GtH

HYPOTHALAMUS GnRH, Dopamin

GONAD Estradiol-17β

OVULASI

PEMIJAHAN

HATI sGnRHa+Domperidon

EKSTRAK KELENJAR HIPOFISA f

e e d b a c k

41

dalam sGnRHa, maka akan memblok aksi dopamine yang diproduksi oleh hypothalamus, sehingga tidak ada lagi yang menghambat proses perkembangan gonad.

Sebagaimana halnya dengan injeksi sGnRHa+Domperidon, injeksi ekstrak kelenjar hipofisa juga dapat menstimulasi pemijahan pada ikan. Dengan GtH yang dikandungnya, akan menambah konsentrasi GtH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa secara alami dalam tubuh ikan, dan selanjutnya akan menstimulasi proses perkembangan gonad. Perbedaannya hanya pada kandungan domperidone yang hanya terdapat pada sGnRHa, sementara ekstrak kelenjar hipofisa tidak mengandung domperidone yang dapat menghambat aksi dopamine yang ada dalam tubuh ikan, sehingga efektifitasnya terhadap masa laten pemijahan lebih lama dibandingkan dengan sGnRHa.

Gonad ikan akan berkembang dengan adanya hormon gonadotropin (GtH) dari hipofisis.

Sebagai respon awal oleh adanya GtH, maka gonad akan menghasilkan estradiol-17β yang lebih banyak. Hormon estradiol-17β dari gonad ini diperlukan oleh sel hati untuk mensintesis dan mensekresikan vitellogenin untuk perkembangan oosit dalam gonad itu sendiri, sehingga pada saat tersebut kadar estradiol-17β dalam darah akan meningkat (Dahlia, 2005).

Sebagian dari hormon estradiol-17β kembali ke hormon tropik untuk melakukan umpan balik terhadap hipotalamus untuk memproduksi GnRH dan hipofisis untuk memproduksi GtH.

Setelah matang gonad dan siap melakukan ovulasi dan pemijahan, hormon estradiol-17β melakukan umpan balik ke hormon tropik untuk menghentikan produksi GnRH dan GtH.

KESIMPULAN

1. Masa laten pemijahan ikan mas yang diinjeksi sGnRHa+Domperidon lebih singkat dibandingkaan dengan injeksi ekstrak kelenjar hipofisa.

2. Injeksi sGnRHa+Domperidon lebih efektif dalam menstimulasi pemijahan ikan mas dibandingkan injeksi ekstrak kelenjar hipofisa.

DAFTAR PUSTAKA

Dahlia. 2005. Pengaruh Pigmen dalam Pakan Terhadap Kualitas Warna Juvenil Koi (Cyprinus carpio, L.) yang Dihasilkan dari Interaksi Organ Sensori Betina dengan Stimulasi Jantan.

Disertasi. Program Pascasarjana. Universitas Hasanuddin.

Djarijah. 2001. Pembenihan Ikan Mas. Penerbit Kanisius Yogyakarta. III. hal.

Effendie M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Nusatama. Bogor.

Efrizal. 1995. Pengaruh penyuntikan 17α- hidroksi Progesteron dan hCG terhadap ovulasi dan kualitas telur ikan lelel dumbo (Clarias gariepinus). Tesis Pascasarjana IPB. 73 hal.

Fujaya. Y. 2004. Fisiologi Ikan. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta. 179 Halama

Lam T.J. 1985. Induced Spawning in Fish. In C. S. Lee and I. C. Liao (Eds). Reproduction and Culture at Milkfish the Oceanic Institute, Hawai.

Murtidjo B.A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Peter R.E., Lin H.R., Kraak C.V.D. 1988. Induceed Ovulation and Spawning of Cultured Freshwater Fish in China : Advenches in Aplication of GnRH Analogue and Dopamine antagonis. Aquaculture 74 : 1– 10.

42

Steel R.G.D., Torrie J.H 1991. Prinsip Dasar dan Prosedur Statistika. PT. Gramedia.

Jakarta.

Sukendi. 1995. Pengaruh Kombinasi Penyuntikan Ovaprim dan Prostaglandin F2α Terhadap Daya rangsang Ovulasi dan Kualitas Telur Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus Burcheel), Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Woynarovich E., Horvarth. 1981. The Artificial Propagation of Warm Water Finfishes A Manual For Extension. FAO Fisheries Technical Paper No. 201. FIR/T 201.

43

PEMANFAATAN PAKAN ALAMI NON EKONOMIS UNTUK MENINGKATKAN

Dalam dokumen Prosiding (Halaman 47-53)