• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bukhari (1066) meriwayarkan dari Imran bin Hushain W,, dia

Dalam dokumen BUKU FIKIH ISLAM LENGKAP (Halaman 104-110)

HALA' 6@

2. Bukhari (1066) meriwayarkan dari Imran bin Hushain W,, dia

berkata, "Saya terkena ambiyen. Kemudian saya bertanya kepada Nabi

ffi

dan beliau menjawab, 'shalatlah dengan berdiri. Jika engkau tidakmampu, maka duduklah. Jika engkau tidakmampu, makaberbaring miringlah (ditopang oleh sisi badan)."'

Nasa'i menambahkan, "Jika engbau tidak mampu, maka menelentanglah.

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya."

(Kif@ ah Al-Akhy dr : 1 / 13 5)

t. Dalil rukun-rukun

yang telah diseburkan

tadi -yaitu niat, berdiri jika

mampu,

takbiratul

Ihram, membaca surat Al-Fatihah diawali dengan membaca bismilldhir rahmdnir rahtm,

ruku', thuma'ninah

dalam ruku',

i'tidal,

thuma'ninah dalam

i'tidal,

sujud, thuma'ninah

t

tr2t Ct

k#* * d&di .

\U ,4#;

. ssF " -"ffi

Effiffiv

,w:

tt

1dq: lr'*

Y.iA *E ! @:A-..:;i.{*"

Rukun Shalat

ci;-r.iJl C. ll-4Jl3 ,a*Jl

:

t-5, ;p a+G ;)LrJl Jt^fJ[J

;,-T

fi.rl i/*rl .irl ,'*-+J

c4.41J1

o*\j) cpl;Yl 6#iJ

a4i^"Ljr, Jt-r;r,Yt.9 glts cqi a;-j'r^,hlt, 7f )tS ,W

JfJa=--Jl "x ,-f]4\S ,4 +4'U.tJt, :y,a*Jl1 c4

ule ;)\*Jl ) (4 lfjijl1 ,n-!1 ,-f-JJ;\) (4t' q't^,U.lt,

eJ?\ a.,y ,Ji!l i^-l*Jl: cry *).*b nl ,& ,,gJl

.oLirf: t" .,L ,tt.fritr 4ts co)\*Jl ;r

Rukun shalat ada delapan belas, yaitu:

')..

Niat.

2. Berdirijika

mampu.

3.

Takbiratul lhram.

4. Membaca surat Al-Fatihah diawali dengan

membaca bismill6hir rohmdnir rahim.

5.

Ruku'.

6.

Thuma'ninah dalam ruku'.

7. l'tidal.

8.

Thuma'ninah dalam

i'tidal.

9.

Sujud.

-@

o

FTKIH ISLAM TENGKAP

A

KrrAB SHALAT

eI3I6

10. Thuma'ninah dalam sujud.

1-1. Duduk di antara dua sujud.

12.Thuma'ninah ketika duduk di antara dua sujud.

13. Duduk terakhir.

1"4. Tasyahhud dalam duduk tera khir.

15. Membaca shalawat dan salam kepada Nabi

ffi.

16. Salam pertama.

l-7. Berniat selesai dari shalat.

1-8. Mengerjakan rukun secara

tertib

sesuai dengan yang kami sebutkan tadi.

Penjelasan:

l.

Dasar wajibnya

niat

adalah firman

Allah w,

Padahal mereka tidqk disuruh kecuali supay a meny embah Allah dengan memurnikan ketaatan k epada-Ny a. (Al-Bayyinah [9 8] : 5)

Demikian j u ga hadits, " S e sungguhny a amalan itu s e suai dengan niatny a. "

2. Bukhari (1066)

meriwayarkan

dari Imran bin Hushain W,, dia

berkata, "Saya terkena ambiyen. Kemudian saya bertanya kepada Nabi

ffi

dan beliau menjawab, 'shalatlah dengan berdiri. Jika engkau tidakmampu, maka duduklah. Jika engkau tidakmampu, makaberbaring miringlah (ditopang oleh sisi badan)."'

Nasa'i menambahkan, "Jika engbau tidak mampu, maka menelentanglah.

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya."

(Kif@ ah Al-Akhy dr : 1 / 13 5)

t. Dalil rukun-rukun

yang telah diseburkan

tadi -yaitu niat, berdiri jika

mampu,

takbiratul

Ihram, membaca surat Al-Fatihah diawali dengan membaca bismilldhir rahmdnir rahtm,

ruku', thuma'ninah

dalam ruku',

i'tidal,

thuma'ninah dalam

i'tidal,

sujud, thuma'ninah

t

tr2t Ct

dalam sujud,

duduk di

antara dua sujud, dan

thuma'ninah

ketika

duduk di antara dua sujud- ditunjukkan oleh hadits

yang diriwayatkan

Bukhari (724)

dan

Muslim (397)

dari

Abu

Hurairah wY;bahwaNabi

ffi

memasuki masjid. Kemudian masuklah seorang

laki-laki dan mengerjakan shalat. Setelah dia datang

dan mengucapkan salam kepada

Nabi ffi,

beliau menjawab salamnya dan berkata, "Kembalilah dan kerjakanlah shalat kareno engkau belum shalat." Kemudian orang

itu

mengerjakan shalat. Setelah

itu,

dia datang lagi dan mengucapkan salam. Nabi

ffi

berkata, "Kembalilah

dan kerjakanlah shalat karena

engkau

belum shalat." Beliau

mengucapkannya sebanyak tiga

kali.

Kemudian orang

itu

berkata,

"Demi Dzat

yang

mengutusmu

dengan kebenaran! Saya

tidak mengetahui

yang

lainnya. Ajarilah aku!" Beliau

bersabda, "Jika engkau hendak mengerjahan, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah bacaan

Al-Qur'an

yang mudah bagimu. Kemudian

ruku'lah

sampai engkau thuma' ninah dalqm ruhu' . Kemudian naihlah sampai engkau berdiri lurus.

Kemudian sujudlah sampai engkau thuma'ninah dalam sujud. Kemudian bangkitlah sampai thuma'ninah dalam duduk. Kemudian sujudlah sampai engkau thuma'ninah dalam sujud. Kemudian lakukanlah itu dalam semua

shalatmu."

Para ulama menamakan hadits

ini

"hadits tentang orang yang

buruk

shalatnya."

Maksud "engkau belum shalat" adalah shalat yang diperintahkan.

Maksud kalimat,

"Saya

tidak

mengetahui yang

lainnya",

adalah

"Saya

tidak

mengetahui selain tata cara yang telah saya lakukan."

"Bacalah bacaan

Al-Qur'an

yang mudah bagimu."

Ibnu Hibban (aSa) meriwayatkan, "Kemudian bacalah Ummul Qur'an."

Yaitu, surat Al-Fatihah. Hal itu ditunjukkan oleh hadits

yang diriwayatkan oleh

Bukhari (723)

dan

Muslim

(394),

.7f'

Tidak dianggap shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.

Adapun yang menunjukkan bahwa basmalah adalah salah satu ayat

dari

surat

Al-Fatihah

dan setiap surat

lainnya

adalah hadits yang

-!sb a-

o

FIKIH

ISLAM TENGKAP

,-O-.

KrrAB

SHALA' el8lb

4.

diriwayatkan oleh

Muslm

(400) dari

Anas

@b, dia berkata, "Suaru

hari

Rasulullah

ffi

bersama

kami.

Ketika

itu,

beliau

tidur

ringan.

Kemudian beliau mengangkat kepalanya dengan rersenyum, maka kami bertanya,'Apayang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Baru saja

diturunkan

kepadaku sebuah surat.' Kemudian beliau membaca,

';'rni -t$;i *:li e*li

4,i

*,

Dengan menyebut nama

Allah

Yang Maha

errgorih lagi

Maha Penyayang. Sesungguhnya

Kami

telah memberimu nihmdt yang banyak.

Rasulullah

g;

menganggapnya salah satu ayat dari surat tersebut.

"Kemudian naiklah sampai engkau berdiri lurus", artinya thuma'ninah

dalam

berdiri,

sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh

Ibnu

Hibban.

"Dalam semua shalatmu", artinya dalam setiap rekaat shalatmu.

Dalil rukun duduk terakhir

adalah hadits yang diriwayarkan oleh

Bukhari (794)

dari

Abu

Humaid

As-Sa'idy

iqp2 tenrang gambaran

shalat Rasulullah g!, 'Jika duduk

pada

rekaat terakhir,

beliau mengedepankan

kaki kirinya

dan menegakkan

kaki lainnya

serta duduk

di

atas pantatnya."

Sebab, posisi

ini

adalah tempat mengucapkan sesuaru yang wajib, sebagaimana akan dijelaskan, maka hukumnya pun

wajib,

seperri

berdiri untuk

membaca Al-Fatihah.

Dasar wajibnya tasyahhud dalam duduk terakhir adalah hadits yang

diriwayatkan oleh Bukhari (5806), Muslim (402), dan

selain keduanya dari Ibnu Mas'ud l$P,, dia berkata: Jika mengerjakan shalat bersama Nabi

g,

maka kami mengucapkan

-dalam

riwayatBaihaqi

(2/138)

dan

Daruquthni (1/350):

"Sebelum diwajibkan tasyahhud kepada

kami, kami mengucapkan"-,

"Keselamatan

untuk Allah

sebelum para hamba-Nya. Keselamaran unruk

Jibril.

Keselamaran

untuk Mikail.

Keselamatan

unruk

Fulan. " Thtkala Nabi

ffi

selesai,

beliau menghadapkan wajahnya

kepada

kami

seraya berkata,

5.

dalam sujud,

duduk di

antara dua sujud, dan

thuma'ninah

ketika

duduk di antara dua sujud- ditunjukkan oleh hadits

yang diriwayatkan

Bukhari (724)

dan

Muslim (397)

dari

Abu

Hurairah wY;bahwaNabi

ffi

memasuki masjid. Kemudian masuklah seorang

laki-laki dan mengerjakan shalat. Setelah dia datang

dan mengucapkan salam kepada

Nabi ffi,

beliau menjawab salamnya dan berkata, "Kembalilah dan kerjakanlah shalat kareno engkau belum shalat." Kemudian orang

itu

mengerjakan shalat. Setelah

itu,

dia datang lagi dan mengucapkan salam. Nabi

ffi

berkata, "Kembalilah

dan kerjakanlah shalat karena

engkau

belum shalat." Beliau

mengucapkannya sebanyak tiga

kali.

Kemudian orang

itu

berkata,

"Demi Dzat

yang

mengutusmu

dengan kebenaran! Saya

tidak mengetahui

yang

lainnya. Ajarilah aku!" Beliau

bersabda, "Jika engkau hendak mengerjahan, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah bacaan

Al-Qur'an

yang mudah bagimu. Kemudian

ruku'lah

sampai engkau thuma' ninah dalqm ruhu' . Kemudian naihlah sampai engkau berdiri lurus.

Kemudian sujudlah sampai engkau thuma'ninah dalam sujud. Kemudian bangkitlah sampai thuma'ninah dalam duduk. Kemudian sujudlah sampai engkau thuma'ninah dalam sujud. Kemudian lakukanlah itu dalam semua

shalatmu."

Para ulama menamakan hadits

ini

"hadits tentang orang yang

buruk

shalatnya."

Maksud "engkau belum shalat" adalah shalat yang diperintahkan.

Maksud kalimat,

"Saya

tidak

mengetahui yang

lainnya",

adalah

"Saya

tidak

mengetahui selain tata cara yang telah saya lakukan."

"Bacalah bacaan

Al-Qur'an

yang mudah bagimu."

Ibnu Hibban (aSa) meriwayatkan, "Kemudian bacalah Ummul Qur'an."

Yaitu, surat Al-Fatihah. Hal itu ditunjukkan oleh hadits

yang diriwayatkan oleh

Bukhari (723)

dan

Muslim

(394),

.7f'

Tidak dianggap shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.

Adapun yang menunjukkan bahwa basmalah adalah salah satu ayat

dari

surat

Al-Fatihah

dan setiap surat

lainnya

adalah hadits yang

-!sb a-

o

FIKIH

ISLAM TENGKAP

,-O-.

KrrAB

SHALA' el8lb

4.

diriwayatkan oleh

Muslm

(400) dari

Anas

@b, dia berkata, "Suaru

hari

Rasulullah

ffi

bersama

kami.

Ketika

itu,

beliau

tidur

ringan.

Kemudian beliau mengangkat kepalanya dengan rersenyum, maka kami bertanya,'Apayang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Baru saja

diturunkan

kepadaku sebuah surat.' Kemudian beliau membaca,

';'rni -t$;i *:li e*li

4,i

*,

Dengan menyebut nama

Allah

Yang Maha

errgorih lagi

Maha Penyayang. Sesungguhnya

Kami

telah memberimu nihmdt yang banyak.

Rasulullah

g;

menganggapnya salah satu ayat dari surat tersebut.

"Kemudian naiklah sampai engkau berdiri lurus", artinya thuma'ninah

dalam

berdiri,

sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh

Ibnu

Hibban.

"Dalam semua shalatmu", artinya dalam setiap rekaat shalatmu.

Dalil rukun duduk terakhir

adalah hadits yang diriwayarkan oleh

Bukhari (794)

dari

Abu

Humaid

As-Sa'idy

iqp2 tenrang gambaran

shalat Rasulullah g!, 'Jika duduk

pada

rekaat terakhir,

beliau mengedepankan

kaki kirinya

dan menegakkan

kaki lainnya

serta duduk

di

atas pantatnya."

Sebab, posisi

ini

adalah tempat mengucapkan sesuaru yang wajib, sebagaimana akan dijelaskan, maka hukumnya pun

wajib,

seperri

berdiri untuk

membaca Al-Fatihah.

Dasar wajibnya tasyahhud dalam duduk terakhir adalah hadits yang

diriwayatkan oleh Bukhari (5806), Muslim (402), dan

selain keduanya dari Ibnu Mas'ud l$P,, dia berkata: Jika mengerjakan shalat bersama Nabi

g,

maka kami mengucapkan

-dalam

riwayatBaihaqi

(2/138)

dan

Daruquthni (1/350):

"Sebelum diwajibkan tasyahhud kepada

kami, kami mengucapkan"-,

"Keselamatan

untuk Allah

sebelum para hamba-Nya. Keselamaran unruk

Jibril.

Keselamaran

untuk Mikail.

Keselamatan

unruk

Fulan. " Thtkala Nabi

ffi

selesai,

beliau menghadapkan wajahnya

kepada

kami

seraya berkata,

5.

" sesungguhnya Allah adalah As-Saldm. Jika salah seorang di antara kalian duduk dalam shalatnya, maka ucapkanlah,

1Li

1t1..."

'Allah

adalah As-Saldm", maksudnya salah satu nama

Allah

uE.

Menurut sebuah pendapat, maknanya adalah keselamatan-Nya dari aib dan kefanaan yang menimpa makhluk.

Tentang redaksi tasyahhud ada berbagai

riwayat dan

semuanya benar. Redaksi yang sempurna dan utama

menurut Imam

Syaf

i

.,:,y" adalah

hadits yang diriwayatkan oleh Muslim (403)

dan

selainnya dari Ibnu Abbas Na, dia berkata, "Rasulullah ffi

mengajarkan tasyahhud, sebagaimana

beliau

mengajarkan kami surat

Al-Qur'an.

Beliau berkata,

6.

t{)'$t i>r-;r ,i Lt*)t Ltjs;lr Ltrr1tt L6Jr

all :L-e .t>J

-Le o

l'

J-e

' ,','i t, ,.i. t

o.?

.ottl

Jf' 1J:; il

Dasar wajibnya membaca shalawat dan salam kepada Nabi

ffi

adalah

firman Allahuz,

lot;

Sesungguhny a Allah dan malaikat-malaikat-Nya ber shalaw at untuk Nabi.

Hai

ordng-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormdton kepadanya. (Al-Ahzdb

[33]:

s6)

Para ulama bersepakat bahwa shalawat

tidak wajib di luar

shalat dan wajib

di

dalam shalat.

Ibnu Hibban

(515) dan

Hakim (l/268)

meriwayatkan

dari Ibnu Mas'ud ga

yang bertanya tentang cara

bershalawat kepada Nabi ffi, "Bagaimana kami bershalawat

kepadamu, yang

jika

kami bershalawat kepadamu

di

dalam shalat kami,

Allah pun

akan bershalawat kepadamu?" Beliau menjawab,

"Ucapkanlah..."

^a;r,

?ut

t, ,a ' ..

5r"Ir r1:U Ct*

1j*

,Xg';J

A//o

uijl ).)

.@

o

FIKIH

ISLAM LENGKAP KrrAB SHALAT

eIJ2- ,-0-.

Hal

ini

menunjukkan bahwa shalawat

itu

dilakukan di dalam shalat.

Tempat yang tepat adalah

di akhir

shalat. Wajib mengucapkannya pada saat duduk

terakhir

setelah tasyahhud.

Adapun lafazh sempurnanya adalah

:. . " 1. ..'- ,- t r; 1-. it, , 1, ,.. , ri JLe c--tp LJ c.-r^J )t Pr f* * k $jJt

1.- ". t

)\ *, y jL!,t':,4';\)\ s)1,, _t(;r,

€,;r;ryr 14 --*t l * ;,s rL c?*k

, / - .t / /O

Jo..-

J.U!

JAJUI

Lafazh ini berd"asarkan hadits-hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan selain heduanya. pada sebagian jalan

periw ay atanny a ada t amb ahan atau p engut dngdn.

Mengenai

rukun

salam pertama,

Muslim

(498) meriwayatkan dari

Aisyah

r61u;

,

"Rasulullah

S

membuka shalat dengan

takbir...

dan menutupnya dengan salam."

Pendapat yang

paling

benar

rentang berniat

selesai

dari

shalat menyatakan bahwa hal

ini

bukan

rukun,

tetapi disunnahkan.

Niat dimasukkan ke dalam rukun

sebagai upaya

untuk

menghargai pendapat yang mengatakan bahwa ia adalah rukun.

Dasar

wajibnya

mengerjakan

rukun

secara

tertib

adalah hadits tentang orang yang

buruk

shalatnya.

Di

dalam

hadits ini rukun-

rukun dihubungkan dengan

tertib.

Demikian juga amalan Nabi

g

yang diriwayatkan melalui hadits-hadits yang shahih.

e@e

.J+,

t.

;-Jl

(>.

7.

8.

9.

" sesungguhnya Allah adalah As-Saldm. Jika salah seorang di antara kalian duduk dalam shalatnya, maka ucapkanlah,

1Li

1t1..."

'Allah

adalah As-Saldm", maksudnya salah satu nama

Allah

uE.

Menurut sebuah pendapat, maknanya adalah keselamatan-Nya dari aib dan kefanaan yang menimpa makhluk.

Tentang redaksi tasyahhud ada berbagai

riwayat dan

semuanya benar. Redaksi yang sempurna dan utama

menurut Imam

Syaf

i

.,:,y" adalah

hadits yang diriwayatkan oleh Muslim (403)

dan

selainnya dari Ibnu Abbas Na, dia berkata, "Rasulullah ffi

mengajarkan tasyahhud, sebagaimana

beliau

mengajarkan kami surat

Al-Qur'an.

Beliau berkata,

6.

t{)'$t i>r-;r ,i Lt*)t Ltjs;lr Ltrr1tt L6Jr

all :L-e .t>J

-Le o

l'

J-e

' ,','i t, ,.i. t

o.?

.ottl

Jf' 1J:; il

Dasar wajibnya membaca shalawat dan salam kepada Nabi

ffi

adalah

firman Allahuz,

lot;

Sesungguhny a Allah dan malaikat-malaikat-Nya ber shalaw at untuk Nabi.

Hai

ordng-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormdton kepadanya. (Al-Ahzdb

[33]:

s6)

Para ulama bersepakat bahwa shalawat

tidak wajib di luar

shalat dan wajib

di

dalam shalat.

Ibnu Hibban

(515) dan

Hakim (l/268)

meriwayatkan

dari Ibnu Mas'ud ga

yang bertanya tentang cara

bershalawat kepada Nabi ffi, "Bagaimana kami bershalawat

kepadamu, yang

jika

kami bershalawat kepadamu

di

dalam shalat kami,

Allah pun

akan bershalawat kepadamu?" Beliau menjawab,

"Ucapkanlah..."

^a;r,

?ut

t, ,a ' ..

5r"Ir r1:U Ct*

1j*

,Xg';J

A//o

uijl ).)

.@

o

FIKIH

ISLAM LENGKAP KrrAB SHALAT

eIJ2- ,-0-.

Hal

ini

menunjukkan bahwa shalawat

itu

dilakukan di dalam shalat.

Tempat yang tepat adalah

di akhir

shalat. Wajib mengucapkannya pada saat duduk

terakhir

setelah tasyahhud.

Adapun lafazh sempurnanya adalah

:. . " 1. ..'- ,- t r; 1-. it, , 1, ,.. , ri JLe c--tp LJ c.-r^J )t Pr f* * k $jJt

1.- ". t

)\ *, y jL!,t':,4';\)\ s)1,, _t(;r,

€,;r;ryr 14 --*t l * ;,s rL c?*k

, / - .t / /O

Jo..-

J.U!

JAJUI

Lafazh ini berd"asarkan hadits-hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan selain heduanya. pada sebagian jalan

periw ay atanny a ada t amb ahan atau p engut dngdn.

Mengenai

rukun

salam pertama,

Muslim

(498) meriwayatkan dari

Aisyah

r61u;

,

"Rasulullah

S

membuka shalat dengan

takbir...

dan menutupnya dengan salam."

Pendapat yang

paling

benar

rentang berniat

selesai

dari

shalat menyatakan bahwa hal

ini

bukan

rukun,

tetapi disunnahkan.

Niat dimasukkan ke dalam rukun

sebagai upaya

untuk

menghargai pendapat yang mengatakan bahwa ia adalah rukun.

Dasar

wajibnya

mengerjakan

rukun

secara

tertib

adalah hadits tentang orang yang

buruk

shalatnya.

Di

dalam

hadits ini rukun-

rukun dihubungkan dengan

tertib.

Demikian juga amalan Nabi

g

yang diriwayatkan melalui hadits-hadits yang shahih.

e@e

.J+,

t.

;-Jl

(>.

7.

8.

9.

:#'@mp;

Dalam dokumen BUKU FIKIH ISLAM LENGKAP (Halaman 104-110)