• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenai mandi ketika akali wukuf di Arafah, Imam Malik meriwayatkan dalam Al-Muwaththa' (7/322) dari Ibnu Umar l#-l

Dalam dokumen BUKU FIKIH ISLAM LENGKAP (Halaman 56-60)

FIKIH ISLAM LENGIGP

9. Mengenai mandi ketika akali wukuf di Arafah, Imam Malik meriwayatkan dalam Al-Muwaththa' (7/322) dari Ibnu Umar l#-l

bahwa dia mandi karena

ihram

sebelum melakukan ihram karena memasuki Mekkah dan

wukuf

pada sore hari di Arafah.

10. Pendapatyangpaling benar adalah tidak disunnahkan mandi ketika mabit

di Muzdalifah.

(Nihayah)

11. Pendapatyangdapat dijadikan sandaran adalah mandi

untuk

tawaf

itu tidak

disunnahkan. (Al-lqnd')

ea@eln

-Itr} i^

o

FIKIH

TSTAM TENGKAP KITAB THAHARAH

-@

.*--i-" \-' L_

z,--'-"

i\ \ '\

cr\si

\ r i ,iJt

Mengusap kedua sepatu hukumnya boleh dengan tiga syarat, yaitu:

L.

Kedua sepatu mulai dipakai setelah benar-benar suci.

2.

Kedua sepatu menutup bagian kaki yang wajib dibasuh.

3.

Kedua sepatu

terbuat dari

bahan yang

tahan untuk

terus dipakai berjalan.

Orang yang mukim (tinggal di rumah) boleh mengusap sepatunya selama sehari semalam,

sedangkan

orang

yang musafir boleh selama

tiga

hari

tiga

malam. Waktunya dimulai ketika berhadats setelah memakai kedua sepatu. Jika seseorang mengusap sepatu ketika mukim kemudian melakukan safar, atau mengusap

sepatu ketika

melakukan safar kemudian mukim, maka

dia

menyempurnakan

waktu

mengusap

sepatu untuk

mukim.

r+ t^-€J '64-

ts\

:hs\;

)v-(-5

'iE ,'",ill l,

c;y.tJl U o"-d\ p ;.,1;t*' Ur( .lij

tlukum Mengusap Sepatu

aL1

,.*!l

n

LJ

JL5

u_* rill d-s.t4J"

it--lt1 (UJ Jr*91 .\-

c

criL f /bL\ d -- oli

.'t

J+

"Belum. Mereka menunggumu, wahai Rasulullah!" Beliau berkata, 'Ambilkan untukku air sebaskom. " Aisyah melanjutkan ceritanya, maka kami pun melakukannya. Kemudian beliau mandi. Tatkala bangkit dengan susah payah,

beliau

pingsan. Setelah

itu

sadar kembali.

Beliau bertanya, 'Apakah orang-orang sudqh shalat?" Kami menjawab,

"Belum. Mereka menunggumu, wahai Rasulullah!" Beliau berkata,

'Ambilkan untukku

air sebaskom." Aisyah melanjutkan ceritanya, maka

kami pun

melakukannya. Kemudian beliau mandi. Thtkala

bangkit

dengan susah payah,

beliau pingsan.

Setelah

itu

sadar kembali.

Gila

diqiyaskan dengan pingsan karena maknanya sama, bahkan gila lebih

tinggi

tingkatannya.

7.

Mengenai

mandi

ketika akan mengerjakan ihram,

Tirmidzi

(830) meriwayatkan

dari Zaid bin Tsabit

aD", bahwa

Nabi S

melepas

pakaiannya

untuk ihram

dan mandi.

8.

Mengenai mandi ketika akan memasuki Mekkah,

Bukhari

(1478) dan

Muslim

(1259) meriwayatkan dari

Ibnu Umar

usl') bahwa

jika

berangkat

ke Mekkah, dia tidak

akan bermalam kecuali

di

Dzu Thuwa sampai pagi hari dan mandi. Kemudian masuk ke Mekkah

ketika siang hari. Ibnu Umar menyebutkan bahwa Nabi &

melakukan hal

itu.

9. Mengenai mandi ketika akali wukuf di Arafah, Imam Malik

meriwayatkan dalam Al-Muwaththa'

(7/322) dari Ibnu Umar

l#-l

bahwa dia mandi karena

ihram

sebelum melakukan ihram karena memasuki Mekkah dan

wukuf

pada sore hari di Arafah.

10. Pendapatyangpaling benar adalah tidak disunnahkan mandi ketika mabit

di Muzdalifah.

(Nihayah)

11. Pendapatyangdapat dijadikan sandaran adalah mandi

untuk

tawaf

itu tidak

disunnahkan. (Al-lqnd')

ea@eln

-Itr} i^

o

FIKIH

TSTAM TENGKAP KITAB THAHARAH

-@

.*--i-" \-' L_

z,--'-"

i\ \ '\

cr\si

\ r i ,iJt

Mengusap kedua sepatu hukumnya boleh dengan tiga syarat, yaitu:

L.

Kedua sepatu mulai dipakai setelah benar-benar suci.

2.

Kedua sepatu menutup bagian kaki yang wajib dibasuh.

3.

Kedua sepatu

terbuat dari

bahan yang

tahan untuk

terus dipakai berjalan.

Orang yang mukim (tinggal di rumah) boleh mengusap sepatunya selama sehari semalam,

sedangkan

orang

yang musafir boleh selama

tiga

hari

tiga

malam. Waktunya dimulai ketika berhadats setelah memakai kedua sepatu. Jika seseorang mengusap sepatu ketika mukim kemudian melakukan safar, atau mengusap

sepatu ketika

melakukan safar kemudian mukim, maka

dia

menyempurnakan

waktu

mengusap

sepatu untuk

mukim.

r+ t^-€J '64-

ts\

:hs\;

)v-(-5

'iE ,'",ill l,

c;y.tJl U o"-d\ p ;.,1;t*' Ur( .lij

tlukum Mengusap Sepatu

aL1

,.*!l

n

LJ

JL5

u_* rill d-s.t4J"

it--lt1 (UJ Jr*91 .\-

c

criL f /bL\ d -- oli

.'t

J+

1.

Penjelasan:

Dalil yang menunjukkan bolehnya mengusap sepatu banyak sekali.

Di

antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh

Bukhari

(380) dan

Muslim

(272)

,lafazh ini

adalah redaksi

Muslim,

dari Jarir

bin Abdullah oy, bahwa dia kencing, kemudian berwudhu

dan

mengusap kedua sepatunya.

Seseorang

bertanya

kepadanya,

"Engkau melakukan ini?" Dia menjawab, "Ya!

Saya

melihat

Rasulullah

ffi

kencing, setelah

itu

beliau berwudhu dan mengusap kedua sepatunya."

Hasan

Al-Bashri

berkata,

"Riwayat tentang

bolehnya mengusap

kedua sepatu itu

ada

di tujuh puluh tempat, baik berbentuk

perkataan maupun perbuatan."

Bukhari

(203) dan

Muslim (274)

meriwayatkan dari

Al-Mughirah

binAsy-Syu'bah t*p, diaberkata, "Kami bersamaNabi Mpada suatu

malam dalam sebuah perjalanan.

Saya

memberikan

bejana kepadanya.

Beliau lalu

membasuh wajahnya, membasuh kedua sikunya, dan mengusap kepalanya. Kemudian saya ingin membuka

kedua sepatunya, maka beliau berkata, 'Biarkanlah!

Saya memasukkan

keduanya

dalam keadaan

suci.' Kemudian

beliau mengusap keduanya."

Muslim (276)

dan selainnya meriwayatkan dari Syuraih bin Hani', bahwa diaSaya mendatangi

Aisyah

169

untuk

bertanya tentang mengusap kedua sepatu, maka Aisyah menjawab, "Datangilah

Ali karena dia lebih mengetahui hal ini daripada aku. Dia pergi

melakukan perjalanan bersama

Rasulullah ffi." Kemudian

saya

menanyakannya kepada

Ali dan dia menjawab, "Rasulullah ffi

menetapkan tiga hari tiga malam untuk musafir dan sehari semalam

untuk

orang yang

mukim."

e@e

2.

3.

@

o

FIKIH

ISTAM TENGKAP KITAB THAHARAH

6@

...ffi* (e d@d

I .w:d-,!:I@ r

t6l_1

1,',- ' " ""4

l*Y

,w

"f'

1

Pembatal-pembatal Mengusap Sepatu

?-y t 9 ci-rll c\iaii\1ct*a.Ja :c!ai aj)i C4t ,Jb4)

Mengusap sepatu menjadi batal karena tiga hal, yaitu:

1.

Melepas sepatu.

2.

Habis jangka waktunya.

3.

Terjadi sesuatu yang mengharuskan mandi.

.J;Jr

Penjelasan:

Tirmidzi (96) dan Nasa'i (1/83),

dengan redaksi

milik

Nasa'i, meriwayatkan

dari

Shafwan

bin Assal M,

dia berkata, "Jika kami melakukan

perjalanan, Rasulullah ffi memerintahkan kami untuk

mengusap sepatu kami dan tidak melepaskannya selama tiga hari; entah

itu

untuk buang air besar, buang air kecil, maupun tidur, kecuali karena

junub."

e@e

1.

Penjelasan:

Dalil yang menunjukkan bolehnya mengusap sepatu banyak sekali.

Di

antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh

Bukhari

(380) dan

Muslim

(272)

,lafazh ini

adalah redaksi

Muslim,

dari Jarir

bin Abdullah oy, bahwa dia kencing, kemudian berwudhu

dan

mengusap kedua sepatunya.

Seseorang

bertanya

kepadanya,

"Engkau melakukan ini?" Dia menjawab, "Ya!

Saya

melihat

Rasulullah

ffi

kencing, setelah

itu

beliau berwudhu dan mengusap kedua sepatunya."

Hasan

Al-Bashri

berkata,

"Riwayat tentang

bolehnya mengusap

kedua sepatu itu

ada

di tujuh puluh tempat, baik berbentuk

perkataan maupun perbuatan."

Bukhari

(203) dan

Muslim (274)

meriwayatkan dari

Al-Mughirah

binAsy-Syu'bah t*p, diaberkata, "Kami bersamaNabi Mpada suatu

malam dalam sebuah perjalanan.

Saya

memberikan

bejana kepadanya.

Beliau lalu

membasuh wajahnya, membasuh kedua sikunya, dan mengusap kepalanya. Kemudian saya ingin membuka

kedua sepatunya, maka beliau berkata, 'Biarkanlah!

Saya memasukkan

keduanya

dalam keadaan

suci.' Kemudian

beliau mengusap keduanya."

Muslim (276)

dan selainnya meriwayatkan dari Syuraih bin Hani', bahwa diaSaya mendatangi

Aisyah

169

untuk

bertanya tentang mengusap kedua sepatu, maka Aisyah menjawab, "Datangilah

Ali karena dia lebih mengetahui hal ini daripada aku. Dia pergi

melakukan perjalanan bersama

Rasulullah ffi." Kemudian

saya

menanyakannya kepada

Ali dan dia menjawab, "Rasulullah ffi

menetapkan tiga hari tiga malam untuk musafir dan sehari semalam

untuk

orang yang

mukim."

e@e

2.

3.

@

o

FIKIH

ISTAM TENGKAP KITAB THAHARAH

6@

...ffi* (e d@d

I .w:d-,!:I@ r

t6l_1

1,',- ' " ""4

l*Y

,w

"f'

1

Pembatal-pembatal Mengusap Sepatu

?-y t 9 ci-rll c\iaii\1ct*a.Ja :c!ai aj)i C4t ,Jb4)

Mengusap sepatu menjadi batal karena tiga hal, yaitu:

1.

Melepas sepatu.

2.

Habis jangka waktunya.

3.

Terjadi sesuatu yang mengharuskan mandi.

.J;Jr

Penjelasan:

Tirmidzi (96) dan Nasa'i (1/83),

dengan redaksi

milik

Nasa'i, meriwayatkan

dari

Shafwan

bin Assal M,

dia berkata, "Jika kami melakukan

perjalanan, Rasulullah ffi memerintahkan kami untuk

mengusap sepatu kami dan tidak melepaskannya selama tiga hari; entah

itu

untuk buang air besar, buang air kecil, maupun tidur, kecuali karena

junub."

e@e

,

ffi.w"ffi

q

dr ffidw b [*1

$f**.. ':dli

/ ."'r{. ty,- i

t{N d1

Syarat Tayamum

LE-r )i fu.l.r,Jl :3*y :'Wi t' r*Jl btrs

,sl_fLS aJt.":*,t sMJ,rtll "-J-ty ri)\*Jl ci'j Jj>t1

oc* aU]w dP ,-,L,

aJ

g;Jl ,^UJl .:lllr c,*-l'LJ1

-r-,

'fr1"r'j

Syarat tayamum ada lima, yaitu:

1.

Ada udzur, baik karena perjalanan atau sakit.

Dalam dokumen BUKU FIKIH ISLAM LENGKAP (Halaman 56-60)