• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAI.A' 6@

Dalam dokumen BUKU FIKIH ISLAM LENGKAP (Halaman 126-132)

:W-*,W1"

.c#

/ffi\

F$

hll':

l,Te,

. :dq

-\-

*p: i

Perkara yang Membatalkan Shalat

,-|-J1:

c.r^rJl

ly.(Jl :l:*a ,,*.r.-i ;y*Jr -Lt=r g;Jl:

FS ci-2;Jl jU*f-,

ci-,lr,.-rJl

o)b)c,"r-tll3 ,r.(Jf .irJl; ,z6z

q)\1

c,-,rAl1 JSlff ,ol+lt ;!-r:-l; cqll

Perkara yang membatalkan shalat ada sebelas, yaitu:

L

Berbicara dengan sengaja.

2.

Banyak bergerak.

:W-*,W1"

.c#

/ffi\

F$

hll':

l,Te,

. :dq

-\-

*p: i

Perkara yang Membatalkan Shalat

,-|-J1:

c.r^rJl

ly.(Jl :l:*a ,,*.r.-i ;y*Jr -Lt=r g;Jl:

FS ci-2;Jl jU*f-,

ci-,lr,.-rJl

o)b)c,"r-tll3 ,r.(Jf .irJl; ,z6z

q)\1

c,-,rAl1 JSlff ,ol+lt ;!-r:-l; cqll

Perkara yang membatalkan shalat ada sebelas, yaitu:

L

Berbicara dengan sengaja.

2.

Banyak bergerak.

3.

Hadats.

4.

Terkena najis.

5.

Terbukanya aurat.

6.

Berubah niat.

7.

Membelakangi kiblat.

8.

Makan.

9.

Minum.

10. Tertawa terbahak-bahak.

11. Murtad.

Penjelasan:

1.

Mengenai berbicara dengan sengaja,

Bukhari

(4260) dan

Muslim

(539) meriwayatkan dari

Zaidbin Arqam i*!r,

diaberkata,

"Dahulu kami berbicara dalam shalat. Salah seorang di antara kami

-@

o

FIKIH

ISIT"M TENGKAP

A

KITAB

'HAI.A' 6@

Z.

berbincang-bincang dengan saudaranya

renrang

kebutuhannya sampai

turunlah

ayat

ini,

@rs,.! $iiit ).b'jI aibi:?'-lei J?1*^;

peliharo'tah semua shallat

^

Oor-

rUeliharalah) shalat wustha.

Berdirilah untuk

Allah

(dalam shalatmu) dengan bhusyu,.

(Al-

Baqarah

Lzl:238)

Kami pun diperintahkan

unruk

diam."

Muslim

(537) dan selainnya meriwayatkan dari Mu,awiyah bin

Al-

Hakam

As-Silmy W;

dari Rasulullah

ffi,

beliau bersabda,

-*14 jit 7* C;;q'#y;y;r ".not lr?tiit;r$ry*:,

Sesungguhnya dalam shalat ini tidak boleh ada pembicaraan apt" pun.

Yang boleh hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al-eur'an.

Banyak bergerak membatalkan shalat karena hal

ini

berrentangan dengan aturan shalat.

Maksud berubah

niat

adalah berniat

untuk

membatalkan sharat.

CI@o

) wls Sffir;. EP ,*4$s "W riL

^t"{s *&"*

f' Blq*giP 'E

i-'s

u-@-o t".+,

; "!". !.-" ; :r*.r'%lir -. -*.,trj$lril

Jumlah Rekaat

oylfu-r gri k.,, :t s p \,*, o$l /J\ a\,{ ))

-F) (..>U+:,

-)

i;i b7'*i) e:iS ci-l-o*, 3 l-rtfrlt il-e'J .4...i OfF-l -)L-l

a5t

"j c.:-,L*L*;

4S ,6; Jj,)L 7,At 4 :6 -t oS-pS z*'S fiV;)\*Jl .t5-, ;r,*e- ) a,t:\ a"rlrl 4s ,6-, o.,1tis jtrl .rrill je F;"9 r,t*Jl-* J* U"-dl J C!!t f ?e .F)

.\.r,h*b- J* g,#l

Jumlah keseluruhan

rekaat dalam

shalat

fardhu lima

waktu sebanyak 17. Jumlah sujudnya sebanyak 34 kali. Jumlah takbir sebanyak

94

kali. Jumlah tasyahhud sebanyak

9

kali. Jumlah salam sebanyak 10 kali. Bacaan tasbih sebanyak 153 kali.

Jumlah keseluruhan rukun dalam shalat sebanyak 1-26,

yailu:

30 rukun dalam shalat Subuh, 42 rukun dalam shalat Maghrib, serta 54 rukun dalam shalat Zhuhur, Ashar dan lsya'.

Barangsiapa

tidak mampu berdiri ketika

menunaikan shalat

fardhu, maka dia mengerjakan shalat dengan duduk.

Barangsiapa tidak mampu duduk, maka dia mengerjakan shalat dengan berbaring.

-!#b 0-

o

FIKIH

ISLAM TENGKAP

A

KITAB

sHALA'

u@

Penjelasan:

Dasar

rukhsah

(keringanan) dalam gerakan shalat adalah hadits

' I mran bin Hushai

n W

, " Shalatlah dengan berdiri. Jika tidak mampu, maka duduklah. Jika tidak mampu, maka berbaringlah."

Apabila tidak

mampu berbaring, maka dia mengerjakan shalat dengan telentang. Apabila tidak

rnampu telentang, maka dia mengerjakan shalat dengan

isyarat kepalanya dan berniat

di

dalam hati.

e@e

) wls Sffir;. EP ,*4$s "W riL

^t"{s *&"*

f' Blq*giP 'E

i-'s

u-@-o t".+,

; "!". !.-" ; :r*.r'%lir -. -*.,trj$lril

Jumlah Rekaat

oylfu-r gri k.,, :t s p \,*, o$l /J\ a\,{ ))

-F) (..>U+:,

-)

i;i b7'*i) e:iS ci-l-o*, 3 l-rtfrlt il-e'J .4...i OfF-l -)L-l

a5t

"j c.:-,L*L*;

4S ,6; Jj,)L 7,At 4 :6 -t oS-pS z*'S fiV;)\*Jl .t5-, ;r,*e- ) a,t:\ a"rlrl 4s ,6-, o.,1tis jtrl .rrill je F;"9 r,t*Jl-* J* U"-dl J C!!t f ?e .F)

.\.r,h*b- J* g,#l

Jumlah keseluruhan

rekaat dalam

shalat

fardhu lima

waktu sebanyak 17. Jumlah sujudnya sebanyak 34 kali. Jumlah takbir sebanyak

94

kali. Jumlah tasyahhud sebanyak

9

kali. Jumlah salam sebanyak 10 kali. Bacaan tasbih sebanyak 153 kali.

Jumlah keseluruhan rukun dalam shalat sebanyak 1-26,

yailu:

30 rukun dalam shalat Subuh, 42 rukun dalam shalat Maghrib, serta 54 rukun dalam shalat Zhuhur, Ashar dan lsya'.

Barangsiapa

tidak mampu berdiri ketika

menunaikan shalat

fardhu, maka dia mengerjakan shalat dengan duduk.

Barangsiapa tidak mampu duduk, maka dia mengerjakan shalat dengan berbaring.

-!#b 0-

o

FIKIH

ISLAM TENGKAP

A

KITAB

sHALA'

u@

Penjelasan:

Dasar

rukhsah

(keringanan) dalam gerakan shalat adalah hadits

' I mran bin Hushai

n W

, " Shalatlah dengan berdiri. Jika tidak mampu, maka duduklah. Jika tidak mampu, maka berbaringlah."

Apabila tidak

mampu berbaring, maka dia mengerjakan shalat dengan telentang. Apabila tidak

rnampu telentang, maka dia mengerjakan shalat dengan

isyarat kepalanya dan berniat

di

dalam hati.

e@e

!4ffi: :#-W 1 431 41 | i ,rqit i

I1 *

'i-" * " t"j i;!.:g;!!'- -a:-rfu;j

Perkara yang Tertinggal Dalam Shalat

! s,l\ s :,J"-dlu

kJI ,-,--

Y

)J-- ) :anAll

.l-6:-c

JeJ J-+*,- A ,u.ju ,.#f -ra

L:J-e 4 e-t l!!r.k- **l .r----i !t,Le.fy & Ui

.1)\-Jt k MS

ca;,"

y6Jl )J2:*).J.g--X

Ketentuan mengenai perkara yang tertinggal dalam shalat ada tiga, yaitu: fardhu, sunnah, dan hai'at.

Termasuk

dalam fardhu

adalah

jika

perkara yang

tertinggal

dalam shalat itu tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi. Akan

tetapi, jika

seseorang

teringat

sementara

jarak waktu

masih memu ngkinkan untuk mengerjaka nnya, dia ha rus mengerjakan perkara tersebut dan melakukan sujud sahwi.

Termasuk

dalam

sunnah adalah

jika

perkara yang tertinggal dalam shalat itu tidak perlu diulang setelah bagian yang fardhu dikerjakan. Akan tetapi, seseorang harus melakukan sujud sahwi.

Termasuk dalam hai'at adalah jika perkara yang tertinggal dalam shalat

itu tidak

perlu diulang setelah tertinggal dan seseorang

tidak

perlu melakukan sujud sahwi.

.@

o

FIKIH

ISLAM LENGKAP

,)*". bersabda,

KITAB SHALAT

Apabila seseorang ragu mengenai jumlah rekaat yang

dikerjakannya, dia harus mendasarkan pada keyakinannya, yaitu

jumlah

paling sedikit, dan melakukan sujud sahwi. Sujud sahwi adalah sunnah dan dilakukan sebelum salam.

Penjelasan:

I

.

Mengenai fardhu, Bukhari (1 169) meriwayatkan dari Abu Hurairah :ua, dia berkata, "Nabi

ffi

shalat Zhuhur dan Ashar bersama kami,

kemudian beliau

salam.

Maka Dzul yadain

berkata kepadanya, 'Wahai Rasulullah, apakah shalatnya kurang?,

Nabi ffi

bertanya

kepada para sahabat,

'Benarkah

yang

dikatakannya?,

Mereka

menjawab, 'Ya.' Kemudian beliau mengerjakan dua rekaat lainnya, setelah

itu

sujud dua

kali."

.1.

Mengenai sunnah, Bukhari (1166) dan

Muslim

(570) meriwayatkan dari Abdullah bin Buhainah W.,, diaberkata, ,,Rasulullah

ffi

shalat

dua rekaat dari sebagian shalat bersama kami." Dalam riwayat lain,

"Beliau berdiri

setelah

dua rekaat Zhuhur." "Kemudian

beliau

berdiri

dan

tidak duduk,

maka orang-orang

berdiri

bersamanya.

Thtkala menyelesaikan shalatnya dan

kami

menunggu salamnya, beliau

bertakbir

sebelum salam, kemudian

sujud

dua

kali

ketika masih duduk. Setelah

iru

salam."

Ibnu Majah (1208), Abu Dawud (I036), dan selain

keduanya meriwayatkan dari

Al-Mughirah

bin Syu'bah, bahwa Rasulullah

ffi

bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian bangkit dari dua rekaat dan belum sempurna berdirinya, maka hendaklah dia duduk. Jika berdirinya telah sempurna, maka jangan duduh. Diaharus melakukan sujud duakali, yaitu sujud sahwi."

Dalam perkara hai'at, seseorang tidak perlu mengulang perkara yang

tertinggal

dalam shalat

dan tidak perlu

melakukan

sujud

sahwi l<arena

tidak

ada

ketentuan yang kuat maupun riwayat

yang rnenyatakan sujud karenanya.

Muslim (57i)

meriwayatkan dari

Abu

Sa'id Uu;

,bahwaRasulullah

!4ffi: :#-W 1 431 41 | i ,rqit i

I1 *

'i-" * " t"j i;!.:g;!!'- -a:-rfu;j

Perkara yang Tertinggal Dalam Shalat

! s,l\ s :,J"-dlu

kJI ,-,--

Y

)J-- ) :anAll

.l-6:-c

JeJ J-+*,- A ,u.ju ,.#f -ra

L:J-e 4 e-t l!!r.k- **l .r----i !t,Le.fy & Ui

.1)\-Jt k MS

ca;,"

y6Jl )J2:*).J.g--X

Ketentuan mengenai perkara yang tertinggal dalam shalat ada tiga, yaitu: fardhu, sunnah, dan hai'at.

Termasuk

dalam fardhu

adalah

jika

perkara yang

tertinggal

dalam shalat itu tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi. Akan

tetapi, jika

seseorang

teringat

sementara

jarak waktu

masih memu ngkinkan untuk mengerjaka nnya, dia ha rus mengerjakan perkara tersebut dan melakukan sujud sahwi.

Termasuk

dalam

sunnah adalah

jika

perkara yang tertinggal dalam shalat itu tidak perlu diulang setelah bagian yang fardhu dikerjakan. Akan tetapi, seseorang harus melakukan sujud sahwi.

Termasuk dalam hai'at adalah jika perkara yang tertinggal dalam shalat

itu tidak

perlu diulang setelah tertinggal dan seseorang

tidak

perlu melakukan sujud sahwi.

.@

o

FIKIH

ISLAM LENGKAP

,)*". bersabda,

KITAB SHALAT

Apabila seseorang ragu mengenai jumlah rekaat yang

dikerjakannya, dia harus mendasarkan pada keyakinannya, yaitu

jumlah

paling sedikit, dan melakukan sujud sahwi. Sujud sahwi adalah sunnah dan dilakukan sebelum salam.

Penjelasan:

I

.

Mengenai fardhu, Bukhari (1 169) meriwayatkan dari Abu Hurairah :ua, dia berkata, "Nabi

ffi

shalat Zhuhur dan Ashar bersama kami,

kemudian beliau

salam.

Maka Dzul yadain

berkata kepadanya, 'Wahai Rasulullah, apakah shalatnya kurang?,

Nabi ffi

bertanya

kepada para sahabat,

'Benarkah

yang

dikatakannya?,

Mereka

menjawab, 'Ya.' Kemudian beliau mengerjakan dua rekaat lainnya, setelah

itu

sujud dua

kali."

.1.

Mengenai sunnah, Bukhari (1166) dan

Muslim

(570) meriwayatkan dari Abdullah bin Buhainah W.,, diaberkata, ,,Rasulullah

ffi

shalat

dua rekaat dari sebagian shalat bersama kami." Dalam riwayat lain,

"Beliau berdiri

setelah

dua rekaat Zhuhur." "Kemudian

beliau

berdiri

dan

tidak duduk,

maka orang-orang

berdiri

bersamanya.

Thtkala menyelesaikan shalatnya dan

kami

menunggu salamnya, beliau

bertakbir

sebelum salam, kemudian

sujud

dua

kali

ketika masih duduk. Setelah

iru

salam."

Ibnu Majah (1208), Abu Dawud (I036), dan selain

keduanya meriwayatkan dari

Al-Mughirah

bin Syu'bah, bahwa Rasulullah

ffi

bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian bangkit dari dua rekaat dan belum sempurna berdirinya, maka hendaklah dia duduk. Jika berdirinya telah sempurna, maka jangan duduh. Diaharus melakukan sujud duakali, yaitu sujud sahwi."

Dalam perkara hai'at, seseorang tidak perlu mengulang perkara yang

tertinggal

dalam shalat

dan tidak perlu

melakukan

sujud

sahwi l<arena

tidak

ada

ketentuan yang kuat maupun riwayat

yang rnenyatakan sujud karenanya.

Muslim (57i)

meriwayatkan dari

Abu

Sa'id Uu;

,bahwaRasulullah

5.

:?'iir*

rc- o,2o, ,n o.o!

J2 €.:+*:.r;

..-c_ o .

e€Li'"*ri1

'o

\-l'r jtt ,J-t2v r---* ii) ,{>,,; {'& i t+ | , -"2. '*, u oC i. , -.. l-r "e, .

e

C-H

& "s r.u ,;jJ jf

1Lru eij 6L{

i,\.G$r'u

lika

mengetahui sara-h seorang berapa rekyyt dari kar.ian dia

yaig

ragu rclah daram sharatnya dikujakannya, dan dia tidakapakah tiga qtqu empaL maha hendahnya dia iembuang kuoguo,

ion''*rrigo*t;t

apa yang diyakini, kem.udian bersujud dua kali seberum

soloir.lrk,

dia shalat lima rehaat,

^oio ,*i:ra iru

menggenapkan (menyempurnakan) shalatnya.

trp.r- aio-rholat empat rekaat, maka dua sujud tersebut mrmburi set'an ter.h,ina.

Sujud sahwi

adarah

sunnah, namun tidak disyariatkan

karena meninggalkan perkara yang wajib.

e@e

&#b 4-

o

Dalam dokumen BUKU FIKIH ISLAM LENGKAP (Halaman 126-132)