• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya-Karya Imam al-Bukhari dan Deskripsi Singkat

Dalam dokumen Mawardi Djalaluddin, M.Th.I (Halaman 143-151)

ÇÍÒÈ

7. Karya-Karya Imam al-Bukhari dan Deskripsi Singkat

Imam al-Bukha>ri> mulai berkarya pada usia 18 tahun.54 Ia termasuk seorang ulama yang cukup produktif dan sekaligus ulama yang paling ketat dalam menilai hadis. Sehingga dalam usia 62 tahun mampu menghasilkan banyak karya.

Ada yang berhasil dicetak dan ada pula karyanya yang tidak tercetak. Berikut ini karya-karyanya beserta deskripsi singkatnya:

1. Al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h}.

2. Al-Ta>ri>kh al-Kabi>r, merupakan satu dari kitab sejarah yang penting dalam khazanah keilmuan Islam yang konsentrasi utamanya memuat dan membahas sejarah para perawi hadis (rija>l al-h}adi>s\) serta kejadian-kejadian historis yang terjadi seiring kehidupan para perawi tersebut. Kitab yang ia selesaikan penulisannya pada usia 18 tahun ini, memuat sekitar 12.990 biografi, baik mereka para rawi yang dinilai kuat (s\iqah) maupun yang lemah (d}a‘i>f). Juga di dalamnya didapati keterangan al-jarh} wa al-ta‘di>l dan pembahasan- pembahasan yang berkaitan dengan ‘ilal al-h}adi>s\.

Karena banyak sekali tema yang dibahas dalam kitab ini, banyak kalangan menilai metodologi penyusunannya masih kurang rapi dan sulit dipahami, seperti pengakuan seorang ulama yang juga guru Imam al-Bukha>ri>, Isha>q ibn Raha>waih ketika menyodorkan kitab

53Al-Z|ahabi>, Siyar, jilid XII, h. 468.

54Imam al-Bukha>ri> menuturkan, “ Ketika ia memasuki usia 18 tahun, ia menyusun kitab Qad}a>ya> al-S{ah{a>bah wa al-T{a>bi’i>n wa Aqwa>lihim, itu aku lakukan pada masa pemerintahan Ubaidillah bin Musa. Pada msa itu juga aku menyusun kitab al-Ta>ri>kh di samping pusaran makam Rasulullah saw pada malam-malam purnama.” Lihat Al-Bagda>di>, Ta>ri>kh Bagda>d, jilid II, h. 7.

karangan muridnya tersebut kepada Abdullah ibn al-T{a>hir, temannya yang juga seorang kritikus. Al-T{a>hir pun mengaku kesulitan memahaminya, padahal ishak bin Rah>waih menganggapnya sebagai sebuah sihir yang mempesona dikarenakan kelengkapan dan kekayaan materi kitab tersebut.55

3. Al-Ta>ri>kh al-Ausat. Catatan keberadaan buku ini didapati dari Abdullah ibn ‘Abd al-Sala>m al-Khafaf dan Abu> Muh}ammad Zanja>wih ibn Ah}mad al-Lubab. Kitab ini diedit oleh Muh}ammad Luhaidan, cetakan pertama tahun 1418 H, Da>r al-S{ami>’ di Riyadh.56

4. Al-Ta>ri>kh al-S{agi>r. Salah satu kitab yang banyak dikenal dari karya al-Bukha>ri>, dalam dunia biografi para perawi, buku ini biasa diandaikan seperti jasad dan ruh, mengingat pentingnya. Beliau meluangkan waktu khusus untuk menyusunnya. Abdullah ibn Muh}ammad ibn ‘Abd al-Rah}m>an al-Asyqar, berasal dari Bagda>d adalah perawi yang meriwayatkan kitabnya ini.57 Kitab ini berkonsentrasi pada biografi para sahabat, tabi ‘i>n, dan ta>bi‘ al- ta>bi‘i>n dan orang-orang yang meriwayatkan dari mereka, yang disertai perihal al-jarh} wa al-ta‘di>l terkait para perawi tersebut.

5. Al-Ja>mi‘ al-Kabi>r. Ibnu T{a>hir menyebutkan catatan kaki kitab ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu H{ajar al-Asqa>la>ni> dalam Muqaddimah Fath} al-Ba>ri>.58 Sebenarnya terdapat sebuah manuskrip berupa tulisan tangan lengkap akan kitab ini yang ditulis

55Abu Bakar kafi, op. cit., h, 64.

56Lihat catatan kaki Mona Shalih, Fiqh al-S{ala>h, h. 25.

57Al-Muba>rakfu>ri>, Si>rah Ima>m al-Bukha>ri>, h. 148.

58Ibn H{ajar, Muqaddimah, h. 253.

oleh Ibnu Kas\i>r yang tersimpan di Museum Nasional Jerman.

Namun adanya perang dunia kedua memporak-porandak Jerman dan jejak serta keberadaaan manuskrip ini semakin tidak jelas.

6. Al-D{u’afa>’ al-S{agi>r, disusun menggunakan metode urutan huruf hijaiyyah. Kadang disertai faktor penyebab kelemahan seorang rawi dan silsilah guru para rawi tersebut. Salah satu murid al-Bukha>ri>

yang menjadi periwayat kitab ini ialah al-Daulabi> yang meninggal pada 310 H di daerah ‘Araj (daerah antara Madinah dan Mekah).

7. Khair al-Kala>m fi> Qira>’ah Khalf al-Ima>m. Karya ini juga sangat terkenal dimana al-Bukha>ri> menetapkan dalil-dalil adanya bacaan bagi makmun untuk membaca bacaan-bacaan yang dianjurkan. Kitab ini telah diterbitkan beberapa kali.

8. Khalq Af’a>l al-‘Iba>d. periwayat kitab ini adalah Yu>suf ibn Raiha>n ibn Abd al-S{amad al-Farbari, murid Imam al-Bukha>ri>

yang juga meriwayatkan S{ah}i>h} al-Bukha>ri>. Ia wafat pada 320 H.

9. Al-Tafsi>r al-Kabi>r. Kitab ini diterbitkan oleh Da>r al-Fikr, Beirut, tahun 1406 H, diedit oleh Mah}mu>d Zayid.

10. Al-Musnad al-Kabi>r. Kitab ini disebutkan oleh Haji Khalifah dalam kitabnya, Kasy al-Z{unu>n.

11. Al-Hibah. Menurut seorang muridnya, Muh}ammad ibn Abi H{a>tim, dalam kitab ini terdapat sekitar 500 hadis. Padahal dalam kitab lain yang mengupas tema yang sama, seperti karangan Imam Waki>‘, hanya terdapat sekitar tiga sampai lima hadis. Demikian halnya dalam kitab karya Ibnu Muba>rak, hadis tentang hibah juga terdapat sekitar lima hadis.

12. Asa>mi> al-S{ah{a>bah. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang detail membahas seputar biografi kehidupan sahabat. Abu> al-Qa>sim ibn Mandah dan Abu> al-Qa>sim al-Bagawi> adalah periwayat kitab ini dan banyak menukilnya untuk kitab yang mereka karang.

13. Kita>b al-Wah}da>n. Menurut penuturan Ibnu Mandah, di sini Imam al-Bukhari tampak kedetailannya dalam hal analisis dengan bukti ia mampu mengelompokkan para sahabat, tabiin dan dan generasi sesudahnya, yang hanya meriwayatkan satu hadis saja.

14. Kita>b al-Mabsu>t}. Kitab ini berisikan masalah seputar fikih yang disimpulkan dari beberapa hadis. Manuskripnya tersimpan di Museum Nasional Jerman.

15. Kita>b al-‘Ilal. Ini adalah kitab yang pertama dikarang dalam masalah

‘ilal (kecacatan) pada suatu hadis, baik matan maupun sanadnya.

Periwayat kitab ini adalah Abu> al-Qa>sim ibn Mundah dari murid Imam al-Bukha>ri>, Muh}ammad ibn Abdillah ibn Handuwaih dari Abu> Muh}ammad ibn Abdillah ibn Syarqi> dari Imam Al- Bukha>ri>. Setelah itu muncul karangan lain seperti kitab ‘Ilal karya Imam al-Tirmizi.

16. Kita>b al-Kuna>. Kitab yang khusus berisikan nama panggilan atau julukan para sahabat dan tabiin. Ulama hadis mengkhususkan nama- nama ini agar ketika seseorang meriwayatkan tidak salah dalam menyebutkan rawi sebuah hadis, bauk rawi tersebut dari kalangan sahabat maupun tabiin. Imam Abu> Ah{mad ibn H{a>kim banyak menukil isi kitab ini dalam kitabnya. Kitab ini telah dicetak di Hyderabad, India pada 1360 H.

17. Kita>b al-Fawa>id. Adalah satu kitab yang terkandung di dalamnya mengenai hikmah-hikmah kehidupan yang disertai dalil-dalil dari al- Qur’an dan hadis. Kitab lain yang serupa adalah al-Fawa>id yang dikarang oleh Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah.

18. Al-Adab al-Mufrad. Satu kitab yang masyhur keberadaannya di dunia Islam hingga sekarang. Di dalamnya didapati banyak riwayat yang terkait dengan akhlak Nabi saw. dan adab-adab yang diajarkan untuk umatnya. Ah}mad ibn Jali>l (al-Bazza>r) adalah muridnya yang meriwayatkan kitab ini. Ia menuliskannya sekitar tahun 322 H.

19. Raf’u al-Yadain fi> al-S{ala>h. Kitab ini disusun khusus seputar masalah mengangkat tangan dalam shalat dengan mengetengahkan berbagai riwayat dan mengkritisi matan dan sanad di dalamnya.

Muh}ammad al-Khaza>i> adalah periwayat kitab ini.

20. Kita>b Birr al-Wa>lidain. Tema dalam kitab ini adalah masalah menghormati kedua orangtua. Namun, manuskripnya tidak pernah ditemukan, diriwayatkan oleh Muh}ammad ibn Dullawaih.

21. Qad}a>yah al-S{ah}a>bah wa al-T{a>bi‘i>n, disusun sebelum Imam al-Bukha>ri> mengarang al-Ta>ri>kh al-Kabi>r pada 212 H.

22. Kita>b al-Riqa>q. Dalam Kasyf al-Z}unu>n, Haji Khalifah menulis, kitab ini adalah salah satu kitab hadis tanpa menyebut terperinci mengenai isisnya. Namun Ibnu Mulaqqin dan Imam al-‘Aini>

menyebutkan sebuah riwayat dari Ibnu Sa‘ad Isma>‘i>l ibn Abi> al- Qa>sim al-Busnaji>, ia mendengar dari Imam al-Bukha>ri> bahwa ia mengarang kitab khusus yang berisi sekitar 100.000 hadis.

Kemungkinan dan bisa saja inilah kitab al-Riqa>q atau al-Musnad al-

Kabi>r dan al-Tafsi>r al-Kabi>r yang tidak diketahui keberadaan manuskripnya hingga sekarang.

23. Al-Ja>mi‘ al-S{agi>r fi> al-H{adi>s\. Periwayat kitab ini ialah Abdullah ibn Ma‘ad al-Asyqar. Imam Ibnu H{ajar dan Haji Khalifah menetapkan keberadaan manuskripnya.

24. Al-Asyribah.

Dari uraian karya-karya Imam al-Bukhari di atas menunjukkan bahwa selain ia sebagai seorang ahli hadis, juga sebagai ahli fikih, teologi dan sejarah. Karena selama ini, ia cenderung lebih dikenal oleh umat sebagai ahli hadis saja.

B. Kitab al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h} sebagai Kitab Hadis dan Fikih

Di antara tanda kebenaran dan keabsahan suatu karya ialah dapat memberikan manfaat dan berbagai kebaikan dalam masa yang panjang.59 Hal ini tampak dalam sifat al-Qur’an yang dimilikinya. Al-Qur’an adalah kala>mulla>h yang mutlak kebenarannya, tidak ada keraguan di dalamnya, dapat memberikan manfaat di muka bumi sepanjang masa. Selain al-Qur’an, terdapat kitab S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, yang memuat hadis-hadis Nabi saw. yang sahih yang sangat memberikan manfaat dan kebaikan kepada umat Islam di seluruh dunia sejak pertama dibukukan hingga sekarang dan akan berlanjut sampai hari kiamat dengan izin Allah.

Imam al-Nawa>wi> mengatakan, “S{ah}i>h} al-Bukha>ri> dan S{ah{i>h{ Muslim adalah kitab yang paling sahih setelah al-Qur’an.”60 Ia juga

59Prinsip ini dapat disandarkan pada Q.S. al-Ra’d/13: 17

60Adapun perkataan Imam al-Sya>fi‘i> yang menyebutkan bahwa Tidak ada yang ia ketahui yang paling sahih di muka bumi ini selain kitab Imam Malik, itu terjadi sebelum keberadaan S{ah}i>h} al-Bukha>ri> dan S{ah}i>h} Muslim. Lihat al-Suyu>ti, Tadri>b al- Ra>wi>, h. 68.

mengatakan “Umat telah bersepakat atas keabsahan dua kitab ini dan berkewajiban mengamalkan hadis-hadis yang ada di dalamnya.”61

Imam al-Z|ahabi> mengatakan, “Al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h} adalah kitab umat Islam yang paling mulia setelah al-Qur’an. Andaikan seseorang pergi menempuh perjalanan sekitar seribu kilometer untuk sekedar menyimaknya, maka perjalanan itu tidak akan pernah sia-sia.”62

Terdapat satu riwayat yang masyhur akan pengakuan Nabi sendiri tentang keabsahan kitab S{ah}i>h} al-Bukha>ri>. Sebuah riwayat dari Imam menceritakan tentang pengalaman Ah}mad ibn Muh}ammad ibn Ahmad (seorang ulama al-Sya>fi‘i>) dalam mimpinya, “Suatu ketika aku tidur di antara rukun Yamani dan makam Ibra>hi>m as. Kemudian aku melihat Nabi dalam mimpuku lalu beliau berkata: “Ada apa denganmu wahai Abu> Zaid (nama panggilan Muh}ammad ibn Ah}mad), engkau sibuk dengan kitab-kitab karangan al-Sya>fi‘i dan meninggalkan kitabku? Demi Allah, aku mencintaimu wahai Rasulullah, apakah kitab Anda tersebut? Rasul menjawab: “Al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h} milik Muh}ammad ibn Isma>‘il.” Peristiwa demikian juga dialami oleh Imam Haramain.63

Kesimpulan para ulama yang menempatkan al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h}

sebagai kitab tersahih didasasarkan atas beberapa hal, antara lain:

1. Persyaratan al-Bukha>ri> dalam menyeleksi hadis-hadisnya, yang dinilai paling ketat dan memadai dibanding dengan yang lainnya; misalnya

61Al-Suyu>ti, Tadri>b al-Ra>wi>, h. 68.

62Muh}ammad H{usain al-Z|ahabi, ‘Ina>yah al-Muslimi>n bi al-Sunnah wa Madkhal

‘al-‘Ulu>m al-H{ad>is} (Cairo: Da>r al-Ans}a>r, t.th), h. 70-71.

63Abd al-‘Azi>z Waliyullah al-Dahlawi, Busta>n al-Muh}addis}i>n (Cet. I; Jeddah: Da>r Da>’i> li al-Nas}r wa al-Tauzi>’, 1421 H), h. 155-156.

diharuskan ada pertemuan (al-liqa>’) antara guru dan murid dan tidak hanya cukup dengan semasa saja.64

2. Bahwa seluruh hadis yang terdapat di dalam al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h}

merupakan hasil seleksi yang sangat ketat terhadap 600.000 hadis yang beredar pada saat itu, seperti pernyataan al-Bukha>ri> sendiri, “Saya telah menyeleksi hadis-hadis dalam al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h} dari sekitar enam ratus hadis dan saya tidak memasukkan ke dalamnya kecuali hadis sahih, tetapi aku juga tidak memasukkan hadis-hadis sahih lainnya ke dalamanya, agar kitab ini tidak berkepanjangan.”65

3. Disamping materinya yang bernilai sahih, yang sangat kuat kebersambungannya serta para perawinya sangat terpercaya, al-Ja>mi‘ al- S{ah}i>h} juga merupakan referensi yang diandalkan oleh ulama-ulama setelah al-Bukha>ri>. Kandungan materinya juga dinilai oleh para ulama sebagai us}u>l al-ah{ka>m, karena memuat intinbat-instinbat fikih dan pernyataan-pernyataan hukum yang sangat fundamental sifatnya.66

4. Usaha rohani yang dilakukan oleh al-Bukha>ri>, yang menunjukkan penyandaran dan ketawakkulannya kepada Allah setelah mengerahkan segala usahanya, dalam rangka penyusunan hadis-hadis dalam al-Ja>mi‘

al-S{ah}i>h}, seperti selalu shalat istikha>rah, berwudu, dan mandi serta salat sunnah dua rakaat sebelum meletakkan hadis ke dalam al-Ja>mi‘ al- S{ah}i>h}, bahkan menyusunnya di Masjid al-Haram atau di antara

64Lihat al-Suyu>t}i>, Tadri>b al-Ra>wi>, h. 100.

65Al-Z|ahabi>, op. cit., jilid XII, h. 402; lihat juga al-Bagda>di>, op. cit., jilid II, h. 9;

Abu> Syuhbah, Fi> Rih}a>b al-Sunnah ‘ala> Kutub al-Sittah al-S{ih}h}a>h{ (Kairo: Silsilah al- Buh}u>s\ al-Isla>miyyah, 1415H/1995M), h. 58.

66Lihat al-Suyu>ti>, al-Suyu>ti, Tadri>b al-Ra>wi>, h. 91-92.

kuburan Nabi dan minbarnya, untuk memastikan bahwa hadis yang ditulisnya benar-benar datang dari Nabi saw.67

Oleh karena itu, cukup beralasan apabila al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h} ini disepakati kesahihannya dan diterima oleh umat.

Kitab al-Ja>mi‘ al-S{ah}i>h} atau S{ah}i>h} al-Bukha>ri> adalah kitab hadis yang dinisbahkan kepada pengarangnya, Muh}ammad ibn Isma>‘i>l al- Bukha>ri>. Nama lengkap kitab ini adalah al-Ja>mi‘ al-Musnad al-S{ah}i>h{ al- Mukhtas}aru min Umu>ri Rasu>lillah S}alla> Alla>h ‘Alaihi wa Sallama wa Sunanihi wa Ayya>mihi (Himpunan ringkasan hadis sahih seputar kejadian, kebiasaan, dan peristiwa yang dialami Rasulullah saw. sepanjang hidupnya).68

Dalam dokumen Mawardi Djalaluddin, M.Th.I (Halaman 143-151)