• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Strategis 2020

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN OJK 2020.pdf (Halaman 119-128)

Strategic Policies 2020

Strategic Initiative and Special Project in 2020

In 2020, OJK designated nine strategic initiatives and one special project to accelerate achievement of the strategic targets as follows:

1. SI-1 Digital Financial Innovation to Enhance Financial Services Sector Efficiency and Inclusion

• This strategic initiative (SI) aims to enhance digital financial literacy and inclusion by developing an ecosystem and building agent capacity. In addition, SI-1 also focuses on reviewing the use of technology for FinTech regulation and supervision (RegTech and SupTech) to mitigate risk and stimulate sustainable and stable financial system growth.

• A key deliverable of SI-1 is a study into Digital Financial Inclusion Indicators, which concluded that awareness of digital finance in Indonesia remains low, Therefore, a large opportunity remains to raise digital financial literacy and inclusion, to which OJK has responded by formulating three modules of the Digital Financial Literacy Program: (i) Know Your FinTech; (ii) Cyber Resilient Person:

Self-Protection; and (iii) Customer Support Channels, publishing a Smart Digital Indonesia e-book series, entitled “Kenali: Produk, Skema, dan Harga Layanan Keuangan Digital” (Get to Know Digital Financial Products, Schemes and Prices), releasing videos and interactive games through the Digitally Aware Consumer module concerning the products, schemes and prices of digital financial services.

2. SI-2 Strengthening IT-based Financial Services Sector Supervision

• Commencing in 2019, SI-2 aims to create an effective and efficient financial services sector, detect and identify financial services sector issues early, provide a quick supervisory response and utilise efficient human resources through the availability of a reliable and secure IT-based financial services sector supervision information system.

• In 2020, OJK enhanced the Condensed Report and OJK Box (OBOX) 2.0 application. OBOX 2.0 development provides additional features, including a custom data request module to fulfil data needs for off-site supervision as well as the preliminary data needs prior to on-site supervision.

• Capacity building for supervisors and commercial bank representatives regarding OBOX 2.0 Enhancement.

3. SI-3 Financial Market Deepening

• This initiative aims to expand the role of the capital market through (i) municipal bond/sukuk issuances by regional governments as a source of infrastructure development financing; (ii) establishment of regional securities companies to expand the regional retail investor base; and (iii) acceleration of the public offering registration process for small and medium issuers electronically to support financing for small and medium issuers.

Inisiatif Strategis dan Projek Khusus 2020

Pada 2020 OJK menetapkan Sembilan Inisiatif Strategis (IS) dan satu Proyek Khusus (PK) sebagai upaya percepatan pencapaian sasaran strategis OJK, yaitu:

1. IS-1 Inovasi Keuangan Digital untuk Peningkatan Efisiensi dan Inklusi Sektor Jasa Keuangan (SJK):

• IS ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital melalui pengembangan ekosistem dan kesiapan kapasitas pelaku. IS ini juga berfokus dalam mengkaji pengunaan teknologi untuk pengaturan dan pengawasan fintech untuk memitigasi risiko dan mendorong pertumbuhan sistem keuangan secara berkelanjutan dan stabil.

• Salah satu deliverables IS-1 adalah kajian Digital Financial Inclusion Indicator, yang berkesimpulan bahwa awareness terkait keuangan digital di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital masih perlu terus dilakukan antara lain melalui penyusunan 3 modul Program Digital Financial Literacy yaitu: (1) Know Your Fintech; (2) Cyber Resilience Person: Self-Protection; dan (3) Customer Support Channel, publikasi buku elektronik (e-book) Smart Digital Indonesia Series dengan judul “Kenali: Produk, Skema, dan Harga Layanan Keuangan Digital”, peluncuran video dan permainan interaktif digital Digitally Aware Consumer (Produk, Skema, dan Harga Layanan Keuangan Digital).

2. IS-2 Penguatan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan Berbasis Teknologi Informasi

• IS-2 dimulai pada 2019, bertujuan untuk mewujudkan pengawasan SJK yang efektif dan efisien, mampu mendeteksi permasalahan SJK secara dini, memberikan respon pengawasan secara cepat dan pemanfaatan sumber daya yang efisien melalui penyediaan sistem informasi pengawasan SJK berbasis teknologi informasi (TI) yang handal dan aman.

• Pada 2020 OJK telah melakukan pengembangan (enhancement) Condensed Report dan aplikasi OJK BOX (OBOX) 2.0. Pengembangan OBOX 2.0 antara lain mencakup penambahan fitur modul permintaan data custom untuk keperluan pemenuhan data dalam rangka analisis pengawasan (offsite supervision) maupun permintaan data awal sebelum melakukan pemeriksaan (onsite supervision).

Capacity building untuk pengawas dan perwakilan bank umum terkait enhancement OBOX 2.0.

3. IS-3 Pendalaman Pasar Keuangan

• IS ini bertujuan untuk meningkatkan peran pasar modal melalui: (i) upaya penerbitan obligasi/sukuk daerah oleh Pemda sebagai sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur; (ii) upaya pendirian Perusahaan Efek Daerah (PED) untuk meningkatkan investor retail di daerah; dan (iii) mempercepat proses Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Emiten dengan aset skala kecil atau menengah secara elektronik untuk mendukung pembiayaan bagi Emiten dengan aset skala kecil atau menengah.

• Selanjutnya, OJK juga menetapkan PDK tentang Manajemen Kelangsungan Bisnis OJK untuk memitigasi risiko dampak bencana yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis OJK dalam kondisi tidak normal. Dalam upaya penyempurnaan manajemen sistem keuangan, OJK telah mengembangkan dashboard keuangan dan change request pada aplikasi SIAUTO.

6. IS-6 Rancang Bangun Sistem Informasi 2018-2022

• IS-6 bertujuan untuk menciptakan arah besar dan strategi pemenuhan kebutuhan sistem informasi, yaitu data, aplikasi, dan infrastruktur, yang terintegrasi untuk mendukung kinerja OJK. Pada 2020, rule cleansing dan matching dilakukan untuk mewujudkan golden record penilaian kemampuan dan kepatutan untuk menunjang pengambilan keputusan dan pemberian informasi kepada stakeholders. Selanjutnya, telah dilakukan juga pemetaan profil umum dan profil khusus PUJK individu dan badan usaha SJK terintegrasi, yang berisi informasi pemetaan seluruh entitas PUJK yang terdaftar di OJK di seluruh aplikasi.

• OJK juga telah menyusun laporan Pengembangan Geospatial Analytics pada SJK yang bertujuan untuk memberikan gambaran atas konsep dan manfaat pengembangan Geospatial Analytics, serta melakukan studi kelayakan dalam rangka implementasi Geospatial Analytics SJK di OJK.

Selanjutnya, telah diselesaikan implementasi design thinking pengembangan BDA dengan menggunakan data SLIK yang telah dienkripsi dari seluruh bank umum. Adapun analisis data SLIK difokuskan pada tiga topik, yaitu: Segmentation, Intelligence, dan Log Analysis.

• OJK telah menyelesaikan pengembangan EDW Tahap II untuk modul/aplikasi EWS Asuransi dan Dashboard Monitoring Sistem Perizinan Terintegrasi (SPRINT) dan pengembangan Data Warehouse BPR/BPRS selain itu telah dilakukan upaya implementasi portal integrasi pelaporan SAPIT OJK dan BI-ANTASENA.

7. IS-7 Percepatan Akses Keuangan dan Koordinasi Pengawasan Market Conduct

• IS-7 bertujuan untuk membuka akses keuangan masyarakat dalam rangka mendorong tingkat inklusi keuangan di Indonesia. memperkuat pengawasan market conduct yang kredibel.

• Pada 2020, telah diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 114 tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang dijadikan landasan hukum bagi Kemendagri dalam proses finalisasi SE Mendagri terkait Pengembangan Program Inklusi Keuangan melalui Pembentukan TPAKD.

• OJK bersama Kemenko Bidang Perekonomian (Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif), Kementerian Dalam Negeri dan didukung oleh Asian Development Bank (ADB) meluncurkan Roadmap Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah 2021-2025, yang bertujuan untuk memberikan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menentukan strategi dan arah kebijakan untuk pengembangan TPAKD dan menjadi rujukan dalam rangka penyusunan program kerja dan rencana aksi TPAKD termasuk waktu pelaksanaannya.

• Terkait koordinasi pengawasan market conduct, OJK telah menyusun rancangan peraturan pengawasan market conduct dan mapping irisan pengawasan market conduct dan prudensial. Untuk deliverable penguatan terkait infrastruktur pengawasan market conduct,yang telah dilakukan antara lain: Penyusunan Pedoman Iklan Sektor Jasa Keuangan dan Pedoman Penyusunan Klausul dalam Perjanjian Baku Sektor Jasa Keuangan.

Laporan Tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2020

115

• Pada 2020, OJK telah melakukan 17 pertemuan dengan stakeholders terkait (antara lain Gubernur Riau, Gubernur Provinsi NTT, Bupati Kupang, Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, BAPPEDA Provinsi DKI Jakarta dan Pemkot Bogor), 2 di antaranya merupakan high level meeting (HLM) sebagai upaya percepatan pemanfaatan obligasi/sukuk daerah sebagai sumber pembiayaan pembangunan di daerah. Pemda Jawa Barat telah mengajukan izin prinsip penerbitan obligasi daerah, namun tidak memperoleh persetujuan dari DPRD, sehingga tidak dapat melanjutkan proses penerbitan obligasi daerah.

• OJK juga melakukan pendampingan pendirian perusahaan efek daerah (PED) kepada BPD Jatim dan BJB. Atas koordinasi intensif yang dilakukan, BJB Sekuritas Jawa Barat telah menyampaikan pengajuan izin pendirian PED kepada OJK dan telah dilakukan pendampingan pelaksanaan proses perizinan PED dengan BJB Sekuritas Jawa Barat.

• Telah dilakukan pengujian/user acceptance test atas modul “Sistem Pernyataan pendaftaran Penawaran Umum Emiten Dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Skala Menengah secara Elektronik” untuk mendukung kemudahan proses pendaftaran.

4. IS-4 Reformasi IKNB

• IS-4 bertujuan untuk mewujudkan sektor jasa keuangan non-bank yang efisien, kuat, dan inklusif melalui pengembangan dan pengaturan IKNB, penguatan pengawasan, dan pengembangan infrastruktur OJK-IKNB. Pada 2020, OJK telah menyusun rancangan arsitektur asuransi, perusahaan pembiayaan dan lembaga keuangan mikro. Selain itu, OJK juga menyusun POJK No 28/POJK.05/2020 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, POJK No 44/POJK.05/2020 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, dan SEOJK No 19/POJK.05/2020 tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi. Dalam konteks penguatan pengawasan, dilakukan penyusunan modul sertifikasi pengawas IKNB dan klasifikasi standar prosedur operasional penerapan pengawasan berbasis risiko. Selain itu, OJK melakukan pengembangan berbagai infrastruktur yang bertujuan untuk memperkuat sistem informasi melalui pengembangan Early Warning Systems (EWS) sehingga dapat dilakukan pertukaran data melalui aplikasi CBEST dan SINVEST.

5. IS-5 Penyederhanaan Proses Bisnis

• IS-5 bertujuan untuk mendorong percepatan proses bisnis OJK yang standar, efektif, dan efisien guna memenuhi kebutuhan stakeholder melalui peningkatan pelayanan perizinan manajemen kelangsungan bisnis (manajemen penanggulangan insiden/krisis/bencana), dan penyempurnaan manajemen sistem keuangan. Telah dilakukan kajian penyederhanaan proses bisnis perizinan, khususnya yang bersifat pelaporan sebagai tindak lanjut hasil laporan gap analysis dan roadmap perizinan terintegrasi. Selanjutnya, telah dilakukan enhancement aplikasi Sistem Informasi Pelaku Usaha Jasa Keuangan Terintegrasi (SIPUTRI) antara lain enhancement engine pengelolaan data; memperluas interkoneksi dengan sembilan platform sumber data pelaku melalui master data management (MDM); penyediaan modul data dan riwayat AP/KAP, pelaku badan hukum/badan usaha dan Gagal Bayar Transaksi Efek.

• In 2020, OJK convened 17 meetings with relevant stakeholders (including the Governor of Riau, Governor of East Nusa Tenggara, Regent of Kupang, Secretariat of West Java, Regional Development Planning Head of Jakarta and Head of Bogor City Administration), of which two were high-level meetings (HLM) to accelerate the utilisation of municipal bonds/sukuk as a source of regional development financing. The Regional Government of West Java has submitted a licence in principle application to issue municipal bonds, which is currently awaiting approval from the Regional Legislative Council and thus impeding issuances of municipal bonds.

• OJK has also assisted the establishment of regional securities companies at BPD Jatim and BJB. With intensive coordination, BJB Securities West Java has applied to OJK for a licence to establish a regional securities company and has received mentorship regarding the licensing process.

• OJK has performed user acceptance tests concerning the electronic public offering registration process for small and medium issuers to facilitate the registration process.

4. SI-4 NBFI Reforms

• SI-4 aim to create an efficient, solid and inclusive nonbank financial services sector through NBFI development and regulation, stronger supervision and OJK-NBFI infrastructure development. In 2020, OJK compiled the draft architecture for insurance companies, finance companies and microfinance institutions. In addition, OJK has also issued OJK Regulation (POJK) No.

28/POJK.05/2020 concerning Evaluation of Soundness Level of Nonbank Financial Services Institutions, POJK No. 44/POJK.05/2020 concerning Application of Risk Management for Nonbank Financial Services Institutions, and Circular Letter (SEOJK) No. 19/POJK.05/2020 concerning Marketing of Insurance Products. In terms of strengthening supervision, OJK has compiled the NBFI supervisor certification module and classified the standard operating procedures for risk-based supervision implementation. In addition, OJK has developed infrastructure to strengthen the information systems through development of an early warning system (EWS), thus facilitating data exchange via the CBEST and SINVEST applications.

5. SI-5 Streamlining the Business Processes

• This initiative aims to accelerate standardised, effective and efficient business processes in OJK to meet stakeholder needs by enhancing licensing services, improving business continuity management (incident/disaster/crisis management) and refining financial system management. OJK has reviewed ways to streamline the licensing business process, particularly report-based licensing as a follow-up action to the gap analysis and integrated licensing roadmap. Furthermore, the following enhancements have been made to the Integrated Financial Services Business Information System Application (SIPUTRI): enhancing the data management engine, expanding interconnectedness with nine platforms as sources of data via master data management (MDM), providing a public accountant and public accountant office data and history module, providing a business entity data and history module, providing a securities transaction default history and data module for deployment in 2020 in production machines

8. IS-8 Perluasan Market Akses Industri Jasa Keuangan

• IS-8 bertujuan untuk mendorong perluasan market akses industri jasa keuangan secara keseluruhan dalam rangka mempercepat penyediaan akses keuangan masyarakat dan mendukung pembangunan ekonomi nasional antara lain melalui fasilitasi pendirian Bank Wakaf Mikro (BWM) dan Badan Usaha Milik Desa Center (BUMDes) serta pengembangan KUR klaster. Pada 2020, telah dilakukan upaya pengembangan dan penguatan BWM melalui pelaksanaan survei dampak COVID-19 terhadap nasabah BWM, melaksanakan Forum Online BWM secara berkala, dan merumuskan penyesuaian pendirian BWM baru dengan memperhatikan Protokol Kesehatan di Era New Normal.

• OJK juga telah melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman. Sampai dengan akhir 2020, telah dilakukan fasilitasi pendirian hingga 39 BUMDesa Center bekerja sama dengan PT BUM Desa Indonesia.

• Selain itu, OJK juga memonitor pengembangan pilot project ekosistem KUR Klaster Pertanian di mana Penyaluran KUR skema Klaster kepada 3 kelompok tani (poktan) berjalan dengan baik. Dana KUR tersebut digunakan oleh petani untuk pembersihan lahan, pembelian benih dan pupuk, pembelian saprotan, biaya tanam dan biaya panen.

9. IS-9 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2020-2024

IS-9 merupakan langkah OJK dalam menetapkan arah kebijakan ke depan untuk dapat membangun ekspektasi dan tujuan yang selaras dengan perkembangan sektor jasa keuangan. Arah kebijakan ke depan tersebut disajikan dalam Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI). MPSJKI berisikan kerangka dasar arah strategis pengembangan sektor jasa keuangan terintegrasi dan komprehensif dalam periode lima tahun. MPSJKI berfungsi sebagai pedoman pengembangan sektor jasa keuangan untuk menciptakan industri keuangan yang stabil, kontributif dan inklusif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. MPSJKI 2020-2024 mengalami penyesuaian memperhatikan kondisi perekonomian dan SJK terkini atas dampak pandemi COVID-19. MPSJKI 2020-2024 yang telah disesuaikan akan diluncurkan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan tahun 2021.

10. PK (Proyek Khusus) - Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Proyek tersebut bertujuan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan terkait peningkatan penyaluran KUR dengan lebih efektif, efisien, dan bermanfaat, antara lain melalui (i) potensi penggunaan fintech dalam penyaluran KUR; (ii) dampak KUR dalam peningkatan inklusi keuangan masyarakat; dan peningkatan kesejahteraan penerima KUR dari pengusaha mikro menjadi pengusaha kecil dan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Hasil riset membuktikan bahwa KUR secara signifikan meningkatkan tingkat inklusi keuangan yang responsible dan berkelanjutan.

Penguatan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan

OJK mendorong industri perbankan menjalankan upaya konsolidasi guna

Sebagai landasan, OJK menerbitkan POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang berlaku sejak diundangkan pada 17 Maret 2020.

POJK tersebut merupakan upaya OJK mengikuti dan menyesuaikan perkembangan ekosistem perbankan Indonesia yang saat ini telah bergerak sedemikian cepat dan dinamis didukung kemajuan teknologi yang terus berkembang. Perubahan tersebut mengharuskan sektor perbankan untuk lebih adaptif, inovatif dan berdaya saing. Besarnya biaya investasi penerapan teknologi pendukung ini memerlukan tuntutan penguatan modal dan peningkatan skala usaha yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tuntutan tambahan modal, peningkatan skala usaha dan dukungan infrastruktur teknologi semakin mengemuka. Selama 2020, terdapat dua konsolidasi Bank Umum.

Perkembangan Digitalisasi Sektor Jasa Keuangan Pengembangan Inovasi Keuangan Digital

OJK sesuai kewenangannya melakukan pemantauan berkala terhadap Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD). Penyelenggara IKD yang memiliki status tercatat diperbolehkan untuk beroperasi sesuai dengan bisnis model yang diajukan dan dapat bekerja sama dengan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang terdaftar dan diawasi oleh OJK. Dalam rangka pengembangan IKD, OJK menetapkan status 2 klaster model bisnis IKD menjadi direkomendasikan, yaitu klaster Social Network & Robo Advisor dan klaster Online Gold Depository. Inovasi yang dilakukan penyelenggara dalam klaster tersebut menunjukan pertumbuhan bisnis dan dimungkinkan terjadinya kolaborasi antara LJK dengan Penyelenggara IKD tersebut. Di sisi lain, penyelenggara telah memiliki mitigasi risiko yang cukup dalam menjalankan kegiatan usahanya. Selanjutnya, Penyelenggara dalam klaster Online Gold Depository direkomendasikan untuk melanjutkan proses perizinan di kompartemen IKNB, sedangkan penyelenggara dalam klaster Social Network & Robo Advisor direkomendasikan untuk dapat mengajukan perizinan di kompartemen Pasar Modal. Hingga akhir 2020, terdapat 87 Penyelenggara IKD dinyatakan tercatat di OJK yang terbagi ke dalam 15 klaster IKD dengan rincian sebagai berikut:

• IS ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital melalui pengembangan ekosistem dan kesiapan kapasitas pelaku. IS ini juga berfokus dalam mengkaji pengunaan teknologi untuk pengaturan dan pengawasan fintech untuk memitigasi risiko dan mendorong pertumbuhan sistem keuangan secara berkelanjutan dan stabil.

• Salah satu deliverables IS-1 adalah kajian Digital Financial Inclusion Indicator, yang berkesimpulan bahwa awareness terkait keuangan digital di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital masih perlu terus dilakukan antara lain melalui penyusunan 3 modul Program Digital Financial Literacy yaitu: (1) Know Your Fintech; (2) Cyber Resilience Person: Self-Protection; dan (3) Customer Support Channel, publikasi buku elektronik (e-book) Smart Digital Indonesia Series dengan judul “Kenali: Produk, Skema, dan Harga Layanan Keuangan Digital”, peluncuran video dan permainan interaktif digital Digitally Aware Consumer (Produk, Skema, dan Harga Layanan Keuangan Digital).

2. IS-2 Penguatan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan Berbasis Teknologi Informasi

• IS-2 dimulai pada 2019, bertujuan untuk mewujudkan pengawasan SJK yang efektif dan efisien, mampu mendeteksi permasalahan SJK secara dini, memberikan respon pengawasan secara cepat dan pemanfaatan sumber daya yang efisien melalui penyediaan sistem informasi pengawasan SJK berbasis teknologi informasi (TI) yang handal dan aman.

• Pada 2020 OJK telah melakukan pengembangan (enhancement) Condensed Report dan aplikasi OJK BOX (OBOX) 2.0. Pengembangan OBOX 2.0 antara lain mencakup penambahan fitur modul permintaan data custom untuk keperluan pemenuhan data dalam rangka analisis pengawasan (offsite supervision) maupun permintaan data awal sebelum melakukan pemeriksaan (onsite supervision).

Capacity building untuk pengawas dan perwakilan bank umum terkait enhancement OBOX 2.0.

3. IS-3 Pendalaman Pasar Keuangan

• IS ini bertujuan untuk meningkatkan peran pasar modal melalui: (i) upaya penerbitan obligasi/sukuk daerah oleh Pemda sebagai sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur; (ii) upaya pendirian Perusahaan Efek Daerah (PED) untuk meningkatkan investor retail di daerah; dan (iii) mempercepat proses Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Emiten dengan aset skala kecil atau menengah secara elektronik untuk mendukung pembiayaan bagi Emiten dengan aset skala kecil atau menengah.

OJK’s 2020 Strategic Direction

Arah Strategis OJK 2020

Focus 2020

Fokus 2020

Corporate Governance

Tata Kelola Organisasi Tentang OJK

OJK at Glance 2020 Overview of The Financial Services IndustryTinjauan Industri Sektor Keuangan 2020

• Selanjutnya, OJK juga menetapkan PDK tentang Manajemen Kelangsungan Bisnis OJK untuk memitigasi risiko dampak bencana yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis OJK dalam kondisi tidak normal. Dalam upaya penyempurnaan manajemen sistem keuangan, OJK telah mengembangkan dashboard keuangan dan change request pada aplikasi SIAUTO.

6. IS-6 Rancang Bangun Sistem Informasi 2018-2022

• IS-6 bertujuan untuk menciptakan arah besar dan strategi pemenuhan kebutuhan sistem informasi, yaitu data, aplikasi, dan infrastruktur, yang terintegrasi untuk mendukung kinerja OJK. Pada 2020, rule cleansing dan matching dilakukan untuk mewujudkan golden record penilaian kemampuan dan kepatutan untuk menunjang pengambilan keputusan dan pemberian informasi kepada stakeholders. Selanjutnya, telah dilakukan juga pemetaan profil umum dan profil khusus PUJK individu dan badan usaha SJK terintegrasi, yang berisi informasi pemetaan seluruh entitas PUJK yang terdaftar di OJK di seluruh aplikasi.

• OJK juga telah menyusun laporan Pengembangan Geospatial Analytics pada SJK yang bertujuan untuk memberikan gambaran atas konsep dan manfaat pengembangan Geospatial Analytics, serta melakukan studi kelayakan dalam rangka implementasi Geospatial Analytics SJK di OJK.

Selanjutnya, telah diselesaikan implementasi design thinking pengembangan BDA dengan menggunakan data SLIK yang telah dienkripsi dari seluruh bank umum. Adapun analisis data SLIK difokuskan pada tiga topik, yaitu: Segmentation, Intelligence, dan Log Analysis.

• OJK telah menyelesaikan pengembangan EDW Tahap II untuk modul/aplikasi EWS Asuransi dan Dashboard Monitoring Sistem Perizinan Terintegrasi (SPRINT) dan pengembangan Data Warehouse BPR/BPRS selain itu telah dilakukan upaya implementasi portal integrasi pelaporan SAPIT OJK dan BI-ANTASENA.

7. IS-7 Percepatan Akses Keuangan dan Koordinasi Pengawasan Market Conduct

• IS-7 bertujuan untuk membuka akses keuangan masyarakat dalam rangka mendorong tingkat inklusi keuangan di Indonesia. memperkuat pengawasan market conduct yang kredibel.

• Pada 2020, telah diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 114 tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang dijadikan landasan hukum bagi Kemendagri dalam proses finalisasi SE Mendagri terkait Pengembangan Program Inklusi Keuangan melalui Pembentukan TPAKD.

• OJK bersama Kemenko Bidang Perekonomian (Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif), Kementerian Dalam Negeri dan didukung oleh Asian Development Bank (ADB) meluncurkan Roadmap Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah 2021-2025, yang bertujuan untuk memberikan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menentukan strategi dan arah kebijakan untuk pengembangan TPAKD dan menjadi rujukan dalam rangka penyusunan program kerja dan rencana aksi TPAKD termasuk waktu pelaksanaannya.

• Terkait koordinasi pengawasan market conduct, OJK telah menyusun rancangan peraturan pengawasan market conduct dan mapping irisan pengawasan market conduct dan prudensial. Untuk deliverable penguatan terkait infrastruktur pengawasan market conduct,yang telah dilakukan antara lain: Penyusunan Pedoman Iklan Sektor Jasa Keuangan dan Pedoman Penyusunan Klausul dalam Perjanjian Baku Sektor Jasa Keuangan.

Indonesia Financial Services Authority 2020 Annual Report 116

• Pada 2020, OJK telah melakukan 17 pertemuan dengan stakeholders terkait (antara lain Gubernur Riau, Gubernur Provinsi NTT, Bupati Kupang, Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, BAPPEDA Provinsi DKI Jakarta dan Pemkot Bogor), 2 di antaranya merupakan high level meeting (HLM) sebagai upaya percepatan pemanfaatan obligasi/sukuk daerah sebagai sumber pembiayaan pembangunan di daerah. Pemda Jawa Barat telah mengajukan izin prinsip penerbitan obligasi daerah, namun tidak memperoleh persetujuan dari DPRD, sehingga tidak dapat melanjutkan proses penerbitan obligasi daerah.

• OJK juga melakukan pendampingan pendirian perusahaan efek daerah (PED) kepada BPD Jatim dan BJB. Atas koordinasi intensif yang dilakukan, BJB Sekuritas Jawa Barat telah menyampaikan pengajuan izin pendirian PED kepada OJK dan telah dilakukan pendampingan pelaksanaan proses perizinan PED dengan BJB Sekuritas Jawa Barat.

• Telah dilakukan pengujian/user acceptance test atas modul “Sistem Pernyataan pendaftaran Penawaran Umum Emiten Dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Skala Menengah secara Elektronik” untuk mendukung kemudahan proses pendaftaran.

4. IS-4 Reformasi IKNB

• IS-4 bertujuan untuk mewujudkan sektor jasa keuangan non-bank yang efisien, kuat, dan inklusif melalui pengembangan dan pengaturan IKNB, penguatan pengawasan, dan pengembangan infrastruktur OJK-IKNB. Pada 2020, OJK telah menyusun rancangan arsitektur asuransi, perusahaan pembiayaan dan lembaga keuangan mikro. Selain itu, OJK juga menyusun POJK No 28/POJK.05/2020 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, POJK No 44/POJK.05/2020 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, dan SEOJK No 19/POJK.05/2020 tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi. Dalam konteks penguatan pengawasan, dilakukan penyusunan modul sertifikasi pengawas IKNB dan klasifikasi standar prosedur operasional penerapan pengawasan berbasis risiko. Selain itu, OJK melakukan pengembangan berbagai infrastruktur yang bertujuan untuk memperkuat sistem informasi melalui pengembangan Early Warning Systems (EWS) sehingga dapat dilakukan pertukaran data melalui aplikasi CBEST dan SINVEST.

5. IS-5 Penyederhanaan Proses Bisnis

• IS-5 bertujuan untuk mendorong percepatan proses bisnis OJK yang standar, efektif, dan efisien guna memenuhi kebutuhan stakeholder melalui peningkatan pelayanan perizinan manajemen kelangsungan bisnis (manajemen penanggulangan insiden/krisis/bencana), dan penyempurnaan manajemen sistem keuangan. Telah dilakukan kajian penyederhanaan proses bisnis perizinan, khususnya yang bersifat pelaporan sebagai tindak lanjut hasil laporan gap analysis dan roadmap perizinan terintegrasi. Selanjutnya, telah dilakukan enhancement aplikasi Sistem Informasi Pelaku Usaha Jasa Keuangan Terintegrasi (SIPUTRI) antara lain enhancement engine pengelolaan data; memperluas interkoneksi dengan sembilan platform sumber data pelaku melalui master data management (MDM); penyediaan modul data dan riwayat AP/KAP, pelaku badan hukum/badan usaha dan Gagal Bayar Transaksi Efek.

• OJK has formulated a BOC Regulation (PDK) concerning OJK Business Continuity Management to mitigate the impact of disasters that could potentially disrupt business continuity under normal conditions OJK has developed a financial dashboard and change requests in the SIAUTO application to refine financial system management.

6. SI-6 Information System Roadmap 2018-2022

• SI-6 outlines the main direction and strategies to meet the integrated information system requirements to support OJK performance, including the data, applications and infrastructure. In 2020, rule cleansing and matching were performed to create golden records to assess ability and compliance, and support decision-making and information dissemination to the stakeholders. In addition, the general profiles were mapped and integrated along with the specific profiles of individual financial services providers and financial services sector business entities, containing information on all entities registered at OJK in all applications.

• OJK has also compiled the Geospatial Analytics Development Report for the financial services sector, which aims to illustrate the concepts and benefits of geospatial analytics, and performed feasibility studies concerning geospatial analytics at OJK. Design thinking has also been implemented concerning BDA development using encrypted SLIK data from all commercial banks. SLIK data analysis focuses on three key topics, namely segmentation, intelligence and log analysis.

• OJK has completed Phase II development of the Enterprise Data Warehouse (EDW) for the insurance EWS module/application, the Monitoring Dashboard for the Integrated Registration and Licensing Information System (SPRINT), as well as development of the (Islamic) rural bank Data Warehouse. OJK has implemented the integrated reporting portal SAPIT OJK dan BI-ANTASENA 7. SI-7 Accelerating Financial Access and Coordinated Market Conduct Supervision

• SI-7 aims to unlock public access to finance and improve financial inclusion in Indonesia and to strengthen credible market conduct supervision.

• In 2020, Presidential Regulation (Perpres) No. 114 of 2020 was issued concerning the National Financial Inclusion Strategy which is used as a legal basis for the Ministry of Home Affairs to finalise the Circular Letter concerning Development of the Financial Inclusion Program through Establishment of TPAKD teams.

• In conjunction with the Coordinating Ministry of Economic Affairs (Secretariat of the National Financial Inclusion Board) and Ministry of Home Affairs, and supported by the Asian Development Bank (ADB), OJK launched the Team for Acceleration of Regional Financial Access (TPAKD) Roadmap 2021-2025, which provides guidelines for all stakeholders when determining the strategy and policy direction of TPAKD development and may be used as a reference when preparing TPAKD work programs and action plans, including the implementation schedules.

• In terms of coordinated market conduct supervision, OJK has formulated the market conduct regulatory and supervisory frameworks and mapped the various levels of market conduct and prudential supervision. Strengthening market conduct supervision infrastructure will produce the following deliverables Financial Services Sector Advertising Guidelines as well as guidelines concerning standardised contract clauses in the financial services sector.

8. IS-8 Perluasan Market Akses Industri Jasa Keuangan

• IS-8 bertujuan untuk mendorong perluasan market akses industri jasa keuangan secara keseluruhan dalam rangka mempercepat penyediaan akses keuangan masyarakat dan mendukung pembangunan ekonomi nasional antara lain melalui fasilitasi pendirian Bank Wakaf Mikro (BWM) dan Badan Usaha Milik Desa Center (BUMDes) serta pengembangan KUR klaster. Pada 2020, telah dilakukan upaya pengembangan dan penguatan BWM melalui pelaksanaan survei dampak COVID-19 terhadap nasabah BWM, melaksanakan Forum Online BWM secara berkala, dan merumuskan penyesuaian pendirian BWM baru dengan memperhatikan Protokol Kesehatan di Era New Normal.

• OJK juga telah melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman. Sampai dengan akhir 2020, telah dilakukan fasilitasi pendirian hingga 39 BUMDesa Center bekerja sama dengan PT BUM Desa Indonesia.

• Selain itu, OJK juga memonitor pengembangan pilot project ekosistem KUR Klaster Pertanian di mana Penyaluran KUR skema Klaster kepada 3 kelompok tani (poktan) berjalan dengan baik. Dana KUR tersebut digunakan oleh petani untuk pembersihan lahan, pembelian benih dan pupuk, pembelian saprotan, biaya tanam dan biaya panen.

9. IS-9 Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2020-2024

IS-9 merupakan langkah OJK dalam menetapkan arah kebijakan ke depan untuk dapat membangun ekspektasi dan tujuan yang selaras dengan perkembangan sektor jasa keuangan. Arah kebijakan ke depan tersebut disajikan dalam Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI). MPSJKI berisikan kerangka dasar arah strategis pengembangan sektor jasa keuangan terintegrasi dan komprehensif dalam periode lima tahun. MPSJKI berfungsi sebagai pedoman pengembangan sektor jasa keuangan untuk menciptakan industri keuangan yang stabil, kontributif dan inklusif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. MPSJKI 2020-2024 mengalami penyesuaian memperhatikan kondisi perekonomian dan SJK terkini atas dampak pandemi COVID-19. MPSJKI 2020-2024 yang telah disesuaikan akan diluncurkan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan tahun 2021.

10. PK (Proyek Khusus) - Efektivitas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Proyek tersebut bertujuan untuk merumuskan rekomendasi kebijakan terkait peningkatan penyaluran KUR dengan lebih efektif, efisien, dan bermanfaat, antara lain melalui (i) potensi penggunaan fintech dalam penyaluran KUR; (ii) dampak KUR dalam peningkatan inklusi keuangan masyarakat; dan peningkatan kesejahteraan penerima KUR dari pengusaha mikro menjadi pengusaha kecil dan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Hasil riset membuktikan bahwa KUR secara signifikan meningkatkan tingkat inklusi keuangan yang responsible dan berkelanjutan.

Penguatan Ketahanan dan Daya Saing Sektor Jasa Keuangan

OJK mendorong industri perbankan menjalankan upaya konsolidasi guna

Sebagai landasan, OJK menerbitkan POJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang berlaku sejak diundangkan pada 17 Maret 2020.

POJK tersebut merupakan upaya OJK mengikuti dan menyesuaikan perkembangan ekosistem perbankan Indonesia yang saat ini telah bergerak sedemikian cepat dan dinamis didukung kemajuan teknologi yang terus berkembang. Perubahan tersebut mengharuskan sektor perbankan untuk lebih adaptif, inovatif dan berdaya saing. Besarnya biaya investasi penerapan teknologi pendukung ini memerlukan tuntutan penguatan modal dan peningkatan skala usaha yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tuntutan tambahan modal, peningkatan skala usaha dan dukungan infrastruktur teknologi semakin mengemuka. Selama 2020, terdapat dua konsolidasi Bank Umum.

Perkembangan Digitalisasi Sektor Jasa Keuangan Pengembangan Inovasi Keuangan Digital

OJK sesuai kewenangannya melakukan pemantauan berkala terhadap Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD). Penyelenggara IKD yang memiliki status tercatat diperbolehkan untuk beroperasi sesuai dengan bisnis model yang diajukan dan dapat bekerja sama dengan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang terdaftar dan diawasi oleh OJK. Dalam rangka pengembangan IKD, OJK menetapkan status 2 klaster model bisnis IKD menjadi direkomendasikan, yaitu klaster Social Network & Robo Advisor dan klaster Online Gold Depository. Inovasi yang dilakukan penyelenggara dalam klaster tersebut menunjukan pertumbuhan bisnis dan dimungkinkan terjadinya kolaborasi antara LJK dengan Penyelenggara IKD tersebut. Di sisi lain, penyelenggara telah memiliki mitigasi risiko yang cukup dalam menjalankan kegiatan usahanya. Selanjutnya, Penyelenggara dalam klaster Online Gold Depository direkomendasikan untuk melanjutkan proses perizinan di kompartemen IKNB, sedangkan penyelenggara dalam klaster Social Network & Robo Advisor direkomendasikan untuk dapat mengajukan perizinan di kompartemen Pasar Modal. Hingga akhir 2020, terdapat 87 Penyelenggara IKD dinyatakan tercatat di OJK yang terbagi ke dalam 15 klaster IKD dengan rincian sebagai berikut:

1. IS-1 Inovasi Keuangan Digital untuk Peningkatan Efisiensi dan Inklusi Sektor Jasa Keuangan (SJK):

• IS ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital melalui pengembangan ekosistem dan kesiapan kapasitas pelaku. IS ini juga berfokus dalam mengkaji pengunaan teknologi untuk pengaturan dan pengawasan fintech untuk memitigasi risiko dan mendorong pertumbuhan sistem keuangan secara berkelanjutan dan stabil.

• Salah satu deliverables IS-1 adalah kajian Digital Financial Inclusion Indicator, yang berkesimpulan bahwa awareness terkait keuangan digital di Indonesia masih tergolong rendah. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan digital masih perlu terus dilakukan antara lain melalui penyusunan 3 modul Program Digital Financial Literacy yaitu: (1) Know Your Fintech; (2) Cyber Resilience Person: Self-Protection; dan (3) Customer Support Channel, publikasi buku elektronik (e-book) Smart Digital Indonesia Series dengan judul “Kenali: Produk, Skema, dan Harga Layanan Keuangan Digital”, peluncuran video dan permainan interaktif digital Digitally Aware Consumer (Produk, Skema, dan Harga Layanan Keuangan Digital).

2. IS-2 Penguatan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan Berbasis Teknologi Informasi

• IS-2 dimulai pada 2019, bertujuan untuk mewujudkan pengawasan SJK yang efektif dan efisien, mampu mendeteksi permasalahan SJK secara dini, memberikan respon pengawasan secara cepat dan pemanfaatan sumber daya yang efisien melalui penyediaan sistem informasi pengawasan SJK berbasis teknologi informasi (TI) yang handal dan aman.

• Pada 2020 OJK telah melakukan pengembangan (enhancement) Condensed Report dan aplikasi OJK BOX (OBOX) 2.0. Pengembangan OBOX 2.0 antara lain mencakup penambahan fitur modul permintaan data custom untuk keperluan pemenuhan data dalam rangka analisis pengawasan (offsite supervision) maupun permintaan data awal sebelum melakukan pemeriksaan (onsite supervision).

Capacity building untuk pengawas dan perwakilan bank umum terkait enhancement OBOX 2.0.

3. IS-3 Pendalaman Pasar Keuangan

• IS ini bertujuan untuk meningkatkan peran pasar modal melalui: (i) upaya penerbitan obligasi/sukuk daerah oleh Pemda sebagai sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur; (ii) upaya pendirian Perusahaan Efek Daerah (PED) untuk meningkatkan investor retail di daerah; dan (iii) mempercepat proses Pernyataan Pendaftaran Penawaran Umum Emiten dengan aset skala kecil atau menengah secara elektronik untuk mendukung pembiayaan bagi Emiten dengan aset skala kecil atau menengah.

Strategic Management Improvement

Peningkatan Manajemen Strategis Outlook 2021 Arah Strategis 2021 Laporan Keuangan OJK 2020

Outlook 2021 Strategic Direction 2021 OJK 2020 Financial Report

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN OJK 2020.pdf (Halaman 119-128)