• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekurangan Course Review Horay (CRH)

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 123-127)

PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH)

2. Kekurangan Course Review Horay (CRH)

Menurut Huda (2013: 231) “Menyebutkan beberapa kekurangan model Course Review Horay (CRH), diantaranya adalah sebagai berikut,

a. Antara siswa yang aktif dan pasif nilainya cenderung sama, sulit untuk memberi nilai.

b. Adanya peluang untuk curang (menyontek pekerjaan teman sebelah).

c. Mengganggu suasana belajar kelas lain.

Kurniasih (2015: 81) juga menjelaskan bahwa kelebihan model pembelajaran Course Review Horay adalah:

1. Pembelajaran menarik dan mendorong siswa untuk dapat aktif di dalamnya.

2. Pembelajarannya tidak monoton karena diselingi dengan sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.

3. Siswa lebih semangat belajar karena suasana menyenangkan.

4. Melatih kerjasama antar siswa di dalam kelas.

D. Hasil dan Temuan

Berdasarkan definisi menurut para ahli serta langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay membuktikan dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa. Pada awal kegiatan pembelajaran guru tidak lagi menyampaikan dengan jelas materi yang akan dipelajari, tetapi siswa akan aktif berdiskusi secara kelompok dengan lembar kegiatan kelompok yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa akan mengerti materi dengan sendirinya, jika ada siswa yang belum mengerti materi, siswa dapat menanyakan pada guru. Hal ini, dilakukan untuk memperkuat model agar sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi belajar siswa.

Rini et al (2017: 47-49) mengemukakan dalam hasil penelitiannya bahwa, Pada tahap awal siswa diberi tugas untuk mengidentifikasi masalah, berarti menganalisis suatu pemahaman, dan mengerti mengenai permasalahan yang ada. Model pembelajaran Course ReviewHoray melatih siswa untuk mengidentifikasi permasalahan dari soal yang terdapat pada kuis Course Review Horay, yaitu pada sintaks ketika siswa diberikan soal secara acak dan menuliskan jawabannya di dalam kartu yang nomornya disebutkan guru. kegiatan mengidentifikasi dan merumuskan kembali suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana, dapat membuat siswa lebih memahami konsep materi pembelajaran dengan baik. Dalam menganalisis masalah dibutuhkan jawaban yang menunjukkan kemampuan siswa dalam mencari jawaban yang tepat dan jelas dari setiap pertanyaan dan mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat. Upaya melatih dan membiasakan peserta didik dalam menganalisis dan mencari upaya pemecahan masalah dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Cara meningkatkan kemampuan menganalisis masalah yaitu menghadapkan peserta pada keterampilan untuk memecahkan masalah. Setelah itu siswa diharapkan mampu membuat simpulan yang dibenarkan. Kemampuan menarik simpulan berarti dapat membuktikan kebenaran simpulan sesuai dengan pengetahuan

* 119 * yang diketahui. Dalam tahap penyelesaian soal tersebut, siswa menggunakan cara atau ide sehingga dapat menyimpulkan solusi dari sebuah permasalahan.

Model pembelajaran Course Review Horay memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajarannya terdapat unsur permainan, yaitu kuis Course Review Horay sehingga siswa bersemangat menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan begitu akan terjadi interaksi dan komunikasi antar siswa baik siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar, suasana di dalam kelas eksperimen menjadi menyenangkan dan semua siswa bisa berpartisipasi aktif dalam kuis CourseReview Horay. Begitu juga hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay juga memberikan pengaruh yang signifikan.

Indikator yang pertama yaitu jujur, merupakan perilaku kejujuran siswa dalam mengerjakan soal ujian. Tujuan utama sebuah pendidikan yaitu membentuk kejujuran, sebab kejujuran merupakan modal dasar dalam kehidupan bersama dan kunci menuju keberhasilan [27]. Hal ini dikarenakan siswa kelas eksperimen menggunakan model Pembelajaran Course Review Horay berbasis pendekatan Problem-Based Learning, yang melatih kejujuran siswa ketika mengerjakan kuis Course Review Horay, yaitu ketika sintaks siswa memberi tanda check list (√) dan langsung berteriak “Horay” atau menyanyikan yel-yelnya jika menjawab 3 soal dengan benar secara vertical, horizontal atau diagonal. Dengan demikian, siswa terlatih bersikap jujur meskipun guru tidak mengecek secara langsung setiap jawaban pada saat itu ke setiap kelompok. Pembiasaan sikap jujur di lingkungan sekolah sangat penting dalam proses kegiatan belajar di lingkungan sekolah.

Indikator yang kedua yaitu disiplin, merupakan perilaku kedisiplinan siswa ketika masuk dalam kelas. Dalam sintaks ini, siswa diberi waktu untuk menjawab soal selama 60 detik, sehingga nantinya melatih siswa untuk mengerjakan soal atau tugas dengan disiplin. Untuk mencapai keberhasilan belajar, seorang siswa membutuhkan sikap disiplin dalam proses pembelajaran, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih bernilai, mempunyai makna dan target. Sikap disiplin di lingkungan sekolah merupakan sikap ketaatan siswa terhadap aturan-aturan, tugas-tugas yang diberikan guru, dan proses KBM di kelas.

Indikator yang ketiga yaitu tanggung jawab, merupakan penilaian yang didasarkan pada kegiatan siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru maka hasil belajar yang didapatkan akan lebih baik, sehingga siswa dapat menambah dan memiliki pengalaman dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintregasi. Untuk mengembangkan sikap tanggung jawab di sekolah, guru memberi kesempatan kepada siswa membuat keputusan dari tugas yang diberikan.

Indikator keempat yaitu santun, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru maka hasil belajar yang didapatkan akan lebih baik, sehingga siswa dapat menambah dan memiliki pengalaman dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintregasi. Untuk mengembangkan sikap tanggung jawab di sekolah, guru memberi kesempatan kepada siswa membuat keputusan dari tugas yang diberikan. Di dalam kompetisi permainan, siswa berlomba melawan kelompok lain dengan membiasakan bersikap santun dalam menghargai pendapat atau keberhasilan kelompok lain, sehingga sikap santun akan berimplikasi terhadap pembentukan karakter seseorang.

Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model yang menganut paham pembelajaran konstruktivisme. Pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga dapat membangun pengetahuan secara aktif dalam menemukan fakta, konsep atau prinsip. Kemampuan berpikir kritis penting dimiliki siswa sesuai tujuan pembelajaran dalam paradigma pendidikan nasional abad 21, yaitu untuk memotivasi dan mengokohkan kemampuan memecahkan masalah yang secara baik dan terpadu. Selain itu model pembelajaran Course Review Horay juga bisa membentuk karakter seperti perhatian, tanggung jawab, disiplin,

mengemukakan pendapat dan toleransi. Kesemuanya itu ditunjukkan saat siswa melakukan permainan.

Model pembelajaran CRH didukung oleh teori belajar konstruktivisme yang menjelaskan tentang pentingnya konstruksi pengetahuan dalam pendidikan. Menurut teori ini, guru seharusnya tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tapi juga memberi kesempatan pada siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri. Siswa harus membangun sendiri pengetahuannya dari informasi yang telah diberikan guru sebagai pondasi pengetahuannya. Guru dapat mengajukan suatu permasalahan dan menuntun siswa untuk menggali ide-ide mereka, sehingga mereka bisa menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri ke tingkat yang lebih tinggi.

Sejalan dengan pendapat Piaget dalam kaitannya dengan teori belajar konstruktivisme yaitu pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.

Perkembangan kognitif seseorang bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi terhadap lingkungan. Berdasarkan teori tersebut pembelajaran sebagai proses aktif sehingga pengetahuan yang diberikan kepada siswa tidak diberikan dalam

“bentuk jadi” melainkan mereka harus membentuknya sendiri, sehingga guru dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai fasilitator. Dalam penelitian ini siswa diajak untuk membangun konsep mereka sendiri dengan cara berdiskusi dalam kelompoknya untuk menjawab setiap masalah dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan dalam quiz yang dibuat guru, kemudian menggeneralisasikan dan menyimpulkan hasil kajian atau temuan mereka.

Dari analisis data diketahui bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CRH lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran yang lain. Perbedaan hasil belajar ini terjadi karena adanya perbedaan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Model pembelajaran CRH memberi kesempatan bagi siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan berdiskusi bersama kelompoknya melalui tahapan yang ada pada model pembelajaran CRH dalam suasana yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat menerima materi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kurniasih, Imas & Berlin Sani. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran: Untuk

Meningkatkan Profesi Guru. Jakarta: Kata Pena

Pane, Q. A. (2016). Efektivitas pembelajaran kooperatif tipe course review horay terhadap hasil belajar materi pencemaran lingkungan di SMPN 01 Pulaurakyat Asahan. Jurnal Pelita

Pendidikan, 4(3), 97-104. Retrieved from

https://ejurnal.unilak.ac.id/index.php/lectura/article/download/851/605.18 oktober 2017 Pramadita. A A, Mashuri, & Riza A. (2013). Keefektifan model pembelajaran course review horay

terhadap hasil belajar dan minat belajar siswa. Unnes Journal of Mathematics Education.

2(2): 33-39. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme. (10 oktober 2017) Primahani. E, Suhito, Mashuri. (2013). Keefektifan model course review horay berbantuan powerpoint pada kemampuan pemecahan masalah siswa. Unnes Journal of Mathematics Education. 2(3): 21-27. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme. (08 oktober 2017)

Rini, jekti. P, & Pujiastuti. (2017). Pengaruh penerapan model pembelajaran course review horay berbasis pendekatan problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi. Biodukasi. 15(1): 43-53. Retrieved from https://jurnal.unej.ac.id/index.php/BIOED/article/download/4706/3464. 18 oktober 2017 Salim, A. A, Irwan. S, & Siang. T. G. (2013). Perbedaan hasil belajar siswa SMA Negeri 5 Palu

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dan

* 121 * konvensional pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. J. Akad. Kim. 2(3): 153-159.

Retrieved from http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JAK/article/viewFile/7763/6118. 18 oktober 2017

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wulandari. D, abdul. Q, Susiswo. (2013). Peningkatan motivasi dan pemahaman siswa melalui metode course review horay pada materi lingkaran kelas viii-a smpn kabupaten malang tahun pelajaran 2012/2013. Jurnal unnes. Retrieved from http://jurnal- online.um.ac.id/data/artikel/artikel76CBC7A6937794C070F7B643701E4FC1.pdf. (11 oktober 2017)

Dalam dokumen BUKU MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI KELAS (Halaman 123-127)